Anda di halaman 1dari 1

Berdasarkan penjelasan terkait materi falsafah keadilan, yang dapat saya pahami bahwa

terdapat berbagai perspektif untuk menjelaskan terkait keadilan antara lain pengertian bahwa
keadilan berarti pebdistribusian hak dan kewajiban sesuai porsi. Namun pengertian tersebut
hanya cocok pada skala tatanan social, jika dikaitkan dengan hubungan manusia drngan Tuhan
maka pengertian tersebut tidak cocok untuk digunakan. Pengertian lain bahwa kedailan berarti
sama rata, namun pengertian tersebut malahan dapat menimbulkan kedzaliman yang
mrupakan lawan dari keadilan. Sehinga dalam Islam, keadilan dinggap sebagai pelimpahan
wujud bagi yang berhak. Selain itu, saya juga memahami bahwa ada 2 perbedaan pandangan
terkait takdir dalam hidup. Pandangan pertama dari kaum Determinis menganggap bahwa
segala sesuatu yang terjadi pada manusia merupakan takdir yang telah ditetapkan oleh Tuhan.
Padanagn kedua dari kaum freewill menganggap bahwa manusia bebas memilih takdirnya
tanpa ada campur tangan Tuhan didalamnya. Dalam Islam pandangan tentang takdir tersebut
menganggap bahwa ada takdir yang telah disediakan oleh Tuhan, namun manusia masih
memiliki kebebasan individu untuk memilih pilihannya (jalan hidupya) dengan adanya kekuatan
Tuhan didalamnya dan pilihan yang dipilih tersebut tidak keluar dari takdir-takdir dari-Nya. Dan
jika saya merefleksikan hal tersebut dengan diri sendiri, sebelum mendapat pengetahuan baru
terkait hal ini, saya menganggap bahwa jodoh setiap manusia itu telah ditentukan, sehingga
kita (terutama perempuan) hanya harus menunggu hingga jodoh itu datang. Namun, setelah
mendapat pengetahuan baru terkait hal ini, saya menyadari bahwa Tuhan memang
memberikan pilihan-pilihan untuk dipilih secara bebas oleh makhluk-Nya. Jadi, kita harus tetap
berusaha untuk mencari jodoh tersebut (tanpa menyia_nyikan) bamboo

Anda mungkin juga menyukai