Hal itu kemudian harusnya menjadi acuan dalam mengatur regulasi yang
menyangkut pendidikan agar tidak keluar dari apa yang menjadi cita-citanya sejak
awal. Dan setiap regulasi yang hadir tidak menghambat warga negara dalam
mengakses dunia pendidikan itu sendiri.
Sistem UKT pada dasarnya apabila melihat dari alasan historis, Muh Nuh
mengatakan bahwa setiap tahun biaya kuliah akan menurun, sesuai dengan
kemampuan orang yang membiayainya, kemudian UKT pada dasarnya adalah
system satu kali bayar. Hal ini juga di atur dalam UU No. 12 tahun 2012 tentang
pendidikan tinggi itu sendiri. Sehingga idealnya tidak ada lagi pungutan di luar
UKT hingga Mahasiswa tersebut mencapai gelar sarjana.
Selain itu yang menjadi persoalan pendidikan hari ini terutama pada
pendidikan tinggi yaitu persoalan Otonomi pendidkan. Pemerintah telah
menetapkan kebijakan otonomi pendidikan, sebagaimana mengacu pada UU
No.20/2003 tentang Sisdiknas dalam pasal 53 tentang Badan Hukum Pendidikan
yang menyebutkan: (1) Penyelenggara dan/atau satuan pendidikan formal yang
didirikan oleh Pemerintah atau masyarakat berbentuk badan hukum pendidikan. (2)
Badan hukum pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berfungsi
memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta didik. (3) Badan hukum
pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berprinsip nirlaba dan dapat
mengelola dana secara mandiri untuk memajukan satuan pendidikan. (4) Ketentuan
tentang badan hukum pendidikan diatur dengan Undang-undang tersendiri..
Namun apabila hal itu tidak terjadi atau dalam hal ini pendidikan tinggi tidak
mampu mencari kerja sama maka yang paling mungkin adalah pendidikan tinggi
akan memungat biaya dari Mahasiswa itu sendiri dalam hal ini UKT aakan semakin
meningkat. Kemudian apabila UKT meningkat, maka akan banyak warga negara
yang tidak mampu mengakses pendidikan tingi itu sendiri.
Ini adalah sebagian kecil problematika pendidikan tinggi, dan hal tersebut
harus terselesaikan secara bersama.