Anda di halaman 1dari 22

A Systematic Literature Review

Jurnal dan buku (2002-2022)

N Alat ukur
Peneliti Tahun Subyek Jumlah subyek Definisi Hasil
O (aspek)

1. Felix 2022 Remaja 180 orang Cyber sex merupakan aktivitas Cybersex Semakin tinggi self-esteem
Prabandana pengguna mengakses pornografi berupa dalam yang dimiliki remaja, maka
Sangkara, gadget audio, video, atau teks cerita penelitian ini semakin rendah perilaku
Ainurizan merupakan salah satu kategori akan diukur cybersex pada remaja, begitu
Ridho umum dari perilaku yang menggunakan pula sebaliknya. Tingkat
Rahmatulloh berkaitan dengan seks saat skala cybersex self-esteem remaja pada
menggunakan komputer yang disusun penelitian ini berada pada
peneliti kategori sedang dan diikuti
Hubungan berdasarkan kategori tinggi. Sedangkan
Antara Self- aspek tingkat cybersex remaja pada
Esteem cybersex yang penelitian ini berada pada
Dengan menggunakan kategori sedang dan diikuti
Perilaku konsep kategori rendah.
Cybersex Pada
Grubbs, Volk,
Remaja
Exline, dan
Pargament
(2015).

2. Andrianus 2022 Pelajar 60 orang Cybersex, menurut Laier adalah Cybersex Hasil penelitian
Tejo Kusumo, rentang usia perilaku seksual yang dilakukan Scale skala menunjukkan bahwa ada
Yudi Tri 18-21 tahun melalui aplikasi internet. Jenis ISTT hubungan negatif antara
Harsono perilaku seksual ini mirip berdasarkan kemampuan kontrol diri dan
dengan menonton atau empat aspek cybersex yang berarti,
mengunduh konten seksual, cybersex semakin tinggi kemampuan
seperti gambar, video, atau Delmonico pengendalian diri maka
cerita yang meningkatkan gairah dan Miller semakin rendah cybersex
The seksual. Namun, cybersex tidak yaitu: Online pada mahasiswa di
Relationship lagi terbatas pada melihat atau Sexual Universitas TK. Dengan
Between Self- mengunduh konten pornografi. Compulsivity demikian, tingkat perilaku
control and Kini, cybersex bisa dilakukan (OSC), Online cybersex yang ditunjukkan
Cybersex in melalui chatting untuk Sexual oleh mahasiswa remaja di
Adolescent meningkatkan gairah seksual; Behavior- Universitas TK dapat
Students at the metode umum lainnya adalah Social (OSB- dipengaruhi oleh
University of dengan melakukan panggilan S), Online kemampuan pengendalian
TK video satu sama lain untuk Sexual diri.
membangkitkan gairah seksual Behavior-
di antara lawan bicara. Isolated
(OSB-I),
Online Sexual
Spending
(OSP), dan
Minat Online
Perilaku
Seksual.
3. Evlin Kristina 2022 Remaja 218 orang Cybersex menurut Cooper Skala Internet Hasil menunjukkan bahwa
Wati Siregar, Akhir usia (2002) merupakan aktivitas Sex Screening adanya pengaruh pada
Silvia Eka 18-22 tahun melihat gambar erotis, terlibat Test (ISST) cybersex behavior terhadap
Mariskha, dalam chatting tentang seks, berdasarkan self control dan religiusitas
Meyritha saling tukar menukar gambar, teori Berdasarkan uji korelasi
Trifina Sari atau pesan email tentang seks. Delmonico yang dilakukan diketahui
Carners, Delmonico, dan Griffin (1999) bahwa pengaruh self control
(2001) mengkategorikan sebesar 11,7% untuk
Pengaruh Self beberapa bentuk perilaku mengurangi cybersex
Control dan cybersex, yang pertama adalah behavior pada remaja akhir.
Religiusitas mengakses pornografi di
internet seperti gambar, video, Serta pengaruh religiusitas
Terhadap sebesar 30,4% untuk
Cybersex cerita teks, majalah, film, dan
game (Sari Ridhoi ,2012). mengurangi cybersex
Behavior Pada behavior pada remaja akhir.
Remaja Akhir

4. Nagesta 2021 Remaja 200 remaja usia Cybersex, yaitu rangkaian Skala ini Hasilnya menunjukkan ada
Mayke Heryan 15-17 tahun di kegiatan seksual dengan tujuan menggunakan hubungan antara perilaku
& Yovana Kota Kendal. untuk mendapatkan kesenangan aspek perilaku cybersex dengan kontrol
Retno seksual melalui internet, yang cybersex dari diri.
Anggraini dapat diikuti dengan atau tanpa Cooper,
masturbasi (Ross, dkk., 2004). (Boies,
Hal 34 Knudson &
Young 2004)
Hubungan yang terdiri
Kontrol Diri dari: aktivitas,
dengan refleksi,
Perilaku kesenangan,
Cybersex Pada dan
Remaja di rangsangan
SMA “X”
Kota Kendal

5. Sarah Fathia 2021 Mahasiswa 122 orang Cybersex adalah mengakses Berdasarkan hasil data yang
Puteri & Indri mahasiswa pornografi di diperoleh, kelima aspek dari
Utami cybersex memiliki hubungan
Sumaryanti internet, yang terlibat dalam
real-time yaitu percakapan yang positif dengan
tentang seksual online dengan keempat kategori pre-
orang lain, dan mengakses marital sex, sehingga
Hubungan multimedia software (Carners, semakin tinggi aspek
Antara Delmonico, & Griffin, 2001).
Perilaku Hal 28 cybersex, semakin tinggi
Cybersex juga kategori pre-marital
dengan Pre- sex, begitupun sebaliknya.
Marital Sex
pada
Mahasiswa
Universitas X
di Kota
Bandung
6. Laily Aura 2021 Emerging 189 partisipan Menurut Madden (dalam Alat ukur Hasil analisis membuktikan
Nisya Habibi adult (18-25 Attwood, 2009) menjelaskan yang hubungan yang dimiliki
& Afif tahun) cybersex sebagai kombinasi digunakan antara loneliness dengan
Kurniawan antara seks dan teknologi. Hal untuk perilaku cybersex bersifat
724 mengukur tidak signifikan. disamping
perilaku itu hubungan yang terjadi
Hubungan cybersex antara loneliness dengan
Loneliness menggunakan dimensi online sexual
dengan skala Internet behavior-social dan online
Perilaku Sex Screening sexual behavior-isolated
Cybersex pada Test (ISST) bersifat tidak signifikan,
Emerging yang namun hubungan yang
Adult dikembangkan terjadi antara loneliness
oleh dengan dimensi interest in
Delmonico online sexual behavior
(1997). Alat bersifat signifikan.
ukur ISST ini
merupakan
self-report
yang bersifat
multidimensi,
yang terdiri
atas 7
dimensi, dan
pada
penelitian ini
hanya
digunakan 3
dimensi dari
alat ukur ISST
yaitu online
sexual
behavior -
social, online
sexual
behavior-
isolated dan
interest in
online sexual
behavior.

7. Trissa Lonyka, 2021 Mahasiswa 216 orang Kuesioner Pada variabel perilaku
Krismi Diah perilaku cybersex terdapat 12
Ambarwati cybersex partisipan yang masuk
menggunakan kedalam kategori tinggi, 68
skala The partisipan termasuk dalam
Hubungan Internet Sex kategori sedang, dan 136
Kecerdasan Screening partisipan masuk kedalam
Emosional Test (ISST) kategori rendah.
dengan oleh
Perilaku Delmonico &
Cybersex pada Miller (2003).
Mahasiswa
yang Bermain
Peran (Role
Player) di
Platform
Sosial Media
Twitter

8. Rizka 2020 Mahasiswa Jumlah Cybersex merupakan bentuk Penelitian Hasil penelitian
Huwaidah, informan permainan peran yang berpura- dilakukan menunjukkan bahwa
Dewi pura atau seolah menganggap dengan cybersex disebabkan oleh
Rokhmah, & sebanyak 7 dirinya melakukan hubungan rasa penasaran, iseng,
Mury Ririanty orang, 5 orang seksual secara nyata, dengan teknik pengaruh teman sebaya,
sebagai menggambarkan sesuatu yang wawancara paparan iklan berkonten
informan utama mendorong fantasi seksual secara pornografi, stimulus obrolan
dan 2 orang mereka (Supusepa, 2011). Hal langsung tabu dari lawan bicara,
Penyebab sebagai menggunakan
Perilaku 348 mudahnya akses internet,
informan panduan serta pengaruh dari film
Cybersex dan wawancara,
Dampaknya tambahan. dewasa. Perilaku seks
pada Perilaku dokumentasi pranikah yang dilakukan
Mahasiswa dan observasi. informan terdiri dari kissing,
(Studi necking, petting, hingga
Kualitatif di intercourse. Dampak yang
Kabupaten dirasakan informan atas
Jember) perilaku cybersex adalah
terganggunya waktu tidur
dan informan cenderung
terjaga hingga larut malam
karena melakukan cybersex.
Selain itu, apabila tidak
melakukan cybersex,
informan merasakan
perasaan bingung, merasa
ada yang kurang, dan
gelisah.

9. Suciati & Ayu 2020 Mahasiswa Cybersex adalah subkategori Terdapat perbedaan yang
Amalia Online Sexual Activities (OSA) signifikan dalam intensitas
dan didefinisikan sebagai ketika mengakses konten
pornografi
dua orang atau lebih terlibat
Cybersex dalam pembicaraan seksual saat (cybersex) di Official
Online online untuk tujuan kenikmatan Account (OA) LINE antara
Activities mahasiswa laki-laki dan
Among seksual dan mungkin termasuk
Students in atau tidak termasuk masturbasi. perempuan, melihat lebih
Yogyakarta (Danebeck, dkk: 2004). Hal dekat responden dalam
2544 penelitian ini, dapat
disimpulkan bahwa
perempuan dapat
berhubungan dengan tingkat
intensitas yang lebih tinggi
daripada laki-laki.

10. Dinda 2020 Pelaku 114 orang Cybersex dipandang sebagai Alat ukur Hasil menunjukkan tidak
Nuraniwati & cybersex di sarana dalam mengatasi perilaku yang terdapat hubungan antara
Suhana aplikasi seksual melalui komputer secara digunakan loneliness dan cybersex
dengan perolehan hasil uji
anonim online maupun offline (Carnes, adalah
korelasi Rank Spearman
(whisper) Delmonico, & Griffin, 2001). Internet Sex
Hal 378 Screening koefisien korelasi sebesar
Test (ISST) 0,122 dengan nilai
Hubungan yang disusun signifikansi sebesar 0,197
Loneliness (p>0,05). Sehingga dapat
oleh
dengan diartikan tidak semua yang
Delmonico & merasa kesepian melakukan
Perilaku Miller (2003) cybersex. Begitupun
Cybersex pada untuk sebaliknya, tidak semua
Pelaku mengukur orang yang cybersex
Cybersex di perilaku dikarenakan merasa
Aplikasi cybersex. kesepian.
Anonim

11. Chika Dewi 2020 Remaja 125 orang Alat ukur 57 orang dengan self-esteem
Sukma, pengguna cybersex ISST rendah dan 68 orang dengan
Suhana media sosial dari self-esteem tinggi.
twitter dan Delmonico Sedangkan untuk cybersex
whisper yang sudah terdapat 17 orang dengan
Hubungan diadaptasi resiko cybersex yang tinggi,
Self-Esteem sebelumnya. 78 orang dengan resiko yang
dengan sedang dan 30 orang dengan
Perilaku resiko yang rendah.
Cybersex pada
Pengguna
Twitter dan
Whisper

12. Christiany 2020 Generasi 168 orang Cybersex menurut Carners Menggunakan Hasil penelitian
Juditha (dalam Carners dan Griffin, alat
Milineal 2001) adalah aktivitas pengukuran menyimpulkan bahwa
mengakses pornografi di ISST meliputi sebagian besar responden
Cybersex internet, terlibat dalam real-time lima variabel melakukan aktivitas seks
Behavior in yaitu percakapan tentang yaitu: offline (masturbasi/onani,
Millenial seksual online dengan orang senggama/berhubungan
Generation lain, dan mengakses multimedia Online Sexual badan, bercumbu dan seks
software. Compulsivity oral) selama kurun enam
(OSC), Online bulan terakhir. Mayoritas
Sexual responden juga mengaku
Behaviour- berhubungan badan dengan
Social (OSBS) pacar, teman dekat, orang
,Online Sexual asing (baru dikenal) tanpa
Behaviour- ikatan pernikahan. Sebagian
Isolated besar responden melakukan
(OSB-I), aktivitas cybersex sebanyak
Online Sexual satu-dua kali seminggu di
Spending rumah sendiri.
(OSS) Interest
In Online,
Sexual
Behavior
(IIOSB).

13. Harmaini & 2018 Remaja 400 remaja Cybersex adalah aktivitas- Skala Cyber Hasil penelitian menunjukan
Sri Ayu yang berusia aktivitas yang mengandung Pornography adanya perbedaan cybersex
Novitriani 12-21 tahun unsur porno didalamnya, seperti Use Inventory pada remaja ditinjau dari
melihat gambar- gambar erotis,
terlibat dalam chatting tentang (CPUI) usia dan jenis kelamin,
seks, saling tukar menukar dimana cybersex pada usia
Perbedaan gambar atau pesan email tentang remaja akhir lebih tinggi
Cybersex Pada seks (Cooper, 2002). Hal 137- dibandingkan dengan usia
Remaja 138 remaja awal dan usia remaja
Ditinjau dari madya, serta cybersex pada
Usia dan Jenis laki-laki lebih tinggi
Kelamin Di dibandingkan dengan
Pekanbaru Cybersex sebagai sebuah bagian
dari Online Sexual Activity perempuan.
(OSA) dan juga dapat
didefenisikan sebagai individu
yang menggunakan internet
untuk mendapatkan hal-hal yang
menarik dalam aktifitas seksual.
(Cooper et al., 2004) Hal 140

Cybersex adalah mengakses


pornografi di internet, terlibat
dalam real-time yaitu
percakapan tentang seksual
online dengan orang lain, dan
mengakses multimedia software
(Carners, Delmonico, & Griffin,
2001) Hal 141

14. Nila 2018 Remaja 496 remaja di Laier (2012) mengungkapkan skala Internet Berdasarkan hasil penelitian,
Anggreiny & bahwa cybersex berkaitan
Septi Mayang Kota Padang dengan perilaku yang Sex dapat dilihat bahwa di Kota
Sarry dimotivasi secara seksual di Screening Padang terdapat 12 orang
internet melalui aplikasi Test (ISST) (2,6%) remaja yang berada
internet. Senada berdasarkan pada kategori sangat
Perilaku teori beresiko
dengan definisi tersebut, Delmonico
Cybersex pada Cooper, Delmonico, Griffin cybersex, 305 orang (65%)
Remaja (1999).
berada pada kategori
-Shelley, dan Mathy (2004) beresiko, dan 152 orang
menyatakan bahwa (32,4%) berada pada
kategori beresiko rendah.
cybersex sering disebutkan
sebagai subkategori dari OSA Hal ini menunjukkan bahwa
dari 496 remaha di Kota
(Online Sexual Activities) yang Padang, sebagian besar
berhubungan dengan berada pada kategori
penggunaan internet untuk beresiko
terlibat dalam aktivitas yang
memuaskan secara seksual. Hal Cybersex.
213

15. Elisabeth 2018 Subjek 18 Sampel 1 (n Cybersex dapat didefinisikan Ukuran hasil Hasilnya menunjukkan
Franc, Yasser =191), sebagai penggunaan aktivitas utama dari bahwa CysexMQ memadai
Khazaal, tahun ke seksual online, seperti penelitian ini untuk menilai motif
Katarzyna atas dan Sampel 2 (n pornografi, pertunjukan adalah cybersex.
Jasiowka, pengguna =204)
Thibault situs web seks langsung, webcam, atau CysexMQ.
dengan
Lepers, konten ruang obrolan. Dikatakan bahwa
segala sesuatu yang dapat
Francesco terkait seks dilakukan secara seksual dalam
Bianchi- kehidupan nyata dapat
Demicheli, & dilakukan di Internet (Carnes,
Stéphane 2001). Hal 601
Rothen

Factor
structure of the
Cybersex
Motives
Questionnaire

16. Yaniv Efrati & 2018 Remaja 713 remaja Cybersex adalah interaksi online Pengukuran Analisis juga
Yair Amichai- Israel (383 laki- untuk mencapai rangsangan aktivitas mengungkapkan bahwa
Hamburger laki dan 330 seksual (Daneback, Cooper, & online terkait semakin tinggi prevalensi
perempuan) Månsson, 2005). Hal 3 seksual.Respo PU (Pornography Use),
The Use of berusia 14 nden ditanya semakin tinggi prevalensi
Online hingga 18 tahun apakah SROA (Sexual Related
Pornography mereka pernah Online Activity), dan
as terlibat dalam semakin tinggi orientasi
Compensation salah satu dari keterikatan kesepian dan
for Loneliness sembilan tidak aman (kecemasan
and Lack of perilaku dan/atau penghindaran).
Social Ties berikut (ya Penting untuk dicatat bahwa
Among Israeli atau tidak): asosiasi yang ditemukan
Adolescents berbicara antara perilaku seksual
tentang seks (offline dan online) dan gaya
dengan keterikatan dan/atau
seseorang kesepian adalah lemah.
yang mereka
kenal,
berbicara
tentang seks
dengan
seseorang
yang tidak
mereka kenal,
mendiskusika
n pengalaman
seksual
mereka sendiri
dengan
seseorang
yang mereka
kenal,
mendiskusika
n pengalaman
seksual
mereka sendiri
dengan
seseorang
yang tidak
mereka kenal,
mendiskusika
n pengalaman
seksual
seseorang
dengan
seseorang
yang mereka
kenal,
mendiskusika
n pengalaman
seksual
seseorang
dengan
seseorang
yang tidak
mereka kenal,
menerima foto
erotis dari
seseorang,
mengirim foto
erotis mereka
sendiri ke
seseorang, dan
melakukan
"seks di
Internet".

17. Amanda L. 2017 Mahasiswa 339 orang OSA (Online Sexual Activity) menggunakan Hasil menemukan bahwa
Giordano & sebagai perilaku online apapun Internet 10,3% mendapat
Craig S. yang berkaitan dengan
Cashwell seksualitas mulai dari Scale of the skor dalam kisaran klinis
memperoleh pendidikan dan Sexual untuk kecanduan cybersex.
dukungan hingga mencari Addiction Selanjutnya, ditemukan
rangsangan seksual atau Screening perbedaan gender yang
Cybersex Test-Revised signifikan di antara
Addiction pasangan seksual (Cooper &
Griffin-Shelly, 2002). Hal 1 (SAST-R; kelompok rentang klinis dan
Among Carnes et al., non-klinis karena laki-laki
College 2010). lebih cenderung mendapat
Students: A skor dalam rentang klinis
Prevalence untuk kecanduan cybersex.
Study

18. Resi Khastari 2017 Remaja 205 orang Laier (2012) mengungkapkan Alat Ukur Hasil penelitian
Usia 15-19 bahwa cybersex berkaitan Skala menunjukkan bahwa
tahun dengan perilaku yang dimotivasi Cybersex terdapat hubungan negatif
Hubungan secara seksual di internet yang signifikan antara
Kecerdasan melalui aplikasi internet. kecerdasan moral dengan
Moral dengan Perilaku tersebut meliputi cybersex pada remaja,
Cybersex pada perilaku interaktif (obrolan seks, bahwa kecerdasan moral
Remaja merekam diri sendiri atau dapat memperkuat perilaku
menonton rekaman orang lain positif dan menurunkan
dalam aksi seksual) dan perilaku perilaku negatif
yang lebih pasif (menonton
pornografi di internet).

19. Dr Rafael 2016 Mahasiswa 1.557 subjek Istilah “cybersex” atau aktivitas Internet Sex Hasil menunjukkan
Ballester- berusia antara seksual online (OSA) mengacu Screening persentase yang signifikan
Arnal Ph.D, 18-25 tahun. pada aktivitas berbasis internet, Test (ISST) dari partisipan yang beresiko
Mr Jesus diadaptasi dan (9%) atau secara patologis
Castro Calvo, materi, dan perilaku yang divalidasi (1,7% pada pria dan 0,1%
Dr M. Dolores bersifat seksual (Döring, untuk populasi pada wanita) teridentifikasi.
Gil- Daneback, Shaughnessy, Grov, Spanyol
& Byers, 2015). Ini terdiri dari (Ballester, Gil,
Llario & serangkaian kegiatan yang dapat Gomez, & Gil,
Beatriz Gil- dilakukan baik sendiri atau 2010) dari
Julia dalam interaksi dengan versi asli oleh
pengguna lain (Shaughnessy, Delmonico
Byers, & Walsh, 2011). Hal 2 (1997).
Cybersex
Addiction: A
Study on
Spanish
College
Students

20. Rd. Nur 2016 Remaja 77 orang Perilaku mengakses materi Alat ukur 42 orang (54,55%) remaja
Shabrina Gea Akhir porno (cybersex) dapat berupa yang pelaku Cybersex yang
Ghaisani, Suci melihat gambar-gambar erotis, digunakan memiliki Loneliness tinggi.
Nugraha. terlibat dalam chatting yang adalah
memuat obrolan erotis, saling Rosenberg
bertukar gambar atau pesan Self Esteem
Hubungan Self email tentang seks, real time Scale dan
Esteem dan dengan pasangan fantasi. UCLA
Loneliness Loneliness
pada Pelaku Scale.
Cybersex di
Bandung

21. Kristina Kusu (2015) Siswa 80 orang remaja Skala perilaku Mayoritas partisipan
await menengah (50 laki-laki, 30 cybersex yang melakukan setidaknyaa lima
Candrasari pertama, perempuan) diataptasi dari dari delapan perilaku.
siswa skala ISST
menengah (The Internet
Gambaran atas, dan Sex Screening
Perilaku mahasiswa Test) yang
Cybersex Pada di Salatiga disusun oleh
Remaja Delmonico &
Miller.

22. Jan Snagowski 2015 Remaja 123 Laki-laki Cybersex harus mencakup Untuk menilai Kecenderungan kecanduan
dan Matthias laki-laki gejala seperti kehilangan kecenderunga cybersex tampaknya terkait
Brand kendali, keasyikan, penarikan n untuk dengan kecenderungan
diri, dan keterlibatan terus- mendekati pendekatan/ penghindaran.
menerus dalam aktivitas seksual atau Pertama, individu yang
Symptoms of online meskipun ada menghindari melaporkan gejala
Cybersex konsekuensi negatif. Selain itu, rangsangan kecanduan cybersex yang
Addiction can kecanduan cybersex seharusnya terkait lebih tinggi cenderung
be linked to tidak hanya dikaitkan dengan kecanduan mendekati atau menghindari
both konsumsi pornografi tetapi menggunakan gambar-gambar porno,
approaching mungkin juga dengan semua Kompatibilitas sementara hal ini tidak
and avoiding aktivitas. Selain konsumsi -Respon- berlaku untuk rangsangan
pornographic pornografi, kegiatan ini lebih Stimulus netral. Kedua, kami
stimuli: results lanjut mencakup penggunaan (SRC). menemukan bahwa
from a analog toko seks online dan kepekaan terhadap gairah
sample of pendidikan/informasi seksual, seksual serta perilaku
regular mencari kontak seksual serta seksual yang bermasalah
cybersex users menggunakan layanan terkait berinteraksi dengan
pekerjaan seks. kecenderungan
pendekatan/penghindaran
terhadap gambar-gambar
porno, yang mengarah ke
efek akumulasi pada
kecenderungan kecanduan
cybersex.

23. Aviv 2015 Dewasa 267 partisipan Cybersex biasanya melibatkan Penelitian ini Hasil menunjukkan bahwa
M.Weinstein, menonton, mengunduh, dan menggunakan keinginan akan pornografi,
Rinat Zolek, perdagangan online pornografi tes kecanduan gender, dan kesulitan dalam
Anna Babkin, atau terhubung ke ruang obrolan Cybersex, membentuk hubungan intim
Koby Cohen, menggunakan permainan peran yang terdiri secara signifikan
& Michel dan fantasi untuk pria (21) dan dari 20 memprediksi frekuensi
Lejoyeux ruang ini memungkinkan orang pertanyaan penggunaan cybersex dan
untuk mengeksplorasi dan tentang menyumbang 83,7% varian
menyelidiki dorongan seksual kecanduan peringkat penggunaan
Factors dan fantasi pribadi mereka cybersex cybersex.
predicting secara online. Hal 2 termasuk
cybersex use pornografi.
and difficulties
in forming
intimate
relationships
among male
and female
users of
cybersex

24. Noni Novika 2012 Siswa 83 orang remaja Cybersex terjadi ketika orang Alat ukur 67% remaja yang melakukan
Sari Ridhoi tingkat (43 laki-laki, 40 menggunakan komputer yang yang aktivitas cybersex
Meilona Purba sekolah perempuan) berisi tentang teks, suara dan digunakan melakukan aktivitas tersebut
menengah gambar yang didapatkan dari berupa angket dalam rangka rekreasi
pertama, software atau internet untuk dan (recreational users), 29%
Gambaran sekolah stimulus seksual dan secara menggunakan merupakan pengguna
Perilaku menengah khusus mencakup 64 dua atau skala ISST beresiko (at risk users), dan
Cybersex pada atas, dan lebih orang berinteraksi di disusun oleh hanya 4% merupakan
Remaja di perguruan internet yang membangkitkan Delmonico pengguna kompulsif (sexual
Kota Medan tinggi yang gairah seksual satu dengan yang (dalam Laws compulsive users)
direkruit di lainnya. &
beberapa O‟Donohue,
warung 2008) yang
internet di selain
sekitar kota digunakan
Medan. sebagai
selfadminister
ed, juga untuk
menggambark
an tingkat
masalah
perilaku
cybersex

25. Kristian 2004 Dewasa 1828 orang Cybersex sebagai subkategori Kuesioner Sebanyak 30% laki-laki dan
Daneback, usia 18-65 OSA dimana Internet online terdiri 34% perempuan dilaporkan
M.S.W., Al tahun dari pernah mengalaminya;
Cooper, & digunakan untuk aktivitas yang Namun, perbedaan jenis
Sven-Axel memuaskan secara 93 pertanyaan, kelamin tidak signifikan.
Mansson, ditampilkan di
75 halaman
seksual (Cooper, & Griffin- web, dan
Shelley, 2002). Hal 322 dipecah
An Internet
Study of menjadi tujuh
Cybersex bagian.
Participants

26.

27.

28.

Anda mungkin juga menyukai