22839
523
524 | Chika Dewi Sukma, et al.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN rendah dibanding self competence ditunjukkan dengan 75
orang atau 60% memiliki self liking rendah dan 55 orang
A. Hubungan Antara Self Esteem dengan Perilaku Cybersex
atau 44% memiliki self competence yang rendah. Hal ini
Berikut adalah penelitian mengenai hubungan antara menunjukkan bahwa individu yang melakukan cybersex
self esteem dengan perilaku cybersex, yang diuji memiliki masalah dalam self liking yaitu nilai sosial yang
menggunakan teknik analisis korelasi Rank Spearman. dianggap berasal dari dalam diri individu itu sendiri dan
Hasil pengujian dijelaskan pada tabel 1. memandang dirinya tidak mampu dalam bersosialisasi di
lingkungan. Hal ini sejalan dengan fenomena yang ada di
Corrrelation mana pelaku cybersex menggunakan identitas anonim
Signifikansi N karena ingin menutupi dirinya yang sulit bersosialisasi.
Berdasarkan hasil data juga diperoleh, kelima aspek
Coefficient dari cybersex memiliki hubungan yang negatif dengan
kedua kategori self-esteem, sehingga semakin tinggi aspek
-.372 .000 125 cybersex, semakin rendah kategori self-esteem, begitupun
sebaliknya. Aspek online sexual spending pada cybersex
dengan kategori self-competence pada self-esteem memiliki
Tabel 1. Korelasi Self Esteem dengan Cybersex nilai koefisien korelasi paling tinggi diantara yang lainnya,
yaitu sebesar 0.372 yang berarti kedua variabel tersebut
termasuk dalam kategori yang cukup. Sedangkan untuk nilai
koefisien korelasi yang paling rendah yaitu terdapat pada
Cybersex aspek online sexual behavior isolated pada cybersex dengan
Jumlah kategori self-competence pada self-esteem, yaitu sebesar
Self- Rendah Sedang Tinggi 0.205 yang berarti kedua variabel tersebut termasuk dalam
Esteem kategori sangat lemah. Maka dari itu, hubungan yang cukup
% antara online sexual spending dengan self-competence,
F % F % F F % dapat disimpulkan bahwa individu yang memiliki self-
competence tinggi akan memiliki online sexual spending
Rendah 12 10% 30 24% 15 12% 57 46% yang lemah.
Sedangkan hubungan yang sangat lemah antara self-
competence dengan online sexual behavior, bisa dinyatakan
Tinggi 18 14% 48 39% 2 2% 68 55% bahwa individu yang memiliki self-competence tinggi tidak
menjamin individu tersebut juga memiliki online sexual
behavior yang rendah.
Total 30 24% 78 62% 17 14% 125 100%
KESIMPULAN
Tabel 2. Tabulasi Silang Self Esteem dengan Cybersex
Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, peneliti
Dari tabel-tabel di atas, dapat diketahui bahwa besarnya menyimpulkan beberapa hasil penelitian sebagai berikut:
hubungan antara self esteem dengan perilaku cybersex 1. Self-Esteem memiliki hubungan negatif dengan
adalah negatif (-0.372) yang berarti korelasi tersebut perilaku Cybersex yang artinya semakin rendah
termasuk dalam kategori cukup dengan taraf signifikansi self-esteem semakin tinggi perilaku cybersex. Dari
untuk hipotesis sebesar 0.000 yang artinya terdapat hasil penelitian juga menunjukkan bahwa individu
hubungan yang sangat signifikan. Tanda positif (-) pada yang memiliki self-esteem tinggi lebih banyak
koefisien korelasi yang didapat menunjukkan adanya dibanding self-esteem rendah karena perilaku
hubungan yang negatif antara perilaku cybersex dengan cybersex juga tidak berada di tingkat yang tinggi.
self-esteem, sehingga semakin tinggi self-esteem, maka 2. Perilaku cybersex memiliki hubungan negatif
akan semakin rendah perilaku cybersex, begitupun dengan self-esteem yang dibuktikan dengan
sebaliknya. banyaknya perilaku cybersex berada di tingkat
sedang atau at risk.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh terdapat 57 orang 3. Hubungan Self-Esteem dengan Perilaku Cybersex
dengan self-esteem rendah dan 68 orang dengan self-esteem ditunjukkan dalam hasil penelitian memiliki
tinggi. Sedangkan untuk cybersex terdapat 17 orang dengan hubungan negatif sebesar (-0.327) yang sangat
resiko cybersex yang tinggi, 78 orang dengan resiko yang signifikan dengan taraf signifikansi sebesar 0.000
sedang dan 30 orang dengan resiko yang rendah. Menurut (p<0.05) artinya memiliki hubungan yang sangat
Rosenberg (Tafarodi & Milne, 2002) ada dua aspek dalam erat.
self esteem, yang pertama adalah self competence dan yang
kedua, self liking. Berdasarkan hasil penelitian, self liking
individu yang melakukan cybersex cenderung pada tingkat
Psikologi
526 | Chika Dewi Sukma, et al.
B. Saran Praktis
1. Bagi subjek penelitian diharapkan bila memiliki
keluhan perilaku cybersex agar menghubungi tenaga
profesional untuk mencari bantuan dan disarankan
untuk memperbaiki self-esteem agar menjadi lebih
tinggi dengan berusaha meningkatkan kepercayaan
diri terhadap diri sendiri.
2. Bagi tenaga profesional kesehatan mental seperti
konselor dan terapis untuk dapat mempertimbangkan
aspek self-esteem dalam menangani individu yang
mengalami adiksi cybersex dengan memotivasi
individu agar meningkatkan self-esteem dan lebih
percaya diri.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Carnes, P. J., Delmonico, D. D. & Griffin, E. J. (2001) Internet
addiction: Hazelden Foundation.
[2] Carnes, P., Delmonico, D. L., & Griffin, E. (2001). In The
Shadows of The Net: Breaking Free of Compulsive Online Sexual
Behavior. In Hazelden (1st editio). Center City, Minnesota.:
Hazelden Foundation.
[3] Cooper, A. (2002). Sex and the internet. U.S.A.: Brunner-
Routledge.
[4] Cooper, A., Delmonico, D. L., & Burg, R. (2000). Cybersex
Users, Abusers, and Compulsives: New Findings and
Implications. Sexual Addiction and Compulsivity, 7(1–2), 5–29.
https://doi.org/10.1080/10720160008400205
[5] Delmonico, D. L., & Miller, J. A. (2003). The Internet Sex
Screening Test: A Comparison Of Sexual Compulsives Versus
Non-Sexual Compulsives. Sexual and Relationship Therapy,
18(3), 261–276. https://doi.org/10.1080/1468199031000153900
[6] Khaira, Putri (2018). Hubungan Antara Self Esteem dengan Body
Image Pada Remaja Pria. Universitas Islam Indonesia
[7] Harianto, Erika (2017) Hubungan Antara Agresi Relasional Dan
Self Esteem Mahasiswi Universitas X. Universitas Islam
Indonesia
[8] Rahmawati, Siti (2015). Hubungan Antara Self Esteem dan Adiksi
Cybersex Pada Mahasiswa. Universitas Indonesia
[9] Rao T.S.S., dkk (2018) Cyber Sex Addiction: An Overview. India
[10] RD, Ghaisani (2016) Hubungan Self Esteem dan Loneliness pada
Remaja Akhir Pelaku Cybersex di Bandung. Universitas Islam
Bandung.
[11] Santrock, J.W. (2012). Life-span development (rev Ed). Jakarta:
Penerbit Erlangga
[12] S.K. Pramod (2017). Young Keralaite Eyes in Cybersex. Raleigh.
[13] Varfi N, Rothen S, Jasiowka K, Lepers T, Bianchi-Demicheli F,