Anda di halaman 1dari 14

GADJAH MADA JOURNAL OF PSYCHOLOGY

VOLUME 1, NO. 2, MEI 2015: 106 – 119


ISSN: 2407-7798

Peran Kepercayaan Interpersonal Remaja yang Kesepian


dalam Memoderasi Pengungkapkan Diri pada Media
Jejaring Sosial Online
Firman Alamsyah Ario Buntaran1, Avin Fadilla Helmi2
Program Magister Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

Abstract. The aim of this research is to study the role of online interpersonal trust that
moderating relation between loneliness and online self disclosure to the 162 students. This
research was using loneliness scale, online self disclosure scale, and online interpersonal
trust scale. The result of this study indicated that there is a significant relationship between
loneliness and online self disclosure moderated by online interpersonal trust. There is no
significant difference level of online self disclosure both male and female student. Female
student spent more time than male student in online networking site. The study also found
that female students have more online social networking sites such as Facebook, Twitter,
Instagram, etc. than male students. Three hours range is a prolonged period of time most
widely used participant.
Keywords: loneliness, selfdisclosure, online interpersonal trust

Abstrak. Penelitian ini meneliti peran kepercayaan interpersonal secara online memperkuat
hubungan antara kesepian dan pengungkapan diri pada 162 siswa-siswi. Alat ukur dalam
penelitian ini adalah skala kesepian, skala pengungkapan diri, dan kepercayaan
interpersonal di jejaring sosial online. Hasil penelitian ini tidak menemukan perbedaan yang
signifikan antara siswa perempuan dibandingkan laki-laki pada diri secara online dalam
mengungkapkan diri. Siswa perempuan lebih lama dalam waktu penggunaan jejaring sosial
online dibandingkan dengan siswa laki-laki. Penelitian juga menemukan bahwa siswa
perempuan memiliki situs jejaring sosial online lebih banyak seperti Facebook, Twitter, dan
Instagram dibandingkan dengan siswa laki-laki. Penggunaan waktu selama tiga jam adalah
rentang waktu paling banyak digunakan oleh partisipan. Terdapat hubungan yang
signifikan antara kesepian dan pengungkapan diri secara online yang dimoderatori oleh
kepercayaan interpersonal online.
Kata kunci: kesepian, pengungkapan diri, kepercayaan interpersonal jejaring sosial online

Masyarakat1 pada saat ini tengah hidup bentuk komunikasi tatap muka secara lang-
dalam sebuah era informasi digital. Terjadi sung menjadi komunikasi yang termediasi
perubahan dalam cara berkomunikasi dari oleh teknologi. Situs jejaring sosial online
misalnya telah menjadi bentuk komunikasi
1
baru bagi kalangan remaja, dewasa hingga
Korespondesni mengenai artikel ini dapat
orangtua sekalipun.
dilakukan melalui:
firman.alamsyah@mail.ugm.ac.id Pertemanan dalam jejaring sosial online
2 Atau melalui: avinpsi@ugm.ac.id saat ini merupakan bagian dari kehidupan

E-JURNAL GAMA JOP 106


KEPERCAYAAN INTERPERSONAL, REMAJA KESEPIAN, JEJARING SOSIAL

sehari-hari. Remaja menempati proporsi nama sekolah, menempel kota asal, membe-
paling besar pengguna komunikasi elektro- ritahu nama asli, memposting kesukaan
nik baru seperti Instant Messaging, E-mail, seperti film, musik dan buku, memposting
dan pesan teks, serta komunikasi melalui tanggal lahir, memposting status hubungan
situs internet seperti Blog, jejaring sosial pacaran, dan memposting video tentang
online, dan situs internet (Subrahmanyam & diri.
Greenfield, 2008). Goldner (2008) mengemukakan bahwa
Remaja memiliki kebutuhan untuk alasan kuat remaja aktif di jejaring sosial
memiliki dan bersama dalam jaringan adalah untuk meningkatkan popularitas
sosialnya serta meningkatkan hubungan diri dikalangan kelompok sebaya remaja.
interpersonal untuk mengaktualisasikan Hipotesis kompensasi sosial (social compen-
diri melalui keterampilan interpersonal. sation hypothesis) menjelaskan bahwa remaja
Pengungkapan diri merupakan keteram- yang mengalami kecemasan sosial meng-
pilan interpersonal yang penting dalam alami kesulitan mengembangkan persaha-
perkembangan remaja. Namun sebagian batan secara tatap muka sehingga cende-
besar dari remaja memiliki keterampilan rung menggunakan Facebook sebagai cara
sosial yang rendah (Goldner, 2008). Berda- untuk megatasi ketidakmampuan berinte-
sarkan penelitian yang dilakukan oleh raksi secara tatap muka (Zywicka &
Bargh, McKenna, dan Fitzsimons (2002), Danowski, 2008; Baron & Branscombe
tampak bahwa remaja yang pemalu dan (2012).
keterampilan sosial yang rendah mampu Menurut Greene, Derlega, dan
mengekspresikan apa yang mereka anggap Mathews (2006) semua bentuk baik komuni-
menjadi "diri sejati" mereka lebih mudah kasi verbal dan non verbal yang bersifat
melalui media jejaring sosial online diban- mengungkapkan informasi tentang diri dan
dingkan melalui interaksi tatap muka. perilaku komunikatif merupakan perilaku
Waktu berlebih yang digunakan untuk pengungkapan diri. terdapat beberapa
menggunakan Facebook terkait erat dengan dimensi yang berpengaruh pada proses
perasaan kesepian yang dialami remaja pengungkapan diri yang berhubungan
(Ingvadottir, 2014). Individu yang introvert dengan proses perkembangan kedekatan
dilaporkan memiliki motivasi yang signi- hubungan menurut Altman dan Taylor
fikan untuk bergabung dalam Facebook, dalam teori penetrasi sosial (Derlega &
Amichai-Hamburger, Wainapel, dan Fox Barbara, 1997). Dimensi pertama adalah
(2002). keluasan topik (topic breadth), berapa
Berdasarkan data yang dilaporkan informasi yang diungkapkan mengenai
Madden, Lenhart, Duggan, Cortesi, dan topik-topik pembicaraan khusus, yang
Gasser (2013) 95% remaja dengan rentang kedua adalah frekuensi keluasan (breadth
usia 12 - 17 tahun aktif secara online. Survei frequency) mengenai topik-topik pembicara-
yang melibatkan 802 remaja tersebut mela- an informasi yang berbeda-beda, yang
porkan bahwa 81% remaja menggunakan ketiga adalah dimensi waktu (topic time)
situs jejaring sosial online. Ada 77% remaja mengenai berapa banyak waktu yang dila-
aktif dan menggunakan Facebook, dan 24% lui ketika berbicara antar individu tentang
menggunakan Twitter. Aktifitas remaja pembicaraan tertentu, dan yang keempat
selama aktif dalam jejaring sosial online adalah kedalaman topik (topic depth)
diantaranya adalah memasang foto pada mengenai tingkat keintiman dalam meng-
akun jejaring sosial online, memposting ungkapkan informasi diri.

E-JURNAL GAMA JOP 107


BUNTARAN & HELMI

Menurut Lu (2013) dalam pandangan wa anak-anak dan remaja yang kesepian


teori modal sosial, media sosial online disa- menggunakan komunikasi online secara
dari potensinya menghasilkan modal sosial, berbeda dibandingkan dengan anak-anak
menghilangkan kesepian dan merangsang dan remaja yang tidak kesepian. Dapat
produktifitas, serta adanya imbal balik disimpulkan juga bahwa untuk remaja yang
didalamnya. Lin (1999) memandang bahwa berkomunikasi secara online, mereka dapat
modal sosial sebagai konstruksi elastis, memenuhi kebutuhan pengungkapan diri,
menjelaskan manfaat yang dapat diterima eksplorasi identitas dan interaksi sosial.
dari hubungan seseorang dengan orang Leung (2011), dan Schwartz (2010)
lain. Ellison, Steinfield, dan Lampe (2006) melakukan penelitian mengenai aktivitas
juga menunjukkan bahwa penggunaan sosial online pada remaja untuk mengung-
facebook yang intens berkaitan erat dengan kap hubungan antara preferensi berinterak-
pembentukan dan pemeliharaan modal si sosial online dengan kesepian, dukungan
sosial. Ellison, Steinfield, dan Lampe (2007) sosial dan efek mediasi eksperimen iden-
berargumen bahwa dalam pandangan mo- titas online. Individu-individu yang kese-
dal sosial, jumlah ikatan sosial yang dimiliki pian dan memiliki tingkat dukungan sosial
pengguna media jejaring sosial ditemukan offline yang lebih rendah berpeluang untuk
terkait dengan hipotesis Peningkatan Sosial bereksperimen identitas secara online diban-
(Social Enhancement hypothesis). Pengguna dingkan dengan mereka yang kurang kese-
yang lebih rendah pada kepuasan hidup pian atau tidak kesepian. Kesepian dan
dan harga diri rendah akan mengembang- dukungan sosial offline ditemukan secara
kan modal sosial yang lebih tinggi dengan signifikan berkaitan dengan preferensi un-
menggunakan Facebook dalam menjalin tuk berinteraksi pada jejaring sosial online.
pertemanan.
Berger (2011) dan Frye dan Dornisch
Teori penetrasi sosial menandaskan (2010) meneliti tentang peran kepercayaan
supaya hubungan dalam jejaring sosial te- interpersonal pada jejaring sosial online.
tap terbina dan faktor yang penting adalah Hasilnya adalah kepercayaan pada peng-
orang saling percaya. Menurut Rempel, guna jejaring sosial online merupakan
Holmes, dan Zanna (1985) kepercayaan variabel moderator pada pertemanan secara
tersebut terlihat berkembang dari penga- online.
laman masa lalu dan interaksi sebelumnya,
Hipotesis pada penelitian ini adalah
sehingga berkembang sebagai hubungan
kepercayaan interpersonal menguatkan
yang matang.
hubungan antara kesepian dengan peng-
Penelitian yang dilakukan Jin (2013), ungkapan diri di situs jejaring sosial online.
Clayton, Osborne, Miller, dan Oberle (2013)
Penelitian ini dilakukan dengan meng-
juga menguatkan hipotesis mengenai kese-
gunakan metode kuantitatif pada siswa-
pian dan pengungkapan diri. Dalam pene-
siswi SMA Negeri Yogyakarta sebagai
litian tersebut ditemukan bahwa tingkat
subjek penelitian yang berjumlah 162 orang.
kesepian terkait kegiatan berkomunikasi.
Penelitian ini dilakukan dengan metode
Individu-individu yang kesepian melihat
pengisian tiga skala, yaitu skala pengung-
Facebook sebagai media yang berguna untuk
kapan diri pada situs jejaring sosial online,
mengungkapan diri secara sosial dan
skala kesepian, dan skala kepercayaan
terkoneksi.
interpersonal pada situs jejaring sosial
Bonetti, Campbell, dan Gilmore (2010) online.
dalam penelitiannya mengungkapkan bah-

108 E-JURNAL GAMA JOP


GADJAH MADA JOURNAL OF PSYCHOLOGY
VOLUME 1, NO. 2, MEI 2015: 106 – 119
ISSN: 2407-7798

1913.453 (p<0,05). Uji Keiser-Meyer-Olkin


Kepercayaan Measure of sampling adequacy sebesar 0,916.
interpersonal Hal ini dapat disimpukan bahwa analisis
faktor tepat digunakan untuk menganalisis
data. Rotasi yang digunakan adalah ortho-
gonal dengan teknik varimax dengan meng-
Kesepian Pengungkapan Diri hasilkan dua dimensi. Koefisien realibilitas
secara Online dengan alpha Cronbach sebesar 0,915
(Buntaran & Helmi, 2013).
Gambar 1. Kerangka penelitian
Skala Kepercayaan Interpersonal pada jejaring
sosial online
Metode Skala kepercayaan interpersonal dalam
jejaring sosial menggunakan online trust
Skala pengungkapan diri pada jejaring sosial scale yang dibuat oleh Helmi dan Pratiwi
online (Helmi, 2013). Berdasarkan hasil uji konsis-
Skala keterbukaan diri disusun oleh tensi aitem-total pada skala kepercayaan
Suryani dan Helmi (Helmi, 2013). Berda- interpersonal online diperoleh koefisien
sarkan uji konsistensi aitem total diperoleh aitem total berkisar antara 0,319 sampai
hasil koefisien bahwa ada 10 aitem yang dengan 0,515 kecuali pada aitem nomor 4, 5,
mempunyai koefisien aitem total yang dan 11 di bawah 0,3. Ada 16 aitem yang
dikoreksi kurang dari 0,3. Oleh karena itu, diujicobakan untuk keperluan validasi
ke 10 aitem tersebut digugurkan. Koefisien konstruk dengan melibatkan siswa dari
daya beda bergerak dari 0,335 sampai SMA di Kota Malang, Lampung, dan
dengan 0,650 sebanyak 14 aitem. Uji Medan sebanyak 230 orang. Berdasarkan
validiasi konstruk dilakukan pada 211 siswa Barlett’s Test of Sphericity diperoleh nilai kai-
SMA di Yogyakarta melalui exploratory kuadrat sebesar 2245,612 (p<0,05), uji Keiser-
factor analysis. Dengan Barlett’s Test of Meyer-Olkin Measure of sampling adequacy
Sphericity diperoleh nilai kai-kuadrat sebesar sebesar 0,771. Hal ini dapat disimpukan
1913.453 (p<0,05). Hasil uji Keiser-Meyer- bahwa analisis faktor tepat digunakan
Olkin Measure of sampling adequacy sebesar untuk menganalisis data. Selanjutnya
0,916. Koefisien reliabilitas dengan alpha dilakukan exploratory factor analysis dengan
Cronbach sebesar 0.847. menggunakan rotasi orthogonal teknik
varimax diperoleh sebanyak 5 dimensi tetapi
Skala Kesepian yang dapat digunakan ada 3. Pertimbangan
yang digunakan ke-4 dimensi, yaitu
Skala kesepian yang digunakan dalam dimensi ke-5 jumlah aitemnya terlalu
penelitian ini menggunakan skala kesepian sedikit, yaitu 1 aitem. Adapun Koefisien
yang diadaptasi dari skala kesepian UCLA reliabilitas dengan menggunakan alpha
versi tiga yang dikembangkan Russell pada Cronbach sebesar 0,82.
tahun 1996 (Buntaran & Helmi, 2013). Uji
confirmatory factor analysis pada skala adap-
tasi kesepian UCLA dengan Barlett’s Test of
Sphericity diperoleh nilai kai-kuadrat sebesar

E-JURNAL GAMA JOP 106


BUNTARAN & HELMI

Hasil dan subjek laki-laki dengan 30,2%, x =49.


Adapun interval usia subjek dalam peneli-
Analisis dalam penelitian yang dilaku- tian ini (Tabel 2) merupakan kelompok usia
kan menggunakan model regresi ganda yang homogen, yang tergolong usia remaja
yang menjelaskan variabel moderator dengan rentang rentang usia 13 hingga 16
sebagai variabel yang mengubah arah atau tahun. Proporsi usia tertinggi adalah usia 15
menguatkan hubungan antara prediktor (62.3%), yang terbagi menjadi 65,30% subjek
dan kriterium, dengan persamaan regresi: penelitian laki-laki dan 61,06% subjek
Yi  0  1X1i  2X2i  3X1i . X2i  Ei penelitian perempuan. Pada kelompok usia
16 tahun dengan 28.4% yang terbagi
Moderator adalah variabel yang me- menjadi 28,58% subjek penelitian laki-laki
nentukan kondisi di mana prediktor yang dan 28,31% subjek penelitian perempuan,
diberikan terkait dengan kriterium (Aiken & pada kelompok usia 14 tahun sebanyak
West, 1991). Moderator berfungsi ketika 8.6% yang terbagi menjadi 6,12% subjek
prediktor dan kriterium ada kaitannya. penelitian laki-laki dan 9,74% subjek
Dengan adanya moderasi menyiratkan efek penelitian perempuan, dan pada kelompok
interaksi, sehingga memungkinkan suatu usia 13 tahun dengan jumlah 0,6% atau
variabel moderasi mengubah arah atau hanya satu subjek penelitian perempuan.
besarnya hubungan antara dua variabel.
Tabel 1
Sebuah efek moderasi bisa menjadi: (a)
Profil Umum Subjek Penelitian
Meningkatkan (enhancing), dimana pening-
katan moderator akan meningkatkan efek Variabel Jumlah %
prediktor pada kreterium; (b) Buffering, di- Laki-Laki 49 30.2
mana peningkatan moderator akan meng- Perempuan 113 69.8
urangi efek dari prediksi pada kriterium
Total 162 100,0
dan (c) Antagonis, dimana peningkatan
moderator akan membalikkan efek dari pre- Tabel 3 memperlihatkan bahwa subjek
diktor pada kriterium (Elite Research, 2013). laki-laki dan perempuan pada jumlah
Statistik deskriptif variabel penelitian berbeda dalam waktu penggunaan jejaring
terlihat pada Tabel 1. sosial online. Perempuan rata-rata ( x = 2.51,
Total subjek sebanyak 162 subjek pene- µ=2.51) lebih banyak menggunakan jejaring
litian. Mayoritas subjek penelitian adalah sosial online dibandingkan dengan laki-laki
perempuan dengan jumlah 69,8%, x =113 ( x = 49, µ=2.41).

Tabel 2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Jumlah % (%)
Usia Total %
L P L P
13 - 1 - 0,89 1 0,617
14 3 11 6,12 9,74 14 8,64
15 32 69 65,30 61,06 101 62,34
16 14 32 28,58 28,31 46 28,4
Jumlah 49 113 100,0 100,0 100 100,0

110 E-JURNAL GAMA JOP


KEPERCAYAAN INTERPERSONAL, REMAJA KESEPIAN, JEJARING SOSIAL

Tabel 3
Perbedaan Jumlah Jam Penggunaan Jejaring Sosial Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Rata-Rata Jumlah %


Laki-laki 2.41 49 100
Perempuan 2.51 113 100
Total 2.48 162 100

Tabel 4
Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin dan Rentang Waktu Penggunaan Jejaring
Sosial Online
Rentang Waktu Laki-laki % Perempuan % Total %
>8 jam 2 4,08 2 1,77 4 2,47
1-3 Jam 41 83,67 95 84,07 136 83,95
4-6 Jam 6 12,24 16 14,16 22 13,58
Total 49 100 113 100 162 100

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui Sedangkan untuk kriteria 2 akun me-


rentang waktu penggunaan jejaring sosial nempati posisi kedua terbanyak setelah 4
online berdasarkan jenis kelamin. Rentang akun yang dimiliki. Untuk subjek penelitian
waktu 1 sampai 3 jam merupakan rentang laki-laki berjumlah x =22 atau 44,89%
mayoritas dari ketiga rentang waktu sementara perempuan x =21 atau 18,58%.
dengan jumlah total x =136 atau 83,95% Untuk kriteria jumlah 2 akun, laki-laki lebih
subjek penelitian. Rentang waktu 4 sampai banyak dibanding perempuan dan jumlah
6 jam merupakan rentang kedua dengan akun terbanyak yang dimiliki. Sedangkan
jumlah total x =22 atau 13,58% subjek untuk kepemilikan 3 akun, tidak ada perbe-
penelitian. Sisanya rentang waktu lebih dari daan signifikan antara laki-laki dan perem-
8 jam dengan jumlah total subjek penelitian puan. Laki-laki pada kepemilikan 3 akun
x =4 atau 2,47%. Berdasarkan perbedaan dengan 22,24% sedangkan perempuan
jenis kelamin tidak terdapat perbedaan 22,12%, dengan jumlah total laki-laki dan
yang signifikan antara laki-laki dan perem- perempuan 22,22%.
puan pada rentang waktu penggunaan Tabel 6 menyajikan deskripsi data yang
jejaring sosial online. terkait informasi berbagai situs jejaring
Berdasarkan Tabel 5 memperlihatkan sosial online yang digunakan subjek
jumlah akun yang dimiliki subjek penelitian penelitian. Terdapat 27 nama situs jejaring
untuk mengakses situs jejaring sosial. sosial yang digunakan subjek penelitian.
Mayoritas subjek penelitian mempunyai Facebook merupakan situs jejaring sosial
empat akun jejaring sosial online. Subjek yang paling banyak yaitu 94,44% dan
penelitian laki-laki berjumlah x = 12 sedang- disusul oleh Twitter (93,21%), Instagram
kan perempuan berjumlah x = 38. Terdapat dengan 28,40%, dan Google+ 16,67%. Sejalan
perbedaan kepemilikan akun yang dimiliki dengan pendapat Marwick (2012) bahwa
antara laki-laki dan perempuan. Perempuan Facebook adalah hanya satu bagian dari
lebih banyak memiliki akun jejaring sosial sistem media sosial yang lebih besar dalam
online dibandingkan dengan subjek peneli- masyarakat. Individu memiliki profil
tian laki-laki. Facebook, akun Twitter, Blog Tumblr, akun

E-JURNAL GAMA JOP 111


BUNTARAN & HELMI

Tabel 5
Perbedaan Jumlah Akun Berdasarkan Jenis Kelamin pada Penggunaan Jejaring Sosial Online
Jumlah Pengguna %
Jumlah Akun Jumlah Total %
L P L P
1 2 6 4,08 5,3 8 4,93
2 22 21 44,89 18,58 43 26,54
3 11 25 22,44 22,12 36 22,22
4 12 38 24,48 33,62 50 30,86
5 2 13 4,08 11,5 15 9,25
6 - 5 - 4,42 5 3,08
7 - 4 - 3,53 4 2,46
8 - 1 - 0,88 1 0,61
Jumlah 49 113 100 100 162 100
Total 162 100 100 162 100

Tabel 6
Nama Akun Jejaring Sosial Online dan Jumlah Pengguna
Nama Akun Jejaring Sosial Jumlah Pengguna %
Facebook 153 94,44
Twitter 151 93,21
Instagram 46 28,40
Google+ 27 16,67
Line 26 16,05
Blogspot 21 12,96
Path 17 10,49
Youtube 16 9,88
Whatsapp 12 7,41
Tumblr 11 6,79

Foursquare dan Instagram Photostream, (µ=43,53) dan subjek penelitian perempuan


masing-masing akun mengirimkan infor- (µ=44,85), F=0,270, nilai p=0,604. Namun
masi pribadi kepada massa yang besar. dapat diindikasikan subjek perempuan
Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui lebih tinggi tingkat kesepiannya dibanding-
bahwa perempuan (µ=3.59) lebih banyak kan subjek penelitian laki-laki. Untuk
memiliki akun jejaring sosial online diban- variabel kepercayaan interpersonal juga
ding subjek penelitian laki-laki (µ=2.80) F= tidak terdapat perbedaan yang signifikan
4,078, nilai p=0,045.
Tabel 7
Pada Tabel 8 skor rata-rata tiap varia-
Jumlah Akun Jejaring Sosial Online Berdasarkan
bel. Tidak terdapat perbedaan yang signi-
Jenis Kelamin
fikan antara subjek penelitian laki-laki
(µ=37.94) dan perempuan (µ=37.88), F= 0,219 Jenis_ Rata-
Jumlah F p
Kelamin rata
dan nilai p=0,641. Pada variabel kesepian
juga tidak ditemukan perbedaan skor rata- Laki-laki 2.80 49
4,078 0,045
rata antara subjek penelitian laki-laki Perempuan 3.59 113

112 E-JURNAL GAMA JOP


KEPERCAYAAN INTERPERSONAL, REMAJA KESEPIAN, JEJARING SOSIAL

antara subjek penelitian laki-laki (µ=59,22), online. Nilai R2=0,605, menunjukkan


dan subjek penelitian perempuan (µ=59.63), bahwa 60,5% variabel pengungkapan
nilai F=0,079; p>0,05). diri dapat dijelaskan oleh variabel
Adapun hasil analisis tahapan model kepercayaan interpersonal, sedangkan
regresi dalam penelitian sebagai berikut: sisanya 30,5% dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak dimasukkan dalam
1. Regresi variabel kesepian dengan varia-
penelitian ini.
bel pengungkapan diri. Hasil regresi
menunjukkan skor F=5.730; p<0,05 yang 3. Regresi variabel moderator atau inter-
menunjukkan bahwa kesepian memiliki aksi antara variabel kesepian dan
hubungan dengan pengungkapan diri. variabel kepercayaan interpersonal
Nilai R2=0,032, menunjukkan bahwa (perkalian antara variabel kesepian dan
3,2% variabel pengungkapan diri dapat variabel kepercayaan interpersonal ter-
dijelaskan oleh variabel kesepian, sisa- hadap pengungkapan diri menunjukkan
nya 96,8% sisanya dijelaskan oleh varia- nilai F= 80.796; p<0,01 dan R2=0,605, hal
bel lain yang tidak dimasukkan dalam ini menunjukkan bahwa sumbangan
penelitian ini. efektif sebesar 60,5% diberikan variabel
moderator (interaksi antara variabel
2. Regresi variabel kepercayaan interper-
kesepian dan variabel kepercayaan
sonal online dengan variabel pengung-
interpersonal) terhadap pengungkapan
kapan diri. Hasil regresi menunjukkan
diri, sisanya 39,5% dijelaskan oleh
skor F=121.748; p<0,01 yang menunjuk-
variabel lain yang tidak dimasukkan
kan bahwa kepercayaan interpersonal
dalam penelitian ini.
memiliki hubungan yang signifikan
dengan pengungkapan diri secara

Tabel 8
Deskripsi Perbedaan Skor Rerata Pengungkapan Diri, Kesepian, dan Kepercayaan Interpersonal
Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Skor Rata-rata F p
Pengungkapan diri pada Laki-laki 49 37.94
jejaring sosial Online 0,219 0,641
Perempuan 113 37.88
Kesepian Laki-laki 49 43.53
0,270 0,604
Perempuan 113 44.85
Kepercayaan interpersonal Laki-laki 49 59.22
pada jejaring sosial online 0,079 0,779
Perempuan 113 59.63

Tabel 9
Hasil Uji Hipotesis

Model IV DV R R Square F p Beta


1 K PD 0,180 0,032 5.730 0,022 - 0,180
2 KI PD 0,778 0.605 121.748 0,000 0,770
3 KSP * KI PD 0,778 0,605 80.796 0,000 0,164

E-JURNAL GAMA JOP 113


BUNTARAN & HELMI

Hasil analisis moderasi dapat diperoleh sumbangan efektif yang diberikan sebesar
dengan cara membandingkan antara model 60,5%.
1, model 2, dan model 3. Hasil analisis Hal ini sejalan dengan pendapat
menunjukkan bahwa variabel moderator Hawkley dan Cacioppo (2007) bahwa kese-
berperan dalam menguatkan hubungan pian yang dialami individu menunjukkan
antara variabel kesepian dan variabel bahwa representasi koneksi mental sese-
pengungkapan diri. Hasil analisis regresi orang dengan orang lain dicirikan oleh
ketiga variabel penelitian ini dapat digam- dimensi individual, relasional, dan kolektif.
barkan seperti pada Gambar 2. Pada tingkat kolektif, perasaan identifikasi
kelompok dan kohesi memenuhi kebutuhan
Diskusi untuk memiliki sehingga kesepian dapat
diatasi. Hal ini dapat menjelaskan temuan
Hasil analisis regresi moderator meng- penelitian mengenai keterkaitan antara
hasilkan nilai F=80.796; p<0,05 dan dan kesepian dan pengungkapan diri. Dalam
R2=0,605. Adapun persamaan regresi ketiga pandangan Hofstede (1991) masyarakat
variabel dapat diuraikan sebagai Y=11,423 + kolektif lebih menekankan kepentingan
-0,075 kesepian +0,512 kepercayaan inter- kelompok yang lebih besar, masyarakat,
personal +0,002 moderator. Dapat dilihat dan keluarga sehingga menekankan pen-
dari persamaan garis regresi bahwa keper- tingnya saling ketergantungan, memper-
cayaan interpersonal merupakan variabel tahankan hubungan, membuat keputusan
moderator yang penting terkait hubungan berdasarkan kebutuhan kelompok. Menurut
antara kesepian dan pengungkapan diri Shin dan Park (2005) pada budaya kolektifis
pada jejaring sosial online, dengan sum- terkait dengan ikatan sosial yang hirarkis
bangan efektif sebesar 60,5%. Namun dan memperkuat pembentukan kepercaya-
variabel kesepian hanya memberikan sum- an dalam masyarakat, bahwa budaya kolek-
bangan sebesar 3,2% terhadap pengung- tif berkomunikasi secara tidak langsung,
kapan diri secara online. Interaksi antara dan lebih menekankan pada kepentingan
variabel kesepian dan variabel kepercayaan kelompok yang lebih besar dari pada diri
interpersonal juga menunjukkan bahwa mereka sendiri (Durand, 2010; Van Dyne,
interaksi kedua variabel menghasilkan Vandewalle, Kostova, Latham, &
sumbangan yang signifikan terhadap peng- Cummings, 2000).
ungkapan diri pada jejaring sosial online

Kepercayaan
interpersonal
β2= 0,770
β3=0,164

Kesepian Pengungkapan Diri


β=- 0,180 secara Online

Gambar 2. Hasil analisis regresi ketiga variabel penelitian

114 E-JURNAL GAMA JOP


KEPERCAYAAN INTERPERSONAL, REMAJA KESEPIAN, JEJARING SOSIAL

Lebih lanjut Hofstede juga menjelaskan gunaan jejaring sosial online terkait dengan
bahwa orang cenderung mempercayai peningkatan modal sosial dalam upaya
orang-orang yang berasal dari kelompok mengurangi kesepian yang dialami. Indi-
yang sama (Allik & Realo, 2004). vidu merasa terhubung dengan orang lain
Pengungkapan diri dalam suatu kelompok serta tertarik untuk memperkuat hubungan
membantu untuk membangun identitas yang telah dibina melalui persahabatan
kelompok, serta memperkuat hubungan jejaring sosial online. Selain itu penggunaan
antar anggota kelompok (Chen, 2013). situs jejaring sosial online memungkinkan
Selain itu, pengungkapan antara individu individu untuk memperkuat hubungan
dan kelompok-kelompok berfungsi sebagai yang terpisah jarak.
cara untuk verifikasi informasi pribadi pada Mayoritas subjek penelitian adalah pe-
kelompok. Kepercayaan interpersonal pada rempuan dengan jumlah 69,8%, x = 113 dan
budaya kolektif merupakan modal bagi subjek laki-laki sejumlah 30,2%, x =49.
masyarakat didalamnya, masyarakat Sejalan dengan penelitian yang diungk-
cenderung mempercayai satu sama lain apkan Eler (2011) bahwa jenis kelamin
sebagai bagian dari anggota kelompok memainkan peran kunci dalam penelitian.
masyarakat kolektif dan kolektivisme Perempuan diasumsikan lebih pada pemel-
mempunyai efek yang besar terhadap iharaan hubungan dengan keluarga dan
kepercayaan secara horisontal (Park, 2007). teman-teman sebagai alasan utama untuk
Putnam (2000) menerangkan bahwa menggunakan situs media sosial, sedang-
modal sosial terdiri dari dua aspek penting kan pria cenderung terkait dengan hobi
yakni menjembatani (bridging) dan ikatan untuk menggunakan media sosial. Berda-
sosial (bonding). Wellman dan Wortley sarkan jumlah jam penggunaan berdasarkan
(1990) menerangkan bahwa hubungan subjek penelitian apat diketahui bahwa
emosional yang begitu dekat sebagai ang- subjek laki-laki dan perempuan berbeda
gota keluarga dan teman-teman yang baik pada jumlah berbeda dalam waktu peng-
memberikan ikatan (bonding) modal sosial gunaan jejaring sosial online. Perempuan
modal, yang memungkinkan timbal balik, rata-rata ( x =2.51, µ=2.51) lebih banyak
dukungan emosional dalam persahabatan. menggunakan jejaring sosial online diban-
Ikatan jaringan memperkuat partisipasi dingkan dengan laki-laki ( x = 49, µ=2.41).
dalam jejaring sosial online ((Bian dan Subjek penelitian perempuan diketahui
Leung, 2013; Putnam (1995) dan dapat me- lebih banyak memiliki akun jejaring sosial
ningkatkan kebahagiaan seseorang. Dengan online dibanding subjek penelitian laki-laki.
meningkatnya kontak antar personal atau Pada Tabel 8 skor rata-rata tiap varia-
kontak sosial dalam lingkup jejaring sosial bel. Tidak terdapat perbedaan yang signifi-
online mempunyai potensi meningkatkan kan antara subjek penelitian laki-laki
rasa bahagia dan mencegah masalah kese- (µ=37.94) dan perempuan (µ=37.88), F=0,219
pian (Kim, Larose, & Peng, 2009). dan nilai p=0,641. Pada variabel kesepian
Derlega dan Chaikin (Erdost, 2004) juga juga tidak ditemukan perbedaan skor rata-
berpendapat bahwa saling mengungkapkan rata antara subjek penelitian laki-laki
dalam relasi sosial membantu mempercepat (µ=43,53) dan subjek penelitian perempuan
pengembangan hubungan dan pembentuk- (µ=44,85), F=0,270, nilai p=0,604. Namun
an kepercayaan. Sejalan dengan penelitian dapat diindikasikan subjek perempuan
yang dilakukan oleh Burke, Marlow, dan lebih tinggi tingkat kesepiannya dibanding-
Lento (2010) mengungkapkan bahwa peng- kan subjek penelitian laki-laki. Untuk

E-JURNAL GAMA JOP 115


BUNTARAN & HELMI

variabel kepercayaan interpersonal juga dan (4) Kepercayaan interpersonal dalam


tidak terdapat perbedaan yang signifikan pertemanan yang dibangun dalam situs
antara subjek penelitian laki-laki (µ=59,22), jejaring sosial tinggi namun tidak terdapat
dan subjek penelitian perempuan (µ=59.63), perbedaan tingkat kepercayaan
nilai F=0,079; p>0,05). penggunaan jejaring sosial online yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa signifikan antara laki-laki dan perempuan.
kepercayaan interpersonal yang besar pada
pengguna media jejaring sosial online Saran
merupakan temuan penting terkait modal Saran-saran berikut ini diajukan seba-
sosial yang ada. Remaja yang kesepian gai bentuk respons terhadap proses
menggunakan situs jejaring sosial sebagai maupun hasil penelitian yang tidak dapat
modal sosial (sebagai ikatan sosial dan diakomodasi oleh peneliti karena berbagai
media yang menjembatani) untuk menga- alasan. Saran-saran tersebut adalah sebagai
tasi permasalahan psikologis dalam hal ini berikut: (1) Saran pada orangtua, guru, dan
kesepian yang dialami. Sehingga dengan masyarakat luas. Berdasarkan hasil
menggunakan Facebook, kesepian yang penelitian dapat diketahui bahwa kesepian
dialami dapat diatasi. Media sosial online terkait dengan pengungkapan diri pada
memberikan dampak yang positif bagi situs jejaring sosial online dengan dukungan
masyarakat dalam meningkatkan kesejah- peran kepercayaan interpersonal. Hal
teraan psikologis. tersebut penting untuk menjadi perhatian
bagi orangtua, pendidik, dan masyarakat
Kesimpulan terkait dengan pengungkapan diri remaja
pada situs jejaring sosial online, diharapkan
Berdasarkan hasil penelitian pada 162 dapat memberikan informasi dan penga-
siswa-siswi SMA Negeri Yogyakarta, maka rahan terhadap masalah kesepian dengan
dapat disimpulkan bahwa: (1) Kepercayaan pengungkapan diri pada jejaring sosial
interpersonal mampu menguatkan hubung- online.
an antara kesepian dengan pengungkapan Orangtua dan pendidik dihadarapkan
diri pada situs jejaring sosial online. (2) mampu menanggulangi masalah kesepian
Berdasarkan rentang waktu rentang waktu yang dialami remaja dengan memberikan
1 sampai dengan 3 jam merupakan rentang keterampilan berkomunikasi yang baik
waktu mayoritas yang digunakan subjek dalam seting tatap muka secara langsung,
penelitian. Namun tidak ditemukan perbe- sehingga remaja tidak hanya mengandalkan
daan jumlah jam penggunaan antara laki- pengungkapan diri secara online yang hanya
laki dan perempuan berdasarkan rentang berdasarkan kepercayaan interpersonal
waktu penggunaan. Sedangkan pada jum- yang tinggi, akan tetapi juga remaja mampu
lah jam keseluruhan, terdapat perbedaan mengungkapkan diri dalam situasi tatap
antara laki-laki dan perempuan. Subjek muka secara langsung atau offline sehingga
penelitian perempuan lebih tinggi intensitas risiko lebih jauh dari pengungkapan diri
penggunaan jejaring sosial online dibanding yang berlebihan dan bersifat negatif terkait
laki-laki. (3) Siswa perempuan cenderung kesepian pada situs jejaring sosial online
untuk mempunyai jumlah akun lebih dapat dicegah dan diantisipasi, dan (2)
banyak dibandingkan subjek penelitian laki- Dianjurkan bagi peneliti selanjutnya untuk
laki. Adapun akun jejaring sosial yang mengeksplorasi permasalahan kepercayaan
paling populer adalah Facebook dan Twitter, interpersonal terkait pengungkapan diri

116 E-JURNAL GAMA JOP


KEPERCAYAAN INTERPERSONAL, REMAJA KESEPIAN, JEJARING SOSIAL

pada jejaring sosial online. Kepercayaan Bargh, J. A., McKenna, K. Y. A., &
interpersonal merupakan kunci utama Fitzsimons, G. M. (2002).Can you see
dalam sebuah hubungan interpersonal. the real me?: Activation and expression
Kepercayaan interpersonal merupakan of the “true self” on the Internet. Journal
variabel anteseden yang penting dalam of Social Issues, 58, 22–48.
menjelaskan hubungan interpersonal yang Baron, R. A., & Branscombe, N. R. (2012).
dialami individu yang menjalin hubungan Social psychology 13th ed. New
interpersonal. Jersey:Pearson Education, Inc.
Ukuran subjek penelitian yang kecil Berger, J. (2011). Interpersonal online trust
menjadi kendala bagi peneliti dalam meng- in new online social networks..
generalisasikan penelitian dengan baik. (Master's thesis, Gordon Institute of
Disarankan untuk peneliti selanjutnya Business Science, University of
untuk mengambil jumlah subjek yang Pretoria).
memadai sehingga hasil penelitian dapat
Bian, M., & Leung, L. (2013). Smartphone
digeneralisasi secara luas. Peneliti yang
addiction: linking loneliness, shyness,
tertarik untuk mengeksplorasi pengung-
symptoms and patterns of use to social
kapan diri pada situs jejaring sosial online
capital. Hongkong: School of Journalism
disarankan untuk meneliti faktor-faktor
and Communication, The Chinese
terkait pengungkapan diri pada situs
University of Hong Kong.
jejaring sosial online dengan memperhatikan
faktor budaya dimana subjek penelitian Bonetti, L., Campbell, M. A., & Gilmore, L.
bertempat tinggal. Faktor budaya merupa- (2010). The relationship of loneliness
kan faktor penting yang harus diperhatikan and social anxiety with children's and
peneliti selanjutnya, sehingga penelitian adolescents' online communication.
selanjutnya akan dapat menjelaskan keter- Cyberpsychology, Behavior, and Social
kaitan variabel yang akan diteliti. Networking, 13(3), 279-285.
Buntaran, F. A. A., & Helmi, A. F (2013).
Daftar Pustaka Adaptasi skala kesepian ucla versi 3.
(Tesis tidak dipublikasikan) Yogya-
Aiken, L. S., & West, S. G. (1991). Multiple karta: Program Magister Psikologi
regression: Testing and interpreting Fakultas Psikologi Universitas Gadjah
interactions. Newbury Park, CA: Sage Mada.
Publications. Burke, M., Marlow, C., & Lento, T. (2010).
Allik, J., & Realo, A. (2004). Individualism- Social network activity and social well-
collectivism and social capital. Journal being. In Proceedings of the SIGCHI
Of Cross-Cultural Psychology, 35(1). Conference on Human Factors in
http://dx.doi.org/10.1177/0022022103260 Computing Systems (pp. 1909-1912).
381. ACM.
Amichai-Hamburger, Y., Wainapel, G., & Chen, H. (2013). Effects of perceived
Fox, S. (2002). “On the internet No One individualism-collectivism and self-
Knows I’m an Introvert”: Extroversion, consciousness on the self-disclosure in
Neuroticism, and Internet Interaction. social networking sites. Master's Theses.
CyberPsychology & Behavior, 5(2), 125- Paper 475.
128. Clayton, R. B., Osborne, R. E., Miller, B. K.,
& Oberle, C. D. (2013). Loneliness,

E-JURNAL GAMA JOP 117


BUNTARAN & HELMI

anxiousness, and substance use as Goldner, K. R. (2008). Self disclosure on


predictors of Facebook use. Computers in social networking websites and
Human Behavior, 29(3), 687-693. relationship quality in late adolescence.
Derlega, V. J., & Barbara, A. (1997). Self- ETD Collection for Pace University.
disclosure and starting a close relation- Paper AAI3287856. Diunduh dari:
ship. Modern China: An Encyclopedia http://digitalcommons.pace.edu/disserta
of History, Culture, and Nationalism, tions/AAI3287856.
153. Greene, K., Derlega, V. J., & Mathews, A.
Durand, C. (2010). "A comparative study of (2006). Self-disclosure in personal
self-disclosure in face-to-face and email relationships. The Cambridge handbook
communication between americans and of personal relationships, p. 409-427.
chinese". Senior Honors Projects. Paper Hawkley, L. C., & Cacioppo, J. T. (2007).
197. Aging and loneliness: Downhill quick-
Eler, A. (2011). 67% of online adults use ly? Current Directions in Psychological
social media to stay in touch with Science, 16, 187-191.
friends. Diunduh dari:http://readwrite. Helmi, A. F. (2013). Model kepercayaan
com/2011/11/15/67_of_online_adults_us interpersonal di situs jejaring sosial
e_social_media_to_stay_in_to#awesm=~ pada remaja. (Laporan penelitian tidak
owbC0vKsrbCGOF dipubliksaikan) Fakultas Psikologi Uni-
Ellison, N. B, Steinfield, C., & Lampe, C. versitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
(2006). Spatially bounded online social Hofstede, G. (1991). Cultures and
networks and social capital. Interna- organizations: Software of the mind.
tional Communication Association, London: McGraw-Hill.
36(1-37). Ingvadottir, A. B. (2014). The Relationship
Ellison, N. B., Steinfield, C., & Lampe, C. between Facebook Use and Loneliness:
(2007). The benefits of Facebook A Comparison Between High-School
“friends:” Social capital and college Student and University Student.
students’ use of online social network Department of Psychology. Reykjavik
sites. Journal of Computer-Mediated University.
Communication, 12, 1143–1168. Jin, B. (2013). How lonely people use and
Elite Research (2013). Moderation. Diunduh perceive Facebook. Computers in Human
dari: htps://www.google.com/search?q= Behavior, 29(6), 2463-2470.
in+elite+research+moderator+variable. Kim, J., LaRose, R., & Peng, W. (2009).
Erdost, T. (2004). Trust and self-disclosure Loneliness as the cause and the effect of
in the context of computer mediated problematic Internet use: The relation-
communication. (Doctoral dissertation, ship between Internet use and psycho-
Middle East Technical University). logical well-being. CyberPsychology &
Frye, N. E., & Dornisch, M. M. (2010). When Behavior, 12(4), 451-455.
is trust not enough? The role of Leung, L. (2011). Loneliness, social support,
perceived privacy of communication and preference for online social inter-
tools in comfort with self-disclosure. action: the mediating effects of identity
Computers in Human Behavior, 26(5), experimentation online among children
1120-1127. and adolescents. Chinese Journal of
Communication, 4(4), 381-399.

118 E-JURNAL GAMA JOP


KEPERCAYAAN INTERPERSONAL, REMAJA KESEPIAN, JEJARING SOSIAL

Lin, N. (1999). Building a network theory of and loneliness. Diunduh dari: http://
social capital. Connections, 22(1), 28-51. digitalcommons.pace.edu/dissertations/
Lu, Rachel. (2013). Facebook etiquette: why AAI3415681/ tanggal 12 September
quitting social media is a losing propo- 2013.
sition: How i learned to stop worrying Shin, H. H., & Park, T. H. (2005). Indi-
and love Facebook. Diunduh dari: vidualism, Collectivism And Trust:The
http://thefederalist.com/2013/11/22/Face Correlates between trust and cultural
book-etiquette-quitting-social-media- value orientations among australian
losing-proposition/. national public officers. International
Marwick, A. E. (2012). The Public Domain: Review of Public Administration, 9(2), 145-
Surveillance in Everyday Life. 161.
Surveillance & Society, 9(4), 378-393. Subrahmanyam, K., & Greenfield, P. M.
Diunduh dari: http://www.surveillance- (2008). Online communication and
and-society.org. adolescent relationships. Journal Issue:
Park, T. H. (2007). Interpersonal trust with Children and Electronic Media, 18(1), 119-
cultural value orientations of the korean 146.
central government bureaucrats. Ewha Van Dyne, L., Vandewalle, D., Kostova, T.,
Womans University Press, Seoul. Latham, M. E., & Cummings, L. L.
Madden, M., Lenhart, A., Duggan, M., (2000). Collectivism, propensity to trust
Cortesi, S., & Gasser, U. (2013). Teens and self-esteem as predictors of orga-
and Technology 2013. Pew Research nizational citizenship in a non-work
Center. Washington DC: Diunduh dari: setting. Journal of Organizational
http://www.pewinternet.org/Reports/ Behaviour, 21, 3-23.
2013/Teens-and-Tech. aspx. Wellman, B., & Wortley, S. (1990). Different
Putnam. R. D. (1995). Tuning in, tuning out: strokes from different folks: Commu-
The strange disappearance of social nity ties and social support. American
capital in America. PS: Political Science Journal of Sociology, 558-588.
and Politics, 28, 664-683. Zywica, J., & Danowski, J. (2008). The faces
Putnam, R. (2000). Bowling Alone: Collapse of facebookers: Investigating social
and Revival of American Community. enhancement and social compensation
New York: Simon & Schuster. hypotheses; predicting facebook and
offline popularity from sociability and
Rempel, J. K., Holmes, J. G., & Zanna, M. P.
self‐esteem, and mapping the meanings
(1985). Trust in close relationships.
of popularity with semantic networks.
Journal of Personality and Social
Journal of Computer‐Mediated Communi-
Psychology, 49, 95-112.
cation, 14(1), 1-34.
Schwartz. M. (2010). The usage of Facebook
as it relates to narcissism, self-esteem

E-JURNAL GAMA JOP 119

Anda mungkin juga menyukai