Abstract. The aim of this research is to study the role of online interpersonal trust that
moderating relation between loneliness and online self disclosure to the 162 students. This
research was using loneliness scale, online self disclosure scale, and online interpersonal
trust scale. The result of this study indicated that there is a significant relationship between
loneliness and online self disclosure moderated by online interpersonal trust. There is no
significant difference level of online self disclosure both male and female student. Female
student spent more time than male student in online networking site. The study also found
that female students have more online social networking sites such as Facebook, Twitter,
Instagram, etc. than male students. Three hours range is a prolonged period of time most
widely used participant.
Keywords: loneliness, selfdisclosure, online interpersonal trust
Abstrak. Penelitian ini meneliti peran kepercayaan interpersonal secara online memperkuat
hubungan antara kesepian dan pengungkapan diri pada 162 siswa-siswi. Alat ukur dalam
penelitian ini adalah skala kesepian, skala pengungkapan diri, dan kepercayaan
interpersonal di jejaring sosial online. Hasil penelitian ini tidak menemukan perbedaan yang
signifikan antara siswa perempuan dibandingkan laki-laki pada diri secara online dalam
mengungkapkan diri. Siswa perempuan lebih lama dalam waktu penggunaan jejaring sosial
online dibandingkan dengan siswa laki-laki. Penelitian juga menemukan bahwa siswa
perempuan memiliki situs jejaring sosial online lebih banyak seperti Facebook, Twitter, dan
Instagram dibandingkan dengan siswa laki-laki. Penggunaan waktu selama tiga jam adalah
rentang waktu paling banyak digunakan oleh partisipan. Terdapat hubungan yang
signifikan antara kesepian dan pengungkapan diri secara online yang dimoderatori oleh
kepercayaan interpersonal online.
Kata kunci: kesepian, pengungkapan diri, kepercayaan interpersonal jejaring sosial online
Masyarakat1 pada saat ini tengah hidup bentuk komunikasi tatap muka secara lang-
dalam sebuah era informasi digital. Terjadi sung menjadi komunikasi yang termediasi
perubahan dalam cara berkomunikasi dari oleh teknologi. Situs jejaring sosial online
misalnya telah menjadi bentuk komunikasi
1
baru bagi kalangan remaja, dewasa hingga
Korespondesni mengenai artikel ini dapat
orangtua sekalipun.
dilakukan melalui:
firman.alamsyah@mail.ugm.ac.id Pertemanan dalam jejaring sosial online
2 Atau melalui: avinpsi@ugm.ac.id saat ini merupakan bagian dari kehidupan
sehari-hari. Remaja menempati proporsi nama sekolah, menempel kota asal, membe-
paling besar pengguna komunikasi elektro- ritahu nama asli, memposting kesukaan
nik baru seperti Instant Messaging, E-mail, seperti film, musik dan buku, memposting
dan pesan teks, serta komunikasi melalui tanggal lahir, memposting status hubungan
situs internet seperti Blog, jejaring sosial pacaran, dan memposting video tentang
online, dan situs internet (Subrahmanyam & diri.
Greenfield, 2008). Goldner (2008) mengemukakan bahwa
Remaja memiliki kebutuhan untuk alasan kuat remaja aktif di jejaring sosial
memiliki dan bersama dalam jaringan adalah untuk meningkatkan popularitas
sosialnya serta meningkatkan hubungan diri dikalangan kelompok sebaya remaja.
interpersonal untuk mengaktualisasikan Hipotesis kompensasi sosial (social compen-
diri melalui keterampilan interpersonal. sation hypothesis) menjelaskan bahwa remaja
Pengungkapan diri merupakan keteram- yang mengalami kecemasan sosial meng-
pilan interpersonal yang penting dalam alami kesulitan mengembangkan persaha-
perkembangan remaja. Namun sebagian batan secara tatap muka sehingga cende-
besar dari remaja memiliki keterampilan rung menggunakan Facebook sebagai cara
sosial yang rendah (Goldner, 2008). Berda- untuk megatasi ketidakmampuan berinte-
sarkan penelitian yang dilakukan oleh raksi secara tatap muka (Zywicka &
Bargh, McKenna, dan Fitzsimons (2002), Danowski, 2008; Baron & Branscombe
tampak bahwa remaja yang pemalu dan (2012).
keterampilan sosial yang rendah mampu Menurut Greene, Derlega, dan
mengekspresikan apa yang mereka anggap Mathews (2006) semua bentuk baik komuni-
menjadi "diri sejati" mereka lebih mudah kasi verbal dan non verbal yang bersifat
melalui media jejaring sosial online diban- mengungkapkan informasi tentang diri dan
dingkan melalui interaksi tatap muka. perilaku komunikatif merupakan perilaku
Waktu berlebih yang digunakan untuk pengungkapan diri. terdapat beberapa
menggunakan Facebook terkait erat dengan dimensi yang berpengaruh pada proses
perasaan kesepian yang dialami remaja pengungkapan diri yang berhubungan
(Ingvadottir, 2014). Individu yang introvert dengan proses perkembangan kedekatan
dilaporkan memiliki motivasi yang signi- hubungan menurut Altman dan Taylor
fikan untuk bergabung dalam Facebook, dalam teori penetrasi sosial (Derlega &
Amichai-Hamburger, Wainapel, dan Fox Barbara, 1997). Dimensi pertama adalah
(2002). keluasan topik (topic breadth), berapa
Berdasarkan data yang dilaporkan informasi yang diungkapkan mengenai
Madden, Lenhart, Duggan, Cortesi, dan topik-topik pembicaraan khusus, yang
Gasser (2013) 95% remaja dengan rentang kedua adalah frekuensi keluasan (breadth
usia 12 - 17 tahun aktif secara online. Survei frequency) mengenai topik-topik pembicara-
yang melibatkan 802 remaja tersebut mela- an informasi yang berbeda-beda, yang
porkan bahwa 81% remaja menggunakan ketiga adalah dimensi waktu (topic time)
situs jejaring sosial online. Ada 77% remaja mengenai berapa banyak waktu yang dila-
aktif dan menggunakan Facebook, dan 24% lui ketika berbicara antar individu tentang
menggunakan Twitter. Aktifitas remaja pembicaraan tertentu, dan yang keempat
selama aktif dalam jejaring sosial online adalah kedalaman topik (topic depth)
diantaranya adalah memasang foto pada mengenai tingkat keintiman dalam meng-
akun jejaring sosial online, memposting ungkapkan informasi diri.
Tabel 2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Jumlah % (%)
Usia Total %
L P L P
13 - 1 - 0,89 1 0,617
14 3 11 6,12 9,74 14 8,64
15 32 69 65,30 61,06 101 62,34
16 14 32 28,58 28,31 46 28,4
Jumlah 49 113 100,0 100,0 100 100,0
Tabel 3
Perbedaan Jumlah Jam Penggunaan Jejaring Sosial Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4
Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin dan Rentang Waktu Penggunaan Jejaring
Sosial Online
Rentang Waktu Laki-laki % Perempuan % Total %
>8 jam 2 4,08 2 1,77 4 2,47
1-3 Jam 41 83,67 95 84,07 136 83,95
4-6 Jam 6 12,24 16 14,16 22 13,58
Total 49 100 113 100 162 100
Tabel 5
Perbedaan Jumlah Akun Berdasarkan Jenis Kelamin pada Penggunaan Jejaring Sosial Online
Jumlah Pengguna %
Jumlah Akun Jumlah Total %
L P L P
1 2 6 4,08 5,3 8 4,93
2 22 21 44,89 18,58 43 26,54
3 11 25 22,44 22,12 36 22,22
4 12 38 24,48 33,62 50 30,86
5 2 13 4,08 11,5 15 9,25
6 - 5 - 4,42 5 3,08
7 - 4 - 3,53 4 2,46
8 - 1 - 0,88 1 0,61
Jumlah 49 113 100 100 162 100
Total 162 100 100 162 100
Tabel 6
Nama Akun Jejaring Sosial Online dan Jumlah Pengguna
Nama Akun Jejaring Sosial Jumlah Pengguna %
Facebook 153 94,44
Twitter 151 93,21
Instagram 46 28,40
Google+ 27 16,67
Line 26 16,05
Blogspot 21 12,96
Path 17 10,49
Youtube 16 9,88
Whatsapp 12 7,41
Tumblr 11 6,79
Tabel 8
Deskripsi Perbedaan Skor Rerata Pengungkapan Diri, Kesepian, dan Kepercayaan Interpersonal
Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Skor Rata-rata F p
Pengungkapan diri pada Laki-laki 49 37.94
jejaring sosial Online 0,219 0,641
Perempuan 113 37.88
Kesepian Laki-laki 49 43.53
0,270 0,604
Perempuan 113 44.85
Kepercayaan interpersonal Laki-laki 49 59.22
pada jejaring sosial online 0,079 0,779
Perempuan 113 59.63
Tabel 9
Hasil Uji Hipotesis
Hasil analisis moderasi dapat diperoleh sumbangan efektif yang diberikan sebesar
dengan cara membandingkan antara model 60,5%.
1, model 2, dan model 3. Hasil analisis Hal ini sejalan dengan pendapat
menunjukkan bahwa variabel moderator Hawkley dan Cacioppo (2007) bahwa kese-
berperan dalam menguatkan hubungan pian yang dialami individu menunjukkan
antara variabel kesepian dan variabel bahwa representasi koneksi mental sese-
pengungkapan diri. Hasil analisis regresi orang dengan orang lain dicirikan oleh
ketiga variabel penelitian ini dapat digam- dimensi individual, relasional, dan kolektif.
barkan seperti pada Gambar 2. Pada tingkat kolektif, perasaan identifikasi
kelompok dan kohesi memenuhi kebutuhan
Diskusi untuk memiliki sehingga kesepian dapat
diatasi. Hal ini dapat menjelaskan temuan
Hasil analisis regresi moderator meng- penelitian mengenai keterkaitan antara
hasilkan nilai F=80.796; p<0,05 dan dan kesepian dan pengungkapan diri. Dalam
R2=0,605. Adapun persamaan regresi ketiga pandangan Hofstede (1991) masyarakat
variabel dapat diuraikan sebagai Y=11,423 + kolektif lebih menekankan kepentingan
-0,075 kesepian +0,512 kepercayaan inter- kelompok yang lebih besar, masyarakat,
personal +0,002 moderator. Dapat dilihat dan keluarga sehingga menekankan pen-
dari persamaan garis regresi bahwa keper- tingnya saling ketergantungan, memper-
cayaan interpersonal merupakan variabel tahankan hubungan, membuat keputusan
moderator yang penting terkait hubungan berdasarkan kebutuhan kelompok. Menurut
antara kesepian dan pengungkapan diri Shin dan Park (2005) pada budaya kolektifis
pada jejaring sosial online, dengan sum- terkait dengan ikatan sosial yang hirarkis
bangan efektif sebesar 60,5%. Namun dan memperkuat pembentukan kepercaya-
variabel kesepian hanya memberikan sum- an dalam masyarakat, bahwa budaya kolek-
bangan sebesar 3,2% terhadap pengung- tif berkomunikasi secara tidak langsung,
kapan diri secara online. Interaksi antara dan lebih menekankan pada kepentingan
variabel kesepian dan variabel kepercayaan kelompok yang lebih besar dari pada diri
interpersonal juga menunjukkan bahwa mereka sendiri (Durand, 2010; Van Dyne,
interaksi kedua variabel menghasilkan Vandewalle, Kostova, Latham, &
sumbangan yang signifikan terhadap peng- Cummings, 2000).
ungkapan diri pada jejaring sosial online
Kepercayaan
interpersonal
β2= 0,770
β3=0,164
Lebih lanjut Hofstede juga menjelaskan gunaan jejaring sosial online terkait dengan
bahwa orang cenderung mempercayai peningkatan modal sosial dalam upaya
orang-orang yang berasal dari kelompok mengurangi kesepian yang dialami. Indi-
yang sama (Allik & Realo, 2004). vidu merasa terhubung dengan orang lain
Pengungkapan diri dalam suatu kelompok serta tertarik untuk memperkuat hubungan
membantu untuk membangun identitas yang telah dibina melalui persahabatan
kelompok, serta memperkuat hubungan jejaring sosial online. Selain itu penggunaan
antar anggota kelompok (Chen, 2013). situs jejaring sosial online memungkinkan
Selain itu, pengungkapan antara individu individu untuk memperkuat hubungan
dan kelompok-kelompok berfungsi sebagai yang terpisah jarak.
cara untuk verifikasi informasi pribadi pada Mayoritas subjek penelitian adalah pe-
kelompok. Kepercayaan interpersonal pada rempuan dengan jumlah 69,8%, x = 113 dan
budaya kolektif merupakan modal bagi subjek laki-laki sejumlah 30,2%, x =49.
masyarakat didalamnya, masyarakat Sejalan dengan penelitian yang diungk-
cenderung mempercayai satu sama lain apkan Eler (2011) bahwa jenis kelamin
sebagai bagian dari anggota kelompok memainkan peran kunci dalam penelitian.
masyarakat kolektif dan kolektivisme Perempuan diasumsikan lebih pada pemel-
mempunyai efek yang besar terhadap iharaan hubungan dengan keluarga dan
kepercayaan secara horisontal (Park, 2007). teman-teman sebagai alasan utama untuk
Putnam (2000) menerangkan bahwa menggunakan situs media sosial, sedang-
modal sosial terdiri dari dua aspek penting kan pria cenderung terkait dengan hobi
yakni menjembatani (bridging) dan ikatan untuk menggunakan media sosial. Berda-
sosial (bonding). Wellman dan Wortley sarkan jumlah jam penggunaan berdasarkan
(1990) menerangkan bahwa hubungan subjek penelitian apat diketahui bahwa
emosional yang begitu dekat sebagai ang- subjek laki-laki dan perempuan berbeda
gota keluarga dan teman-teman yang baik pada jumlah berbeda dalam waktu peng-
memberikan ikatan (bonding) modal sosial gunaan jejaring sosial online. Perempuan
modal, yang memungkinkan timbal balik, rata-rata ( x =2.51, µ=2.51) lebih banyak
dukungan emosional dalam persahabatan. menggunakan jejaring sosial online diban-
Ikatan jaringan memperkuat partisipasi dingkan dengan laki-laki ( x = 49, µ=2.41).
dalam jejaring sosial online ((Bian dan Subjek penelitian perempuan diketahui
Leung, 2013; Putnam (1995) dan dapat me- lebih banyak memiliki akun jejaring sosial
ningkatkan kebahagiaan seseorang. Dengan online dibanding subjek penelitian laki-laki.
meningkatnya kontak antar personal atau Pada Tabel 8 skor rata-rata tiap varia-
kontak sosial dalam lingkup jejaring sosial bel. Tidak terdapat perbedaan yang signifi-
online mempunyai potensi meningkatkan kan antara subjek penelitian laki-laki
rasa bahagia dan mencegah masalah kese- (µ=37.94) dan perempuan (µ=37.88), F=0,219
pian (Kim, Larose, & Peng, 2009). dan nilai p=0,641. Pada variabel kesepian
Derlega dan Chaikin (Erdost, 2004) juga juga tidak ditemukan perbedaan skor rata-
berpendapat bahwa saling mengungkapkan rata antara subjek penelitian laki-laki
dalam relasi sosial membantu mempercepat (µ=43,53) dan subjek penelitian perempuan
pengembangan hubungan dan pembentuk- (µ=44,85), F=0,270, nilai p=0,604. Namun
an kepercayaan. Sejalan dengan penelitian dapat diindikasikan subjek perempuan
yang dilakukan oleh Burke, Marlow, dan lebih tinggi tingkat kesepiannya dibanding-
Lento (2010) mengungkapkan bahwa peng- kan subjek penelitian laki-laki. Untuk
pada jejaring sosial online. Kepercayaan Bargh, J. A., McKenna, K. Y. A., &
interpersonal merupakan kunci utama Fitzsimons, G. M. (2002).Can you see
dalam sebuah hubungan interpersonal. the real me?: Activation and expression
Kepercayaan interpersonal merupakan of the “true self” on the Internet. Journal
variabel anteseden yang penting dalam of Social Issues, 58, 22–48.
menjelaskan hubungan interpersonal yang Baron, R. A., & Branscombe, N. R. (2012).
dialami individu yang menjalin hubungan Social psychology 13th ed. New
interpersonal. Jersey:Pearson Education, Inc.
Ukuran subjek penelitian yang kecil Berger, J. (2011). Interpersonal online trust
menjadi kendala bagi peneliti dalam meng- in new online social networks..
generalisasikan penelitian dengan baik. (Master's thesis, Gordon Institute of
Disarankan untuk peneliti selanjutnya Business Science, University of
untuk mengambil jumlah subjek yang Pretoria).
memadai sehingga hasil penelitian dapat
Bian, M., & Leung, L. (2013). Smartphone
digeneralisasi secara luas. Peneliti yang
addiction: linking loneliness, shyness,
tertarik untuk mengeksplorasi pengung-
symptoms and patterns of use to social
kapan diri pada situs jejaring sosial online
capital. Hongkong: School of Journalism
disarankan untuk meneliti faktor-faktor
and Communication, The Chinese
terkait pengungkapan diri pada situs
University of Hong Kong.
jejaring sosial online dengan memperhatikan
faktor budaya dimana subjek penelitian Bonetti, L., Campbell, M. A., & Gilmore, L.
bertempat tinggal. Faktor budaya merupa- (2010). The relationship of loneliness
kan faktor penting yang harus diperhatikan and social anxiety with children's and
peneliti selanjutnya, sehingga penelitian adolescents' online communication.
selanjutnya akan dapat menjelaskan keter- Cyberpsychology, Behavior, and Social
kaitan variabel yang akan diteliti. Networking, 13(3), 279-285.
Buntaran, F. A. A., & Helmi, A. F (2013).
Daftar Pustaka Adaptasi skala kesepian ucla versi 3.
(Tesis tidak dipublikasikan) Yogya-
Aiken, L. S., & West, S. G. (1991). Multiple karta: Program Magister Psikologi
regression: Testing and interpreting Fakultas Psikologi Universitas Gadjah
interactions. Newbury Park, CA: Sage Mada.
Publications. Burke, M., Marlow, C., & Lento, T. (2010).
Allik, J., & Realo, A. (2004). Individualism- Social network activity and social well-
collectivism and social capital. Journal being. In Proceedings of the SIGCHI
Of Cross-Cultural Psychology, 35(1). Conference on Human Factors in
http://dx.doi.org/10.1177/0022022103260 Computing Systems (pp. 1909-1912).
381. ACM.
Amichai-Hamburger, Y., Wainapel, G., & Chen, H. (2013). Effects of perceived
Fox, S. (2002). “On the internet No One individualism-collectivism and self-
Knows I’m an Introvert”: Extroversion, consciousness on the self-disclosure in
Neuroticism, and Internet Interaction. social networking sites. Master's Theses.
CyberPsychology & Behavior, 5(2), 125- Paper 475.
128. Clayton, R. B., Osborne, R. E., Miller, B. K.,
& Oberle, C. D. (2013). Loneliness,
Lin, N. (1999). Building a network theory of and loneliness. Diunduh dari: http://
social capital. Connections, 22(1), 28-51. digitalcommons.pace.edu/dissertations/
Lu, Rachel. (2013). Facebook etiquette: why AAI3415681/ tanggal 12 September
quitting social media is a losing propo- 2013.
sition: How i learned to stop worrying Shin, H. H., & Park, T. H. (2005). Indi-
and love Facebook. Diunduh dari: vidualism, Collectivism And Trust:The
http://thefederalist.com/2013/11/22/Face Correlates between trust and cultural
book-etiquette-quitting-social-media- value orientations among australian
losing-proposition/. national public officers. International
Marwick, A. E. (2012). The Public Domain: Review of Public Administration, 9(2), 145-
Surveillance in Everyday Life. 161.
Surveillance & Society, 9(4), 378-393. Subrahmanyam, K., & Greenfield, P. M.
Diunduh dari: http://www.surveillance- (2008). Online communication and
and-society.org. adolescent relationships. Journal Issue:
Park, T. H. (2007). Interpersonal trust with Children and Electronic Media, 18(1), 119-
cultural value orientations of the korean 146.
central government bureaucrats. Ewha Van Dyne, L., Vandewalle, D., Kostova, T.,
Womans University Press, Seoul. Latham, M. E., & Cummings, L. L.
Madden, M., Lenhart, A., Duggan, M., (2000). Collectivism, propensity to trust
Cortesi, S., & Gasser, U. (2013). Teens and self-esteem as predictors of orga-
and Technology 2013. Pew Research nizational citizenship in a non-work
Center. Washington DC: Diunduh dari: setting. Journal of Organizational
http://www.pewinternet.org/Reports/ Behaviour, 21, 3-23.
2013/Teens-and-Tech. aspx. Wellman, B., & Wortley, S. (1990). Different
Putnam. R. D. (1995). Tuning in, tuning out: strokes from different folks: Commu-
The strange disappearance of social nity ties and social support. American
capital in America. PS: Political Science Journal of Sociology, 558-588.
and Politics, 28, 664-683. Zywica, J., & Danowski, J. (2008). The faces
Putnam, R. (2000). Bowling Alone: Collapse of facebookers: Investigating social
and Revival of American Community. enhancement and social compensation
New York: Simon & Schuster. hypotheses; predicting facebook and
offline popularity from sociability and
Rempel, J. K., Holmes, J. G., & Zanna, M. P.
self‐esteem, and mapping the meanings
(1985). Trust in close relationships.
of popularity with semantic networks.
Journal of Personality and Social
Journal of Computer‐Mediated Communi-
Psychology, 49, 95-112.
cation, 14(1), 1-34.
Schwartz. M. (2010). The usage of Facebook
as it relates to narcissism, self-esteem