Anda di halaman 1dari 5

Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448

Studi Deskriptif Kesepian (Loneliness) pada Siswa Adiksi Media Sosial


di SMAN “X” Bandung
Descriptive study of Loneliness in Students Experiencing Social Media Addiction at
SMAN “X” Bandung
1
Gita Puspita Nur Yulianti, 2Sulisworo Kusdiyati, Dra., M. Si
1,2
Prodi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung,
Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116
email: 1gitapnyulianti@gmail.com, 2sulisworo.kusdiyati@gmail.com

Abstract. The use of technology is very influential on daily activities, especially for teenagers. One of the
uses of technology used by teenagers is the use of social media. The use of social media in teenagers
indirectly continues to increase over time and cannot be controlled. For teens, friends is one of the main
factors in establishing a relationship. The reason for using social media in teenagers is because they feel they
have no friends and do not have the same interests as those around them. The purpose of this study is to
obtain a picture of the level of loneliness in students experiencing addiction at SMAN “X” Bandung. The
research method used is kuantitatif description. The sampling technique used was purposive sampling
technique.. The measuring instrument in this study used a measuring instrument from Russel, et al for a
lonely variable with 3 aspects and a gauge from Lemmens for a social media addiction variable consisting
of 9 aspects. Based on data obtained from 200 students who use active social media at SMA "X" Bandung,
it was found that there 95 students (38%) feeling low levels of loneliness and 105 students feeling high levels
of loneliness.
Key Words. Loneliness, Addiction, Social Media

Abstrak. Penggunaan teknologi sangat berpengaruh kepada kegiatan sehari-hari terutama bagi para remaja.
Penggunaan teknologi yang digunakan oleh remaja salah satunya yaitu penggunaan media sosial.
Penggunaan media sosial pada remaja secara tidak langsung terus meningkat dari waktu ke waktu dan tidak
bisa dikendalikan. Bagi remaja, teman atau sahabat merupakan salah satu faktor utama dalam menjalin
hubungan. Alasan penggunaan media sosial pada remaja adalah karena merasa tidak mempunyai teman dan
tidak memiliki minat yang sama dengan orang di sekitarnya.Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh
gambaran mengenai tingkat kesepian pada siswa yang mengalami adiksi di SMA “X” Bandung. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah
teknik sampling purposive sampling. Alat ukur pada penelitian ini menggunakan alat ukur dari Russel, dkk
untuk variabel kesepian dengan 3 aspek dan alat ukur dari Lemmens untuk variabel adiksi media sosial yang
terdiri dari 9 aspek. Berdasarkan data-data yang diperoleh dari 200 siswa pengguna media sosial aktif di
SMA “X” Bandung ditemukan bahwa terdapat sebanyak 95 siswa (38%) merasakan tingkat kesepian rendah
dan sebanyak 105 siswa (42%) merasakan tingkat kesepian tinggi.
Kata Kunci: Kesepian, Adiksi, Media Sosial

A. Pendahuluan dengan rentang usia 15-34 tahun yang


menjadi contributor utama dari sisi usia
Internet merupakan salah satu
penggunaan internet. Dari angka
media yang sekarang digemari oleh
tersebut, 95 persennya menggunakan
berbagai kalangan salah satunya
internet untuk mengakses jejaring sosial
remaja. Hasil survei Penetrasi dan
atau media sosial.
Perilaku Pengguna Internet Indonesia
Kecanduan media sosial
yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara
didefinisikan sebagai kekurangan
Jasa Internet Indonesia (APJII)
dalam mengontrol penggunaan internet
pengguna internet di Indonesia sudah
yang pada akhirnya menyebabkan
setara dengan 54,68 persen atau sekitar
143 juta jiwa. Survei lainnya yang penurunan fungsi psikologis, hubungan
interpersonal dan kinerja akademik.
dilakukan oleh APJII menunjukkan
Hasil survei dari Kementrian
bahwa sebanyak 49,52 persen diisi
599
600 | Gita Puspita Nur Yulianti, et al.

Komunikasi dan Informatika diuraikan, maka perumusan masalah


(Kemenkominfo) sebanyak 68% dari dalam penelitian ini adalah untuk
total pengguna internet adalah anak- memperoleh gambaran mengenai
anak dan remaja. Dalam penelitian tingkat kesepian pada siswa yang
Caplan (2007) ditemukan bahwa mengalami adiksi media sosial di SMA
kesepian menjadi salah satu predikato “X” Bandung.
yang kuat dalam masalah penggunaan B. Landasan Teori
internet berlebihan, karena secara
teoritis kesepian menjadi faktor yang Kesepian (Loneliness)
utama karena memiliki persepsi yang Menurut Russel, 1980 (dalam
negatif mengenai keterampilan sosial Russel, 2000) kesepian adalah perasaan
dan kemampuan komunikasi yang subjektif individu dikarenakan tidak
buruk. adanya keeratan hubungan. Kondisi
Berdasarkan hasil survey yang tersebut dapat berupa keadaan
dilakukan oleh peneliti siswa sementara yang disebabkan oleh
menunjukkan ciri-ciri adiksi internet. perubahan yang kronis dalam
Siswa bermain internet karena merasa kehidupan sosial individu. Peplau dan
kesepian serta untuk menghilangkan Perlman (1982) mengungkapkan bahwa
kejenuhan dan siswa merasa lebih kesepian adalah respon yang diberikan
mudah berinteraksi melalui dunia maya. seseorang terhadap ketidakselarasan
Para siswa bermain internet lebih dari antara yang diinginkan dalam menjalin
20 jam per minggu dengan rata-rata hubungan dengan lingkungan
penggunaan lebih dari 5 jam per hari. sosialnya.
Siswa mengatakan bahwa tidak bisa Aspek – aspek kesepian
apabila dalam sehari tidak menggunakan skala R – UCLA
menggunakan internet. Siswa juga Loneliness Scale dari Russel, dkk
merasa kesal, hampa, gelisah dan tidak (2000), yaitu:
bersemangat dan terkadang siswa juga 1. Traits Loneliness yaitu adanya
mengabaikan sekitar karena terlalu pola yang lebih stabil dari
asyik menggunakan internet. Alasan perasaan kesepian yang
siswa merasakan kesepian karena terkadang berubah dalam situasi
merasa tidak cocok dengan sekitar atau tertentu atau individu
walaupun mereka bersama namun mengalami kesepian karena
terkadang mereka tetap merasa kepribadian mereka.
sendirian dan terkadang mereka juga 2. Social desirability adalah
merasa bukan bagian dari kelompok kebutuhan individu untuk
sehingga alasan tersebut membuat berintegrasi dan diterima oleh
mereka merasa ditinggalkan, dikucilkan lingkungan sosial dimana
atau tidak dimengerti oleh orang lain. individu berada.
Ketidakselarasan antarayang 3. Depresion merupakan sikap dan
diinginkan dalam menjalin hubungan perasaan yang dicirikan dengan
dengan lingkungan sosial dapat adanya perasaan tidak berharga,
menimbulkan atau menambah perasaan tidak bersemangat, murung,
kesepian yang dirasa. Karena kesepian bersedih hati dan cenderung
yang dirasakan itu membuat siswa pada kegagalan.
mencari teman melalui media sosial
yang dimana intensitas penggunaannya Adiksi Media Sosial
bertambah dari waktu ke waktu. Lemmens (2009)
Berdsarkan latar belakang yang telah mendefinisikan kecanduan media sosial
sebagai penggunaan berlebihan atau
Volume 5, No. 2, Tahun 2019
Studi Deskriptif Kesepian (Loneliness) pada Siswa Adiksi... | 601

kompulsif pada media sosial yang sosial sehingga penggunaan media


mengakibatkan masalah sosial atau sosial diharapkan dapat mengurangi
emosional. Meski mengalami masalah perasaan kesepian yang dirasakan oleh
ini, pengakses media sosial tidak dapat siswa. Namun pada saat
mengontrol penggunaan media sosial penggunaannya siswa cenderung tidak
yang berlebihan. dapat mengontrol waktu penggunaan
Lemmens menyimpulksn yang menyebabkan meningkatnya
terdapat 9 kriteria untuk adiksi media intensitas penggunaan media sosial dan
sosial, yaitu: membuat siswa menjadi
1. Preoccupation yaitu individu ketergantungan terhadap sosial media
merasa asyik ketika mengakses dan tidak bisa lepas dari media sosial.
media sosial. Karena intensitas penggunaan yang
2. Tolerance yaitu semakin meningkat terus menerus menyebabkan
memberikan toleransi ketika siswa menjadi kurang berinteraksi
menghabiskan lebih banyak dengan teman yang lainnya dan
untuk mengakses sosial media. menyebabkan siswa merasakan
3. Withdrawl yaitu merasa tidak kesepian jika tidak bermain sosial
nyaman atau gelisah ketika tidak media.
dapat mengakses media sosial. Saat tidak dapat menggunakan
4. Persistance yaitu keinginan media sosial siswa akan merasa gelisah,
yang kuat untuk kembali tidak nyaman dan cemas sehingga siswa
mengakses sosial media setelah akan mencari cara agar selalu dapat
beberapa waktu berusaha untuk menggunakan sosial media. Saat
menghindar. merasa tidak mempunyai teman atau
5. Escape yaitu media sosial merasa dikucilkan dan ditinggalkan
menjadi strategi coping untuk semakin membuat siswa ingin
menghindari stress. menggunakan sosial media. Hal
6. Problems yaitu memiliki tersebut karena di usia remaja terlibat
masalah-masalah perilaku yang dengan teman atau menjalin hubungan
disebabkan karena mengakses yang baik dengan teman merupakan hal
secara berlebihan. utama sehingga ketika siswa tidak dapat
7. Deception yaitu melakukan menemukan teman ,siswa cenderung
tingkah laku seperti berbohong akan mencari cara bagaimana
kepada orang lain ketika kebutuhan tersebut dapat terpenuhi
mengakses media sosial. salah satunya dengan menggunakan
8. Displacement yaitu perilaku sosial media.
mengabaikan orang lain karena Hasil Penelitian dan
ingin terus mengakses media Pembahasan
sosial. Hubungan Antara Kesepian
9. Conflict yaitu konflik antara (Loneliness) dengan Adiksi Media
individu yang mengalami adiksi Sosial
dengan lingkungan sekitarnya. Berikut adalah hasil penelitian
mengenai kesepian (loneliness) dan
Kaitan Antara Kesepian dengan adiksi media sosial. Hasil pengujian
Adiksi Media Sosial dijelaskan pada tabel berikut:
Ketika siswa merasa tidak bisa
berinteraksi dengan lingkundan sekitar
atau teman di sekitarnya mereka
memilih untuk menggunakan media

Psikologi
602 | Gita Puspita Nur Yulianti, et al.

Tabel 1. Tabulasi Silang sosial. Siswa yang menggunakan media


sosial mengatakan bahwa
Adiksi menggunakan media sosial merupakan
95 salah satu cara mereka untuk
Kesepian Rendah 38,0 %
melepaskan penat atau menghindar dari
105 masalah. Siswa juga merasa bahwa
Kesepian Tinggi 42,0 % karena terlalu asyik menggunakan
media sosial menjadi lebih menyukai
Dari hasil tabulassi silang dunia maya sehingga ketika bergabung
didapat bahwa sebanyak 38 % dengan teman sebaya atau teman di
responden mengalami tingkat kesepian lingkungan sekitar merasa tidak satu
rendah namun tetap adiksi. Dari hasil minat atau ide. Bahkan terkadang
wawancara mengatakan bahwa mereka walaupun siswa bergabung dan
tidak bisa lepas dari penggunaan media bersama dengan teman yang lain,
sosial sehingga ketika ada waktu luang mereka merasa bukan bagian dari
atau waktu kosong mereka akan kelompok tersebut dan pikirannya
menggunakan media sosial. Walaupun selalu terpaku pada media sosial.
mereka tidak merasakan kesepian dan Selain itu Young (2015)
mempunyai banyak teman mereka mengatakan bahwa adiksi dapat terjadi
merasa bahwa penggunaan internet karena ada kebutuhan menghindari
merupakan suatu kegiatan yang wajib perasaan yang tidak menyenangkan.
dilakukan karena pikiran mereka selalu Perasaan kesepian yang dirasakan oleh
mengacu dan berfokus pada siswa dirasakan ketika adanya
penggunaan media sosial. ketidakpuasan dengan relasi yang ada.
Selain itu terdapat sebanyak Siswa terkadang merasa tidak ada yang
42% responden mengalami tingkat dapat mengerti mereka sehingga
kesepian yang tinggi dan adiksi. Hal ini terkadang mereka juga merasa ditolak
dikarenakan penggunaan media sosial atau diasingkan oleh lingkungannya.
merupakan salah satu cara yang Menurut Brehm faktor yang dapat
dilakukan siswa untuk mengurangi menyebabkan seseorang mengalami
perasaan kesepian yang dirasakan. kesepian adalah ketidak adekuatan
Siswa juga mengatakan bahwa dengan hubungan yang dimiliki dan terjadinya
menggunakan media sosial mereka bisa perubahan terhadap apa yang
melepaskan penat atau melupakan diinginkan seseorang dari suatu
masalah yang sedang mereka hadapi. hubungan. Ketidak adekuatan
Karena terlalu asyik menggunakan hubungan siswa terhadap temannya
media sosial siswa menjadi lebih menimbulkan perasaan kosong, merasa
menyukai dunia maya atau media sosial diasingkan atau ditinggalkan sehingga
sehingga ketika siswa bergabung siswa mencari cara bagaimana agar
dengan temannya mereka merasa tidak dapat menghilangkan perasaan tersebut
satu minat atau ide dan pikiran mereka dengan cara menggunakan media
selalu terfokus pada penggunaan media sosial. Saat sudah mempunyai teman
sosial. Oleh karena itu terkadang siswa apa yang diharapkan siswa cenderung
merasa walaupun bersama dengan beburbah. Keika sudah dekat seseorang
teman yang lain tapi siswa merasa harapan siswa bahwa temannya dapat
bukan bagian dari kelompok. lebih memperhatikan dan lebih
Hal ini sejalan dengan teori yang memahami siswa terkadang tidak dapat
dikemukakan oleh Lemmens (2009) terpenuhi sehingga hal tersebut
bahwa salah satu cara mengurangi membuat siswa merasa tidak dapat
kesepian adalah menggunakan media
Volume 5, No. 2, Tahun 2019
Studi Deskriptif Kesepian (Loneliness) pada Siswa Adiksi... | 603

dimengerti maka walaupun ia yang lain.


mempunyai teman terkadang perasaan
tidak dimengerti dan kesepian tetap ada. Daftar Pustaka
C. Kesimpulan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Berdasarkan pembahasan dalam Indonesia. (2018). Profil
penelitian ini, peneliti menyimpulkan Pengguna Internet di Indoesia
bahwa dari 200 siswa yang mengalami 2018. Jakarta.
adiksi media sosial didapatkan APJII. (2012, Desember 29). Profil
sebanyak 105 orang atau 42 % Pengguna Internet Indonesia
menunjukkan tingkat kesepian tinggi 2018. Hasil Survey Penetrasi
dan sebanyak 95 siswa atau 38 % Pengguna Internet Indonesia.
menunjukkan tingkat kesepian rendah. Polling Indonesia.
Brehm, S. et al. 2002. Intimate
D. Saran
Relationship. Newyork: Mc Graw
Saran Teoritis Hill.
Untuk menganalisi lebih dalam Hawkley, L.C., & Cacioppo, J.T. (2010).
faktor-faktor lain yang dapat A short for measuring loneliness
mempengaruhi kesepian pada siswa in large survey. Journal research
sehingga menjadi adiksi media sosial. on aging, 6 (26), 655-672
Selain itu, dapat juga menggunakan Lemmens, J. S., Van Den Eujnden,
variabel yang ada pada kesepian untuk R.J.J.M., & Valkenburg, P. M.
mencari pengaruhnya terhadap adiksi (2009). Computers In Human
media sosial. Behavior. The Social Media
Scale.
Saran Praktis
Peplau, L. A. (1982). Loneliness: A
1. Mengikuti kegiatan organisasi
sourcebook of current theory,
agar dapat bergabung dengan
research, and theraphy (Vol. 36).
teman yang lain dan untuk lebih
John Wiley & Sons Inc.
terbuka juga berani dalam
menjalin pertemanan serta Russel, D, Peplau, L.A. & Ferguson,
diharapkan dapat menjaga M.L (2000). UCLA loneliness
hubungan pertemanan yang scale (version 3): reliability,
telah terjalin agar dapat validity, and factor structure.
mengurangi rasa kesepian yang Journal of Personality
dirasakan. Assessment, 66, 20-40.
2. Untuk mengurangi adiksi media
sosial diharapkan dapat
mengontrol waktu penggunaan
media sosial.
3. Mengawasi pemakaian gadget
disekitaran sekolah dengan cara
memblokir situs/web yang tidak
di perlukan ketika kegiatan
belajar sedang berlangsung dan
mengadakan kegiatan yang bisa
mengasah juga melatih
kemampuan berkomunikasi
antar siswa sehingga siswa bisa
lebih terbuka dengan teman
Psikologi

Anda mungkin juga menyukai