Anda di halaman 1dari 16

JURNAL

PENERAPAN TEKNIK SELF MANAGEMENT UNTUK MENGURANGI KECANDUAN


MEDIA SOSIAL PADA SISWA DI
SMA NEGERI 1 SINJAI

NUR AZIZAH IMRAN

1644042011

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
PENERAPAN TEKNIK SELF MANAGEMENT UNTUK MENGURANGI KECANDUAN
MEDIA SOSIAL PADA SISWA
DI SMA NEGERI 1 SINJAI

Penulis : Nur Azizah Imran


Pembimbing I : Dr. H. Abdullah Pandang, M.Pd
Pembimbing II : Prof. Dr. Syamsul Bachri Thalib, M.Si
Email Penulis : azizahimrann12@gmail.com

ABSTRAK

NUR AZIZAH IMRAN, 2020. Penerapan teknik self management untuk mengurangi
kecanduan media sosial pada siswa di SMA Negeri 1 Sinjai. Skripsi. Dibimbing oleh Dr. H.
Abdullah Pandang, M.Pd dan Prof. Dr. Syamsul Bachri Thalib, M.Si; Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Makassar.

Penelitian ini menelaah penerapan teknik self management untuk mengurangi kecanduan media
sosial pada siswa di SMA Negeri 1 Sinjai. Masalah dalam penelitian ini adalah: (1)
Bagaimanakah gambaran tingkat kecanduan media sosial pada siswa di SMA Negeri 1 Sinjai?,
(2) Bagaimanakah gambaran pelaksanaan teknik self management untuk mengurangi kecanduan
media sosial pada siswa di SMA Negeri 1 Sinjai?, (3) Apakah penerapan teknik self management
dapat menurunkan tingkat kecanduan penggunaan media sosial pada siswa di SMA Negeri 1
Sinjai? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Untuk mengetahui gambaran tingkat
kecanduan penggunaan media sosial di SMA Negeri 1 Sinjai, (2) Untuk mengetahui gambaran
pelaksanaan teknik self management untuk mengurangi kecanduan media sosial pada siswa di
SMA Negeri 1 Sinjai, (3) Untuk mengetahui apakah teknik self management dapat menurunkan
tingkat kecanduan penggunaan media sosial pada siswa. Pendekatan penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian Eksperimental dengan model The Randomized
Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI dan
XII SMA Negeri 1 Sinjai sebanyak 40 siswa pada tahun ajaran 2020/2021. Sampel penelitian ini
sebanyak 8 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Skala kecanduan
media sosial dan Observasi. Teknik analisis data penelitian menggunakan analisis statistik
deskriptif dan analisis statistik inferensial. Jadi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1)
Tingkat kecanduan media sosial siswa sebelum diberikan teknik self management berada pada
kategori tinggi, (2) Pelaksanaan teknik self management terdiri dari 6 tahap yaitu, Rasional
tujuan dan tinjauan singkat prosedur, Self monitoring, self contracting, Self control, Self reward,
penutup atau terminasi, (3) Penerapan teknik self management dapat mengurangi kecanduan
media sosial pada siswa di SMA Negeri 1 Sinjai.

Kata kunci: Teknik self management, Kecanduan media sosial


I. PENDAHULUAN terbatas. Media sosial memang menawarkan
banyak kemudahan yang membuat para
Di era informatika yang semakin
pengguna betah berlama-lama berada di
maju, tak dapat dipungkiri hadirnya media
dunia maya.
sosial semakin dibutuhkan dalam kehidupan
Almenayes (2015), penggunaan
sehari-hari, baik dalam kegiatan sosialisasi,
media sosial yang baik apabila mampu
pendidikan, bisnis, dan sebagainya. Media
mengatur penggunaan media sosial sesuai
sosial dalam dunia pendidikan memang
dengan kebutuhan sehingga tidak tenggelam
berpengaruh besar bagi kalangan pelajar
dalam penggunaan media sosial, mampu
baik dalam proses belajar, pola pikir,
memadukan aktivitas online dengan
maupun perilakunya. Media sosial telah
aktivitas-aktivitas lain dalam kehidupannya
mengubah secara pesat cara orang
dan tidak memerlukan media sosial sebagai
berkomunikasi dan dari kekuatan media
tempat untuk melarikan diri dari masalah
sosial memungkinkan kita untuk tetap
atau mempertimbangkan konsekuensinya
berhubungan dengan kejadian-kejadian
sehingga mampu memilih tindakan dan
terbaru di seluruh dunia dalam beberapa
melakukannya dengan meminimalkan akibat
menit atau jam bahkan dalam waktu nyata.
yang tidak diinginkan.
Aplikasi media sosial ini merupakan aplikasi
Menurut penelitian yang dilakukan
yang dapat memudahkan seseorang untuk
oleh Mim, dkk (2018) mengenai kecanduan
berkomunikasi dan juga bereksis di dunia
terhadap media sosial tersebut dapat
maya.
mengakibatkan dampak negatif yang akan
Media sosial sebagai internet yang
dialami remaja. Kecanduan media sosial
memungkinkan pengguna menampilkan
membuat remaja menjadi acuh dengan
dirinya maupun berinteraksi, bekerjasama,
tanggung jawabnya sebagai pelajar yang
berbagi, berkomunikasi dengan pengguna
berdampak pada keterlambatan dalam
lain, dan membentuk ikatan sosial secara
pengumpulan tugas-tugas sekolah, waktu
lebih mudah dan menyenangkan. Media
belajar berkurang dan prestasi di sekolah
sosial mengajak siapa saja yang tertarik
mengalami penurunan yang drastis
untuk berpartisipasi dengan memberi
dikarenakan remaja sibuk menghabiskan
kontribusi dan feedback secara terbuka,
waktunya untuk mengakses media sosial.
memberi komentar, serta membagi
informasi dalam waktu yang cepat dan tak
Menurut penelitian yang dilakukan tugas. Penggunaan media sosial yang
oleh Maheswari & Dwiutami (2013) berlebihan oleh siswa seringkali
seseorang yang mengalami kecanduan mengganggu proses belajar, sebab siswa
media sosial akan menimbulkan dampak mengalihkan konsentrasinya terhadap
negatif dalam kehidupannya karena penggunaan media sosialnya. Tidak
menghabiskan waktu sehingga pekerjaan mendapatkan kepuasan dalam berinteraksi
yang harus dikerjakan terbengkalai seperti secara langsung dilingkungan sosialnya
menunda pekerjaan, mengabaikan kegiatan sehingga membuat siswa lebih memilih
dan tugas yang harus dilakukan, penurunan untuk berinteraksi di media sosial dapat
produktivitas dalam bekerja dan belajar. membuat siswa kecanduan media sosial.
Sama hal yang terjadi pada sebagian Dengan kata lain, bahwa para siswa kurang
siswa di SMA Negeri 1 Sinjai yang bisa mengendalikan dirinya dari perilakunya
mengalami kecanduan media sosial. dalam penggunaan media sosialnya.
Berdasarkan hasil survei awal, peneliti Dari fenomena tersebut maka dari itu
menemukan beberapa siswa yang tersita penulis berharap bahwa masalah kecanduan
ponselnya disaat proses pembelajaran karena media sosial dapat diatasi dengan
melakukan live pada salah satu akun media menggunakan teknik self management. Oleh
sosialnya. Hal ini disebabkan karena tidak karena itu penulis tertarik untuk meniliti
adanya kesadaran diri pada siswa akan teknik self management bisa diterapkan atau
dibuatnya peraturan sekolah untuk tidak digunakan atau tidak, dan untuk itu peneliti
menggunakan handphone saat proses belajar mengambil judul “Penerapan teknik self
mengajar dan ingin terlihat keren dan diakui management untuk mengurangi kecanduan
di lingkungan teman sebayanya. Terdapat media sosial pada siswa di SMA Negeri 1
juga siswa yang sering terlambat kesekolah, Sinjai”
tidur pada saat proses belajar mengajar dan II. KAJIAN TEORI
tidak mengerjakan tugas, ini disebabkan 1. Pengertian Kecanduan Media Sosial
karena siswa sering begadang memainkan Nurfajri (Matilda, 2018) mengartikan
media sosialnya sampai larut malam kecanduan media sosial adalah gangguan
sehingga lupa waktu untuk beristirahat dan psikologis dimana penggunanya
tersitanya waktu dalam penggunaan media menambahkan jumlah atau intensitas
sosial sehingga siswa tidak mengerjakan penggunaan media sosial setiap saat
sehingga dapat membangkitkan kesenangan, marah ketika mengurangi atau
yang dapat menimbulkan kecemasan dan menghentikan penggunaan media sosial. 5)
perubahan mood, gangguan afeksi (depresi, Online lebih lama dari waktu yang
sulit menyesuaikan diri), dan terganggunya diharapkan sehingga ketidakmampuan
kehidupan sosial (menurun atau hilang sama mengontrol diri dan pemborosan
sekali, baik dari segi kualitas maupun penggunaan data seluler. 6)
kuantitas) ketika penggunanya berlebihan. Mempertaruhkan atau berani mengambil
Mukodim, dkk (2004) mengartikan resiko kehilangan hubungan yang signifikan
kecanduan media sosial merupakan suatu (orang terdekat, orang tua), pekerjaan,
kondisi dimana individu merasa bahwa Pendidikan kesempatan berkarir karena
media sosial yang ada pada di layar media sosial. 7) Berbohong terhadap
handphone-nya atau layar komputernya anggota keluarga, atau yang lainnya untuk
lebih menarik dari pada kehidupan nyata menyembunyikan tingkat hubungan dengan
sehari-hari. Kecanduan media sosial juga media sosial.
dilihat dari intensitas individu menggunakan Dari penjelasan yang ada diatas
media sosial yang tersambung dengan dapat disimpulkan bahwa menggunakan
sarana handphone atau komputer yang media sosial membuat seseorang merasa
terkoneksi dengan jaringan internet sehari- senang, mereka menganggap menggunakan
hari. media sosial dapat menghibur dirinya dan
Menurut Young, 2012, adapun sangat menarik untuk mengisi waktunya
delapan tanda atau kriteria seseorang yang sehingga untuk menggunakan media sosial
mengalami kecanduan media sosial seseorang biasanya akan lupa waktu
diantaranya: 1) Perhatian tertuju pada media sehingga banyak waktu yang terbuang sia-
sosial (memikirkan aktifitas online sia.
sebelumnya atau berharap segera online). 2) 2. Teknik self management
Ingin menggunakan media sosial dalam Menurut Komalasari, dkk (2016)
jumlah waktu yang semakin meningkat Pengelolaan diri (self management) adalah
untuk mendapatkan kepuasan. 3) Tidak prosedur dimana individu mengatur
dapat mengontrol, mengurangi, atau perilakunya sendiri. Pada teknik ini individu
menghentikan penggunaan media sosial. 4) terlibat pada beberapa atau keseluruhan
Merasa gelisah, murung, tertekanatau lekas komponen dasar yaitu: menentukan perilaku
sasaran, memonitor perilaku tersebut, secara sadar untuk mengontrol faktor-faktor
memilih prosedur yang akan diharapkan, tingkah laku yang ingin diubahnya.
melaksanakan prosedur tersebut, dan 3. Tahapan teknik dalam konseling
mengevaluasi efektivitas prosedur tersebut. kelompok
Uno (Asrianti, 2016), Menurut Prayitno (2004), tahapan
mengemukakan bahwa defenisi konseptual dalam konseling kelompok, yaitu:
self management yaitu perilaku siswa yang 1) Tahap pembentukan
bertanggung jawab terhadap pengaturan Pada tahapan ini merupakan
segala perilakunya sendiri, dengan tujuan pengenalan diri dari anggota dalam
agar siswa lebih mandiri, lebih independen kelompok. Tujuan tahap ini adalah agar
dan lebih mampu memprediksikan masa anggota memahami maksud konseling
depan. Manajemen diri merupakan aplikasi kelompok. Dengan pemahaman itu akan
terbaru dari pandangan behavioral dalam memungkinkan anggota kelompok mau
belajar, yaitu membantu siswa agar mampu berperan aktif dalam kegiatan konseling
mengontrol kegiatan belajarnya. kelompok. Pemahaman itu selanjutnya akan
Self management merupakan teknik menumbuhkan minat pada diri mereka untuk
yang berasal dari pendekatan behavioral. mengikut kegiatan konseling kelompok.
Menurut Hartono dan Boy (Asrianti,2016), 2) Tahapan peralihan
menyatakan bahwa pendekatan behavioral Tahapan peralihan merupakan
selalu berusaha untuk mencoba mengubah jembatan antara tahap pembentukan dan
tingkah laku manusia secara langsung dan tahap sealnjutnya, yaitu tahap kegiatan.
ditunjukkan dengan cara-cara yang akan Dengan kata lain tahap peralihan merupakan
digunakan. Pada dasarnya, pendekatan tahap penegasan bahwa seluru anggota
behavioral beranggapan bahwa dengan kelompok telah memahami tujuan dan
mengajarkan perilaku baru pada manusia, prosedur pelaksanaan konseling kelompok
maka kesulitan yang dihadapi akan dapat dengan menggunakan teknik self
dihilangkan. management untuk meningkatkan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat kepercayaan diri dan siap untuk
disimpulkan bahwa self management adalah melaksanakan proses konseling sesuai
suatu strategi yang dapat digunakan individu tahap-tahap yang ada.
untuk mengatur tingkah lakunya sendiri 3) Tahap kegiatan
Yaitu tahap proses mengentasan atau 2) Reinforcement yang positif (self reward)
menyelesaikan masalah pribadi anggota Digunakan untuk membantu konseli
kelompok. Kegiatan tahap ini meliputi setiap mengatur dan memperkuat perilakunya
kelompok mengemukakan dan menjelaskan melalui konsekuensi yang dihasilkan sendiri.
secara rinci masalah pribadinya yang perlu Reinforcement positif (self reward) yaitu
mendapatkan bantuan penyelesaiannya dan tahap untuk mengubah setting dan
semua anggota kelompok ikut merespon apa antecedent untuk mengarahkan perilaku ke
yang sudah disampaikan anggota lainnya. arah yang dinginkan. Ganjaran ini
Menurut Komalasari, dkk (2016) digunakan untuk menguatkan atau
menyatakan bahwa Self management meningkatkan perilaku yang diinginkan.
meliputi pemantauan diri (Self monitoring), Asumsi dasar teknik ini adalah bahwa dalam
reinforcement yang positif (self reward), pelaksanannya, ganjaran yang dihadirkan
kontrak atau perjanjian dengan diri sendiri diri sendiri sama dengan ganjaran yang
(self contracting) dan penguasaan terhadap mendesak perilaku sasaran.
rangsangan (stimulus control). 3) Kontrak atau perjanjian dengan diri
1) Pemantauan diri (self monitoring) sendiri (self contracting)
Komalasari, dkk (2016) Tahap Kontrak atau perjanjian dengan diri
pemantauan diri (self monitoring) yaitu sendiri merupakan tahap untuk mengubah
konseli dengan sengaja mengamati tingkah perilaku dengan melihat konsekuensi atau
lakunya sendiri serta mencatatnya dengan tujuan yang diinginkan. Ada beberapa
teliti. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh langkah dalam self contracting ini yaitu: (1)
konseli dalam mencatat tingkah laku adalah Konseli membuat perencanaan untuk
frekuensi, intensits dan durasi tingkah laku. mengubah pikiran, perilaku dan perasaan
Dalam proses ini konseli mengamati dan yang diinginkannya (2) Konseli meyakini
mencatat segala sesuatu tentang dirinya semua yang ingin diubahnya (3) Konseli
sendiri dalam interaksinya dengan bekerja sama dengan teman atau keluarga
lingkungan. Dalam pemantauan diri ini untuk program self management-nya (4)
biasanya konseli mengamati dan mencatat Konseli akan menanggung resiko dengan
perilaku masalah, mengendalikan penyebab program self management yang
terjadinya masalah (antecedent) dan dilakukannya (5) Pada dasarnya, semua
menghasilkan konsekuensi. yang konseli harapkan mengenai perubahan
pikiran, perilaku dan perasaan adalah untuk yang diberikan pengaruh. Teknik Self
konseli itu sendiri. (6) Konseli menuliskan Management sebagai variabel bebas dan
peraturan untuk dirinya sendiri selama perilaku kecanduan media sosial sebagai
menjalani proses self management. variabel terikat.
4) Penguasaan terhadap rangsangan (self Desain penelitian yang digunakan
control) adalah nonequivalent control group design.
Menurut Komalasari, dkk (2016) 3. Definisi Operasional
tahap penguasaan terhadap rangsangan (self 1) Kecanduan media sosial adalah keadaan
control) merupakan tahap untuk dimana individu tidak dapat lepas dari
mengevaluasi penggunaan manajemen diri penggunaan media sosial karena sangat
pada perilaku yang ditargetkan pada akhir mengasyikkan untuk dilakukan sehingga
periode. Teknik ini menekankan untuk lupa waktu dan menambahkan jumlah atau
mempertahankan perilaku baru yang durasi penggunan media sosial setiap saat
diinginkan. sehingga dapat membangkitkan kesenangan
III. METODE PENELITIAN bagi penggunanya. Individu yang
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian mengalami kecanduan media sosial akan
Pendekatan yang digunakan dalam sulit menyesuaikan diri dan terganggunya
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. kehidupan sosial. Berdasarkan definisi
Jenis penelitian yang digunakan adalah operasional kecanduan media sosial, maka
Quasi Experimental Design, artinya subjek indikator siswa yang memiliki kecanduan
dalam kelompok belajar ditetapkan sebagai media sosial adalah sebagai berikut:
subjek perlakuan, yang bertujuan untuk Perhatian tertuju pada media sosial, ingin
memperoleh informasi yang diperkirakan menggunakan media sosial dalam jumlah
setara dengan informasi yang dapat waktu yang semakin meningkat untuk
diperoleh dengan eksperimen yang mendapatkan kepuasan, lupa waktu dalam
sebenarnya (Pandang & Anas, 2019). penggunaan media sosial, menggunakan
2. Variabel dan Desain Penelitian media sosial lebih dari 7 jam dalam sehari
Dalam penelitian ini mengkaji dua dan tidak dapat mengontrol penggunaan
variabel, yaitu (X) independent variabel media sosial.
(variabel bebas) yang memberikan pengaruh 2) Pengelolaan diri (self management)
dan (Y) dependent variabel (variabel terikat) adalah prosedur dimana individu mengatur
perilakunya sendiri. Pada teknik ini individu kelas diambil secara acak siswa sehingga
terlibat pada beberapa atau keseluruhan mencukupi sampel yang telah ditetapkan.
komponen dasar yaitu: menentukan perilaku 5. Teknik Pengumpulan Data
sasaran, memonitor perilaku tersebut, Adapun teknik pengumpulan data
memilih prosedur yang akan diharapkan, yang digunakan dalam penelitian yaitu
melaksanakan prosedur tersebut, dan sebagai berikut:
mengevaluasi efektivitas prosedur tersebut. 1) Skala Kecanduan Media Sosial
4. Populasi dan Sampel Skala kecanduan media sosial adalah
1) Populasi teknik pengumpulan data yang dilakukan
Populasi dalam penelitian ini adalah dengan cara memberikan seperangkat
semua siswa SMA Negeri 1 Sinjai kelas XII pernyataan tertulis kepada responden untuk
IPS 1, XII IPS 2, XI IPS 2, XI IPS 4 yang dijawab. Skala di berikan kepada subjek
teridentifikasi mengalami kecanduan media kelompok eksperimen untuk memperoleh
sosial. Berdasarkan hasil pemberian angket gambaran tingkat kecanduan media sosial,
kecanduan media sosial pada siswa di SMA baik sebelum (pretest) maupun sesudah
Negeri 1 Sinjai kelas XII IPS 1, XII IPS 2, (posttest) diberikan teknik self management.
XI IPS 2, XI IPS 4 diperoleh populasi Penelitian ini mengadaptasi skala
sebanyak 40 siswa yang teridentifikasi kecanduan media sosial yang dikembangkan
kecanduan media sosial. oleh teori Mukodim, dkk, 2004. Mengukur
2) Sampel kecanduan media sosial terdiri dari beberapa
Teknik penarikan sampel yang aspek yaitu intensitas waktu penggunaan,
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik mengulur waktu produktif, mengabaikan
Proportional random sampling, dimana kehidupan sosial. Jenis skala likert, dengan
pengambilan sampel dari jumlah populasi pernyataan yang dilengkapi empat pilihan
dilakukan secara Proportional dan jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai
berimbang terhadap kelas-kelas yang (S), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak
teridentifikasi kecanduan media sosial. Sesuai (STS).
Jumlah sampel penelitian diambil dari 2) Observasi
jumlah populasi sebanyak 40 siswa yang Observasi digunakan untuk
terdiri dari kelas yaitu XII IPS 1, XII IPS 2, mendapatkan informasi mengenai partisipasi
XI IPS 2, XI IPS 4. Dimana masing-masing siswa selama mengikuti pelaksanaan
konseling kelompok dengan menggunakan Sumber: Hasil pretest dan posttest
teknik self management sewaktu
Tabel di atas menunjukkan gambaran
pelaksanaan penelitian.
umum tentang kecanduan media sosial
6. Teknik Analisis Data
untuk kelompok eksperimen berdasarkan
1. Analisis Statistik Deskriptif
hasil pretest dan posttest. Setelah melakukan
Analisis statistik deskriptif untuk
perhitungan rata – rata skor variabel
menggambarkan kecanduan media sosial
diperoleh hasil pretest untuk kelompok
terhadap kelompok eksperimen yaitu
eksperimen berada dalam kategori tinggi.
sebelum dan sesudah pemberian teknik self
Setelah pelaksanaan pretest, kelompok
management atau hasil Pretest dan Posttest
eksperimen diberikan perlakuan atau
dan juga kelompok kontrol
penanganan berupa teknik self management
2. Analasis Statistik Inferensial
sebanyak 6 kali pertemuan dan dilakukan
Analisis inferensial digunakan untuk
kembali penghitungan rata – rata skor
menguji hipotesis yang telah diajukan.
variabel diperoleh hasil posttest untuk
Hipotesis yang telah diuji dengan statistik
kelompok eksperimen berada dalam kategori
parametrik dengan menggunakan t-test.
rendah.
Penggunaan t-test mensyaratkan bahwa data
2. Kecanduan Media Sosial pada
setiap variabel yang akan dianalisis harus
kelompok control
berdistribusi normal dan homogen.
Jenis Data Kategori
IV. HASIL PENELITIAN DAN
Kelompok Mean Interval
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pretest Tinggi

1. Kecanduan medial sosial pada Kontrol 142,5 133 – 161

kelompok eksperimen Posttest Tinggi


Jenis Data Kategori Kontrol 137,37 133 – 161
Kelompok Mean Interval
Sumber: Hasil pretest dan posttest
Pretest Tinggi Tabel di atas menunjukkan gambaran
Eksperimen 143,12 133 – 161 umum tentang kecanduan media sosial

Posttest Rendah untuk kelompok kontrol berdasarkan hasil

Eksperimen 81 75 – 103 pretest dan posttest. Setelah pelaksanaan


pretest, kelompok kontrol tidak diberikan mendapatkan perlakuan teknik self
perlakuan berupa teknik self management management (kelompok eksperimen) lebih
melainkan diberikan layanan informasi dan tinggi daripada penurunan tingkat
dilakukan kembali penghitungan rata – rata kecanduan media sosial pada siswa yang
skor variabel diperoleh hasil posttest untuk tidak diberikan perlakuan teknik self
kelompok kontrol tetap berada dalam management (kelompok kontrol).
kategori tinggi. B. PEMBAHASAN
Media sosial adalah media online
3. Hasil analisis statistik t untuk
yang medukung interaksi sosial dan media
pengujian hipotesis.
sosial menggunakan teknologi berbasis web
Kelompok Gain Sig Keterangan
yang mengubah komunikasi menjadi dialog
penelitian score
,000 Ho ditolak interaktif. Media sosial adalah sebuah
E 62,12 media online yang para penggunanya bisa
K 5,12 dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 23.00 for menciptakan isi meliputi blog, media sosial,
windows wiki, forum dan dunia virtual. Media sosial,
Berdasarkan tabel 4.6 tersebut, blog merupakan bentuk media sosial yang
diperoleh harga t = 7.133 dan nilai paling umum digunakan oleh masyarakat di
sig.(2tailed) = 0,000. Ini berarti nilai seluruh dunia.
signifikansi hitung (Sig.(2-tailed) 0,000 < α Kecanduan media sosial adalah
0,05. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 gangguan psikologis dimana penggunanya
diterima. Ini berarti ada perbedaan menambahkan jumlah atau intensitas
signifikansi kecanduan media sosial pada penggunaan media sosial setiap saat
siswa pada kelompok eksperimen dan sehingga dapat membangkitkan kesenangan,
kelompok kontrol. yang dapat menimbulkan kecemasan dan
Selanjutnya, dari perbandingan nilai perubahan mood, (depresi, sulit
rerata, diketahui bahwa rerata gainscore menyesuaikan diri), dan terganggunya
kelompok eksperimen = 62,12 lebih tinggi kehidupan sosial (menurun atau hilang sama
dibandingklan rerata gainscore kelompok sekali, baik dari segi kualitas maupun
kontrol = 5,12. Ini berarti, penurunan tingkat kuantitas) ketika penggunaannya berlebihan.
kecanduan media sosial pada siswa yang
Akibat tidak dapat mengontrol untuk mengisi lembar kerja tersebut masing-
mengakses internet khususnya media sosial, masing siswa diminta untuk memaparkan
akan mempengaruhi kebiasaan. Kecanduan hasil dari pengisian lembar kerja peserta
media sosial dapat mempengaruhi hubungan didik yang berkode 1.2 dan setelah itu siswa
sosial siswa, karena siswa akan lebih dipersilahkan untuk memberikan tanggapan
memilih berinteraksi melalui media sosial mengenai hasil pemaparan ke siswa lainnya.
dibandingkan berinteraksi secara langsung Selanjutnya konselor mengajak siswa
ini disebabkan siswa tidak mendapatkan mengenali penyebab perilaku siswa yang
kepuasan berinteraksi secara face to face dan menyimpang yaitu kecanduan media sosial
cenderung takut dan kesulitan berbicara tersebut dan kemudian siswa mengenali
secara langsung. Kecanduan media sosial dirinya bahwa ia termasuk mengalami
akan mendapatkan dampak buruk baik itu kecanduan media sosial.
dari segi ekonomi dan dari segi kesehatan Pada kegiatan kedua yaitu tahap self
karena berlebihan menatap layar handphone, contracting kegiatan ini pada pertemuan ini
seringnya begadang karena menggunakan konselor melanjutkan dengan meminta siswa
media sosial serta akan berdampak pada untuk membuka lembar kontrak perilaku
keadaan perasaan dan terganggunya yang berkode 1.3, sebelum mengisi lembar
hubungan sosial seseorang. kerja peserta didik tersebut siswa diminta
1. Pelaksanaan Teknik Self Management untuk mengemukakan hal-hal yang mereka
pada Siswa di SMA Negeri 1 Sinjai senangi untuk dijadikan sebuah hadiah
Pada kegiatan pertama yaitu Tahap ketika perilaku sasaran telah tercapai dan
Self monitoring, Kegiatan inti pada menentukan hal – hal yang mereka tidak
pertemuan ini adalah pelaksanaan tahap senangi untuk menjadi hukuman jika
pertama yaitu self monitoring. pertama-tama perilaku sasaran tersebut tidak berhasil
konselor menjelaskan tujuan dan mekanisme dicapai. Lalu siswa diminta untuk mengisi
kegiatan. Kemudian siswa diminta untuk lembar kontrak perilaku lalu
membuka lembar kerja peserta didik yang menandatangani lembar kontrak perilaku
berkode 1.2 dan kemudian konselor tersebut. Lembar kontrak perilaku yang diisi
menjelaskan terlebih dahulu isi dari lembar siswa berlaku selama 18 hari atau sampai
kerja peserta didik tersebut sebelum siswa pada tahap selanjutnya (self control) untuk
mengisi lembar kerja tersebut. Stelah siswa melakukan solusi yang dipilih yaitu
mengatur waktu dengan membuat skedul melakukan treatment dalam mengurangi
kegiatan untuk mengurangi kecanduan kecanduan media sosia dan apa yang akan
media sosial. siswa lakukan untuk mempertahankan
Pada kegiatan ketiga yaitu tahap self keberhasilan tersebut.
control, Kegiatan inti pada pertemuan ini Pada kegiatan keempat yaitu tahap
adalah konselor memberikan contoh self reward, Pada tahapan kegiatan ini yaitu
perilaku yang dapat dicontoh dan ditiru oleh siswa diajarkan untuk memberikan reward
siswa untuk mengurangi kecanduan media kepada dirinya sendiri dengan memberikan
sosial yaitu perilaku mengatur waktu sebaik- contoh perilaku yaitu dimana siswa
baiknya, dengan mengutamakan kegiatan- menghadirkan situasi yang kurang
kegiatan yang produktif untuk menghindari menyenangkan lalu setelah itu
penggunaan media sosial yang berlebihan. menghadirkan situasi yang menyenangkan
Konselor memperlihatkan model atau misal dimana siswa terlebih dahulu
contoh seorang interpreneur yang dapat mengerjakan tugas sekolahnya sampai
mengatur waktunya dengan baik antara selesai lalu memberikan reward ke diri
kegiatan kuliahnya dan kegiatan bisnisnya siswa dengan menghadirkan situasi yang
sehingga tidak ada waktu yang terbuang sia- menyenangkan yaitu bermain media sosial.
sia dan tidak ada peluang atau waktu untuk Setelah itu siswa dan konselor menetukan
melakukan hal yang berlebihan yang penguatan atau hukuman yang telah menjadi
percuma. Konselor meminta siswa untuk kesepakatan pada lembar kontrak perilaku.
membuka lembar kerja peserta didik yang Kemudian, siswa menetapkan jenis
berkode 1.5. Sebelum siswa mengisi lembar penguatan yang telah ditentukan yaitu “jika
kerja tersebut konselor menjelaskan untuk saya mampu mengurangi perilaku
mengisi kendala-kendala apa saja yang penggunaan media sosial secara berlebihan
didapatkan selama melakukan treatment maka saya tidak akan kecanduan lagi dan
untuk mengurangi kecanduan media sosial saya mampu memanajemen diri dari
dengan mengikuti skedul kegiatan yang berbagai kegiatan yang lebih bermanfaat
telah dibuat dan langkah apa yang siswa serta saya mampu bertanggung jawab
lakukan untuk mengatasi kendala tersebut. terhadap tugas dan diri saya”. Siswa
Setelah itu siswa menuliskan keberhasilan- memberikan pujian kepada dirinya bahwa
keberhasilan yang telah didapatkan selama
dia berhasil mengurangi kecanduan media Sinjai. Indikator keberhasilan perlakuan ini
sosial dengan usahanya sendiri. juga terlihat dari lembar kerja yang
2. Penerapan teknik self management dibagikan kepada konseli. Konseli belajar
untuk meningkatkan kecanduan media memahami penyebab kecanduan media
sosial siswa di SMA Negeri 1 Sinjai sosial dan konseli memahami cara untuk
Analisis data menunjukkan adanya meminimalisir penggunaan media sosial
penurunan kategori pada kelompok yang yang berlebihan hingga mencapai tingkat
diberikan perlakuan teknik self management kecanduan media sosial yang rendah pada
yaitu kelompok eksperimen dari kategori kelompok yang diberikan perlakuan teknik
tinggi ke kategori rendah. Sedangkan pada self management. Keberhasilan perlakuan
kelompok kontrol yang tidak mendapatkan juga ditentukan pada keaktifan konseli
perlakuan teknik self management tidak selama mengikuti proses teknik self
terjadi perubahan kategori atau dalam artian management.
tetap berada pada kategori tinggi. V. KESIMPULAN DAN SARAN
Tujuan dari implementasi teknik self A. Kesimpulan
managemnt adalah untuk memperdayakan Hasil penelitian mengenai penerapan
konseli untuk dapat menguasai dan teknik self management untuk mengurangi
mengelola perilaku mereka sendiri. Dengan tingkat kecanduan media sosial pada siswa
adanya pengelolaan perilaku dan perbuatan di SMA Negeri 1 Sinjai, dapat disimpulkan
akan mendorong pada pengurangan terhadap sebagai berikut:
hal-hal yang tidak baik dan peningkatan hal- 1. Tingkat kecanduan media sosial pada
hal yang baik dan benar. Dimana siswa siswa saat pretest pada kelompok
mandiri menyelesaikan masalahnya, eksperimen berada pada kategori tinggi
menentukan secara mandiri solusi yang dan kelompok kontrol berada pada
ingin mereka lakukan untuk menyelesaikan kategori tinggi.
masalahnya. 2. Teknik self management telah
Selanjutnya, kondisi ini tergambar dilaksanakan sesuai skenario, yaitu
dengan jelas pada hasil uji hipotesis yang sebanyak 4 tahap, yaitu self monitoring,
menunjukkan bahwa penerapan teknik self self contracting, self control dan self
management dapat mengurangi kecanduan reward dan selama pelaksanaan teknik
media sosial pada siswa SMA Negeri 1 ini, siswa menunjukkan tingkat
partisipasi yang berada pada kategori lanjut dengan mengaitkan variabel
tinggi dan sangat tinggi. terikat lainnya.
3. Penerapan teknik self management dapat
DAFTAR PUSTAKA
mengurangi secara signifikan kecanduan
media sosial pada siswa di SMA Negeri Asrianti. 2016. Penerapan Teknik Self
Management untuk Mengurangi
1 Sinjai. Kebiasaan Bermain Game Online
B. Saran pada Siswa di SMA Negeri 1
Tinggimoncong. Skripsi (tidak
Berdasarkan dari kesimpulan peneliti di diterbitkan). Makassar: Universitas
atas, maka diajukan saran sebagai berikut: Negeri Makassar.

1. Bagi konselor di sekolah, hendaknya Almenayes. 2015. Empirical Analysis of


Religiosity as Predictor of Social
dapat menerapkan teknik self Media Addiction. Journal of Art &
management kepada siswa karena telah Humanisti. Volume 4, No.10: h.
44-52.
terbukti dapat mengurangi tingkat Komalasari, G., Wahyuni, E., & Karsih.
kecanduan media sosial pada siswa. 2016. Teori dan Teknik Konseling.
Jakarta: PT Indeks.
2. Bagi siswa, untuk senantiasa Maheswari, J., & Dwiutami L. 2013. Pola
menerapkan teknik self management Perilaku Dewasa Muda yang
Kecenderungan Kecanduan Situs
bukan hanya di lingkungan formal saja Jejaring Sosial. Jurnal Penelitian
seperti di sekolah melainkan juga pada dan Pengukuran Psikologi. Volume
2, No.1: h. 2-5
lingkungan non formal seperti
Matilda, D. 2018. Hubungan
lingkungan tempat tinggal dan dalam KecanduanMedia Sosial dengan
kehidupan sehari-hari. Kualitas Komunikasi Interpersonal
pada Usia Dewasa Awal. Skripsi
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini (tidak diterbitkan).. Yogyakarta:
diharapkan dijadikan bahan Universitas Sanata Dharma.
pertimbangan bagi pihak sekolah sebagai Mim, F.N., Islam, M.A., & Paul, G.K. 2018.
Impact of the use of social media
model bimbingan pribadi dalam
on students academic performance
menyelesaikan setiap masalah yang and behavior change. International
Journal of Statistics and Applied
timbul di SMA Negeri 1 Sinjai
Mathematics. Volume 3, No.1: h.
khususnya dalam mengurangi kecanduan 299-302.
media sosial. Pandang, A. & Anas, M. 2019. Penelitian
Eksperimen Dalam Bimbingan
4. Bagi peneliti selanjutnya, teknik self
Konseling Konsep Dasar &
management dapat dikembangkan lebih
Aplikasinya Tahap Demi Tahap. kuantitatif, kualitatif, dan R&D).
Makassar: Badan Penerbit UNM. Bandung: Alfabeta.
Prayitno. 2004. Layanan bimbingan dan Young, K.S. 2012. Internet Addiction:
konseling kelompok. Universitas Disorder: The Emergence of New
Negeri Padang. Clinical Disorder. Cyber
Psychology and Behavior. Volume
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian 1, No.3: h. 237-244.
Pendidikan (Pendekatan

Anda mungkin juga menyukai