Anda di halaman 1dari 5

NAMA : MUH.

AL- KHOFID

NIM : D0411713

DEPARTEMEN : TEKNIK ELEKTRO

MEDIA SOSIAL

A. Media sosial dalam dunia pendidikan remaja

Media sosial dalam dunia pendidikan merupakan proses penggunaan


media dalam sistem dan metode belajar mengajar yang mengutamakan
sebuah interaksi sosial didalamnya. Media sosial dalam dunia pendidikan
telah menjadi sebuah bentuk timbal balik yang hasilnya baik positif
ataupun negatif masih terus berkembang secara luas.

Media sosial dalam dunia pendidikan

Media sosial adalah sebuah media yang isinya diciptakan dan


didistribusikan melalui sebuah interaksi sosial[1]. Media sosial merupakan
sebuah aplikasi yang mengizinkan penggunanya berinteraksi dan
memberikan timbal balik dengan sesama pengguna; membuat, mengedit
dan membagikan informasi dalam berbagai bentuk (Prof. Neil
Selwyn,2012) [2]. Pertumbuhan media sosial selama beberapa tahun
terakhir telah membawa perubahan cara pemanfaatan internet bagi
penggunanya dalam dunia pendidikan.

1 Selwyn, Neil. 2012. Social Media in Higher Education. Diakses dari www.worldoflearning.com
pada tanggal 22 November 2017.
Media sosial dalam dunia pendidikan secara fungsinya dikondisikan
sebagai bentuk kolaborasi, keramahan, dan kreativitas penggunanya.
kondisi yang terjadi kini, banyak kalangan masyarakat belum menyadari
pentingnya kebutuhan sosial media dan internet dalam dunia pendidikan.
(Halpin dan Tuffield 2010)[3] mengatakan pentingnya untuk menyadari
bahwa dari sisi luar sebuah web dalam internet selalu bersifat sosial.
Penggunaan media sosial dalam dunia pendidikan dirasakan belum
dipandang istimewa. Penggunaan media sosial dalam dunia pendidikan
sebagai media belajar telah dipandang penting pada pendidikan dengan
jenjang yang lebih tinggi, karena sebagai bagian dalam dunia ber-jaringan
sosial, pengguna media telah melampaui diri mereka sendiri dan menjadi
bagian dalam suatu jaringan yang lebih luas. Proses pendidikan yang
merupakan sebuah proses terstruktur dalam menyerap informasi dan ilmu
pengetahuan.

B. Peran Media sosial bagi remaja

Media sosial telah menjadi sebuah sarana umum yang dipergunakan


dalam kehidupan individu sehari-hari dan era baru dalam proses belajar
mengajar (Rasmita Kalasi, 2014)[4]. Penyebaran informasi yang terjadi
dalam kalangan remaja terbilang sangat cepat akibat media sosial,
diungkapkan oleh Grant and meadows (2010) bahwa informasi dalam
media sosial berkembang dan menyebar luas seperti virus dalam tubuh.
Anak-anak pada usia remaja di Indonesia sangat cepat beradaptasi
terhadap perkembangan teknologi yang ada saat ini. Maka, tidaklah
mengherankan jika kita berada di pusat keramaian,

2Kalasi, Rasmita. 2014. The impact of Social Networking on New age Teaching and Learning: An

Overview. Journal of education & social policy .


kita dapat melihat para remaja yang saat ini minimal menggunakan
sebuah perangkat digital untuk membantu aktivitas mereka.

Media sosial memiliki daya tariknya sendiri bagi setiap kalangan,


begitupula dengan kalangan remaja. Berdasarkan hasil riset yang
dilakukan oleh kementrian Kominfo dalam penelusuran para pengguna
aktivitas online pada anak usia remaja tahun 2014, ditarik kesimpulan
bahwa penggunaan media sosial sangat melekat dengan kehidupan
remaja sehari-hari. Dalam studi ini ditemukan bahwa dari 98 persen
remaja yang di survei tahu tentang internet dan 79,5 persen diantaranya
adalah pengguna internet. Daya tarik internet dan media sosial inilah yang
kemudian memegang peranan penting dalam membangun kemampuan
berkomunikasi seseorang. Remaja saat ini begitu peka dengan perubahan
yang terjadi dalam teknologi sosial, mereka mengikuti perkembangan
tersebut dan menguasainya dengan proses belajar menggunakan metode
“Trials and Error” (Rasmita Kalasi, 2014).

C. Pendidikan Remaja Indonesia

Pada dunia pendidikan remaja kini, proses belajar tidak lagi terfokus
pada penyampaian informasi yang dibatasi dinding-dinding kelas.
Ledakan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa jejaring sosial sangat
popular pada perkembangan komunikasi saat ini (Rasmita Kalasi, 2014).
Sosial media menciptakan sebuah budaya baru di mana para pengajar
dan para peserta didiknya tidak hanya dapat melakukan proses belajar di
dalam konteks ruangan secara fisik, namun karena munculnya media
sosial memungkinkan proses pendidikan dilakukan dalam ruang lain
secara maya. Penggunaan sosial media secara formal dapat diartikan
sebagai kombinasi antara belajar secara analog maupun secara online.

3Kalasi, Rasmita. 2014. The impact of Social Networking on New age Teaching and Learning: An

Overview. Journal of education & social policy .


Komunikasi media sosial yang terintegrasi dengan baik melahirkan
lingkungan belajar yang baru, peran guru perlahan berubah karena
adanya teknologi media yang berkembang. (Rasmita Kalasi[4] 2014)
mengungkapkan bahwa peran guru yang awalnya merupakan pemberi
pengetahuan, kini berubah menjadi pihak yang menfasilitasi pembagian
pengetahuan karena informasi dan ilmu yang didapat oleh para peserta
didik tidak lagi hanya didapat dari guru saja.

Penggunaan media sosial sebagai pembangun kualitas pendidikan


mulai digalakkan. Berdasarkan penelitian Rasmita Kalasi pada tahun
2014, diperoleh hasil bahwa 90 persen peserta didik yang duduk di
tingkatan fakultas menggunakan sarana media sosial dalam belajar dan
mengerjakan tugasnya atau menggunakan media sosial untuk
membangun karier di luar dunia kelas formal. Pembangunan pendidikan
remaja lewat media sosial dapat membuktikan bahwa setiap individu pada
dasarnya butuh berkomunikasi dan terlibat di dalam sebuah komunitas,
terlepas dari apapun bentuk komunitas yang ada (Rasmita Kalasi, 2014).
Setiap siswa remaja maupun mahasiswa yang terdorong untuk
menggunakan media sosial sebagai salah satu media belajar perlu
memiliki pemikiran yang kritis sebelum menggunakannya, serta dapat
menyaring informasi yang diperoleh dalam internet dan media sosial.

Pendidikan dengan tingkat yang lebih tinggi di Indonesia telah


menerapkan sedikit demi sedikit pemanfaatan media sosial dan internet
dalam ruang lingkup didikannya. Kehadiran Media sosial telah menjadi
pelengkap dalam proses penyampaian informasi secara digital, namun
kehadirannya tidak serta merta menggantikan posisi media belajar lain
yang sifatnya analog seperti media cetak. Penggunaannya terbatas pada
kemampuan pengguna yang belum mempuni, seperti jaringan internet
yang masih sulit didapatkan pada daerah-daerah tertentu di Indonesia.

2Kalasi, Rasmita. 2014. The impact of Social Networking on New age Teaching and Learning: An

Overview. Journal of education & social policy .


DAFTAR PUSTAKA

Selwyn, Neil. 2012. Social Media in Higher Education.

www.worldoflearning.com. 22 November 2017

Kalasi, Rasmita. 2014. The impact of Social Networking on New age

Teaching and Learning: An Overview. Journal of education &

social policy vol.1.

Anda mungkin juga menyukai