Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

INTEGRAL KOMPLEKS

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fungsi Kompleks I yang diampuh oleh:

Nurwan, S.Pd. M.Si

Oleh:

MUHAMMAD BACHTIAR GAIB


(412-417-043)

JURUSAN MATEMATIKA

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat, karunia,
keesahannya saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini guna memenuhi tugas
mata kuliah Fungsi Kompleks I.

Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dari dosen mata kuliah Fungsi
Kompleks I di Universitas Negeri Gorontalo.

Dalam penyusunan makalah ini, saya merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurna
penyusunan makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga Allah SWT. meridhoi atas pembuatan makalah
ini, Amin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Gorontalo, Mei 2019

Muhammad Bachtiar Gaib

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG .................................................................................................... 1
2. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 1
3. TUJUAN ......................................................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN
1. LINTASAN .................................................................................................................... 3
2. INTEGRAL LINTASAN................................................................................................ 5
3. INTEGRAL LINTASAN KOMPLEKS ......................................................................... 6
4. PENGINTEGRALAN CAUCHY .................................................................................. 8
5. INTEGRAL TENTU DAN INTEGRAL TAK TENTU ................................................ 9
6. RUMUS INTEGRAL CAUCHY ................................................................................... 9
7. AKIBAT INTEGRAL CAUCHY................................................................................. 11

BAB III : PENUTUP


1. KESIMPULAN ............................................................................................................. 13
2. SARAN ......................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Integral kompleks dikenal sebagai teori fungsi variabel yang kompleks. Integral
kompleks merupakan cabang dari analisis matematis yang menyelidiki fungsi dari
bilangan kompleks. Hal ini berguna dalam banyak cabang matematika, termasuk
geometri aljabar, teori bilangan, matematika terapan, serta dalam fisika, termasuk
hidrodinamika, termodinamika, teknik mesin dan teknik elektro.

Misalkan 𝐹(𝐹) adalah fungsi kompleks dari variabel rill t, ditulis sebagai 𝐹(𝐹) =
𝐹(𝐹) + 𝐹. 𝐹(𝐹) dengan 𝐹(𝐹) dan 𝐹(𝐹) adalah fungsi riil. Jika 𝐹(𝐹) dan 𝐹(𝐹) kontinu
pada interval tertutup 𝐹 ≤ 𝐹 ≤ 𝐹, maka
𝐹 𝐹 𝐹

∫ 𝐹(𝐹) 𝐹𝐹 = ∫ 𝐹(𝐹) 𝐹𝐹 + 𝐹 ∫ 𝐹(𝐹) 𝐹𝐹


𝐹 𝐹 𝐹

Sifat-sifat integral kompleks:


𝐹 𝐹
1. Re (∫ 𝐹(𝐹) 𝐹𝐹) = ∫ Re(𝐹(𝐹)) 𝐹𝐹
𝐹 𝐹
𝐹 𝐹
2. Im (∫ 𝐹(𝐹) 𝐹𝐹) = ∫ Im(𝐹(𝐹)) 𝐹𝐹
𝐹 𝐹
𝐹 𝐹
3. ∫ 𝐹. 𝐹(𝐹) 𝐹𝐹 = 𝐹 ∫ 𝐹(𝐹) 𝐹𝐹
𝐹 𝐹
𝐹 𝐹
4. ∫ 𝐹(𝐹) 𝐹𝐹 = − ∫ 𝐹(𝐹) 𝐹𝐹
𝐹 𝐹
𝐹 𝐹
5. |∫ 𝐹(𝐹) 𝐹𝐹| = ∫ |𝐹(𝐹)| 𝐹𝐹
𝐹 𝐹

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana bentuk-bentuk dari Lintasan?
b. Bagaimana cara untuk menghitung Integral Lintasan?
c. Bagaimana cara untuk menghitung Integral Lintasan Kompleks?

1
d. Bagaimana bentuk Pengintegralan Cauchy?
e. Bagaimana bentuk Integral Tentu dan Integral Tak Tentu?
f. Bagaimana cara untuk menghitung menggunakan rumus Integral Cauchy?
g. Apa saja akibat dari Integral Cauchy?

3. Tujuan
a. Agar mengetahui Bentuk-Bentuk dari Lintasan.
b. Agar mengetahui cara untuk menghitung Integral Lintasan.
c. Agar mengetahui cara untuk menghitung Integral Lintasan Kompleks.
d. Agar mengetahui bentuk Pengintegralan Cauchy.
e. Agar mengetahui bentuk Integral Tentu dan Integral Tak Tentu.
f. Agar mengetahui cara untuk menghitung menggunakan rumus Integral Cauchy.
g. Agar mengetahui akibat dari Integral Cauchy.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Lintasan
Jika g dan h fungsi bernilai riil dan kontinu dari variabel t dalam interval
tertutup 𝐹  𝐹  𝐹, maka himpunan titik-titik di bidang xy dapat dinyatakan
dalam bentuk parametrik 𝐹  𝐹(𝐹), 𝐹  ℎ (𝐹), 𝐹  𝐹  𝐹. Oleh karena itu,
himpunan titik- titik dalam bidang kompleks juga dapat dinyatakan dalam bentuk
parametrik.

Definisi 1.1
Kurva di bidang datar merupakan kurva mulus (smooth curve) jika dan hanya jika
kurva tersebut dapat dinyatakan dengan dua fungsi bernilai riil
𝐹  𝐹(𝐹), 𝐹  ℎ (𝐹), 𝐹  𝐹 𝐹
Sedemikian sehingga 𝐹𝐹 = 𝐹′(𝐹) dan 𝐹𝐹 = ℎ ′(𝐹) ada dan kontinu dalam interval
𝐹𝐹 𝐹𝐹

𝐹𝐹
𝐹.

CONTOH 1
Kurva dengan bentuk parametrik
𝐹  2 cos 𝐹 , 𝐹  2 sin 𝐹 , 0  𝐹  3𝐹 merupakan kurva mulus.
2

Jika C merupakan kurva mulus dengan bentuk parametrik:


𝐹  𝐹(𝐹), 𝐹  ℎ (𝐹), 𝐹  𝐹 𝐹
Maka
 Titik pada C yang berpadanan dengan 𝐹 = 𝐹 disebut titik awal C.
 Titik pada C yang berpadanan dengan 𝐹 = 𝐹 disebut titik akhir C.

Selanjutnya, C disebut lintasan (path) bila C terdiri dari berhingga banyak kurva
mulus,
𝐹 = 𝐹1 + 𝐹2 + ⋯ + 𝐹𝐹

3
Dengan 𝐹1, 𝐹2, … , 𝐹𝐹 merupakan kurva mulus. Pengertian lintasan ini sangat
penting dalam integral fungsi kompleks karena berperan sebagai selang
pengintegralan dalam integral fungsi riil dari satu variabel.

CATATAN:
 C disebut lintasan tertutup jika titik akhir C berimpit dengan titik awal C
 C disebut lintasan terbuka jika titik akhir C tidak berimpit dengan titik awal C
 C disebut lintasan sederhana jika lintasan tidak memotong dirinya sendiri
 C disebut lintasan berganda jika lintasan memotong dirinya sendiri

Teorema 1.1 (Kurva Jordan)


Jika C lintasan tertutup sederhana di bidang datar, maka bidang datar itu dibagi
oleh C menjadi 3 bagian, yaitu:
1) Kurva C.
2) Bagian dalam C, ditulis 𝐹𝐹𝐹(𝐹), yang merupakan himpunan terbuka dan
terbatas.
3) Bagian luar C, ditulis 𝐹𝐹𝐹(𝐹), yang merupakan himpunan terbuka dan tidak
terbatas.
Kurva C merupakan batas dari himpunan 𝐹𝐹𝐹(𝐹) dan 𝐹𝐹𝐹(𝐹).

4
2. Integral Lintasan
Misalkan kurva mulus C disajikan dengan 𝐹  𝐹(𝐹), 𝐹  ℎ (𝐹), 𝐹  𝐹  𝐹,
𝐹(𝐹) dan ℎ (𝐹) kontinu di 𝐹  𝐹  𝐹. 𝐹′(𝐹) dan ℎ ′(𝐹) kontinu di 𝐹  𝐹  𝐹.
Kurva C mempunyai arah dari titik awal 𝐹(𝐹(𝐹), ℎ (𝐹)) ke titik akhir 𝐹(𝐹(𝐹),
ℎ (𝐹)) dan
𝐹(𝐹, 𝐹) suatu fungsi yang terdefinisi di C.

Teorema 2.1

1) Jika 𝐹(𝐹, 𝐹) kontinu di C, maka 𝐹(𝐹, 𝐹)𝐹𝐹 dan 𝐹(𝐹, 𝐹) 𝐹𝐹 ada dan
∫𝐹 ∫𝐹
𝐹

∫ 𝐹(𝐹, 𝐹) 𝐹𝐹 = ∫ 𝐹[𝐹(𝐹). ℎ (𝐹)]𝐹′(𝐹) 𝐹𝐹


𝐹 𝐹
𝐹

∫ 𝐹(𝐹, 𝐹) 𝐹𝐹 = ∫ 𝐹[𝐹(𝐹). ℎ (𝐹)]ℎ ′(𝐹) 𝐹𝐹


𝐹 𝐹

𝐹 𝐹
2) ∫ 𝐹(𝐹, 𝐹) 𝐹𝐹 = − ∫ 𝐹(𝐹, 𝐹) 𝐹𝐹
𝐹 𝐹

3) Jika 𝐹(𝐹, 𝐹) dan 𝐹(𝐹, 𝐹) kontinu di C, maka

∫ 𝐹(𝐹, 𝐹) 𝐹𝐹 + ∫ 𝐹(𝐹, 𝐹) 𝐹𝐹 = ∫ {𝐹(𝐹, 𝐹) 𝐹𝐹 + 𝐹(𝐹, 𝐹) 𝐹𝐹}


𝐹 𝐹 𝐹

Teorema 2.2
Jika 𝐹(𝐹, 𝐹) dan 𝐹(𝐹, 𝐹) serta turunan parsial tingkat pertama kontinu pada
seluruh daerah tertutup R yang dibatasi lintasan tertutup C, maka
𝐹𝐹 𝐹𝐹
∮ {𝐹 𝐹𝐹 + 𝐹 𝐹𝐹} = ∬ [ − ] 𝐹𝐹𝐹𝐹
𝐹 𝐹𝐹
𝐹
𝐹
𝐹

CONTOH
Tentukan integral garis fungsi 𝐹(𝐹, 𝐹) = 𝐹 + 𝐹 sepanjang lintasan 𝐹 + 𝐹 dengan
C : garis dari (0,0) ke (2,0) dan K : garis dari (2,0) ke (2,2).
5
Penyelesaian:
𝐹 ∶ 𝐹 = 0, 0 ≤ 𝐹 ≤ 2
𝐹 ∶ 𝐹 = 2, 0 ≤ 𝐹 ≤ 2
Pada kurva C : 𝐹𝐹 = 0 dan pada kurva K : 𝐹𝐹 = 0

∫ 𝐹(𝐹, 𝐹) 𝐹𝐹 = ∫ 𝐹(𝐹, 𝐹) 𝐹𝐹 + ∫ 𝐹(𝐹, 𝐹) 𝐹𝐹


𝐹+𝐹 𝐹 𝐹

∫ 𝐹(𝐹, 𝐹) 𝐹𝐹 = ∫ (𝐹 + 𝐹) 𝐹𝐹
𝐹+𝐹 𝐹

2
∫ 𝐹(𝐹, 𝐹) 𝐹𝐹 = ∫ 𝐹 𝐹𝐹
𝐹+𝐹 0

∫ 𝐹(𝐹, 𝐹) 𝐹𝐹 = 2
𝐹+𝐹

∫ 𝐹(𝐹, 𝐹) 𝐹𝐹 = ∫ 𝐹(𝐹, 𝐹) 𝐹𝐹 + ∫ 𝐹(𝐹, 𝐹) 𝐹𝐹


𝐹+𝐹 𝐹 𝐹

∫ 𝐹(𝐹, 𝐹) 𝐹𝐹 = ∫ (𝐹 + 𝐹) 𝐹𝐹
𝐹+𝐹 𝐹

2
∫ 𝐹(𝐹, 𝐹) 𝐹𝐹 = ∫ (2 + 𝐹) 𝐹𝐹
𝐹+𝐹 0

∫ 𝐹(𝐹, 𝐹) 𝐹𝐹 = 6
𝐹+𝐹

3. Integral Lintasan Kompleks


Diberikan lintasan C dalam bentuk parametrik 𝐹 = 𝐹(𝐹), 𝐹 = ℎ (𝐹) dengan 𝐹 ≤
𝐹 ≤ 𝐹. 𝐹(𝐹) dan ℎ (𝐹) kontinu di 𝐹 ≤ 𝐹 ≤ 𝐹. 𝐹′(𝐹) dan ℎ ′(𝐹) kontinu di 𝐹 ≤ 𝐹 ≤ 𝐹.
Jika 𝐹 = 𝐹 + 𝐹𝐹, maka titik-titik z terletak di C. Arah pada kurva C (𝐹(𝐹), ℎ (𝐹))

6
ke (𝐹(𝐹), ℎ (𝐹)) atau dari 𝐹 = 𝐹 sampai 𝐹 = 𝐹 dengan 𝐹 = (𝐹(𝐹), ℎ (𝐹)) dan 𝐹 =
(𝐹(𝐹), ℎ (𝐹)).

Definisi 3.1
Diberikan fungsi 𝐹(𝐹) = 𝐹(𝐹, 𝐹) + 𝐹𝐹(𝐹, 𝐹) dengan u dan v fungsi dari t yang
kontinu sepotong-potong pada 𝐹 ≤ 𝐹 ≤ 𝐹. Integral fungsi 𝐹(𝐹) sepanjang lintasan
C dengan arah dari 𝐹 = 𝐹 sampai 𝐹 = 𝐹 adalah
𝐹 𝐹

∫ 𝐹(𝐹) 𝐹𝐹 = ∫ 𝐹[𝐹(𝐹) + 𝐹ℎ (𝐹)] {𝐹 ′ (𝐹) + 𝐹ℎ ′ (𝐹)} 𝐹𝐹


𝐹 𝐹

CONTOH
2
Hitunglah ∫ 𝐹𝐹𝐹 𝐹𝐹 jika 𝐹 : garis lurus dari 𝐹 = 𝐹 ke 𝐹 = 2 + 𝐹
𝐹 0 1

Penyelesaian:
𝐹0 = 𝐹 𝐹1 = 2 + 𝐹
(0,1) (2,1)
Persamaan garis 𝐹 ∶ 𝐹 = 1 dan mempunyai bentuk parametrik
𝐹 = 𝐹(𝐹) = 𝐹
, 𝐹 ∈ [0,2] (4.1)
𝐹 = ℎ (𝐹) = 1
Dari (4.1) diperoleh:
𝐹 = 𝐹(𝐹) + 𝐹ℎ (𝐹) = 𝐹 + 𝐹
𝐹𝐹 = {𝐹 ′ (𝐹) + 𝐹ℎ ′ (𝐹)} 𝐹𝐹 = 1 𝐹𝐹
2 2
Karena 𝐹(𝐹) = 𝐹𝐹 𝐹 maka 𝐹[𝐹(𝐹) + 𝐹ℎ (𝐹)] = 𝐹(𝐹 + 𝐹) = (𝐹 + 𝐹)𝐹 (𝐹+𝐹)

Sehingga,
2
𝐹2 2
∫ 𝐹𝐹 𝐹𝐹 = ∫(𝐹 + 𝐹) 𝐹 (𝐹+𝐹) 1 𝐹𝐹
𝐹 0
2
2
= ∫(𝐹 + 𝐹) 𝐹 (𝐹+𝐹) 𝐹𝐹 (gunakan subtitusi : 𝐹 = (𝐹 + 𝐹)2 )
0

7
1
= [𝐹
3+4𝐹
− 𝐹 −1]
2

4. Pengintegralan Cauchy
Teorema 4.1 (Teorema Cauchy)
Jika 𝐹(𝐹) analitik dan 𝐹′(𝐹) kontinu di dalam dan pada lintasan tertutup sederhana

C, maka 𝐹(𝐹) 𝐹𝐹 = 0.
∮𝐹

Teorema 4.2 (Teorema Cauchy-Goursat)


Jika 𝐹(𝐹) analitik di dalam dan pada lintasan tertutup sederhana C, maka

∮ 𝐹 𝐹(𝐹) 𝐹𝐹 = 0.

Teorema 4.3 (Bentuk Lain Teorema Cauchy-Goursat)


Jika fungsi 𝐹(𝐹) analitik di seluruh domain terhubung sederhana D, maka untuk

setiap lintasan tertutup C di dalam D, berlaku 𝐹(𝐹)𝐹𝐹 = 0.


∮𝐹

Teorema 4.4 (Teorema Cauchy-Goursat yang diperluas)


Diberikan suatu lintasan tertutup C, sedangkan 𝐹1, 𝐹2, … , 𝐹𝐹 adalah lintasan-
lintasan tertutup yang terletak di interior C sedemikian sehingga 𝐹1, 𝐹2, … , 𝐹𝐹 tidak
saling berpotongan. Jika fungsi 𝐹(𝐹) analitik di dalam daerah tertutup yang
terdiri dari titik-titik pada C dan titik-titik di dalam C, kecuali titik-titik interior
𝐹1, 𝐹2, … , 𝐹𝐹 , maka

8
∮ 𝐹(𝐹) 𝐹𝐹 = ∮ 𝐹(𝐹) 𝐹𝐹 + ∮ 𝐹(𝐹) 𝐹𝐹 + ⋯ + ∮ 𝐹(𝐹) 𝐹𝐹
𝐹 𝐹2 𝐹
𝐹 𝐹
1

5. Integral Tentu dan Integral Tak Tentu


Jika fungsi f analitik di dalam domain terhubung sederhana D, maka 𝐹(𝐹) =
𝐹
∫ 𝐹(𝐹) 𝐹𝐹 mempunyai turunan untuk setiap titik z di dalam D dengan 𝐹′(𝐹) =
𝐹0

𝐹(𝐹), asalkan lintasan pengintegralan dari 𝐹0 ke z seluruhnya terletak di dalam D.


Jadi, 𝐹(𝐹) juga analitik di dalam D.

Teorema 5.1
Jika 𝐹 dan 𝐹 di dalam D, maka
𝐹

∫ 𝐹(𝐹) 𝐹𝐹 = 𝐹(𝐹) − 𝐹(𝐹)


𝐹

6. Rumus Integral Cauchy


Teorema 6.1 (Rumus Integral Cauchy)
Jika 𝐹(𝐹) analitik di dalam dan pada lintasan tertutup C dan 𝐹0 sebarang titik di
dalam C, maka

9
1 𝐹(𝐹 𝐹𝐹
𝐹(𝐹 ) = )∮
0
2𝐹𝐹 𝐹 − 𝐹0
𝐹
atau
𝐹(𝐹 ). 2𝐹𝐹 = ∮ 𝐹(𝐹 𝐹𝐹
)
0
𝐹𝐹 − 𝐹0

Turunan Fungsi Analitik

CONTOH
Hitung ∮ 𝐹
dengan C : |𝐹 − 2| = 2
𝐹
𝐹 𝐹−3

Penyelesaian:
Diambil : 𝐹(𝐹) = 1 (𝐹(𝐹) analitik di dalam dan pada C)
𝐹0 = 3 di dalam C
𝐹(𝐹0) = 𝐹(3) = 1
Menggunakan rumus Integral Cauchy, diperoleh
𝐹𝐹 = 2𝐹𝐹. ) = 2𝐹𝐹. 1 = 2𝐹𝐹
∮ 𝐹(𝐹
𝐹 𝐹−3 0

10
7. Akibat Integral Cauchy
Berikut ini adalah beberapa teorema-teorema yang merupakan akibat dari Integral
Cauchy, antara lain:
a. Teorema 7.1 (Teorema Morera)
Jika 𝐹(𝐹) kontinu dalam domain terhubung D dan untuk setiap lintasan
tertutup

C dalam D berlaku ∫𝐹 𝐹(𝐹) 𝐹𝐹 = 0, maka 𝐹(𝐹) analitik di seluruh D.

b. Teorema 7.2 (Teorema Liouville)


Jika 𝐹(𝐹) analitik dan |𝐹(𝐹)| terbatas di seluruh bidang kompleks, maka 𝐹(𝐹)
adalah suatu fungsi konstan.

c. Teorema 7.3 (Teorema Modulus Maksimum)


Jika 𝐹(𝐹) analitik di dalam dan pada suatu kurva tertutup sederhana C dan 𝐹(𝐹)
bukan merupakan konstanta, maka nilai maksimum dari |𝐹(𝐹)| terletak pada C.

d. Teorema 7.4 (Teorema Modulus Minimum)


Jika 𝐹(𝐹) analitik di dalam dan pada suatu kurva tertutup sederhana C dan
𝐹(𝐹) ≠ 0 di dalam C, maka |𝐹(𝐹)| mencapai nilai minimum pada C.

e. Teorema 7.5 (Ketaksamaan Cauchy)


Jika 𝐹(𝐹) analitik di dalam dan pada lintasan tertutup sederhana C : |𝐹 − 𝐹0| =
𝐹, dan 𝐹(𝐹) terbatas pada C, |𝐹(𝐹)| ≤ 𝐹, ∀ 𝐹 ∈ 𝐹 maka
𝐹! 𝐹
|𝐹"(𝐹0 )| ≤
𝐹𝐹
Untuk 𝐹 = 0, 1, 2, …

f. Teorema 7.6 (Dasar Aljabar)


Setiap persamaan suku banyak 𝐹(𝐹) = 𝐹0 + 𝐹1𝐹 + 𝐹2𝐹2 + ⋯ + 𝐹𝐹𝐹𝐹
berderajat 𝐹 ≥ 1 dan 𝐹𝐹 ≠ 0 memiliki paling sedikit satu akar. Ini
mengakibatkan bahwa 𝐹(𝐹) = 0 memiliki n akar.

11
g. Teorema 7.7 (Nilai Rata-Rata Gauss)
Jika 𝐹(𝐹) analitik di lingkaran C dengan pusat a dan berjari-jari r, maka 𝐹(𝐹)
adalah nilai rata-rata dari 𝐹(𝐹) pada C, yaitu
1
( ) 2 𝐹𝐹
𝐹
𝐹𝐹 = ∫ 0 𝐹(𝐹 + ) 𝐹𝐹
2𝐹
𝐹𝐹

h. Teorema 7.8 (Rumus Integral Poisson Untuk Suatu Lingkaran)


Misalkan 𝐹(𝐹) analitik di dalam dan pada lingkaran C yang di definisikan oleh
|𝐹| = 𝐹. Jika 𝐹 = 𝐹𝐹𝐹𝐹 suatu titik di dalam C, maka
2𝐹
1 (𝐹2 − 𝐹2)𝐹(𝐹𝐹𝐹𝐹)
𝐹𝐹
𝐹(𝐹𝐹 )= ∫ 𝐹𝐹
2𝐹 𝐹2 − 2𝐹𝐹 cos(𝐹 − 𝐹) + 𝐹2
0

Jika 𝐹(𝐹, 𝐹) dan 𝐹(𝐹, 𝐹) adalah bagian real dan peta dari 𝐹(𝐹𝐹𝐹𝐹)
sedangkan
𝐹(𝐹, 𝐹) dan 𝐹(𝐹, 𝐹) adalah bagian real dan peta dari 𝐹(𝐹𝐹𝐹𝐹), maka
2𝐹
1 (𝐹2 − 𝐹2)𝐹(𝐹, 𝐹)
𝐹(𝐹, 𝐹) = ∫ 𝐹𝐹
2𝐹 𝐹2 − 2𝐹𝐹 cos(𝐹 − 𝐹) + 𝐹2
0

dan
2𝐹
1 (𝐹2 − 𝐹2)𝐹(𝐹, 𝐹)
𝐹(𝐹, 𝐹) = ∫ 𝐹𝐹
2𝐹 𝐹2 − 2𝐹𝐹 cos(𝐹 − 𝐹) + 𝐹2
0

12
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Integral kompleks dikenal sebagai teori fungsi variabel yang kompleks. Integral
kompleks merupakan cabang dari analisis matematis yang menyelidiki fungsi dari bilangan
kompleks. Hal ini berguna dalam banyak cabang matematika, termasuk geometri aljabar,
teori bilangan, matematika terapan, serta dalam fisika, termasuk hidrodinamika,
termodinamika, teknik mesin dan teknik elektro.

Integral kompleks terdapat beberapa pokok pembahasan antara lain lintasan,


integral lintasan, integral lintasan kompleks, pengintegralan Cauchy, integral tentu dan
integral tak tentu, rumus integral Cauchy dan akibat integral Cauchy.

2. Saran
Agar pembaca lebih mengetahui dan lebih memahami konsep dari Integral
Kompleks.

13
DAFTAR PUSTAKA

Churchill, RV & Brown JW. 2009. Complex Variables and Applications.


New York: McGraw-Hill.

Hasugian, M. Jimmy & Agus Prijono. 2006. Menguasai Analisis Kompleks dalam
Matematika Teknik. Bandung: Rekayasa Sains

Martono, Koko. 2005. Peubah Kompleks. Jakarta: Erlangga

Paliouras, John D. 1987. Terjemahan, Peubah Kompleks Untuk Ilmuwan dan


Insinyur. Jakarta: Erlangga

14

Anda mungkin juga menyukai