INTEGRAL LIPAT
Oleh : Kelompok 3
Kelas : 1 TEA
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktu, Dalam Tugas Matematika mengenai Integral Lipat.
Tugas ini dapat terselesaikan atas bantuan berbagai pihak yang telah membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan dalam menyelesaikan tugas ini. Oleh
karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan tugas ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada tugas ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran dan kritik
yang dapat membangun. Kritik yang bersifat membangun dari pembaca kami
harapkan untuk penyempurnaan tugas selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan tugas ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa itu integral lipat
2. Untuk mengetahui macam-macam integral beserta contoh soal atau
pemasalahnnya.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2. Integral lipat dua adalah aditif pada persegi panjang yang saling
melengkapi hanya pada suatu ruas garis
4. Jika f(x,y)=1 pada R, maka pada integral lipat dua merupakan luas
daerah R.
5
Sifat-sifat integral tersebut membawa beberapa akibat yang perlu
dikemukakan di sini. Misalkan 𝑚 ≤ (𝑥,) ≤ 𝑀 untuk semua (𝑥,) di 𝑅
maka 𝑚 (luas R) = ∬ 𝑚 𝑑𝑥𝑑𝑦 ≤ ∬𝑓(𝑥,𝑦)𝑑𝑥 𝑑𝑦 ≤ ∬𝑀 𝑑𝑥𝑑𝑦 = 𝑀 𝑅
(luas R)
Satu sifat lainnya yang perlu dikemukakan adalah akibat dari sifat
Atau
6
a. Integral Lipat Dua atas Persegi Panjang
Integral tentu dapat dipergunakan untuk fungsi dengan dua peubah atau lebih.
Pada bagian ini, kita akan mendiskusikan integral lipat dua dari fungsi dua
peubah.
𝑏 𝑛
Untuk mencari luas daerah di bawah kurva f(x). Di sini f terdefinisi pada selang
[a,b].
Pada fungsi dua peubah, misal daerah definisi adalah R = {(x,y), a≤x≤b,
c≤y≤d}. Seperti pada Riemann, buat partisi masing-masing interval, lalu pilih
salah satu partisi dan salah satu titik di dalamnya adalah, lalu buat balok
persegipanjang dengan luas alas dan tinggi.
7
Lakukan untuk semua partisi R. Lalu perkecil luas R dan lanjutkan.
b. Integral Berulang
Ada cara lain, yang lebih praktis, untuk menghitung integral lipat dua. Partisi
yang dibuat bukan balok tapi irisan tipis. Misal di titik, cari luas irisan tipis
yang diperoleh dari integral fungsi satu peubah, 𝐴(𝑥𝑖 ) =
𝑑
∫𝐶 𝑓(𝑥𝑖 , 𝑦) 𝑑𝑦, kemudian cari volume irisan tipis tersebut dengan mengalikan
dengan tebalnya. Cari volume irisan tipis untuk semua i. Dengan demikian
⬚ 𝑏
𝑑
ඵ 𝑓൫𝑥, 𝑦൯𝑑𝐴 = න ቈන 𝑓൫𝑥, 𝑦൯𝑑𝑦 𝑑𝑥
𝑐
𝑅 𝑎
8
𝑑
Sama halnya bila irisan tipisnya pada suatu 𝑦𝑖 adalah (𝑦𝑖 ) = ∫𝐶 𝑓(𝑥𝑖 , 𝑦) 𝑑𝑥 ,
dengan prosedur yang serupa diperoleh
⬚ 𝑏
𝑑
ඵ 𝑓൫𝑥, 𝑦൯𝑑𝐴 = න ቈන 𝑓൫𝑥, 𝑦൯𝑑𝑥 𝑑𝑦
𝑐
𝑅 𝑎
9
Daerah Integrasi:
Himpunan y-sederhana bila
𝑆 = {(𝑥, 𝑦): 𝛷1 ≤ 𝑦 ≤ 𝛷2 , 𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏}
𝑎 𝛷
Hasil integral: ∬𝑆 𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴 = ∫𝑏 ቂ∫𝛷 2 𝑓൫𝑥, 𝑦൯𝑑𝑦ቃ 𝑑𝑥
1
𝑆 = {(𝑥, 𝑦): 𝛹1 ≤ 𝑦 ≤ 𝛹2 , 𝑐 ≤ 𝑦 ≤ 𝑑}
𝑐 𝛹
Hasil integral: ∬𝑆 𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴 = ∫𝑑 ቂ∫𝛹 2 𝑓൫𝑥, 𝑦൯𝑑𝑥ቃ 𝑑𝑦
1
𝑉 = ඵ 𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴
𝑅
10
𝑉 = ඵ 𝐹(𝑟, 𝜃)𝑟𝑑𝑟𝑑𝜃 = ඵ 𝑓(rcos 𝜃, 𝑟 sin 𝜃)𝑟𝑑𝑟𝑑𝜃
𝑅 𝑅
Massa sebenarnya
x1 𝑥̅ x2
Pada gambar kedua: x1m1+ x2m2=0 keadaan setimbang, dimana x1 dan x2 adalah
jarak orang terhadap pusat massa 𝑥̅ .
11
Untuk mencari pusat massa 𝑥̅ :
m1 m2 mn
x1 x2 xn
(x1-𝑥̅ )m1 + (x2-𝑥̅ )m2 +…+ (xn-𝑥̅ )mn = 0
𝑀 ∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 𝑚𝑖
𝑥̅ = = 𝑛
𝑚 ∑𝑖=1 𝑚𝑖
𝑀 ∑𝑛𝑖=1 𝑦𝑖 𝑚𝑖
𝑦̅ = = 𝑛
𝑚 ∑𝑖=1 𝑚𝑖
Pada bidang xy, jika kerapatan massa suatu fungsi continue m=δ(x,y):
𝑀𝑦 ∬𝑆 𝑥𝛿(𝑥,𝑦) 𝑑𝐴 𝑀𝑦 ∬𝑆 𝑦𝛿(𝑥,𝑦) 𝑑𝐴
𝑥̅ = = 𝑦̅ = =
𝑚 ∬𝑆 𝛿(𝑥,𝑦) 𝑑𝐴 𝑚 ∬𝑆 𝛿(𝑥,𝑦) 𝑑𝐴
Momen Inersia: Suatu partikel bermassa m dan kecepatan v bergerak pada suatu
garis lurus. Energi kinetiknya adalah:
1
𝑘𝐸 = 𝑚𝑣 2
2
Jika partikel bergerak bukan pada garis lurus tapi berputar terhadap suatu sumbu
membentuk lingkaran dengan jari-jari r pada suatu kecepatan sudut ω radian per
detik, maka kecepatan linearnya adalah v = r ω. Energi kinetiknya menjadi:
1 1
𝑘𝐸 = (𝑟 𝛴 𝑚)𝜔2 = 𝐼𝜔2
2 2
Jadi momen Inersia I memainkan peran sebagai massa pada benda bergerak
lurus/linear.
12
2.2.2 Integral Lipat Tiga
Sama seperti kita mendefinisikan integral tunggal untuk fungsi suatu
variable dan integral lipat dua variable, kita dapat mendefinisikan
integral lipat tiga untuk fungsi tiga variable. Pertama-tama marilah
kita menangani kasus paling sederhana di mana 𝑓 didefinisikan pada
kotak segiempat :
B= {(x, y, z) ∣ ɑ ≤ x ≤ b, c ≤ y ≤ d, r ≤ z ≤ s}
𝑙 𝑚 𝑛
∗ ∗ ∗
∑ ∑ ∑ 𝑓൫𝑥𝑖𝑗𝑘 , 𝑦𝑖𝑗𝑘, 𝑧𝑖𝑗𝑘 ൯ ∆𝑉
𝑖=1 𝑗=1 𝑘=1
∗ ∗ ∗
Dengan titik sampel൫𝑥𝑖𝑗𝑘 , 𝑦𝑖𝑗𝑘, 𝑧𝑖𝑗𝑘 ൯ terletak pada 𝐵𝑖𝑗𝑘 . Berdasarkan
analogi dengan definisi integral lipat-dua (16.1.5), kita definisikan
integral lipat-tiga sebagai limit dari jumlah Riemann rangkap-tiga
13
dalam (2).
Sekali lagi, integral lipat-tiga selalu ada jika𝑓 kontinu. Kita dapat
memilih titik sampel sebagai sebarang titik di dalam kotak-bagian,
tetapi jika kita memilih titik sampel ini sebagai titik (𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 , 𝑧𝑘 ) kita
peroleh ekspresi yang kelihatan lebih sederhana untuk integral lipat-
tiga :
𝑙 𝑚 𝑛
14
kita integralkan terhadap 𝑦, kemudian 𝑧, dan kemudian 𝑥, kita
mempunyai
𝒃 𝒔 𝒅
ම 𝒇(𝒙, 𝒚, 𝒛) 𝒅𝑽 = න න න 𝒇(𝒙, 𝒚, 𝒛) 𝒅𝒚 𝒅𝒛 𝒅𝒙
𝒂 𝒓 𝒄
𝑩
CONTOH 1
Hitunglah integral lipat-tiga∭𝐵 𝑥𝑦𝑧 2 𝑑𝑉 , dengan𝐵 adalah kotak
segiempat yang diberikan oleh
𝐵 = {(𝑥, 𝑦, 𝑧) ∣ 0 ≤ 𝑥 ≤ 1, −1 ≤ 𝑦 ≤ 2, 0 ≤ 𝑧 ≤ 3}
PENYELESAIAN
Kita dapat menggunakan salah satu dari enam urutan pengintegralan
yang mungkin. Jika kita memilih untuk mengintegralkan terhadap 𝑥,
kemudian 𝑦, dan kemudian 𝑧, kita peroleh
3 2 1
ම 𝑥𝑦𝑧 2 𝑑𝑉 = න න න 𝑥𝑦𝑧 2 𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑧
0 −1 0
𝐵
3 2 𝑥=1
𝑥 2 𝑦𝑧 2
= න න ቈ 𝑑𝑦 𝑑𝑧
0 −1 2 𝑥=0
3 2
𝑦𝑧 2
= න න 𝑑𝑦 𝑑𝑧
0 −1 2
3 𝑦=2
𝑦2𝑧2
= න ቈ 𝑑𝑧
0 4 𝑦=−1
3
3𝑧 2
= න 𝑑𝑧
0 4
3
𝑧3
=
4 0
27
=
4
Sekarang kita definisikan integral lipat-tiga pada daerah umum
terbatas 𝐸 dalam ruang tiga dimensi (benda pejal) dengan prosedur
yang hamper sama seperti yang kita gunakan untuk integral lipat-dua.
Kita lingkupi 𝐸 dalam sebuah kotak 𝐵 yang berjenis sama seperti
persamaan 1. Kemudian kita definisikan fungsi𝐹 agar fungsi ini sesuai
15
dengan 𝑓 pada 𝐸 tetapi bernilai 0 untuk titik-titik pada 𝐵 yang diluar
𝐸. Menurut definisi,
ම 𝒇(𝒙, 𝒚, 𝒛) 𝒅𝑽 = ම 𝑭(𝒙, 𝒚, 𝒛) 𝒅𝑽
𝑬 𝑩
16
Makna dari integral sebelah dalam pada ruas kanan persamaan 6
adalah bahwa 𝑥 dan 𝑦 dipegang tetap, dan karenanya 𝑢1 (𝑥, 𝑦) dan
𝑢2 (𝑥, 𝑦) dipandang sebagai konstanta, selama 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) diintegralkan
terhadap 𝑧.
Khususnya, jika proyeksi 𝐷 dari 𝐸 pada bidang-𝑥𝑦 adalah daerah
bidang jenis 1 (seperti dalam gambar 3)
Maka,
E= {(𝒙, 𝒚, 𝒛)|𝒂 ≤ 𝒙 ≤ 𝒃, 𝒈𝟏 (𝒙) ≤ 𝒚 ≤ 𝒈𝟐 (𝒙), 𝒖𝟏 (𝒙, 𝒚) ≤ 𝒛 ≤ 𝒖𝟐 (𝒙, 𝒚)}
dan persamaan 6 menjadi
𝑏 𝑔2(𝑥) 𝑢2(𝑥,𝑦)
ම 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉 = න න න 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥
𝐸 𝑎 𝑔1(𝑥) 𝑢1(𝑥,𝑦)
17
Maka,
𝑬 = {(𝒙, 𝒚, 𝒛)| 𝒄 ≤ 𝒚 ≤ 𝒅, 𝒉𝟏 (𝒚) ≤ 𝒙 ≤ 𝒉𝟐 (𝒚), 𝒖𝟏 (𝒙, 𝒚) ≤ 𝒛
≤ 𝒖𝟐 (𝒙, 𝒚)}
Dan persamaan 6 menjadi
𝑑 ℎ2(𝑦) 𝑢2(𝑥,𝑦)
ම 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉 = න න න 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑧 𝑑𝑥 𝑑𝑦
𝐸 𝑐 ℎ1(𝑦) 𝑢1(𝑥,𝑦)
CONTOH 2
Hitunglah∭𝐸 𝑧 𝑑𝑉, 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐸 adalah bidang empat (tetrahedron) pejal
yang dibatasi oleh empat bidang 𝑥 = 0, 𝑦 = 0, 𝑧 = 0, 𝑑𝑎𝑛 𝑥 + 𝑦 + 𝑧 =
PENYELESAIAN
18
𝑬 = {(𝒙, 𝒚, 𝒛)|𝟎 ≤ 𝒙 ≤ 𝟏, 𝟎 ≤ 𝒚 ≤ 𝟏 − 𝒙, 𝟎 ≤ 𝒛 ≤ 𝟏 − 𝒙 − 𝒚 }
ම 𝑧 𝑑𝑉 = න න න 𝑧 𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥
𝐸 0 0 0
1 1−𝑥 𝑧=1−𝑥−𝑦
𝑧2
=නන ቈ 𝑑𝑦 𝑑𝑥
2 𝑧=0
0 0
1 1 1−𝑥
= න න (1 − 𝑥 − 𝑦)2 𝑑𝑦 𝑑𝑥
2 0 0
𝑦=1−𝑥
1 1 (1 − 𝑥 − 𝑦 −)3
= න ቈ− 𝑑𝑥
2 0 3 𝑦=0
1 1
= න (1 − 𝑥)3 𝑑𝑥
6 0
1
1 (1 − 𝑥)4
= ቈ−
6 4 0
1
=
24
kali ini dengan 𝐷 adalah proyeksi 𝐸 pada bidang- 𝑦𝑧 (lihat gambar 7).
19
Permukaan belakang adalah 𝑥 = 𝑢1 (𝑦, 𝑧) dan permukaan depan adalah
𝑢2 (𝑦, 𝑧)dan kita mempunyai
𝑢2 (𝑦,𝑧)
ම 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉 = ඵ ቈන 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝐴
𝑢2 (𝑦,𝑧)
𝐸 𝐷
𝑢2 (𝑥,𝑧)
ම 𝑓 (𝑥, 𝑦, 𝑧) = ඵ ቈන 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑦 𝑑𝐴
𝑢1 (𝑥,𝑧)
𝐸 𝐷
20
CONTOH 3
Hitung ∭𝐸 √𝑥 2 + 𝑧 2 𝑑𝑉, dengan 𝐸 adalah daerah yang dibatasi oleh
paraboloid 𝑦 = 𝑥 2 + 𝑧 2 dan bidang 𝑦 = 4
PENYELESAIAN :
Benda pejal 𝐸 diperlihatkan dalam gambar 9. Jika kita pandang benda
sebagai daerah jenis 1, maka kita perlu meninjau proyeksi 𝐷 ke
bidang−𝑥𝑦, yang berupa daerah parabola dalam gambar 10 (jejak dari 𝑦 =
𝑥 2 + 𝑧 2 di bidang 𝑧 = 0 adalah parabola 𝑦 = 𝑥 2 )
Dari 𝑦 = 𝑥 2 + 𝑧 2 kita dapatkan 𝑧 = ±√𝑦 − 𝑥 2 , sehingga permukaan
Walaupun ekspresi ini benar, ekspresi ini sangat sukar untuk dihitung.
Sebagai g antinya marilah kita meninjau 𝐸 sebagai daerah jenis 3. Dengan
demikian proyeksinya 𝐷3 ke dalam bidang −𝑥𝑧 berupa cakram 𝑥 2 + 𝑧 2 ≤
4 yang diperlihatkan pada gambar 11.
21
Maka perbatasan kiri dari E adalah paraboloid 𝑦 = 𝑥 2 + 𝑧 2 dan
perbatasan kanan adalah bidang 𝑦 = 4, sehingga dengan mengambil
𝑢1 (𝑥, 𝑧) = 𝑥 2 + 𝑧 2 dan 𝑢2 (𝑥, 𝑧) = 4 dalam persamaan 11, kita
mempunyai
𝟒
ම √𝒙𝟐 + 𝒛𝟐 𝒅𝑽 = ඵ ቈන √𝒙𝟐 + 𝒛𝟐 𝒅𝒚 𝒅𝑨
𝒙𝟐 +𝒛𝟐
𝑬 𝑫𝟑
= ඵ(𝟒 − 𝒙𝟐 − 𝒛𝟐 )√𝒙𝟐 + 𝒛𝟐 𝒅𝑨
𝑫𝟑
ම √𝑥 2 + 𝑧 2 𝑑𝑉 = ඵ(4 − 𝑥 2 − 𝑧 2 )√𝑥 2 + 𝑧 2 𝑑𝐴
𝐸 𝐷3
2𝜋 2 2𝜋 2
= න න (4 − 𝑟 2 ) 𝑟 𝑟 𝑑𝑟 𝑑𝜃 = න 𝑑𝜃 න (4𝑟 2 − 𝑟 4 ) 𝑑𝑟
0 0 0 0
2
4𝑟 3 𝑟 5 128𝜋
= 2𝜋 ቈ − =
3 5 0 15
22
a. Penerapan Integral Lipat Tiga
Ingat bahwa jika 𝑓(𝑥) ≥ 0, maka integral tunggal
𝑏
∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 menyatakan luas dibawah kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥) mulai dari a ke b,
Sebagai contoh, anda dapat melihat ini pada kasus daerah jenis 1 dengan
meletakkan 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 1 dalam rumus 6:
𝒖𝟐 (𝒙,𝒚)
ම 𝟏 𝒅𝑽 = ඵ ቈන 𝒅𝒛 𝒅𝑨 = ඵ[𝒖𝟐 (𝒙, 𝒚) − 𝒖𝟏 (𝒙, 𝒚)] 𝒅𝑨
𝒖𝟏 (𝒙,𝒚)
𝑬 𝑫 𝑫
23
CONTOH 4
Gunakan integral lipat-tigauntukmencari volume bidang=empat𝑇 yang
dibatasi oleh bidang-bidang 𝑥 + 2𝑦 + 2𝑧 = 2, 𝑥 = 2𝑦, 𝑥 = 0, dan 𝑧 = 0.
PENYELESAIAN
Bidang-empat 𝑇 dan proyeksinya 𝐷 pada bidang 𝑥𝑦 diperlihatkan dalam
gambar 12 dan 13. Perbatasan bawah 𝑇 adalah bidang 𝑧 = 0 dan
perbatasan atas adalah bidang 𝑥 + 2𝑦 + 2𝑧 = 2, yaitu 𝑧 = 2 − 𝑥 − 2𝑦.
Karena itu, kita mempunyai
𝑉 (𝑇) = ම 𝑑𝑉
𝑇
1 1−𝑥⁄2 2−𝑥−2𝑦
= න න න 𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥
0 𝑥⁄ 0
2
1 1−𝑥⁄2
= න න (2 − 𝑥 − 2𝑦) 𝑑𝑦 𝑑𝑥
0 𝑥⁄
2
1
=
3
Perhatikan bahwa kita tidak perlu menggunakan integral lipat-tiga untuk
menghitung volume. Integral ini hanyalah metode alternative untuk
penyusunan perhitungan. Semua penerapan integral lipat-dua dapat
langsung dipeluaske integral lipat-tiga. Misalnya, jika fungsi kerapatan
dari benda pejal yang menempati daerah 𝐸 adalah 𝜌(𝑥, 𝑦, 𝑧), dalam satuan
massa tiap satuan volume, di sembarang titik (𝑥, 𝑦, 𝑧) yang diberikan,
maka massa-nya adalah :
24
𝑚 = ම 𝜌(𝑥, 𝑦, 𝑧)𝑑𝑉
𝐸
𝑀𝑥𝑦 = ම 𝑧𝜌(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉
𝐸
Jika kerapatannya konstan, pusat massa benda pejal disebut sentroid dari
𝐸. Momen inersia terhadap tiga bidang koordinat adalah
𝐼𝑥 = ⨌𝐸 (𝑦 2 + 𝑧 2 )𝜌(𝑥, 𝑦, 𝑧)𝑑𝑉
𝐼𝑦 = ⨌𝐸 (𝑥 2 + 𝑧 2 )𝜌(𝑥, 𝑦, 𝑧)𝑑𝑉
𝐼𝑧 = ⨌𝐸 (𝑥 2 + 𝑦 2 )𝜌(𝑥, 𝑦, 𝑧)𝑑𝑉
Muatan listrik total pada suatu benda pejal yang menempati daerah E dan
mempunyai kerapatan muatan𝜎 (𝑥, 𝑦, 𝑧) adalah
𝑄 = ම 𝜎(𝑥, 𝑦, 𝑧)𝑑𝑉
𝐸
25
𝑷൫(𝑿, 𝒀, 𝒁) ∈ 𝑬൯ = ම 𝒇(𝒙 , 𝒚, 𝒛) 𝒅𝑽
𝑬
Khususnya,
𝑏 𝑑 𝑠
𝑃(𝑎 ≤ 𝑋 ≤ 𝑏, 𝑐 ≤ 𝑌 ≤ 𝑑, 𝑟 ≤ 𝑍 ≤ 𝑠) = න න න 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥
𝑎 𝑐 𝑟
𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) ≥ 0 න න න 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥 = 1
−∞ −∞ −∞
CONTOH 5
Carilah pusat massa dari sebuah benda
pejal berkerapatan konstan yang dibatasi
oleh silinder parabolic 𝑥 = 𝑦 2dan bidang
bidang 𝑥 = 𝑧, 𝑧 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 1
PENYELESAIAN
Benda pejal E dan proyeksinya pada
bidang-xy diperlihatkan dalam Gambar
14. Permukaan bawah dan atas dari E
adalah bidang-bidang 𝑧 = 0 dan 𝑧 = 𝑥,
sehingga kita katakan 𝐸 sebagai daerah
jenis 1:
𝑚 = ම 𝜌 𝑑𝑉 = න න න 𝜌 𝑑𝑧 𝑑𝑥 𝑑𝑦
𝐸 −1 𝑦12 0 1 𝑥=1
1 𝑥2
= 𝜌 ∫−1 ∫𝑦 2 𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑦 = 𝜌 ∫−1 ቂ 2 ቃ 𝑑𝑦`
𝑥=𝑦 2
𝜌 1 1
= න (1 − 𝑦 4 ) 𝑑𝑦 = 𝜌 න (1 − 𝑦 4 )𝑑𝑦
2 −1 0
5 1
𝑦 4𝜌
= 𝜌 ቈ𝑦 − =
5 0 5
26
Karena kesimetrisan E dan 𝜌 terhadap bidang-𝑥𝑧 , kita segera dapat
mengatakan bahwa 𝑀𝑥𝑧 = 0, dan karena itu, 𝑦 = 0. Momen lainnya adalah
1 1 𝑥
𝑀𝑦𝑧 = ⨌𝐸 𝑥𝜌 𝑑𝑉 = න න න 𝑥𝜌 𝑑𝑧 𝑑𝑥 𝑑𝑦
−1 𝑦 2 0
1 1 1 𝑥=1
2
𝑥3
= 𝜌 න න 𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑦 = 𝜌 න ቈ 𝑑𝑦
−1 𝑦 2 −1 3 𝑥=𝑦 2
1 1
2𝜌 2𝜌 𝑦7 4𝜌
= න(1 − 𝑦 6 )𝑑𝑦 = ቈ𝑦 − =
3 3 7 0 7
0
1 1 𝑥
𝑀𝑥𝑦 = ⨌𝐸 𝑧𝜌 𝑑𝑉 = න න න 𝑧𝜌 𝑑𝑧 𝑑𝑥 𝑑𝑦
−1 𝑦 2 0
1 1 𝑧=𝑥
𝑧2 𝜌 1 1
= 𝜌න න ቈ 𝑑𝑥 𝑑𝑦 = න න 𝑥 2 𝑑𝑥 𝑑𝑦
−1 𝑦 2 2 𝑧=0 2 −1 𝑦 2
𝜌 1 2𝜌
= න (1 − 𝑦 6 )𝑑𝑦 =
3 0 7
Karena itu, pusat massanya adalah
𝑀𝑦𝑧 𝑀𝑥𝑧 𝑀𝑥𝑦 5 5
(𝑥̅ , 𝑦̅, 𝑧̅) = ( , , ) = ( , 0, )
𝑚 𝑚 𝑚 7 14
27
b. Integral Lipat Tiga dalam Koordinat Silinder dan Koordinat Bola
Koordinat Silinder
28
Tetapi kita juga mengetahui bagaimana menghitung integral lipat-dua
dalam koordinat polar dalam materi sebelumnya
ඵ 𝐸 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧)𝑑𝑉
𝛽 ℎ2 (𝜃) 𝑢2 (𝑟 cos 𝜃,𝑟 sin 𝜃)
=න න න 𝑓 (𝑟 cos 𝜃, 𝑟 sin 𝜃, 𝑧) 𝑟 𝑑𝑧 𝑑𝑟 𝑑𝜃
𝛼 ℎ1 (𝜃) 𝑢1 (𝑟 cos 𝜃,𝑟 sin 𝜃)
29
CONTOH 1
Benda pejal 𝐸 terletak didalam silinder 𝑥 2 + 𝑦 2 = 1, dibawah bidang
𝑧 = 4,dan di atas paraboloid𝑧 = 1 − 𝑥 2 − 𝑦 2 (lihat gambar 4).
Kerapatan disebarang titik sebanding terhadap jaraknya dari sumbu
silinder. Carilah massa 𝐸.
PENYELESAIAN
Dalam koordinat silinder, persamaan silinder adalah 𝑟 = 1 dan
paraboloid adalah 𝑧 = 1 − 𝑟 2 , sehingga kita dapat menuliskan
𝐸 = {(𝑟, 𝜃, 𝑍)|0 ≤ 𝜃 ≤ 2𝜋, 0 ≤ 𝑟 ≤ 1, 1 − 𝑟 2 ≤ 𝑧 ≤ 4 }
Karena kerapatan(𝑥, 𝑦, 𝑧) sebanding terhadap jarak dari sumbu-𝑧,
maka fungsi kerapatan adalah
𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝐾√𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝐾𝑟
dengan K adalahkonstantakesebandingan. Karenaitu, dari Rum
16.7.13, massa E adalah
𝑚 = ම 𝐾√𝑥 2 + 𝑦 2 𝑑𝑉
𝐸
2𝜋 1 4
=න න න (𝐾𝑟) 𝑟 𝑑𝑧 𝑑𝑟 𝑑𝜃
0 0 1−𝑟 2
1
2𝜋
=න න 𝐾𝑟 2 [4 − (1 − 𝑟 2 )] 𝑑𝑟 𝑑𝜃
0
0
1
2𝜋
= 𝐾න 𝑑𝜃 න(3𝑟 2 + 𝑟 4 ) 𝑑𝑟
0
0
1
𝑟5 3
= 2𝜋𝐾 ቈ𝑟 +
5 0
12𝜋𝐾
=
5
30
CONTOH 2
2 √4−𝑥 2 2
Hitunglah∫−2 ∫−√4−𝑥 2 ∫√𝑥 2 +𝑦 2(𝑥 2 + 𝑦 2 ) 𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥
PENYELESAIAN
Integral berulang ini adalah integral lipat tiga pada daerah pejal
𝐸 = {(𝑥, 𝑦, 𝑧)|−2 ≤ 𝑥 ≤ 2, −√4 − 𝑥 2 ≤ 𝑦 ≤ √4 − 𝑥 2 , √𝑥 2 + 𝑦 2 ≤ 𝑧 ≤ 2}
1 4 1 5 2 16𝜋
= 2𝜋 [ 𝑟 − 𝑟 ] =
2 5 0 5
31
Koordinat Bola
Dalam system koordinat ini mitra dari kotak persegi panjang adalah baji bola
(spherical wedge)
𝐸 = {(𝜌, 𝜃, 𝜙)|𝑎 ≤ 𝜌 ≤ 𝑏, 𝛼 ≤ 𝜃 ≤ 𝛽, 𝑐 ≤
𝜙 ≤ 𝑑} dengan 𝑎 ≥ 0, 𝛽 − 𝛼 ≤ 2𝜋, 𝑑𝑎𝑛 𝑑 −
𝑐 ≤ 𝜋. Walaupun kita definisikan integral
lipat tiga dengan membagi benda pejal
menjadi kotak-kotak kecil, dapat
diperlihatkan bahwa pembagian benda pejal
menjadi baji-baji bola kecil selalu
memberikan hasil sama. Sehingga kita bagi E
menjadi baji bola yang lebihkecil𝐸𝑖𝑗𝑘 dengan
menggunakan bola berjarak sama 𝜌 = 𝜌𝑖 , setengah bidang 𝜃 = 𝜃𝑗 , dan setengah
kerucut 𝜙 = 𝜙𝑘 . Gambar 7 memperlihatkan bahwa 𝐸𝑖𝑗𝑘 hampir berupa kotak
persegi panjang dengan ukuran ∆𝜌, 𝜌𝑖 ∆𝜙 (busur lingkaran dengan jari-jari 𝜌𝑖 ,
sudut ∆𝜙), dan 𝜌𝑖 sin 𝜙𝑘 ∆𝜃 (busur lingkaran dengan jari-jari
𝜌𝑖 sin 𝜙𝑘 , 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 ∆𝜃). Sehingga hampiran terhadap volume 𝐸𝑖𝑗𝑘 diberikan oleh
∆𝑽𝒊𝒋𝒌 = {(∆𝝆)(𝝆𝒊 ∆𝝓)(𝝆𝒊 𝐬𝐢𝐧 𝝓𝒌 ∆𝜽) = 𝝆𝟐𝒊 𝐬𝐢𝐧 𝝓𝒌 ∆𝝆 ∆𝜽 ∆𝝓}
32
dengan ൫𝑝̃𝑖 , 𝜃̃𝑗 , 𝜙̃𝑘 ൯ adalah suatu titik di dalam 𝐸𝑖𝑗𝑘 . Misalkan ൫𝑥𝑖𝑗𝑘
∗ ∗
, 𝑦𝑖𝑗𝑘 ∗
, 𝑧𝑖𝑗𝑘 ,൯
adalah koordinat siku-siku dari titik ini. Maka :
𝑙 𝑚 𝑛
∗ ∗ ∗
ම 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉 = lim ∑ ∑ ∑ 𝑓 ൫𝑥𝑖𝑗𝑘 , 𝑦𝑖𝑗𝑘 , 𝑧𝑖𝑗𝑘 , ൯ ∆𝑉𝑖𝑗𝑘
𝑙,𝑚,𝑛→∞
𝐸 𝑖=1 𝑗=1 𝑘=1
𝑙 𝑚 𝑛
sin 𝜙̃𝑘 sin 𝜃̃𝑗 , 𝑝̃𝑖 cos 𝜙̃𝑘 ) 𝜌̃𝑖2 sin 𝜙̃𝑘 ∆𝜌𝑖 ∆𝜃𝑗 ∆𝜙𝑘
𝑑 𝛽 𝑏
ම 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉 = න න න 𝑓(𝜌 sin 𝜙 cos 𝜃, 𝜌 sin 𝜙 sin 𝜃, 𝜌 cos 𝜙)𝜌2 sin 𝜙 𝑑𝜌 𝑑𝜃 𝑑𝜙
𝑐 𝛼 𝑎
𝐸
𝐸 = {(𝜌, 𝜃, 𝜙)|𝑎 ≤ 𝜌 ≤ 𝑏, 𝛼 ≤ 𝜃 ≤ 𝛽, 𝑐 ≤ 𝜙 ≤ 𝑑}
Rumus 4 mengatakan bahwa kita mengkonversi integral lipat tiga dari koordinat
siku-siku kekoordinat bola dengan cara menuliskan
𝒙 = 𝝆 𝐬𝐢𝐧 𝝓 𝐜𝐨𝐬 𝜽 𝒚 = 𝝆 𝐬𝐢𝐧 𝝓 𝐬𝐢𝐧 𝜽 𝒛 = 𝝆 𝐜𝐨𝐬 𝝓
dengan limit pengintegralan yang sesuai, dan mengganti 𝑑𝑉 dengan
𝜌2 sin 𝜙 𝑑𝜌 𝑑𝜃 𝑑𝜙. Ini diilustrasikan dalam gambar 8
33
Rumus ini dapat diperluas untuk mencakup daerah bola yang lebih umum seperti :
𝑬 = {(𝝆, 𝜽, ∅)|𝜶 ≤ 𝜽 ≤ 𝜷, 𝒄 ≤ ∅ ≤ 𝒅, 𝒈𝟏 (𝜽, ∅) ≤ 𝝆 ≤ 𝒈𝟐 (𝜽, ∅)}
Dalam kasus ini rumus sama seperti dalam (4) kecuali bahwa limit
pengintergralan untuk 𝜌 adalah 𝑔1 (𝜃, ∅) dan 𝑔2 (𝜃, ∅).
Biasanya koordinat bola digunakan dalam integral lipat – tiga ketika permukaan
seperti kerucut dan bola membentuk perbatasan dari daerah pengintegralan.
CONTOH 3
3
൫𝑥 2 +𝑦2 +𝑧 2 ൯2
Hitung⨌𝐵 𝑒 𝑑𝑉, dengan B adalah bola satuan:
𝐵 = {(𝑥, 𝑦, 𝑧)|𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 ≤ 1}
PENYELESAIAN
Karenaperbatasan B adalah bola, kita gunakan koordinat bola:
𝐵 = {(𝜌, 𝜃, ∅)|0 ≤ 𝜌 ≤ 1, 0 ≤ 𝜃 ≤ 2𝜋, 0 ≤ ∅ ≤ 𝜋}
Sebagai tambahan, koordinat bola adalah tepat karena
𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 = 𝜌2
CATATAN
Akan sangat janggal untuk menghitung integral dalam Contoh 3 tanpa
koordinat bola. Dalam koordinat siku-siku integral berulang ini mungkin
akan berupa
1 √1−𝑥2 √1−𝑥 2 −𝑦2 3
2 +𝑦 2 +𝑧 2 ൯ ⁄2
න න න 𝑒 ൫𝑥
−1 −√1−𝑥 2 −√1−𝑥 2 −𝑦 2
34
CONTOH 4
Gunakan koordinat bola untuk mencari volume benda pejal yang terletak di
atas kerucut 𝑧 = √𝑥 2 + 𝑦 2 dan di bawah bola 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 = 𝑧. (Lihat
Gambar 9.)
PENYELESAIAN
1
Perhatikan bahwa bola melalui titik asal dan mempunyai pusat(0,0, 2) .
35
Gambar 11 memperlihatkan bagaimana𝐸 tersapu jika kita mengintegralkan
mula-mula terhadap 𝜌, kemudian ∅, dan kemudian 𝜃. Volume 𝐸 adalah
𝜋
2𝜋 cos ∅
4
𝑉(𝐸) = ම 𝑑𝑉 = න න න 𝜌2 sin ∅ 𝑑𝜌 𝑑∅ 𝑑𝜃
0 0 0
𝐸
2𝜋 𝜋⁄ 3 𝜌=cos ∅
= ∫0 𝑑𝜃 ∫0 4 sin ∅ ቂ𝜌 ቃ 𝑑∅
3 𝜌=0
𝜋⁄
2𝜋 𝜋⁄ 2𝜋 𝑐𝑜𝑠4 ∅ 4 𝜋
4 sin ∅ 3
= ∫ 𝑐𝑜𝑠 ∅ 𝑑∅ = ቂ− ቃ =
3 0 3 4 0 8
36
CONTOH SOAL
37
38
39
DAFTAR PUSTAKA
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131808335/pendidikan/Integral+Lipat.pdf,
Diakses 21 Januari 2018
http://personal.fmipa.itb.ac.id/novriana/files/2012/03/9-Integral-Lipat.pdf,
Diakses 21 Januari 2018
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/Bab_5._Integral_dalam_Ruang_Dimensi-
3_.pdf, Diakses 21 Januari 2018
http://esa148.weblog.esaunggul.ac.id/wp-
content/uploads/sites/65/2014/10/BATAS-INTEGRAL-LIPAT-DUA.pdf, Diakses
21 Januari 2018
http://personal.fmipa.itb.ac.id/novriana/files/2010/11/11b-integral-lipat-tiga.pdf,
Diakses 21 Januari 2018
http://repository.binus.ac.id/2009-2/content/K0334/K033434651.pdf, Diakses 21
Januari 2018
http://rozikin.web.ugm.ac.id/wp-content/uploads/integral-lipat-1-2-3.docx.pdf,
Diakses 21 Januari 2018
40