Anda di halaman 1dari 40

TUGAS MATEMATIKA

INTEGRAL LIPAT

Oleh : Kelompok 3

Meli Gustina 061640351483


Msy. Aulia Hasanah 061640351484
Nadya Muzmadinda 061640351485
Nakiatun Niswah 061640351486
Ratry Agustina 061640351488
Wynda Angraeni Iskandar 061640351489

Kelas : 1 TEA

Dosen Pembimbing : Hj. Lindawati, S.T., M.T.I

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI DIV TEKNIK TELEKOMUNIKASI

2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktu, Dalam Tugas Matematika mengenai Integral Lipat.

Tugas ini dapat terselesaikan atas bantuan berbagai pihak yang telah membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan dalam menyelesaikan tugas ini. Oleh
karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan tugas ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada tugas ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran dan kritik
yang dapat membangun. Kritik yang bersifat membangun dari pembaca kami
harapkan untuk penyempurnaan tugas selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Palembang, Januari 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4

1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Integral Lipat ............................................................................................. 5

2.2 Macam-macam Integral Lipat ..................................................................................... 5

2.3 Contoh Soal ............................................................................................................... 37

Daftar Pustaka ............................................................................................................... 40

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Integral untuk fungsi satu variable, kita membentuk suatu partisi dari interval
[a,b] menjadi interval-interval yang panjangnya Δxk , k = 1, 2, 3, ….n
Dengan cara yang sama, Kita definisikan integral untuk fungsi dua variable.
Misalkan fungsi z = f(x,y) didefinisikan pada suatu daerah tertutup R di
bidang XOY. Kemudian daerah ini dibagi atas n buah sub daerah yang
masing-masing luasnya A1 , A2 , A3 …… An. Dalam setiap sub daerah, pilih
suatu titik Pk(xk, yk ) dan bentuklah jumlah :
Jika jumlah sub daerah makin besar (n→∞), maka integral rangkap (lipat dua)
dari fungsi f(x,y) atas daerah R didefinisikan :
Untuk menghitung integral lipat dua dapat digunakan integral berulang yang
ditulis dalam bentuk :
(a) Dimana integral yang ada dalam kurung harus dihitung terlebih
dahulu dengan menganggap variabel Y konstanta, kemudian hasilnya
diintegral kembali terhadap Y.
(b) Dimana integral yang ada dalam kurung harus dihitung terlebih
dahulu dengan menganggap variable X konstanta, kemudian hasilnya
diintegral kembali terhadap X. Jika integral lipat dua diatas ada, maka (a)
dan (b) secara umum akan memberikan hasil yang sama.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Integral Lipat
2. Apa saja macam-macam dari integral
3. Bagaimankah contoh-contoh dari integral tersebut

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan tugas ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa itu integral lipat
2. Untuk mengetahui macam-macam integral beserta contoh soal atau
pemasalahnnya.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Integral Lipat


Integral lipat adalah generalisasi integral tentu terhadap fungsi beberapa
variabel, seperti 𝑓(𝑥, 𝑦) atau 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧).

2.2 Macam-Macam Integral Lipat


2.2.1 Integral Lipat Dua
Integral lipat dua adalah integral suatu fungsi dua variable terhadap luasan
di R2.
Integral lipat ini biasanya digunakan untuk menghitung luas. Misalkan D
suatu daerah di bidang 𝑥𝑦 (𝑥o𝑦) dan z= 𝒇(𝒙, 𝒚) fungsi yang didefinisikan

pada D. integral lipat dua f pada D adalah ∬𝑫 𝒇(𝒙, 𝒚)𝒅𝑨 dengan dA


diferensial elemen luas.
 Sifat-sifat integral lipat dua:
1. Integral lipat adalah linier

a. ∬𝑅 𝑘𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴 = 𝑘 ∬𝑅 𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴

b. ∬𝑅 [𝑓(𝑥, 𝑦) + 𝑔(𝑥, 𝑦)]𝑑𝐴 = ∬𝑅 𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴 + ∬𝑅 𝑔(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴

2. Integral lipat dua adalah aditif pada persegi panjang yang saling
melengkapi hanya pada suatu ruas garis

a. ∬𝑅 𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴 = ∬𝑅 𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴 + ∬𝑅 𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴

3. Sifat pembandingan berlaku, jika 𝑓(𝑥, 𝑦) ≤ 𝑔(𝑥, 𝑦) untuk semua


(𝑥, 𝑦) di R, maka:

a. ∬𝑅 𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴 ≤ ∬𝑅 𝑔(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴

4. Jika f(x,y)=1 pada R, maka pada integral lipat dua merupakan luas
daerah R.

a. ∬𝑅 𝑘𝑑𝐴 = 𝑘 ∬𝑅 1𝑑𝐴 = 𝑘𝐴(𝑅)

5
Sifat-sifat integral tersebut membawa beberapa akibat yang perlu
dikemukakan di sini. Misalkan 𝑚 ≤ (𝑥,) ≤ 𝑀 untuk semua (𝑥,) di 𝑅
maka 𝑚 (luas R) = ∬ 𝑚 𝑑𝑥𝑑𝑦 ≤ ∬𝑓(𝑥,𝑦)𝑑𝑥 𝑑𝑦 ≤ ∬𝑀 𝑑𝑥𝑑𝑦 = 𝑀 𝑅
(luas R)

Satu sifat lainnya yang perlu dikemukakan adalah akibat dari sifat

−|𝑓(𝑥,𝑦)| ≤ 𝑓(𝑥,𝑦) ≤ |𝑓(𝑥,𝑦)|

Berdasarkan sifat integral nomor 2, maka berlaku

−∬ |𝑓(𝑥,𝑦)|𝑑𝑥𝑑𝑦 ≤ ∬𝑓(𝑥,𝑦) 𝑑𝑥𝑑𝑦 ≤ ∬ |𝑓(𝑥,𝑦)| 𝑑𝑥𝑑𝑦 𝑅𝑅

Atau

∬𝑓(𝑥,𝑦) 𝑑𝑥𝑑𝑦 ≤ ∬ |𝑓(𝑥,𝑦)| 𝑑𝑥𝑑𝑦 𝑅

Untuk fungsi 𝑓 yang kontinu, ternyata urutan pengintegralan tidak


menjadi masalah. Hal ini dituliskan dalam teorema berikut.

Teorema urutan integral (Teorema Fubini)

Misalkan 𝑓 fungsi kontinu pada empat persegi panjang


𝑅 = [𝑎,][𝑐,𝑑], maka
⬚ 𝑏 𝑏
𝑑 𝑑
ඵ 𝑓൫𝑥, 𝑦൯𝑑𝑥𝑑𝑦 = න ቈන 𝑓൫𝑥, 𝑦൯𝑑𝑦቉ 𝑑𝑥 = න ቈන 𝑓൫𝑥, 𝑦൯𝑑𝑥቉ 𝑑𝑦
𝑐 𝑐
𝑅 𝑎 𝑎

6
a. Integral Lipat Dua atas Persegi Panjang
Integral tentu dapat dipergunakan untuk fungsi dengan dua peubah atau lebih.
Pada bagian ini, kita akan mendiskusikan integral lipat dua dari fungsi dua
peubah.

Ingat: Integral Riemann

𝑏 𝑛

ඵ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = lim ∑ 𝑓(𝑥̅𝑘 )𝛥𝑥𝑘


𝑎 |𝑝|→0
𝑘=1

Untuk mencari luas daerah di bawah kurva f(x). Di sini f terdefinisi pada selang
[a,b].

Pada fungsi dua peubah, misal daerah definisi adalah R = {(x,y), a≤x≤b,
c≤y≤d}. Seperti pada Riemann, buat partisi masing-masing interval, lalu pilih
salah satu partisi dan salah satu titik di dalamnya adalah, lalu buat balok
persegipanjang dengan luas alas dan tinggi.

7
Lakukan untuk semua partisi R. Lalu perkecil luas R dan lanjutkan.

b. Integral Berulang
Ada cara lain, yang lebih praktis, untuk menghitung integral lipat dua. Partisi
yang dibuat bukan balok tapi irisan tipis. Misal di titik, cari luas irisan tipis
yang diperoleh dari integral fungsi satu peubah, 𝐴(𝑥𝑖 ) =
𝑑
∫𝐶 𝑓(𝑥𝑖 , 𝑦) 𝑑𝑦, kemudian cari volume irisan tipis tersebut dengan mengalikan
dengan tebalnya. Cari volume irisan tipis untuk semua i. Dengan demikian
⬚ 𝑏
𝑑
ඵ 𝑓൫𝑥, 𝑦൯𝑑𝐴 = න ቈන 𝑓൫𝑥, 𝑦൯𝑑𝑦቉ 𝑑𝑥
𝑐
𝑅 𝑎

Irisan untuk 𝑥𝑖 konstan


Irisan untuk 𝑦𝑖 konstan

8
𝑑
Sama halnya bila irisan tipisnya pada suatu 𝑦𝑖 adalah (𝑦𝑖 ) = ∫𝐶 𝑓(𝑥𝑖 , 𝑦) 𝑑𝑥 ,
dengan prosedur yang serupa diperoleh
⬚ 𝑏
𝑑
ඵ 𝑓൫𝑥, 𝑦൯𝑑𝐴 = න ቈන 𝑓൫𝑥, 𝑦൯𝑑𝑥቉ 𝑑𝑦
𝑐
𝑅 𝑎

c. Integral Lipat-Dua atas Daerah Bukan Persegi panjang


Misalkan himpunan S tertutup dan terbatas pada bidang. Misal h(x,y)
terdefinisi di S. Himpunan S terkandung dalam persegi panjang R yang sisi-
sisinya sejajar dengan sumbu x dan y. Definisikan

ℎ൫𝑥, 𝑦൯, 𝑗𝑖𝑘𝑎 ൫𝑥, 𝑦൯𝑑𝑖 𝑆


𝑓൫𝑥, 𝑦൯ = ቊ
0, 𝑗𝑖𝑘𝑎 ൫𝑥, 𝑦൯𝑑𝑖 𝑅 − 𝑆

Fungsi f dapat diintegrasikan jika ia dapat diintegrasikan pada R dan

ඵ 𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴 = ඵ 𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴


𝑆 𝑅

9
Daerah Integrasi:
Himpunan y-sederhana bila

𝑆 = {(𝑥, 𝑦): 𝛷1 ≤ 𝑦 ≤ 𝛷2 , 𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏}

𝑎 𝛷
Hasil integral: ∬𝑆 𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴 = ∫𝑏 ቂ∫𝛷 2 𝑓൫𝑥, 𝑦൯𝑑𝑦ቃ 𝑑𝑥
1

Himpunan x-sederhana bila

𝑆 = {(𝑥, 𝑦): 𝛹1 ≤ 𝑦 ≤ 𝛹2 , 𝑐 ≤ 𝑦 ≤ 𝑑}

𝑐 𝛹
Hasil integral: ∬𝑆 𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴 = ∫𝑑 ቂ∫𝛹 2 𝑓൫𝑥, 𝑦൯𝑑𝑥ቃ 𝑑𝑦
1

d. Integral Lipat-Dua dalam Koordinat Kutub


Volume benda padat di bawah permukaan f di atas daerah R adalah

𝑉 = ඵ 𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴
𝑅

R dibagi menjadi partisi-partisi dalam koordinat kutub/polar (menjadi


polar grid) nRRR ,,, 21 . Untuk mencari luas sektor lingkaran adalah
𝐴 ∅ 1
= 2𝜋, maka 𝐴 = 2 𝑟 2 𝜃. Jadi, luas partisi Rk adalah 𝐴(𝑅𝑘 ) = 𝑟̅𝑘 𝛥𝑟𝑘 𝛥𝜃𝑘 ,
𝜋𝑟 2

dimana 𝑟̅𝑘 adalah jari-jari rata-rata 𝑅𝑘 , sehingga volumenya adalah


𝑛

𝑉 ≈ ∑ 𝑓(𝑟̅𝑘 , 𝜃𝑘 ) 𝑟̅𝑘 𝛥𝑟𝑘 𝛥𝜃𝑘


𝑘=1

Bila pembagian partisi mendekati nol, maka:

10
𝑉 = ඵ 𝐹(𝑟, 𝜃)𝑟𝑑𝑟𝑑𝜃 = ඵ 𝑓(rcos 𝜃, 𝑟 sin 𝜃)𝑟𝑑𝑟𝑑𝜃
𝑅 𝑅

Maka V= ∬𝑅 𝐹(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴 = ∬𝑅 𝑓(rcos 𝜃, 𝑟 sin 𝜃)𝑟𝑑𝑟𝑑𝜃

 Penerapan Integral Lipat-Dua


Menghitung massa, pusat massa, momen inersia. Lamina (plat tipis) terbuat dari
bahan yang tidak homogen dengan kerapatannya berubah δ(x,y). Lamina dipartisi
menjadi persegipanjang kecil R1, R2, R3,…,Rk,...,Rn. Ambil sebuah titik (𝑥̅𝑘 , 𝑦̅𝑘 )
pada Rk. Mass dari Rk secara hampiran adalah 𝛿(𝑥̅𝑘 , 𝑦̅𝑘 ) A(Rk) dan massa total
lamina secara hampiran

𝑚 ≈ ∑ 𝛿(𝑥̅𝑘 , 𝑦̅𝑘 )𝐴(𝑅𝑘)


𝑘=1

Massa sebenarnya

M= lim ∑𝑛𝑘=1 𝛿(𝑥̅𝑘 , 𝑦̅𝑘 )𝐴(𝑅𝑘)=∬𝑆 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴


𝑛→∞

Menghitung pusat massa

x1 𝑥̅ x2

Pada gambar kedua: x1m1+ x2m2=0 keadaan setimbang, dimana x1 dan x2 adalah
jarak orang terhadap pusat massa 𝑥̅ .

11
Untuk mencari pusat massa 𝑥̅ :
m1 m2 mn

x1 x2 xn
(x1-𝑥̅ )m1 + (x2-𝑥̅ )m2 +…+ (xn-𝑥̅ )mn = 0

x1m1 + x2m2 +…+ xnmn = 𝑥̅ m1 + 𝑥̅ m2 +…+𝑥̅ mn

Jadi pusat massa:

𝑀 ∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 𝑚𝑖
𝑥̅ = = 𝑛
𝑚 ∑𝑖=1 𝑚𝑖

Lakukanlah hal yang sama untuk arah y sehingga diperoleh

𝑀 ∑𝑛𝑖=1 𝑦𝑖 𝑚𝑖
𝑦̅ = = 𝑛
𝑚 ∑𝑖=1 𝑚𝑖

Pada bidang xy, jika kerapatan massa suatu fungsi continue m=δ(x,y):

𝑀𝑦 ∬𝑆 𝑥𝛿(𝑥,𝑦) 𝑑𝐴 𝑀𝑦 ∬𝑆 𝑦𝛿(𝑥,𝑦) 𝑑𝐴
𝑥̅ = = 𝑦̅ = =
𝑚 ∬𝑆 𝛿(𝑥,𝑦) 𝑑𝐴 𝑚 ∬𝑆 𝛿(𝑥,𝑦) 𝑑𝐴

Momen Inersia: Suatu partikel bermassa m dan kecepatan v bergerak pada suatu
garis lurus. Energi kinetiknya adalah:

1
𝑘𝐸 = 𝑚𝑣 2
2

Jika partikel bergerak bukan pada garis lurus tapi berputar terhadap suatu sumbu
membentuk lingkaran dengan jari-jari r pada suatu kecepatan sudut ω radian per
detik, maka kecepatan linearnya adalah v = r ω. Energi kinetiknya menjadi:

1 1
𝑘𝐸 = (𝑟 𝛴 𝑚)𝜔2 = 𝐼𝜔2
2 2

Jadi momen Inersia I memainkan peran sebagai massa pada benda bergerak
lurus/linear.

12
2.2.2 Integral Lipat Tiga
Sama seperti kita mendefinisikan integral tunggal untuk fungsi suatu
variable dan integral lipat dua variable, kita dapat mendefinisikan
integral lipat tiga untuk fungsi tiga variable. Pertama-tama marilah
kita menangani kasus paling sederhana di mana 𝑓 didefinisikan pada
kotak segiempat :

B= {(x, y, z) ∣ ɑ ≤ x ≤ b, c ≤ y ≤ d, r ≤ z ≤ s}

Langkah pertama adalah membagi B menjadi kotak-kotak bagian.


Kita lakukan ini dengan membagi
selang[𝑎, 𝑏] menjadi 𝑙 selang-
bagian [𝑥𝑖−1 , 𝑥𝑖 ]berlebar sama ∆𝑥,
membagi [𝑐, 𝑑] menjadi 𝑚 selang-
bagian berlebar sama ∆𝑦 dan
membagi [𝑟, 𝑠] menjadi 𝑛 selang-
bagian berlebar sama ∆𝑧. Bidang-
bidang yang melalui titik ujung
selang bagian-selang bagian ini
yang sejajar terhadap bidang-
bidang kordinat membagi kotak 𝐵
menjadi 𝑙𝑚𝑛 kotak-bagian.
𝑩𝒊𝒋𝒌 = [𝒙𝒊−𝟏 , 𝒙𝒊 ] × [𝒚𝒋−𝟏 , 𝒚𝒋 ] × [𝒛𝒌−𝟏 , 𝒚𝒌 ]
Yang diperlihatkan dalam Gambar 1. Masing-masing kotak bagian
mempunyai volume ∆𝑉 = ∆𝑥 ∆𝑦 ∆𝑧
Kemudian kita bentuk jumlah Riemann rangkap-tiga

𝑙 𝑚 𝑛
∗ ∗ ∗
∑ ∑ ∑ 𝑓൫𝑥𝑖𝑗𝑘 , 𝑦𝑖𝑗𝑘, 𝑧𝑖𝑗𝑘 ൯ ∆𝑉
𝑖=1 𝑗=1 𝑘=1

∗ ∗ ∗
Dengan titik sampel൫𝑥𝑖𝑗𝑘 , 𝑦𝑖𝑗𝑘, 𝑧𝑖𝑗𝑘 ൯ terletak pada 𝐵𝑖𝑗𝑘 . Berdasarkan
analogi dengan definisi integral lipat-dua (16.1.5), kita definisikan
integral lipat-tiga sebagai limit dari jumlah Riemann rangkap-tiga

13
dalam (2).

Definisi Integral lipat-tiga dari 𝑓 pada kotak 𝐵 adalah


𝑙 𝑚 𝑛
∗ ∗ ∗
ම 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉 = lim ∑ ∑ ∑ 𝑓൫𝑥𝑖𝑗𝑘 , 𝑦𝑖𝑗𝑘, 𝑧𝑖𝑗𝑘 ൯ ∆𝑉
𝑙,𝑚,𝑛 → ∞
𝐵 𝑖=1 𝑗=1 𝑘=1

Jika limit ini ada

Sekali lagi, integral lipat-tiga selalu ada jika𝑓 kontinu. Kita dapat
memilih titik sampel sebagai sebarang titik di dalam kotak-bagian,
tetapi jika kita memilih titik sampel ini sebagai titik (𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 , 𝑧𝑘 ) kita
peroleh ekspresi yang kelihatan lebih sederhana untuk integral lipat-
tiga :

𝑙 𝑚 𝑛

ම 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉 = lim ∑ ∑ ∑ 𝑓൫𝑥𝑖 , 𝑦𝑗 , 𝑧𝑘 ൯ ∆𝑉


𝑙,𝑚,𝑛 → ∞
𝐵 𝑖=1 𝑗=1 𝑘=1

Sama seperti untuk integral lipat-dua, metode praktis untuk


penghitungan integral lipat-tiga adalah menyatakan nya sebagai
integral berulang sebagai berikut.
Teorema Fubini untuk Integral Lipat-Tiga jika 𝑓 kontinu
pada kotak 𝐵 = [𝑎, 𝑏] × [𝑏, 𝑐] × [𝑟, 𝑠], maka
𝑏 𝑠 𝑑
ම 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉 = න න න 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑦 𝑑𝑧 𝑑𝑥
𝑎 𝑟 𝑐
𝐵

Integral berulang pada ruas kanan Teorema Fubini bermakna bahwa


pertama kita mengintegralkan terhadap 𝑥 (dengan mempertahankan 𝑦
dan 𝑧 tetap), kemudian kita integralkan terhadap 𝑦 (dengan
mempertahankan 𝑧 tetap), dan akhirnya kita integralkan terhadap 𝑧.
Terdapat lima kemungkinan urutan lain yang dapat kita lakukan dalam
mengintegralkan, semuanya memberikan nilai sama. Misalnya, jika

14
kita integralkan terhadap 𝑦, kemudian 𝑧, dan kemudian 𝑥, kita
mempunyai
𝒃 𝒔 𝒅
ම 𝒇(𝒙, 𝒚, 𝒛) 𝒅𝑽 = න න න 𝒇(𝒙, 𝒚, 𝒛) 𝒅𝒚 𝒅𝒛 𝒅𝒙
𝒂 𝒓 𝒄
𝑩

CONTOH 1
Hitunglah integral lipat-tiga∭𝐵 𝑥𝑦𝑧 2 𝑑𝑉 , dengan𝐵 adalah kotak
segiempat yang diberikan oleh
𝐵 = {(𝑥, 𝑦, 𝑧) ∣ 0 ≤ 𝑥 ≤ 1, −1 ≤ 𝑦 ≤ 2, 0 ≤ 𝑧 ≤ 3}
PENYELESAIAN
Kita dapat menggunakan salah satu dari enam urutan pengintegralan
yang mungkin. Jika kita memilih untuk mengintegralkan terhadap 𝑥,
kemudian 𝑦, dan kemudian 𝑧, kita peroleh
3 2 1
ම 𝑥𝑦𝑧 2 𝑑𝑉 = න න න 𝑥𝑦𝑧 2 𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑧
0 −1 0
𝐵
3 2 𝑥=1
𝑥 2 𝑦𝑧 2
= න න ቈ ቉ 𝑑𝑦 𝑑𝑧
0 −1 2 𝑥=0
3 2
𝑦𝑧 2
= න න 𝑑𝑦 𝑑𝑧
0 −1 2
3 𝑦=2
𝑦2𝑧2
= න ቈ ቉ 𝑑𝑧
0 4 𝑦=−1
3
3𝑧 2
= න 𝑑𝑧
0 4
3
𝑧3
= ቉
4 0
27
=
4
Sekarang kita definisikan integral lipat-tiga pada daerah umum
terbatas 𝐸 dalam ruang tiga dimensi (benda pejal) dengan prosedur
yang hamper sama seperti yang kita gunakan untuk integral lipat-dua.
Kita lingkupi 𝐸 dalam sebuah kotak 𝐵 yang berjenis sama seperti
persamaan 1. Kemudian kita definisikan fungsi𝐹 agar fungsi ini sesuai

15
dengan 𝑓 pada 𝐸 tetapi bernilai 0 untuk titik-titik pada 𝐵 yang diluar
𝐸. Menurut definisi,

ම 𝒇(𝒙, 𝒚, 𝒛) 𝒅𝑽 = ම 𝑭(𝒙, 𝒚, 𝒛) 𝒅𝑽
𝑬 𝑩

Integral ini ada jika𝑓 kontinu dan perbatasan 𝐸 adalah “dapat


dikatakan mulus”. Integral lipat-tiga mempunyai sifat yang pada
dasarnya sama seperti integral lipat-dua.
Kita batasi perhatian kita pada fungsi kontinu 𝑓 dan pada jenis daerah
sederhana yang tertentu. Daerah pejal 𝐸 dikatakan sebagai berjenis 1
jika daerah ini terletak diantara grafik dua fungsi kontinu 𝑥 dan 𝑦,
dengan kata lain

𝐸 = { (𝑥, 𝑦, 𝑧) ∣ (𝑥, 𝑦) ∈ 𝐷, 𝑢1 (𝑥, 𝑦) ≤ 𝑧 ≤ 𝑢2 (𝑥, 𝑦) }

dengan 𝐷 adalah proyeksi 𝐸 pada bidang-𝑥𝑦 seperti diperlihatkan


dalam Gambar 2. Perhatikan bahwa perbatasan atas benda pejal 𝐸
adalah permukaan dengan persamaan 𝑧 = 𝑢2 (𝑥, 𝑦), sedangkan
perbatasan bawah adalah permukaan 𝑧 = 𝑢1 (𝑥, 𝑦).

Berdasarkan jenis argumentasi yang sama yang menghasilkan , dapat


diperlihatkan bahwa jika 𝐸 adalah daerah jenis I yang diberikan oleh
persamaan 5, maka
𝑢2 (𝑥,𝑦)
ම 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉 = ඵ ቈන 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑧቉ 𝑑𝐴
𝑢1 (𝑥,𝑦)
𝐸 𝐷

16
Makna dari integral sebelah dalam pada ruas kanan persamaan 6
adalah bahwa 𝑥 dan 𝑦 dipegang tetap, dan karenanya 𝑢1 (𝑥, 𝑦) dan
𝑢2 (𝑥, 𝑦) dipandang sebagai konstanta, selama 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) diintegralkan
terhadap 𝑧.
Khususnya, jika proyeksi 𝐷 dari 𝐸 pada bidang-𝑥𝑦 adalah daerah
bidang jenis 1 (seperti dalam gambar 3)

Maka,
E= {(𝒙, 𝒚, 𝒛)|𝒂 ≤ 𝒙 ≤ 𝒃, 𝒈𝟏 (𝒙) ≤ 𝒚 ≤ 𝒈𝟐 (𝒙), 𝒖𝟏 (𝒙, 𝒚) ≤ 𝒛 ≤ 𝒖𝟐 (𝒙, 𝒚)}
dan persamaan 6 menjadi

𝑏 𝑔2(𝑥) 𝑢2(𝑥,𝑦)

ම 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉 = න න න 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥
𝐸 𝑎 𝑔1(𝑥) 𝑢1(𝑥,𝑦)

Sebaliknya, jika 𝐷 adalah daerah bidang II (seperti dalam gambar 4)

17
Maka,
𝑬 = {(𝒙, 𝒚, 𝒛)| 𝒄 ≤ 𝒚 ≤ 𝒅, 𝒉𝟏 (𝒚) ≤ 𝒙 ≤ 𝒉𝟐 (𝒚), 𝒖𝟏 (𝒙, 𝒚) ≤ 𝒛
≤ 𝒖𝟐 (𝒙, 𝒚)}
Dan persamaan 6 menjadi

𝑑 ℎ2(𝑦) 𝑢2(𝑥,𝑦)

ම 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉 = න න න 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑧 𝑑𝑥 𝑑𝑦
𝐸 𝑐 ℎ1(𝑦) 𝑢1(𝑥,𝑦)

CONTOH 2
Hitunglah∭𝐸 𝑧 𝑑𝑉, 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐸 adalah bidang empat (tetrahedron) pejal
yang dibatasi oleh empat bidang 𝑥 = 0, 𝑦 = 0, 𝑧 = 0, 𝑑𝑎𝑛 𝑥 + 𝑦 + 𝑧 =

PENYELESAIAN

Ketika kita menyusun integral lipat-tiga adalah bijaksana untuk


menggambar dua diagram yaitu satu berupa daerah pejal 𝐸 (lihat gambar
5) dan 1 adalah proyeksi 𝐷 pada bidang-𝑥𝑦 (lihat gambar 6). Batas bawah
bidang-empat adalah bidang 𝑧 = 0 dan batas atasnya bidang +𝑦 + 𝑧 = 1
atau (𝑧 = 1 − 𝑥 − 𝑦), sehingga kita gunakan 𝑢1 (𝑥, 𝑦) = 0 dan 𝑢2 (𝑥, 𝑦) =
1 − 𝑥 − 𝑦 dalam rumus 7. Perhatikan bahwa bidang-bidang 𝑥 + 𝑦 + 𝑧 = 1
dan 𝑧 = 0 berpotongan pada garis 𝑥 + 𝑦 = 1 atau (𝑦 = 1 − 𝑥) di bidang-
𝑥𝑦. Sehingga proyeksi 𝐸 adalah daerh segitiga yang diperlihatkan dalam
gambar 6, dan kita mempunyai

18
𝑬 = {(𝒙, 𝒚, 𝒛)|𝟎 ≤ 𝒙 ≤ 𝟏, 𝟎 ≤ 𝒚 ≤ 𝟏 − 𝒙, 𝟎 ≤ 𝒛 ≤ 𝟏 − 𝒙 − 𝒚 }

Pendeskripsian 𝐸 sebagai daerah jenis 1 ini membuat kita bisa menghitung


integral sebagai berikut :
1 1−𝑥 1−𝑥−𝑦

ම 𝑧 𝑑𝑉 = න න න 𝑧 𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥
𝐸 0 0 0
1 1−𝑥 𝑧=1−𝑥−𝑦
𝑧2
=නන ቈ ቉ 𝑑𝑦 𝑑𝑥
2 𝑧=0
0 0

1 1 1−𝑥
= න න (1 − 𝑥 − 𝑦)2 𝑑𝑦 𝑑𝑥
2 0 0
𝑦=1−𝑥
1 1 (1 − 𝑥 − 𝑦 −)3
= න ቈ− ቉ 𝑑𝑥
2 0 3 𝑦=0

1 1
= න (1 − 𝑥)3 𝑑𝑥
6 0
1
1 (1 − 𝑥)4
= ቈ− ቉
6 4 0
1
=
24

Daerah pejal 𝐸 adalah jenis 2 jika berbentuk


𝑬 = {(𝒙, 𝒚, 𝒛)|(𝒚, 𝒛) ∈ 𝑫, 𝒖𝟏 (𝒚, 𝒛) ≤ 𝒙 ≤ 𝒖𝟐 (𝒚, 𝒛)}

kali ini dengan 𝐷 adalah proyeksi 𝐸 pada bidang- 𝑦𝑧 (lihat gambar 7).

19
Permukaan belakang adalah 𝑥 = 𝑢1 (𝑦, 𝑧) dan permukaan depan adalah
𝑢2 (𝑦, 𝑧)dan kita mempunyai

𝑢2 (𝑦,𝑧)
ම 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉 = ඵ ቈන 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧)቉ 𝑑𝐴
𝑢2 (𝑦,𝑧)
𝐸 𝐷

Akhirnya daerah jenis 3 berbentuk


𝑬 = {(𝒙, 𝒚, 𝒛)|(𝒙, 𝒛) ∈ 𝑫, 𝒖𝟏 (𝒙, 𝒛) ≤ 𝒙 ≤ 𝒖𝟐 (𝒙, 𝒛)}

dengan 𝐷 adalah proyeksi 𝐸 pada bidang- 𝑥𝑧, 𝑦 = 𝑢1 (𝑦, 𝑧) adalah


permukaan kiri dan 𝑦 = 𝑢2 (𝑦, 𝑧) adalah permukaan kanan (lihat gambar
8). Untuk daerah jenis ini kita mempunyai

𝑢2 (𝑥,𝑧)
ම 𝑓 (𝑥, 𝑦, 𝑧) = ඵ ቈන 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑦቉ 𝑑𝐴
𝑢1 (𝑥,𝑧)
𝐸 𝐷

Dalam masing- masing persamaan 10 dan 11 boleh jadi terdapat dua


ekspresi yang mungkin untuk integral tersebut tergantung pada apakah 𝐷
daerah bidang berjenis 1 atau jenis 2 (dan berapa terhadap persamaan 7
dan 8).

20
CONTOH 3
Hitung ∭𝐸 √𝑥 2 + 𝑧 2 𝑑𝑉, dengan 𝐸 adalah daerah yang dibatasi oleh
paraboloid 𝑦 = 𝑥 2 + 𝑧 2 dan bidang 𝑦 = 4

PENYELESAIAN :
Benda pejal 𝐸 diperlihatkan dalam gambar 9. Jika kita pandang benda
sebagai daerah jenis 1, maka kita perlu meninjau proyeksi 𝐷 ke
bidang−𝑥𝑦, yang berupa daerah parabola dalam gambar 10 (jejak dari 𝑦 =
𝑥 2 + 𝑧 2 di bidang 𝑧 = 0 adalah parabola 𝑦 = 𝑥 2 )
Dari 𝑦 = 𝑥 2 + 𝑧 2 kita dapatkan 𝑧 = ±√𝑦 − 𝑥 2 , sehingga permukaan

perbatasan bawah dari 𝐸 adalah 𝑧 = −√𝑦 − 𝑥 2 dan permukaan atasnya

adalah 𝑧 = √𝑦 − 𝑥 2 . Karena itu penjabaran 𝐸 sebagai daerah jenis 1


adalah

𝑬 = {(𝒙, 𝒚, 𝒛)| − 𝟐 ≤ 𝒙 ≤ 𝟐, 𝒙𝟐 ≤ 𝒚 ≤ 𝟒, −√𝒚 − 𝒙𝟐 ≤ 𝒛 ≤ √𝒚 − 𝒙𝟐 }

Sehingga kita peroleh


𝟐 𝟒 √𝒚− 𝒙𝟐
ම √𝒙𝟐 + 𝒛𝟐 𝒅𝑽 = න න න √𝒙𝟐 + 𝒛𝟐 𝒅𝒛 𝒅𝒚 𝒅𝒙
−𝟐 𝒙𝟐 −√𝒚− 𝒙𝟐
𝑬

Walaupun ekspresi ini benar, ekspresi ini sangat sukar untuk dihitung.
Sebagai g antinya marilah kita meninjau 𝐸 sebagai daerah jenis 3. Dengan
demikian proyeksinya 𝐷3 ke dalam bidang −𝑥𝑧 berupa cakram 𝑥 2 + 𝑧 2 ≤
4 yang diperlihatkan pada gambar 11.

21
Maka perbatasan kiri dari E adalah paraboloid 𝑦 = 𝑥 2 + 𝑧 2 dan
perbatasan kanan adalah bidang 𝑦 = 4, sehingga dengan mengambil
𝑢1 (𝑥, 𝑧) = 𝑥 2 + 𝑧 2 dan 𝑢2 (𝑥, 𝑧) = 4 dalam persamaan 11, kita
mempunyai

𝟒
ම √𝒙𝟐 + 𝒛𝟐 𝒅𝑽 = ඵ ቈන √𝒙𝟐 + 𝒛𝟐 𝒅𝒚቉ 𝒅𝑨
𝒙𝟐 +𝒛𝟐
𝑬 𝑫𝟑

= ඵ(𝟒 − 𝒙𝟐 − 𝒛𝟐 )√𝒙𝟐 + 𝒛𝟐 𝒅𝑨
𝑫𝟑

Walaupun integral ini dapat dituliskan sebagai


𝟐 √𝟒−𝒙𝟐
න න (𝟒 − 𝒙𝟐 − 𝒛𝟐 ) √𝒙𝟐 + 𝒛𝟐 𝒅𝒛 𝒅𝒙
−𝟐 −√𝟒−𝒙𝟐

Adalah lebih mudah untuk beralih kekordinat polar di bidang-𝑥𝑧: 𝑥 =


𝑟 𝑐𝑜𝑠𝜃. Ini memberikan

ම √𝑥 2 + 𝑧 2 𝑑𝑉 = ඵ(4 − 𝑥 2 − 𝑧 2 )√𝑥 2 + 𝑧 2 𝑑𝐴
𝐸 𝐷3
2𝜋 2 2𝜋 2
= න න (4 − 𝑟 2 ) 𝑟 𝑟 𝑑𝑟 𝑑𝜃 = න 𝑑𝜃 න (4𝑟 2 − 𝑟 4 ) 𝑑𝑟
0 0 0 0
2
4𝑟 3 𝑟 5 128𝜋
= 2𝜋 ቈ − ቉ =
3 5 0 15

22
a. Penerapan Integral Lipat Tiga
Ingat bahwa jika 𝑓(𝑥) ≥ 0, maka integral tunggal
𝑏
∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 menyatakan luas dibawah kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥) mulai dari a ke b,

dan jika𝑓(𝑥, 𝑦) ≥ 0 maka integral lipat dua ∬𝐷 𝑓(𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴 menyatakan


volume di bawah permukaan 𝑧 = 𝑓(𝑥, 𝑦) dan di atas D. Penafsiran

integral lipat-tiga ∭𝐸 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉 yang terkait, dengan 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) ≥ 0


tidaklah terlalu berguna karena aka berupa “hiper volume” dari beda
empat dimensi, dan tentu saja amat sukar untuk divisualisasikan. (ingat
bahwa E hanyalah daerah asal (domain) fungsi 𝑓; grafik 𝑓 terletak diruang

empat dimensi.) meskipun demikian, integral lipat-tiga∭𝐸 (𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉


dapat ditafsirkan dalam cara yang berbeda dalam situasi fisis yang
berlainan, tergantung pada penafsiran fisis dari 𝑥, 𝑦, 𝑧 dan 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧).
Marilah kita mulai dengan kasus khusus di mana 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 1 untuk
semua titik dalam 𝐸. Maka integral lipat-tiga memang menyatakan volume
𝐸
𝑉 (𝐸) = ම 𝑑𝑉
𝐸

Sebagai contoh, anda dapat melihat ini pada kasus daerah jenis 1 dengan
meletakkan 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 1 dalam rumus 6:
𝒖𝟐 (𝒙,𝒚)
ම 𝟏 𝒅𝑽 = ඵ ቈන 𝒅𝒛቉ 𝒅𝑨 = ඵ[𝒖𝟐 (𝒙, 𝒚) − 𝒖𝟏 (𝒙, 𝒚)] 𝒅𝑨
𝒖𝟏 (𝒙,𝒚)
𝑬 𝑫 𝑫

Dan dari materi sebelumnya kita mengetahui bahwa ini menyatakan


volume yang terletak di antara permukaan-permukaan 𝑧 = 𝑢1 (𝑥, 𝑦) dan
𝑧 = 𝑢2 (𝑥, 𝑦).

23
CONTOH 4
Gunakan integral lipat-tigauntukmencari volume bidang=empat𝑇 yang
dibatasi oleh bidang-bidang 𝑥 + 2𝑦 + 2𝑧 = 2, 𝑥 = 2𝑦, 𝑥 = 0, dan 𝑧 = 0.

PENYELESAIAN
Bidang-empat 𝑇 dan proyeksinya 𝐷 pada bidang 𝑥𝑦 diperlihatkan dalam
gambar 12 dan 13. Perbatasan bawah 𝑇 adalah bidang 𝑧 = 0 dan
perbatasan atas adalah bidang 𝑥 + 2𝑦 + 2𝑧 = 2, yaitu 𝑧 = 2 − 𝑥 − 2𝑦.
Karena itu, kita mempunyai

𝑉 (𝑇) = ම 𝑑𝑉
𝑇
1 1−𝑥⁄2 2−𝑥−2𝑦
= න න න 𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥
0 𝑥⁄ 0
2
1 1−𝑥⁄2
= න න (2 − 𝑥 − 2𝑦) 𝑑𝑦 𝑑𝑥
0 𝑥⁄
2
1
=
3
Perhatikan bahwa kita tidak perlu menggunakan integral lipat-tiga untuk
menghitung volume. Integral ini hanyalah metode alternative untuk
penyusunan perhitungan. Semua penerapan integral lipat-dua dapat
langsung dipeluaske integral lipat-tiga. Misalnya, jika fungsi kerapatan
dari benda pejal yang menempati daerah 𝐸 adalah 𝜌(𝑥, 𝑦, 𝑧), dalam satuan
massa tiap satuan volume, di sembarang titik (𝑥, 𝑦, 𝑧) yang diberikan,
maka massa-nya adalah :

24
𝑚 = ම 𝜌(𝑥, 𝑦, 𝑧)𝑑𝑉
𝐸

Dan momen-nya terhadap tiga bidang koordinat adalah

𝑀𝑦𝑧 = ∭𝐸 𝑥𝜌(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉 𝑀𝑥𝑧 = ∭𝐸 𝑦𝜌(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉

𝑀𝑥𝑦 = ම 𝑧𝜌(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉
𝐸

Pusat massa nya terletak di titik(𝑥̅ , 𝑦̅, 𝑧̅), dengan

𝑀𝑦𝑧 𝑀𝑥𝑧 𝑀𝑥𝑦


𝑥̅ = 𝑦̅ = 𝑧̅ =
𝑚 𝑚 𝑚

Jika kerapatannya konstan, pusat massa benda pejal disebut sentroid dari
𝐸. Momen inersia terhadap tiga bidang koordinat adalah

𝐼𝑥 = ⨌𝐸 (𝑦 2 + 𝑧 2 )𝜌(𝑥, 𝑦, 𝑧)𝑑𝑉
𝐼𝑦 = ⨌𝐸 (𝑥 2 + 𝑧 2 )𝜌(𝑥, 𝑦, 𝑧)𝑑𝑉
𝐼𝑧 = ⨌𝐸 (𝑥 2 + 𝑦 2 )𝜌(𝑥, 𝑦, 𝑧)𝑑𝑉

Muatan listrik total pada suatu benda pejal yang menempati daerah E dan
mempunyai kerapatan muatan𝜎 (𝑥, 𝑦, 𝑧) adalah

𝑄 = ම 𝜎(𝑥, 𝑦, 𝑧)𝑑𝑉
𝐸

Jika kita mempunyai tiga variable acak kontinu X,Y,dan Z , fungsi


kerapatan bersama mereka adalah fungsi tiga variable sedemikian rupa
sehingga peluang bahwa (X, Y, Z) terletak dalam E adalah :

25
𝑷൫(𝑿, 𝒀, 𝒁) ∈ 𝑬൯ = ම 𝒇(𝒙 , 𝒚, 𝒛) 𝒅𝑽
𝑬

Khususnya,
𝑏 𝑑 𝑠

𝑃(𝑎 ≤ 𝑋 ≤ 𝑏, 𝑐 ≤ 𝑌 ≤ 𝑑, 𝑟 ≤ 𝑍 ≤ 𝑠) = න න න 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥
𝑎 𝑐 𝑟

Fungsi kerapatan bersamanya memenuhi


∞ ∞ ∞

𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) ≥ 0 න න න 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥 = 1
−∞ −∞ −∞

CONTOH 5
Carilah pusat massa dari sebuah benda
pejal berkerapatan konstan yang dibatasi
oleh silinder parabolic 𝑥 = 𝑦 2dan bidang
bidang 𝑥 = 𝑧, 𝑧 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 1

PENYELESAIAN
Benda pejal E dan proyeksinya pada
bidang-xy diperlihatkan dalam Gambar
14. Permukaan bawah dan atas dari E
adalah bidang-bidang 𝑧 = 0 dan 𝑧 = 𝑥,
sehingga kita katakan 𝐸 sebagai daerah
jenis 1:

𝐸 = {(𝑥, 𝑦, 𝑧)|−1 ≤ 𝑦 ≤ 1, 𝑦 2 ≤ 𝑥 ≤ 1,0 ≤ 𝑧 ≤ 𝑥}


Maka, jika kerapatan adalah 𝜌(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝜌, massanya adalah
1 1 𝑥

𝑚 = ම 𝜌 𝑑𝑉 = න න න 𝜌 𝑑𝑧 𝑑𝑥 𝑑𝑦
𝐸 −1 𝑦12 0 1 𝑥=1
1 𝑥2
= 𝜌 ∫−1 ∫𝑦 2 𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑦 = 𝜌 ∫−1 ቂ 2 ቃ 𝑑𝑦`
𝑥=𝑦 2
𝜌 1 1
= න (1 − 𝑦 4 ) 𝑑𝑦 = 𝜌 න (1 − 𝑦 4 )𝑑𝑦
2 −1 0
5 1
𝑦 4𝜌
= 𝜌 ቈ𝑦 − ቉ =
5 0 5

26
Karena kesimetrisan E dan 𝜌 terhadap bidang-𝑥𝑧 , kita segera dapat
mengatakan bahwa 𝑀𝑥𝑧 = 0, dan karena itu, 𝑦 = 0. Momen lainnya adalah
1 1 𝑥
𝑀𝑦𝑧 = ⨌𝐸 𝑥𝜌 𝑑𝑉 = න න න 𝑥𝜌 𝑑𝑧 𝑑𝑥 𝑑𝑦
−1 𝑦 2 0

1 1 1 𝑥=1
2
𝑥3
= 𝜌 න න 𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑦 = 𝜌 න ቈ ቉ 𝑑𝑦
−1 𝑦 2 −1 3 𝑥=𝑦 2

1 1
2𝜌 2𝜌 𝑦7 4𝜌
= න(1 − 𝑦 6 )𝑑𝑦 = ቈ𝑦 − ቉ =
3 3 7 0 7
0
1 1 𝑥
𝑀𝑥𝑦 = ⨌𝐸 𝑧𝜌 𝑑𝑉 = න න න 𝑧𝜌 𝑑𝑧 𝑑𝑥 𝑑𝑦
−1 𝑦 2 0

1 1 𝑧=𝑥
𝑧2 𝜌 1 1
= 𝜌න න ቈ ቉ 𝑑𝑥 𝑑𝑦 = න න 𝑥 2 𝑑𝑥 𝑑𝑦
−1 𝑦 2 2 𝑧=0 2 −1 𝑦 2

𝜌 1 2𝜌
= න (1 − 𝑦 6 )𝑑𝑦 =
3 0 7
Karena itu, pusat massanya adalah
𝑀𝑦𝑧 𝑀𝑥𝑧 𝑀𝑥𝑦 5 5
(𝑥̅ , 𝑦̅, 𝑧̅) = ( , , ) = ( , 0, )
𝑚 𝑚 𝑚 7 14

27
b. Integral Lipat Tiga dalam Koordinat Silinder dan Koordinat Bola
 Koordinat Silinder

Koordinat silinder dari titik P adalah (𝑟, 𝜃, 𝑧), dengan 𝑟, 𝜃 dan


𝑧 diperlihatkan dalam gambar 1. Andaikan 𝐸 adalah daerah jenis 1
yang proyeksinya 𝐷 pada bidang-𝑥𝑦 digambarkan dengan mudah
dalam koordinat polar (lihat Gambar 2). Khususnya , andaikan bahwa
𝑓 kontinu dan
𝑬 = {(𝒙, 𝒚, 𝒛)|(𝒙, 𝒚) ∈ 𝑫, 𝒖𝟏 (𝒙, 𝒚) ≤ 𝒛 ≤ 𝒖𝟐 (𝒙, 𝒚)}
Dengan𝐷diberikan dalam koordinat polar oleh
𝑫 = {(𝒓, 𝜽)|(𝒙, 𝒚) 𝜶 ≤ 𝜽 ≤ 𝜷, 𝒉𝟏 (𝜽) ≤ 𝒓 ≤ 𝒉𝟐 (𝜽)}

Kita mengetahui bahwa


𝑢2(𝑥,𝑦)
ම 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉 = ඵ 𝐷 ቈන 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧)቉ 𝑑𝐴
𝑢1 (𝑥,𝑦)
𝐸

28
Tetapi kita juga mengetahui bagaimana menghitung integral lipat-dua
dalam koordinat polar dalam materi sebelumnya

ඵ 𝐸 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧)𝑑𝑉
𝛽 ℎ2 (𝜃) 𝑢2 (𝑟 cos 𝜃,𝑟 sin 𝜃)
=න න න 𝑓 (𝑟 cos 𝜃, 𝑟 sin 𝜃, 𝑧) 𝑟 𝑑𝑧 𝑑𝑟 𝑑𝜃
𝛼 ℎ1 (𝜃) 𝑢1 (𝑟 cos 𝜃,𝑟 sin 𝜃)

Rumus 2 adalah rumus untuk pengintegralan lipat-tiga dalam


koordinat silinder. Rumus ini mengatakan bahwa kita mengalaihkan
integral lipat-tiga dari koordinat siku-siku kekoordinat silinder dengan
menuliskan 𝑥 = 𝑟 𝑐𝑜𝑠𝜃, 𝑦 = 𝑟 sin 𝜃,membiarkan 𝑧 apa adanya,
dengan mengunakan limit-limit pengintegralan yang sesuai untuk 𝑧, 𝑟
dan 𝜃, serta dengan menggantikan 𝑑𝑉 oleh 𝑟 𝑑𝑧 𝑑𝑟 𝑑𝜃. (Gambar 3
memperlihatkan bagaimana menghafalkan ini). Adalah
menguntungkan untuk menggunakan rumus ini ketika 𝐸 adalah daerah
pejal yang secara mudah dideskripsikan dalam koordinat silnder, dan
tertuma ketika fungsi 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧)melibatkan ekpresi 𝑥 2 + 𝑦 2 .

29
CONTOH 1
Benda pejal 𝐸 terletak didalam silinder 𝑥 2 + 𝑦 2 = 1, dibawah bidang
𝑧 = 4,dan di atas paraboloid𝑧 = 1 − 𝑥 2 − 𝑦 2 (lihat gambar 4).
Kerapatan disebarang titik sebanding terhadap jaraknya dari sumbu
silinder. Carilah massa 𝐸.

PENYELESAIAN
Dalam koordinat silinder, persamaan silinder adalah 𝑟 = 1 dan
paraboloid adalah 𝑧 = 1 − 𝑟 2 , sehingga kita dapat menuliskan
𝐸 = {(𝑟, 𝜃, 𝑍)|0 ≤ 𝜃 ≤ 2𝜋, 0 ≤ 𝑟 ≤ 1, 1 − 𝑟 2 ≤ 𝑧 ≤ 4 }
Karena kerapatan(𝑥, 𝑦, 𝑧) sebanding terhadap jarak dari sumbu-𝑧,
maka fungsi kerapatan adalah
𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = 𝐾√𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝐾𝑟
dengan K adalahkonstantakesebandingan. Karenaitu, dari Rum
16.7.13, massa E adalah

𝑚 = ම 𝐾√𝑥 2 + 𝑦 2 𝑑𝑉
𝐸
2𝜋 1 4
=න න න (𝐾𝑟) 𝑟 𝑑𝑧 𝑑𝑟 𝑑𝜃
0 0 1−𝑟 2
1
2𝜋
=න න 𝐾𝑟 2 [4 − (1 − 𝑟 2 )] 𝑑𝑟 𝑑𝜃
0
0
1
2𝜋
= 𝐾න 𝑑𝜃 න(3𝑟 2 + 𝑟 4 ) 𝑑𝑟
0
0
1
𝑟5 3
= 2𝜋𝐾 ቈ𝑟 + ቉
5 0
12𝜋𝐾
=
5

30
CONTOH 2
2 √4−𝑥 2 2
Hitunglah∫−2 ∫−√4−𝑥 2 ∫√𝑥 2 +𝑦 2(𝑥 2 + 𝑦 2 ) 𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥

PENYELESAIAN

Integral berulang ini adalah integral lipat tiga pada daerah pejal
𝐸 = {(𝑥, 𝑦, 𝑧)|−2 ≤ 𝑥 ≤ 2, −√4 − 𝑥 2 ≤ 𝑦 ≤ √4 − 𝑥 2 , √𝑥 2 + 𝑦 2 ≤ 𝑧 ≤ 2}

Dan proyeksi E pada bidang−𝑥𝑦 adalah cakram 𝑥 2 + 𝑦 2 ≤ 4. Permukaan


bawah E adalah kerucut 𝑧 = √𝑥 2 + 𝑦 2 dan permukaan atasnya adalah
bidang 𝑧 = 2 (lihat gambar 5). Daerah ini mempunyai penjabaran yang
jauh lebih sederhana dalam koordinat silinder:
𝐸 = {(𝑟, 𝜃, 𝑧)|0 ≤ 𝜃 ≤ 2𝜋, 0 ≤ 𝑟 ≤ 2, 𝑟 ≤ 𝑧 ≤ 2}
Karena itu, kita mempunyai
2 √4−𝑥 2 2
න න න (𝑥 2 + 𝑦 2 ) 𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥 = ම(𝑥 2 + 𝑦 2 ) 𝑑𝑉
−2 −√4−𝑥 2 √𝑥 2 +𝑦 2
𝐸
2𝜋 2 2
=න න න 𝑟 2 𝑟 𝑑𝑧 𝑑𝑟 𝑑𝜃
0 0 𝑟
2𝜋 2
=න 𝑑𝜃 න 𝑟 3 (2 − 𝑟) 𝑑𝑟
0 0

1 4 1 5 2 16𝜋
= 2𝜋 [ 𝑟 − 𝑟 ] =
2 5 0 5

31
 Koordinat Bola

Definisikan koordinat bola (𝜌, 𝜃, 𝜙) dari


sebuah titik (lihat gambar 6) dan kita melihat
kaitan berikut antara koordinat siku-siku dan
koordinat bola :

𝑥 = 𝜌 sin 𝜙 cos 𝜃 𝑦 = 𝜌 sin 𝜙 cos 𝜃 𝑧 = 𝜌 cos 𝜙

Dalam system koordinat ini mitra dari kotak persegi panjang adalah baji bola
(spherical wedge)
𝐸 = {(𝜌, 𝜃, 𝜙)|𝑎 ≤ 𝜌 ≤ 𝑏, 𝛼 ≤ 𝜃 ≤ 𝛽, 𝑐 ≤
𝜙 ≤ 𝑑} dengan 𝑎 ≥ 0, 𝛽 − 𝛼 ≤ 2𝜋, 𝑑𝑎𝑛 𝑑 −
𝑐 ≤ 𝜋. Walaupun kita definisikan integral
lipat tiga dengan membagi benda pejal
menjadi kotak-kotak kecil, dapat
diperlihatkan bahwa pembagian benda pejal
menjadi baji-baji bola kecil selalu
memberikan hasil sama. Sehingga kita bagi E
menjadi baji bola yang lebihkecil𝐸𝑖𝑗𝑘 dengan
menggunakan bola berjarak sama 𝜌 = 𝜌𝑖 , setengah bidang 𝜃 = 𝜃𝑗 , dan setengah
kerucut 𝜙 = 𝜙𝑘 . Gambar 7 memperlihatkan bahwa 𝐸𝑖𝑗𝑘 hampir berupa kotak
persegi panjang dengan ukuran ∆𝜌, 𝜌𝑖 ∆𝜙 (busur lingkaran dengan jari-jari 𝜌𝑖 ,
sudut ∆𝜙), dan 𝜌𝑖 sin 𝜙𝑘 ∆𝜃 (busur lingkaran dengan jari-jari
𝜌𝑖 sin 𝜙𝑘 , 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 ∆𝜃). Sehingga hampiran terhadap volume 𝐸𝑖𝑗𝑘 diberikan oleh
∆𝑽𝒊𝒋𝒌 = {(∆𝝆)(𝝆𝒊 ∆𝝓)(𝝆𝒊 𝐬𝐢𝐧 𝝓𝒌 ∆𝜽) = 𝝆𝟐𝒊 𝐬𝐢𝐧 𝝓𝒌 ∆𝝆 ∆𝜽 ∆𝝓}

Faktanya, dapat diperlihatkan dengan bantuanTeorema Nilai Rata-rata (soal


latihan 39), bahwa volume 𝐸𝑖𝑗𝑘 secara eksak diberikan oleh
̃𝒌 ∆𝝆 ∆𝜽 ∆𝝓
̃ 𝟐𝒊 𝐬𝐢𝐧 𝝓
∆𝑽𝒊𝒋𝒌 = 𝝆

32
dengan ൫𝑝̃𝑖 , 𝜃̃𝑗 , 𝜙̃𝑘 ൯ adalah suatu titik di dalam 𝐸𝑖𝑗𝑘 . Misalkan ൫𝑥𝑖𝑗𝑘
∗ ∗
, 𝑦𝑖𝑗𝑘 ∗
, 𝑧𝑖𝑗𝑘 ,൯
adalah koordinat siku-siku dari titik ini. Maka :
𝑙 𝑚 𝑛
∗ ∗ ∗
ම 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉 = lim ∑ ∑ ∑ 𝑓 ൫𝑥𝑖𝑗𝑘 , 𝑦𝑖𝑗𝑘 , 𝑧𝑖𝑗𝑘 , ൯ ∆𝑉𝑖𝑗𝑘
𝑙,𝑚,𝑛→∞
𝐸 𝑖=1 𝑗=1 𝑘=1
𝑙 𝑚 𝑛

= lim ∑ ∑ ∑ 𝑓 (𝑝̃𝑖 , sin 𝜙̃𝑘 cos 𝜃̃𝑗 , 𝑝̃𝑖


𝑙,𝑚,𝑛→∞
𝑖=1 𝑗=1 𝑘=1

sin 𝜙̃𝑘 sin 𝜃̃𝑗 , 𝑝̃𝑖 cos 𝜙̃𝑘 ) 𝜌̃𝑖2 sin 𝜙̃𝑘 ∆𝜌𝑖 ∆𝜃𝑗 ∆𝜙𝑘

Tetapi jumlah ini adalah jumlah Riemann untuk fungsi


𝐹(𝜌, 𝜃, 𝜙) = 𝜌2 𝑠𝑖𝑛 𝜙𝑓(𝜌 sin 𝜙 cos 𝜃, 𝜌 sin 𝜙 sin 𝜃, 𝜌 cos 𝜃)
Akibatnya, kita sampai pada rumus untuk pengintegralan lipat tiga dalam
koordinat bola

𝑑 𝛽 𝑏
ම 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉 = න න න 𝑓(𝜌 sin 𝜙 cos 𝜃, 𝜌 sin 𝜙 sin 𝜃, 𝜌 cos 𝜙)𝜌2 sin 𝜙 𝑑𝜌 𝑑𝜃 𝑑𝜙
𝑐 𝛼 𝑎
𝐸

Dengan E adalah baji bola yang diberikan oleh

𝐸 = {(𝜌, 𝜃, 𝜙)|𝑎 ≤ 𝜌 ≤ 𝑏, 𝛼 ≤ 𝜃 ≤ 𝛽, 𝑐 ≤ 𝜙 ≤ 𝑑}

Rumus 4 mengatakan bahwa kita mengkonversi integral lipat tiga dari koordinat
siku-siku kekoordinat bola dengan cara menuliskan
𝒙 = 𝝆 𝐬𝐢𝐧 𝝓 𝐜𝐨𝐬 𝜽 𝒚 = 𝝆 𝐬𝐢𝐧 𝝓 𝐬𝐢𝐧 𝜽 𝒛 = 𝝆 𝐜𝐨𝐬 𝝓
dengan limit pengintegralan yang sesuai, dan mengganti 𝑑𝑉 dengan
𝜌2 sin 𝜙 𝑑𝜌 𝑑𝜃 𝑑𝜙. Ini diilustrasikan dalam gambar 8

33
Rumus ini dapat diperluas untuk mencakup daerah bola yang lebih umum seperti :
𝑬 = {(𝝆, 𝜽, ∅)|𝜶 ≤ 𝜽 ≤ 𝜷, 𝒄 ≤ ∅ ≤ 𝒅, 𝒈𝟏 (𝜽, ∅) ≤ 𝝆 ≤ 𝒈𝟐 (𝜽, ∅)}
Dalam kasus ini rumus sama seperti dalam (4) kecuali bahwa limit
pengintergralan untuk 𝜌 adalah 𝑔1 (𝜃, ∅) dan 𝑔2 (𝜃, ∅).
Biasanya koordinat bola digunakan dalam integral lipat – tiga ketika permukaan
seperti kerucut dan bola membentuk perbatasan dari daerah pengintegralan.

CONTOH 3
3
൫𝑥 2 +𝑦2 +𝑧 2 ൯2
Hitung⨌𝐵 𝑒 𝑑𝑉, dengan B adalah bola satuan:
𝐵 = {(𝑥, 𝑦, 𝑧)|𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 ≤ 1}
PENYELESAIAN
Karenaperbatasan B adalah bola, kita gunakan koordinat bola:
𝐵 = {(𝜌, 𝜃, ∅)|0 ≤ 𝜌 ≤ 1, 0 ≤ 𝜃 ≤ 2𝜋, 0 ≤ ∅ ≤ 𝜋}
Sebagai tambahan, koordinat bola adalah tepat karena
𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 = 𝜌2

Jadi, (4) memberikan


𝜋 2𝜋 1
3 3 ⁄
൫𝑥 2 +𝑦 2 +𝑧 2 ൯2 ൫𝜌2 ൯ 2
ම𝑒 𝑑𝑉 = න න න 𝑒 𝜌2 sin ∅ 𝑑𝜌 𝑑𝜃 𝑑∅
𝐵 0 0 0
𝜋 2𝜋 1 3
= ∫0 sin ∅ 𝑑∅ ∫0 𝑑𝜃 ∫0 𝜌2 𝑒 𝜌 𝑑𝜌
1 3 1
= [− cos ∅]𝜋0 (2𝜋) ቂ3 𝑒 𝜌 ቃ
0
4𝜋
= (𝑒 − 1)
3

CATATAN
Akan sangat janggal untuk menghitung integral dalam Contoh 3 tanpa
koordinat bola. Dalam koordinat siku-siku integral berulang ini mungkin
akan berupa
1 √1−𝑥2 √1−𝑥 2 −𝑦2 3
2 +𝑦 2 +𝑧 2 ൯ ⁄2
න න න 𝑒 ൫𝑥
−1 −√1−𝑥 2 −√1−𝑥 2 −𝑦 2

34
CONTOH 4
Gunakan koordinat bola untuk mencari volume benda pejal yang terletak di
atas kerucut 𝑧 = √𝑥 2 + 𝑦 2 dan di bawah bola 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 = 𝑧. (Lihat
Gambar 9.)

PENYELESAIAN
1
Perhatikan bahwa bola melalui titik asal dan mempunyai pusat(0,0, 2) .

Kita tuliskan persamaan bola dalam koordinat bola sebagai


𝜌2 = 𝜌 cos ∅ atau 𝜌 = cos ∅
Kerucut dapat dituliskan sebagai
𝜌 cos ∅ = √𝜌2 𝑠𝑖𝑛2 ∅ 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃 + 𝜌2 𝑠𝑖𝑛2 ∅ 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 = 𝜌 sin ∅
Ini memberikan sin ∅ = cos ∅, atau ∅ = 𝜋⁄4. Karena itu pendeskripsian
benda pejal E dalam koordinat bola adalah
𝜋
𝐸 = {(𝜌, 𝜃, ∅)|0 ≤ 𝜃 ≤ 2𝜋, 0 ≤ ∅ ≤ 4 , 0 ≤ 𝜌 ≤ cos ∅}

35
Gambar 11 memperlihatkan bagaimana𝐸 tersapu jika kita mengintegralkan
mula-mula terhadap 𝜌, kemudian ∅, dan kemudian 𝜃. Volume 𝐸 adalah
𝜋
2𝜋 cos ∅
4
𝑉(𝐸) = ම 𝑑𝑉 = න න න 𝜌2 sin ∅ 𝑑𝜌 𝑑∅ 𝑑𝜃
0 0 0
𝐸

2𝜋 𝜋⁄ 3 𝜌=cos ∅
= ∫0 𝑑𝜃 ∫0 4 sin ∅ ቂ𝜌 ቃ 𝑑∅
3 𝜌=0
𝜋⁄
2𝜋 𝜋⁄ 2𝜋 𝑐𝑜𝑠4 ∅ 4 𝜋
4 sin ∅ 3
= ∫ 𝑐𝑜𝑠 ∅ 𝑑∅ = ቂ− ቃ =
3 0 3 4 0 8

36
CONTOH SOAL

37
38
39
DAFTAR PUSTAKA

http://staffnew.uny.ac.id/upload/131808335/pendidikan/Integral+Lipat.pdf,
Diakses 21 Januari 2018

http://personal.fmipa.itb.ac.id/novriana/files/2012/03/9-Integral-Lipat.pdf,
Diakses 21 Januari 2018

http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/Bab_5._Integral_dalam_Ruang_Dimensi-
3_.pdf, Diakses 21 Januari 2018

http://esa148.weblog.esaunggul.ac.id/wp-
content/uploads/sites/65/2014/10/BATAS-INTEGRAL-LIPAT-DUA.pdf, Diakses
21 Januari 2018

http://personal.fmipa.itb.ac.id/novriana/files/2010/11/11b-integral-lipat-tiga.pdf,
Diakses 21 Januari 2018

http://repository.binus.ac.id/2009-2/content/K0334/K033434651.pdf, Diakses 21
Januari 2018

http://rozikin.web.ugm.ac.id/wp-content/uploads/integral-lipat-1-2-3.docx.pdf,
Diakses 21 Januari 2018

40

Anda mungkin juga menyukai