Anda di halaman 1dari 13

ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria)

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Dunia internasional akhir-akhir ini di kagetkan dengan kehadiran suatu kelompok
agama baru yang berlandaskan islam. Kelompok agama ini dianggap oleh Negara-Negara
Internasional adalah kelompok agama yang radikal, bahkan ada yang menyebutkan bahwa
kelompok ini adalah teroris. Kelompok agama ini disebut ISIS (Islamic State of Iraq and
Syiria).

Peristiwa pada 11 September 2001, yakni serangan teroris yang meluluhlantakkan


gedung World Trade Center (WTC) dan Pentagon, mengingatkan kepada kita bahwa mulai
sejak itu, Islam dan umat Islam dikecam oleh dunia Barat. Mulai saat itu, Islam diasumsikan
sebagai agama terorisme yang melegitimasi aksi kebrutalan (terorisme) dan umat Islam
(muslim) dianggap sebagai komunitas yang berbahaya. Orang-orang Barat mengalami
islamofobia sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan Islam dicurigai (John L.
Esposito, 2010)

ISIS ini seolah menjadi masalah besar dan baru bagi Negara-negara internasional. Hal
ini dikarenakan ISIS merupakan kelompok yang didukung dan didirikan oleh berbagai
kelompok pemberontak Sunni, termasuk Dewan Syura Mujahidin dan Al-Qaeda di Irak
(AQI), termasuk kelompok pemberontak Jaysh al-Fatiheen, Jund al-Sahaba, Katbiyan Ansar
Al-Tawhid wal Sunnah dan Jeish al-Taiifa al-Mansoura, dan sejumlah suku yang mengaku
Sunni. ISIS dikenal karena memiliki interpretasi atau tafsir yang keras pada Islam dan
mengajarkan kekerasan untuk mencapai tujuannya, seperti melalui bom bunuh diri, menyiksa
dan memukuli orang yang tidak sependapat, serta dengan menjarah bank. Target serangan
ISIS diarahkan terutama terhadap Muslim Syiah.

Perkembangan pergerakan ISIS inipun dirasakan oleh bangsa Indonesia, dimana sudah
ada saudara kita yang mengikrarkan bahwa mereka bergabung kepada kelompok ISIS ini
bahkan merekapun mengajak warga Negara Indonesia lainnya untuk mau bergabung bersama
mereka ini. Kontroversi keberadaan organisasi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) merebak
belakangan ini, setelah beredar video di youtube yang menayangkan pria berbahasa Indonesia
mengajak untuk bergabung dengan ISIS. Kekhawatiran kemudian muncul terkait apakah isu
ISIS ini dimunculkan hanya untuk mengalihkan perhatian publik dari pilpres 2014 yang saat
ini prosesnya tengah dibahas di MK. Berita dan perbincangan mengenai ISIS
juga mendominasi headline surat kabar maupun media elektronik, mengalahkan kabar
mengenai virus ebola yang telah menewaskan lebih dari 700 orang di Afrika. Pihak
pemerintah melalui Kementerian Agama telah mengumpulkan berbagai Ormas Islam untuk
menangkal eksistensi ISIS di Indonesia.
Pada Sabtu, 9 Agustus 2014 lalu, Menteri Agama telah bertemu dengan hampir semua
organisasi masyarakat dan organisasi kepemudaan yang berazaskan Islam seperti NU,
Muhammadiyah, Persis, FPI, Forum Umat Islam, HMI, KAMMI, dan lainnya. Pada forum
tersebut disepakati bahwa ISIS merupakan gerakan yang radikal dan tidak sesuai dengan
Islam sebagai rahmatan lil alamin. Menag dan ormas Islam juga sependapat untuk menolak
keberadaan gerakan ISIS di bumi Indonesia. Menag bahkan mengancam akan mencabut
kewarganegaraan orang yang berangkat ke Irak/Suriah dalam rangka bergabung dengan ISIS.

Untuk lebih memperdalam pemahaman kita mengenai, apa itu ISIS sebenarnya,
bagaimana mereka terbentuk, lalu apa yang menyebabkan kelompok ini tidak dapat diterima
oleh Negara-negara di dunia ini khususnya di Indonesia, sampai dengan bagaimana upaya
pemerintah kita dalam menangkal hal ini. Oleh karena itu, penulis tertarik membahas
mengenai ISIS pada makalah ini yang berjudul “ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria) :
Gerakan Kekhalifan Islam Global Sebagai Tantangan Bagi NKRI dan Islam Rahmatan
Lil’alamin”.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana sejarah terbentuknya ISIS ?

2. Bagaimana ISIS dapat masuk ke Indonesia dan mengapa ISIS secara terang-terangan
ditentang atau ditolak hadir di Indonesia ?

3. Bagaimana faktor yang menyebabkan masyarakat Indonesia mengikuti ISIS ?

4. Bagaimana upaya Pemerintah untuk menangkal masalah ISIS ?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Memenuhi kriteria penilaian unsur tugas pada mata kuliah Opini Publik.

2. Dapat lebih memahami apa itu ISIS, bagaimana sejarah terbentuknya ISIS.

3. Dapat mengetahui sebab-sebab keanapa ISIS ditolak di Indonesia.

4. Dapat mengetahui bagaimana peran dan upaya Pemerintah dalam menanggulangi


ancaman ISIS di Indonesia.
2.1 Sejarah ISIS

2.1.1 Ideologi dan kepercayaan

ISIS adalah kelompok ekstremis yang mengikuti ideologi garis keras Al-Qaeda dan
menyimpang dari prinsip-prinsip jihad. Seperti Al-Qaeda dan banyak kelompok jihad modern
lainnya, ISIS muncul dari ideologi Ikhwanul Muslimin, kelompok Islam pertama di dunia
pada tahun 1920-an di Mesir. ISIS mengikuti ekstrim anti-Barat yang menurutnya sebagai
penafsiran Islam, mempromosikan kekerasan agama dan menganggap mereka yang tidak
setuju dengan tafsirannya sebagai kafir dan murtad. Secara bersamaan, ISIS bertujuan untuk
mendirikan negara Islam Salafi yang berorientasi di Irak, Suriah dan bagian lain dari Syam.

Ideologi ISIS berasal dari cabang Islam modern yang bertujuan untuk kembali ke masa-masa
awal Islam, menolak "inovasi" dalam agama yang mereka percaya telah "korup" dari
semangat aslinya. Mengutuk kekhalifahan terakhir dan kekaisaran Ottoman karena
menyimpang dari apa yang mereka sebut sebagai Islam murni dan karenanya telah berusaha
untuk membangun kekhalifahan sendiri. Namun, ada beberapa komentator Sunni, Zaid
Hamid, misalnya, dan bahkan Salafi dan mufti jihad seperti Adnan al-Aroor dan Abu Basir al-
Tartusi, yang mengatakan bahwa ISIS dan kelompok teroris yang terkait tidak
mempresentasikan Sunni sama sekali, tapi menuduh Khawarij bidah yang melayani agenda
kekaisaran anti-Islam.

2.1.2 Sejarah ISIS

ISIS (Islamic State Of Iraq And Suriah) merupakan organisasi islam yang bertujuan
mendirikan Negara Islam namun bersimpangan dengan ajaran Islam yang sesungguhnya.
ISIS pertama kali dibentuk di wilayah Timur Tengah yang dipimpin oleh Abu Bakar Al-
Baghdadi.

ISIS adalah kelompok / organisasi gerilyawan Islam Irak dan Suriah, ISIS terbentuk dari
akibat invansi Amerika Serikat ke Irak pada tahun 2003. Setelah pendudukan Amerika
Serikat di Irak, membuat negara tersebut porak poranda perekonomian lumpuh, bangunan-
bangunan pemerintahan hancur akibat serangan AS, dan dilema pemerintahan kekosongan
kepala negara karena Saddam Hussein ditangkap.

Amerika tidak mempunyai rencana yang matang membangun negara tersebut, Sejak itu kaum
mayoritas Syiah mengambil alih kekuasaan dan pada gilirannya merepresi golongan Sunni.
Tentu saja kalangan Sunni tidak diam saja. Pemberontakan kalangan Sunni mulai muncul.
Kelompok teroris seperti Al Qaeda masuk ke Irak dan kelompok-kelompok pemberontak
lokal yang terdiri dari kalangan minoritas Sunni mulai bertempur melawan tentara AS. Irak
pun jatuh dalam perang saudara berdarah tahun 2006. Sejak itu, warga Irak terbelah
berdasarkan agama, Sunni yang umumnya tinggal di utara dan Syiah yang umumnya di
selatan.

Arab Saudi dan Iran merupakan dua pemain penting dalam Sunni dan Syiah. Kedua negara
itu tidak punya pemisahan antara agama dan negara, masalah dalam negeri dan uang yang
banyak dari minyak. Kedua negara menyokong kelompok-kelompok yang bertempur
melawan kelompok lain yang berbeda orientasi agama. Salah satu organisasi teroris yang
disokong Saudi adalah Negara Islam Irak (ISI). Tahun 2010, Arab Spring pecah dan
mengubah situasi di Timur Tengah. Namun, di Suriah, diktator Bashar Al Assad yang berasal
dari kalangan Syiah tidak berpikir akan mundur dari jabatannya. Perang sudara pun terjadi.
Tentara Assad membunuh rakyat mereka sendiri. Semakin lama perang itu berlangsung,
semakin banyak kelompok-kelompok milisi asing bergabung dalam peperangan itu.
Kebanyakan dari mereka datang karena alasan agama. Mereka bertujuan dapat mendirikan
sebuah negara Islam di kawasan itu.

Salah satu dari kelompok itu adalah ISI, yang sekarang menjadi Negara Islam Irak dan Suriah
(ISIS). Mereka sudah berperang di Irak selama beberapa tahun dan punya ribuan tentara yang
terlatih baik dan fanatik. Mereka telah menguasai Irak utara dan sangat berhasrat untuk
mendirikan negara berdasarkan agama yang mereka kelola sendiri. Kedatangan mereka
mengubah perang di Suriah ke situasi yang tidak pernah diduga orang sebelumnya. ISIS
sangat brutal dan radikal sehingga kelompok itu segara terlibat peperangan dengan hampir
semua faksi lainnya dalam kalangan pemberontak Suriah. Mereka menyerang dan membunuh
anggota kelompok teroris lainnya. Di wilayah yang dikuasai, mereka mendirikan negara
Islam dengan aturan yang sangat keras, bahkan jika dibandingkan dengan Al Qaeda. Arab
Saudi pun terkejut dan menarik dukungannya.

ISIS merupakan negara baru yang dideklarasikan oleh Abu Bakar al-Baghdady pada tanggal
9 April 2013, menyusul terjadinya perang saudara di Irak dan Suriah. Tentu saja proklamasi
kemerdekaan ini masih bersifat sepihak, dimana Pemerintah Suriah dan Pemerintah Irak tak
merestuinya. Begitu pula Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sama sekali belum
mengakuinya sebagai negara yang berdaulat.

Jadi dalam sebuah ironi tragis sejarah, invasi AS justru melahirkan kaum teroris yang pada
awal hendak disingkirkan AS. Kini, Irak malah menjadi lokasi sempurna pelatihan terorisme.
Banyak kalangan internasional yang menduga bahwa ISIS ada dibawah kendali CIA untuk
melancarkan propaganda politik memecah persatuan Islam. Bahkan ISIS dengan cepat masuk
di Indonesia dan mulai menampakkan diri di publik.

Dalam bahasa Arab, negara ini disebut ‫( دوله السالمايةفي العراق والشام‬Daulah Islamiyyah fie Iraq
wa Syam), atau dalam bahasa Inggris ditulis dalam beberapa versi. Ada yang menyebutnya
Islamic State in Iraq and the Levant (ISIL), Islamic State in Iraq and Syria (ISIS), dan ada
juga yang menyebutnya Islamic State in Iraq and al-Shām (juga disingkat ISIS). ISIS baru-
baru ini memutuskan bahwa sudah saatnya menguasai wilayah yang lebih luas di Irak. Sejak
AS meninggalkan Irak, Perdana Menteri Nouri Al Maliki dari kalangan Syiah telah
memonopoli kekuasaan dan sedapat mungkin mendiskriminasi golongan Sunni. Pemerintah
Irak secara luas dinilai korup, tidak becus, dan tentu saja dibenci oleh sebagian besar warga
negara itu.

Meski secara de jure belum diakui negara-negara lain, faktanya ISIS telah menguasai wilayah
seluas 400.000 km2, yang meliputi wilayah di Irak dan Suriah. Untuk sementara, Kota
Raqqah yang berada di Suriah ditetapkan sebagai ibu kota negara.
Militer Irak mempunyai 300.000 tentara yang dibentuk dengan menghabiskan 25 miliar
dollar AS uang pajak, tetapi mereka tidak loyal kepada pemerintahnya dan telah mundur atau
bubar. Sejumlah kota di negara itu pun jatuh ke tangan ISIS yang telah mengumumkan bahwa
siapa saja yang menentang mereka akan dibunuh. ISIS telah membuktikan bahwa mereka
serius dengan ancaman tersebut.

Daerah kekuasaan ISIS yang disimbolkan dengan warna merah di atas terbagi menjadi 16
wilayah administrasi, dengan rincian sebagai berikut:

Daerah kekuasaan ISIS di Irak :

1. Wilayah Selatan

2. Wilayah Diyala

3. Wilayah Baghdad

4. Wilayah Kirkuk

5. Wilayah Salahuddin

6. Wilayah Anbar

7. Wilayah Ninewa.

Daerah kekuasaan ISIS di Suriah :

1. Wilayah Al Barakah (Hasaka)

2. Wilayah Al Kheir (Deir al Zour)

3. Wilayah Al Raqqah

4. Wilayah Al Badiya

5. Wilayah Halab (Aleppo)

6. Wilayah Idlib

7. Wilayah Hama

8. Wilayah Damaskus

Pada 24 Juni 2014, ISIS merebut sebagian wilayah Irak, termasuk kota Mosul, kota terbesar
kedua di negara itu. Mereka menguras ratusan juta dana dari bank-bank yang mereka kuasai.
Pengurasan dana bank itu membuat mereka menjadi kelompok teroris terkaya di dunia.
2.1.3 Tujuan ISIS

Dari awal sampai pada pembentukan negara Islam murni telah menjadi salah satu tujuan
utama dari ISIS. Salah satu "perbedaan yang signifikan" antara Front Al-Nusradan ISIS
adalah bahwa ISIS "cenderung lebih fokus pada membangun pemerintahan sendiri di wilayah
yang ditaklukkan". Sementara kedua kelompok berbagi ambisi untuk membangun sebuah
negara Islam, ISIS dengan "jauh lebih kejam ... melakukan serangan sektarian dan
memaksakan hukum syariah secara segera". ISIS akhirnya mencapai tujuannya pada tanggal
29 Juni 2014, ketika itu dihapus "Irak dan Levant" dari namanya, dengan mulai menyebut
dirinya sebagai Negara Islam, dan menyatakan wilayah okupasi di Irak dan Suriah sebagai
kekhalifahan baru.

Pada tanggal 4 Juli 2014, Persatuan Ulama Muslim Se-Dunia (IUMS), yang dipimpin oleh
Syaikh Yusuf Qaradhawi, mengeluarkan pernyataan bahwa deklarasi khilafah yang dilakukan
ISIS untuk wilayah di Irak dan Suriah tidak sah secara syariah Islam.

2.2 Perkembangan ISIS di Indonesia

2.2.1 ISIS Masuk ke Indonesia

Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, gerakan radikal Islamic State of
Iraq and Syria (ISIS) mampu menyedot perhatian masyarakat Indonesia. Banyak pihak yang
khawatir gerakan tersebut tumbuh subur di Indonesia. Dilihat dari karakteristik pergerakanya,
kemunculan ISIS dianggap mirip dengan kemunculan Ikhwanul Muslimimin. Indonesia
sebagai negara yang mayoritas penduduknya bergama Islam dan jumlahnya terbesar di dunia,
maka besar kemungkinan Indonesia menjadi target dari ISIS dalam upayanya menegakan
khilafah tersebut.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menyatakan sejak awal sudah mendeteksi


masuknya paham Negara Islam Irak dan Suriah atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) ke
Indonesia. Deputi Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayor Jenderal Agus
Surya Bhakti mengatakan paham ISIS sudah masuk ke Indonesia sebelum gerakan tersebut
dideklarasikan di Timur Tengah. Paham tersebut masuk ke Indonesia lebih banyak melalui
jaringan Internet. Masyarakat Indonesia, dengan mudahnya mengakses informasi seperti
berita, artikel, hingga video tentang paham ISIS melalui dunia maya.

Awal mula ISIS masuk ke Indonesia ialah melalui Internet dan melalui salah satu anggota
ISIS dari Indonesia yang kembali ke Indonesia kemudian menyebarkan paham tersebut
kepada masyarakat sekitarnya. ISIS dikenal ke masyarakat luas terutama melalui media
internet yaitu youtube.com, dimana terdapat salah satu pengikut ISIS disertai beberapa
rekannya mengajak para penonton untuk bergabung dengan ISIS. Selain melalui pengajian
dan pertemuan-pertemuan keagamaan.

Sampai saat ini belum diketahui data jumlah anggota ISIS, termasuk pengikutnya di
Indonesia. Kelompok ini menggunakan media sosial dalam menyebarkan pengaruh dan
merekrut anggota di seluruh dunia. ISIS memiliki akun Twitter bernama Fajr Al-Bashaer
untuk merekrut anggota baru yang mau bergabung. Para pendaftar akan dimintai data
personal dan selanjutnya mereka akan dikirimi berita seputar pertempuran ISIS di Irak dan
Suriah serta perkembangannya.

ISIS merilis video di youtube yang berjudul ‘*Join The Ranks*’, isinya adalah seseorang
yang menyebut dirinya Abu Muhammad Al-Indenosi meminta warga Indonesia untuk
mendukung perjuangan ISIS menjadi khilafah dunia. ISIS menerbitkan surat kabar elektronik
dan cetak dalam bahasa Inggris dan Arab.

Pada Sabtu, 9 Agustus 2014 lalu, Menteri Agama telah bertemu dengan hampir semua
organisasi masyarakat dan organisasi kepemudaan yang berazaskan Islam seperti NU,
Muhammadiyah, Persis, FPI, Forum Umat Islam, HMI, KAMMI, dan lainnya. Pada forum
tersebut disepakati bahwa ISIS merupakan gerakan yang radikal dan tidak sesuai dengan
Islam sebagai rahmatan lil alamin. Menag dan ormas Islam juga sependapat untuk menolak
keberadaan gerakan ISIS di bumi Indonesia. Menag bahkan mengancam akan mencabut
kewarganegaraan orang yang berangkat ke Irak/Suriah dalam rangka bergabung dengan ISIS.

Pada 2013 diduga ada 56 orang Indonesia dari berbagai macam organisasi Islam dan
kelompok pedagang berangkat ke Irak untuk bergabung dengan ISIS. Mereka bergabung saat
pergi ke Arab Saudi untuk ibadah haji atau umrah. Jumlah tersebut, sekitar 16 orang telah
kembali ke Tanah Air dan melanjutkan proses perekrutan di daerah masing-masing.

Jika kita melihat dokumen yang dikeluarkan ISIS ada beberapa poin yang itu harus di ikuti
oleh pengikutnya, seperti mengibarkan bendera ISIS yang berkalimat syahadat, setiap orang
yang sudah dibait wajib membentuk bataliyon, dan siap mati demi tegaknya khilafah. Dan
bagi siapa saja membiarkan negara dalam hukum kafir dia adalaha bagian dari orang kafir.
Doktrin-doktrin yang dikelaurkan oleh ISIS tersebut dapat memicu tindakan radikal dari
sekelompok masyarakat Indonesia yang merasa sejalan dengan gerakan ISIS tersebut.

2.2.2 Pertentangan ISIS di Indonesia

Kalau kita sudah membaca dan memahami semua penjelasan tentang sejarah dan
perkembangan ISIS di dunia, bahkan di Indonesia, maka kitapun sudah dapat menarik
kesimpulan bahwa kenapa ISIS seakan tidak dapat diterima di Negara-negara lain bahkan di
Indonesia, berikut merupakan beberapa alasan mengapa ISIS ditentang di Indonesia.

Menyebarnya pengaruh ideologi yang dibawa Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di
Indonesia membuat beberapa ormas Islam di Indonesia angkat bicara. Lebih dari 10 ormas
Islam Indonesia, seperti Dewan Masjid, GP Ansor, PBNU, Muhammadiyah, dan Majelis
Ulama Indonesia menegaskan penolakannya terhadap ideologi yang dibawa Negara Islam
Irak dan Suriah atau ISIS.

Penolakan itu didasarkan pada tindakan biadab yang dilakukan oleh kelompok militan
tersebut. Menurut para perwakilan ormas tersebut, ideologi ISIS bukanlah ideologi Islam.
Mereka cenderung membawa paham radikal untuk melakukan pembantaian terhadap
saudara-saudaranya sesama muslim dan juga melakukan kejahatan terhadap non-muslim.
Dikabarkan beberapa umat Islam di daerah-daerah tertentu di Indonesia tetap menyatakan
dukungannya terhadap Negara Islam Irak dan Suriah tersebut. Aksi dukungan kepada
kelompok militan tersebut sudah terjadi di sejumlah daerah seperti Bekasi, Malang, Solo, dan
Bima.

Ideologi yang dianut ISIS adalah kekerasan, sehingga dikhawatirkan paham itu akan merusak
sendi-sendi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, dan dengan tegas harus ditolak oleh
Pemerintah.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyebutkan, ada tiga hal yang menjadi sorotan
lembaga itu terhadap gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), diantaranya :

1. Sisi pendanaan.

Seperti yang sudah penulis paparkan sebelumnya mengenai tindakan-tindakan ISIS yang
radikal adalah salah satunya dengan menjarah Bank di Negara Irak sehingga ISIS memiliki
dana yang cukup besar dimana dengan cara seperti itu tidak dibenarkan dalam Islam.

2. Adanya baiat

Dalam baiat itu terdapat indoktrinasi. Islam itu merupakan rahmatan lil alamin, tidak ada
ajakan dengan cara kekerasan. Islam itu cinta damai, tak mengenal kekerasan dan tidak ada
pemaksaan. Baiat itu kan pemaksaan, bertentangan dengan Islam. Dalam hal ini ISIS
mengajak para warga lainnya dengan cara paksaan, yakni jika warga tidak mau bergabung,
maka nyawalah taruhannya, dimana mereka akan dibunuh dengan cara yang kejam, yaki
ditembak, lalu disembelih lehernya dan dengan bangga mereka memperlihatkan kepala sang
korban kepada seluruh dunia melalui video-video yang mereka unggah ke situs youtbe.

3. ISIS adalah sistem kekhalifahan daulah Islamiyah (negara Islam)

Daulah Islamiyah ini tidak ada di Indonesia karena Indonesia sudah menganut Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang merupakan harga mati. Dengan masuknya ISIS
ini ke Indonesia, maka dapat memecah belah persatuan dan kesatuan NKRI kita.

Menurut MUI : ISIS sudah haram, tidak perlu Fatwa. Majelis Ulama Indonesia (MUI) secara
tegas melarang tumbuh dan berkembangnya gerakan kelompok ISIS(Islamic State of Iraq and
Syria) atau Negara Islam di Irak dan Suriah. Bahkan, gerakan radikal ini juga disebut sebagai
salah satu perbuatan yang dilarang bagi umat Islam atau ISIS dinyatakan sebagai gerakan
haram. ISIS menjadi haram lantaran apa yang dilakukan kelompok tersebut seperti
melakukan tindakan kekerasan untuk mencapai sebuah tujuan sudah keluar dari ajaran Islam.
ISIS tidak sesuai dengan karakter Islam. Tindakan itu yang diharamkan oleh Islam. Nah, jadi
kalau ada yang mendukung ISIS tentunya haram, karena mendukung yang diharamkan,

Tindakan ISIS terkenal kejam dan biadab. Anggota ISIS melakukan pembantaian terhadap
kaum syiah di Irak dan Suriah juga melakukan tindakan keji terhadap warga sipil apapun
suku dan agamanya yang berada di wilayah yang telah mereka kuasai.
ISIS musuh nomor satu umat islam. Syaikh Abdul Aziz al-Sheikh, Mufti tertinggi di Arab
Saudi, menetapkan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang kini menyebut diri
mereka Negara Islam dan juga Al-Qaeda sebagai “musuh nomor satu” umat Islam. Dalam
pernyataan yang dikeluarkan di Riyadh, ulama yang memiki wewenang untuk
menginterpretasikan teks dan memberikan fatwa kepada umat Islam di Arab Saudi tersebut
mengatakan tujuan utama kelompok ekstrem ini adalah memecah belah umat Islam yang ia
sebutkan sebagai kejahatan terbesar.

Gerakan ISIS cenderung mengarah pada radikalisme. Gerakan itu muncul akibat pemahaman
yang terlalu tekstual terhadap Al Quran, bukan kontekstual. Padahal, turunnya sebuah ayat Al
Quran dan hadis Nabi memiliki asal usul dan latar belakang masing-masing. Turunnya
sebuah perintah itu tak bisa dilihat dalam tekstual saja, tetapi juga harus dilihat latar
belakangnya atau asbabun nuzul. Itu yang namanya pemahaman kontekstual.

Bahkan bangsa Indonesia Melalui Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan
(Menko polhukam) Djoko Suyanto menyatakan Indonesia resmi menolak paham Islamic
State of Iraq and Syria (ISIS) atau Negara Islam di Irak dan Suriah karena tidak sesuai
dengan Pancasila.

1. Konteks negara kita yang beragam, baik latar belakang manusia dan karya budayanya
memang sangat rentan hancur bila ISIS masuk di negara ini.

2. Menilik faham dan apa yang ISIS lakukan di wilayah kekuasaannya di Timur Tengah,
sudah hampir pasti negara kita akan tercabik-cabik dan mengalami degradasi budaya, moral
dan rasa kebangsaan.

3. Seperti yang pernah ditulis terdahulu, ISIS adalah ibarat penyakit kanker yang merusak
tubuh kebangsaan kita. Sekarang, dengan pelarangan maka kanker itu bisa dicegah sejak dini

4. Jangankan candi-candi, dan peninggalan sejarah adiluhung lainnya milik bangsa di masa
lalu. Makam-makam pejuang yang sekaligus menjadi musium, Monas dan tugu-tugu
peringatan lainnya pun akan lenyap dihancurkan mereka.

5. Apa yang telah dibangun anak bangsa penerus perjuangan akan mengalami demolisi secara
tragis demi faham yang sulit diterima akal sehat bagi kehidupan modern sekarang ini.

Polisi meminta masyarakat untuk tidak memberi ruang kepada Islamic State of Iraq and Syira
(ISIS). Pasalnya ISIS dianggap menyimpang dari Pancasila dan Undang-Undang Dasar
(UUD) 1945. ISIS dilarang di Indonesia karena bertentangan dengan konstitusi kita
Pancasila, dan UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika. ISIS adalah organisasi yang kerap
melakukan kekerasan, dan ingin merebut kekuasaan melalui kekerasan.

Selain bertentangan dengan azas dasar negara, ISIS juga bertentangan dengan Undang-
Undang Ormas Nomor 17 Tahun 2013, setiap warga negara Indonesia dilarang bertentangan
dengan pancasila. Demokrasi, bebas mengeluarkan pendapat, tetapi jangan merugikan
masyarakat, ada aturan yang harus dipedomani, jadi jangan sampai atas nama demokrasi
masyarakat melakukan kekerasan.
Jadi dari semua alasan mengapa ISIS secara jelas ditolak di Indonesia adalah sudah jelas, jadi
apakah kita masih berniat bergabung ke kelompok tersebut. Mari kita gunakan akal fikir kita
secara mendalam dalam menyikapi sebuah persoalan saat ini.

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Bergabung dengan ISIS


Akhir-akhir ini banyak warga Indonesia mendadak hilang dan dikabarkan bergabung
dengan ISIS. Banyak pihak yang menduga mereka bergabung karena didorong oleh faktor
ekonomi. Namun, pakar terorisme dari Institute For Policy Analysis of Conflict Sidney Jones
mengatakan faktor ekonomi bukanlah satu-satunya pendorong masyarakat Indonesia menjadi
anggota ISIS. Menurutnya ada tiga faktor yang menarik masyarakat mau pergi ke Suriah dan
bergabung dengan ISIS (Patricia Vicka, 2015).

Pertama ISIS masih dianggap pihak yang berani membela kaum Sunny dari kedzaliman kaum
Syiah. Walaupun brutal, masyarakat melihat ISIS tegas terhadap kedzaliman Syiah pada
Sunny. Menurut penulis, faktor ini menjadi faktor penting untuk menarik warga Indonesia
untuk bergabung dengan ISIS, apabila Indonesia merupakan negara dengan mayoritas
pendudukan Islam terbesar di dunia.

Faktor kedua adalah masih banyaknya masyarakat Indonesia yang tertarik dengan konsep
Khilafah yang digembar-gemborkan oleh ISIS. Menurut penulis, khilafah versi ISIS bukan
Khilafah Islam sebenarnya. Masyarakat masih banyak percaya bahwa perang di akhir zaman
ada di Suriah dan kini sudah tiba di akhir zaman.

Faktor ekonomi adalah faktor terakhir yang membuat orang yakin bergabung ke ISIS.
Mereka yang bergabung merasa aman finansial dan sejahtera karena ISIS menggaji para
anggotanya. Berdasarkan pengamatan, ISIS bersedia membiayai anggotanya untuk mati
syahid di sana. Semua biaya dan ongkos ditanggung ISIS hingga ke keluarga anggota.
Bahkan ada janda yang bersedia gabung karena punya banyak anak.

2.4 Upaya Pemerintah Indonesia dalam menangkal pengaruh ISIS

Pemerintah Republik Indonesia menolak paham "Islamic State of Iraq and Syria"
(ISIS) berkembang di Indonesia karena tidak sesuai dengan ideologi Pancasila dan
kebhinekaan yang menaung dalam NKRI.

Pemerintah bersama Majelis Ulama Indonesia sudah sepakat mengaris bawahi paham Negara
Islam Irak dan Suriah (ISIS) adalah gerakan radikal yang mengatasnamakan Islam.

Menkopolhukam Djoko Suyanto mengatakan ada 4 (empat) langkah mencegah pengaruh


ISIS masuk di Indonesia, yaitu :

1. mencegah berdirinya perwakilan-perwakilan, pengembangan paham-paham IS dan


ISIS di Indonesia. Pemerintah, kata Djoko Suyanto, meminta semua pihak, aparat
pemerintah maupun Lembaga Negara, serta seluruh komponen masyarakat agama,
untuk turut mencegah masuknya paham ISIS.
Setiap upaya pengembangbiakan paham ISIS ini harus dicegah. Indonesia tidak boleh
menjadi tempat persemaian paham ISIS. Kita harus menghormati negara kita, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, negara yang menganut asas Kebhinekaan dari suku, agama, ras
dan golongan. Bukan negara Islam.

2. memerintahkan Kementerian Agama bekerjasama dengan para tokoh agama, tokoh


masyarakat, tokoh-tokoh ulama, melakukan pertemuan sosialisasi dan pencerahan
dengan seluruh tokoh agama, dan tokoh masyarakat yang ada untuk melakukan
upaya-upaya pencerahan dan penyadaran publik terhadap pengaruh-pengaruh negatif
keberadaan paham ISIS maupun IS.
3. kata Djoko, Presiden SBY menginstruksikan kepada Kementerian Kominfo untuk
melakukan blokade atau blokir terhadap upaya-upaya penyebaran paham ISIS
maupun IS melalui media sosial, atau yang lebih tajam yang selalu disiarkan melalui
Youtube.
4. kepada Kementerian Luar Negeri, Presiden SBY meminta bekerjasama dengan
Kementerian Hukum dan HAM, POLRI, BIN, dan BNPT untuk melakukan clearing
house bagi Warga Negara Indonesia yang akan berpergian khususnya ke Timur
Tengah.

Perwakilan Ormas-ormas islam menyatakan kepada semua pihak untuk menghimbau umat
Islam lain agar tidak terjerumus kepada paham-paham ISIS yang berbahaya itu. Dirinya
mengimbau ormas Islam agar mampu membentengi penyebaran paham tersebut karena
biasanya sering menyasar pada anak-anak muda yang memiliki semangat ke-Islam-an tinggi
tetapi pengetahuan agamanya rendah.

Di samping itu, Kementerian Agama setempat juga sudah sosialisasi melalui guru agama,
pesantren dan majelis taklim. Sedangkan melalui Dinas Pendidikan (Disdik) dan Dinas
Pemuda dan Olahraga (Dispora) juga dioptimalkan bisa berperan melakukan pembinaan.
Ditegaskan bahwa langkah itu semua tetap memerlukan adanya campur tangan alim ulama
dalam hal pencegahan eksistensi ISIS.

Pemerintah juga dituntut bersikap proaktif dalam membendung gerakan ISIS agar
pengaruhnya tidak menyebar di Indonesia. Setidaknya ada tiga hal yang bisa dilakukan yaitu :

Pertama : pemerintah harus memberi penjelasan secara luas kepada masyarakat melalui
berbagai media mengenai ISIS dan ancamannya bagi keutuhan NKRI.

Kedua : pemerintah harus menggandeng para tokoh, baik dari kalangan keagamaan,
masyarakat dan adat untuk berdialog sekaligus penggalangan kerjasama guna mengantisipasi
gerakan ISIS agar tidak berpengaruh atau tidak diikuti oleh masyarakat.

Ketiga : memanfaatkan lembaga-lembaga kemasyarakatan termasuk RT/RW untuk


membangun kewaspadaan terhadap gerakan-gerakan ISIS. Pasalnya, kelompok yang paling
mudah terpengaruh biasanya adalah kelompok-kelompok yang rentan secara ekonomi, maka
upaya pencegahan harus dimulai dari lapisan terbawah.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Dari semua penjelasan yang telah dipaparkan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa :

1. ISIS (Islamic State Of Iraq And Syria) merupakan organisasi islam yang bertujuan
mendirikan Negara Islam namun bersimpangan dengan ajaran Islam yang sesungguhnya.
ISIS pertama kali dibentuk di wilayah Timur Tengah yang dipimpin oleh Abu Bakar Al-
Baghdadi.

2. ISIS masuk ke Indonesia ialah melalui Internet dan melalui salah satu anggota ISIS dari
Indonesia yang kembali ke Indonesia kemudian menyebarkan paham tersebut kepada
masyarakat sekitarnya.

3. Banyak hal mengenai pertentangan yang pada intinya adalah menolak adanya ISIS di
Indonesia, salah satu faktor utamanya adalah dimana ISIS merupakan suatu kelompok yang
radikal dan ingin memecah belah bangsa ini dengan tujuan ingin membentuk Negara Islam
tersendiri.

4. Pemerintahpun sudah berupaya dengan penuh dalam menangkal hadirnya ISIS di


Indonesia. Pada intinya paham ISIS adalah haram, jadi secara logika manusia muslim, maka
sudah semestinya sesuatu yang haram mesti atau wajib kita tinggalkan.

3.2 Saran

Dengan melihat semua permasalah-permasalahan yang telah dipaparkan diatas, agar ini
semua dapat menjadi lebih baik lagi, maka dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Pemerintah harus lebih ketat dalam mengawasi Warga Negara Indonesia agar WNI tidak
dapat terpengaruh dengan kelompok ISIS ini dengan cara melakukan penjagaan yang ketat di
setiap daerah di Indonesia dan juga dapat mencurigai sesuatu kegiatan-kegitan yang dapat
dilihat menyimpang dari ajaran semestinya.

2. Orang tua yang memiliki anak usia remaja. Harus lebih ekstra dalam mengawasi kegiatan-
kegiatan anaknya. Selama ini kebanyakan dari anggota gerakan radikal adalah mereka yang
berada di usia produktif dan remaja. Sehingga hal utama yang dapat diawasi adalah anggota
keluarga kita sendiri.

3. Kepada seluruh masyarakat di dunia, khususnya di Indonesia agar dapat lebih pintar , dapat
lebih mencerna atau mendalami kembali hal-hal baru yang dianggap menyimpang, supaya
dari diri kita sendiri dapat menangkal hal tersebut, karena segala sesuatunya kembali kepada
diri sendiri dalam menanggapi sesuatu.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Ash Shiddieqy, Hasbi. 1956. Al Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Esposito, John L. 2010. Kemajemukan dan Benturan dengan Barat. Bandung : Mizan.
Saltut, Mahmud. 1986. Al Islam Aqidah wa Syari’at. Kairo: Dar al Qalam.
Tafsir, Ahmad. 1992. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

INTERNET
Vicka, Patricia. 2015. Tiga Faktor Orang Bergabung dengan ISIS Menurut Pakar
Terorisme. http://news.metrotvnews.com/read/2015/03/24/376066/tiga-faktor-orang-bergabung-dengan-
isis-menurut-pakar-terorisme (diakses tanggal 20 November 2017 - Pukul 09:40 WITA).
Latifahlia. 2014. Makalah tentang ISIS pertentangan ISIS. http://latifahlia.blogspot.com/2014/10/makalah-
tentang-isis-pertentangan-isis.html (diakses tanggal 20 November 2017 – Pukul 15:32 WITA).

Anda mungkin juga menyukai