Anda di halaman 1dari 17

Metode Penelitian Kuantitatif PG 432 E

REVIEW JURNAL

Kecemasan Sosial dan Ketergantungan Media Sosial Pada Mahasiswa

Dosen Pengampu: Dr. S. A. Kristianingsih, M.Si., MH., Psi.

Disusun Oleh :

Yemima Tamariska Putri (802020078)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2022
Review Jurnal

Judul Kecemasan Sosial dan Ketergantungan Media Sosial pada


Mahasiswa
Volume & Halaman PSYMPATHIC : Jurnal Psikologi, Volume 5, Nomor 2, halaman
201-210.
Tahun 2018
Penulis Fatih Azka, Dendih Fredi Firdaus, Elisa Kurniadewi
Kategori Reputasi / Sinta 2
Kualitas Jurnal
Reviewer Yemima Tamariska Putri
Tanggal Review 07 Maret 2022

Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya internet berdampak positif


Penelitian dan negatif terhadap kehidupan manusia, dimana berdasarkan
(Gap/masalah hasil penelitian Elia (2009) disampaikan bahwa 20% pengguna
penelitian) internet terlibat dalam satu atau lebih masalah pengabaian diri,
menghindari orang lain, terisolasi secara sosial, depresi,
menurunnya produktivitas kerja akibat banyak bersosial media,
munculnya masalah dalam relasi pernikahan, kecanduan seks, judi
online, kegagalan studi karena tidak bisa mengatur penggunaan
internet termasuk juga perilaku mengecek dan mengklik secara
terus-menerus. Lalu kemudian, media sosial membuat
penggunanya menjadi cemas dan juga ketergantungan.
Berdasarkan hasil observasi dan interview terhadap 30 orang
mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang dilakukan
pada bulan April sampai dengan Juni 2017, ditemukan banyak
mahasiswa yang memiliki ketergantungan terhadap media sosial.
Mahasiswa cenderung menggunakan media sosial yang bertujuan
untuk mengatasi hubungan yang kurang baik seperti harga diri
yang rendah, hilangnya dukungan sosial di kehidupan nyata,
kurangnya rasa kepercayaan diri, dan kekurangan fisik lainnya.
Dilain sisi hasil penelitian yang dilakukan oleh Prayoga dan
Akmal (2014) menyatakan adanya keterkaitan antara kecemasan
sosial dan ketergantungan media sosial, individu yang memiliki
kecemasan sosial akan menggunakan media sosial secara
berlebihan untuk mengatasi hambatan yang ada pada dirinya.
Hasil penelitian tersebut (Prayoga & Akmal, 2014) menunjukkan
adanya dampak negatif ketergantungan media sosial terhadap
kehidupan sosial individu tersebut dalam hal fungsi
interpersonalnya.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh kecemasan sosial terhadap ketergantungan media sosial
pada mahasiswa.
Teori yang dipakai Kecemasan sosial memiliki kaitan dengan kecemasan secara
(theoretical komunikatif. Hal ini digambarkan seperti perasaan takut atau
framework) khawatir saat individu berada pada situasi sosial. Individu yang
mengalami kecemasan sosial akan mengembangkan perasaan-
perasaan negatif dan memrediksi hal-hal negatif saat berinteraksi
dan komunikasi dengan orang lain (DeVito, 2001). Individu
dengan kecemasan sosial memiliki kepribadian dengan ciri-ciri
seperti gugup,pemalu,pendiam.dan mengantisipasi untuk tidak
berinteraksi dengan orang ain demi menghindari pandangan
negatif dari orang lain terhadap dirinya ( Gecer & Gumus,2010).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Young (2011), individu
dengan ketergantungan media sosial adalah individu yang
memiliki kecenderungan yang kuat dalam melakukan aktivitas-
aktivitas pada media sosial dan membatasi aktivitas sosialnya
dalam dunia nyata. Berdasarkan penelitian oleh Soliha (2015)
disampaikan bahwa Mahasiswa dengan kecemasan sosial
cenderung melakukan komunikasi secara online dengan
memresentasikan dan mencitrakan dirinya sebaik mungkin agar
mendapatkan kesan dan citra yang positif dari pihak lain, bahkan
terkadang kesan yang ditampilkan tidak sesuai dengan diri
aslinya. Kondisi ini membuat mahasiswa yang memiliki
kecemasan sosial semakin mengalami ketergantungan media
sosial.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode
(Prosedur penelitian, korelasi prediktif. Variabel yang diteliti adalah kecemasan sosial
metode pengambilan sebagai variabel prediktor dan ketergantungan media sosial
data, teknik analisis, sebagai variabel criterion. Populasinya adalah mahasiswa UIN
dll) Sunan Gunung Djati Bandung yang menggunakan media sosial.
Sampel sebanyak 342 orang mahasiswa aktif tiap Fakultas di UIN
Sunan Gunung Djati Bandung yang diperoleh melalui teknik
random sampling. Variabel kecemasan sosial diukur dengan skala
kecemasan sosial berdasarkan teori Greca dan Lopez (1998).
Skala kecemasan sosial yang digunakan terdiri dari beberapa
aspek yaitu ketakutan akan evaluasi negatif, penghindaran sosial
dan rasa tertekan yang dialami dalam situasi baru, serta
penghindaran sosial dan rasa tertekan terhadap orang yang baru
dikenal. Dalam mengukur ketergantungan pada media sosial,
peneliti mengadaptasi kuesioner tentang ketergantungan media
sosial, yaitu alat ukur skala ketergantungan internet dari teori
internet addiction (Griffiths, 2013) yang dikembangkan oleh
Lemmens, Valkenburg, dan Peter (2009). Uji validitas
menggunakan construct validity, dengan teknik korelasi pearson
product moment. Hasil uji validitas dari kedua variabel yaitu rata-
rata berada pada level validitas tinggi. Uji reliabilitas
menggunakan rumus Alpha Cronbach. Diperoleh koefisien alpha
untuk skala kecemasan sosial sebesar .93 (reliabilitas sangat
tinggi). Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier
sederhana, untuk mencari hubungan kausalitas antara kecemasan
sosial dengan ketergantungan media sosial.

Konteks Penelitian Subjek penelitian ini adalah mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati
Bandung yang menggunakan media sosial. Dimana berdasarkan
data dari Kepala Bagian Akademik UIN Sunan Gunung Djati,
total mahasiswa aktif 2017/2018 adalah 23,257 mahasiswa.
Kemudian Sampel diambil sebanyak 342 orang mahasiswa aktif
tiap Fakultas di UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang
diperoleh melalui teknik random sampling
Hasil Penelitian Dalam koefisien determinasi, pada tabeldiketahui nilai r² atau R
(temuan) Square yaitu .072. Jadi dapat diketahui bahwa skor koefisien
determinasi dalam penelitian ini adalah 7.2%. Angka tersebut
menjelaskan bahwa variabel ketergantungan pada media sosial
hanya dipengaruhi sebesar 7.2% oleh variabel kecemasan sosial.
Sedangkan sebanyak 92.8% lainnya dipengaruhi oleh variabel-
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dalam
perhitungan koefisien regresi, diketahui jika pvalue .000
sedangkan koefisien α yang ditentukan yaitu .05 yang artinya p-
value <α (.000 < .05) atau memenuhi syarat untuk menolak H0
dan menerima H1 yang berarti kecemasan sosial mempunyai
pengaruh terhadap ketergantungan pada media sosial di kalangan
mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Dalam penelitian
ini juga diketahui bahwa persamaan regresi yang diperoleh yaitu
Y=46.387+.104X yang artinya, setiap penambahan 1 pada
variabel kecemasan sosial, maka ketergantungan pada media
sosial akan meningkat sebesar .104. Sehingga dapat dikatakan
bahwa semakin tinggi kecemasan sosial maka akan semakin tinggi
pula ketergantungan media sosial pada mahasiswa.
Berdasarkan hasil perhitungan maka diketahui bahwa rata-rata
(mean) = 162.39 dan median 162 dengan nilai minimum 88 serta
nilai maksimum 247. Sedangkan rentang dalam penelitian ini
adalah 159. Berdasarkan nilai rentang tersebut, maka peneliti
mengategorikan kecemasan sosial menjadi tiga kategori yaitu:
tinggi, sedang, dan rendah. Berdasarkan penelitian ditemukan
bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki kecemasan sosial pada
tingkat sedang yaitu dengan persentase 74,6% kemudian 8,2%
kelompok subjek memiliki kecemasan sosial tinggi, dan sisanya
17,2% memiliki kecemasan sosial taraf rendah. Berdasarkan hasil
pengolahan data diketahui bahwa rata-rata ketergantungan media
sosial pada kelompok subjek adalah 63.20 dengan nilai minimum
29 nilai maksimum 96 serta titik tengah 63. Adapun rentang
antara nilai minimum dan nilai maksimum adalah 67. Sehingga
peneliti membagi tingkat ketergantungan media sosial pada
kelompok subjek menjadi tiga kategori yaitu: tinggi, sedang, dan
rendah. Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa sebagian besar
mahasiswa memiliki ketergantungan media sosial pada tingkat
sedang yaitu dengan persentase 79.2% kemudian 10% kelompok
subjek memiliki ketergantungan media sosial pada kategori tinggi.
Sedangkan sisanya yaitu 10.8% masuk dalam kategori rendah.
Kelebihan Penelitian Penelitian yang telah dilakukan ini sudah menjelaskan dengan
baik mengenai penelitian-penelitian sebelumnya yang mendukung
penelitian ini untuk dilakukan,serta metode-metode yang
digunakan juga tepat dan cukup akurat dilihat dari uji yang telah
dilakukan sebelum melakukan analisis.
Keterbatasan Penelitian selanjutnya, disarankan untuk mengembangkan
Penelitian (saran kembali penelitian terhadap kecemasan sosial dan faktor-faktor
penelitian atau variabel lain yang mempengaruhi ketergantungan pada media
selanjutnya) sosial selain kecemasan sosial, dan diharapkan daapt
mengembangkan kembali alat ukur agar semakin dapat
menggambarkan dengan akurat dimensidimensi kecemasan sosial
maupun ketergantungan pada media sosial sesuai dengan budaya
yang ada pada populasi
Sumber Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi, Desember 2018/ ISSN:
2356-3591 (Print) e – ISSN : 2502-2903
Metode Penelitian Kuantitatif PG 432 E

REVIEW JURNAL

Tingkat Kecanduan Media Sosial pada Remaja

Dosen Pengampu: Dr. S. A. Kristianingsih, M.Si., MH., Psi.

Disusun Oleh :

Yemima Tamariska Putri (802020078)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2022
Review Jurnal

Judul Tingkat Kecanduan Media Sosial Pada Remaja


Volume & Halaman Journal Nursing Care, Volume 3, No 1 hal 41-53
Tahun 2020
Penulis Rizki Aprilia, Aat Sriati, Sri Hendrawati
Kategori Reputasi / S4 SINTA
Kualitas Jurnal
Reviewer Yemima Tamariska Putri
Tanggal Review 07 Maret 2022

Latar Belakang Hasil survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Penelitian Indonesia (2017) menyatakan bahwa pertumbuhan pengguna
(Gap/masalah internet di Indonesia dari tahun ke tahun semakin mengalami
penelitian) peningkatan. Tahun 2017 merupakan tahun dengan jumlah
pengguna internet tertinggi, yaitu sebanyak 143,26 juta jiwa dari
total populasi penduduk Indonesia yaitu sekitar 262 juta orang.
Angka tersebut meningkat 10,56 juta jiwa, jika dibandingkan
dengan pengguna internet pada tahun 2016. Media sosial dapat
diakses oleh berbagai kalangan masyarakat, salah satunya remaja
yang merupakan pengguna tertinggi media sosial dengan
persentase 75,50% (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia, 2017). Pada penggunaan media sosial, remaja usia
tengah cenderung menggunakannya untuk memenuhi
keingintahuan terhadap berbagai hal yang terdapat di media sosial
dan juga remaja menggunakan media sosial karena media sosial
sedang menjadi trend di kalangan teman sebayanya. Hal tersebut
didukung oleh penelitian Andarwati (2016) terkait penggunaan
media sosial pada siswa kelas XI SMA Negeri 9 Yogyakarta
tergolong tinggi, yaitu sebanyak 76% siswa berada pada kategori
tinggi pemakaian media sosial. Hasil penelitian lainnya juga
menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden pada remaja
tengah (siswa SMA) yaitu sebanyak 43 orang (50,6%) berada
pada kategori tinggi dalam pemakaian media sosial (Ariani, Elita
& Zulfitri, 2009). Media sosial memang memberikan banyak
dampak positif bagi remaja, tetapi juga memberian dampak
negatif bagi kehidupan remaja. Hal tersebut dikarenakan remaja
tidak mampu dalam mengontrol penggunaan media sosial (Daviz,
2001). Jika remaja tidak mampu dalam mengontrolnya, maka
waktu dalam penggunaannya akan meningkat dan dapat
menyebabkan kecanduan terhadap media sosial (Thakkar, 2006).
Tujuan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran tingkat kecanduan media sosial pada remaja di SMAS
Plus Al-Falah.
Teori yang dipakai Menurut Santrock, Masa remaja merupakan masa transisi dari
(theoretical kanakkanak menuju dewasa dengan berbagai perubahan baik
framework) secara biologis, kognitif dan sosioemosional. Jika dilihat dari
perubahan sosioemosional yang dialami remaja, yaitu lebih
mementingkan teman sebayanya dan muncul permasalahan pada
orang tuanya (Santrock, 2007). Tahapan yang sangat penting
dilalui oleh remaja yaitu ketika pada masa remaja tengah. Hal
tersebut dikarenakan pada masa ini remaja berada pada tahap
masa pencarian identitas diri, sangat membutuhkan peran teman
sebaya, berada dalam kondisi kebingungan karena belum mampu
menentukan aktivitas yang bermanfaat serta memiliki
keingintahuan yang tinggi terhadap berbagai hal yang belum
diketahuinya (Sarwono,2011). Media sosial memberikan banyak
dampak positif bagi remaja, tetapi juga memberikan dampak
negatif bagi kehidupan remaja. Hal tersebut dikarenakan remaja
tidak mampu dalam mengontrol penggunaan media sosial (Daviz,
2001). Jika remaja tidak mampu dalam mengontrolnya, maka
waktu dalam penggunaannya akan meningkat dan dapat
menyebabkan kecanduan terhadap media sosial (Thakkar, 2006).
Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi
(Prosedur penelitian, yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa di SMAS Plus
metode pengambilan Al-Falah. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
data, teknik analisis, total sampling. Peneliti menggunakan instrumen Social Media
dll) Addiction Scale-Student Form (SMASSF) yang dibuat oleh Sahin
(2018) untuk menentukan kecanduan media sosial pada Siswa
Menengah Atas (SMA). Instrumen ini terdiri atas 29 item
pertanyaan dengan empat komponen yaitu virtual tolerance,
virtual communication, virtual problem dan virtual information.
Instrumen asli menggunakan bahasa Inggris, sehingga peneliti
melakukan back translate, content validity, face validity, construct
validity dan uji reliabilitas pada 20 siswa SMAS Darul Fatwa.
Hasil uji validitas didapatkan bahwa nilai r hitung berkisar 0,446-
0,584, sedangkan hasil uji reliabilitas didapatkan nilai alpha
Cronbach adalah 0,884. Data dianalisis menggunakan nilai mean,
apabila total skor kurang dari sama dengan nilai mean maka
tingkat kecanduan dikategorikan rendah dan apabila total skor
lebih dari nilai mean maka tingkat kecanduan dikategorikan
tinggi. Kemudian data disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi.
Konteks Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa di SMAS Plus Al-
Falah yang tinggal dengan orang tua, yaitu sebanyak 72 responden
yang terdiri dari 29 siswa kelas X, 17 siswa kelas XI dan 26 siswa
kelas XII. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel
pada penelitian ini menggunakan total sampling yaitu
pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan jumlah
populasi. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret tahun
2019.
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil tingkat kecanduan
(temuan) media sosial pada remaja SMAS Plus Al-Falah secara
keseluruhan dinilai dari empat komponen yang ada, menunjukan
sebagian besar dari responden berada pada tingkat kecanduan
media sosial rendah yaitu sebesar 51,4%. Sebagian besar dari
responden berjenis kelamin perempuan dan menggunakan media
sosial whatsapp. Berdasarkan perangkat yang digunakan untuk
mengakses media sosial didominasi oleh smartphone yaitu 66
lebih banyak dibandingkan dengan laptop. Sedangkan, jika dilihat
berdasarkan frekuensi mengakses media sosial, hampir setengah
responden mengaksesnya selama kurang dari 3 jam dalam sehari.
Berdasarkan komponen kecanduan media sosial yang terdiri atas
virtual tolerance, virtual communication,virtual problem dan
virtual information, didapatkan hasil rata-rata komponen
kecanduan media sosial tetinggi adalah virtual information yaitu
sebanyak 33 siswa (45,8%) sedangkan komponen paling banyak
yang dialami oleh responden yang dimana kecanduan media
sosial rendah adalah virtual tolerance.
Kelebihan Penelitian Kelebihan dalam penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan
sudah bisa menggambarkan dengan baik,dimana diikuti juga uji
validitas dan reabilitas yang baik.
Keterbatasan Tidak disampaikan mengenai keterbatasan penelitian dalam
Penelitian (saran penelitian ini
penelitian
selanjutnya)
Sumber Journal of Nursing Care, Februari 2020/ ISSN 2614-1698
(online).
Metode Penelitian Kuantitatif PG 432 E

REVIEW JURNAL

Hubungan Smartphone Addiction Dengan Kecemasan Sosial Pada


Remaja

Dosen Pengampu: Dr. S. A. Kristianingsih, M.Si., MH., Psi.

Disusun Oleh :

Yemima Tamariska Putri (802020078)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA
2022

Review Jurnal

Judul Hubungan Smartphone Addiction Dengan Kecemasan Sosial Pada


Remaja
Volume & Halaman Psychiatry Nursing Journal, Vol 1, No. 1 halaman ( 21-28)
Tahun 2020
Penulis Dinda Berlian Primadiana, Hanik Endang Nihayati, Erna Dwi
Wahyuni.
Kategori Reputasi / S3 SINTA
Kualitas Jurnal
Reviewer Yemima Tamariska Putri
Tanggal Review 07 Maret 2022

Latar Belakang Menurut survei kecanduan smartphone oleh National Information


Penelitian Society Agency tahun 2012, persentase kecanduan smartphone
(Gap/masalah mencapai 8,4% (Kwon et al., 2013). Studi yang dilakukan oleh
penelitian) Haug et al (2015) mengenai penggunaan smartphone pada
kalangan remaja di Swiss dengan hasil yakni remaja
menggunakan smartphone lebih dari enam jam disetiap harinya.
Di Asia, sebuah penelitian yang melibatkan 210 mahasiswi Korea
mengungkapkan bahwa 30,5% memiliki risiko tinggi terhadap
kecanduan smartphone. Sementara itu di Indonesia, hasil
penelitian oleh Desiningrum dkk (2017) di salah satu sekolah
swasta di Semarang, diungkapkan bahwa remaja tidak bisa lepas
dari gadget, dan hampir 100% dari remaja tersebut memiliki
gadget sendiri, sebagian besar berupa smartphone, dan lainnya
dalam bentuk tablet. Penggunaan smartphone yang tinggi pada
usia remaja, membuat aktivitas dan pola perilaku keseharian
remaja juga berubah. Remaja lebih merasa mengalami kecemasan
sosial yang tinggi ketika mereka kehilangan smartphone atau
sedang tidak bersama dengan smartphone (Roberts et al., 2014).
Hal ini terlihat seperti yang dijelaskan sebelumnya oleh Enez
Darcin et al (2016) dalam penelitian tersebut juga menyebutkan
adanya kecemasan sosial yang meningkat karena kecanduan
smartphone meningkat.
Tujuan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
kecanduan smartphone pada remaja, mengidentifikasi kecemasan
sosial pada remaja, dan menganalisis hubungan kecanduan
smartphone dengan kecemasan sosial pada remaja.
Teori yang dipakai Smartphone addiction memiliki beberapa gejala mirip dengan
(theoretical gangguan terkait substansi dan kecanduan dari Diagnostik dan
framework) Statistik Manual Gangguan Mental, Edisi ke-5 (DSM-5), termasuk
perilaku kompulsif, toleransi, penarikan, dan gangguan fungsional
(Kim et al., 2016). Penelitian oleh Li dan Lepp tahun 2015 telah
mengidentifikasi adanya berbagai pengaruh negatif penggunaan
smartphone tidak terkontrol, meliputi perubahan mood, menarik
diri, dan kecemasan sosial (Retani, 2016). Kecemasan sosial
merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu
keadaan cemas (anxiety) ditandai dengan ketidaknyamanan
emosional, rasa takut dan khawatir berkenaan dengan situasi
sosial tertentu (Prawoto, 2010).
Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis analisis deskriptif dengan
(Prosedur penelitian, pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah semua
metode pengambilan siswa kelas X dan XI tahun ajaran 2018/2019. Teknik
data, teknik analisis, pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan
dll) menggunakan simple random sampling. Ada dua variabel pada
penelitian ini yaitu smartphone addiction dan kecemasan sosial
yang diteliti menggunaka kuesioner. Kuesioner Smartphone
Addiction Scale (SAS) diambil dari penelitian Kwon (2013)
memiliki 6 indikator yaitu daily life disturbance, positive
anticipation, withdrawal, cyberspace oriented relationship,
overuse dan tolerance, dimodifikasi oleh Meirianto (2018). Hasil
analisis pada uji coba skala smartphone addiction menunjukkan
koefisien reliabilitas Alpha sebesar 0,931. Kuesioner Social
Anxiety Scale- Adolescent (SAS-A) diambil dari penelitian La
Greca & Lopez (1998) yang dimodifikasi oleh Prawoto (2010)
memiliki 3 indikator yaitu fear of negative evaluation, social
avoidance and distress-new dan social avoidance and distress-
general, telah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas dengan
hasil akhir nilai Cronbach Alpha sebesar 0,743. Untuk data akan
dianalisis menggunakan uji Spearman’s Rho dengan signifikansi α
< 0,05.
Konteks Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA X Sidoarjo pada bulan November
sampai Desember 2018. Populasi penelitian ini adalah semua
siswa kelas X dan XI tahun ajaran 2018/2019 berjumlah 1039
siswa. Dari populasi tersebut diambil subyek yang memenuhi
kriteria inklusi berusia 15-18 tahun, memiliki smartphone sendiri,
dan menggunakan smartphone selama sekitar 6 jam atau lebih
dalam sehari. Kemudian, untuk pengambilan sampel
menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel
289 siswa. Nama responden diperoleh melalui undian, dimana
nama yang keluar dalam undian akan ditunjuk sebagai sampel
penelitian. Setelah jumlah sampel terpenuhi, peneliti
mengumpulkan seluruh responden pada satu ruangan untuk
menjelaskan tujuan penelitian, manfaat penelitian, waktu
penelitian, hak responden dan kontrak waktu proses penelitian
serta meminta persetujuan responden.
Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa dari 289 responden,
(temuan) paling banyak adalah berusia 16 tahun yaitu sebesar 146 siswa
(49,8%) Jenis kelamin responden laki-laki sebesar 121 siswa
(41,9%) dan jumlah responden perempuan adalah 168 siswa
(58,1%).

Pada aspek tolerance dengan kategori tinggi sebesar 60 siswa


(20,8%) yaitu responden selalu berusaha mengontrol penggunaan
smartphone tapi selalu gagal untuk melakukannya, dan pada aspek
positive anticipation kategori sedang sebesar 221 siswa (76,5%)
yaitu responden menganggap bahwa smartphone merupakan hal
yang penting. Kategori smartphone addiction paling besar adalah
kategori sedang yaitu sejumlah 146 responden (50,5%). Pada
aspek Fear of Negative Evaluation kategori tinggi sebesar 219
siswa (75,8%) adalah ketakutan akan evaluasi negatif oleh orang
lain. Responden yang mengalami kecemasan sosial kategori
sedang sejumlah 187 responden (64,7%) berarti sekitar lebih dari
setengah responden mengalami kecemasan sosial kategori sedang

Kemudian, berdasarkan hasil analisis menggunakan uji statistik


spearman’s rho diketahui nilai signifikansi atau p = 0,000 (p <
0,05) dan r = 0,255. Hal tersebut menunjukkan bahwa H1 diterima
atau terdapat hubungan antara smartphone addiction dengan
kecemasan sosial pada remaja di SMA Antartika Sidoarjo. Nilai r
= 0,255 dapat diartikan bahwa kekuatan hubungan tersebut lemah.
Koefisien korelasi bertanda positif memiliki makna bahwa
semakin tinggi smartphone addiction maka kecemasan sosial juga
akan semakin tinggi.

Kelebihan Penelitian Kelebihan dalam penelitian ini sudah melakukan pengujian skala
terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian, serta menghubungi
yang menjadi subjek dan kemudian menjelaskan terkait penelitian
serta terdapat informed consent.
Keterbatasan Hubungan yang muncul adalah lemah, sehingga mungkin terdapat
Penelitian (saran beberapa hal yang dapat menyebabkan antar variabel memiliki
penelitian hubungan yang lemah, yaitu ada faktor lain yang tidak diukur oleh
selanjutnya) peneliti. Selain itu lemahnya hubungan kedua variabel tersebut
dapat juga disebabkan objek pengukuran psikologi merupakan hal
yang tidak dapat diamati secara langsung, melainkan hanya dapat
diungkap melalui pengamatan terhadap indikator. Respon yang
diberikan responden dalam pengisian kuesioner penelitian ini juga
dapat dipengaruhi oleh variabel- variabel yang tidak relevan
seperti suasana hati subjek, gangguan kondisi di sekitar subjek,
dan lainnya sehingga hal tersebut juga dapat mempengaruhi
lemahnya hubungan variabel penelitian
Sumber Psychiatry Nursing Journal,Maret 2019/ISSN : 2656-3894 (Print)
e- ISSN : 2656-4637.

Anda mungkin juga menyukai