Anda di halaman 1dari 60

Pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap Pengungkapan Diri Mahasiswa Universitas

Multimedia Nusantara

Kelompok 1:

Jason Amos (00000043200)

Nicky Victory Sanjaya (00000050666)

Stephanie Wijaya (00000053742)

Glorya Virginia - (00000045056)

Shane Farrell - (00000045055)

Elice Annabella (00000048621)

BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Di era digital 4.0 sekarang ini, media sosial telah menjadi salah satu media yang tidak
bisa terlepas dari kehidupan manusia saat ini. Segala kegiatan dan aktivitas kita pada kehidupan
sehari-hari sangat berhubungan erat dan berkaitan dengan penggunaan sosial media di era
modern ini, terlebih lagi dengan bertambahnya jumlah ragam media sosial yang memiliki fungsi
dan keuntungan masing-masing, salah satunya adalah Instagram. Media sosial muncul untuk
mempermudah manusia untuk berkomunikasi satu sama lain dari berbagai belahan dunia. Setiap
media sosial memiliki keunikannya sendiri, karena masing-masing media mempunyai fitur yang
berbeda. Sosial media juga tidak mengenal kalangan usia tertentu bahkan dari anak-anak hingga
lansia turut menggunakan sosial Media. Melalui Instagram, pengguna dapat mengambil video
atau gambar dan setelah itu membagikannya secara cepat ke berbagai media sosial yang ada.
Instagram adalah media sosial yang menjadi media dari pengungkapan diri seseorang.

Topik ini sudah pernah diangkat sebelumnya pada penelitian lain. Beberapa jurnal yang
telah terlebih dahulu meneliti tentang topik ini diantaranya adalah sebagai berikut:

Pengaruh Penggunaan Media Sosial Snapchat Terhadap Pengungkapan Diri Mahasiswa


Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

Rumusan permasalahan Apakah Penggunaan Media Sosial Snapchat mempunyai pengaruh


terhadap Pengungkapan Diri Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi?

Konsep/teori dan a. Teori


variabel/dimensi - Teori Self Disclosure
Joseph Luft dan Harry Ingham mengemukakan teori
self disclosure yang didasarkan pada model interaksi
manusia. Asumsi ini membawa Joseph Luft dan
Harry Ingham menciptakan suatu teori atau model
sebagai salah satu cara untuk melihat dinamika self-
awareness yang berkaitan dengan perilaku, perasaan,
dan motif manusia (Omith dalam Asandi, 2010)
- Teori Media Baru
McQuail (2011: 152) menyatakan bahwa media baru
adalah berbagai perangkat teknologi komunikasi
yang berbagi ciri yang sama yang mana selain baru
dimungkinkan dengan digitalisasi dan
ketersediaannya yang luas untuk penggunaan pribadi
sebagai alat komunikasi. Teori ini membahas tentang
media pada zaman global. Istilah media baru
mengacu pada permintaan akses ke konten
(isi/informasi) kapan saja, di mana saja, pada setiap
perangkat digital.
Menurut R Cahyo Prabowo (dalam Putri, 2014)
mengenai media baru adalah suatu alat sebagai
sarana komunikasi yang dimana saling berinteraksi,
berpendapat, tukar informasi, mengetahui berita yang
melalui saluran jaringan internet serta informasinya
selalu terbaru secara kilat dan juga lebih efisien
ringkas memberikan informasi kepada pembaca atau
khalayaknya.

b. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel,
yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas
adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah Media
Sosial Snapchat yang dapat ditandai dengan (X). Variabel
terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu Pengungkapan
Diri Mahasiswa yang dapat ditandai dengan (Y).

c. Hipotesis
Adanya pengaruh penggunaan media sosial Snapchat
terhadap pengungkapan diri mahasiswa Jurusan Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Sam Ratulangi

Metode a. Populasi :
Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Jurusan
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sam Ratulangi angkatan 2013 dan 2014 yang
menggunakan media Sosial Snapchat, berdasarkan data awal
yang telah didapat oleh peneliti yaitu sebanyak 51
mahasiswa.
b. Sampel
Karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah:
- Mahasiswa yang aktif berkuliah di Jurusan Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sam Ratulangi angkatan 2013 dan 2014.
- Mempunyai akun Media Sosial Snapchat
- Menggunakan Media Sosial Snapchat
c. Teknik Penarikan Sampel
karena populasi kurang dari 100, maka digunakan teknik
pengambilan sampel sensus, di mana seluruh populasi dapat
dijadikan sampel, yaitu sebanyak 51
mahasiswa.
d. Pengumpulan data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan Kuesioner (Angket). Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data
dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan
kepada responden dengan harapan memberikan respon atas
daftar pertanyaan tersebut. Penelitian ini menggunakan skala
likert, dimana skala likert adalah skala untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek
atau fenomena tertentu. Skala likert memiliki 2 bentuk
pernyataan, yaitu pernyataan positif dan negatif.

Hasil penelitian, a. Hasil


keterbatasan/kelemahan - Ada hubungan antara variabel penggunaan media
penelitian, & rekomendasi sosial Snapchat, terhadap pengungkapan diri
mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik
- Berdasarkan hasil koefisien determinasi (daya
penentu) maka pengaruh variabel penggunaan media
sosial Snapchat terhadap pengungkapan diri
mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi adalah
sebesar 45% sedangkan sisanya 55% dipengaruhi
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
- Dari hasil analisis regresi linear sederhana, pengaruh
penggunaan media sosial Snapchat terhadap
pengungkapan diri mahasiswa Jurusan Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sam Ratulangi terdapat hubungan yang
fungsional atau linear dan berarti atau bermakna di
antara kedua variabel tersebut.

b. Keterbatasan/kelemahan
Pada penelitian ini, terdapat beberapa variabel lain yang
tidak diteliti yang dapat berdampak pada pengungkapan diri
mahasiswa
c. Rekomendasi
Disarankan untuk peneliti lain agar dapat meneliti variabel
lain yang dapat mempengaruhi Pengungkapan diri
Mahasiswa yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

The Effects of Instagram Use, Social Comparison, and Self-Esteem on Social Anxiety: A
Survey Study in Singapore

Rumusan permasalahan Apakah penggunan media sosial Instagram berpengaruh terhadap


kecemasan sosial bagi penggunanya di Singapura?

Konsep/teori dan a. Teori


variabel/dimensi Social Comparison Theory
Penelitian ini memasukan beberapa perspektif perbandingan
sosial ke dalam model tiga tahap. Kerangka teoritis ini lebih
komprehensif untuk mengeksplorasi bagaimana penggunaan
media interaktif dan hal ini memberikan dampak kesehatan.
Social Comparison ini dianggap sebagai proses interaksi
pengguna pesan media yang mengeksplorasi bagaimana para
pengguna memproses pesan media secara kognitif.
Dalam model tiga tahap menunjukan bahwa perbedaan
lingkungan ekonomi, politik, media, dan budaya. Adanya
penerapan model ini untuk lebih paham dalam penggunaan
media interaktif dan pengaruhnya terhadap dampak
kesehatan di Singapura. Untuk penelitian ini juga
berkontribusi pada era literasi sosial media yang mendasari
efek dari media sosial yang berhubungan dengan emosi.
Untuk menentukan kesehatan maka, penggunaan media
sosial di dalam konteks sosial harus sesuai kebutuhan.
b. Variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel,
yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas
adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah Media
Sosial Instagram yang dapat ditandai dengan (X). Variabel
terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kecemasan sosial
yang dialami warga singapura.
c. Hipotesis
- Hipotesis 1: Media sosial Instagrams secara tidak
langusng dapat mempengaruhi kecemasan sosial bagi
para penggunanya dan dimediasi oleh perbandingan
sosial
- Hipotesis 2: Media sosial Instagrams secara tidak
langusng dapat mempengaruhi kecemasan sosial bagi
para penggunanya dan dimediasi oleh perbandingan
sosial dan harga diri

Metode a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Singapura,
yang menurut departemen statistik Singapura, terdapat
median laki-laki sebesar 46,9%, umumnya memiliki
pendapatan dibawah $53.000, dan sekitar 46,7% memiliki
pendidikan tinggi. Terdapat pula sekitar 56,7% merupakan
pengguna Instagram
b. Sampel
Sampel yang diambil daripada populasi berjumlah 388
partisipan, dengan 49,8% diantaranya merupakan laki-laki.
Partisipan yang mengikuti memiliki karakteristik sebagai
berikut:
- Umur berada di antara 21-72
- Sekitar 75,3% memiliki pendapatan dibawah $50.000
- Sekitar 78,1% diantaranya memiliki pendidikan
tinggi
c. Teknik penarikan sampel
Pada penelitian ini, digunakan teknik penarikan yang
dinamakan Convenience sampling, dimana mereka merekrut
partisipan yang mudah untuk diraih dan di kontak pada
sekitar mereka. Untuk menambahkan jumlah sampel, maka
digunakan pula teknik Snowballing sampling, dimana
partisipan didukung untuk mengajak potensial partisipan lain
untuk ikut serta dalam penelitian, sehingga sampel yang
didapatkan pun berjumlah besar.
d. Pengumpulan data
Pada penelitian, digunakannya teknik survei dimana mereka
membuat sebuah tautan untuk kuesioner dimana partisipan
dapat mengisi. Lalu mereka memberikan berbagai
pertanyaan berbentuk skala mengenai berbagai hal seperti
keseringan penggunaan instagram, harga diri, dan lain-
lainnya.

Hasil penelitian, a. Hasil


keterbatasan/kelemahan Berdasarkan hasil penelitian yang merajuk kepada penelitian
penelitian, & rekomendasi Hu dan Bentler (1999) yang memiliki keterkaitan dengan
angka CFI, SRMR, dan RMSEA. Namun, pada penelitian
ini, ditemukan angka SRMR yang lebih besar dari angka
seharusnya. Ini berarti Instagram tidak secara signifikan
mempengaruhi kecemasan sosial seseorang. Angka ini
menunjukkan bahwa Instagram tidak secara langsung
mempengaruhi tingkat kecemasan sosial seseorang. Namun,
dalam pengaruhnya terhadap tingkat komparasi sosial
seseorang, Instagram terbukti memiliki keterkaitan. Hal ini
membuat Instagram tidak secara langsung mempengaruhi
kecemasan sosial pengguna melalui peningkatan tingkat
komparasi sosial. Selain itu, tingkat kecemasan sosial ini
juga dipengaruhi oleh tingkat percaya diri seseorang.

Secara garis besar, hasil dari penelitian ini menunjukkan


bahwa Instagram tidak mampu mempengaruhi tingkat
kecemasan sosial seseorang. Namun, Instagram masih bisa
mempengaruhi kecemasan sosial dengan dimediasi oleh
tingkat kepercayaan diri dan komparasi sosial seseorang.

b. Keterbatasan/kelemahan
Terlepas dari temuan kunci ini, penelitian ini memiliki
beberapa keterbatasan:
- Desain cross-sectional mempersulit pengujian
hubungan sebab akibat.
- Peserta penelitian direkrut dari sampel kenyamanan,
membatasi generalisasi temuan kami.
- Penelitian ini hanya mengukur frekuensi penggunaan
Instagram, dengan menggunakan satu item tunggal.

c. Rekomendasi
Disarankan bagi para peneliti lainnya untuk meneliti
permasalahan ini lebih lanjut khususnya bagaimana dampak
dari sosial media dalam mempengaruhi kesehatan mental
para penggunanya, khususnya di era digital ini agar media
sosial dapat membantu perkembangan kesehatan mental
masyarakat dalam hal positif

E-business through Social Media: A Quantitative Survey (Case Study: Instagram)

Rumusan Permasalahan Apakah Penggunaan jejaring sosial berbasis bisnis memiliki korelasi
antara brand awareness dan brand royalty terhadap penggunaan
Instagram

Konsep/teori dan a. Teori


variabel/dimensi Menurut Varnali (2011), “Mobile marketing adalah:
Menciptakan, mengkomunikasikan, dan mencapai nilai
pelanggan melalui lingkungan mobile. Literatur pemasaran
mobile terus berkembang dan dalam rangka meningkatkan
penerimaan mobile advertising oleh pemasar, menjadi lebih
luas. Peneliti telah membuat upaya signifikan untuk
pemasaran seluler dan terutama faktor-faktor yang
mempengaruhi penggunaan layanan seluler dan pemasaran
seluler oleh pelanggan.
b. Variabel
Terdapat variabel terikat yaitu media sosial Instagram dan
variabel bebas yaitu pengguna media sosial yang divariasikan
berdasarkan gender, pekerjaan, dll.
c. Hipotesis
Melakukan bisnis daring melalui Instagram dapat
meningkatkan angka penjualan, kepercayaan kepada brand,
brand awareness, informasi yang terbaru, dan meningkatkan
performa bisnis.

Metode a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah 80 pengguna Instagram
yang 51% responden laki-laki dan 49% di antaranya adalah
perempuan yang 65% nya bekerja, yang banyak masalah tapi
menggunakan Instagram. Industri yang paling banyak
diminati adalah Fashion yang diikuti oleh 41,6 persen
responden, kemudian olahraga (37,7 persen) dan musik (31,2
persen). Kecantikan dan kesehatan masing-masing mendapat
27,3 persen dan 22,1 persen, Makanan dan minuman dengan
22,1 persen menyukai kesehatan setelah lainnya dengan 23,3
persen di tempat keenam.
b. Sample
Sample yang diambil dari pada populasi
c. Teknik penarikan sample
Pada penelitian ini tidak ditemukannya teknik penarikan
sampel dari populasi oleh peneliti
d. Pengumpulan data
Pada penelitian, digunakannya teknik survei dimana mereka
membuat sebuah tautan untuk kuesioner dimana partisipan
dapat mengisi survei tersebut.

Hasil penelitian, a. Hasil


keterbatasan/kelemahan Berdasarkan penelitian, tidak ditemukan korelasi antara brand
penelitian, & rekomendasi awareness dan brand royalty terhadap penggunaan Instagram.
Namun, ditemukan korelasi antara brand awareness dengan
postingan yang bersifat komersial. Selain itu juga tidak
ditemukan adanya korelasi antara brand awareness dengan
komentar di media sosial Instagram.

b. Keterbatasan/Kelemahan
Pada laporan jurnal yang telah ditulis, banyak bagian seperti
cara pengambilan sampel, variabel, dan subjek penelitian yang
tidak dijabarkan dengan jelas. Ketidakjelasan ini berpotensi
menimbulkan kebiasan penelitian dan keraguan akan validitas
penelitian.
c. Rekomendasi
Kepada peneliti selanjutnya, direkomendasikan untuk
menjabarkan cara pengambilan sampel dan variabel yang
lebih terpercaya. Dengan kejelasan dari penelitian, keakuratan
penelitian

Hubungan Antara Pengungkapan Diri Melalui Media Sosial Whatsapp Dengan


Komunikasi Pada Siswa Semester Empat Sma Negeri 1 Salatiga

Rumusan Permasalahan Apakah penggunaan Whatsapp berdampak pada komunikasi


pengungkapan diri oleh siswa semester empat SMA Negeri 1 Salatiga?

Konsep/Teori dan a. Konsep


Variabel/Dimensi Pada penelitian ini, dikemukakannya beberapa definisi
mengenai komunikasi secara umum dan komunikasi
interpersonal, beberapanya adalah:
- Menurut Mulyana, komunikasi sebagai usaha untuk
menyamakan pikiran mengenai suatu makna atau pesan
melalui cara penyampaian pesan dari satu manusia
kepada manusia lain.
- Menurut Burleson, Proses pertukaran pesan komunikatif
untuk menghasilkan makna dan mencapai tujuan sosial
disebut dengan komunikasi interpersonal

b. Variabel
Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas
dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
Komunikasi Interpersonal yang ditandai (X). Sedangkan
variabel terikat pada penelitian ini adalah Pengungkapan diri
melalui media sosial yang ditandai dengan (Y).

c. Hipotesis
Hipotesis 1: ada hubungan positif yang signifikan antara
pengungkapan diri melalui media sosial WhatsApp dengan
komunikasi interpersonal pada siswa semester empat SMA
Negeri 1 Salatiga
Hipotesis 2: Bahwa komunikasi interpersonal antar siswa
sangat dipengaruhi oleh Pengungkapan diri melalui media
sosial

Metode a. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa semester
empat di SMA Negeri 1 Salatiga yang berjumlahkan sebesar
284 siswa.

b. Sampel
Sampel daripada populasi penelitian ini adalah 284 siswa
tersebut yang kemudian dikurangi menjadi 161 siswa sesudah
dilakukannya teknik sampling.

c. Teknik penarikan sampel


Metode yang digunakan untuk memperoleh sampel pada
penelitian ini adalah metode Cluster random sampling, dimana
peneliti mengambil sampel secara acak.

d. Pengumpulan data
Metode pengumpulan data menggunakan skala komunikasi
interpersonal (27 aitem valid, α = .853) dan pengungkapan diri
melalui media sosial melalui media sosial WhatsApp (31 aitem
valid, α = .895). Sehingga Hasil analisis data menggunakan
analisis regresi sederhana menunjukkan koefisien korelasi rxy =
.483 dengan p = .000 (p<0,05).

Hasil penelitian, a. Hasil


keterbatasan/kelemahan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan
penelitian, & bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara
rekomendasi pengungkapan diri melalui media sosial WhatsApp dengan
komunikasi interpersonal pada siswa semester empat SMA
Negeri 1 Salatiga. Semakin tinggi pengungkapan diri melalui
media sosial maka semakin tinggi komunikasi interpersonal,
sebaliknya semakin rendah pengungkapan diri melalui media
sosial maka semakin rendah komunikasi interpersonal pada
siswa semester empat SMA Negeri 1 Salatiga. Hasil penelitian
ini juga menunjukkan bahwa pengungkapan diri melalui media
sosial memberikan sumbangan efektif sebesar 23,4% terhadap
komunikasi interpersonal pada siswa semester empat SMA
Negeri 1 Salatiga.

b. Keterbatasan/kelemahan
Pada penelitian tersebut, tidak dicantumkannya teori relevan
yang mendukung sehingga legitimasi atau kebenaran daripada
penelitian tersebut tidak pasti.

c. Rekomendasi
Disarankan untuk para peneliti menggunakan teori relevan yang
spesifik sehingga kecocokan dan pengarahan penelitian pun
dapat terpastikan dan tersentralisasi, sebab penggunaan teori
akan berdampak pada sampel atau bahkan metode yang
digunakan saat pengumpulan data.
Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Pengungkapan Diri Pada Remaja Pengguna
Media Sosial Instagram

Rumusan Masalah Adakah hubungan kontrol diri (self control) dengan pengungkapan diri
(self disclosure) pada remaja pengguna media sosial Instagram?

Konsep/Teori dan a. Teori


Variabel/Dimensi Teori uses and gratification yang berfokus dalam menilai apa
yang orang lakukan dengan media.
b. Variabel
Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel
kontrol diri dan variabel pengungkapan diri.
c. Hipotesis
terdapat hubungan negatif antara kontrol diri dengan
pengungkapan diri pada remaja pengguna media sosial
instagram.

Metode a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI
SMA Negeri 9 Semarang dengan jumlah siswa sebanyak 375
siswa yang terbagi menjadi 10 kelas. Karakteristik subjek dalam
penelitian ini yaitu siswa yang berusia 15-18 tahun dan
memiliki akun media sosial instagram.
b. Sampel
Sampel penelitian ini melibatkan 6 kelas yaitu kelas MIPA 1,
MIPA 3, MIPA 5, MIPA 6, MIPA 7, dan IPS 2.
c. Teknik Penarikan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random
sampling. Penetapan jumlah sampel yang digunakan
menggunakan tabel Isaac dengan taraf signifikan 5%,
(Sugiyono, 2014).
d. Pengumpulan data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua skala
psikologis yaitu Skala Kontrol Diri (20 aitem, α= 0,829) dan
Skala Pengungkapan Diri (30 aitem, α= 0,884). Skala Kontrol
Diri disusun berdasarkan aspek yang dikemukakan oleh Averill
(1973; Thalib, 2013) yaitu kontrol perilaku, kontrol kognitif,
dan kontrol keputusan. Sedangkan Skala Pengungkapan Diri
disusun berdasarkan aspek yang dikemukakan oleh Wheeless
dan Grotz (dalam Sheldon, 2010) yaitu tujuan, jumlah, positif-
negatif valensi, kedalaman, dan kejujuran.

Hasil penelitian, a. Hasil


keterbatasan/kelemahan Berdasarkan hasil uji normalitas pada variabel Kontrol Diri
penelitian, & rekomendasi Kolmogorov Smirvov sebesar 0,71 dengan signifikan 0,029
(p<0,05). Sedangkan variabel Pengungkapan Diri Kolmogorov
Smirnov sebesar 0,67 dengan signifikan 0,049 (p<0,05). Hasil
tersebut menunjukkan bahwa sebaran data untuk kedua variabel
tersebut memiliki distribusi tidak normal.
Uji linearitas hubungan antara kontrol diri dengan
pengungkapan diri mendapatkan hasil F= 105,227 dengan
signifikansi p=0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan
bentuk hubungan kedua variabel adalah linear. Analisis data
dilakukan dengan metode non parametrik dikarenakan uji
asumsi tidak terpenuhi, sehingga dilakukan uji korelasi
Spearman’s Rho dengan bantuan program Statistical Package
for Social Science (SPSS) version 22. Berdasarkan hasil uji
korelasi Spearman’s Rho didapatkan hasil rxy = - 0,606; dengan
p=0,000 (p<0,05), sehingga terdapat hubungan negatif antara
kontrol diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna
media sosial instagram.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan
signifikan antara kontrol diri dengan pengungkapan diri pada
remaja pengguna media sosial instagram. Semakin tinggi
kontrol diri maka semakin rendah pengungkapan diri remaja
pengguna media sosial instagram. Sebaliknya, apabila kontrol
diri semakin rendah maka pengungkapan diri tinggi pada remaja
pengguna media sosial instagram.
b. Keterbatasan/Kelemahan
- Penelitian ini tidak didasari oleh teori-teori
- Sampel yang ditetapkan oleh peneliti usianya terlalu
muda
- Sampel yang digunakan kurang luas dalam penelitian ini
c. Rekomendasi
Untuk Para peneliti yang akan melakukan penelitian terkait
dengan masalah kontrol diri seseorang terhadap pengungkapan
diri di sosial media, harap mencantumkan teori-teori yang dapat
mendukung penelitian tersebut. Disarankan agar penelitian
menggunakan sampel yang lebih luas.

Hingga saat ini media sosial Instagram terus mengalami perkembangan dalam fitur-fitur
instagram yang sudah ada dengan berbagai filter yang dapat digunakan oleh para pengguna
Instagram sehingga dapat memperindah postingan nya. melalui fitur tersebut para pengguna
sosial media Instagram ini dapat membuat seseorang untuk melakukan pengungkapan diri.
Media sosial Instagram merupakan salah satu media sosial yang terpopuler di Indonesia, mereka
pun menduduki peringkat ketiga daripada 16 dilihat dari frekuensi penggunaan oleh mereka yang
berada pada jenjang umur 16-24 tahun secara durasi bulanan, Instagram berhasil meraih sebesar
170 juta pengguna Instagram di Indonesia (Stephanie, 2021). Menurut website databoks
mayoritas pengguna Instagram di Indonesia adalah mereka yang berada pada jenjang umur 18-24
tahun, yaitu umumnya adalah mereka yang sedang berada pada masa remaja termasuk mereka
yang merupakan mahasiswa (Annur, 2021). Pada perkuliahan, Instagram sangat digunakan untuk
menunjang perkuliahan mahasiswa di UMN yang mewajibkan setiap mahasiswa untuk
mempunyai Instagram, yang berkaitan dengan tugas-tugas mahasiswa dan kegiatan-kegiatan
organisasi dan kepanitiaan selama masa perkuliahan di UMN. (Ahmadinejad & Asli, 2017)

Identifikasi Masalah
1. Banyak orang yang mengekspresikan dirinya di media sosial terutama Instagram
2. Banyak orang yang mengekspresikan dirinya dengan tidak mengikuti norma
3. Instagram sebagai sumber hiburan dan sosialisasi yang paling sering digunakan

Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, hal-hal yang
akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh media sosial Instagram terhadap pengungkapan diri mahasiswa
Universitas Multimedia Nusantara?
2. Bagaimana cara pengungkapan diri yang baik di media sosial?
3. Bagaimana tingkat pengungkapan diri mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian yang ingin diperoleh adalah
1. Untuk mengetahui pengaruh media sosial Instagram terhadap pengungkapan diri
mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara.
2. Untuk mengetahui cara pengungkapan diri yang baik di media sosial.
3. Untuk mengetahui tingkat pengungkapan diri mahasiswa Universitas Multimedia
Nusantara.
Diharapkan bahwa dengan adanya penelitian ini, tujuan-tujuan tersebut dapat terpenuhi dan
terjawab seutuhnya.

Signifikansi Penelitian
1. Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian teori khususnya dalam bidang
media. Konsep dan teori dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tentang hubungan media sosial Instagram terhadap cara pengungkapan diri. Penelitian ini
juga diharapkan mampu menyumbangkan pemahaman ilmiah mengenai hubungan media
sosial terutama Instagram terhadap tingkat pengungkapan diri seorang individu.

2. Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat membantu individu-individu terutama mahasiswa
yang menggunakan media sosial Instagram untuk mengetahui hubungan penggunaan
Instagram terhadap tingkat pengungkapan diri mahasiswa. Hal ini dapat dimanfaatkan
untuk memecahkan permasalahan kurangnya pembukaan diri pada generasi saat ini.
Dengan penelitian ini, jawaban yang diberikan diharapkan dapat dimanfaatkan untuk
membantu mahasiswa lebih membuka dirinya untuk tujuan positif ke depannya. Juga
diharapkan agar melalui jawaban-jawaban yang diberikan oleh penelitian ini, mahasiswa
dapat mengetahui sumber-sumber dari kurangnya pengungkapan diri seseorang agar bisa
menghindari hal-hal ini ke depannya.

BAB II
LANDASAN TEORI

Melihat perkembangan dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti


sebelumnya, maka bisa disimpulkan bahwa penelitian masih bisa dikembangkan dan
disempurnakan untuk mencapai hasil yang lebih sempurna. Peneliti dalam penelitian “Pengaruh
Media Sosial Instagram Terhadap Pengungkapan Diri Mahasiswa Universitas Multimedia
Nusantara” ini, peneliti mengambil inspirasi dan menyempurnakan kembali segala kesenjangan
yang ada pada penelitian sebelumnya.

2.1. Kajian Literatur


Dalam penelitian ini, peneliti menggali beberapa informasi tentang penelitian-penelitian
yang sudah pernah diteliti dan menjadikannya sebagai bahan perbandingan. Perbandingan
yang berupa kekurangan/kelebihan, teori-teori yang digunakan, dan informasi lainnya
yang berhubungan dengan topik penelitian ini. Adapun hasil-hasil penelitian yang
dijadikan perbandingan merupakan penelitian yang mempunyai topik seputar
pengungkapan diri (Self Disclosure) terhadap media sosial.

No Tematik Anteseden Konsep Konseku Teori Peneliti


ensi
1 Pengungk Penggunaa Pengungk - Teori Self Mailoor et al.
apan Diri n media apan diri Disclosure (2017)
Melalui sosial mahasiswa - Teori media
Media baru
Sosial
2 Penggunaa Penggunaa Kecemasa Penggun - Teori Jiang & Ngien,
n media n media n sosial aan Comparison (2020)
sosial sosial pada Instagra Sosial
terhadap masyaraka m dapat
kecemasan t menimbu
sosial Singapura lkan
kecemas
an sosial
jika
penggun
annya
senang
memban
dingkan
dirinya
dengan
orang
lain
3 Penggunaa Penggunaa Peningkat - Teori Mobile Ahmadinejad &
n media n media an angka Marketing Asli, (2017)
sosial sosial penjualan
berbasis mengguna
bisnis kan media
sosial
Instgaram
4 Pengungk Penggunaa Pengungk Devi, (2018)
apan Diri n media apan diri
Melalui sosial Siswa
Media SMA
Sosial
5 Kontrol Penggunaa Kontrol Jika - Teori uses Sari et al, (2019)
diri n media diri Siswa kontrol and
terhadap sosial SMA terhadap gratification
penggunaa terhadap diri
n media pengungka rendah
sosial pan diri maka
melalui pengung
media kapan
sosial diri di
sosial
media
akan
semakin
tinggi
2.2. Konsep & Teori

Pengungkapan diri (Self Disclosure) memiliki peran yang penting dalam berkomunikasi.
Pengungkapan diri (Self Disclosure) adalah dimana kita mengungkapkan dan membagi informasi
mengenai diri sendiri yang biasanya tidak bisa ditemukan oleh orang lain. (Julia T Wood,
2013:154). Dalam media sosial berupa Instagram atau media sosial lainnya bisa memposting
video atau foto pribadi. Apabila hal tersebut dilakukan terus menerus maka kita akan melakukan
pengungkapan diri (Self Disclosure). Pengungkapan diri (Self Disclosure) jika berlebihan di
media sosial dapat muncul banyak masalah di sekitar seperti hal yang sampai saat ini sering
terjadi. Banyak sekali tindakan kejahatan di media sosial dan penggunaan media sosial jika tidak
hati hati juga dapat menimbulkan banyak masalah bagi para penggunanya. Maka, sebagai
pengguna media sosial kita perlu bijak dalam menggunakannya agar tidak ada masalah lagi.

Media baru adalah media yang berbasis internet dengan menggunakan komputer dan
telepon genggam canggih. Dua kekuatan utama perubahan awalnya adalah komunikasi satelit
dan pemanfaatan komputer. Kunci untuk kekuatan komputer yang besar sebagai sebuah mesin
komunikasi terletak pada proses digitalisasi yang memungkinkan segala bentuk informasi
dibawa dengan efisien dan saling berbaur, Carey dalam (McQuail, 2011:43). Media sosial
seperti Instagram merupakan salah satu contoh daripada media baru yang memiliki kemampuan
tersebut. Dalam penggunaan media sosial, segala informasi yang dikeluarkan oleh seorang
individu dapat dengan mudah menyebar ke seluruh penjuru dunia dengan penggunaan jaringan
internet. Melihat kemampuan internet dalam penyebarannya, maka pengungkapan diri yang
dilakukan oleh seorang individu pun akan mudah diketahui dan dilihat oleh khalayak. Media
sosial pun juga umum mendukung adanya feedback, sehingga dapat mendorong interaksi yang
menyebabkan pengungkapan diri pun mudah terbentuk. Maka, pengguna media sosial disarankan
untuk berhati-hati dalam penyebaran informasi pribadi, sebab jika sudah sampai terjadinya
pengungkapan diri yang meluas maka akan menjadi sulit untuk menjaga privasi yang
berkelanjutan melihat betapa cepat dan efektifnya jaringan internet dalam penyebaran informasi.
Teori Uses and Gratification adalah teori yang berfokus dalam menilai apa yang orang
lakukan dengan media. Teori ini menjelaskan bagaimana media mempengaruhi orang-orang atau
khalayak harus mempertimbangkan fakta bahwa orang sengaja menggunakan media untuk tujuan
tertentu. Teori ini adalah perluasan dari teori kebutuhan dan motivasi dari Maslow. Maslow
menyatakan bahwa orang secara aktif berusaha memenuhi hierarki kebutuhannya. Setelah
mereka memperoleh tujuan yang mereka cari maka, mereka dapat bergerak ke tahap berikutnya.
orang -orang dapat memilih dan menggunakan media tertentu untuk memuaskan kebutuhan
tertentu. Orang-orang akan memutuskan juga media mana yang ingin mereka gunakan dan apa
efek yang mereka inginkan terhadap media. Hal ini menyatakan bahwa penggunaan media
tersebut semua nya diawali oleh kebutuhan dan tujuan dari khalayak sendiri.

2.3 Hipotesis

Berdasarkan kajian analisis dan teori yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya,
maka kami mampu untuk menjabarkan perkiraan hasil akhir dari penelitian atau hipotesis yang
disesuaikan ke dalam tiga bagian yaitu hipotesis teori, hipotesis penelitian, dan hipotesis statistik.

2.3.1. Hipotesis Teori


Teori yang sering digunakan dalam pengaruh media sosial terhadap pengungkapan diri
mahasiswa ada tiga, yaitu Teori Self Disclosure, Teori Media Baru, dan Teori Uses and
Gratification.
a. Teori Self Disclosure
Pengungkapan diri merupakan cara dimana kita mengungkapkan dan membagi informasi
mengenai diri sendiri yang biasanya tidak bisa ditemukan oleh orang lain. Dalam menggunakan
media sosial berupa Instagram para mahasiswa dapat mengunggah video dan foto secara pribadi.
Sehingga jika dilakukan terus menerus akan muncul pengungkapan diri dari diri mereka sendiri.
Namun, jika pengungkapan diri berlebihan maka akan menimbulkan banyak masalah. Dengan
begitu kita sebagai mahasiswa harus menggunakan media sosial dengan bijak .
H0: Tidak ditemukan relevansi antara teori self disclosure dengan pengaruhnya pada
pengungkapan diri mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara pengguna Instagram.
H1: Ditemukan relevansi antara teori self disclosure dengan pengaruhnya pada pengungkapan
diri mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara pengguna Instagram.

b. Teori Media Baru


Teori Media Baru merupakan media yang berbasis internet dengan menggunakan komputer dan
telepon genggam canggih. Dengan menggunakan media baru ini memungkinkan bahwa segala
bentuk informasi akan cepat dan efisien. Seperti contoh media sosial Instagram yang memiliki
kemampuan menyampaikan informasi secara cepat, efisien, dan dapat dengan mudah menyebar
ke seluruh penjuru dunia dengan menggunakan jaringan internet. Jika dilihat dari kemampuan
internet dalam penyebarannya, maka pengungkapan diri yang dilakukan oleh seorang individu
atau mahasiswa pun akan mudah diketahui oleh khalayak. Media sosial Instagram pun dapat
mendukung adanya feedback sehingga dapat membentuk adanya pengungkapan diri seseorang.
Maka, pengguna media sosial harus berhati-hati dalam menggunakan media sosial karena
penyebaran informasi dalam media sosial sangatlah cepat.

H0: Tidak ditemukan adanya relevansi dari teori media baru dan pengaruhnya terhadap
pengungkapan diri mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara pengguna Instagram.
H1: Ditemukan adanya relevansi dari teori media baru dan pengaruhnya terhadap pengungkapan
diri mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara pengguna Instagram.

c. Teori Uses and Gratification


Teori ini menjelaskan mengenai bagaimana media dapat mempengaruhi orang-orang atau
khalayak, sesuai dengan kebutuhan dan motivasi penikmatnya. Dengan media sosial, masing-
masing individu dapat memilih bagaimana mereka akan mempergunakan media sosial tersebut
khususnya dalam hal ini Instagram. Pada penelitian ini, kita bisa melihat bagaimana penggunaan
media sosial Instagram dapat mempengaruhi pembukaan diri dari seorang individu, khususnya
mahasiswa tergantung dari motivasi, kebutuhan, dan tujuan dari pengguna yang bersangkutan
dalam menggunakan media sosial Instagram tersebut.

2.3.2. Hipotesis Penelitian


H0: Tidak terdapat pengaruh penggunaan media sosial Instagram terhadap pengungkapan
diri mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara.
H1: Terdapat pengaruh penggunaan media sosial Instagram terhadap pengungkapan diri
mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara.

2.3.3. Hipotesis Statistik


Diperkirakan adanya hubungan positif yang signifikan antara penggunaan media sosial
instagram dengan pengungkapan diri mahasiswa. Semakin banyak penggunaan media
sosial instagram untuk mengunggah video dan foto pribadi, maka semakin besar
pengungkapan diri mahasiswa tersebut. Sebaliknya jika semakin sedikit adanya
penggunaan instagram, maka pengungkapan diri mahasiswa tersebut juga akan semakin
sedikit.
H0: ρ = 0, Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel penggunaan Instagram (X)
terhadap pengungkapan diri mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (Y).
H1: ρ ≠ 0, Terdapat pengaruh signifikan antara variabel penggunaan Instagram (X)
terhadap pengungkapan diri mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (Y).

2.4 Model Analisis


Pada penelitian ini, kami menggunakan metode analisis data kuantitatif yaitu statistika deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggunakan observasi, wawancara atau angket
mengenai keadaan sekarang ini, mengenai subjek yang sedang kita teliti. Melalui pengertian ini,
kita juga dapat melihat bahwa statistik deskriptif memiliki hubungan dengan pengumpulan data,
analisis data, dan penyajian data agar mudah dipahami oleh pembaca. Maka, hasil pengumpulan
data tersebut akan disajikan dalam bentuk grafik, diagram, atau tabel sehingga hasil dapat lebih
dikomunikasikan dengan mudah. Tujuan dari metode ini adalah hanya untuk memberikan
gambaran umum mengenai objek yang diteliti dan tidak melakukan generalisasi pada sampel
terhadap populasi. Pada penelitian ini, kami akan menggunakan pengumpulan data dengan
teknik angket yang sesuai dengan metode analisis statistika deskriptif ini.

Dengan statistik deskriptif data yang terkumpul dianalisis dengan perhitungan nilai rata-rata
(mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness
(kemencengan distribusi). Analisis ini merupakan teknik deskriptif yang memberikan informasi
tentang data yang dimiliki dan tidak bermaksud menguji hipotesis.

BAB III

3.1 Jenis dan Sifat Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Berdasarkan para peneliti penelitian kuantitatif memiliki pengertian sebagai berikut. Creswell
(1944) menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif adalah sebuah penyelidikan tentang masalah
sosial berdasarkan pada pengujian sebuah teori yang terdiri dari variabel-variabel, diukur dengan
angka, dan dianalisis dengan prosedur statistik untuk menentukan apakah generalisasi prediktif
teori tersebut benar. Sementara,Punch (1988) menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif adalah
penelitian empiris di mana data-datanya dalam bentuk sesuatu yang dapat dihitung. Penelitian
kuantitatif memperhatikan pengumpulan dan analisis data dalam bentuk numerik.

Jadi jika dapat disimpulkan penelitian ini merupakan penelitian ilmiah yang sistematis
terhadap bagian-bagian dan fenomena serta kausalitas hubungan-hubungannya, dan dengan
mengumpulkan data yang dapat diukur dengan melakukan teknik statistik, matematika atau
komputasi.

Sifat penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksplanatif. Penelitian
eksplanatif merupakan penelitian yang menjelaskan hal-hal di balik fenomena, di balik sesuatu
yang terjadi sehingga mengetahui alasan-alasan mengapa fenomena itu terjadi. Dengan demikian
penelitian ini tidak hanya berupa suatu deskripsi suatu kejadian saja, melainkan juga merupakan
upaya untuk melakukan uji terhadap suatu teori. Sehingga kami memilih jenis penelitian ini
karena penelitian kami sangat berkaitan dengan fenomena-fenomena yang sedang terjadi di
lingkungan kampus kami terkait penggunaan sosial media Instagram terhadap pengungkapan diri
mahasiswa, dan dalam penelitian kami, kami juga mencoba untuk menguji teori yang kami
gunakan.

3.2Metode Penelitian

3.2.1. Definisi Konseptual (Abstrak) dan Definisi Operasional (Konkret)

3.2.2 Definisi Konseptual


Definisi Konseptual adalah sekumpulan kata-kata yang membentuk abstraksi untuk
membantu kita memahami suatu hal. Definisi konseptual ini digunakan untuk membantu
menggambarkan suatu hal berdasarkan karakteristik konseptual suatu variabel. Berdasarkan
landasan teori yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, dapat dirumuskan definisi
konseptual dari masing-masing variabel yang telah kami paparkan sebelumnya sebagai berikut:

1. Pengungkapan diri menurut Wood (2012) pengungkapan informasi mengenai diri sendiri
yang biasanya tidak diketahui oleh orang lain. Individu membuka diri ketika individu
tersebut membagikan informasi pribadi mengenai diri sendiri, seperti harapan, ketakutan,
perasaan, pikiran dan pengalaman. Tingkat pengungkapan diri inilah yang akan membuat
kita berbagi perasaan dan informasi kepada orang lain. Keterbukaan diri ini bersifat
deskriptif dan evaluatif. Deskriptif berarti berbagi dan membuka informasi mengenai diri
kita sendiri kepada individu di sekitarnya. Sementara evaluatif sendiri lebih merujuk
kepada orang di sekitar kita. Membuka dan mengungkapkan perasaan kita terhadap
individu atau pihak lain.

2. Media sosial merupakan sebuah media daring yang digunakan oleh penggunanya satu
sama lain untuk saling berinteraksi, berbagi, berpartisipasi, dan terlibat aktif untuk saling
berkomunikasi tanpa adanya batas ruang dan waktu. Media sosial juga merupakan situs
dimana setiap orang bisa membuat web page sendiri kemudian pengguna media sosial
tersebut dapat membagi informasi dan berkomunikasi. Dengan seiring dengan
perkembangan zaman dan teknologi maka media sosial akan ikut tumbuh dengan pesat
contoh untuk mengakses Instagram dapat digunakan dimana saja dan kapan saja hanya
dengan menggunakan handphone. Dengan begitu orang orang dapat mendapatkan
informasi secara cepat dengan menggunakan media sosial.

3.2.3 Definisi Operasional


Definisi Operasional adalah penjelasan mengenai variabel berdasarkan sifat yang bisa
diamati dan diukur. Berdasarkan kedua variabel yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya,
kelompok kami mampu merumuskan definisi operasional sebagai berikut:
Pengungkapan diri atau Self Disclosure menurut Devito (2013) yang menjadi salah satu
variabel dalam penelitian ini, memiliki lima dimensi yang mengungkapan tingkat pengungkapan
diri seseorang. Melalui kelima dimensi ini, maka kami dapat merumuskan definisi operasional
dari penelitian ini.

- Amount adalah kuantitas dari pengungkapan diri dapat diukur dengan mengetahui
frekuensi dengan siapa individu mengungkapkan diri dan durasi dari pesan self-
disclosing atau waktu yang diperlukan untuk mengutarakan pernyataan self disclosure
individu tersebut terhadap orang lain.

- Valence Self-Disclosure adalah Valensi merupakan hal yang positif atau negatif dari
penyingkapan diri. Individu dapat menyingkapkan diri mengenai hal-hal yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan mengenai dirinya, memuji hal-hal yang ada
dalam dirinya atau menjelek-jelekkan diri individu sendiri. Faktor nilai juga
mempengaruhi sifat dasar dan tingkat dari pengungkapan diri.

- Honesty adalah ketepatan dan kejujuran individu dalam mengungkapkan diri. Ketepatan
dari pengungkapan diri individu dibatasi oleh tingkat dimana individu mengetahui dirinya
sendiri. Pengungkapan diri dapat berbeda dalam hal kejujuran. Individu dapat saja jujur
secara total atau dilebih-lebihkan, melewatkan bagian penting atau berbohong.

- Accuracy / Intention adalah seluas apa individu mengungkapkan tentang apa yang ingin
diungkapkan, seberapa besar kesadaran individu untuk mengontrol informasi-informasi
yang akan dikatakan pada orang lain.
- Keakraban / Intimacy adalah individu dapat mengungkapkan detail yang paling intim dari
hidupnya, hal-hal yang dirasa sebagai periferal atau impersonal atau hal yang hanya
bohong.

Sementara pada variabel kedua terdapat variabel media sosial yaitu sebuah media daring
tempat orang saling berinteraksi, berkomunikasi, dan melakukan berbagai hal lainnya. Pada
variabel ini digunakan beberapa indikator yang dapat membantu menemukan hasil dari
penelitian ini secara akurat. Indikator yang akan digunakan adalah:

- Frekuensi Penggunaan yaitu seberapa seringkah seorang individu menggunakan sosial


media dalam kegiatannya sehari-hari.

- Tujuan penggunaan yaitu apakah yang menjadi alasan orang menggunakan media sosial
dalam kehidupan seharinya.

- Durasi penggunaan yaitu seberapa lama durasi orang tersebut dalam menggunakan media
sosial

Variabel Dimensi Indikator Alat ukur Cara Ukur Hasil ukur Skala

Pengungkapan 1. Amount 1. Jumlah Kuesioner Survei dengan 1.rendah, jika Ordinal


Diri Viewers menyebar <nilai mean
2. Durasi kuesioner 2.tinggi, jika >=
2. Valence Dengan nilai mean
1. Isi pesan kategori
2. Nilai jawaban
positif menggunakan
3. Honesty 3. Nilai skala Skala
negatif Likert
1. Sangat tidak
1. Ekspresi setuju
4. Accurac 2. Gestur
y tubuh 2. Tidak setuju
3. Perilaku 3.setuju
4. Sangat
5. Intimacy 1.Tujuan setuju
2. Kontrol diri (isi Pesan)

1. Relasi
2. Persamaan
budaya

Media Sosial 1. Frekuens 1. Banyaknya 1.rendah, jika ordinal


i akses <nilai mean
Penggun 2.tinggi, jika >=
aan nilai mean
1. Gaya
2. Tujuan Hidup
Penggun 2. Akademis
aan 3. Bisnis

1. Waktu
akses
3. Durasi
Penggun
aan

Skala Dan Instrumen Penelitian

1. Skala Pengukuran
Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang akan kami gunakan adalah skala Likert Scale
Dengan. level pengukuran ordinal. Item yang kami gunakan dalam skala ini adalah pilihan
dari sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, dan sangat setuju. Kami memilih skala ini
karena skala ini cocok untuk membantu kami dalam mengetahui pendapat dari para
responden yang kami telit dan dapat memudahkan responden untuk menjawab karena
jawaban sudah tersedia dan bukan dalam bentuk paragraf panjang. Item yang disediakan
untuk jawaban responden yang berupa tingkatan juga memudahkan pengukuran daripada
sikap konsumen secara keseluruhan pada tahap evaluasi.

Penilaian Jawaban Kuesioner

Jawaban Responden Skor

Sangat Tidak Setuju 1

Tidak Setuju 2

Netral 3

Setuju 4

Sangat Setuju 5

2. Instrumen/Kuesioner Penelitian

Identitas Penelitian

Dalam penelitian ini, kami menggunakan jumlah sampel sebanyak minimal 100
responden dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Berjenis Kelamin Laki-laki maupun Perempuan


2. Merupakan Mahasiswa yang berkuliah di UMN
3. Menggunakan Media Sosial Instagram
No Nama Email Jenis Angkatan
Kela
min

1. verent patricia verentpatricia888@gmail. P 2020


com

2. Nathacia Shania nathaciaevelyne@gmail.c P 2020


Evelyne om

3. Dimaschka Arphino dimaschkawignjosajono L 2020


Wignjosajono @gmail.com

4. Helen H helen.hartanti@student.u P 2020


mn.ac.id

5. Fanny Winata fanny.winata@student.u P 2020


mn.ac.id

6. Naila Medita nailamedita@gmail.com P 2020

7. Angelique Aprilla angeliquebertin04@gmail P 2019


Bertin .com
8. Gabriella Samantha gabriella.paskah@student P 2020
Paskah .umn.ac.id

9. Fani Varensia fanivarensia@student.um P 2020


n.ac.id

10. elisa.santoso@student.umn
Elisa Santoso .ac.id P 2020

11. cecillia.angelica@student.
Cecillia Angelica umn.ac.id P 2020

12. margaretha.putri@student.
Margaretha Putri umn.ac.id P 2019

13. melisa.gunawan@student.
Melisa Gunawan umn.ac.id P 2019

14. Mohammad Dimas mohammad.dimas@studen


Wahab Sangadji t.umn.ac.id P 2019

15. wellayolanda07@gmail.co
Wella Y m P 2019
16. kevin.hernando@student.u
Kevin Hernando mn.ac.id P 2019

17. clarissa.aurelia@student.u
Clarissa Aurelia mn.ac.id P 2020

18. Kathleen.dewitri@student.
Kathleen Dewitri umn.ac.id P 2020

19. felicia.juanita@student.um
Felicia Juanita n.ac.id P 2020

20. yudith.donatirsa@student.
Felicitas Yudith umn.ac.id P 2020

21. sheren.valentia@student.u
Sheren Valentia mn.ac.id P 2019

22. hanshariady17@gmail.co
Hans Hariady m P 2019

23. Erika Japardi erikajapardi@gmail.com P 2019

24. Cornelia Amanda cornelia.amanda@student. P 2019


umn.ac.id

25. Dimas.rizky@student.umn
Dimas rizky .ac.id L 2020

26. David Hutabarat dxvidhtb@gmail.com L 2021

27. deandra.daniella@student.
Deandra Daniella umn.ac.id P 2021

28. natteberllyanpc182@gmail
Natte Berllyan P C .com P 2020

29. adeline.teo@student.umn.a
Adeline Teo c.id P 2020

30. vanessa.fortuna@student.u
Vanessa Fortuna mn.ac.id P 2020

Dalam penelitian ini, kami menggunakan Google Form sebagai alat utama untuk
mengumpulkan data dari kuesioner penelitian. Adapun instrumen kuesioner penelitian
terbagi menjadi 3 bagian yang berbeda dengan berisikan pertanyaan sebagai berikut:

Bagian 1 (Data Diri)


1. Nama Lengkap Pengisi Kuesioner

2. Alamat Email

3. Umur

4. Apakah pengisi kuesioner merupakan mahasiswa UMN? (jika memilih tidak maka
kuesioner hanya sampai di bagian pertama saja dan tidak perlu melanjutkan ke
bagian berikutnya)
5. Angkatan

6. Jurusan

Bagian 2 (Media Sosial Instagram)

Pada bagian ini kami sudah menggunakan tipe jawaban berdasarkan Skala Ordinal Likert
yaitu dengan rincian sebagai berikut:
1 = Sangat Tidak Setuju

2 = Tidak Setuju

3 = Netral

4 = Setuju

5 = Sangat Setuju

1. Berapa lama anda menghabiskan waktu untuk bermain Instagram?

2. Media sosial yang paling sering saya gunakan adalah Instagram

3. Saya biasa memakai Instagram untuk memenuhi gaya hidup

4. Saya biasa memakai Instagram untuk kegiatan kampus

5. Saya biasa menggunakan Instagram untuk kegiatan bisnis

6. Saya memakai Instagram untuk mengobrol dengan teman

7. Saya menghabiskan sebagian besar waktu saya dengan menggunakan Instagram

8. Menurut saya, Instagram dapat merubah perilaku seseorang


9. Saya melakukan posting pada Instagram setiap harinya

10. Saya berinteraksi menggunakan fitur Instagram (like, comment, share) setiap
harinya

Bagian 3 (Pengungkapan Diri)

Pada bagian ini, pernyataan yang diberikan juga masih menggunakan skala ordinal

Likert.

1. Semakin banyak orang yang memfollow saya, saya semakin tertutup dengan
konten yang saya bagikan
2. Saya lebih suka mempublik akun Instagram saya daripada mem private akun

Instagram saya.

3. Semakin banyak waktu yang saya habiskan di Instagram, semakin saya menjadi
terbuka dengan konten yang saya bagikan

4. Saya merasa lebih senang jika postingan saya dilihat atau diberikan like

5. Saya merasa lebih senang jika postingan saya menerima banyak komentar

6. Saya lebih banyak berbagi konten pada close friend/second account dibandingkan
akun utama saya
7. Kepribadian asli saya berbeda dengan yang saya tunjukkan di Instagram

8. Saya biasanya melakukan postingan untuk menunjukkan situasi atau perasaan


saya
9. Saya terbiasa untuk meluapkan emosi saya di Instagram

10. Saya memperhatikan apa yang dikatakan oleh komentar terhadap postingan saya

3. Link Kuisioner

Berikut adalah link dari google form kami yang sudah siap untuk diisi dan digunakan
https://forms.gle/CsduvaVYLzrSyyq3A

Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya (Azwar 1986). Selain itu
validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang benar-
benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti (Cooper dan Schindler, dalam Zulganef, 2006).
Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut menjalankan fungsi
ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya

tes tersebut. Suatu tes menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan diadakannya
pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.

No. Item Pertanyaan Keterangan

1. Berapa lama anda menghabiskan waktu untuk Valid


bermain Instagram?

2. Media sosial yang paling sering saya gunakan Valid


adalah Instagram
3. Saya biasa memakai Instagram untuk memenuhi Valid
Gaya Hidup

4. Saya biasa memakai Instagram untuk kegiatan Valid


kampus

5. Saya biasa menggunakan Instagram untuk kegiatan Valid


bisnis

6. Saya memakai Instagram untuk mengobrol dengan Valid


teman

7. Saya menghabiskan sebagian besar waktu saya Valid


dengan menggunakan Instagram

8. Menurut saya, Instagram dapat merubah perilaku Valid


seseorang

9. Saya melakukan posting pada instagram setiap Valid


harinya

10. Saya berinteraksi menggunakan fitur Instagram Valid


(like, comment, share) setiap harinya
11. Semakin banyak orang yang memfollow saya, saya Valid
semakin tertutup dengan konten yang saya bagikan

12. Saya lebih suka mempublik akun Instagram saya Valid


daripada memprivate akun Instagram saya.

13. Semakin banyak waktu yang saya habiskan di Valid


Instagram, semakin saya menjadi terbuka dengan
konten yang saya bagikan

14. Saya merasa lebih senang jika postingan saya Valid


dilihat atau diberikan like

15. Saya merasa lebih senang jika postingan saya Valid


menerima banyak komentar

16. Saya lebih banyak berbagi konten pada close Valid


friend/second account dibandingkan akun utama
saya

17. Kepribadian asli saya berbeda dengan yang saya Valid


tunjukkan di Instagram

18. Saya biasanya melakukan postingan untuk Valid


menunjukkan situasi atau perasaan saya

19. Saya terbiasa untuk meluapkan emosi saya di Valid


Instagram

20. Saya memperhatikan apa yang dikatakan oleh Valid


komentar terhadap postingan saya

Uji Reliabilitas

Reliabilitas berasal dari kata reliability. Pengertian dari reliabilitas adalah pengukuran
(Walizer,1987). Sugiharto dan Situnjak (2006) menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada
suatu pengertian bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh
informasi yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan mampu
mengungkap informasi yang sebenarnya di lapangan.Ghozali (2009) menyatakan bahwa
reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari konstruk.
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas suatu tes merujuk pada derajat
stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi. Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang
tinggi adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel.
Variabel X (Penggunaan sosial media)

Variabel Y (Pengungkapan diri)


BAB IV

4.1 Subjek Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian menurut Suharsimi Arikonto (2016: 26) adalah memberi batasan subjek
penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat,
dan yang di permasalahkan.Jadi, subjek penelitian adalah orang, komunitas, tempat, atau
benda tertentu yang diamati dalam rangka melakukan penelitian. Pada penelitian ini,
subjek penelitian yang digunakan adalah Mahasiswa/i aktif dari Universitas Multimedia
Nusantara.

2. Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2014:20) objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai
dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, objek penelitian
adalah persoalan atau permasalahan yang hendak diteliti agar data yang diterima menjadi
akurat. Adapun objek penelitian dari penelitian ini adalah:
1. Pengungkapan Diri Mahasiswa
2. Penggunaan Media Sosial Instagram

4.2 Hasil Penelitian

Setelah melakukan penelitian, kami telah mengumpulkan jawaban untuk beberapa


pertanyaan kuantitatif yang telah kami bagikan kepada responden sebelumnya. Adapun detail
jawaban untuk setiap pertanyaan akan dijabarkan pada bagian di bawah ini.

1. Media Sosial Instagram


2. Pengungkapan Diri
4.3 Uji Reliabilitas

Variabel X (Penggunaan Sosial Media)

Variabel Y (Pengungkapan Diri)

Uji Normalitas

Variabel X (Penggunaan Sosial Media)


Variabel Y (Pengungkapan Diri)

4.2.5 Penggunaan Sosial Media

Tingkatan Jumlah Persentase

Rendah 58 53.2%

Tinggi 51 46.8%

Total 109 100%

4.2.6 Pengungkapan Diri

Tingkatan Jumlah Persentase

Rendah 58 53.2%

Tinggi 51 46.8%

Total 109 100%

4.2.7 Analisis statistik deskriptif


Tabel Distribusi Responden menurut Jurusan kuliah

Jurusan Jumlah Persentase

Akuntansi 3 2.8%

Arsitektur 1 0.9%

DKV 1 0.9%

Film & Animasi 5 4.6%

Jurnalistik 12 11%

Manajemen 6 5.5%

Perhotelan 1 0.9%

Sistem Informasi 2 1.8%

Strategic Communication 77 70.6%

Teknik Informatika 1 0.9%

Total 109 100%

Tabel Distribusi Responden menurut Angkatan

Angkatan Jumlah Persentase

2017 2 1.8%

2018 2 1.8%

2019 22 20.2%

2020 81 74.3%

2021 2 1.8%

Total 109 100%

4.2.8 Uji Regresi


Tabel menunjukkan bahwa jumlah R sebesar 0.410 artinya kekuatan hubungannya rendah.
Variabel X berperan sebesar 16.8% terhadap variabel Y. Sisanya 83.2% dijelaskan faktor lain

4.3 Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka kita dapat menemukan
pembahasan mengenai hasil dari penelitian ini.

4.3.1 Pengaruh penggunaan media sosial terhadap Amount dalam pengungkapan diri
Dalam dimensi amount terdapat dua Berdasarkan jawaban dari subjek penelitian yang telah
dikumpulkan, ditemukan fakta bahwa sebagian besar subjek merasa bahwa semakin banyak
waktu yang mereka habiskan di Instagram, semakin tinggi tingkat pengungkapan diri yang
mereka rasakan. Terbukti bahwa sebagian besar responden sebesar 68.9% merasa bahwa
semakin sering mereka menghabiskan waktu di Instagram, mereka juga merasa semakin
terbuka di Instagram baik itu dengan melakukan unggahan ke Instagram, Komentar, Like,
dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan guna menekankan eksistensi mereka dalam media
sosial.

Selain itu, jika kita melihat pada indikator kedua yaitu jumlah audiens, ditemukan fakta
bahwa semakin banyak audiens yang melihat Instagram mereka, semakin rendah pula tingkat
pengungkapan diri mereka. Hal ini ditunjukkan dari jawaban pertanyaan pertama pada
bagian kedua dimana sebanyak 60.2% orang yang memiliki jumlah followers semakin
banyak, merasa semakin tertutup dengan konten yang mereka bagikan. Hal ini dapat
dipengaruhi oleh faktor psikologis dimana semakin banyak audiens yang menyaksikan kita,
maka kita cenderung lebih tertutup karena adanya perasaan minder, malu, dan rasa takut
bahwa tidak semua orang yang ada sebagai audiens itu kita kenal secara langsung.

4.3.2 Pengaruh penggunaan media sosial terhadap Valence dalam pengungkapan diri

Jika kita melihat dari sisi Valence atau valensi dari pengungkapan diri ini, maka dapat kita
menemukan bahwa ada keterkaitan mengenai isi pesan dari apa yang disampaikan dan
diterima melalui Instagram, ke dalam tingkat pengungkapan diri Mahasiswa Universitas
Multimedia Nusantara. Jika kita menelaah ke dalam pertanyaan mengenai likes, dan isi
komentar, maka dapat kita temukan bahwa sejumlah 74.7% dan 57.3% pengguna Instagram
akan merasa lebih nyaman jika berbagi konten yang mendapatkan banyak komentar positif
dan likes yang banyak. Hal ini membuktikan bahwa isi pesan yang positif akan memiliki
pengaruh positif kepada tingkat pengungkapan diri seseorang, terutama dalam hal ini
Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara. Semakin banyak pesan positif yang mereka
temukan, semakin tinggi tingkat pengungkapan diri mereka.

4.3.3. Pengaruh penggunaan media sosial terhadap Honesty dalam pengungkapan diri
Dalam studi ini, kami menemukan fakta bahwa penggunaan media sosial memiliki pengaruh
terhadap tingkat kejujuran seseorang dalam pengungkapan diri yang dilakukannya. Dalam
pertanyaan “Kepribadian asli saya berbeda dengan yang saya tunjukkan di Instagram” dan
“Saya biasanya melakukan postingan untuk menunjukkan situasi atau perasaan saya”,
ditemukan sebanyak 36.9% tidak setuju dan 27.2% netral untuk pertanyaan yang pertama.
Untuk pertanyaan kedua 42.7% setuju dan 31.1% netral untuk pertanyaan kedua. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan Instagram cenderung membantu mereka untuk membuka
diri dari segi Honesty atau kejujuran. Dalam hal ini, penggunaan media sosial Instagram
memiliki dampak yang menuju ke arah yang positif bagi Mahasiswa Universitas Multimedia
Nusantara untuk meningkatkan pengungkapan diri mereka.

4.3.4. Pengaruh penggunaan media sosial terhadap Accuracy dalam pengungkapan diri

Pada dimensi selanjutnya yaitu Accuracy atau akurasi, ditemukan fakta bahwa penggunaan
media sosial Instagram justru memiliki kecenderungan untuk mengurangi akurasi dalam
pengungkapan diri. Hal ini ditunjukkan dalam pertanyaan “Saya terbiasa untuk meluapkan
emosi saya di Instagram” sebanyak 51.4% menjawab dalam kategori tidak setuju. Dalam hal
ini bisa kita lihat bahwa lebih dari setengah mahasiswa memilih untuk mengabaikan aspek
emosi dalam pengungkapan diri yang mengurangi aspek akurasi dalam cerita ataupun kisah
yang mereka bagikan di Instagram. Jadi, penggunaan media sosial Instagram memiliki
pengaruh negatif terhadap akurasi pengungkapan diri.

4.3.5. Pengaruh penggunaan media sosial terhadap Intimacy dalam pengungkapan diri

Hasil dari penelitian melalui kuesioner yang telah kami bagikan menunjukkan bahwa,
terdapat pengaruh positif dari penggunaan media sosial Instagram terhadap Intimacy atau
keintiman yang ditunjukkan pada pengungkapan diri. Hal ini terbukti melalui pertanyaan
“Saya lebih nyaman berbagi konten pada close friend Instagram” yang menunjukkan
kesetujuan sebagian besar responden sebanyak 66.0% responden. Serta pada postingan “Saya
memperhatikan apa yang dikatakan komentar pada postingan saya” yang menunjukkan
bahwa sejumlah 53.4% responden cenderung setuju pada pernyataan ini. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan media sosial Instagram bisa menaikkan keintiman antar
penggunanya untuk menaikkan tingkat pengungkapan diri pengguna, utamanya Mahasiswa
Universitas Multimedia Nusantara.

BAB V

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian “Pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap


Pengungkapan Diri Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara” dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebagian besar responden menggunakan media sosial Instagram untuk
memenuhi gaya hidup dan kegiatan lain seperti kegiatan kampus, bisnis
online, atau pun bersosialisasi.
2. Penggunaan media sosial Instagram sangat mempengaruhi tingkah laku atau
perilaku seseorang terhadap pengungkapan diri mereka.
3. Sebagian besar responden berpendapat bahwa sosial media Instagram mampu
mengubah perilaku seseorang.
4. Apa yang terjadi di media sosial menjadi perhatian pengguna baik melalui
komentar atau jumlah like.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk mahasiswa

Berdasarkan penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan, peneliti dapat


memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Diharapkan seluruh mahasiswa untuk lebih banyak berinteraksi sosial dengan


teman teman di sekitarnya dari pada melakukan interaksi dengan teman teman
yang ada di sosial media. Dengan mengungkapkan diri di media sosial dapat
membuat para remaja/mahasiswa menghambat identitas mereka sebagai
mahasiswa.
2. Mahasiswa pun harus mempunyai ciri ciri sebagai berikut :
- Mahasiswa harus memiliki motivasi yang tinggi
- Mahasiswa mampu mengambil keputusan dengan logis serta
mempertanggungjawabkan segala yang dilakukan
- Mahasiswa juga mampu untuk membangun hubungan yang baik dengan
keluarga, teman, dan saudara.

5.2.2 Saran untuk peneliti selanjutnya


Berdasarkan penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan, peneliti dapat
memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor selain


2. Untuk penelitian selanjutnya juga diharapkan menggunakan objek yang
berbeda agar penelitian dapat dijadikan pembanding
3. Untuk penelitian selanjutnya juga diharapkan untuk mencari ruang lingkup
dengan populasi dan sampel yang berbeda dengan begitu akan lebih
memberikan gambaran yang lebih spesifik mengenai pengungkapan diri
mahasiswa.
4. Untuk peneliti selanjutnya harap mencantumkan beberapa teori tambahan
yang terkait dengan penelitian yang telah kami buat

Sumber

Ahmadinejad, B., & Asli, N. (2017). E-business through Social Media: a Quantitative Survey

(Case Study: Instagram). International Journal of Management, Accounting and

Economics, 4(1), 80–99.

https://www.ijmae.com/article_114926_554ecdd01bb4656071b6cf0daa211d1f.pdf

Annur, C. M. (2021). Pengguna Instagram di Indonesia Mayoritas Perempuan. Databoks.

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/06/29/perempuan-paling-banyak-gunakan-
instagram-di-indonesia

Jiang, S., & Ngien, A. (2020). The Effects of Instagram Use, Social Comparison, and Self-

Esteem on Social Anxiety: A Survey Study in Singapore. Social Media and Society, 6(2).

https://doi.org/10.1177/2056305120912488

Mailoor, A., Senduk, J. J., & Londa, j w. (2017). PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA

SOSIAL SNAPCHAT TERHADAP PENGUNGKAPAN DIRI MAHASISWA JURUSAN

ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS

SAM RATULANGI. Jurnal Acta Diurna, VI(1), 1–10.

https://media.neliti.com/media/publications/92839-ID-none.pdf

Sabrina Sella Devi, S. (2018). HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN DIRI MELALUI

MEDIA SOSIAL WHATSAPP DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA

SISWA SEMESTER EMPAT SMA NEGERI 1 SALATIGA. Empati, 7(3), 58–62.

Sari, I. A., & Kustanti, E. R. (2019). Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Pengungkapan Diri

Pada Remaja Pengguna Media Sosial Instagram. Empati, 9(1), 52–57. file:///C:/Users/Nicky

Victory/Downloads/26921-55923-1-SM(1).pdf

Stephanie, C. (2021). Riset Ungkap Lebih dari Separuh Penduduk Indonesia. Kompas.Com.

https://tekno.kompas.com/read/2021/02/24/08050027/riset-ungkap-lebih-dari-separuh-

penduduk-indonesia-melek-media-sosial

Griffin, E. (2019). A First Look At Communication Theory. New York: McGraw-Hill


Education.
West, R. L. (2018). Introduction Communication Theory. New York: McGraw-Hill
Education.
Wood, J. T. (2013). Komunikasi interpersonal : interaksi keseharian. Salemba Humantika.

McQuail, D. (2011). Teori Komunikasi Massa (6th ed.). Salemba Humantika.

Anda mungkin juga menyukai