Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH INTENSITAS MENGAKSES MEDIA SOSIAL YOUTUBE TERHADAP

TINGKAT PRESTASI BELAJAR SISWA

I. LATAR BELAKANG
Kemampuan berkonsentrasi sangat diperlukan dalam aktivitas belajar. Jika
diperhatikan, keluhan paling umum yang sering terjadi dalam aktivitas belajar
dikalangan pelajar dan mahasiswa adalah tidak bisa konsentrasi. Di setiap aktivitas
belajar, baik itu di kelas atau di rumah, juga saat belajar sendiri, diperlukan
konsentrasi yang tinggi. Sulitnya seseorang berkonsentrasi dalam aktivitas belajar
dapat disebabkan adanya gangguan dari luar seperti mengakses YouTube melalui
gadget yang mereka miliki saat saat aktivitas belajar akan, dan sedang berlangsung
(Thabrany, 1995:32). Kemajuan teknologi internet terutama media sosial terus
meningkat dan terus memberi kemudahan seperti mempermudah kegiatan belajar,
meningkatkan kreativitas dan menjadi sumber motivasi serta inspirasi bagi
penggunanya.
Kehadiran media sosial telah membawa pengaruh tersendiri terhadap kegiatan yang
dilakukan oleh masyarakat saat ini. Seiring dengan perkembangan zaman sosial media
harus mampu menjawab kebutuhan masyarakat khususnya bagi peserta didik. Sosial media
diharapkan tidak hanya mampu mengubah cara pandang dan perilaku dalam komunikasi
antar pertemanan saja tetapi harus mampu meningkatkan kualitas hidup peserta didik baik
dalam hal perilaku maupun kualitas belajar.
Pengaruh dari penggunaan sosial media sendiri sangat beragam, baik itu positif
maupun dampak negatifnya, Dampak positif yang ditimbulkan antara lain dapat dengan
mudah menjaring pertemanan, dapat digunakan sebagai media promosi, sebagai media
komunikasi dengan teman, dapat digunakan sebagai alternatif untuk mencari informasi
baik itu berita terkini, pendidikan teknologi serta dapat memperluas jaringan pertemanan
diantara siswa (Arief Rohmadi: 2016). Maka dari itu peneliti merumuskan untuk meneliti
hubungan intensitas mengakses media social tingkat prestasi belajar siswa.

II. PERUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, dapat dirumuskan permasalahan yaitu
“Bagaimana hubungan intensitas mengakses media social youtube terhadap tingkat prestasi
belajar siswa?”
III. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah mengetahui hubungan intensitas mengakses media sosial youtube
terhadap tingkat prestasi belajar siswa.

IV. MANFAAT PENELITIAN


Meninjau dari latar belakang dan tujuan penelitian, maka diharapkan
penelitian ini dapat memberikan manfaat yaitu sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dpat menambah dan memperluas wawasan,
pengetahuan tentang pengaruh jejaring sosial khususnya youtube terhadap
khalayak, serta memberikan penjelasan kajian teori dari pengaruh intensitas
mengakses media social youtube.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan memberikan masukan dan evaluasi bagi
masyarakat luas mengenai peran dan pengaruh media sosial khususnya youtube
terhadap tingkat prestasi belajar. Penelitian diharapkan bermanfaat bagi
masyarakat agar dapat mengambil sisi positif dari media sosial youtube.
3. Manfaat Sosial
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan arahan kepada masyarakat
secara umum dalam memahami pengaruh intensitas mengakses media sosial
youtube terhadap tingkat prestasi belajar siswa.

V. KERANGKA TEORI

a. State of the Art


Penelitian sebelumnya berfungsi untuk analisa dan memperkaya
pembahasan penelitian, serta membedakannya dengan penelitian yang sedang
dilakukan. Dalam penelitian ini disertakan 3 jurnal penelitian sebelumnya yang
berhubungan dengan konsep pengaruh terpaan iklan atau promosi. Jurnal tersebut
antara lain ;
1. Penelitian dengan judul Pengaruh Intensitas Mengakses Media Sosial
Youtube dan Komunikasi Peer Group Terhadap Prestasi Belajar Siswa.
Diteliti oleh Anggita Primartiwi – Agus Naryoso pada tahun 2019 yang
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif intensitas mengakses media
sosial Youtube terhadap prestasi belajar siswa dengan kontribusi varibabel
intensitas mengakses media sosial Youtube terhadap prestasi belajar siswa
sebesar 4,9%. Sedangkan intensitas komunikasi peer group menunjukan
hasil yang tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar. Untuk
penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengkaji lebih mengenai faktor-
faktor lain diluar faktor yang diteliti yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa.
2. Penelitian dengan judul Hubungan Intensitas Mengakses Sosial Media
Terhadap Perilaku Belajar Mata Pelajaran Produktif Pada Siswa Kelas XI
Jasa Boga Di SMK 3 Klaten. Diteliti oleh Yuzi Akbari Vindita Riyanti pada
tahun 2016 yang menceritakan mengenai aspek Intensitas mengakses sosial
media masuk kategori tinggi. Ada lima kategori yang ditetapkan, aspek
intensitas mengakses sosial media pada siswa kelas XI Jasa Boga di SMK N
3 Klaten masuk dalam kategori sangat tinggi, tinggi, sedang dan rendah
dengan kategori sangat tinggi.
3. Penelitian dengan judul The Impact of Social Media Usage On Geography
Learning Achievment. Diteliti oleh Andi Aulia Tifani pada tahun 2019
dengan tujuan untuk mengetahui intensitas penggunaan media sosial siswa
Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Palopo dan mengetahui pengaruh
penggunaan media sosial terhadap hasil belajar geografi siswa. Adapun
variabel dalam penelitian ini yaitu penggunaan media sosial yang terdiri dari
4 indikator yaitu 1) akun media sosial yang dimiliki, 2) intensitas mengakses
media sosial, 3) kegunaan media sosial, dan 4) dampak penggunaan media
sosial.

b. Landasan Teori
1. Definisi Media Sosial
Definisi media sosial adalah medium di internet yang memungkinkan pengguna
merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi
dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual (Nasrullah, 20016: 11).
Berikut adalah definisi media sosial yang berasal dari berbagai literatur penelitian (Fuchs,
2014: 35-36) Menurut Mandibergh (2012), media sosial adalah media yang mewadahi kerja
sama di antara pengguna, yang menghasilkan konten (user-generated content).
Sedangkan Menurut Van Dijk (2013), media sosial adalah platform media yang
berfokus pada pemenuhan fasilitas untuk pengguna agar mereka dapat terus eksis dalam
beraktivitas maupun kolaborasi. Karena itu, media sosial dapat disebut juga medium
(fasilitator) online, yang kemudian menguatkan hubungan antar pengguna sekaligus
sebagai sebuah ikatan sosial. Mike dan Young (2012) mengartikan media sosial sebagai
konvergensi antara komunikasi personal dalam arti saling berbagi di antara individu (to be
shared one-to-one) dan media publik untuk berbagi kepada siapa saja tanpa ada kekhususan
individu.
2. Dedinisi Youtube
Sesuai dengan jenis-jenis media sosial yang telah disebutkan di atas, YouTube
termasuk ke dalam jenis media sharing. Begitu banyak video telah dibagikan melalui situs
YouTube. Saat ini pengguna YouTube rata- rata dalam setiap menitnya mengunggah 72
jam video ke situs ini, dan hingga kini YouTube menguasai 60% dari jumlah total penikmat
video online dan menjadi situs video content sharing terbesar di dunia. YouTube telah
diakses dari berbagai belahan dunia dan memiliki empat miliar video serta 800 juta
pengguna (Puntoadi 2011: 42).
YouTube adalah situs video online yang menyediakan berbagai informasi berupa
gambar bergerak dan bisa diandalkan. YouTube disediakan bagi siapapun yang akan
mencari informasi video dan menontonnya langsung. Pengunjung juga dapat berpartisipasi
dengan cara mengunggah video ke server YouTube, dan kemudian membaginya ke seluruh
dunia (Baskoro, 2009: 58).
3. Intensitas Mengakses YouTube
Intensitas berarti keadaan tingkatan atau ukuran intensnya terhadap sesuatu. Sedangkan
intens sendiri berarti hebat atau sangat kuat (kekuatan, efek), tinggi, bergelora, penuh
semangat, berapi-api, berkobar-kobar (tentang perasaan), sangat emosional (tentang
orang). Atau dengan kata lain dapat diartikan dengan sungguh-sungguh dan terus-menerus
mengerjakan sesuatu hingga memperoleh hasil yang optimal (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2005:438).
Intensitas juga dapat diartikan sebagai kekuatan yang mendukung suatu pendapat atau
sikap (Chaplin, 2009:254). Sedangkan menurut Arthur S. Reber dan Emily S. Reber,
intensitas (intensity) adalah kekuatan dari perilaku yang dipancarkan. Pengertian ini umum
di dalam studi-studi behavioris tentang pembelajaran dan pengkondisian (Reber, 210:480).
Andarwati dan Sankarto (2005:11) mengemukakan aspek intensitas mengakses internet
yaitu:
a. Durasi
Durasi adalah gambaran seberapa lama individu mengakses internet dengan
berbagai tujuan. Durasi penggunaan dinyatakan dalam satuan kurun waktu misalnya per
menit, atau per jam.
b. Frekuensi
Frekuensi adalah gambaran seberapa sering individu mengakses internet
dengan berbagai tujuan. Frekuensi penggunaan dinyatakan dalam satuan kurun waktu
tertentu misalnya per hari, per minggu, atau per bulan.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menggunakan aspek durasi (lama


akses) dan frekuensi (tingkat keseringan) untuk mengukur intensitas responden dalam
menggunakan fasilitas yang disediakan YouTube.

4. Definisi Prestasi Belajar


Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni prestasi
dan belajar. Untuk memahami lebih jauh tentang pengertian prestasi belajar,
peneliti menjabarkan makna dari kedua kata tersebut.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengertian prestasi adalah hasil yang
telah dicapai(dari yang telah diakukan, dikerjakan, dan sebagainya) (1991: 787).
Sedangkan menurut Saiful Bahri Djamarah (1994: 20-21) dalam bukunya Prestasi
Belajar dan Kompetensi Guru, bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat
diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan
jalan keuletan kerja. Dalam buku yang sama Nasrun harahap, berpendapat bahwa
prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa
berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa.
5. Hubungan Intensitas Mengakses Media Sosial Youtube dan Prestasi Belajar
Teori yang digunakan untuk menjelaskan fenomena ini adalah Social Media
Framework Theory yang dikemukakan oleh Lynn A. McFarland dan Robert E.
Ployhart University of South Carolina. Teori ini menjelaskan bahwa media sosial
memberikan wawasan baru tentang bagaimana media sosial mempengaruhi
kognitif, afektif, dan behaviour orang-orang dalam organisasi dan dalam
hubungannya dengan konteks organisasi (McFarland dan Ployhart, 2015: 1653).
Setiap platform media sosial (Facebook, Youtube, Instagram) yang berbeda
memiliki karakteristik dan fitur yang berbeda pula sehingga menciptakan peluang
dan kendala yang berbeda pada perilaku penggunanya.

VI. HIPOTESIS
Menurut Sugiyono, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empirirs
yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Hipotesis penelitian sangat diperlukan untuk memberikan arahan kepada
penulis. Melalui hipotesis, penulis dapat memperoleh gambaran sementara tentang
kemungkinan jawaban dari permasalahan yang sedang dihadapi. Hipotesis bukan
merupakan kesimpulan akhir yang telah pasti benar, tetapi hal ini perlu dibuktikan
kebenarannya terlebih dahulu melalui penelitian. Berdasarkan uraian tersebut,
maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara intensitas mengakses media sosial
youtube terhadap tingkat prestasi belajar siswa.
H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara intensitas mengakses media
sosial youtube terhadap tingkat prestasi belajar siswa.

VII. DEFINISI KONSEPTUAL


Untuk memeberikan batasan-batasan yang lebih jelas dari masing-masing
konsep guna menghindari adanya salah pengertian, maka definisi konsep yang
digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan kerangka pemikiran yang telah
dikemukakan. Adapun yang menjadi definisi konsep dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Intensitas mengakses media sosial youtube
Pada variabel ini intensitas berarti suatu sifat kuantitatif dari suatu
penginderaan yang berhubungan dengan intensitas perangsangnya. Indikator dalam
intensitas mengakses sosial media adalah motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik,
durasi kegiatan, frekuensi kegiatan, arah sikap, minat dan presentasi yang termasuk
didalamnya gairah, keinginan, harapan yang keras dari maksud rencana, cita-cita atau
sasaran, target yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan.
2. Prestasi belajar siswa
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni
prestasi dan belajar. Untuk memahami lebih jauh tentang pengertian prestasi
belajar, peneliti menjabarkan makna dari kedua kata tersebut.

VIII. DEFINISI OPERASIONAL


1. Intensitas mengakses media sosial youtube
Mengemukakan aspek intensitas mengakses internet yaitu:
a. Durasi
Durasi adalah gambaran seberapa lama individu mengakses internet dengan
berbagai tujuan. Durasi penggunaan dinyatakan dalam satuan kurun waktu misalnya
per menit, atau per jam.
b. Frekuensi
Frekuensi adalah gambaran seberapa sering individu mengakses internet
dengan berbagai tujuan. Frekuensi penggunaan dinyatakan dalam satuan kurun
waktu tertentu misalnya per hari, per minggu, atau per bulan.

2. Tingkat prestasi belajar siswa


Prestasi merupakan kemampuan nyata seseorang dalam belajar geografi sebagai
hasil dari melakukan atau usaha dari kegiatan tertentu dan dapat diukur hasilnya.
Untuk mengukur prestasi belajar ini nilai diambil dari nilai ulangan harian siswa
materi tentang bumi dan perkembangannya, berupa nilai tinggi, sedang dan rendah
dengan skala tertentu.

IX. METODA PENELITIAN


1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
korelasional. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:270). Metode korelasional
adalah suatu alat statistik, yang digunakan untuk membandingkan hasil
pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat
hubungan antara variabel-variabel ini. Metode korelasi ini bertujuan untuk
menemukan ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih.
Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah Variabel Bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah intensitas mengakses media sosial
youtube dan Variabel terikat (Y) atau dependent variable dalam penelitian ini
adalah tingkat prestasi belajar siswa.
2. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:230) bahwa populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Berdasarkan pendapat tersebut, maka yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Sekolah Menengah
Atas (SMA) yang menggunakan media sosial youtube yang berada di kota
Semarang.
3. Sampel
Dalam menentukan besarnya sampel penelitian ini, penulis berpegang
pada pendapat Suharsimi Arikunto (2006:107) yang menyatakan bahwa “jika
subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Dan jika subyeknya lebih dari 100 diambil 10-
15% atau 20- 25% ataupun lebih”. Pengambilan sampel menggunakan teknik
proporsional random sampling yaitu pengambilan sampel dengan
memperhatikan jumlah populasi tiap-tiap kelas yang dilakukan secara acak
(random) untuk menentukan jumlah sampel tiap-tiap kelas. Adapun cara
pengambilan sampel melalui undian dengan menulis nama-nama responden
pada kertas kecil, kemudian digulung dan dimasukkan kedalam kotak atau gelas
dan diundi nama yang keluar diambil sebagai responden untuk sampel tiap-tiap
kelas dan dilakukan pengundian lagi untuk mendapatkan nama responden yang
lain sampai sampelnya terpenuhi. Sampel yang diambil dalam penelitian ini
adalah 50% dari jumlah masing-masing kelas.

X. SUMBER DATA PENELITIAN


Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data. Dalam
penelitian ini yang menjadi sumber data adalah para remaja yang aktif
menggunakan sosial media youtube dengan memberikan kuesioner kepada
responden.

XI. TEKNIK DAN ALAT PENGUMPULAN DATA


1. Teknik pengumpulan data
Angket
Menurut Sugiyono (2009 : 199) mengemukakan bahwa “angket
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab”. Angket dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai intensitas
para siswa dalam mengakses media sosial youtube terhadap tingkat prestasi
belajar siswa, secara langsung dari responden melalui beberapa pertanyaan.
2. Alat Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan kuesioner berisi pertanyaan dan pilihan
jawaban yang telah disediakan sebagai alat untuk mengumpulkan data.

XII. TEKNIK PENGOLAHAN DATA


Setelah semua data selesai dikumpulkan dengan lengkap, maka tahap selanjutnya
adalah tahap pengolahan data. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Editing
Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah dikumpulkan dari
lapangan. Jadi, setelah kuesioner diisi dan dikembalikan oleh responden, penulis
segera meneliti satu persatu kuesioner yang dikembalikan. Penulis berusaha
meneliti sedetail mungkin terhadap kuesioner yang telah disebarkan kepada
populasi yang ada. Hal ini dilakukan untuk menghindari dari kesalahan ataupun
kekurangan data penelitian.
b. Skoring
Setelah tahap editing, maka selanjutnya adalah skoring. Yang dimaksud dengan
skoring adalah memberikan skor terhadap item-item pernyataan yang terdapat pada
kuesioner. Setiap jawaban mempunyai angka kode sendiri untuk menghitung data.
c. Tabulating
Tahap selanjutnya dari proses pengolahan data adalah tabulating. Tabulating
yaitu memasukkan data yang terkumpul pada tabel-tabel kemudian menghitungnya
sesuai angka-angka yang didapat. Setelah proses persiapan data dilakukan, kegiatan
selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data tersebut ke dalam bentuk
statistik, baik itu frekuensi maupun persentase.

XIII. ANALISIS DATA


1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen yang
digunakan sebagai alat pengumpul data berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov dengan SPSS 22. Kriteria pengujian: membandingkan
harga < dengan dk=k-1 dan a = 0,05 maka variabel tersebut berdistribusi normal
dan sebaliknya jika > maka variabel tersebut berdistribusi tidak normal.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad,Aslam. 2017. Pengaruh Antara Penggunaan Media Sosial Terhadap Prestasi Belajar Pada
SIswa SMA Negeri 1 Enrekang Dan MA Muhammadiyah Kalosi, Kabupaten Enrekang Tahun AJaran
2017/2018. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Makassar.

Ardi,Venti. 2016. Pengaruh Penggunaan Jejaring Sosial Dalam Internet Terhadap Intensitas Belajar
Siswa Kelas XI Ips DI SMA Kristen Purwodadi. Artikel Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga.

Moleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda. 2007.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Diakses pada tanggal 07 November 2019 https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-


online/article/view/24132

Anda mungkin juga menyukai