Anda di halaman 1dari 9

TRIADIK,

VOLUME 18, No.1, APRIL 2019

MOTIVASI BELAJAR SISWA DI TINJAU DARI INTENSITAS PENGGUNAAN


MEDIA SOSIAL PADA REMAJA
Christin M J Manalu, Rita Sinthia
Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bengkulu
christinmjm@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan motivasi belajar siswa ditinjau dari
intensitas penggunaan media sosial pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 21 Kota Bengkulu.
Metode pada penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif komparatif. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling.
Sampel dalam penelitian ini adalah empat kelas dari kelas VIII SMP Negeri 21 Kota
Bengkulu, yang telah dirandom. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
instrumen angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah jenis uji statistik parametrik
atau uji-t. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan
motivasi belajar yang signifikan pada siswa kelas VIII yang ditinjau dari intensitas
penggunaan media sosial. Hal ini terlihat dari hasil uji hipotesis dengan uji beda (t-test) thitung
= 3,217, dengan p = 0,002, dan ttabel = 1,65481, maka thitung > ttabel, sehingga dapat
disimpulkan Ada perbedaan motivasi belajar siswa yang intensitas penggunaan media
sosialnya tinggi dengan siswa yang intensitas penggunaan media sosialnya rendah.
Kata kunci: intensitas penggunaan media sosial, motivasi belajar.

Abstract
STUDENT LEARNING MOTIVATION REVIEWED FROM INTENSITY OF THE
USE SOCIAL MEDIA IN THE STUDENTS OF 21st JUNIOR HIGH SCHOOL,
BENGKULU CITY
This study aimed to determine the comparative of student learning motivation that reviewed
from intensity of using social media on the student class 8th of 21st Junior High School,
Bengkulu City. The method is quantitative research method with the comparative design
research. The sample in this research is four class of class 8th that has been random. Data
collection technique is using questionnaire. Data analysis technique used is the parametric or
t-test statistic. The results obtained in this study showed that there is a significant differences
of learning motivation of class 8th that reviewed from intensity of the use social media. It is
seen from the result of analysis data by independent sample t-test = 3,217, with p value =
0,002, and t-table = 1,65481, then tvalue < ttable, so it can be concluded that, there is a
difference the student learning motivation between the high intensity of use social media and
the low intensity of use social media.
Keywords : intensty of using social media, learning motivation.

PENDAHULUAN yang lainnya. Manusia memiliki periode


Manusia adalah makhluk sosial dalam kehidupan, masa remaja merupakan
yang saling bergantung antara satu dengan periode yang penting dalam rentang

TRIADIK 75
Motivasi Belajar Siswa Di Tinjau Dari Intensitas Penggunaan Media Sosial Pada Remaja

kehidupan manusia karena remaja bukan dalam belajar, adanya kegiatan yang
lagi seorang anak dan bukan juga orang menarik dalam belajar, dan lingkungan
dewasa. Menurut Hurlock (1980), masa belajar yang kondusif. Permasalahan
remaja sering pula disebut adolesensi kurang motivasi belajar terjadi pada
(lat.Adolescere = adultus; menjadi dewasa remaja di tingkat SMP. Salah satu latar
atau dalam perkembangan menjadi belakang kurangnya motivasi belajar dari
dewasa). Jadi remaja adalah masa yang telah diamati, yang menarik perhatian
peralihan dari masa kanak-kanak menuju peneliti adalah media sosial.
masa dewasa yang merupakan masa Media sosial merupakan salah satu
pembelajaran diri dalam aspek intelegensi, bukti realitas sosial di dunia maya dengan
sosial, dan pembentukan kepribadiannya. menggunakan kecanggihan teknologi.
Dalam pembelajaran terdapat Media sosial juga memberikan kontribusi
motivasi belajar. Menurut Winkel (2004), dalam aspek kehidupan, termasuk dalam
motivasi belajar adalah keseluruhan daya pendidikan. Media sosial telah menjadi
penggerak didalam diri siswa untuk salah satu alasan yang membedakan setiap
menumbuhkan kegiatan belajar dan motivasi siswa untuk belajar. Media sosial
memberikan arah pada kegiatan belajar itu, mendominasi konten internet sebagai yang
agar tujuan yang dikehendaki siswa dapat paling sering diakses oleh masyarakat
tercapai. Pada perkembangan teknologi Indonesia terutama remaja. Tercatat 97,4
masa kini, banyak remaja mengalami persen orang Indonesia mengakses akun
perbedaan motivasi belajar di sekolah. media sosial (Sugiharto, 2016).
Para siswa lebih mementingkan bermain Bagi kalangan remaja media sosial
dengan media sosial mereka dari pada sudah menjadi candu. Tiada hari tanpa
belajar. Motivasi belajar adalah sesuatu membuka media sosial, bahkan hampir 24
yang mendorong, menggerakkan dan jam tidak terlepas dari smartphone. Media
mengarahkan siswa dalam belajar sosial terbesar yang paling sering
(Endang, 2010). digunakan oleh kalangan remaja antara
Motivasi dalam belajar memiliki lain; Facebook, BlackberryMessenger,
beberapa aspek (Chernis & Goleman, Instagram, dan WhatsApp. Masing-masing
2001) disimpulkan bahwa aspek-aspek dari mempunyai keunggulan yang menarik
motivasi belajar adalah adanya hasrat dan banyak perhatian pengguna media sosial.
keinginan untuk berhasil, adanya dorongan Hal tersebut bisa tampak pada aktivitas
dan kebutuhan dalam belajar, adanya cita- mereka di sekolah. Dalam hal ini peneliti
cita masa depan, adanya penghargaan melihat motivasi belajar siswa di sekolah

76 TRIADIK
Manalu, Sinthia

dapat dipengaruhi oleh media sosial.


Seberapa sering siswa menggunakan atau METODE
mengakses media sosialnya. Untuk Metode penelitian ini peneliti
mengukur intensitas penggunaan media menggunakan jenis penelitian kuantitatif
sosial, peneliti membaginya pada dua dengan jenis penelitian komparatif.
skala, yaitu tinggi dan rendah. Skala tinggi Penelitian komparatif adalah penelitian
ditunjukkan pada penggunaan media sosial yang bersifat membandingkan. Penelitian
5 jam atau lebih dalam sehari, sedangkan ini dilakukan untuk membandingkan
skala rendah ditunjukkan pada penggunaan persamaan dan perbedaan dua atau lebih
media sosial kurang dari 5 jam dalam fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang
sehari. intensitas penggunaan media sosial diteliti berdasarkan kerangka pemikiran
adalah pengukuran penggunaan atau tertentu. Pada penelitian ini variabelnya
pengaksesan akun media sosial, dilihat dari masih mandiri tetapi untuk sampel yang
frekuensi, durasi, dan isi. lebih dari satu atau dalam waktu yang
Dari permasalahan diatas, peneliti berbeda.
ingin melihat perbedaan motivasi belajar Menurut Nazir (2005: 58) penelitian
yang menggunakan media sosial dengan komparatif adalah sejenis penelitian
yang jarang menggunakan media sosial. deskriptif yang ingin mencari jawaban
Dan penelitian ini akan dilakukan di SMP secara mendasar tentang sebab-akibat,
Negeri 21 Kota Bengkulu. Berdasarkan dengan menganalisis faktor-faktor
latar belakang tersebut, peneliti akan penyebab terjadinya ataupun munculnya
melakukan penelitian berjudul “Studi suatu fenomena tertentu. Jadi penelitian
Perbandingan Motivasi Belajar Siswa komparatif adalah jenis penelitian yang
Ditinjau Dari Intensitas Penggunaan Media digunakan untuk membandingkan antara
Sosial Pada Siswa SMP Negeri 21 Kota dua kelompok atau lebih dari suatu
Bengkulu”. Dengan rumusan masalah variabel tertentu.
“Apakah ada perbedaan motivasi belajar Desain dasar penelitian komparatif
antara siswa yang menggunakan media adalah sangat sederhana dan walaupun
sosial dengan intensitas penggunaan media variabel bebas tidak dimanipulasi, ada
sosial yang tinggi dan yang rendah?”, dan prosedur kontrol yang dapat diterapkan.
tujuan penelitian “Untuk mendeskripsikan Studi komparatif juga melibatkan variasi
perbedaan motivasi belajar siswa yang teknik statistik yang luas. Desain dasar
ditinjau dari intensitas penggunaan media penelitian kompratif melibatkan pemilihan
sosial yang tinggi dan rendah”. dua kelompok yang berbeda beberapa

TRIADIK 77
Motivasi Belajar Siswa Di Tinjau Dari Intensitas Penggunaan Media Sosial Pada Remaja

variabel terikat. Kedua kelompok mungkin menggunakan skala likert. Menurut


berbeda, satu kelompok memiliki Sugiyono (2012:93) skala likert
karakteristik yang tidak dimiliki kelompok merupakan metode pengukuran yang
lain. Atau kedua kelompok berbeda dalam digunakan untuk mengukur sikap,
tingkatan; satu kelompok memiliki lebih pendapat, dan persepsi seseorang atau
dari satu karakteristik daripada kelompok kelompok orang tentang fenomena sosial.
lain atau kedua kelompok mungkin Dalam penelitian ini uji validitas dan
memiliki perbedaan jenis pengalaman. reliabilitas dilakukan secara beramaan
Tempat penelitian dilaksanakan di dengan menggunakan teknik Cronbach
SMP Negeri 21 Kota Bengkulu. Waktu Alpha yang dilakukan dengan program
penelitian telah dilakasanakan pada 22 aplikasi SPSS. Jika alpha Cronbach > 0,70
sampai 27 Oktober 2018. Subjek penelitian maka instrumen reliabel (Ghozali, 2012).
pada peneltian ini adalah siswa kelas VIII Untuk melihat kevalidan item, peneliti
SMPN 21 Kota Bengkulu, dengan diambil menggunakan corrected item-total
berdasarkan metode random sampling, correlation > 0,30.
diperoleh lima kelas yang akan dijadikan Teknik analisis data untuk
sampel, yaitu kelas 8.1, 8.2, 8.4, 8.5, 8.6, menghitung skor motivasi belajar
dengan jumlah 154 siswa. menggunakan ketentuan skor pendekatan
Teknik pengumpulan data yang skala likert (Sudjana, 2006: 108). Untuk
digunakan oleh peneliti adalah kuesioner. menganalisis perbandingannya
Kuesioner ialah suatu bentuk instrumen menggunakan program aplikasi SPSS versi
pengumpulan data dalam format 16. Dalam pengujian perbedaan, penelitian
pertanyaan tertulis yang dilengkapi dengan ini menggunakan jenis uji statistik
kolom dimana responden akan parametrik. Statistik parametrik menguji
memberikan jawaban atas pertanyaan yang hipotesis mengenai perbedaan antar
diarahkan kepadanya (Sukaria, 2012: 171). variabel atau sampel yang diteliti. Analisis
Peneliti memilih kuesioner karena ini sering dikenal dengan uji-t atau t-test,
dianggap lebih efisien. Data dalam untuk mendapat hasil perbedaan motivasi
penelitian ini diperoleh dari sumber data belajar siswa yang intensitas penggunaan
primer (primary data). Data primer adalah media sosialnya tinggi (lebih dari 5 jam
data dan informasi yang di peroleh dari per hari) dengan yang intensitas
tangan pertama yaitu dari sumber utama penggunaan media sosial nya rendah
data oleh peneliti (Sukaria, 2012: 138). (kurang dari 5 jam per hari). Pengambilan
Kuesioner tentang motivasi belajar ini keputusan dari uji beda atau uji t adalah

78 TRIADIK
Manalu, Sinthia

jika thitung > ttabel, maka H1 diterima; H0 Sehingga dapat kita masukkan pada
ditolak dan jika thitung < ttabel, maka H1 tabel kelas interval sebagai berikut:
ditolak; H0 diterima. Dalam hal ini Tabel 1 Kelas Interval
menggunakan taraf nyata α = 5%. No
Kelas
Frekuensi Persentasi Kriteria
Interval

Sangat
HASIL DAN PEMBAHASAN 1 42 – 75 - - Tidak
Baik
Pengumpulan data dilakukan
Tidak
dengan menyebar angket online. Angket 2 76 – 109 9 6%
Baik
tersebut dibuat dengan menggunakan salah
110 – Kurang
3 27 17,5 %
satu fasilitas yang disediakan oleh google, 145 Baik

yaitu google form. Tautan angket online 144 –


4 89 57,7 % Baik
177
disebar melalui grup kelas whatsapp dan
178 – Sangat
facebook yang sudah ada. Dalam proses 5 29 18,8 %
211 Baik
memperoleh data, peneliti terlebih dahulu
mengklasifikasikan skor dalam pengisian Hasil yang telah diperoleh tersebut
instrumen angket. Angket yang diberikan jika ditinjau dari intensitas penggunaan
menggunakan skala Likert yang memiliki media sosial, dapat dilihat seperti pada
lima jawaban yaitu Sangat Setuju, Setuju, tabel berikut:
Kurang Setuju, Tidak Setuju, dan Sangat
Tabel 2 Motivasi Belajar
Tidak Setuju. Dan jenis pernyataan dalam
Intensitas
angket ada dua yaitu pernyataan positif Penggunaan Tinggi Rendah Total
Media Sosial
(favorable) dan peryataan negatif
Sangat
10 19 29
(unfavorable). Baik
Baik 23 66 89
Untuk mengetahui motivasi belajar
Kurang
siswa kelas VIII di SMPN 21 Kota Motivasi 9 18 27
Baik
Belajar
Tidak
Bengkulu, hasil data yang diperoleh dari Baik
9 - 9

angket motivasi belajar dibagikan pada 5 Sangat


Tidak - - -
kelas interval dengan 5 kategori, dengan Baik
Total 51 103 154
rumus yang diadopsi dari Sudjana (2006:
108).
Keabsahan data (goodness of data)
a. Skor terendah = 42 x 1 = 42
sebuah penelitian merupakan fondasi dari
b. Skor tertinggi = 42 x 5 = 210
mutu hasil penelitian (Sukaria, 2012: 215).
c. R = 210 – 42 = 168
Pengujian keabsahan data mempunyai dua
d. I = 168 / 5 = 33,6 ≈ 34

TRIADIK 79
Motivasi Belajar Siswa Di Tinjau Dari Intensitas Penggunaan Media Sosial Pada Remaja

dimensi yaitu pengujian kesahihan data media sosialya tinggi dengan intensitas
(data validity testing) dan pengujian penggunaan media sosial yang rendah.
kehandalan data (data reliability testing). Penelitian ini tentang perbandingan
Hasil uji validitas dan reliabilitas motivasi belajar siswa yang ditinjau dari
diperoleh 42 item valid dan nilai intensitas penggunaan media sosial, dalam
reliabilitas 0,945. Seperti pada table hal ini intensitas penggunaan media sosial
berikut: dibagi pada dua bagian yaitu tinggi dan
rendah. Penelitian ini bertujuan untuk
Tabel 3 Reliabilitas
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
Cronbach's Alpha N of Items motivasi belajar yang signifikan antara
0.945 42 siswa yang intensitas penggunaan media
sosial yang rendah dengan siswa yang
Uji normalitas digunakan untuk intensitas penggunaan media sosial yang
menguji apakah data penelitian tinggi. Untuk mengetahui hal tersebut,
berdistribusi normal atau tidak (Ghozali, peneliti terlebih dahulu harus mengetahui
2011). Untuk mendeteksi kenormalan data, bagaimana motivasi belajar siswa kelas
digunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Data VIII di SMP Negeri 21 Kota Bengkulu.
yang berdistribusi normal memiliki p- Kemudian bagaimana penggunaan media
value > 0,05, sebaliknya data yang sosial pada siswa kelas VIII tersebut.
berdistribusi tidak normal memiliki p- Peneliti menyebar angket yang
value < 0,05. sudah disediakan. Angket ini bersifat
Uji ini menggunakan Independent online yang memanfaatkan salah satu
Samples T-Test, dengan pembeda jumlah fasilitas dari kemajuan media yang
jam penggunaan (1: < 5 jam per hari; 2: > berbasis internet, yaitu google form. Setiap
5 jam per hari). Berdasarkan hasil siswa kelas sampel dapat mengakses
pengujian hipotesis tersebut diketahui angket online ini melalui tautan yang
bahwa thitung : 3,217, dengan signifikansi dibagikan peneliti melalui media sosial
dua arah 0,002. Jika dibandingkan thitung > WhatsApp dan Facebook. Dari hasil yang
ttabel, dalam hal ini ttabel = 1,65481. diperoleh, motivasi belajar siswa kelas
Sehingga memperoleh kesimpulan bahwa VIII SMP Negeri 21 Kota Bengkulu pada
H0 ditolak dan H1 diterima, yakni terdapat umumnya berada pada kriteria Baik
perbedaan motivasi belajar yang signifikan dengan persentasi 57,7 %.
antara siswa yang intensitas penggunaan Kemudian untuk penggunaan
media sosial siswa kelas VIII SMPN 21

80 TRIADIK
Manalu, Sinthia

Kota Bengkulu, peneliti mencantumkan perbedaan motivasi belajar siswa ditinjau


kotak pilihan pada intrumen angket nama- dari intensitas penggunaan media sosial.
nama media sosial yang memungkinkan Jika intensitas penggunaan media sosial,
digunakan oleh para siswa. Siswa dapat maka motivasi belajarnya cenderung
memilih lebih dari satu jenis media sosial rendah, sebaliknya jika intensitas
yang telah disediakan pada kotak pilihan. penggunaan media sosialnya rendah, maka
Dan diperoleh hasil seperti gambar motivasi belajarnya tinggi.
berikut: Dari hasil analisis yang diperoleh,
nilai rata-rata motivasi belajar dari siswa
Gambar 1 Diagram Penggunaan
Media Sosial kelas VIII yang intensitas penggunaan
120 108 109
media sosialnya rendah sebesar 161,67
100
80 (103 Sampel), dan untuk siswa kelas VIII
60 47 40
40 yang intensitas penggunaan media
20 3 4 10
1
0 sosialnya tinggi (51 sampel) memiliki nilai
rata-rata sebesar 149,57.
Setelah dilakukannya
Berdasarkan gambar tersebut, perbandingan, tampak hasil motivasi
siswa kelas VIII rata-rata menggunakan belajar siswa kelas VIII yang ditinjau dari
media sosial facebook dan whatsapp. intensitas penggunaan media sosial, bahwa
Hanya sebagian kecil dari siswa kelas VIII jumlah jam penggunaan media sosial dapat
yang menggunakan media sosial selain berdampak pada motivasi belajar siswa.
facebook dan whatsapp. Kedua media Secara umum, motivasi belajar siswa kelas
sosial ini diyakini oleh para siswa kelas VIII termasuk pada kategori baik, karena
VIII lebih mudah penggunaannya dan sebagian besar dari siswa tersebut masih
dapat berkomunikasi secara kelompok dibatasi dan membatasi diri untuk
dengan fasilitas group chat. mengakses media sosial. Terlihat dari
Dalam menjawab perumusan peraturan sekolah yang tidak
masalah, yaitu apakah ada perbedaan memperbolehkan membawa HP ke sekolah
motivasi belajar siswa yang intensitas dan daripada itu masih ada juga siswa
penggunaan media sosialnya tinggi dengan yang tidak memiliki HP.
yang rendah, dapat dilihat dari hasil
Menurut Schunk dkk. (2012),
penelitian dengan analisis data pengujian
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik
hipotesis. Berdasarkan hasil pengujian
bergantung pada waktu dan konteks.
hipotesis diketahui bahwa terdapat
TRIADIK 81
Motivasi Belajar Siswa Di Tinjau Dari Intensitas Penggunaan Media Sosial Pada Remaja

Terlihat pada penelitian yang dilakukan intensitas penggunaan media sosialnya,


oleh Nurlid desta yeni (2016) yang dalam hal ini intensitas penggunaan dibagi
memperoleh hasil terdapat perbedaan menjadi dua kategori yaitu tinggi dan
motivasi belajar yang signifikan secara rendah. Dan dibuktikan dengan nilai uji
positif terhadap mahasiswa yang aktif beda atau thitung lebih besar dari ttabel (thitung
dengan yang tidak aktif berorganisasi. > ttabel; 3,217 > 1,65481).
Begitu juga pada penelitian ini, konteks
DAFTAR PUSTAKA
intensitas penggunaan media sosial yang
Djamarah, S.B. (2011). Psikologi
digunakan menjadi salah satu faktor
Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
pembeda motivasi belajar siswa, dalam hal Endang Sri Astuti, Resminingsih. (2010).
ini siswa SMP Negeri 21 Kota Bengkulu Bahan Dasar Untuk Pelayanan
Konseling Pada Satuan Pendidikan
kelas VIII, memperoleh hasil yang sama Menengah, Jilid I. Jakarta: PT.
yaitu terdapat perbedaan motivasi belajar Grasindo.
yang signifikan dan positif. Hurlock, E.B. (1980). PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN: Suatu
Pendekatan Sepanjang Rentang
KESIMPULAN
kehidupan. Edisi Kelima.
(diterjemahkan oleh: ). Erlangga:
Berdasarkan analisis hasil Jakarta.
penelitian yang telah dilaksanakan, maka Sardiman, A.M. (2012). Interaksi dan
penulis mengemukakan motivasi belajar Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Kota
Saxena, S. (2014). Social Media can be
Bengkulu rata-rata berada pada kategori Organized in 6 Clear Caegories.
Baik, dengan jumlah siswa 89 siswa dan Diunduh dari
http://www.easymedia.in/social-
persentase sebesar 57,7 persen. Dengan media-canorganized-6-clear-
penggunaan media sosial rata-rata siswa categories/.

menggunakan media sosial facebook (108 Schunk, Pintrich, and Meece. (2012).
Motivasi dalam Pendidikan: Teori,
siswa) dan whatsapp (109 siswa). Dengan Penelitian, dan Aplikasi, Edisi
masing-masing memiliki persentase 34 ketiga. Jakarta: Indeks.

persen. Sinullingga, Sukaria. (2012). Metode


Penelitian. Medan: USU Press.
Berdasarkan hasil dan pembahasan Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-
faktor Yang Mempengaruhi.
dapat disimpulkan bahwa terdapat Jakarta: Rineka Cipta.
perbedaan yang signifikan pada motivasi Sugiharto, B. A. (2016). Pengguna
belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Internet di Indonesia Didominasi
Anak Muda. CNN Indonesia.
Kota Bengkulu yang ditinjau dari Diunduh dari

82 TRIADIK
Manalu, Sinthia

http://www.cnnindonesia.com/tekn Sukardi. (2009). Metodologi Penelitian


ologi/20161024161722-185- Pendidikan: Kompetensi dan
167570/pengguna-internet-di- Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.
indonesia-didominasi-anak-muda/ Sulistyo-Basuki. (2006). Metode
tanggal 19 Januari 2017. Penelitian. Jakarta: Wedatama
Sugiyono. (2013). Metode penelitian Widya Sastra.
kuantitatif kualitatif dan r & d. Uno, Hamzah B. (2012). Teori Motivasi
Bandung: Alfabeta. dan Pengukurannya: Analisis di
Sukardi, Dewa Ketut. (2010). Pengantar bidang pendidikan. Jakarta: PT
Pelaksanaan Program Bimbingan Bumi Aksara.
Dan Konseling Di Sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta.

TRIADIK 83

Anda mungkin juga menyukai