Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di era globalisasi sekarang ini, media sosial menjadi aspek terpenting dalam
kehidupan sehari-hari. Selain menjadi media komunikasi, media sosial juga menjadi
sarana media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran, terutama media
visual sangat diperlukan untuk menyampaikan pesan, merangsang pikiran, perasaan,
dan kemauan siswa sebagai pembelajar. Di samping itu, media dapat meningkatkan
sikap aktif pelajar dalam memberikan tanggapan dan umpan balik, sehingga
motivasi belajar para pelajar bisa meningkat. Sifat media visual realistis dan bisa
dirasakan oleh indera penglihatan. Media visual mampu menyajikan gambaran
menyeluruh dari suatu benda, mulai dari yang bersifat konkret hingga yang sifatnya
abstrak dan sulit ditafsirkan panca indera. Pendidik dapat memaksimalkan
penggunaan media visual untuk menghadirkan pengalaman pembelajaran
menyenangkan.
Namun, media sosial tidak hanya memiliki dampak positif tetapi, memiliki
dampak negatif bagi para penggunanya khusus nya bagi para pelajar. Media sosial
memiliki peran yang cukup besar dalam kehidupan pelajar saat ini. Hampir seluruh
pelajar saat ini kehidupannya bergantung pada media sosial. Oleh karena itu, apa
yang ada dalam media sosial mempengaruhi pola pikir pelajar yang
menggunakannya. Pola pikir tersebut akan berakibat pada perilaku pelajar dan akan
berdampak pada emosi pelajar.
Berdasarkan pemaparan diatas, penulis menyusun Penelitian dengan judul
Pengaruh Media Sosial Pada Emosi Siswa Kelas XI IPS 1 Sma Stella Duce 2
Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Pengaruh media sosial pada emosi siswa kelas XI IPS 1 Sma Stella
Duce 2 Yogyakarta?
b. Bagaimana cara siswa Kelas XI IPS 1 Sma Stella Duce 2 mengatasi pengaruh
media sosial pada emosi pelajar?
c. Bagaimanakah penerapan media sosial dalam pembelajaran dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa?
Rumusan masalah yang diuraikan di atas menunjukkan bahwa peneliti bermaksud
untuk mengetahui:
1. Sebaran persentase dan tingkat pengaruh media sosial pada emosi siswa kelas
XI IPS 1 Sma Stella Duce 2 Yogyakarta.
2. Mengidentifikasi cara siswa kelas XI IPS 1 Sma Stella Duce Yogyakarta
mengatasi Pengaruh Media Sosial Pada Emosi Siswa Kelas XI IPS 1 SMA
Stella Duce 2 Yogyakarta.
3. Menguraikan penerapan media sosial dalam pembelajaran dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu mendeskripsikan pengaruh
media sosial pada emosi siswa kelas XI IPS 1 Sma Stella Duce 2 Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian
a. Bagi guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi topik penelitian
ilmiah dan bahan bagi penelitian yang akan datang
b. Bagi audience
Menjadi acuan untuk memahami bagaimana pengaruh media sosial dan dapat
menjadi pembelajaran bagaimana penggunaan media sosial untuk meraih
prestasi.
E. Batasan Istilah
Batasan istilah sangat dibutuhkan agar penelitian ini berjalan dengan tema dan
tujuan yang telah ditentukan. Jika dilihat dari sudut pandang penafsiran seseorang
terhadap suatu istilah itu berbeda-beda. Untuk menghindari kesalahan pengertian
tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan dan
menjabarkan satu-persatu istilah tersebut. Adapun batasan istilah pada penelitian ini
adalah:
a. Menurut Kamus besar Bahasa indonesia pengaruh adalah daya yang ada atau
timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan,
atau perbuatan seseorang.
b. Menurut Norman Barry, pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan agar bertindak
dengan cara tertentu, terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman
sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang mendorongnya.
c. Menurut M.L. Kent adalah segala bentuk media komunikasi interaktif yang
memungkinkan terjadinya interaksi dua arah dan umpan balik. Sebagai
pengguna isi bersama yang menggunakan teknologi penyiaran berbasis internet
berbeda dari media cetak dan media siaran tradisional (M. Terry 2009).
d. Goleman, 1999 (dalam DR. Nyayu Khodijah) mendefinisikan emosi sebagai
suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk
bertindak.
e. Asmara (2009:11) mengemukakan pengertian prestasi belajar adalah suatu
bentuk pencapaian atas usaha seseorang dalam penguasaan materi,
keterampilan, maupun pengetahuan yang ditunjukkan ataupun diwakilkan dalam
bentuk nilai.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kerangka Teori

Media sosial atau sering juga disebut sebagai sosial media adalah platform digital
yang memfasilitasi penggunanya untuk saling berkomunikasi dan merupakan platform
digital yang menyediakan fasilitas untuk melakukan aktivitas sosial bagi setiap
penggunanya. Media sosial juga merupakan sebuah sarana untuk bersosialisasi satu
sama lain dan dilakukan secara daring yang memungkinkan manusia untuk
saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Media sosial merupakan sarana yang mendukung sebua interaksi sosial dengan
menggunakan teknologi berbasis internet yang bisa mengubah komunikasi menjadi
dialog interaktif seperti menciptakan hubungan komunikasi antara seseorang dan orang
lainnya.
Media sosial menjadikan pola perilaku mengalami pergeseran baik budaya, etika
dan norma yang ada. Selain itu, media sosial pada era sekarang ini telah menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari aktivitas kehidupan sehari-hari dari hampir semua orang.
Lenhart, Smith, Anderson, Duggan, dan Perrin pada tahun 2015 telah mengidentifikasi
bahwa kelompok usia 13-17 tahun merupakan pengguna berat media sosial, dengan
87% memiliki akses ke komputer, dan 58% ke perangkat tablet/smartphone. Namun
perlu diingat kembali bahwa seperti halnya teknologi pada umumnya, penggunaan
media sosial tentunya memiliki pengaruh baik dan buruk pada berbagai aspek
kehidupan penggunanya, terutama pada segi kesehatan mental pengguna. Mengingat
pengguna media sosial sebagian besar adalah anak remaja dan pada usia tersebut
merupakan fase yang sangat penting bagi perkembangan emosional remaja.
B. Hipotesis
Mengutip Hipotesis terbitan Politeknik Kesehatan Surakarta, hipotesis adalah
jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian yang belum tentu benar.
Kemudian, harus dicari atau diteliti.

Ho: Tidak ada pengaruh media sosial pada emosi siswa XI IPS 1 Sma Stella Duce 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2023/2024
Ha: Terdapat Pengaruh media sosial pada emosi siswa XI IPS 1 Sma Stella Duce 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2023/2024

Ho: hipotesis nol


Ha: hipotesis alternatif
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian tentang Pengaruh Media Sosial Pada Emosi Siswa Kelas XI IPS 1 Sma
Stella Duce 2 Yogyakarta Ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Metode kualitatif ini
membahas menggunakan data deskriptif yang membicarakan kemungkinan untuk
memecahkan masalah yang aktual dengan jalan mengumpulkan data, menyusun data
atau mengklasifikasikan data, menganalisa dan menginterpretasikannya (Surakhmad,
1980: 139). Penelitian deskriptif adalah penelitian yang semata-mata hanya berdasarkan
pada fakta yang ada atau fenomena yang memang secara empiris hidup pada penutur-
penuturnya (Sudaryanto, 1986: 62).
Metode deskriptif mencakup beberapa teknik deskriptif, diantaranya adalah
penyelidikan yang menuturkan, menganalisa, dan mengklasifikasikan (Surakhmad,
1980: 139). Penyelidikan dilakukan dengan teknik angket, dan teknik tes. Data pada
penelitian ini dikumpulkan melalui teknik kuesioner. Selanjutnya peneliti memaparkan
hasil tes tersebut. Pada penelitian ini, hal-hal yang akan dideskripsikan adalah Pengaruh
Media Sosial Pada Emosi Siswa Kelas XI IPS 1 Sma Stella Duce 2 Yogyakarta

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Arikunto, 1987: 102). Populasi
dibatasi sekelompok objek atau individu atau peristiwa yang menjadi perhatian peneliti
yang akan dikenai generalisasi penelitian (Soewandi, 1996: 1 melalui Susiyanti, 2004:
22).
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS 1 Sma Stella Duce 2
Yogyakarta, yang terdiri dari satu kelas. Jumlah siswa dalam satu kelas tersebut 33
orang. Dalam penelitian ini semua populasi digunakan sebagai subjek penelitian.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dapat dipakai untuk menyimpulkan,
menggeneralisasikan subjek asal pengambilan itu benarbenar mewakili populasi
(Soewandi, 1996: 1 melalui Susiyanti, 2004: 23). Jumlah populasi siswa kelas XI IPS 1
Sma Stella Duce 2 Yogyakarta sebanyak 33 siswa. Dengan demikian, sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 33 siswa.

C. Teknik Pengumpulan Data


Langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut:
1. Peneliti mengkonsultasikan instrumen yang berupa kuesioner kepada guru
pembimbing bahasa indonesia.
2. Setelah medapat persetujuan, peneliti mengirimkan instrumen berupa kuesioner
kepada siswa kelas XI IPS 1 Sma Stella Duce 2 yogyakarta tahun ajaran 2023/2-24
dan menetapkan batas pengumpulan untuk pengambilan data.
3. Pada batas hari pengumpulan data diadakan pengecekan jawaban yang telah
dikirimkan dan diawasi langsung oleh peneliti
4. Setelah selesai, peneliti mengumpulkan hasil jawaban kuesioner untuk diteliti oleh
peneliti sendiri, setelah itu merumuskan hasil tes.

D. Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian, alat pengambil data (instrumen) menentukan kualitas data
yang dapat dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitiannya, karena itu alat
pengambil data harus mendapatkan penggarapan yang cermat (Suryabrata, 1983: 85).
Instrumen penelitian merupakan alat untuk memperoleh data yang diperlukan dalam
penelitian. Adapun alat yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini
adalah instrumen tes dan menulis karangan. Tes ini dilakukan dengan cara meminta
siswa mengisi dan menjawab kuesioner. Adapun tujuan dari tes ini untuk mengetahui
pengaruh media sosial pada emosi siswa sma stella duce 2, yogyakarta tahun ajaran
2023/2024 dalam menggunakan media sosial. Selama penelitian berlangsung peneliti
mengamati, memberikan kuesioner tentang pengaruh media sosial pada emosi dan
prestasi siswa. Peneliti juga mendampingi dan membantu dalam kesulitan-kesulitan
yang dihadapi oleh siswa saat pengisian kuesioner.
Instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah anda pernah bermedia sosial?
2. Apakah anda pernah seharian tidak menggunakan media sosial?
3. Apakah anda menggunakan media sosial sebagai referensi pembelajaran?
4. Apakah anda selalu menggunakan media sosial sebagai tempat pembelajaran?
5. Apakah anda selalu membuka media sosial saat sedang belajar?
6. Apakah penggunaan media sosial berpengaruh pada prestasi anda?
7. Apakah anda pernah berpikir dampak media sosial terhadap nilai/prestasi anda?
8. Apakah media sosial berpengaruh pada emosi anda?
9. Apakah anda bisa mengatasi pengaruh media sosial pada emosi anda?
10. Bagaimanakah cara mengatasi pengaruh media sosial pada emosi anda?
Keterangan untuk masing-masing instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 1
Persebaran soal pengaruh media sosial pada emosi siswa pada Instrumen 1

No Soal Pernah Tidak Pernah


1 Apakah anda pernah bermedia sosial?
2 Apakah anda selalu update di media sosial?
Apakah anda pernah seharian tidak
3
menggunakan media sosial?
Apakah anda menggunakan media sosial
4
sebagai referensi pembelajaran?
Apakah anda selalu menggunakan media
5
sosial sebagai tempat pembelajaran?
Apakah anda selalu membuka media sosial
6
saat sedang belajar?
Apakah penggunaan media sosial
7
berpengaruh pada prestasi anda?
Apakah anda pernah berpikir dampak media
8
sosial terhadap nilai/prestasi anda?
Apakah media sosial berpengaruh pada
9
emosi anda?
Apakah anda bisa mengatasi pengaruh
10
media sosial pada emosi anda?
Bagaimanakah cara mengatasi pengaruh
11
media sosial pada emosi anda?

Dalam instrumen penelitian ini, intrumen dibagi menjadi dua yaitu yang pertama siswa
menjawab pertanyaan. Kedua siswa menjawab dan mengisi pertanyaan essai berdasarkan
pengalaman mereka sebagai siswa. Seperti table 1 di atas, intrumen penelitian yang pertama
pengaruh dan dampak media sosial bagi mereka dan bagi emosi mereka dan pada soal
instrumen yang kedua yaitu tentang bagaimana cara mengatasi pengaruh media sosial pada
emosi siswa. Hal ini tergantung dari masing-masing siswa dalam menjawab dan mengisi
pertanyaan.

E. Teknik Analisis Data


Moleong (1989: 112), mengemukakan analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian
dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan oleh data.
Teknik pengumpul data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes yaitu tes yang
berupa soal-soal yang berkaitan dengan huruf kapital.Teknik ini dipilih karena
merupakan cara yang tepat untuk mengungkap hasil belajar tentang penggunaan huruf
kapital siswa kelas III SD Wanatirta IV, Paguyangan, Brebes, tahun ajaran 2004/2005.
Analisis data menurut Patton dalam Moleong (1989: 112), adalah proses mengatur
urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian
dasar.
Langkah-langkah dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. jawaban yang dikirimkan melalui goggle form diubah ke bentuk spreadsheet
2. menganalisis jawaban dari setiap jawaban yang dikirimkan dengan menghitung
jumlah jawaban “pernah” dan “tidak pernah” dan menyimpulkan jawaban essai.
3. Membuat presentase dari jawaban setiap nomor untuk mengetahui jawaban
yang dominan.

Rumus mengubah jawaban pernah menjadi bentuk presentase:


PP = Jumlah Pernah /jumlah sample x 100%
Rumus mengubah jawaban tidak pernah menjadi bentuk presentase:
PTP = Jumlah tidak pernah/jumlah sample x 100%
BAB IV
HASIL PENELITI AN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
Deskripsi data adalah menggambarkan data yang ada guna memperoleh bentuk
nyata dari responden, sehingga lebih mudah dimengerti peneliti atau orang lain yang
tertarik dengan hasil penelitian yang dilakukan. Mendeskripsikan informasi dari
responden ini ada dua macam. Jika data yang ada adalah data kualitatif, maka deskripsi
data ini dilakukan dengan cara menyusun dan mengelompokkan data yang ada,
sehingga memberikan gambaran nyata terhadap responden. Jika data tersebut dalam
bentuk kuantitatif atau ditransfer dalam angka maka cara mendeskripsi data dapat
dilakukan dengan menggunakan statistika deskriptif. Tujuan dilakukan analisis
deskriptif dengan menggunakan teknik statistika adalah untuk meringkas data agar
menjadi lebih mudah dilihat dan dimengerti. Analisis data yang paling sederhana dan
sering digunakan oleh peneliti atau pengembang adalah menganalisis data yang ada
dengan menggunakan prinsip-prinsip deskriptif. Dengan menganalisis secara deskriptif
ini mereka dapat mempresentasikan secara ringkas, sederhana, dan lebih mudah
dimengerti.
Sebagaimana telah diuraikan pada bab 1 bahwa tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh media sosial pada emosi siswa kelas XI IPS 1 SMA Stella
Duce 2 Yogyakarta. Peneliti menetapkan tempat penelitian di SMA Stella Duce 2
Yogyakarta karena di sekolah tersebut dekat dengan tempat tinggal dan belum pernah
dilakukan penelitian terkait pengaruh media sosial pada emosi siswa. Dalam penelitian
ini populasi adalah siswa kelas XI. Kemudian menetapkan sampel penelitiannya
berjumlah 15 peserta didik. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu
dengan cara membagikan kuesioner kepada responden.
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diperoleh dengan membagikan kuesioner kepada 15 responden.
Hasil dari kuesioner tersebut adalah sebagai berikut
1. Apakah anda pernah bermedia sosial?

Ya Tidak
7%

93%

2. Apakah anda pernah seharian tidak menggunakan media sosial?

Ya Tidak

20%

80%
3. Apakah anda menggunakan media sosial sebagai referensi pembelajaran?

Ya

100%

4. Apakah anda selalu menggunakan media sosial sebagai tempat pembelajaran?

Ya Tidak

33%

67%

5. Apakah anda selalu membuka media sosial saat sedang belajar?

Ya Tidak

40%

60%
6. Apakah penggunaan media sosial berpengaruh pada prestasi anda?

Ya Tidak

33%

67%

7. Apakah anda pernah berpikir dampak media sosial terhadap nilai/prestasi anda?

Ya Tidak

13%

87%

8. Apakah media sosial berpengaruh pada emosi anda?

Ya Tidak

33%

67%
9. Apakah anda bisa mengatasi pengaruh media sosial pada emosi anda?

Ya Tidak

13%

87%

C. Pembahasan
Media sosial dapat digunakan oleh semua kalangan, mulai dari anak-anak, remaja,
dewasa, hingga lanjut usia pun bisa dengan mudah mengakses jejaring sosial tersebut.
Media sosial memang sangat memudahkan segalanya, dirancang sedemikian rupa untuk
menarik penggunanya agar membuka akun media sosial secara terus menerus, hingga
tak sadar jika media sosial juga memiliki efek buruk pada penggunanya. Sebuah
penelitian yang dilakukan oleh (Twenge, Spitzberg, & Campbell, 2019 ) menemukan
bahwa siswa yang menggunakan media sosial memiliki kerentanan lebih tinggi untuk
mengalami perasaan kesepian (loneliness). Hal ini disebabkan karena interaksi yang
dilakukan melalui media sosial meminimalisir interaksi mereka secara nyata. Tidak
hanya perasaan kesepian, penggunaan media sosial yang berlebihan juga dapat
menyebabkan dampak negatif seperti gangguan emosi, kesehatan mental dan lainnya
(Saragih, 2020). Hoaks, ujaran kebencian, pornografi, sampai cyberbullying juga sangat
mudah ditemukan di media sosial serta dapat berdampak terhadap kondisi psikologis
pengguna media sosial.
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa anak-anak serta remaja di
seluruh dunia mengalami kerentanan untuk mengalami gangguan kesehatan mental
akibat penggunaan media sosial. Mayoritas gangguan mental yang dialami akibat
penggunaan media sosial berlebih yaitu gangguan kecemasan serta depresi (Anjani et
al., 2022). Depresi adalah gangguan suasana hati atau mood yang ditandai dengan rasa
sedih atau tertekan yang berkepanjangan dan kehilangan minat (Weiten et al., 2018).
Menurut survey dari Royal Society for Public Health Inggris (RSPH), salah satu
aplikasi media sosial yang dapat membuat penggunanya merasa cemas, tertekan,
depresi, dan stres adalah Instagram (Utami, 2018). Stres adalah serangkaian proses
perilaku, mental, dan fisik yang terjadi saat organisme berusaha menghadapi peristiwa
lingkungan atau rangsangan yang dianggap mengancam (Grison & Gazzaniga, 2019).
Stres yang memberikan dampak pada kesehatan mental secara keseluruhan karena stres
dapat mengganggu kestabilan emosi seseorang, terutama pada siswa. Perasaan tidak
percaya diri, iri, dan tidak puas dengan kehidupan sendiri pun muncul ketika individu
melihat berbagai postingan yang diunggah oleh pengguna media sosial yang lainnya.
Hal tersebut yang menyebabkan pengguna media sosial sering merasa insecure atau
hilangnya kepercayaan diri karena mereka terlalu sibuk membandingkan kehidupannya
dengan kehidupan orang lain, bahkan penelitian menyatakan bahwa hal tersebut dapat
menimbulkan depresi, dan kecemasan (Anjani et al., 2022).
Selain stress dan depresi, gangguan kesehatan mental yang lainnya pun dapat terjadi
seperti gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan merupakan kondisi di mana
seseorang merasa cemas dan khawatir secara terus menerus dan tanpa henti, tentunya
hal ini cukup serius bagi kesehatan mental (Grison & Gazzaniga, 2019).
Media sosial memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan seseorang terutama
terhadap kesehatan mental. Jika siswa tidak bijak dalam penggunaannya, maka tidak
menutup kemungkinan mereka akan mengalami dampak buruk dari media sosial itu
sendiri. Siswa yang terlalu banyak menghabiskan waktunya di dunia maya dapat
menimbulkan gangguan kesehatan mental seperti stres, gangguan kecemasan, depresi,
hingga timbulnya rasa ingin bunuh diri juga dapat terjadi jika tidak dapat memilah
aktivitas yang baik dan buruk di media sosial. Apabila siswa mengalami stres atau
depresi dengan jangka waktu yang panjang, maka hal tersebut juga akan berpengaruh
kepada kesehatan fisiknya. Oleh karena itu, dalam penggunaan media sosial jangan
berlebihan dan gunakanlah media sosial dengan bijak agar kesehatan mental serta fisik
tetap terjaga.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Media sosial dapat memiliki pengaruh yang signifikan pada emosi siswa, baik
positif maupun negatif. Berikut adalah beberapa cara di mana media sosial dapat
memengaruhi emosi siswa:
1. Peningkatan stres dan kecemasan: Media sosial dapat menimbulkan stres dan
kecemasan pada siswa karena mereka mungkin merasa tertekan untuk selalu
terhubung dengan teman-teman mereka atau untuk mendapatkan likes dan komentar
yang banyak di postingan mereka.
2. Perasaan kesepian: Terkadang media sosial dapat membuat siswa merasa kesepian
karena mereka mungkin menghabiskan terlalu banyak waktu sendirian di depan
layar dan kurang berinteraksi dengan orang di dunia nyata.
3. Perbandingan sosial: Media sosial dapat mendorong siswa untuk membandingkan
diri mereka dengan orang lain yang mereka lihat di platform tersebut. Hal ini dapat
menyebabkan mereka merasa tidak cukup baik atau bahkan rendah diri.
4. Stigma dan cyberbullying: Media sosial dapat memberikan platform untuk
stigmatisasi atau cyberbullying, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan
mental siswa dan memicu emosi seperti rasa takut, malu, atau marah.
Namun, media sosial juga dapat memiliki dampak positif pada emosi siswa, seperti:
1. Peningkatan rasa percaya diri: Media sosial dapat membantu siswa untuk
menemukan kelompok atau komunitas yang memiliki minat dan tujuan yang sama,
sehingga meningkatkan rasa percaya diri mereka.
2. Rasa empati dan perspektif yang lebih luas: Media sosial dapat memberikan
kesempatan bagi siswa untuk belajar tentang orang-orang dan budaya yang berbeda
dari mereka, yang dapat memperluas pemahaman mereka tentang dunia dan
meningkatkan rasa empati mereka.
3. Pembelajaran kolaboratif: Media sosial dapat digunakan sebagai alat kolaboratif
untuk menghubungkan siswa dengan sesama siswa atau guru mereka, membantu
mereka untuk belajar dan bekerja sama dengan lebih baik.
Oleh karena itu, penting untuk mengajarkan siswa untuk menggunakan media sosial
dengan bijak dan membatasi waktu mereka di platform tersebut untuk mengurangi
risiko dampak negatif pada emosi mereka. Selain itu, peran guru, orang tua, dan ahli
kesehatan mental sangat penting dalam membantu siswa memahami dan mengelola
dampak media sosial pada kesehatan mental mereka.

B. Saran
Berikut adalah beberapa saran penggunaan media sosial yang sehat dan bijak bagi
siswa:
1. Batasi waktu penggunaan: Siswa harus diberikan batasan waktu untuk
menggunakan media sosial agar tidak mengganggu waktu belajar atau waktu
berinteraksi dengan keluarga dan teman-teman di dunia nyata.
2. Fokus pada hal-hal positif: Siswa harus diarahkan untuk fokus pada hal-hal yang
positif di media sosial, seperti memperluas wawasan, menghubungkan diri dengan
orang-orang yang memiliki minat yang sama, dan membagikan informasi yang
bermanfaat.
3. Hentikan perbandingan sosial: Siswa harus diperingatkan tentang bahaya
membandingkan diri mereka dengan orang lain di media sosial dan diarahkan untuk
memperkuat rasa percaya diri mereka sendiri.
4. Jaga privasi: Siswa harus diberitahu tentang pentingnya menjaga privasi dan tidak
membagikan informasi pribadi secara terbuka di media sosial.
5. Tanggapi cyberbullying: Siswa harus diberikan panduan untuk mengatasi
cyberbullying dan diarahkan untuk melaporkan tindakan tersebut kepada orang
yang bertanggung jawab.
6. Ajarkan etika online: Siswa harus diinstruksikan tentang etika online dan diarahkan
untuk menggunakan bahasa yang sopan dan mempertimbangkan perasaan orang
lain dalam setiap tindakan online mereka.
7. Libatkan orang tua dan guru: Orang tua dan guru harus terlibat dalam penggunaan
media sosial siswa dan membantu mereka memahami risiko dan manfaat yang
terkait, serta memberikan bimbingan dan dukungan yang diperlukan.
Dengan mengajarkan penggunaan media sosial yang sehat dan bijak bagi siswa,
mereka dapat memanfaatkan platform tersebut untuk mengembangkan keterampilan
sosial dan digital yang penting dan meningkatkan kesejahteraan emosional mereka.
Daftar Pustaka

Anjani, R. R. K. A., Yasin, R. al, Salsabil, S., Rahmayanti, T., & Amalia, R. (2022).
Pengaruh sosial media terhadap kesehatan mental dan fisik remaja. 3.
Grison, S., & Gazzaniga, M. (2019). Psychology in your life (S. Snavely, Ed.; 3rd ed.).
W.W Norton & company.
Kusuma, A. I. (2020, August 5). naura jadi korban bully grup wa, nola be3 siap tempuh
jalur hukum.
Saragih, E. S. (2020). Kontrol diri dan kecenderungan internet addiction disorder. 4.
Twenge, J. M., Spitzberg, B. H., & Campbell, W. K. (2019 ). Less in-person social
interaction with peers among U.S. adolescents in the 21st century and links to
loneliness. Journal of Social and Personal Relationships, 1892-1913.
Utami, C. D. (2018). Hubungan antara penggunaan sosial media dengan kestabilan emosi
pada remaja.
Weiten, W., Dunn, D. S., & Hammer, E. Y. (2018). Psychology applied to modern life
(12th ed.). Cengange Learning.

Anda mungkin juga menyukai