A. Saham dan obligasi merupakan dua instrumen investasi keuangan yang paling
populer di pasar modal. Jelaskan dengan rinci perbedaan keuntungan dan kerugian
bila membeli saham biasa dengan bila membeli obligasi! Sebutkan pula jenis-jenis
instrumen pasar modal lainnya yang Anda ketahui berikut kegunaannya dalam
berinvestasi!
Saham dan obligasi memang dua instrumen investasi yang sangat populer di pasar
modal. Keduanya memiliki karakteristik, keuntungan, dan kerugian masing-masing
yang menjadikannya unik dan cocok untuk berbagai jenis investor.
Saham Biasa
Keuntungan:
1. Potensi Keuntungan Tinggi: Saham biasa memiliki potensi keuntungan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi, terutama jika perusahaan yang
sahamnya Anda beli tumbuh dan berkembang.
2. Dividen: Investor saham biasa mungkin menerima dividen, yang merupakan
pembagian laba perusahaan kepada pemegang saham.
3. Hak Suara: Pemegang saham biasa memiliki hak suara dalam rapat umum
pemegang saham, yang memungkinkan mereka mempengaruhi keputusan
manajemen.
Kerugian:
1. Risiko Tinggi: Saham lebih fluktuatif dan dianggap memiliki risiko lebih tinggi
dibandingkan dengan obligasi.
2. Tidak Ada Jaminan Pengembalian: Tidak ada jaminan dividen, dan jika
perusahaan bangkrut, pemegang saham biasa adalah yang terakhir mendapatkan
pembayaran.
Kewajiban
Keuntungan:
1. Pengembalian Tetap: Kewajiban memberikan pengembalian tetap berupa
bunga yang diposting secara periodik, menjadikannya lebih stabil dan dapat
diprediksi dibandingkan saham.
2. Prioritas Pembayaran: Dalam hal likuidasi, pemegang obligasi memiliki
prioritas lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan daripada pemegang saham.
Kerugian:
1. Pengembalian Terbatas: Pengembalian dari obligasi umumnya lebih rendah
dibandingkan dengan potensi keuntungan saham, khususnya di pasar yang
sedang naik.
2. Risiko Kredit: Ada risiko bahwa penerbit obligasi mungkin gagal membayar
bunga atau pokok, meskipun risiko ini lebih rendah dibandingkan dengan
saham.
Instrumen Pasar Modal Lainnya
1. Reksa Dana: Kumpulan dana dari banyak investor yang dikelola oleh manajer
investasi untuk diinvestasikan dalam berbagai instrumen seperti saham, obligasi,
dan instrumen pasar uang.
2. ETF (Exchange Traded Funds): Produk yang mirip dengan reksa dana namun
penempatan di bursa saham seperti saham individual.
3. Saham Preferen: Jenis saham yang memberikan dividen tetap kepada
pemegangnya dan memiliki prioritas lebih tinggi atas saham biasa dalam
pembayaran dividen dan likuidasi.
4. Opsi dan Waran: Instrumen derivatif yang memberikan hak, namun bukan
kewajiban, untuk membeli atau menjual aset pada harga yang telah ditentukan.
5. Sertifikat Deposito: Produk deposito berjangka dengan tingkat bunga lebih
tinggi dibandingkan tabungan biasa, diterbitkan oleh bank.
6. Obligasi Pemerintah (Treasury Securities): Surat utang yang diterbitkan oleh
pemerintah, dikenal dengan risiko rendah dan pengembalian tetap.
C. Apa yang anda ketahui tentang Penawaran Umum Surat Berharga (Go Public),
komponennya, manfaatnya, dan konsekuensi menjadi perusahaan go public?
Penawaran Umum Surat Berharga, atau lebih dikenal dengan istilah "Go Public",
adalah proses di mana sebuah perusahaan menawarkan sahamnya kepada
masyarakat umum melalui pasar modal untuk pertama kalinya. Proses ini sering
disebut sebagai Initial Public Offering (IPO). Proses Go Public melibatkan sejumlah
komponen, manfaat, dan konsekuensi bagi perusahaan yang memutuskan untuk
melakukannya.
Komponen Penawaran Umum Surat Berharga:
1. Prospektus: Dokumen resmi yang berisi informasi rinci tentang perusahaan,
termasuk kondisi keuangan, risiko, rencana bisnis, dan detail tentang penawaran
sahamnya.
2. Underwriter: Lembaga keuangan, biasanya bank investasi, yang bertanggung
jawab dalam membantu perusahaan mengatur dan melaksanakan proses IPO,
termasuk penetapan harga saham.
3. Regulator Pasar Modal: Lembaga pemerintah yang mengatur pasar saham dan
melindungi investor, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia atau
Securities and Exchange Commission (SEC) di Amerika Serikat.
4. Bursa Efek: Tempat saham perusahaan diperdagangkan setelah IPO, seperti
Bursa Efek Indonesia (BEI) atau New York Stock Exchange (NYSE).
Manfaat Go Public:
1. Akses ke Modal: Salah satu manfaat utama Go Public adalah akses ke modal
pasar untuk mendanai ekspansi, pengurangan utang, atau kebutuhan keuangan
lainnya.
2. Likuiditas: Saham perusahaan menjadi lebih likuid, memungkinkan pemilik
dan investor awal untuk menjual saham mereka lebih mudah.
3. Peningkatan Profil: Menjadi perusahaan publik dapat meningkatkan visibilitas
dan reputasi perusahaan, yang dapat bermanfaat dalam negosiasi bisnis dan
kemitraan.
4. Insentif Karyawan: Saham perusahaan dapat digunakan sebagai bagian dari
paket kompensasi untuk menarik dan mempertahankan karyawan.
Konsekuensi Menjadi Perusahaan Go Public:
1. Biaya: Proses Go Public melibatkan biaya signifikan, termasuk biaya hukum,
biaya underwriting, dan biaya pendaftaran.
2. Keterbukaan Informasi: Perusahaan harus mengungkapkan informasi
keuangan dan bisnis yang signifikan, termasuk risiko dan strategi, yang bisa
diakses oleh publik dan pesaing.
3. Tekanan Pasar: Perusahaan publik berada di bawah tekanan konstan dari
investor dan analis pasar untuk memenuhi ekspektasi kinerja jangka pendek,
yang bisa mengalihkan fokus dari strategi jangka panjang.
4. Risiko Pengambilalihan: Menjadi publik membuat perusahaan lebih rentan
terhadap pengambilalihan, baik yang diinginkan maupun tidak.
D. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang cumulative wealth index (CWI) dan
efficient frontier atau portofolio efisien dalam model Markowitz
Cumulative Wealth Index (CWI) dan Efficient Frontier adalah dua konsep penting
dalam teori portofolio dan manajemen investasi. Kedua konsep ini membantu
investor dalam membuat keputusan alokasi aset yang lebih baik berdasarkan
pemahaman tentang risiko dan pengembalian.
Cumulative Wealth Index (CWI)
Cumulative Wealth Index (CWI) adalah metrik yang digunakan untuk mengukur
kinerja total dari suatu investasi atau portofolio investasi seiring waktu. CWI
menghitung nilai akumulatif dari investasi awal dengan memperhitungkan semua
bentuk pengembalian, termasuk apresiasi modal, dividen, dan bunga, yang
diinvestasikan kembali selama periode waktu tertentu. CWI sangat berguna untuk
membandingkan kinerja berbagai strategi investasi atau portofolio secara historis,
dengan memperlihatkan pertumbuhan nilai investasi awal menjadi berapa setelah
periode tertentu.
Efficient Frontier atau Portofolio Efisien dalam Model Markowitz
Efficient Frontier adalah konsep yang dikembangkan oleh Harry Markowitz dalam
teorinya tentang seleksi portofolio, yang dikenal sebagai Teori Portofolio Modern
(MPT). Konsep ini menggambarkan set portofolio yang memberikan pengembalian
maksimum untuk setiap tingkat risiko yang diberikan, atau alternatifnya, risiko
minimum untuk setiap tingkat pengembalian yang diberikan.
Portofolio yang berada pada Efficient Frontier dianggap efisien karena tidak ada
portofolio lain yang memiliki pengembalian yang lebih tinggi untuk tingkat risiko
yang sama, atau memiliki risiko yang lebih rendah untuk tingkat pengembalian yang
sama. Dengan kata lain, Efficient Frontier membantu investor mengidentifikasi
portofolio optimal yang seimbang antara risiko dan pengembalian.
Dalam praktiknya, investor menggunakan Efficient Frontier untuk menentukan
alokasi aset yang paling sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi mereka.
Dengan menempatkan aset dalam kombinasi yang berbeda dan menghitung
pengembalian yang diharapkan dan volatilitas (sebagai proxy untuk risiko), investor
dapat memplot portofolio hipotetis pada grafik risiko-pengembalian dan
mengidentifikasi mana yang berada di Efficient Frontier.
Integrasi CWI dan Efficient Frontier
Sementara Efficient Frontier memberikan kerangka kerja teoritis untuk membangun
portofolio efisien berdasarkan data historis atau perkiraan risiko dan pengembalian,
CWI dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja aktual dari portofolio tersebut
seiring waktu. Dengan mengintegrasikan kedua konsep ini, investor dapat tidak
hanya merancang portofolio yang optimal secara teoritis tetapi juga memantau dan
menyesuaikan portofolio tersebut berdasarkan kinerja nyata di pasar.