Anda di halaman 1dari 15

MEMBANGUN PLATFORM KOLABORASI DIGITAL YANG

MEMUNGKINKAN KARYAWAN UNTUK BERBAGI PENGETAHUAN,


PENGALAMAN, DAN IDE-IDE INOVATIF
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................i

RINGKASAN...................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................2

1.3 Tujuan......................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................3

BAB III GAGASAN.........................................................................................................5

3.1 Sistem dan Tools yang Currently Digunakan di Perusahaan..................................5

3.2 Manfaat dan Fitur Platform Kepada Karyawan.......................................................5

3.3 Kebijakan yang Mendorong Kolaborasi dan Partisipasi Karyawan........................6

3.4 KPI dan Metrik Untuk Mengukur Penggunaan Platform, Seperti Jumlah Login,
Partisipasi Dalam Diskusi, dan Jumlah Ide yang Dibagikan.........................................7

3.5 Data dan Informasi yang Dibagikan di Platform.....................................................8

3.6 Kebijakan Privasi yang Jelas dan Komprehensif....................................................9

BAB IV KESIMPULAN.................................................................................................11

REFERENSI....................................................................................................................12

i
RINGKASAN

Dalam dunia bisnis yang terus berkembang, platform kolaborasi digital telah
menjadi kunci untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi di perusahaan. Dalam
konteks ini, keselamatan data, privasi karyawan, dan adopsi aktif menjadi fokus utama.
Untuk memastikan keamanan data, perusahaan harus menerapkan kebijakan akses yang
ketat, enkripsi data, dan pemantauan aktif terhadap aktivitas pengguna. Selain itu,
melindungi privasi karyawan dan mencegah penyalahgunaan platform memerlukan
kebijakan privasi yang jelas, pendidikan karyawan tentang praktik keamanan yang baik,
dan respons yang responsif terhadap laporan pelanggaran privasi. Dengan mengambil
langkah-langkah ini, perusahaan dapat membangun budaya kolaborasi yang kuat dan
memastikan bahwa platform kolaborasi digunakan secara aman dan bertanggung jawab
untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi dalam lingkungan kerja.

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam era digital yang berkembang pesat, membangun platform kolaborasi
digital menjadi semakin penting bagi perusahaan. Platform semacam itu
memungkinkan karyawan untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan ide-ide
inovatif secara efisien dan efektif. Pertama-tama, platform tersebut dapat berupa
portal internal yang menyediakan berbagai fitur seperti forum diskusi, blog, dan
basis pengetahuan yang mudah diakses. Ini memungkinkan karyawan dari berbagai
departemen dan lokasi untuk berkomunikasi dan berkolaborasi tanpa hambatan
geografis atau hierarki organisasi. Dengan adanya platform kolaborasi ini,
karyawan dapat dengan mudah mengakses informasi yang relevan, berbagi
pengalaman, dan mencari solusi atas masalah yang mereka hadapi, sehingga
meningkatkan produktivitas dan inovasi dalam perusahaan.
Platform kolaborasi digital juga dapat mencakup fitur-fitur seperti grup diskusi,
video konferensi, dan ruang kerja virtual. Ini memfasilitasi kolaborasi real-time dan
interaksi antara tim yang terpisah secara geografis, yang kian umum terjadi dalam
lingkungan kerja saat ini, terutama dengan meningkatnya tren kerja jarak jauh.
Dengan menggunakan alat-alat kolaborasi digital ini, karyawan dapat dengan
mudah berbagi ide, memecahkan masalah bersama, dan mengembangkan solusi
inovatif tanpa batasan waktu dan lokasi. Hal ini tidak hanya mempercepat proses
pengambilan keputusan, tetapi juga memungkinkan perusahaan untuk
memanfaatkan keahlian dan perspektif yang beragam dari seluruh organisasi.
Perusahaan perlu menekankan pentingnya berbagi pengetahuan dan
pengalaman, serta memberikan penghargaan kepada karyawan yang berkontribusi
secara aktif. Dengan menciptakan lingkungan di mana kolaborasi digital dipandang
sebagai aspek penting dari budaya perusahaan, maka karyawan akan merasa lebih
termotivasi untuk berpartisipasi dan berkontribusi secara aktif dalam meningkatkan
kinerja dan inovasi perusahaan secara keseluruhan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana platform dapat diintegrasikan dengan sistem dan tools yang sudah
ada di perusahaan?
2. Bagaimana strategi yang tepat untuk mendorong karyawan agar menggunakan
platform secara aktif?
3. Bagaimana cara membangun budaya kolaborasi dan partisipasi di dalam
perusahaan?
4. Bagaimana cara mengukur efektivitas dan dampak platform terhadap kinerja
perusahaan?
5. Bagaimana cara memastikan keamanan data dan informasi yang dibagikan di
platform?
6. Bagaimana cara melindungi privasi karyawan dan mencegah penyalahgunaan
platform?

1.3 Tujuan
1. Mengidentifikasi sistem dan tools yang currently digunakan di perusahaan.
2. Mengkomunikasikan manfaat dan fitur platform kepada karyawan.
3. Menetapkan kebijakan yang mendorong kolaborasi dan partisipasi karyawan.
4. Menentukan KPI dan metrik untuk mengukur penggunaan platform, seperti
jumlah login, partisipasi dalam diskusi, dan jumlah ide yang dibagikan.
5. Mengenkripsi data dan informasi yang dibagikan di platform.
6. Menetapkan kebijakan privasi yang jelas dan komprehensif.

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Generasi Z adalah generasi yang lahir diantara tahun 1996 sampai dengan 2012.
Generasi Z tumbuh dalam era perkembangan teknologi yang pesat, sehingga sangat
memiliki keterkaitan yang kuat dengan inovasi teknologi terbaru. Yulianto (2016)
mengatakan bahwa Generasi Z termasuk ke dalam penduduk yang berbasis digital.
Penggunaan media sosial berkembang tanpa batas pada Generasi Z, dalam hal ini dapat
terlihat dengan berbagai kegiatan yang dapat dilakukan berbasis digital. Use of social
media platform telah menyebar luas dan mempengaruhi interaksi masyarakat, struktur
kelembagaan, dan rutinitas profesional dengan menjadi alat untuk menyampaikan
informasi dari individu atau kelompok kepada individu atau kelompok lainnya guna
mencapai tujuan mereka.
Menurut Rippa dan Secundo (2018), teknologi digital dibagi kedalam 3 bagian
yaitu Digital Artifact, Digital Platform, dan Digital Infrastructure. Artefak digital
(Digital Artifact) dapat didefinisikan sebagai komponen digital, aplikasi, atau konten
media yang merupakan bagian dari produk (atau layanan) baru dan menawarkan
fungsionalitas atau nilai tertentu kepada end-user. Platform digital (Digital Platform)
dapat didefinisakan sebagai platform berbasis perangkat lunak yang dibuat oleh basis
kode yang dapat dikembangkan dari sistem berbasis perangkat lunak yang menyediakan
fungsionalitas inti yang dibagi oleh modul-modul yang dengannya ia beroperasi dan
antarmuka yang dengannya mereka beroperasi. Infrastruktur digital (Digital
Infrastructure) didefinisikan sebagai alat teknologi digital dan sistem yang menawarkan
kemampuan komunikasi, kolaborasi, dan / atau komputasi. Penggunaan infrastruktur
digital adalah proses sosioteknik yang didefinisikan oleh Tilson dkk (2010) sebagai
digitalisasi, yang menanamkan signifikansi pada perubahan yang menyertainya pada
tingkat kognitif, sosial, dan kelembagaan. Contoh dari infrastruktur digital adalah
seperti cloud computing, data analytucs, komunitas online, media sosial, 3D printing,
dan digital makerspaces mendukung kegiatan pendidikan kewirausahaan.
Perusahaan perlu mendorong budaya digital di dalam organisasi untuk
mendukung inovasi tenaga kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan menyelaraskan
keenam lapisan organisasi, yaitu proses, platform, orang, produk, pemasaran, dan
pengalaman pelanggan, dengan revolusi digital. Selain itu, motivasi merupakan faktor

3
kunci dalam meningkatkan kinerja karyawan. Dalam konteks inovasi tenaga kerja,
perusahaan perlu memotivasi karyawan untuk berinovasi dan berkontribusi dalam
pengembangan model bisnis digital. Motivasi ini dapat berupa pengakuan atas hasil
prestasi, umpan balik yang nyata, dan kepuasan pribadi dalam mencapai tujuan
organisasi.

4
BAB III GAGASAN

3.1 Sistem dan Tools yang Currently Digunakan di Perusahaan.


Integrasi platform kolaborasi digital dengan sistem dan alat yang sudah ada di
perusahaan merupakan langkah penting untuk memastikan efisiensi dan keserasian
operasional. Pertama-tama, integrasi dapat dilakukan dengan sistem manajemen
konten (CMS) atau intranet perusahaan yang sudah ada. Ini memungkinkan platform
kolaborasi untuk menyinkronkan data dan informasi dengan sistem yang sudah ada,
sehingga karyawan dapat mengakses konten yang relevan melalui satu titik akses.
Misalnya, artikel blog atau basis pengetahuan yang dibagikan di platform kolaborasi
dapat secara otomatis diintegrasikan ke dalam CMS perusahaan, memudahkan
pencarian dan akses oleh karyawan.
Integrasi dengan sistem manajemen sumber daya manusia (HRMS) dapat
memfasilitasi manajemen pengguna dan akses ke platform kolaborasi. Dengan
mengintegrasikan data pengguna dari HRMS, seperti informasi tentang jabatan,
departemen, dan hak akses, platform dapat secara otomatis mengelola peran dan izin
akses karyawan. Ini membantu memastikan bahwa setiap pengguna memiliki akses
yang sesuai dengan peran dan tanggung jawab mereka di perusahaan.
Integrasi juga dapat dilakukan dengan alat kolaborasi dan komunikasi yang
sudah digunakan oleh perusahaan, seperti email, kalender, atau aplikasi pesan
instan. Ini memungkinkan karyawan untuk dengan mudah berbagi konten atau
memulai diskusi dari dalam platform kolaborasi, dengan mengintegrasikan fitur-
fitur komunikasi yang sudah ada. Sebagai contoh, platform kolaborasi dapat
menyediakan opsi untuk mengirimkan artikel blog melalui email atau membagikan
link ke diskusi grup melalui aplikasi pesan instan.

3.2 Manfaat dan Fitur Platform Kepada Karyawan.


Mendorong karyawan untuk menggunakan platform kolaborasi secara aktif
memerlukan strategi yang terencana dan berkelanjutan. Pertama-tama, penting untuk
memberikan pelatihan dan dukungan yang memadai kepada karyawan tentang cara
menggunakan platform tersebut. Ini dapat mencakup sesi pelatihan, tutorial online,
atau dokumentasi yang jelas tentang fitur-fitur dan manfaat yang ditawarkan oleh

5
platform. Dengan memastikan bahwa karyawan merasa percaya diri dan nyaman
dalam menggunakan platform, mereka lebih cenderung untuk mengadopsinya secara
aktif dalam kegiatan sehari-hari mereka.
Ini dapat dilakukan dengan mempromosikan kolaborasi dan berbagi
pengetahuan sebagai nilai inti dari budaya perusahaan. Manajemen perlu
memberikan contoh dengan aktif berpartisipasi dalam platform, seperti dengan
membagikan ide-ide, memberikan umpan balik, atau memulai diskusi. Penghargaan
dan pengakuan juga dapat diberikan kepada karyawan yang aktif berkontribusi dan
berkolaborasi melalui platform, baik dalam bentuk penghargaan formal maupun
apresiasi informal.
Membuat penggunaan platform kolaborasi menjadi bagian yang terintegrasi
dari alur kerja sehari-hari karyawan. Misalnya, dengan mengintegrasikan notifikasi
dari platform ke dalam alat-alat komunikasi yang sudah ada, seperti email atau
aplikasi pesan instan, karyawan dapat menerima pemberitahuan tentang aktivitas
baru atau diskusi yang sedang berlangsung secara langsung. Integrasi dengan alat-
alat produktivitas lainnya, seperti kalender atau aplikasi tugas, juga dapat membantu
dalam memastikan bahwa penggunaan platform kolaborasi menjadi kebiasaan yang
terintegrasi dalam rutinitas kerja sehari-hari.

3.3 Kebijakan yang Mendorong Kolaborasi dan Partisipasi Karyawan.


Membangun budaya kolaborasi dan partisipasi yang kuat di dalam perusahaan
melibatkan serangkaian langkah strategis dan pendekatan yang terintegrasi.
Pertama-tama, penting untuk memperjelas nilai-nilai perusahaan yang mendorong
kolaborasi dan partisipasi aktif. Ini dapat dilakukan melalui komunikasi yang
konsisten dari manajemen senior tentang pentingnya kerja tim, saling mendukung,
dan berbagi pengetahuan. Nilai-nilai ini harus tercermin dalam kebijakan, prosedur,
dan keputusan perusahaan secara keseluruhan.
Perusahaan perlu memberikan sarana dan platform yang memungkinkan
kolaborasi dan partisipasi. Ini bisa berupa platform kolaborasi digital, forum diskusi,
pertemuan rutin, atau acara tim yang mendorong interaksi dan pertukaran ide antar
karyawan. Penting untuk memastikan bahwa sarana-sarana ini mudah diakses,
mudah digunakan, dan memberikan pengalaman yang memuaskan bagi pengguna.

6
Perusahaan harus menciptakan lingkungan kerja yang aman dan mendukung di
mana karyawan merasa nyaman untuk berbagi ide, gagasan, dan umpan balik tanpa
takut dicemooh atau dihakimi. Ini dapat dilakukan melalui promosi budaya inklusif,
di mana keberagaman dihargai dan dihormati, dan melalui pembinaan sikap saling
percaya dan menghargai antar karyawan.
Manajemen perlu memberikan contoh dengan aktif berpartisipasi dalam
kegiatan kolaboratif dan mendukung inisiatif karyawan. Penghargaan dan
pengakuan juga harus diberikan kepada individu dan tim yang berkolaborasi secara
efektif dan menghasilkan hasil yang signifikan. Dengan memperkuat budaya
kolaborasi melalui langkah-langkah ini, perusahaan dapat memastikan bahwa setiap
karyawan merasa dihargai, didengar, dan dihormati dalam kontribusinya terhadap
kesuksesan perusahaan secara keseluruhan.

3.4 KPI dan Metrik Untuk Mengukur Penggunaan Platform, Seperti Jumlah
Login, Partisipasi Dalam Diskusi, dan Jumlah Ide yang Dibagikan.
Mengukur efektivitas dan dampak platform kolaborasi terhadap kinerja
perusahaan memerlukan pendekatan yang holistik dan berorientasi pada berbagai
aspek yang relevan. Salah satu cara utama untuk mengukur efektivitas adalah
melalui analisis penggunaan platform, seperti jumlah pengguna aktif, frekuensi
interaksi, dan jenis konten yang dibagikan. Data ini dapat memberikan wawasan
tentang seberapa banyak karyawan memanfaatkan platform dan seberapa aktif
mereka berkolaborasi dan berbagi pengetahuan.
Ini bisa dilakukan dengan membandingkan metrik kinerja sebelum dan setelah
implementasi platform, seperti waktu yang dihabiskan untuk menyelesaikan tugas,
jumlah proyek yang diselesaikan, atau tingkat kepuasan karyawan. Jika
implementasi platform berhasil meningkatkan produktivitas atau mengurangi waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu, ini merupakan indikator
positif dari dampaknya terhadap kinerja perusahaan.
Evaluasi secara kualitatif juga penting untuk memahami dampak platform
terhadap budaya kerja dan kolaborasi di perusahaan. Survei dan wawancara dengan
karyawan dapat memberikan wawasan tentang persepsi mereka tentang nilai dan
manfaat platform, serta perubahan yang terjadi dalam gaya kerja dan pola

7
komunikasi. Pengukuran ini dapat membantu dalam mengevaluasi sejauh mana
platform telah berhasil membangun budaya kolaborasi yang kuat dan meningkatkan
kualitas interaksi antar karyawan.
Dampak finansial dari implementasi platform juga perlu dievaluasi. Ini bisa
termasuk analisis biaya-benefit untuk membandingkan investasi yang dikeluarkan
untuk implementasi platform dengan manfaat yang diperoleh, seperti penghematan
biaya operasional atau peningkatan pendapatan melalui inovasi yang didorong oleh
kolaborasi. Jika platform berhasil menghasilkan pengembalian investasi yang
positif, ini merupakan indikator penting dari efektivitasnya terhadap kinerja
perusahaan secara keseluruhan.

3.5 Data dan Informasi yang Dibagikan di Platform.


Memastikan keamanan data dan informasi yang dibagikan di platform
kolaborasi merupakan prioritas utama bagi setiap perusahaan. Ada beberapa langkah
yang dapat diambil untuk mengamankan data dan informasi tersebut.
Pertama-tama, perusahaan perlu menerapkan kebijakan akses dan izin yang
ketat untuk mengontrol siapa yang memiliki akses ke data dan informasi di
platform. Ini termasuk memberikan hak akses yang sesuai dengan peran dan
tanggung jawab masing-masing karyawan, serta memastikan bahwa hanya orang
yang memiliki kebutuhan bisnis yang dapat mengakses data yang sensitif.
Enkripsi data adalah langkah penting untuk melindungi informasi yang
dibagikan di platform. Data harus dienkripsi saat disimpan dan saat transit, sehingga
hanya pihak yang sah yang dapat mengaksesnya. Selain itu, perusahaan perlu
menggunakan protokol keamanan yang kuat untuk melindungi platform dari
serangan siber, seperti serangan DDoS atau pencurian data.
Pemantauan aktif juga diperlukan untuk mendeteksi dan merespons ancaman
keamanan dengan cepat. Perusahaan perlu menggunakan alat pemantauan dan
analisis untuk memantau aktivitas di platform dan mengidentifikasi perilaku yang
mencurigakan atau akses yang tidak sah. Selain itu, perusahaan harus memiliki
prosedur darurat yang jelas dan respons tanggap terhadap insiden keamanan,
sehingga mereka dapat bertindak dengan cepat dalam menghadapi ancaman
potensial.

8
Pendidikan dan pelatihan karyawan juga merupakan faktor penting dalam
menjaga keamanan data. Karyawan perlu diberikan pelatihan tentang praktik
keamanan yang baik, seperti cara membuat kata sandi yang kuat, mengenali phising,
dan menghindari berbagi informasi sensitif secara tidak sengaja. Dengan
meningkatkan kesadaran keamanan karyawan, perusahaan dapat mengurangi risiko
pelanggaran keamanan yang disebabkan oleh kesalahan manusia.

3.6 Kebijakan Privasi yang Jelas dan Komprehensif.


Melindungi privasi karyawan dan mencegah penyalahgunaan platform
merupakan tanggung jawab penting bagi setiap perusahaan yang
mengimplementasikan platform kolaborasi. Pertama-tama, perusahaan perlu
mengadopsi kebijakan privasi yang jelas dan transparan yang menetapkan
bagaimana data karyawan akan dikumpulkan, disimpan, dan digunakan oleh
platform. Kebijakan ini harus mematuhi peraturan privasi yang berlaku dan
memberikan jaminan kepada karyawan bahwa informasi pribadi mereka akan dijaga
kerahasiaannya.
Perusahaan perlu membatasi akses terhadap informasi pribadi karyawan hanya
kepada orang yang memiliki kebutuhan bisnis yang sah. Ini berarti
mengimplementasikan kontrol akses yang ketat dan memastikan bahwa hanya orang
yang berwenang yang dapat mengakses data pribadi karyawan. Selain itu,
perusahaan juga perlu menggunakan enkripsi data dan teknologi keamanan lainnya
untuk melindungi informasi pribadi dari akses yang tidak sah.
Pendidikan dan pelatihan karyawan juga penting dalam melindungi privasi
mereka dan mencegah penyalahgunaan platform. Karyawan perlu diberi
pemahaman yang jelas tentang kebijakan privasi perusahaan, serta diberikan
pelatihan tentang praktik keamanan yang baik dalam menggunakan platform. Ini
termasuk cara mengelola kata sandi dengan aman, mengenali upaya phising, dan
menjaga kerahasiaan informasi sensitif.
Perusahaan harus melakukan pemantauan aktif terhadap penggunaan platform
untuk mendeteksi dan mencegah penyalahgunaan. Ini dapat mencakup memantau
aktivitas pengguna, menganalisis pola akses, dan mengidentifikasi perilaku yang
mencurigakan. Jika ada indikasi penyalahgunaan, perusahaan harus segera

9
mengambil tindakan yang sesuai untuk melindungi privasi karyawan dan mengatasi
masalah tersebut.
Perusahaan harus memiliki prosedur yang jelas dan responsif untuk menangani
pelanggaran privasi atau penyalahgunaan platform. Karyawan harus diberikan jalur
yang jelas untuk melaporkan masalah keamanan atau privasi, dan perusahaan harus
segera menindaklanjuti laporan tersebut dengan serius. Dengan mengambil langkah-
langkah ini, perusahaan dapat memastikan bahwa privasi karyawan tetap terjaga dan
platform kolaborasi digunakan dengan cara yang bertanggung jawab dan aman.

10
BAB IV KESIMPULAN

Dalam era di mana kolaborasi digital menjadi semakin penting dalam lingkungan
kerja, membangun platform kolaborasi yang efektif tidak hanya memungkinkan
karyawan untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan ide-ide inovatif, tetapi juga
menghadirkan sejumlah tantangan, termasuk keamanan data, privasi karyawan, dan
adopsi yang aktif. Untuk mengatasi tantangan ini, perusahaan harus memprioritaskan
keamanan data dengan menerapkan kebijakan akses yang ketat, enkripsi data, dan
pemantauan aktif terhadap aktivitas pengguna. Selain itu, melindungi privasi karyawan
dan mencegah penyalahgunaan platform memerlukan kebijakan privasi yang jelas,
pendidikan karyawan tentang praktik keamanan yang baik, dan respons yang responsif
terhadap laporan pelanggaran privasi. Dengan mengambil langkah-langkah ini,
perusahaan dapat membangun budaya kolaborasi yang kuat dan memastikan bahwa
platform kolaborasi digunakan secara aman dan bertanggung jawab untuk
meningkatkan produktivitas dan inovasi dalam lingkungan kerja.

11
REFERENSI

Cyrious, C., & Adriana, E. (2023). Faktor Komunikasi Efektif dalam Meningkatkan
Kinerja Pegawai. GEMILANG: Jurnal Manajemen dan Akuntansi, 3(3), 194-206.
Fahmi, S., & Illah, M. (2023). Pelatihan Pemasaran Produk Keuangan dan Pinjaman
secara Digital pada Pegawai Koperasi di Wilayah Provinsi Jawa
Timur. BERDAYA EKONOMI: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(1), 29-41.
Lesnussa, R., Pramarta, V., Carlof, C., Putri, R. D., & Desara, M. M. (2023). Strategi
Pengembangan Kapabilitas Organisasional Dalam Era Digital Fokus Pada
Adaptasi Dan Inovasi. Journal of Management and Creative Business, 1(3), 101-
114.
Mukhid, M. P. (2023). Disain Teknologi Dan Inovasi Pembelajaran Dalam Budaya
Organisasi Di Lembaga Pendidikan.
Purnama, Y. H. (2023). Strategi Pengembangan Eksistensi Karyawan di Era Digital
Perspektif Teori Core Competence. Journal of Management and Bussines
(JOMB), 5(2), 882-895.
Suryadharma, M., Asthiti, A. N. Q., Putro, A. N. S., Rukmana, A. Y., & Mesra, R.
(2023). Strategi kolaboratif dalam mendorong inovasi bisnis di industri kreatif:
kajian kualitatif pada perusahaan desain grafis. Sanskara Manajemen Dan
Bisnis, 1(03), 172-181.
Triwijayati, A., Luciany, Y. P., Novita, Y., Sintesa, N., & Zahruddin, A. (2023).
Strategi Inovasi Bisnis untuk Meningkatkan Daya Saing dan Pertumbuhan
Organisasi di Era Digital. Jurnal Bisnis Dan Manajemen West Science, 2(03),
306-314.

12

Anda mungkin juga menyukai