DAFTAR ISI......................................................................................................................i
RINGKASAN...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
3.4 KPI dan Metrik Untuk Mengukur Penggunaan Platform, Seperti Jumlah Login,
Partisipasi Dalam Diskusi, dan Jumlah Ide yang Dibagikan.........................................7
BAB IV KESIMPULAN.................................................................................................11
REFERENSI....................................................................................................................12
i
RINGKASAN
Dalam dunia bisnis yang terus berkembang, platform kolaborasi digital telah
menjadi kunci untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi di perusahaan. Dalam
konteks ini, keselamatan data, privasi karyawan, dan adopsi aktif menjadi fokus utama.
Untuk memastikan keamanan data, perusahaan harus menerapkan kebijakan akses yang
ketat, enkripsi data, dan pemantauan aktif terhadap aktivitas pengguna. Selain itu,
melindungi privasi karyawan dan mencegah penyalahgunaan platform memerlukan
kebijakan privasi yang jelas, pendidikan karyawan tentang praktik keamanan yang baik,
dan respons yang responsif terhadap laporan pelanggaran privasi. Dengan mengambil
langkah-langkah ini, perusahaan dapat membangun budaya kolaborasi yang kuat dan
memastikan bahwa platform kolaborasi digunakan secara aman dan bertanggung jawab
untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi dalam lingkungan kerja.
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana platform dapat diintegrasikan dengan sistem dan tools yang sudah
ada di perusahaan?
2. Bagaimana strategi yang tepat untuk mendorong karyawan agar menggunakan
platform secara aktif?
3. Bagaimana cara membangun budaya kolaborasi dan partisipasi di dalam
perusahaan?
4. Bagaimana cara mengukur efektivitas dan dampak platform terhadap kinerja
perusahaan?
5. Bagaimana cara memastikan keamanan data dan informasi yang dibagikan di
platform?
6. Bagaimana cara melindungi privasi karyawan dan mencegah penyalahgunaan
platform?
1.3 Tujuan
1. Mengidentifikasi sistem dan tools yang currently digunakan di perusahaan.
2. Mengkomunikasikan manfaat dan fitur platform kepada karyawan.
3. Menetapkan kebijakan yang mendorong kolaborasi dan partisipasi karyawan.
4. Menentukan KPI dan metrik untuk mengukur penggunaan platform, seperti
jumlah login, partisipasi dalam diskusi, dan jumlah ide yang dibagikan.
5. Mengenkripsi data dan informasi yang dibagikan di platform.
6. Menetapkan kebijakan privasi yang jelas dan komprehensif.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Generasi Z adalah generasi yang lahir diantara tahun 1996 sampai dengan 2012.
Generasi Z tumbuh dalam era perkembangan teknologi yang pesat, sehingga sangat
memiliki keterkaitan yang kuat dengan inovasi teknologi terbaru. Yulianto (2016)
mengatakan bahwa Generasi Z termasuk ke dalam penduduk yang berbasis digital.
Penggunaan media sosial berkembang tanpa batas pada Generasi Z, dalam hal ini dapat
terlihat dengan berbagai kegiatan yang dapat dilakukan berbasis digital. Use of social
media platform telah menyebar luas dan mempengaruhi interaksi masyarakat, struktur
kelembagaan, dan rutinitas profesional dengan menjadi alat untuk menyampaikan
informasi dari individu atau kelompok kepada individu atau kelompok lainnya guna
mencapai tujuan mereka.
Menurut Rippa dan Secundo (2018), teknologi digital dibagi kedalam 3 bagian
yaitu Digital Artifact, Digital Platform, dan Digital Infrastructure. Artefak digital
(Digital Artifact) dapat didefinisikan sebagai komponen digital, aplikasi, atau konten
media yang merupakan bagian dari produk (atau layanan) baru dan menawarkan
fungsionalitas atau nilai tertentu kepada end-user. Platform digital (Digital Platform)
dapat didefinisakan sebagai platform berbasis perangkat lunak yang dibuat oleh basis
kode yang dapat dikembangkan dari sistem berbasis perangkat lunak yang menyediakan
fungsionalitas inti yang dibagi oleh modul-modul yang dengannya ia beroperasi dan
antarmuka yang dengannya mereka beroperasi. Infrastruktur digital (Digital
Infrastructure) didefinisikan sebagai alat teknologi digital dan sistem yang menawarkan
kemampuan komunikasi, kolaborasi, dan / atau komputasi. Penggunaan infrastruktur
digital adalah proses sosioteknik yang didefinisikan oleh Tilson dkk (2010) sebagai
digitalisasi, yang menanamkan signifikansi pada perubahan yang menyertainya pada
tingkat kognitif, sosial, dan kelembagaan. Contoh dari infrastruktur digital adalah
seperti cloud computing, data analytucs, komunitas online, media sosial, 3D printing,
dan digital makerspaces mendukung kegiatan pendidikan kewirausahaan.
Perusahaan perlu mendorong budaya digital di dalam organisasi untuk
mendukung inovasi tenaga kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan menyelaraskan
keenam lapisan organisasi, yaitu proses, platform, orang, produk, pemasaran, dan
pengalaman pelanggan, dengan revolusi digital. Selain itu, motivasi merupakan faktor
3
kunci dalam meningkatkan kinerja karyawan. Dalam konteks inovasi tenaga kerja,
perusahaan perlu memotivasi karyawan untuk berinovasi dan berkontribusi dalam
pengembangan model bisnis digital. Motivasi ini dapat berupa pengakuan atas hasil
prestasi, umpan balik yang nyata, dan kepuasan pribadi dalam mencapai tujuan
organisasi.
4
BAB III GAGASAN
5
platform. Dengan memastikan bahwa karyawan merasa percaya diri dan nyaman
dalam menggunakan platform, mereka lebih cenderung untuk mengadopsinya secara
aktif dalam kegiatan sehari-hari mereka.
Ini dapat dilakukan dengan mempromosikan kolaborasi dan berbagi
pengetahuan sebagai nilai inti dari budaya perusahaan. Manajemen perlu
memberikan contoh dengan aktif berpartisipasi dalam platform, seperti dengan
membagikan ide-ide, memberikan umpan balik, atau memulai diskusi. Penghargaan
dan pengakuan juga dapat diberikan kepada karyawan yang aktif berkontribusi dan
berkolaborasi melalui platform, baik dalam bentuk penghargaan formal maupun
apresiasi informal.
Membuat penggunaan platform kolaborasi menjadi bagian yang terintegrasi
dari alur kerja sehari-hari karyawan. Misalnya, dengan mengintegrasikan notifikasi
dari platform ke dalam alat-alat komunikasi yang sudah ada, seperti email atau
aplikasi pesan instan, karyawan dapat menerima pemberitahuan tentang aktivitas
baru atau diskusi yang sedang berlangsung secara langsung. Integrasi dengan alat-
alat produktivitas lainnya, seperti kalender atau aplikasi tugas, juga dapat membantu
dalam memastikan bahwa penggunaan platform kolaborasi menjadi kebiasaan yang
terintegrasi dalam rutinitas kerja sehari-hari.
6
Perusahaan harus menciptakan lingkungan kerja yang aman dan mendukung di
mana karyawan merasa nyaman untuk berbagi ide, gagasan, dan umpan balik tanpa
takut dicemooh atau dihakimi. Ini dapat dilakukan melalui promosi budaya inklusif,
di mana keberagaman dihargai dan dihormati, dan melalui pembinaan sikap saling
percaya dan menghargai antar karyawan.
Manajemen perlu memberikan contoh dengan aktif berpartisipasi dalam
kegiatan kolaboratif dan mendukung inisiatif karyawan. Penghargaan dan
pengakuan juga harus diberikan kepada individu dan tim yang berkolaborasi secara
efektif dan menghasilkan hasil yang signifikan. Dengan memperkuat budaya
kolaborasi melalui langkah-langkah ini, perusahaan dapat memastikan bahwa setiap
karyawan merasa dihargai, didengar, dan dihormati dalam kontribusinya terhadap
kesuksesan perusahaan secara keseluruhan.
3.4 KPI dan Metrik Untuk Mengukur Penggunaan Platform, Seperti Jumlah
Login, Partisipasi Dalam Diskusi, dan Jumlah Ide yang Dibagikan.
Mengukur efektivitas dan dampak platform kolaborasi terhadap kinerja
perusahaan memerlukan pendekatan yang holistik dan berorientasi pada berbagai
aspek yang relevan. Salah satu cara utama untuk mengukur efektivitas adalah
melalui analisis penggunaan platform, seperti jumlah pengguna aktif, frekuensi
interaksi, dan jenis konten yang dibagikan. Data ini dapat memberikan wawasan
tentang seberapa banyak karyawan memanfaatkan platform dan seberapa aktif
mereka berkolaborasi dan berbagi pengetahuan.
Ini bisa dilakukan dengan membandingkan metrik kinerja sebelum dan setelah
implementasi platform, seperti waktu yang dihabiskan untuk menyelesaikan tugas,
jumlah proyek yang diselesaikan, atau tingkat kepuasan karyawan. Jika
implementasi platform berhasil meningkatkan produktivitas atau mengurangi waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu, ini merupakan indikator
positif dari dampaknya terhadap kinerja perusahaan.
Evaluasi secara kualitatif juga penting untuk memahami dampak platform
terhadap budaya kerja dan kolaborasi di perusahaan. Survei dan wawancara dengan
karyawan dapat memberikan wawasan tentang persepsi mereka tentang nilai dan
manfaat platform, serta perubahan yang terjadi dalam gaya kerja dan pola
7
komunikasi. Pengukuran ini dapat membantu dalam mengevaluasi sejauh mana
platform telah berhasil membangun budaya kolaborasi yang kuat dan meningkatkan
kualitas interaksi antar karyawan.
Dampak finansial dari implementasi platform juga perlu dievaluasi. Ini bisa
termasuk analisis biaya-benefit untuk membandingkan investasi yang dikeluarkan
untuk implementasi platform dengan manfaat yang diperoleh, seperti penghematan
biaya operasional atau peningkatan pendapatan melalui inovasi yang didorong oleh
kolaborasi. Jika platform berhasil menghasilkan pengembalian investasi yang
positif, ini merupakan indikator penting dari efektivitasnya terhadap kinerja
perusahaan secara keseluruhan.
8
Pendidikan dan pelatihan karyawan juga merupakan faktor penting dalam
menjaga keamanan data. Karyawan perlu diberikan pelatihan tentang praktik
keamanan yang baik, seperti cara membuat kata sandi yang kuat, mengenali phising,
dan menghindari berbagi informasi sensitif secara tidak sengaja. Dengan
meningkatkan kesadaran keamanan karyawan, perusahaan dapat mengurangi risiko
pelanggaran keamanan yang disebabkan oleh kesalahan manusia.
9
mengambil tindakan yang sesuai untuk melindungi privasi karyawan dan mengatasi
masalah tersebut.
Perusahaan harus memiliki prosedur yang jelas dan responsif untuk menangani
pelanggaran privasi atau penyalahgunaan platform. Karyawan harus diberikan jalur
yang jelas untuk melaporkan masalah keamanan atau privasi, dan perusahaan harus
segera menindaklanjuti laporan tersebut dengan serius. Dengan mengambil langkah-
langkah ini, perusahaan dapat memastikan bahwa privasi karyawan tetap terjaga dan
platform kolaborasi digunakan dengan cara yang bertanggung jawab dan aman.
10
BAB IV KESIMPULAN
Dalam era di mana kolaborasi digital menjadi semakin penting dalam lingkungan
kerja, membangun platform kolaborasi yang efektif tidak hanya memungkinkan
karyawan untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan ide-ide inovatif, tetapi juga
menghadirkan sejumlah tantangan, termasuk keamanan data, privasi karyawan, dan
adopsi yang aktif. Untuk mengatasi tantangan ini, perusahaan harus memprioritaskan
keamanan data dengan menerapkan kebijakan akses yang ketat, enkripsi data, dan
pemantauan aktif terhadap aktivitas pengguna. Selain itu, melindungi privasi karyawan
dan mencegah penyalahgunaan platform memerlukan kebijakan privasi yang jelas,
pendidikan karyawan tentang praktik keamanan yang baik, dan respons yang responsif
terhadap laporan pelanggaran privasi. Dengan mengambil langkah-langkah ini,
perusahaan dapat membangun budaya kolaborasi yang kuat dan memastikan bahwa
platform kolaborasi digunakan secara aman dan bertanggung jawab untuk
meningkatkan produktivitas dan inovasi dalam lingkungan kerja.
11
REFERENSI
Cyrious, C., & Adriana, E. (2023). Faktor Komunikasi Efektif dalam Meningkatkan
Kinerja Pegawai. GEMILANG: Jurnal Manajemen dan Akuntansi, 3(3), 194-206.
Fahmi, S., & Illah, M. (2023). Pelatihan Pemasaran Produk Keuangan dan Pinjaman
secara Digital pada Pegawai Koperasi di Wilayah Provinsi Jawa
Timur. BERDAYA EKONOMI: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(1), 29-41.
Lesnussa, R., Pramarta, V., Carlof, C., Putri, R. D., & Desara, M. M. (2023). Strategi
Pengembangan Kapabilitas Organisasional Dalam Era Digital Fokus Pada
Adaptasi Dan Inovasi. Journal of Management and Creative Business, 1(3), 101-
114.
Mukhid, M. P. (2023). Disain Teknologi Dan Inovasi Pembelajaran Dalam Budaya
Organisasi Di Lembaga Pendidikan.
Purnama, Y. H. (2023). Strategi Pengembangan Eksistensi Karyawan di Era Digital
Perspektif Teori Core Competence. Journal of Management and Bussines
(JOMB), 5(2), 882-895.
Suryadharma, M., Asthiti, A. N. Q., Putro, A. N. S., Rukmana, A. Y., & Mesra, R.
(2023). Strategi kolaboratif dalam mendorong inovasi bisnis di industri kreatif:
kajian kualitatif pada perusahaan desain grafis. Sanskara Manajemen Dan
Bisnis, 1(03), 172-181.
Triwijayati, A., Luciany, Y. P., Novita, Y., Sintesa, N., & Zahruddin, A. (2023).
Strategi Inovasi Bisnis untuk Meningkatkan Daya Saing dan Pertumbuhan
Organisasi di Era Digital. Jurnal Bisnis Dan Manajemen West Science, 2(03),
306-314.
12