Anda di halaman 1dari 5

Jawaban

1. Penyebab Ditutupnya Ritel Giant


a. Perilaku Pembelian Pelanggan
Perilaku pembelian pelanggan di Indonesia telah mengalami perubahan yang
signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini terlihat dari meningkatnya
minat pelanggan terhadap minimarket dan toko kelontong. Minimarket dan toko
kelontong dinilai lebih praktis dan dekat dengan tempat tinggal pelanggan.
Selain itu, harga barang-barang di minimarket dan toko kelontong juga relatif
lebih terjangkau.
Giant merupakan salah satu ritel modern yang menawarkan berbagai macam
produk, mulai dari makanan, minuman, hingga kebutuhan sehari-hari. Hal ini
menyebabkan Giant menjadi kurang kompetitif dibandingkan dengan
minimarket dan toko kelontong yang lebih fokus pada segmen pasar tertentu.
b. Komunikasi Ritel
Giant merupakan salah satu ritel modern yang menawarkan berbagai macam
produk, mulai dari makanan, minuman, hingga kebutuhan sehari-hari. Hal ini
menyebabkan Giant harus berkomunikasi dengan berbagai macam pelanggan,
mulai dari pelanggan yang berusia muda hingga tua, pelanggan yang tinggal di
kota besar hingga pedesaan, dan pelanggan yang memiliki penghasilan tinggi
hingga rendah.
Giant kurang fokus pada komunikasi omnichannel, yaitu komunikasi yang
dilakukan melalui berbagai saluran, seperti offline dan online. Hal ini
menyebabkan Giant tidak dapat menjangkau semua pelanggannya secara efektif.
c. Manajemen Toko Ritel
Giant merupakan salah satu ritel supermarket terbesar di Indonesia. Namun,
perusahaan ini dinilai gagal dalam membaca tren pasar yang sedang berubah.
Masyarakat Indonesia saat ini semakin menyukai gaya hidup yang praktis dan
efisien. Hal ini menyebabkan minat masyarakat untuk berbelanja di supermarket
besar seperti Giant menurun.
Giant juga dinilai kurang inovatif dalam produk dan layanannya. Perusahaan ini
hanya menawarkan produk-produk yang standar dan layanan yang konvensional.
Hal ini menyebabkan masyarakat kurang tertarik untuk berbelanja di Giant.
Giant juga dinilai memiliki kinerja operasional yang buruk. Perusahaan ini
sering mengalami masalah, seperti stok barang yang tidak terpenuhi, pelayanan
yang buruk, dan kebersihan toko yang kurang terjaga. Hal ini menyebabkan citra
Giant di mata masyarakat menjadi buruk.
d. Layanan Pelanggan
Layanan pelanggan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
keberhasilan sebuah bisnis ritel. Dalam hal ini, Giant dinilai kurang mampu
memberikan layanan pelanggan yang memuaskan bagi para pelanggannya. Hal
ini terlihat dari beberapa masukan dan keluhan pelanggan yang diterima oleh
Giant, antara lain:
1) Pelayanan yang kurang ramah dan informatif. Beberapa pelanggan
mengeluhkan bahwa staf Giant kurang ramah dan informatif. Mereka sering
kali tidak memberikan informasi yang dibutuhkan dengan jelas atau bahkan
tidak mau membantu pelanggan.
2) Waktu tunggu yang lama. Antrian di kasir Giant sering kali sangat panjang,
sehingga pelanggan harus menunggu berjam-jam untuk menyelesaikan
transaksi. Hal ini tentu sangat tidak memuaskan bagi pelanggan.
3) Kualitas produk yang menurun. Beberapa pelanggan mengeluhkan bahwa
kualitas produk di Giant menurun dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini
terlihat dari banyaknya produk yang rusak atau tidak sesuai dengan
ekspektasi pelanggan.
e. Sistem Informasi Rantai Pasok
Giant dinilai memiliki SIRS yang tidak efektif. Hal ini terlihat dari beberapa
masalah yang sering terjadi di Giant, antara lain:
1) Keterlambatan pengiriman. Giant sering kali mengalami keterlambatan
pengiriman, sehingga produk tidak tersedia di toko saat dibutuhkan
pelanggan.
2) Kerusakan produk. Giant sering kali mengalami kerusakan produk, sehingga
pelanggan harus mengembalikan produk tersebut.
3) Kurang efisien. Giant memiliki banyak biaya operasional yang tidak perlu,
seperti biaya penyimpanan produk yang berlebihan.
f. Strategi Ritel
Giant dikenal sebagai salah satu ritel supermarket terbesar di Indonesia. Namun,
perusahaan kurang fokus pada pengembangan bisnisnya, terutama dalam hal
inovasi dan strategi pemasaran. Hal ini menyebabkan Giant kalah bersaing
dengan ritel supermarket lainnya yang lebih inovatif dan agresif dalam
pemasaran.
1) Pandemi COVID-19
Pandemi COVID-19 telah berdampak negatif terhadap perekonomian global,
termasuk Indonesia. Hal ini menyebabkan penurunan daya beli masyarakat
dan peningkatan persaingan bisnis.
2) Peningkatan persaingan industri ritel
Industri ritel di Indonesia semakin kompetitif, dengan kehadiran berbagai
pemain baru, baik dari dalam maupun luar negeri. Hal ini menyebabkan
persaingan yang semakin ketat dan sulit bagi ritel-ritel yang tidak memiliki
keunggulan kompetitif yang kuat.

2. Review jurnal
Judul: Pendampingan Manajemen Ritel Modern Bagi Komunitas Pedagang Ritel
Tradisional Pasar Dinoyo Kota Malang
Penulis: N. Wahyuni, U. K. Oktaviana, dan Y. S. Rahayu
Jurnal: PEDULI: Jurnal Ilmiah Pengabdian pada Masyarakat
Vol.: 4
No.: 2
Tahun: 2020
Halaman: 48-58
Abstrak:
Perkembangan ritel modern di Indonesia telah memberikan tantangan tersendiri bagi
pedagang ritel tradisional. Untuk dapat bersaing dengan ritel modern, pedagang ritel
tradisional perlu meningkatkan pengelolaan usahanya, termasuk dalam hal
manajemen ritel.
Jurnal ini melaporkan hasil kegiatan pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk
memberikan pendampingan manajemen ritel modern bagi komunitas pedagang ritel
tradisional Pasar Dinoyo Kota Malang. Kegiatan ini dilakukan melalui beberapa
tahap, yaitu identifikasi pelanggan dan pedagang Pasar Dinoyo, observasi, dan
FGD.
Hasil kegiatan menunjukkan bahwa para pedagang Pasar Dinoyo memiliki
pengetahuan yang terbatas mengenai manajemen ritel modern. Melalui kegiatan
pendampingan ini, para pedagang memperoleh pengetahuan mengenai manajemen
ruang dan tata letak barang, manajemen keuangan sederhana, dan manajemen
persediaan barang.
Kegiatan pendampingan ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing pedagang
ritel tradisional Pasar Dinoyo sehingga dapat tetap bertahan di tengah persaingan
dengan ritel modern.
Kata kunci: manajemen ritel, pendampingan, pedagang ritel tradisional, Pasar
Dinoyo
Isi:
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Pasar Dinoyo, Kota Malang,
Jawa Timur. Pasar Dinoyo merupakan salah satu pasar tradisional terbesar di Kota
Malang. Pasar ini memiliki sekitar 1.000 pedagang yang menjual berbagai macam
barang, mulai dari kebutuhan pokok, sembako, hingga pakaian.
Pedagang ritel tradisional di Indonesia menghadapi berbagai tantangan, salah
satunya adalah persaingan dengan ritel modern. Ritel modern menawarkan berbagai
keunggulan, seperti lokasi yang strategis, produk yang lengkap, dan harga yang
kompetitif. Hal ini membuat pedagang ritel tradisional harus meningkatkan
pengelolaan usahanya agar dapat bersaing.
Salah satu aspek yang penting dalam pengelolaan usaha ritel adalah manajemen
ritel. Manajemen ritel mencakup berbagai hal, seperti manajemen ruang dan tata
letak barang, manajemen keuangan, dan manajemen persediaan barang.
Kegiatan pendampingan manajemen ritel modern bagi komunitas pedagang ritel
tradisional Pasar Dinoyo ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Identifikasi pelanggan dan pedagang Pasar Dinoyo
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi
oleh pedagang Pasar Dinoyo.
2. Observasi
Tahap ini dilakukan untuk melihat kondisi dan situasi di Pasar Dinoyo.
3. FGD
Tahap ini dilakukan untuk mendapatkan masukan dari pedagang Pasar Dinoyo
mengenai materi yang akan diberikan dalam pendampingan.
4. Pendampingan
Tahap ini dilakukan untuk memberikan materi dan pelatihan mengenai manajemen
ritel modern.
Materi yang diberikan dalam pendampingan ini meliputi:
 Manajemen ruang dan tata letak barang
 Manajemen keuangan sederhana
 Manajemen persediaan barang
Pada akhir kegiatan pendampingan, para pedagang diajak untuk melakukan
evaluasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa para pedagang merasa puas dengan
kegiatan pendampingan ini. Mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan
baru yang dapat diterapkan dalam pengelolaan usaha mereka.
Kegiatan pendampingan ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing pedagang
ritel tradisional Pasar Dinoyo sehingga dapat tetap bertahan di tengah persaingan
dengan ritel modern.
Kesimpulan:
Kegiatan pendampingan manajemen ritel modern bagi komunitas pedagang ritel
tradisional Pasar Dinoyo ini telah memberikan hasil yang positif. Para pedagang
memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru yang dapat diterapkan dalam
pengelolaan usaha mereka. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing
pedagang ritel tradisional Pasar Dinoyo sehingga dapat tetap bertahan di tengah
persaingan dengan ritel modern.
Referensi :
Wahyuni, N., Oktaviana, U. K., & Rahayu, Y. S. (2020). Pendampingan manajemen
ritel modern bagi komunitas pedagang ritel tradisional Pasar Dinoyo Kota
Malang. PEDULI: Jurnal Ilmiah Pengabdian pada Masyarakat, 4(2), 48-58.

Anda mungkin juga menyukai