Anda di halaman 1dari 3

DINAMIKA DAN TENTANG PENDIDIKAN PANCASILA DI INDONESIA

Pendidikan Pancasila telah berjalan dari awal kemerdekaan sampai sekarang dan
telah mengalami pasang surut dalam penerapannya. Dinamika pendidikan Pancasila
pada awal kemerdekaan dilakukan dengan cara pidato dan rapat oleh para tokoh bangsa
yang disiarkan pada radio atau surat kabar.
Selanjutnya dinamika pendidikan Pancasila mulai berkembang dengan diawali
diterbitkannya buku yang berisi pidato Bung Karno yang berjudul Lahirnya Pancasila.
Mulai dari situlah banyak bermunculan buku-buku pendidikan terkait patriotisme dan
Pancasila seperti Manusia dan Masyarakat Baru Indonesia (Civics) dan Penetapan
Tudjuh Bahan-Bahan Pokok Indoktrinasi.
Selain dari buku yang ditujukan untuk masyarakat, pendidikan Pancasila juga
berkembang dan diterapkan pada ada jenjang pendidikan formal. Pendidikan Pancasila
disematkan pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang pertama kali muncul
sebagai buku pedoman PKn (1957) yang berisi : 1. Sejarah dari perjuangan rakyat
Indonesia, 2. Pancasila, 3. Undang Undang Dasar 1945, 4. Demokrasi terpimpin, 5.
Konferensi Asia-Afrika, 6. Kewajiban dan hak sebagai warga negara, 7. Manifesto
politik, 8. Laksana malaikat, lampiran-lampiran mengenai dekrit presiden, serta buku
mengenai pendidikan pancasila lainnyaSetelah itu berkembang lagi dengan nama Civics
(1962). Bahasan dari Civics (1962) berfokus pada UUD, Sejarah Kebangkitan Nasional,
dan Pidato Politik Kenegaraan
Pada era orde baru kurikulum sekolah mengalami perubahan menjadi kurikulum
tahun 1975 dari yang sebelumnya tahun 1968. Hal ini berpengaruh juga dengan
pergantian nama mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang berganti
menjadiPendidikan Moral Pancasila (PMP).
Hasil dari pergantian nama dari PKn menjadi PMP menghasilkan buku paket
PMP untuk semua tingkatan pendidikan di sekolah, dengan begitu dinyatakan juga tidak
berlakunya lagi buku pedoman Pendidikan kewarganegaraan, manusia masyarakat baru
Indonesia. Sedangkan pendidikan Pancasila untuk dikonsumsi masyarakat berbentuk
penataran Pedoman Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).
Perkembangan berikutnya adalah dengan perubahan dari Pendidikan Moral
Pancasila (PMP) menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk mengikuti
kurikulum sekolah tahun 1994 yang juga didasari oleh UU Sistem Pendidikan Nasional
No. 2 tahun 1989 ayat 2 yang telah menjelaskan bahwa “Isi kurikulum setiap jenis,
jalur, dan jenjang Pendidikan wajib memuat : 1. Pendidikan Pancasila, 2. Pendidikan
Agama, dan 3. Pendidikan Kewarganegaraan. ”
Pada masa sekarang Pendidikan Pancasila tetap dilaksanakan pada Pendidikan
formal dan di luar itu Pendidikan Pancasila masih tetap bisa diakses secara fleksibel
dengan kemudahan teknologi yang membantu semua kalangan mesyarakat mengakses
buku, video, maupun jurnal secara online. Sedangkan pada jenjang lanjut seperti
Perkuliahan umumnya memiliki mata kuliah khusus untuk mendalami Pancasila.
Semakin berkembangnya jaman Pendidikan Pancasila juga harus terus
berkembang baik dari sisi materi maupun penerapan system Pendidikan. Di masa yang
akan datang tidak menutup kemungkinan untuk berubahnya rezim maupun konteks
politik di Indonesia dan dengan luar negri, oleh sebab itu diharapkan di masa yang akan
datang akan ada peningkatan mutu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan melalui
guru maupun teknologi.
Hasil dari pergantian nama dari PKn menjadi PMP menghasilkan buku paket
PMP untuk semua tingkatan pendidikan di sekolah, dengan begitu dinyatakan juga tidak
berlakunya lagi buku pedoman Pendidikan kewarganegaraan, manusia masyarakat baru
Indonesia. Sedangkan pendidikan Pancasila untuk dikonsumsi masyarakat berbentuk
penataran Pedoman Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).
Perkembangan berikutnya adalah dengan perubahan dari Pendidikan Moral
Pancasila (PMP) menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk mengikuti
kurikulum sekolah tahun 1994 yang juga didasari oleh UU Sistem Pendidikan Nasional
No. 2 tahun 1989 ayat 2 yang telah menjelaskan bahwa “Isi kurikulum setiap jenis,
jalur, dan jenjang Pendidikan wajib memuat : 1. Pendidikan Pancasila, 2. Pendidikan
Agama, dan 3. Pendidikan Kewarganegaraan. ”
Pada masa sekarang Pendidikan Pancasila tetap dilaksanakan pada Pendidikan
formal dan di luar itu Pendidikan Pancasila masih tetap bisa diakses secara fleksibel
dengan kemudahan teknologi yang membantu semua kalangan mesyarakat mengakses
buku, video, maupun jurnal secara online. Sedangkan pada jenjang lanjut seperti
Perkuliahan umumnya memiliki mata kuliah khusus untuk mendalami Pancasila.
Semakin berkembangnya jaman Pendidikan Pancasila juga harus terus
berkembang baik dari sisi materi maupun penerapan system Pendidikan. Di masa yang
akan datang tidak menutup kemungkinan untuk berubahnya rezim maupun konteks
politik di Indonesia dan dengan luar negri, oleh sebab itu diharapkan di masa yang akan
datang akan ada peningkatan mutu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan melalui
guru maupun teknologi.
Akibat perkembangan jaman membuat Pancasila semakin hilang nilai. Karena
terjadi inovasi pada teknologi membuat kebudayaaan baru yang tadinya tidak mengenal
teknologi mendi kenal dan itu tidak bisa dihindari karena sudah lumrah karena kita
hidup harus selalu berkembang dan mengikuti jaman yang kian lama akan semakin
modern.
Akibatnya membuat degradasi pada moral kita sendiri, keseringan menggunakan
teknologi tanpa melihat kejelasan pada berita tersebut selain itu kebebasan kita dalam
menggunakan teknologi membuat kita lupa akan pentingnya menyaring sebuah
informasi yang kita dapat hanya karena berita lagi panas-panasnya membuat kita
langsung terpedaya dengan mudahnya.
Kemajuan teknologi tidak bisa dihindari karena jaman akan terus berkemabang
mengikuti arus waktu yang selalu menuju inovasi yang tak terbatas. Menjadikan sebuah
teknologi ini susah untuk di bending karena memiliki manfaat besar sekaligus dampak
negative yang tak dapat di hindarkan.
Negara kita tercinta yaitu Indonesia juga menikmati sebuah kemajuan teknologi
dan digital tersebut. Teknologi juga mempunyai dampak positif dan negative tergantung
personal pada diri sendiri. Peran pendidikan Pancasila inilah yang harus kita terapkan
dari kecil sampai dewasa karena dari pendidikan inilah yang menjadikan tameng
terhadap kehidupan kita dari serangan dunia luar yang begitu kerasnya.
Kecangihan sebuah terknologi dapat membantu aktifitas manusia juga, tetapi
saking pesatnya sebuah teknologi juga membutuhkan filter yang besar pula supaya nilai
Pancasila yang kita anut dari perjuangan para pendaulu kita yang berjuang mati-matian
demi memerdekatan negara Indonesia sendiri tidak luntur.
Kecangkihan teknologi membuat kehidupan yang ada di Indonesia saat ini
makin membaik dikarenakan apa yang kit acari bisa di temukan lewat teknologi yang
cangkih ini contohnya seperti kemudahan dalam mencari informasi yang ada di internet,
melihat koran, kemudahan dalam mencari sebuah barang sehari-hari dan lain-lain.
Membuat kita sebagai insan yang bermartabat semakin bergenatung pada
teknologi tersebut membuat kita lupa akan yang Namanya Pancasila, jadi haruslah kita
dalam melakukan sesuatu harus di dasarkan pada nilai Pancasila.
Pancasila merupakan pedoman kita sejak kecil dan sudah diajarkan dari bangku
sekolah sampai sekarang pun kita juga memperlajari Pancasila tersebut. Di lihat dari
kita sebagai warga negara Indonesia sendiri kita pun melakukan sebuah kegiatan yang
basisnya sesuai dengan sila-sila Pancasila salah satu contohnya pada sila pertama yang
berbunyi “ketuhanan yang maha ESA” dari sila tersbut contoh yang kita lakukan dalam
kehidupan kita sehari-hari ialah beribadah.
Jadi kita sebagai warga negara Indonesia juga harus senantiasa menanamkan
nilai Pancasila pada diri sendiri. Supaya bisa menjadi tameng pada kehidupan kita pada
masa yang mendatang dan kita harus selalu senantiasa waspada pada kemajuan
teknologi walaupun memberikan dampak positif dalam kehidupan tetapi dalam
kenyataannya dampak negatiflah yang paling besar pada kehidupan yang kita rasakan
saat ini.

Anda mungkin juga menyukai