Anda di halaman 1dari 9

Relevansi Pancasila sebagai Pedoman Hidup Generasi Milenial Bangsa Indonesia

Nadhira Aprilia Supriyadi1

Moses Glorino Tumambo Pandi2

1
Fakultas Psikologi, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia.

2
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia.

Abstrak

Introduction: Pancasila merupakan dasar negara Indoensia yang juga berperan sebagai
pedoman utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pada masyarakat Indonesia.
Kesadaran masyarakat atas besar dan luasnya negara Indonesia dengan keberagamannya yang
luar biasa inilah yang menjadi alasan utama dari pembentukan Pancasila, yaitu untuk
menyatukan berbagai perbedaan yang ada dalam satu negara besar dengan berpedoman pada
niali - nilai yang sudah dirumuskan di dalam Pancasila ini.

Methods: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah literatur review, yang berarti
data yang didapat dan digunakan dalam penelitian ini berasal dari penelitian terdahulu yang
serupa.

Result: Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa Pancasila sebagai pedoman hidup
bagi generasi milenial bangsa Indonesia memiliki tantangan sekaligus kekuatannya tersendiri,
terutama dengan adanya perkembangan teknologi yang dapat menjadi ancaman atau
sebaliknya dalam penanaman nilai - nilai Pancasila sebagai pedoman hidup generasi milenial.

Conclusion: Berdasarkan penelirian yang sudah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat
diambil adalah bahwa saat Pancasila saat ini masih menghadapi tantangan yang cukup serius
dalam penerapannya sebagai pedoman hidup generasi milenial. Namun hal tersebut dapat
diatasi dengan pemberdayaan teknologi secara tepat dan menggunakan teknologi sebagai
salah satu sarana dalam penanaman nilai - nilai Pancasila bagi generasi milenial bangsa
Indonesia

Kata kunci: Pancasila, Indonesia, generasi milenial, pedoman.


PENDAHULUAN

Latar Belakang dan Konteks Permasalahan

Pancasila sudah tidak asing lagi bagi seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini
dikarenakan pengetahuan dan pengenalan mengenai Pancasila sudah diberikan sedini
mungkin, mulai dari sekolah dasar, bahkan tingkat pendidikan sebelumnya. Pengenalan dan
pengetahuan mengenai Pancasila ini dapat dikatakan penting dan bersifat wajib, mengingat
bahwa Indonesia merupakan negara dengan berbagai keanekaragaman didalamnya. Maka
dari itu penting untuk berpedoman pada Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
dengan menghidupi nilai - nilai penting yang terkandung dalam tiap butir Pancasila.

Namun hal tersebut justru menjadi tantangan besar dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara saat ini. Nilai - nilai yang ada dalam Pancasila perlahan mulai meluntur dan tak
lagi menjadi pedoman dalam kehidupan bermasyarakat. Banyak orang yang hanya sekedar
mengetahui Pancasila, namun tidak mengerti isi yang disampaikan didalamnya, apalagi
menghidupinya sebagai pedoman hidup dalam kehidupan bermasyarakat. Banyak faktor yang
dapat menyebabkan lunturnya nilai - nilai Pancasila seiring berjalannya waktu, salah satunya
adalah dengan terjadinya perkembangan di berbagai bidang teknologi, seperti teknologi
informasi dan komunikasi, adanya media sosial dan media lainnya yang tercipta dengan
adanya perkembangan teknologi saat ini.

Seperti yang disampaikan oleh Fitri Anggraini (2018), yang mengatakan bahwa nilai -
nilai Pancasila dalam diri bangsa Indonesia mulai luntur seiring perjalanan waktu, saat ini
menjadi sangat mudah untuk melihat bukti nyatanya dalam kehidupan sehari - hari. Salah
satu contoh perilaku yang tidak menghidupi nilai - nilai Pancasila yang sering ditemui saat ini
adalah sifat masyarakat Indonesia yang semakin individualis. Dalam sila ketiga, disebutkan
secara singkat dan jelas mengenai persatuan Indonesia. Persatuan Indonesia tidak selalu
berkaitan dengan hal - hal kompleks yang menyangkut berbagai wilayah di Indonesia, tetapi
juga dalam hal kecil seperti persatuan rakyat atau masyarakatnya. Saat ini sering ditemui
masyarakat yang memiliki sifat individualis sehingga tidak lagi memperhatikan orang lain
yang ada di sekitar mereka.

Sifat individualis ini semakin diperparah dengan perkembangan teknologi yang juga
sudah disinggung sebelumnya. Masyarakat saat ini menjauhkan nilai persatuan dan lebih
hidup secara individual dnegan menikmati perkembangan teknologi saat ini (1). Tidak bisa
dipungkiri juga bahwa pengguna aktif dari berbagai perkembangan teknologi seperti media
sosial dan sebagainya saat ini adalah masyarakat yang berada pada usia produktif, atau saat
ini dikenal sebagai generasi milenial. Generasi milenial sangat erat dengan teknologi, karena
mereka tumbuh dengan berbagai fasilitas yang sudah disediakan dari hasil perkembangan
teknologi tersebut. Maka dari itu generasi milenial lebih rentan meninggalkan nilai - nilai
Pancasila sebagai pedoman hidup mereka. Tidak sedikit juga generasi milenial saat ini yang
bahkan tidak hafal apa saja isi dari Pancasila. Ini merupakan salah satu contoh dari drastisnya
kemerosotan nilai - nilai Pancasila dalam kehidupan generasi milenial, apalagi mengenai
peran Pancasila sebagai pedoman hidup.

Selain sikap individualis yang semakin berkembang di kalangan masyarakat


Indonesia, terutama generasi milenial, cara berpikir kritis juga saat ini menjadi menurun.
Mudahnya mendapatkan berbagai informasi membuat banyak masyarakat Indonesia
termakan berita - berita palsu atau berita bohong yang bersifat memecah belah atau
provokatif. Merendahkan sesama dan membuat kelompok - kelompok sendiri sering ditemui
dalam kehidupan masyarakat Indonesia saat ini. Hal ini tentu tidak sesuai dengan nilai yang
terkandung dalam Pancasila, terutama sila ketiga mengenai persatuan Indonesia. Banyak
berita bohong yang menyangkut isu SARA yang akhirnya menyebabkan perpecahan dimana -
mana (2).

Maka dari itu pula, hal ini menjadi tantangan baru untuk menjadikan nilai - nilai
Pancasila sebagai pedoman hidup bagi generasi milenial bangsa Indonesia. Hal ini penting
untuk dilakukan karena generasi milenial bangsa Indonesia adalah masa depan bangsa
Indonesia itu sendiri. Generasi milenial ini lah yang akan melanjutkan negara Indonesia
kedepannya dan menjadi harapan untuk dapat membawa negara Indonesia menjadi lebih
baik dan lebih maju lagi kedepannya. Dengan demikian relevansi menganai Pancasila sebagai
pedoman hidup generasi milenial harus diupayakan demi kepentingan bersama.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui relevansi Pancasila sebagai
pedoman hidup generjadi milenial bangsa Indonesia, mulai dari relevansinya itu sendiri,
tantangan, hingga urgensi dari penerapan nilai - nilai Pancasila sebagai pedoman hidup
generasi milenial saat ini. Tantangan menjadi fokus yang cukup penting karena dengan
mengetahui tantangan apa saja yang dihadapi untuk menerapkan nilai - nilai Pancasila
sebagai pedoman hidup generasi milenial saat ini, maka dapat dicari tahu pula setelahnya
upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi tantangan tersebut sehingga nilai - nilai
Pancasila yang sudah pudar saat ini, terutama pada generasi milenial tidak terjadi terus -
menerus yang akhirnya akan mengakibatkan hilangnya nilai Pancasila sebagai pedoman
hidup. Selain itu tujuan lainnya adalah untuk mengupayakan bagaimana agar perkembangan
teknologi yang ada saat ini tidak hanya menyebabkan kemerosotan nilai - nilai Pancasila,
tetapi justru dapat menjadi salah satu sarana untuk menanamkan nilai - nilai Pancasila
sebagai pedoman hidup generasi milenial.

Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana peran Pancasila sebagai pedoman hidup, terutama bagi generasi milenial?

2. Bagaimana tantangan yang dihadapi mengenai penerapan nilai - nilai Pancasila sebagai
pedoman hidup generasi milenial?

3. Bagaimana cara mengatasi tantangan dalam penerapan nilai - nilai Pancasila sebagai
pedoman hidup generasi milenial ini?

4. Bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk membuat perkembangan teknologi menjadi
sarana untuk menanamkan nilai - nilai Pancasila sebagai pedoman hidup, terutama bagi
generasi milenial?

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode literature review,


dimana tujuan utamanya adalah untuk memahami berbagai fenomena yang dialami oleh
subjek dalam penelitian ini.. Penelitian ini juga dilakukan dengan pendekatan studi pustaka.
Pengumpulan data dilakukan dengan sedalam - dalamnya melalui sumber yang kredibel
untuk mendapatkan data yang akurat untuk penyusunan penelitian ini. Data didapatkan dari
penelaahan terhadap berbagai literatur yang berhubungan dengan pembahasan pada
penelitian ini. Dengan demikian dalam penelitian ini, populasi atau sampel bukan menjadi
fokus utama karena subjek dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat secara luas.

Selain pendekatan studi pustaka, penelitian ini juga menggunakan pendekatan


deskriptif, dimana pendekatan ini akan membuat sebuah deskripsi mengenai topik
pembahasan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai pembahasan dalam penelitian ini.
Penelitian ini menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar
variabel (Kriyantono, 2006:69). Artinya adalah dalam penelitian ini, tujuan utamanya adalah
untuk menjelaskan bagaimana relevansi Pancasila sebagai pedoman hidup generasi milenial
bangsa Indonesia.

HASIL TEMUAN DATA

Data dikumpulkan dengan melakukan studi pustaka, yang mana data didapat dari
beberapa penelitian sebelumnya yang dapat berupa jurnal, makalah, skripsi, atau thesis
dengan tema penelitian terkait. Dari data yang sudah didapatkan, kata relevansi dapat
diartikan sebagai adanya keterkaitan satu hal dengan hal lainnya. Relevansi berasal dari kata
relevan yang artinya bersangkut paut, yang ada hubungan, dan selaras. Sedangkan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata relevansi memiliki arti hubungan atau kaitan. Dengan
demikian arti dari relevansi Pancasila sebagai pedoman hidup generasi milenial bangsa
Indonesia adalah hubungan atau kaitan Pancasila dengan genereasi milenial bangsa Indonesia
yang bereperan sebagai pedoman hidup (3).

Sedangkan Pancasila sendiri merupakan dasar negara dan pandangan bangsa


Indonesia yang berfungsi sebagai pemersatu kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk.
Pancasila memiliki pengaruh yang sangat besar bagi bangsa Indonesia, karena nilai - nilai
yang terkandung dalam Pancasila meliputi seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara
seperti keragaman suku, agama, bahasa, adat, kebiasaan, dan perbedaan dalam kehidupan
masyarakat Indonesia lainnya. Sejarah Indonesia juga merupakan sebuah inti dari sejarah
negara Indonesia itu sendiri. Maka dari itu Kaelan (2007) mengatakan bahwa Pancasila sangt
sakral dan harus ditaati serta dihafal nilai - nilainya oleh seluruh masyarakat Indonesia (4).
Pancasila memiliki 5 nilai utama, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi,
dan keadilan, dimana elima nilai utama ini tertuang dalam paragraf keempat pembukaan
Undang - Undang Dasar 1945. Pancasila mengacu pada teori kewarganegaraan dan
fungsionalisme struktural yang dapat dikatakan menjadi sebuah ide untuk dapat membangun
suatu kewarganegaraan yang baik.

Menurut Bhagaskoro et al. (2019) Pancasila merupakan sebuah ideologi yang


berisafat kokoh dan mempengaruhi setiap akrivitas masyarakat Indonesia dimanapun dan
apapun aktivitas tersebut. Maka dari itu lah Pancasila dikatakan sebagai alat pemersatu
bangsa dari beragamnya perbedaan yang ada dalam masyarakat Indonesia ini. Shofa (2016)
juga menyapaikan hal serupa, yang mengatakan bahwa Pancasila mampu menjadi alat
pemersatu bangsa Indonesia dan sumber nilai dalam kehidupan bermasyarakar, berbangtsa
dan bernegara. Selain menjadi alat pemersatu, Pancasila juga dapat dijadikan pedoman hidup
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagaimana fokus dalam penelitian ini, karena
dengan Pancasila dapat diukur mengnai baik buruk sera benar atau salahnya perbuatan dan
tingkah laku masyarakat Indonesia.

Dalam penelitian ini, fokus utama yang diambil adalah mengenai relevansi Pancasila
sebagai pedoman hidup generasi milenial bangsa Indoneis. Generasi milenial sendiri
merupakan generasi muda bangsa Indonesia saat ini yang berada pada rentang kelahiran
tahun 1980 an hingga 2000an, yang mana berusia antara 15-35 tahun saat ini. Generasi
milenial juga dikenal dengan sebutan generasi Y yang menggantikan generasi sebelumnya,
yaitu generasi X. Generasi milenial bertumbuh seiringan dengan perkembangan teknologi
dan digitalisasi. Oleh karena ini teknologi sangat erat kaitannya dengan generasi milenial ini.
Disaat yang bersamaan, generasi milenial juga merupakan harapan dan masa depan bagi
bangsa Indonesia(5). Generasi milenial diharapkan dapat memimpin dan membawa bangsa
Indonesia semakin maju lagi kedepannya. Maka dari itu penting bagi generasi milenial untuk
dapat menghidupi nilai - nilai dalam Pancasila sebagai pedoman kehidupannya (6).

PEMBAHASAN

Pancasila disebut sebagai pedoman hidup dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
karena nilai - nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan pokok - pokok yang harus
dimiliki dalam perilaku masyarakat dan menjadi pedoman dalam segala kegiatan masyarakat
Indonesia. Nilai - nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan kesatuan nilai - nilai
luhur yang sudah dijadikan satu kesatuan dalam Pancasila itu sendiri. Pancasila sebagai
pedoman hidup pada intinya berfunsi sebagai acuan untuk menata kehidupan diri sendiri,
hubungan antar manusia, hingga hubungan antara manusia dengan alam sekitarnya (7).
Dharmawan (2018) juga mengatakan bahwa Pancasila merupakan landasaan utama dari
berbagai perilaku bangsa Indonesia yang sudah berkembang sejak Indonesia masih berada di
masa kerajaan, hingga saat ini dimana Indonesia sudah memiliki kemerdekaan dan
persatuannya.

Sayangnya, nilai - nilai Pancasila sebagai pedoman hidup saat ini tidak lagi sekuat
dulu. Seiring dengan perkembangan teknologi yang terjadi, nilai - nilai Pancasila mulai
luntur. Teknologi menjadi tantangan yang dapat dikatakan cukup besar dalam
mempertahankan nilai - nilai Pancasila sebagai pedoman hidup masyarakat, terutama dalam
hal ini pada generasi milenial yang lebih erat hubungannya dengan berbagai perkembangan
dalam bidang teknologi ini. Dengan adanya perkembangan teknologi, seperti salah satunya
dalam bidang informasi dan komunikasi, saat ini seolah tidak lagi ada batasan - batasan
mengenai apa yang sesuai dan tidak dari nilai suatu budaya tertentu. Berbagai informasi dapat
diakses oleh setiap orang dengan hanya satu jari pada gadget mereka. Begitu juga dengan
berbagai konten yang tidak sesuai dengan Pancasila juga dapat diakses dengan sangat mudah
saat ini, yang mana pada akhirnya menyebabkan kemerosotan nilai - nilai Pancasila sebagai
pedoman hidup masyarakat (8).

Meski perkembangan teknologi di masa ini sudah tidak mungkin lagi untuk
dihentikan karena perkembangannya yang luar biasa pesat dan sulit untuk dikendalikan,
apalagi dihentikan. Hal ini dikarenakan pada dasarnya teknologi diciptakan untuk membantu
dan mempermudah segala aktivitas manusia. Karena itu jugalah teknologi saat ini berkaitan
dengan seluruh aspek kehidupan manusia. Teknologi pada dasarnya diciptakan untuk dapat
dikendalikan oleh penggunanya, yaitu manusia. Namun yang kerap terjadi saat ini justru
sebaliknya, dimana manusia seakan dikendalikan oleh teknologi yang ada yang menawarkan
berbagai kemudahan. Hal ini lah yang menyebabkan teknologi menjadi bumerang yang
mengancam nilai budaya suatu negara, seperti misalnya nilai - nilai Pancasila sebagai
pedoman hidup bagi masyarakat Indonesia. Maka dari itu salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasi tantangan dalam penanaman nilai Pancasila, terutama bagi
generasi milenial yang erat hubungannya dengan tekologi ini adalah dengan menggunakan
teknologi itu sendiri sebagai sarana penenaman nilai - nilai Pancasila.(9)

Seperti yang sempat disinggung sebelumnya mengenai teknologi yang berkaitan


dengan seluruh aspek kehidupan manusia, maka teknologi juga berkaitan dengan bidang
pendidikan, salah satunya sebagai sarna pembelajaran yang lebih efisien dan efektif terutama
untuk diterapkan pada generasi milenial saat ini. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan
oleh Muhson Ali (2010:1) dalam sebuah penelitiannya yang mengatakan bahwa di era
globalisasi seperti saat ini, perkembangan teknologi pemberlajaran saat ini semakin canggih
(3). Pembelajaran yang dulu dilakukan secara monoton, terutama dalam hal ini adalah
pembelajaran kewarganegaraan yang berkaitan dengan nilai - nilai Pancasila sebagai
dasarnya terasa sangat monoton dan membosankan. Namun dengan adanya berbagai
teknologi yang tersedia saat ini, pembelajaran kewarganegaraan dengan tujuan untuk
menanamkan nilai - nilai Pancasila dapat dilakukan dengan lebih menarik, misalnya melalui
video atau film pendek. Dengan demikian perkembangan teknologi yang ada saat ini tidak
lagi menjadi sebuah tantangan, melainkan menjadi sebuah sarana untuk memperkuat nilai -
nilai Pancasila sebagai pedoman hidup bagi generasi milenial bangsa Indonesia.

Namun dalam hal ini, perlu diingat bahwa teknologi hanya merupakan alat bantu,
bukan pokok dari pendidikan itu sendiri. Maka dari itu pula pendidikan Pancasila, terutama
dalam hal ini pada perguruan tinggi merupakan mata kuliah wajib yang juga sudah diatur
dalam pasal 35 ayat (3) Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi yang berisi mengenai kurikulum Pendidikan Tinggi yangmana didalamnya
wajib memuat mata kuliah Agama, Pancasila, Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia.
Pemerintah mengetahui dan menyadari urgensi dari penanaman nilai - nilai Pancasila melalui
bidang pendidikan ini. Maka dari itu aturan mengenai kurikulum mata kuliah wajib ini dibuat
dengan sangat ketat, yang mana apabila dilanggar maka akan diberkan peringatan tertulis.
Dasar hukum lainnya yang berkaitan dengan hal ini ada pada pasal 9 ayat (2) Undang -
Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara yang mana
dikatakan didalamnya bahwa setiap warga negara wajib mempelaari mata kuliah Pancasila
dan/atau mata kuliah Kewarganegaraan (10).

KESIMPULAN

Berdasarkan penjabaran dan penjelasan diatas, maka kesimpulan yang dapat diambil
adalah bahwa kaitan mengenai Pancasila dengan generasi milenial bangsa Indonesia,
terutama mengenai peran Pancasila sebagai pedoman hidup sangat menarik untuk dibahas.
Banyak hal yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang mengenai permasalahan ini,
seperti misalnya perkembangan tekologi yang sangat erat berkaitan dengan generasi milenial
bangsa Indonesia saat ini, yang kerap memberikan dampak negatif terhadap penanaman nilai
- nilai Pancasila bagi generasi milenial bangsa Indonesia, namun pada kenyataannya
teknologi ini tidak hanya dapat memberikan dampak buruk atau negatif, justru dapan menjadi
kekuatan sebagai sarana baru yang dapat digunakan untuk mengenalkan dan menanamkan
nilai - nilai Pancasila sebagai pedoman hidup bagi generasi milenial bangsa Indonesia yang
dikemas dengan lebih menarik.
REFERENSI

1. Anggraini D, Fathari F, Anggara JW, Devon M, Al A. Pengamalan nilai-nilai


pancasila bagi generasi milenial. 2020;2(1):11–8.

2. Dari SIAW. Cara Pandang Pancasila Dalam Generasi Milenial. 2019.

3. Sumaryati S, Retnasari L, Winarti T. Pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) dalam


Penguatan Tujuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada Peserta Didik di
Sekolah Memengah Atas. J Pancasila dan Kewarganegaraan. 2020;5(2):1–12.

4. Dewantara JA, Suhendar IF, Rosyid R, Atmaja TS. Pancasila as Ideology and
Characteristics Civic Education in Indonesia. Int J Educ Vocat Stud. 2019;1(5):400–5.

5. Парламентская Конференция “Россия - Африка” В Рамках Второго


Международного Форума “Развитие Парламентаризма”. Москва, 1-3 Июля 2019
Г. Общество Среда Развитие (Terra Humana). 2019;2(3 (52)):13–23.

6. Tilasanti MF. Pancasila Menurut Machiavelli Dan Relevansinya Bagi Anak Milenial.
2019.

7. Tugas Filsafat Pancasila Santiiiiiiii (1).

8. AHMAD ASRORY. Lunturnya Norma Pancasila Di Era Milenial 2019/2020. J Ilm


Profesi Penididkan [Internet]. 2019;4 NO 2(Program Studi PPKn, FKIP Universitas
Mataram):84. Available from: https://media.neliti.com/media/publications/298783-
lunturnya-norma-pancasila-di-era-milenia-473eab5c.pdf

9. Pengetahuan I, Teknologi DAN. Peran pancasila dalam perkembangan dan kemajuan


ilmu pengetahuan dan teknologi. 2019;13(3).

10. Saputra I. Pemanfaatan Media Sosial Dalam Pembelajaran Pancasila Untuk Generasi
Milenial Di Perguruan Tinggi. 2019;1(April).

Anda mungkin juga menyukai