Abstrak:
Pancasila sebagai ideology negara merupakan suatu hal yang sangat urgent
untuk dijaga, baik dari nama nasakah sakral serta nilai-nilai yang terkandung
didalamnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana cara mahasiswa
mengimplementasikan nilai nilai pancasila, karena kerap terjadi juga pelanggaran yang
dilakukan oleh mahasiswa ketika di kampus maupun di luar kampus. Selain itu
penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui apa saja faktor-faktor hilangnya etika
dan moral mahasiswa. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif dengan teknik kuesioner yang melibatkan beberapa responden yang
merupakan mahasiswa dari Universitas Nurul Huda. Penelitian ini berlangsung selama
beberapa hari. Hasil penelitian menunjukkan dari beberapa mahasiswa dari Universitas
Nurul Huda mampu mengimplementasikan nilai-nilai pancasila, yang menjadi
tantangan yakni perlunya membumikan kembali nilai-nilai Pancasila dalam dunia
pendidikan, memasukkan materi pendidikan moral Pancasila di setiap jenjang
pendidikan dan menghidupkan. Kesimpulan beberapa mahasiswa sebagai
respondennya dan juga dengan dasar teori yang digunakan dalam pembahasan, didapati
kesimpulan bahwa masih banyak mahasiswa yang terbilang gagal dalam melakukan
implementasi dari pancasila sebagai ideology negara, namun tak sedkit juga mahasiswa
yang melakukan implementasi dari pancasila.
Kata Kunci: Nilai-nilai pancasila, menumbuhkan jiwa norma, etika.
Absract:
Pancasila as the state ideology is something that is very urgent to protect, both
from the name of the sacred text and the values contained therein. The purpose of this
research is to find out how students implement Pancasila values, because there are also
frequent violations committed by students while on campus and off campus. In
addition, this study also aims to find out what are the factors that cause students to lose
ethics and morals. The method used in this study is a quantitative method with a
questionnaire technique involving several respondents who are students from Nurul
Huda University. This research lasted for several days. The results showed that several
students from Nurul Huda University were able to implement Pancasila values. The
challenge was the need to re-ground Pancasila values in the world of education,
incorporate Pancasila moral education material at every level of education and revive
it. The conclusion of several students as respondents and also on the basis of the theory
used in the discussion, it was concluded that there were still many students who failed
to implement Pancasila as the state ideology, but not a few students also implemented
Pancasila.
Keywords: Pancasila values, cultivating a spirit of norms, ethics.
PENDAHULUAN
Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua suku kata, yakni
”panca” yang berarti lima dan “sila” yang berarti prinsip atau asas. Hal itu berarti ada 5
acuan bagi rakyat indonesia dalam hal kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila
merupakan dasar negara, pandangan hidup guna mencapai tujuan atau cita-cita dari
bangsa dan negara. Ideologi multikutltural merupakan karakter dari bangsa Indonesia.
Indonesia merupakan negara yang besar, terdiri dari bermacam keragaman, diantaranya
yakni ideologi, suku, budaya, agama, strata social, ekonomi, serta politik. Pancasila
yang berkarakter Bhinneka Tunggal Ika menjadi landasan pandangan hidup dan
landasan sistem hukum nasional dalam mengelola kehidupan di Indonesia (Daullah et
al., 2022)
Pancasila merupakan dasar negara yang secara tidak langsung mencerminkan
kepribadian bangsa Indonesia itu sendiri dalam menjalankan pemerintahan,
meningkatkan kesejahteraan rakyat dan membangun negara. Menurut Laurensius
Airlam mengatakan bahwa nilai-nilai Pancasila telah mengubah karakter bangsa
menjadi lebih baik dengan tujuan yang jelas, langsung dan terstruktur juga sangat
relevan diterapkan di Indonesia. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai-
nilai Pancasila yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia sangat sesuai
dengan pandangan dan kondisi di Indonesia (Sakinah & Dewi, 2021).
Pancasila telah menjadi kesepakatan nasional bangsa Indonesia sebagai dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia, meskipun dalam upaya implementasinya
mengalami berbagai hambatan. Gerakan reformasi yang digulirkan sejak tumbangnya
kekuasaan pemerintahan presiden Soeharto, pada hakikatnya merupakan tuntutan untuk
melaksanakan demokratisasi di segala bidang, menegakkan hukum dan keadilan,
menegakkan hak asasi manusia (HAM), memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN), melaksanakan otonomi daerah dan perimbangan keuangan antara pemerintah
pusat dan daerah, serta menata kembali peran dan kedudukan TNI dan POLRI (Amri,
2018). Dalam perkembangannya, gerakan reformasi yang sebenarnya memang amat
diperlukan, namun sebagian masyarakat seperti lepas kendali dan tergelincir ke dalam
perilaku yang anarkis, timbul berbagai konflik sosial yang tidak kunjung teratasi, dan
bahkan di berbagai daerah timbul gerakan yang mengancam persatuan dan kesatuan
bangsa serta keutuhan NKRI.
Etika sebagai cabang falsafah membahas sistem dan pemikiran mendasar
tentang ajaran dan pandangan moral. Etika sebagai cabang ilmu membahas bagaimana
dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu. Etika sosial meliputi cabang
etika yang lebih khusus seperti etika keluarga, etika profesi, etika bisnis, etika
lingkungan, etika pendidikan, etika kedokteran, etika jurnalistik, etika seksual dan etika
politik (Amri, 2018)
Pancasila memiliki serangkaian nilai, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai dasar Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan yang bersifat universal, objektif. Artinya nilai-nilai
tersebut dapat digunakan serta diakui oleh negara-negara lain. Pancasila bersifat
subjektif, artinya bahwa nilai-nilai Pancasila itu melekat pada pembawa dan pendukung
nilai Pancasila itu sendiri, yaitu masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Nilai-nilai
Pancasila juga merupakan suatu pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila juga
merupakan nilai-nilai yang sesuai dengan hati nurani bangsa Indonesia, karena
bersumber pada kepribadian bangsa. Nilai-nilai Pancasila ini menjadi landasan dasar,
serta motivasi atas segala perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari dan dalam
kenegaraan (Amri, 2018)
Di era sekarang ini nilai-nilai pancasila seakan mulai hilang dari karakter anak
bangsa terutama generasi muda yang cenderung lebih kebarat-baratan akibat globalisasi.
Mahasiswa dianggap rentan terhadap radikalisme karena semangatnya yang tinggi tidak
diimbangi dengan kesungguhan hati dan mudah terprovokasi oleh ideologi fanatik
tertentu. Dengan adanya fenomena memudarnya nilai-nilai pancasila pada generasi
muda, kita harus mencari faktor dan penyebab terjadinya hal tersebut. Karena generasi
muda memiliki potensi besar untuk melakukan perubahan di masa depan.
Selain itu, Indonesia akan memasuki era Revolusi Industri 4.0 pada tahun 2045,
dimana pada saat itu Indonesia akan mengalami perubahan besar dalam segala aspek.
Dan Indonesia memiliki populasi penduduk usia produktif terbesar di dunia. Oleh
karena itu, kita harus mulai melestarikan nilai-nilai Pancasila sejak dini agar generasi
muda yang akan melakukan perubahan di masa depan memiliki karakter Pancasila dan
dapat memajukan Indonesia menjadi negara yang makmur, adil, dan makmur. Oleh
karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengkaji implementasi nilai-nilai serta
pengetahuan pancasila sebagai etika mahasiswa, namun fokus pembahasannya agar
tidak terlalu melebar, maka penulis hanya berfokus pada mahasiswa di Universitas
Nurul Huda.
Pendidikan pancasila berarti pendidikan nilai, pendidikan akhlak dan pendidikan
budi pekerti, dengan tujuan untuk mengembangkan kecakapan peserta didik agar dapat
mengambil keputusan baik dan buruk, melindungi yang baik dan mewujudkan yang
baik dalam kehidupan sehari-hari.
Insitasi Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat multikultural. Ditandai
dengan adanya berbagai macam etnis, bahasa, agama dan kebudayaan yang berbeda-
beda dari Sabang sampai dengan Papua. Berbagai macam perbedaan tersebut bisa
menjadi kekuatan dan kelemahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada
situasi tersebut, Pancasila merupakan salah satu pemersatu keberagaman yang ada pada
masyarakat Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena nilai-nilai Pancasila digali dari
kebudayaan yang melekat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Yakni :
1) Ketuhanan Yang Maha Esa,
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3) Persatuan Indonesia,
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan dan
5) keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yaitu:
1) Nilai- Nilai Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa,
Sila ini sangat terlihat memiliki makna kebebasan beragama bagi
masyarakat Indonesia di dalamnya. Sila ini membuat setiap warga negara
Indonesia bebas untuk menganut dan menjalankan ibadah menurut agama dan
kepercayaannya masing-masing.
2) Nilai Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua dalam Pancasila mewakili nilai-nilai kemanusiaan. Kita
menyadari bahwa seluruh rakyat Indonesia adalah manusia yang notabene
memiliki sejarah kelam kejahatan terhadap kemanusiaan selama ratusan tahun
sehingga prinsip kemanusiaan yang adil dan beradab merupakan salah satu
prinsip dasar bernegara yang harus dipatuhi oleh setiap warga negara. Negara
Indonesia.
3) Nilai Sila Ketiga: Persatuan Indonesia
Sila ini merupakan salah satu ikatan antar warga negara Indonesia.
Sebagai negara yang memiliki begitu banyak keragaman baik suku, agama, ras,
adat istiadat, daerah, dan sebagainya, sila-sila tersebut menjadi angin segar yang
dengan indahnya menjadikan persatuan sebagai dasar negara Indonesia.
4) Nilai-nilai dalam Sila Keempat: Kesejahteraan yang Dipimpin oleh Hikmat
dalam Musyawarah/Perwakilan
Sila keempat merupakan cerminan dari eksistensi demokrasi di negeri
ini. Trauma masa lalu kolonialisme membuat para founding fathers negara
memilih bentuk pemerintahan yang dianggap paling sesuai dengan pola
masyarakat di negara ini.
5) Nilai dalam Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Sila kelima ini mengajarkan kepada kita bahwa keadilan sosial harus
dimiliki oleh seluruh rakyat Indonesia. Tidak boleh ada diskriminasi di
Indonesia (Ainun, 2021)
Kekuatan sebagai pemersatu bangsa tersebut menunjukan bahwa peran Pancasila
begitu dominan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila berperan sebagai
dasar negara, ideology negara, sistem filsafat, etika dan dasar pengembangan ilmu
pengetahuan. Pancasila sebagai dasar negara mengisyaratkan bahwa semua peraturan
yang berlaku harus berdasarkan nilai Pancasila. Pancasila sebagai ideologi negara
menunjukan bahwa Pancasila merupakan ideologi yang digali dari nilai luhur bangsa
Indonesia yang mengoreksi ideologi lain untuk diterapkan pada masyarakat Indonesia.
Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan filsafat yang paling sesuai dengan kondisi
masyarakat Indonesia. Pancasila sebagai sistem etika mengharuskan nilai-nilai
Pancasila diterapkan oleh masyarakat sebagai etika yang berkarakter. Pancasila sebagai
sistem pengetahuan menegaskan bahwa pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia
harus berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Besarnya arti dan makna pancasila bagi bangsa Indonesia, sayangnya mulai
memudar di kalangan pemuda atau mahasiswa yang disebabkan oleh berbagai macam
faktor. Jauhnya pemuda dari nilai-nilai Pancasila menjadikan generasi kehilangan
karakter dan mudah terpengaruh dengan budaya dari bangsa lain. Implikasinya generasi
muda (mahasiswa) lebih menyukai budaya dari bangsa lain dan tidak bangga dengan
kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa kita sendiri. Fenomena ini menjadi penanda
pentingnya revitalisasi nilai-nilai Pancasila sehingga bisa diamalkan oleh generasi muda
dalam konteks kekinian. Revitalisasi bisa dilakukan dengan berbagai macam cara,
sesuai dengan kondisi mahasiswa.
METODE
Metode yang digunakan penulis dalam menyusun penelitian ini yakni metode
kuantitatif. Dimana penulis mengumpulkan data dari referensi artikel dan jurnal yang
tersedia di website terpercaya. Data yang diperoleh adalah sitasi dari website kurang
lebih 15 artikel dan jurnal yang diakses dari Google Scholar. Artikel yang dipilih adalah
artikel yang memiliki topik pembahasan yang sesuai dengan tema yang diangkat oleh
penulis dalam artikel ini. Selama kurang lebih 3 minggu, penulis melakukan penelitian
dari jurnal ataupun artikel, dan mencari beberapa informasi dengan menggunakan
teknik kuesioner yang melibatkan beberapa responden yang merupakan mahasiswa dari
Universitas Nurul Huda, yaitu Sri Wahyuni, Dela Alifah Aryanto, Wartina Aprilia.
Penelitian ini berlangsung selama beberapa hari, kemudian mengolahnya kembali
menjadi informasi yang mudah dipahami oleh pembaca dan memiliki nilai manfaat.
Santika berpendapat bahwa Pancasila memiliki fungsi dan peran strategis dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, sebagai rujukan normatif pemecahan permasalahan
dan sarana pengintegrasi atau pemersatu bangsa. Dalam sejarah Pancasila selalu saja
berhadap hadapan dengan berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan
hingga kini. Di era revolusi industri 4.0 ini pengikisan budaya merupakan ancaman
terbesar terhadap Pancasila. Seharusnya pembelajaran Pendidikan menurut Trisiana,
kewarganegaraan meliputi tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk itu
diperlukan pembenahan terhadap internalisasi nilai, dan karakter seseorang (Hanifa &
Dewi, 2021) hal ini menjadi tanggung jawab dan beban bersama, baik itu individu
masing-masing, tenaga pendidik dan pemerintah.
Pertama, Ketuhanan yang maha Esa Dalam sila pertama ini, mengandung nilai
bahwa negara yang didirikan adalah sebagai manusia yang percaya terhadap tuhan.
Dengan kata lain, membuat manusia di negara Indonesia agar berlandaskan agama.
Tujuannya agar manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa. Rakyat Indonesia
juga diberi kebebasan memeluk agama, yang berarti dari kelima agama yang ada di
Indonesia yaitu agama islam, Kristen, hindu, buddha, dan konghucu bebas memilih
sesuai dengan kepercayaannya masing-masing. Oleh karena itu segala hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelengaraan Negara bahkan moral Negara, moral
penyelengara Negara, politik Negara, pemerintahan Negara, hukum dan peraturan
perundngundangan Negara, kebebasan dan hak asasi warga Negara harus dijiwai nilai-
nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab Dalam sila ini, mengandung nilai-
nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai
makhluk yang berada. Sila kedua Pancasila mengandung nilai suatu kesadaran sikap
moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada norma-norma dan kebudayaan
baik terhadap diri sendiri, sesama manusia, maupun terhadap lingkungannya. Nilai yang
terkandung didalamnya adalah nilai kemanusiaan. Kemanusiaan yang dimaksud adalah
manusia yang adil dan beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan martabat
manusia sebagai makhluk Tuhan, yang diwujudkan dalam semangat saling menghargai,
toleran, yang dalam perilaku sehari-hari didasarkan pada nilai-nilai moral yang tinggi,
serta untuk kepentingan bersama. Dengan mengimplementasikan sila kedua ini
diharapkan bahwa permaslahan yang dialami bangsa saat ini seperti tidak adanya
toleransi, konflik antar golongan, kesenjangan sosial bisa teratasi.
Ketiga, Persatuan Indonesia. Dalam sila ini, mengandung nilai bahwa negara
Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman suku, agama, bahasa, budaya,
dan ras. Namun dengan terbentuknya NKRI, dimulailah komitmen bersama untuk terus
membentengi keberagaman itu untuk mewujudkan Indonesia yang maju, adil, dan
sejahtera, Sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan sebagai
makhluk sosial. Dan memiliki perbedaan individu, suku, ras, kelompok, golongan,
maupun agama. Konsekuensinya di dalam Negara adalah beraneka ragam tetapi
mengkatkan diri dalam suatu kesatuan dalam semboyan kita yaitu “Bhineka Tunggal
Ika”
Kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam sila ini,
mengandung makna bahwa setiap warganegara harus diperlakukan sama tanpa adanya
perbedaan antara suku, ras, agama, bahasa, kaya dan miskin, maupun jabatan. Semua
warganegara harus diperlakukan adil oleh negara. Perwujudan dari sila keadilan sosial
ini dapat berupa penegakan mukum dengan asas keadilan bukan keuangan dan jabatan,
tidak ada tekanan baik fisik maupun mental terhadap rakyat, mendapatkan kehidupan
yang sejahterah atau terbebas dari kemiskinan, dan kebodohan. Konsekuensi nilai
keadilan yang harus terwujud adalah:
Implementasi Pancasila
Pancasila terdiri dari lima sila, yang intinya merupakan nilai-nilai umum, yaitu:
nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai musyawarah mufakat, dan nilai
keadilan. Kelima nilai tersebut mempunyai peran yang penting bagi bangsa dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semua komponen bangsa harus
mensosialisasikan dan belajar mengenai Pancasila secara interaktif, dialogis dan
menarik. Oleh karena itu, akan dilihat implementasi nilai-nilai Menurut Subagyo saat
ini Pancasila di tengah masyarakat seharusnya dilakukan implementasi supaya nilai-
nilai Pancasila tersebut dapat menjadi nilai yang praksis, aplikatif, operasional, dan
mampu dipahami serta diamalkan secara mudah oleh semua komponen bangsa, ini
merupakan hal yang penting karena Pancasila harus dikebumikan agar tidak terkesan
menjadi bahasa dewa-dewa yang sulit membumi.
Menurut Larasati salah satu permasalahan yang muncul pada kalangan pelajar
saat ini yaitu menurunnya rasa nasionalisme dan petriotisme jiwa pancasila. Hal ini
karena semakin banyaknya budaya asing yang masuk sehingga memengaruhi pola pikir
dan kebiasaan yang kurang baik. Pada proses pembelajaran, guru mengajarkan nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila, khususnya pada mata pelajaran PPKn. Selain
itu, guru juga harus memiliki 5 karakter tersebut yang harus dikuasai, yaitu religius,
nasionalisme, mandiri, integritas, dan gotong royong Dimana ke 5 karakter tersebut
harus di implementasikan dalam pembelajaran secara langsung dan tidak langsung
disetiap mata pelajaran. Penerapan langsung terdapat pada mata pelajaran ppkn dan
agama, dan selain mata pelajaran itu adalah tidak langsung yaitu dalam pembiasaannya,
misalnya dalam kegiatan ekstrakulikuler seperti kegiatan pramuka, bermusyawarah dan
sebagainya. Nilai-nilai Pancasila berperan penting dalam mengembangkan moral.
Namun, sebelum mengajar guru juga harus memiliki terlebih dahulu sikap-sikap yang
tercermin dalam nilai Pancasila. Hal ini sangatlah penting, dimana guru disini sebagai
panutan dan cerminan bagi peserta didik, untuk itu guru diharuskan untuk berjiwa
pancasila dan UUD 1945 dalam menjalankan proses belajar mengajar dan membimbing
peserta didik seutuhnya untuk menjadi manusia yang berpancasila. Dalam mewujudkan
cita-cita mulia dalam sebuah kehidupan bangsa, nilai-nilai Pancasila yaitu sebuah nilai
harus diimplementasikan ke dalam norma, untuk mengembangkan moral, sebagai aturan
hukum, dan kehidupan bangsa.
Dapat kita lihat sekarang, bahwa banyaknya generasi muda yang berperilaku
menyimpang dari Pancasila. Untuk merealisasikan nilai-nilai Pancasila dapat di lakukan
apabila di dalam diri setiap individunya telah ada kesadaran dalam diri masing-masing
dulu, bahwa Pancasila adalah cerminan bangsa Indonesia yang baik dan sesuai dengan
harapan bangsa indonesia. Alternatif sebagai guru bisa dengan mendalami tentang
sejarah perjuangan pahlawanpahlawan republic indonesia yang mati-matian merebut
kemerdekaan Indonesia yang pernah di kuasai secara paksa oleh para penjajah dari
negara asing. Dan membuat sebuah dasar yang sangat penting sebagai cerminan
karakter bangsa Indonesia sehingga mampu mempersatukan seluruh rakyat Indonesia
yang beraneka ragam antara agama, budaya, ras dan masih banyak lagi dalam satu
kesatuan Pancasila.
Menurut resolusi Majelis Umum PBB fungsi utama keluarga adalah sebagai
wahana untuk mendidik, mengasuh dan mensosialisasikan anak, mengembangkan
kemampuan seluruh anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya di masyarakat
dengan baik, serta memberikan kepuasan dan lingkungan yang sehat guna tercapainya
keluarga sejahtera”. Keluarga merupakan tempat yang paling awal dan efektif untuk
menjalankan fungsi departemen kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan. Jika keluarga
gagal untuk mengajarkan kejujuran, semangat, keinginan untuk menjadi yang terbaik,
dan menguasai kemampuan- kemampuan dasar, maka akan sulit sekali bagoi institusi
lain untuk memperbaiki kegagalannya. Karena kagagalan keluarga dalam membentuk
karakter anak akan berakibat pada tumbuhnya masyarakat yang berkarakter buruk atau
tidak berkarakter. Oleh karena itu setiap keluarga harus memiliki kesadaran bahwa
karakter bangsa sangat tergantung pada pendidikan karakter anak di rumah.
Keberhasilan keluarga juga dalam menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila pada anak, sangat bergantung pada jenis pola asuh yang diterapkan oleh orang
tua kepada anaknya. Pola asuh dapat didefinisikan sebagai pola interaksi antara anak
dengan orang tua yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisik dan kebutuhan psikologis,
serta norma-norma yang berlaku di masyarakat.agar anak dapat hidup selaras dengan
lingkungannya.
“Mahasiswa kurang memadai dengan nilai pancasila, karena di lihat dari prilaku,
moral itu kurang baik, dan itupun terlihat dari dalam maupun luar kampus. dan menurut
saya itu bukan karena orang tua karena tidak semua anak seperti itu, kemungkinan itu
terjadi karena banyaknya pergaulan yang ada di luar dan di dapat dari waktu SMP
maupun SMA”.
“Menurut saya Mahasiswa kurang baik dalam prilaku maupun tutur kata,
kemungkinan itu terjadi karena hubungan sosialisasi antar kluarga maupun teman,
karena sosialisasi itu perlu tapi itu juga harus bias kita dapatkan baiknya harus bias kita
cerna dengan baik, jika kita menerima segala yang kita dapat. Yaaa itu bias jadi
penyebab keburukan dan berdampak pada perkembangan pancasila.
SIMPULAN
DAFTAR RUJUKAN
Amri, S. R. (2018). Pancasila Sebagai Sistem Etika. Voice of Midwifery, 8(01), 760–
768. https://doi.org/10.35906/vom.v8i01.43
Daullah, R., Srinita, D., Ramadhani, O., & Fitriono, R. A. (2022). Pancasila Sumber
Dari Segala Sumber Hukum. Gema Keadilan, 9(2), 133–145.
https://doi.org/10.14710/gk.2022.16268
Hanifa, D. S., & Dewi, D. A. (2021). Implementasi Pancasila Terhadap Moral Manusia
Di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Ilmu Kependidikan, 10(1), 17–26.