SUBNETTING
Subnetting adalah sebuah cara untuk membagi-bagi alamat IP. Alamat IP penting
untuk dibagi-bagi karena persediaan IP address saat ini terbatas; disisi lain, laju
pertumbuhan device-device yang tersambung dengan internet pun semakin banyak.
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif
lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang
subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok
Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir
subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A).
Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet.
Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu
banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah
26 - 2 = 62 host.
Blok Subnet = 256 - 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet
berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya
adalah 0, 64, 128, 192.
Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat
tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan
broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa
melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama.
Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah.
Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.
Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti
dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena
masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan”
berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan
subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga,
bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25
sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah
selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
Dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang
menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address
172.16.0.0/18. Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti
11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0). Penghitungan:
Penghitungan:
Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama
saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di
oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2,
3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting
class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30. Kita coba latihan untuk
network address 10.0.0.0/16. Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16
berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
MAC Address
MAC Address (Media Access Control Address) adalah alamat jaringan pada
lapisan data-link (layer 2) dalam OSI 7 Layer Model.
Dalam sebuah komputer, MAC address ditetapkan ke sebuah kartu jaringan
(network interface card/NIC).
MAC address merupakan alamat yang unik yang memiliki panjang 48-bit.
MAC terdiri atas 12 digit bilangan heksadesimal (0 s/d F), 6 digit pertama
merepresentasikan vendor pembuat kartu jaringan.\
Contoh MAC Address : 02-00-4C-4F-4F-50.
IP Address
IP (Internet Protocol) terdapat dalam Network Layer (layer 3) OSI.
IP address digunakan untuk pengalamatan suatu PC / host secara logic
Terdapat 2 jenis IP Address
IP Address
Pengalamatan 32 bit
Jumlah max host 4,294,967,296
IPv6
Pengalamatan 128 bit
Jumlah max host
340,282,366,920,938,463,374,607,431,768,211,456
IPv4
IPv4 diekspresikan dalam notasi desimal bertitik, yang dibagi ke dalam 4 buah
oktet berukuran 8-bit.
Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255
(20 s/d 27 )
Aturan pengalamatan IPv4, misal IP 192.148.41.
11000000.10010100.00101111.00000001
192 . 148 . 41 . 1
Subneting
Alamat IP didesain untuk digunakan secara
berkelompok (sub-jaringan/subnet).
Subneting adalah cara untuk memisahkan dan
mendistribusikan beberapa alamat IP.
Host/perangkat yang terletak pada subnet yang
sama dapat berkomunikasi satu sama lain
secara langsung (tanpa melibatkan
router/routing).
Apabila jaringan dianalogikan sebuah jalan, apabila disepanjang
jalan cuma ada 8 rumah, ketua RT mengumumkan sesuatu dari
rumah ke rumah lewat jalan itu.
Apabila sepanjang jalan sudah penuh rumah butuh ada gang-gang .
Butuh ada ketua RT tiap gang untuk meminimalis transportasi saat
pengumuman dan mengatur urusan RTnya sendiri
Notasi Subnet
Subnet ditulis dalam format 32 bit (seperti IP), atau dalam bentuk desimal (prefix
Length)
IP kelas C
Contoh : 20.20.20.20/30, Tentukan Range IP, IP Host , Network ID, Broadcast dan
Subnet Masknya:
Perhitungan Subnet
IP Address Kelas B
IP address 12.12.12.12/22, Tentukan Range IP, IP Host , Network ID, Broadcast dan
Subnet Masknya :
Translate prefix netmask menjadi kelas C dengan ditambah 8, menjadi (22+8)=30
Jumlah IP prefix /30 dalam kelas C adalah 2(32-30) = 4
Jumlah IP dalam kelas B = 4 x 256 = 1024 Range IP Address
Jumlah IP kelas C nya, yaitu 4, Range IP diimplementasikan pada oktet ke 3
12.12.0.0 – 12.12.3.255, 4 – 7, 8 – 11, 12 -15, dan seterusnya
Range IP 12.12.12.0 s/d 12.12.15.255
Network ID 12.12.12.0, broadcast 12.12.15.255
Jumlah host yg dapat digunakan 12.12.12.1 – 12.12.15.254 Netmask =
255.255.(256-4).0 = 255.255.252.0
IP Address Kelas A
IP address 12.12.12.12/14, Tentukan Range IP, IP Host , Network ID, Broadcast dan
Subnet Masknya :
IP Privat
IP Bogon
IP Bogon adalah IP yang tidak dapat dipakai karena tidak diatur dalam aturan
organisasi internet.
IP bogon biasanya muncul karena kesalahan konfigurasi yang tidak disengaja
atau sengaja untuk tujua tertentu
Contoh IP bogon : 0.0.0.0/8, 10.0.0.0/8, 127.0.0.0/8, 169.254.0.0/16,
172.16.0.0/12, 192.0.0.0/24, 192.0.2.0/24, 192.168.0.0/16, 198.18.0.0/15,
198.51.100.0/24, 203.0.113.0/24, 224.0.0.0/4, dsb
Bogons dapat difilter menggunakan ACLs atau BGP blackholing.
IP bisa digolongkan IP bogon untuk saat ini, namum bisa jadi kedepanya bukan
merupakan IP bogon lagi jika ditetapkan oleh organisasi internet internasional
(IANA).
Protocol
KELAS C
Keterangan:
Untuk mencari subnetmask
caranya subnetmask 256 dikurang dengan IP. Misalnya; privat dari /28 dikurang dengan
256. 256-16(IP dari /28)=240.
KELAS B
Keterangan :
Untuk mencari IP pada prefiknya ditambah 8 misal, pada prefik /20 kita tambah 8
dan menjadi prefik /28. Prefik /28 adalah kelas C, kelas C adalah pacuan antara semua
kelas. Sehingga prefik /28 dengan jumlah IP 16 pada kelas B dikali dengan 256 menjadi
16x256=4096. Jadi IP dari prefik /20 pada kelas B adalah 2096.
Untuk mencari jumlah host pada kelas B sama dengan mencari host di kelas C. IP
dikurang 2. Karena 1 hostnya digunakan sebagai broathcast dan yang lain untuk Network.
Misalkan pada prefik /20 dengan jumlah IP 2096 untuk mencari host tinggal IP dikurang
2. 2096-2=2094. Jadi host pada prefik /20 adalah 2094.
192.168.54.30/21
IP : 2048
Netmask : 255.255.248.0
Network : 192.168.48.0
Broadcast : 192.168.55.255
10.10.107.254 /10
=> 10+16=26
/26 memiliki IP : 64
64x256x256=4194304
Netmask : 255.192.0.0
Network : 10.0.0.0
Broadcast : 10.63.255.255