4. Subnetting
Subnetting adalah teknik memecah network (jaringan komputer)
menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya
dapat dilakukan pada IP Address kelas A, kelas B, dan Kelas C
saja. Dan dengan teknik subnetting, maka suatu network dapat
menciptakan beberapa network tambahan, tetapi hal itu sayangnya
bisa mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap
network tersebut
PACNet Training Program
Misalkan saja sebuah kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi, dengan masing-masing divisi memiliki 15 komputer (host). Dan
untuk dapat membagi jaringan ke-3 divisi tersebut, dalam halnya untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, maka jaringan di
kantor itu perlu untuk di Subnetting.
Ada beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan Subnetting, yang diantaranya adalah,
Untuk meng-efisienskan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan guna dapat memaksimalkan penggunaan IP Address tersebut.
Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu jaringan komputer, karena pada dasarnya
Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda apabila network tersebut memiliki IP
Address yang unik.
Meningkatkan pengamanan dan mengurangi kongesti atau ketidakstabilan akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
Sedangkan untuk melakukan proses subnetting, maka kita perlu melakukan beberapa proses yang diantara lain adalah:
Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1
Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0
Dan berikut ini adalah contoh format penggunaan network prefix
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain,
dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah.
Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30
Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan
CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
PACNet Training Program
Penghitungan:
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir.
Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0,
64, 128, 192.
Alamat host dan broadcast yang valid?
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok
subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir).
Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
REFERENSI
Todd Lamle, CCNA Study Guide 5th Edition, Sybex, 2005.
Module CCNA 1 Chapter 9-10, Cisco Networking Academy Program (CNAP), Cisco Systems.
Hendra Wijaya, Cisco Router, Elex Media Komputindo, 2004.