Anda di halaman 1dari 13

34

BAB III
LAPORAN PRAKTIK KE 3
PRAKTIK INTERNET PROTOKOL (SUBNETTING DAN NETMASK KELAS C, B DAN A)

1. Umum.

IP (Internet Protocol Address) adalah deretan angka biner antara 32 bit sampai
128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam
jaringan Internet, singkatnya IP adalah salah satu protokol atau metoda atau
mekanisme dalam memberikan alamat terhadap sebuah end device. IP dikembangkan
oleh Internet Engineering Task Force (IETF). Lalu apakah yang dimaksud dengan end
device.
End Device adalah semua perangkat yang memulai (initiate/asal muasal) sebuah
komunikasi data dan juga perangkat tempat komunikasi tersebut nantinya akan berakhir
(terminate). cara kerja end device itu sendiri sama halnya seperti kinerja pada sebuah
"hubungan" antara komputer dengan sebuah printer, dimana komputer tersebut
berperan sebagai infroman ( pembangun informasi ) dan printer sebagai penerima dari
informasi tersebut.
Jenis / versi IP yang kita ketahui umumnya ada 2 yaitu IPv4 dan IPv6. Lalu
apakah ada IPv1, IPv2, IPv3, dan IPv5 ? Sebetulnya ada namun IP dengan versi
tersebut berada dalam pemakaian dan pengawasan khusus untuk para ilmuwan IETF.
Nah oleh karena itu IPv4-lah yang akhirnya disepakati untuk dipakai mulai dokumen
resminya dipublikasikan Januari 1980 lalu diperbarui pada September 1981 dan
akhirnya sampai sekarang menjadi metode pengalamatan yang paling banyak
digunakan. Namun dikarenakan IPv4 mulai banyak digunakan hingga akhirnya alamat
yang tersisa pun semakin menipis, Disitulah dikembangkan IPv6 dengan panjang 128
bit, IPv4 panjangnya hanya 32 bit yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut
pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.

2. Tujuan Praktikum. Agar Basis mampu Menghitung subnet jaringan komputer


menggunakan metode CIDR dan VLSM (Variable Length Subnet Mask) pada kelas
C, B dan A.
35

3. Alat dan Bahan.


a. Laptop;
b. Modul Praktik;
4. Landasan Teori.
Subnetting adalah proses memecah suatu IP jaringan ke sub jaringan yang lebih
kecil yang disebut "subnet." Setiap subnet deskripsi non-fisik (atau ID) untuk jaringan-
sub fisik (biasanya jaringan beralih dari host yang mengandung satu router -router
dalam jaringan multi). Mengapa harus melakukan subnetting? Ada beberapa alasan
mengapa kita perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya
bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.
b. Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan
daam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai
network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address
network yang unik.
c. Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu
banyaknya host dalam suatu network.

Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara yaitu binary yang
relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Penulisan IP address umumnya adalah
dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24. Penjelasanya
adalah bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Kenapa
bisa seperti ?maksud /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask
diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut
dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun
1992 oleh IEFT.

Subnet mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang
mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID
dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau
jaringan luar. RFC 950 mendefinisikan penggunaan sebuah subnet mask yang disebut
juga sebagai sebuah address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk
36

membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit
subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:

a. Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke
nilai 1.
b. Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai
0.

Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan


sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen
saja. Entah itu subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier
berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika
membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node
TCP/IP.

5. Langkah-langkah Praktikum

a. Penghitungan Subnet Dengan Menggunakan Metode CIDR.


Alamat IP terdiri dari 32 bit dan dituliskan menjadi 4 nilai numerik yang
masing-masing bernilai 8 bit, contoh misalkan nomor IP 192.168.19.1 yang
sebenarnya adalah 11000000 10101000 00010011 00000001 dimana :
1) 11000000 merupakan bilangan binary 8 bit dari 192;
2) 10101000 merupakan bilangan binary 8 bit dari 168;
3) 00010011 merupakan bilangan binary 8 bit dari 19; dan
4) 00000001 merupakan bilangan binary 8 bit dari 1.

Hal-hal yang berhubungan dengan penghitungan subnetting adalah :


Jumlah Subnet, Jumlah Host Per Subnet, Blok Subnet dan Alamat Host
Broadcast.

CIDR (Classless Inter-Domain Routing) merupakan metode penghitungan


alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B,
kelas C, kelas D dan kelas E. Subnetmask dikelompokkan menurut kelasnya
seperti berikut :
37

1) Kelas C : /25 sampai /30 (dengan penghitungan pada octet ke 4);


2) Kelas B : /17 sampai /30 (dengan peghitungan pada octet ke 3 dan
4); dan
3) Kelas A : /8 sampai /30 (dengan peghitungan pada octet ke 2, 3,
dan 4).

Tabelnya digambarkan sebagai berikut :

Tabel 2.1. Subnetmask


Subnet Mask Nilai CIDR
255.128.0.0 /9
255.192.0.0 /10
255.224.0.0 /11
255.240.0.0 /12
255.248.0.0 /13
255.252.0.0 /14
255.254.0.0 /15
255.255.0.0 /16
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30
38

b. Menghitung Subnet Kelas C.


Contoh :
diketahui suatu IP 192.168.1.0/26
hitunglah jumlah subnet, host per subnet, blok subnet dan buat tabelnya
Jawaban :
IP di atas adalah Kelas C
Penghitungan yang digunakan pada octet ke 4
Subnetmasknya /26 = 255.255.255.192
Bilangan binernya = 11111111.11111111.11111111.11000000

1) Jumlah Subnet = 2x (x = banyaknya bineri 1 pada octet 4 yang


bergaris bawah untuk kelas C). Jadi Jumlah Subnetnya adalah 22 = 4
subnet

2) Jumlah Host per Subnet = 2y – 2 (y = banyaknya bineri 0 pada


octet 4 untuk kelas C). Jadi Jumlah Host per Subnetnya adalah 26 – 2 =
62 host

3) Blok Subnet = 256 – nilai octet terakhir subnetmask. Jadi Blok


Subnetnya adalah 256 – 192 = 64. Jadi Blok Subnetnya = 0, 64, 128, 192

4) Tabel sebagai berikut :


Subnet : sesuai pada blok subnet
Host Pertama : 1 angka setelah subnet
Broadcast : 1 angka sebelum subnet berikutnya
Host terakhir : 1 angka sebelum broadcast

Tabel Pembagian Subnet Kelas C


Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192
Host 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193
Pertama
Host 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254
Terakhir
Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255
39

c. Menghitung Subnet Kelas B.


Perhitungan subnet kelas B subnetmask /17 sampai /30 perhitungannya
pada octet ke 3 dan 4.
Contoh :
Diketahui suatu IP 172.16.0.0/25.
hitunglah jumlah subnet, host per subnet, blok subnet dan buat tabelnya

Jawaban :
Subnetmasknya /25 yaitu 255.255.255.128
Bilangan binernya = 11111111.11111111.11111111.10000000

1) Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet


2) Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
3) Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi Blok Subnetnya = 0, 128
4) Tabelnya sebagai berikut :

Tabel Pembagian Subnet Kelas B


Subnet 172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 … 172.16.255.128
Host 172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 … 172.16.255.129
Pertama
Host 172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 … 172.16.255.254
Terakhir
Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 … 172.16.255.255

c. Menghitung Subnet Kelas A.


Menghitung subnet kelas A dilakukan pada octet ke 2, 3 dan 4.
Contoh :
Diketahui suatu IP 10.0.0.0/16.
hitunglah jumlah subnet, host per subnet, blok subnet dan buat tabelnya
Jawaban :
Subnetmasknya /16 yaitu 255.255.0.0
bilangan biner = 11111111.11111111.00000000.00000000.
40

1) Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet


2) Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
3) Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Blok Subnetnya : 0,1,2,3,4, dst.
4) Tabelnya sebagai berikut :
Tabel Pembagian Subnet Kelas A
Subnet 10.0.0.0 10.1.0.0 … 10.254.0.0 10.255.0.0
Host 10.0.0.1 10.1.0.1 … 10.255.0.1 10.255.0.1
Pertama
Host 10.0.255.254 10.1.255.254 … 10.254.255.254 10.255.255.254
Terakhir
Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 … 10.254.255.255 10.255.255.255

d. Penghitungan Subnet Dengan Menggunakan Metode VLSM.


VLSM merupakan metode yang memberikan Network Address
lebih dari 1 subnetmask, berbeda dengan CIDR yang hanya memiliki 1
subnetmask saja. VLSM memiliki manfaat untuk mengurangi jumlah
alamat yang terbuang.

Contoh :
Diketahui IP 192.168.0.0 /27
Rencananya IP Address di atas akan digunakan dalam 3 jaringan. LAN1
100 host, LAN2 50 host dan LAN3 10 host. Bagilah IP di atas dengan
menggunakan metode perhitungan VLSM.

Jawaban :

1) Urutkan jaringan dari host yang paling besar sampai dengan host
yang terkecil.
a) LAN1 100 host
b) LAN2 50 host
c) LAN3 10 host
41

2) Buat urutan desimal seperti berikut :

27 26 25 24 23 22 21 20
128 64 32 16 8 4 2 1

3) Hitung jumlah range IP dan prefixnya seperti berikut :

a) Menghitung jumlah range IP dan prefix LAN1.


100 < 2n – 2 (100 adalah jumlah host LAN1, n adalah pangkat yang
diambil dari urutan desimal)
100 < 27 – 2
100 < 128 – 2
100 < 126 (126 adalah jumlah host LAN 1)

Menghitung prefix = 32 – n (32 adalah jumlah maksimal bit


dari netmask, n adalah pangkat yang diambil dari urutan desimal)
Jadi prefix = 32 – 7 = 25 (25 adalah prefix LAN1, netmasknya =
255.255.255.128 /25)

b) Menghitung jumlah range IP dan prefix LAN2.


50 < 2n – 2 (50 adalah jumlah host LAN2, n adalah pangkat yang
diambil dari urutan desimal)
50 < 26 – 2
50 < 64 – 2
50 < 62 (62 adalah jumlah host LAN2)

Menghitung prefix = 32 – n (32 adalah jumlah maksimal bit


dari netmask, n adalah pangkat yang diambil dari urutan desimal)
Jadi prefix = 32 – 6 = 26 (26 adalah prefix LAN2, netmasknya =
255.255.255.192 /26)
42

c) Menghitung jumlah range IP dan prefix LAN3.


10 < 2n – 2 (10 adalah jumlah host LAN3, n adalah pangkat yang
diambil dari urutan desimal)
10 < 24 – 2
10 < 16 – 2
10 < 14 (14 adalah jumlah host LAN3)
Menghitung prefix = 32 – n (32 adalah jumlah maksimal bit
dari netmask, n adalah pangkat yang diambil dari urutan desimal)
Jadi prefix = 32 – 4 = 28 (28 adalah prefix LAN3, netmasknya =
255.255.255.240 /28)

4) Buat tabel pembagian IP Addressnya.


IP
LAN IP SUBNET IP HOST 1 IP HOST N PREFIX
BROADCAST
1 192.168.0.0 192.168.0.127 192.168.0.1 192.168.0.126 /25

2 192.168.0.128 192.168.0.191 192.168.0.129 192.168.0.190 /26


3 192.168.0.192 192.168.0.207 192.168.0.193 192.168.0.206 /28

5) Cara kedua.
Lebih mudah untuk mengitung kelas A dan B
Contoh :
Diketahui IP 192.168.0.0 /27
Rencananya IP Address di atas akan digunakan dalam 3 jaringan.
LAN1 100 host, LAN2 50 host dan LAN3 10 host. Bagilah IP di
atas dengan menggunakan metode perhitungan VLSM.

a) LAN1.
Menghitung prefix = 32 – n (32 adalah jumlah maksimal bit dari
netmask, n adalah pangkat yang diambil dari urutan desimal)
Jadi prefix = 32 – 7 = 25 (25 adalah prefix LAN1, netmasknya =
255.255.255.128 /25)
43

255.255.255.255
255.255.255.128 -
0. 0. 0.127

IP Broadcast
192.168.0.0
0. 0.0.127 +
192.168.0.127
b) LAN 2
255.255.255.255
255.255.255.192 -
0. 0. 0. 63

IP Broadcast
192.168.0.127+1
0. 0.0. 63 +
192.168.0.191

6. ANALISA.

a. Penghitungan dengan metode CIDR jumlah subnet, host per subnet, blok
subnet dan table pembuatan Subnet :

Diketahui :
1) Kelas C. IP 192.168.100.0/24
/24 = 0000 0000
a) Jumlah Subnet : 2x = 20 = 1 Subnet
b) Jumlah Host Persubnet : 20 - 2 = 21 - 2 = 0 Host
c) Block Subnet : 256 – 0 = 256 = 0
d) Tabel :
Subnet 192.168.1.0
Host Pertama 192.168.1.1
Host Terahir 192.168.1.254
Broadcast 192.168.1.255
44

2) Kelas B. IP 172.16.5.0/27
/27 = 224
Bill Binner = 1111 1111 . 111 00000
a) Jumlah Subnet : 2 = 2, 048 Subnet
b) Jumlah Host Persubnet : 25 - 2 = 30 Host
c) Block Subnet : 256 – 224
: 0, 32, 64, 96, 160, 192, 224
d) Tabel :
Subnet 172.16.5.0 172.16.5.32 172.16.5.192
Host Pertama 172.16.5.1 172.16.5.33 172.16.5.193
Host Terahir 172.16.5.30 172.16.5.62 172.16.5.222
Broadcast 172.16.5.31 172.16.5.63 172.16.5.223

3) Kelas A. IP 10.10.0.0/16
/16 = 255.255.0.0
Bill Binner = 1111 1111 00000000 00000000
a) Jumlah Subnet : 28 = 258 Subnet
b) Jumlah Host Persubnet : 216 = 65534 Host
c) Block Subnet : 256 – 255 = 1 Block Subnet
: 1,2,3,4…dst
d) Tabel :
Subnet 10.10.0.0 10.10.255.0 10.10.255.0
Host Pertama 10.10.0.1 10.10.255.1 10.10.255.1
Host Terahir 10.10.255.254 10.10.255.254 10.10.255.254
Broadcast 10.10.255.255 10.10.255.255 10.10.255.255

b. Penghitungan dengan metode VSLM hitunglah jumlah host per subnet,


prefix per jaringan dan tabel untuk LAN1 50 Host, LAN2 20 Host dan LAN3 115
Host :
45

Diketahui :
1) IP 192.168.1.0/25
a) Urutan jaringan dari host terbesar sampai host yang kecil :
- LAN 3 = 115 Host
- LAN 1 = 50 Host
- LAN 2 = 20 Host

26 25 24 23 22 2 21 20
128 64 32 16 8 4 2 1

LAN 3
115 < 27 - 2
115 < 128 – 2
115 < 126
Jadi Prefix : 32 - 7 = /25 ( 255.255.255.128)

LAN 1
50 < 26 – 2
50 < 32 – 2
50 < 64
Jadi Prefix : 32 - 6 = /26 ( 255.255.255.192/26)

LAN 2
20 < 25 – 2
20 < 32 – 2
20 < 30
Jadi Prefix : 32 - 5 = /27 ( 255.255.224/27)

b) Tabel pembagian IP addres :


LAN IP SUBNET IP BROADCAST IP HOST PREFIX
3 192.168.1.0 192.168.1.127 192.168.1.126 125
1 192.168.1.128 192.168.1.191 192.168.1.190 126
2 192.168.1.192 192.168.1.207 192.168.1.206 127
46

7. HASIL PERCOBAAN.

a. KESIMPULAN. Dari hasil pengamatan maka dapat disimpulkan


bahwa:
1) penghitungan digunakan untuk menentukan jumlah Subnet, jumlah
host persubnet, block subnet dan untuk menentukan alamat broadcast
yang valid sehingga dapat digunakan untuk menentukan kelas yang akan
digunakan.

2) Alamat subnet adalah alamat yang digunakan untuk menentukan


IP awal untuk mengenali subnet tersebut di dalam jaringan, sedangkan
alamat broadcast digunakan untuk menunjukkan gateway dalam subnet.
3) Dalam pengalamatan IP harus dilakukan dengan optimal sehingga
tidak banyak alamat IP yang tidak terpakai.

4) Standard Subnetting merupakan konsep pengalamatan


konvensional yang digunakansebelum ada VLSM. Konsep pengalamatan
ini tidak optimal karena dapatmengakibatkan banyak alamat IP yang tidak
terpakai. Variable Length Standard Mask (VLSM) adalah konsep
pengalamatan yang dapatmenyesuaikan jumlah host dan efisiensi
penggunaan alamat IP.

b. SARAN. Untuk saran dari praktek yang sudah dilaksanakan dapat


disampaikan bahwa dalam penghitungan agar sering dilakukan agar terbiasa
dan mudah mengingat cara-cara untuk menghitung subnetting dan agar lebih
mudah untuk menentukan netmask kelas c, b dan a.

Anda mungkin juga menyukai