Anda di halaman 1dari 13

Modul Praktikum 3

Subnetting

Modul Praktikum

Authored by:
Laboratorium Jaringan Komputer
Program Ilmu Komputer – Universitas Pendidikan Indonesia
1. Subnetting

Subnetting adalah teknik atau metode yang digunakan untuk memecah network ID
yang dimiliki oleh suatu IP menjadi beberapa Subnetwork ID lain dengan jumlah
anggota jaringan yang lebih kecil.

Analogi:

Terdapat beberapa rumah yang dihubungkan oeh sebuah jalan bernama Jl. Gatot
Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08
adalah rumah Ketua RT.

Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentunya akan menimbulkan


permasalahan seperti bagiamana akses jalan yang akan terbentuk. Oleh karena itu,
diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi
nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri.

Sehingga hasilnya:

Analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk


jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS
(nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS
(192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di
network tersebut.

Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah
seperti gambar di bawah. Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki
HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS.

Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana
kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana
saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST.

2. Fungsi Subnetting
Fungsi subnetting antara lain sbb:
a. Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak
akan bertabrakan (collision) atau macet.
b. Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.
c. Pengelolaan yang disederhanakan.
d. Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh
Masking adalah proses mengekstrak alamat suatu physical network dari suatu IP
Address. Masking ini berupa angka biner 32 bit yang digunakan untuk:
a. Membedakan network ID dan host ID
b. Menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan
luar.
Masking yang digunakan untuk Subnetting disebut subnet mask.
Cara membuat Subnetting:
1. Tentukan berapa subnet yang akan dibuat atau dibutuhkan
2. Cari subnet mask-nya
3. Cari range alamat dari setiap subnet

3. Contoh
Misalnya kita ingin membagi alokasi IP kelas C 192.168.1.33 dengan subnet mask
255.255.255.0 menjadi jaringan kecil yaitu sebanyak 3 subnet.
Cara menyelesaikannya adalah sebagai berikut :
1. Tentukan subnet masknya yaitu 255.255.255.0 dan diubah kedalam bentuk
biner. Angka 255 direpresentasikan kedalam bentuk biner yaitu 11111111.
Sehingga hasilnya menjadi:
255.255.255.0

111111111.11111111.111111111.00000000
2. Karena dibutuhkan 3 subnet, maka 3 mendekat ke nilai 4 sesuai dengan rumus:
20 1
21 2
22 4
23 8
24 16
25 32
26 64
27 128
Sebenarnya jumlah subnet yang bisa dibuat adalah2nyakni 4, namun untuk
pertanyaan tersebut subnet yang dibutuhkan adalah 3.

Sehingga diperoleh 22 maka subnet masknya menjadi:

11111111.111111111.111111111.11000000

Angka 11 berasal dari


pangkat dua tersebut
IP address 192.168.1.33/24

Merupakan jumlah angka 1


yang ada pada subnet mask

3. Kemudian lihat banyaknya nol dari biner 11000000.Karena banyaknya nol


berjumlah 6 maka subnetnya adalah 6. Dan untuk selanjutnya, angka 6 tersebut
dijadikan pangkatnya.
4. 26 = 64. Jumlah bit host ID sekarang adalah jumlah bit host ID kelas C dikurangi
oleh jumlah bit yang diperlukan oleh subnet ID. Sehingga 256-64=192, sehingga
subnet masknya menjadi 255.255.255.192.
kemudian host nya di buat biner kemudian di AND kan dengan biner
255.255.255.192. kemudian diambil 8 bit terakhir yaitu 192.168.1.33/24
dengan 255.255.255.192 Sehingga menjadi :
192.168.1.33 =11111111.11111111.11111111.00100001
255.255.255.192 =11111111.11111111.11111111.11000000 AND

=11111111.11111111.11111111.00000000

Sehingga, SubNet ID = 192.168.1.0

5. Karena dibutuhkan 3 subnet, maka tabelnya seperti dibawah ini : -> Jadikan 1
tabel besar saja.
Nama Subnet Network Range Broadcast
Subnet 0 192.168.1.0 192.168.1.1 – 192.168.1.62 192.168.1.63
Subnet 1 192.168.1.64 192.168.1.65 –192.168.1.126 192.168.1.127
Subnet 2 192.168.1.128 192.168.1.129 – 192.168.1.190 192.168.1.191
Subnet 3 192.168.1.192 192.168.1.193 – 192.168.1.254 192.168.1.255

CIDR (Classless Inter-Domain Routing)

Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR) adalah sebuah cara alternatif
untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke
dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Teknik CIDR merupakan suatu
teknik mengurangi banyaknya network address pada table routing dengan
menggunakan mask (subnet atau supernet) dan network address yang mewakili
dari tiap anggota network address yang lainnya.

Contoh :
Berapakah alamat jaringan jika diketahui salah satu alamatnya yaitu
167.199.170.82/27 ?
Penyelesaian :
/27 artinya 27 bit angka 1 dalam subnet masknya : 111111111.111111111
111111111.11100000, sehingga bernilai 255.255.255.224. Maka jumlah
alamat jaringannya adalah 25 = 32, sedangkan yang valid 30 alamat karena
alamat pertama dan terakhir tidak digunakan.

4. CIDR (Classless Interdomain Routing)


Teknik CIDR merupakan suatu teknik mengurangi banyaknya network address
pada table routing dengan menggunakan mask (subnet atau supernet) dan network
address yang mewakili dari tiap anggota network address yang lainnya.
Contoh :
Berapakah alamat jaringan jika diketahui salah satu alamatnya yaitu
167.199.170.82/27 ?
Penyelesaian :
/27 artinya 27 bit angka 1 dalam subnet masknya : 111111111.111111111
111111111.11100000, sehingga bernilai 255.255.255.224. Maka jumlah alamat
jaringannya adalah 25 = 32, sedangkan yang valid 30 alamat karena alamat pertama
dan terakhir tidak digunakan.
5. Simulasi Menggunakan Paket Tracer
Misalkan kita mempunyai 4 subnet dalam kelas C dengan network address
192.168.70.0, yang masing-masing berisi 60 host maka :

4 subnet, maka yang memenuhi 22=4

Subnet mask = 255.255.255.192, maka IP address-nya :

192.168.70.0 - 192.168.70.63
192.168.70.64 - 192.168.70.127
192.168.70.128 - 192.168.70.191
192.168.70.192 - 192.168.70.255
Namun ingat!! Alamat awal dan akhir tidak dipakai, jadi IP address yang valid
untuk setiap subnet berjumlah 62.
1. Buka aplikasi Cisco packet Tracer
2. Kemudian akan terlihat lembar kerja paket tracer

3. Klik End Device

4. Lalu untuk subnet yang pertama pilih gambar PC dan drag ke lembar kerja
sebanyak dua kali, sehingga terlihat seperti gambar berikut :
5. Kemudian klik Toolbar Connection, lalu pilih kabel Cross Over untuk
menghubungkan PC dengan PC

6. Pasangkan kabel Cross Over pada kedua PC tersebut dengan memilih


Fastethernet

7. Lalu berikan IP adress pada PC dengan ketentuan berikut :


a. Ketikan IP untuk default gateway pada kedua komputer tersebut dengan
: 192.168.70.1
b. Ketikan IP untuk DNS Server pada ketua komputer tersebut dengan :
192.168.70.2
c. Ketikan IP address untuk PC0 dengan : 192.168.70.3
d. Ketikan IP address untuk PC1 dengan : 192.168.70.62
8. Ketika kita coba mengirim paket maka akan terlihat sukses dan akan muncul
kata Successfull

9. Sekarang kita coba untuk membuat subnet yang lainnya dengan cara yang
sama dan IP address yang telah ditentukan untuk setiap subnet. Karena ada
4 subnet, yang masing-masing terdiri dari 60 host maka kita membutuhkan
switch untuk menghubungkannya. Kita pakai 2 komputer saja untuk
mewakili tiap-tiap subnet.
10. Contoh simulasinya:
Berikutnya:
IP address untuk tiap subnet :
1. Subnet 1
a. Ketikan IP untuk default gateway pada kedua komputer tersebut
dengan : 192.168.70.1
b. Ketikan IP untuk DNS Server pada kedua komputer tersebut dengan :
192.168.70.2
c. Ketikan IP address untuk PC0 dengan : 192.168.70.3
d. Ketikan IP address untuk PC1 dengan : 192.168.70.62
2. Subnet 2
a. Ketikan IP untuk default gateway pada kedua komputer tersebut
dengan : 192.168.70.65
b. Ketikan IP untuk DNS Server pada kedua komputer tersebut dengan :
192.168.70.66
c. Ketikan IP address untuk PC0 dengan : 192.168.70.67
d. Ketikan IP address untuk PC1 dengan : 192.168.70.126
3. Subnet 3
a. Ketikan IP untuk default gateway pada kedua komputer tersebut
dengan : 192.168.70.129
b. Ketikan IP untuk DNS Server pada kedua komputer tersebut dengan :
192.168.70.130
c. Ketikan IP address untuk PC0 dengan : 192.168.70.131
d. Ketikan IP address untuk PC1 dengan : 192.168.70.190
4. Subnet 4
a. Ketikan IP untuk default gateway pada kedua komputer tersebut
dengan : 192.168.70.193
b. Ketikan IP untuk DNS Server pada kedua komputer tersebut dengan :
192.168.7.194
c. Ketikan IP address untuk PC0 dengan : 192.168.70.195
d. Ketikan IP address untuk PC1 dengan : 192.168.70.254
11. Untuk membuktikan beda subnet, maka kita dapat menghubungkan antar
switch dengan kabel crossover dan dengan add simple PDU yang sebagai
contoh PC 0 mengirim pesan ke PC 2 yang berbeda subnet, dan hasilnya:
12. Maka dari itu kita membutuhkan router untuk menghubungkan antar
subnet. Hal yang harus diperhatikan adalah konfigurasi router. Jangan
sampai salah karena akan mengakibatkan antar subnet tidak akan terhubung
dan tidak bisa saling mengirim data.
13. Setelah ditambah dengan router maka akan seperti ini :
Sekarang setting routernya dengan cara :
a. Pada tab Confog masukan default gateway dari subnet 1 untuk
FastEthernet0/0

b. Lalu beralih pada FastEthernet0/1 dengan memasukan default gateway


subnet 2, dst sampai subnet yang ke-4.

Gambar 2 subnet setelah dilakukan konfigurasi pada router


14. Lanjutkan untuk subnet 3 dan 4 seperti langkah diatas sehingga seperti gambar
dibawah ini dan ketika kita simulasi sukses dalam pengiriman semua data antar
subnet :

Latihan Mandiri

[Teknik CIDR] Hitunglah subnet dari 210.103.45.0/28

Dan buatlah simulasi pada paket tracer dimana per subnetworknya diwakili oleh 5 buah
komputer?

Anda mungkin juga menyukai