Anda di halaman 1dari 7

IP Address dan Subnetting 1

IP ADDRESS & SUBNETTING


Agar unik setiap computer yang terkoneksi ke Internet diberi alamat yang berbeda. Alamat ini
supaya seragam seluruh dunia maka pemberian alamat IP address diseluruh dunia diberikan
oleh badan internasional Internet Assigned Number Authority (IANA), dimana IANA hanya
memberikan IP address Network ID nya saja sedangkan host ID diatur oleh pemilik IP address
tersebut.

Ada 2 cara untuk menghitung subnetting, yaitu dengan menggunakan CIDR dan VLSM.

1. CIDR (Classless Inter-Domain Routing)


Classless Inter-Domain Routing (CIDR) adalah sebuah cara alternatif untuk
mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas
A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting. CIDR
merupakan mekanisme routing dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-
kelas A, B, dan C. CIDR digunakan untuk mempermudah penulisan notasi subnet
mask agar lebih ringkas dibandingkan penulisan notasi subnet mask yang
sesungguhnya.
2. VLSM (Variable Length Subnet Mask)
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda
dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnetmask, berbeda jika
menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnetmask saja.
VLSM memiliki manfaat untuk mengurangi jumlah alamat yang terbuang. Pada
metode VLSM subnetting yang digunakan berdasarkan jumlah host, sehingga akan
semakin banyak jaringan yang akan dipisahkan. Tahapan perhitungan menggunakan
VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan CIDR selanjutnya baru dipecah
kembali menggunakan VLSM. Maka setelah dilakukan perhitungan maka dapat dilihat
subnet yang telah dipecah maka akan menjadi beberapa subnet lagi dengan
mengganti subnetnya.
Manfaat VLSM:

1. Efisien menggunakan alamat IP karena alamat IP yang dialokasikan


sesuai dengan kebutuhan ruang host setiap subnet.
2. VLSM mendukung hirarkis menangani desain sehingga dapat secara
efektif mendukung rute agregasi, juga disebut route summarization.
3. Berhasil mengurangi jumlah rute di routing table oleh berbagai jaringan
subnets dalam satu ringkasan alamat.

Alamat yang unik terdiri dari 32 bit yang dibagi dalam 4 oktet (8 bit)

00000000 . 00000000 . 00000000 . 00000000


o1 o2 o3 o4

Ip address dibagi menjadi 2 bagian yaitu Network ID dan Host ID, Network ID yang akan
menetukan alamat dalam jaringan (network address) sedangkan Host ID menentukan alamat
IP Address dan Subnetting 2

dari peralatan jaringan yang sifatnya unik untuk membedakan antara satu mesin dengan mesin
lainnya. Ibaratkan Network ID Nomor jalan dan alamat jalan sedangkan Host ID adalah nomor
rumahnya

IP address dibagi menjadi kelas yaitu ;

Kelas yang umum digunakan adalah kelas A sampai dengan kelas C.

Pada setiap kelas angka pertama dengan angka terakhir tidak dianjurkan untuk digunakan
karena sebagai valid host ids, misalnya kelas A 0 dan 127, kelas B 128 dan 192, kelas C 191
dan 224. ini biasanya digunakan untuk loopback addresss.

Catatan :
• alamat Network ID dan Hos ID tidak boleh semuanya 0 atau 1 karena jika semuanya
angka biner 1 : 255.255.255.255 maka alamat tersebut disebut floaded broadcast
• alamat network, digunakan dalam routing untuk menunjukkan pengiriman paket
remote network, contohnya 10.0.0.0, 172.16.0.0 dan 192.168.10.0

Dari gambar dibawah ini perhatikan kelas A menyediakan jumlah network yang paling
sediikit namun menyediakan host id yang paling banyak dikarenakan hanya oktat pertama
yang digunakan untuk alamat network bandingkan dengan kelas B dan C.

Untuk mempermudah dalam menentukan kelas mana IP yang kita lihat, perhatikan gambar
dibawah ini. Pada saat kita menganalisa suatu alamat IP maka perhatikan octet 8 bit
pertamanya.
IP Address dan Subnetting 3

Pada kelas A : 8 oktet pertama adalah alamat networknya, sedangkan sisanya 24 bits
merupakan alamat untuk host yang bisa digunakan.
Jadi admin dapat membuat banyak sekali alamat untuk hostnya, dengan memperhatikan 2 24
– 2 = 16.777.214 host
N ; jumlah bit terakhir dari kelas A
(2) adalah alamat loopback

Pada kelas B : menggunakan 16 bit pertama untuk mengidentifikasikan network sebagai


bagian dari address. Dua octet sisanya (16 bits) digunakan untuk alamat host
2 16 – 2 = 65.534

Pada kelas C : menggunakan 24 bit pertama untuk network dan 8 bits sisanya untuk alamat
host.
2 8 – 2 = 254

Subnetting dan Netmask Menggunakan CIDR

Subnetting dan Netmask Kelas A


Diketahui suatu IP 10.0.0.0/16
1. Menghitung jumlah subnet Netmasknya /16 : 255.255.0.0
Bilangan biner = 11111111.11111111.00000000.00000000
Jumlah subnet : 2n → n = jumlah bit yang aktif dimluai dari octet kedua (angka 1)
: 28 = 256 subnet
IP Address dan Subnetting 4

2. Mengitung jumlah host per subnet Jumlah host = 2x – 2 -> x = sisa bit (bit 0)
Jumlah host = 216 – 2 = 65534 host
3. Blok subnet : 256 – 255 = 1 Blok subnetnya : 0,1,2,3,4, dst.
4. Tabel Pembagian Subnet Kelas A

Subnet 10.0.0.0 10.1.0.0 … 10.254.0.0 10.255.0.0


Host Pertama 10.0.0.1 10.1.0.1 … 10.255.0.1 10.255.0.1
Host Terakhir 10.0.255.254 10.1.255.254 … 10.254.255.254 10.255.255.254
Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 … 10.254.255.255 10.255.255.255

Subnetting dan Netmask Kelas B


Diketahui suatu IP 172.16.0.0/25
1. Menghitung jumlah subnet Netmasknya /25 : 255.255.255.128
Bilangan biner = 11111111.11111111. 11111111.10000000
Jumlah subnet : 2n → n = jumlah bit yang aktif dimulai dari octet ketiga (angka 1)
: 29 = 512 subnet

2. Mengitung julah host per subnet Jumlahhost = 2x – 2 -> x = sisa bit (bit 0)

Jumlah host = 27 – 2 = 126 host


3. Blok subnet : 256 – 128 = 128 Blok subnetnya : 0,128

4. Tabel Pembagian Subnet Kelas B

Subnet 172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 … 172.16.255.128


Host Pertama 172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 … 172.16.255.129
Host Terakhir 172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 … 172.16.255.254
Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 … 172.16.255.255

Subnetting dan Netmask Kelas C


1. Diketahui suatu IP 192.168.1.0/26
2. Menghitung jumlah subnet Netmasknya /26 : 255.255.255.192
Bilangan biner = 11111111.11111111. 11111111.11000000
Jumlah subnet : 2n → n = jumlah bit yang aktif dimluai dari octet ke 4 (angka 1)
: 22 = 4 subnet
IP Address dan Subnetting 5

3. Mengitung jumlah host per subnet Jumlah host = 2x – 2 -> x = sisa bit (bit 0)
Jumlah host = 26 – 2 = 62 host
4. Blok subnet : 256 – 192 = 64 Blok subnetnya : 0,64,128,192
5. Tabel Pembagian Subnet Kelas C
Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192
Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193
Host Terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254
Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255

Subnetting dan Netmask Menggunakan VLSM


1. Diketahui IP 192.168.0.0/27
2. Ip addres tersebut akan dibagi
dalam 3 jaringan Lan 1 : 100 host
Lan 2 : 50 host
Lan 3 : 10 host
3. Urutkan jaringan dari host yang paling besar sampai dengan host yang paling terkecil.
- Lan 1 : 100 host
- Lan 2 : 50 host
- Lan 3 : 10 host
4. buat urutan desimal seperti berikut :
27 26 25 24 23 22 21 20
128 64 32 16 8 4 2 1

5. Hitung jumlah range IP dan prefix LAN 1


a. Menghitung jumlah host
100 ≤2n – 2 (100 adalah jumlah host LAN1, n adalah pangkat yang diambil dari
urutan desimal) 100 < 27 – 2
100 ≤ 128 – 2
100 ≤ 126 (126 adalah jumlah host LAN 1)
b. Menghitung prefix
Prefix = 32 – n (32 adalah jumlah maksimal bit dari netmask, n adalah pangkat
yang diambil dari urutan desimal)

Jadi prefix = 32 – 7 = 25 (25 adalah prefix LAN1, netmasknya = 255.255.255.128 /25)

6. Hitung jumlah range IP dan prefix LAN 2


a. Menghitung jumlah host
IP Address dan Subnetting 6

50 ≤2n – 2 (50 adalah jumlah host LAN2, n adalah pangkat yang diambil dari
urutan desimal) 50 < 26 – 2
50 ≤64 – 2
50 ≤ 62 (62 adalah jumlah host LAN2)
b. Menghitung prefix

Prefix = 32 – n (32 adalah jumlah maksimal bit dari netmask, n adalah pangkat yang
diambil dari urutan desimal)
Jadi prefix = 32 – 6 = 26 (26 adalah prefix LAN2, netmasknya = 255.255.255.192
/26)
7. Hitung jumlah range IP dan prefix LAN 3
a. Menghitung jumlah host
10≤2n – 2 (10 adalah jumlah host LAN3, n adalah pangkat yang diambil dari
urutan desimal) 10 < 24 – 2
10 ≤ 16 – 2
10 ≤ 14 (14 adalah jumlah host LAN3)
b. Menghitung prefix

Prefix = 32 – n (32 adalah jumlah maksimal bit dari netmask, n adalah pangkat yang
diambil dari urutan desimal)
Jadi prefix = 32 – 4 = 28 (28 adalah prefix LAN3, netmasknya = 255.255.255.240 /28)
8. Buat table pembagian IP Address
LAN IP SUBNET IP HOST 1 IP HOST N IP BROADCAST PREFIX
1 192.168.0.0 192.168.0.1 192.168.0.126 192.168.0.127 /25
2 192.168.0.128 192.168.0.129 192.168.0.190 192.168.0.191 /26
3 192.168.0.192 192.168.0.193 192.168.0.206 192.168.0.207 /28

Tugas :
1. Diketahui suatu IP 10.10.0.0/16 (Kelas A). Hitunglah jumlah subnet, host per
subnet, blok subnet dan buat tabelnya.
2. Diketahui suatu IP 172.16.5.0/27 (Kelas B). Hitunglah jumlah subnet, host per
subnet, blok subnet dan buat tabelnya.
3. Diketahui suatu IP 192.168.100.0/24 (Kelas A). Hitunglah jumlah subnet, host
per subnet, blok subnet dan buat tabelnya.
4. Dengan menggunakan metode VLSM dan IP192.168.1.0/25 hitunglah jumlah
IP Address dan Subnetting 7

host per subnet, prefix per jaringan dan buat tabelnya untuk LAN1= 50 Host,
LAN2 =20 Host, LAN3 =115 Host.

Anda mungkin juga menyukai