I. TUJUAN
1. Mahasiswa mengerti dan memahami tentang IP Subnetting.
2. Mahasiswa mampu menghitung secara efisien kebutuhan IP dalam suatu rancangan
jaringan.
3. Mahasiswa mampu menggambar diagram jaringan beserta kebutuhan
subnettingnya.
4. Mahasiwa mampu mengimplementasikan diagram jaringan yang dirancang ke
dalam praktikum.
II. PERALATAN
1. Beberapa PC sebagai client
2. Hub/Switch
3. NIC yang tertancap pada setiap PC
4. Kabel jaringan secukupnya
Netmask
Ketika kita berhubungan dengan komputer lain pada suatu jaringan, selain IP
yang dibutuhkan adalah netmask. Misal kita pada IP 10.252.102.12 ingin berkirim data
pada 10.252.102.135 bagaimana komputer kita memutuskan apakah ia berada pada satu
jaringan atau lain jaringan? Maka yang dilakukan adalah mengecek dulu netmask
komputer kita karena kombinasi IP dan netmask menentukan range jaringan kita.
Jika netmask kita 255.255.255.0 maka range terdiri dari atas semua IP yang
memiliki 3 byte pertama yang sama. Misal jika IP saya 10.252.102.12 dan netmask saya
255.255.255.0 maka range jaringan saya adalah 10.252.102.0-10.252.102.255 sehingga
kita bisa secara langsung berkomunukasi pada mesin yang diantara itu, jadi
10.252.102.135 berada pada jaringan yang sama yaitu 10.252.102 (lihat yang angka-
angka tercetak tebal menunjukkan dalam satu jaringan karena semua sama).
Dalam suatu organisasi komersial biasanya terdiri dari beberapa bagian,
misalnya bagian personalia/HRD, Marketing, Produksi, Keuangan, IT dsb. Setiap
bagian di perusahaan tentunya mempunyai kepentingan yang berbeda-beda. Dengan
beberapa alasan maka setiap bagian bisa dibuatkan jaringan lokal sendiri – sendiri dan
antar bagian bisa pula digabungkan jaringannya dengan bagian yang lain. Pembagian
jaringan besar ke dalam jaringan yang kecil-kecil inilah yang disebut sebagai
subnetting.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan satu organisasi membutuhkan lebih
dari satu jaringan lokal (LAN) agar dapat mencakup seluruh organisasi :
Teknologi yang berbeda. Dalam suatu organisasi dimungkinkan menggunakan
bermacam teknologi dalam jaringannya. Semisal teknologi ethernet akan
mempunyai LAN yang berbeda dengan teknologi FDDI.
Kongesti pada jaringan. Sebuah LAN dengan 254 host akan memiliki
performansi yang kurang baik dibandingkan dengan LAN yang hanya
mempunyai 62 host. Semakin banyak host yang terhubung dalam satu media
akan menurunkan performasi dari jaringan. Pemecahan yang paling sedherhana
adalah memecah menjadi 2 LAN.
Departemen tertentu membutuhkan keamanan khusus sehingga solusinya
memecah menjadi jaringan sendiri.
Pemecahan menggunakan konsep subnetting. Membagi jaringan besar tunggal
ke dalam sunet-subnet (sub-sub jaringan). Setiap subnet ditentukan dengan
menggunakan subnet mask bersama-sama dengan no IP.
Pada subnetmask dalam biner, seluruh bit yang berhubungan dengan netID diset
1, sedangkan bit yang berhubungan dengan hostID diset 0.
Dalam subnetting, proses yang dilakukan ialah memakai sebagian bit hostID
untuk membentuk subnetID. Dengan demikian jumlah bit yang digunakan untuk
HostID menjadi lebih sedikit. Semakin panjang subnetID, jumlah subnet yang dibentuk
semkain banyak, namun jumlah host dalam tiap subnet menjadi semakin sedikit.
Berkat perhitungan di atas maka kita mempunyai 256 jaringan baru yaitu :
192.168.0.xxx, 192.168.1.xxx, 192.168.2.xxx, 192.168.3.xxx hingga 192.168.255.xxx
dengan netmask 255.255.255.0.
xxx→ menunjukkan hostID antara 0-255
Biasa ditulis dengan 192.168.0/24 ; 192.168.0 menunjukkan NetID dan 24
menunjukkan subnetmask (jumlah bit yang bernilai 1 di subnetmask). Dengan cara ini
kita bisa mengalokasikan IP address kelas B menjadi sekian banyak jaringan yang
berukuran sama.
Cara perhitungan subnet berdasarkan jumlah host adalah sebagai berikut :
1. Ubah IP dan netmask menjadi biner
IP : 192.168.0.0→ 11000000.10101000.00000000.00000000
Netmask : 255.255.0.0 11111111.11111111.00000000.00000000
Panjang hostID kita adalah yang netmasknya semua 0 16 bit.
2. Memilih jumlah host terbanyak dalam suatu jaringan dan rubah menjadi
biner.
Misal dalam jaringan kita membutuhkan host 25 maka menjadi 11001.
3. Hitung jumlah bit yang dibutuhkan angka biner pada nomor 1. Dan angka
inilah nanti sebagai jumlah host dalam jaringan kita.
Jumlah host 25 menjadi biner 11001 dan jumlah bitnya adalah 5.
4. Ubah netmask jaringan kita dengan cara menyisakan angka 0 sebanyak
jumlah perhitungan nomor 3.
Jadi netmasknya baru adalah 11111111.11111111.11111111.11100000
Identik dengan 255.255.255.224 jika didesimalkan.
Contoh Implementasi
Misalkan ada diagram jaringan seperti pada gambar 3.3 dengan alokasi IP
132.92.xxx.xxx.
Catatan lingkaran dengan tanda silang adalah router sebagai penghubung antara
jaringan yang satu dengan yang lain. Langkah-langkah pemberian nomor IP
1. Menentukan jumlah jaringan yang ada Ada 7 jaringan yaitu :
A, B, C, D, E, F, R3-R5
2. Menentukan jumlah host yang dibutuhkan setiap jaringan
a. A butuh 3, yang tersambung adalah R1, R2 dan R3
b. B butuh 4, yang tersambung adalah R4, R6, R5 dan R7
c. C butuh 26, Jumlah Host C ditambahn R1 yang juga tersambung di jaringan C
d. D butuh 11, Jumlah Host D ditambahn R2 yang juga tersambung di jaringan D
e. E butuh 13, Jumlah Host E ditambahn R4 yang juga tersambung di jaringan E
f. F butuh 10, Jumlah Host F ditambahn R6 yang juga tersambung di jaringan C
g. R3-R5 butuh 2, untuk menyambungkan R3 dan R5
3. Buat satu subnetmask untuk seluruh jaringan (diambil dari jumlah host terbanyak)
Jumlah yang terbanyak adalah 26. Binarinya adalah 11010 5 bit.
Jadi subnetmask yang digunakan adalah 11111111.11111111.11111111.11100000
(disisakan 0 5 bit untuk host sesuai kebutuhan jaringan) identik dengan
255.255.225.224.
4. Memberikan nomor IP untuk tiap jaringan yang ada.
Dari nomor IP dan subnetmask yang ada bisa dihasilkan jaringan sebagai berikut
NOTE: Nomor IP awal dan akhir setiap subnet tidak bisa dipakai untuk broadcast
5. Memberi nomor IP setiap komputer sesuai range yang telah terbentuk pada nomor
4.
Agregasi Routing
Secara konsep, subnet yang telah ada memungkinkan dibagi lagi menjadi
subnetsubnet yang lebih kecil untuk efisiensi. Misalkan pada R3-R5 diberi alokasi 30
host padahal yang dipakai hanya 2 nomor IP. Maka 132.92.0.224/24 bisa dipecah lagi
dengan menyisakan 2 host yang berarti jika dibinarikan menjadi 10 yang artinya
membutuhkan jumlah bit 2. Ini berarti netmasknya disisakan 2 buah angka nolnya
menjadi :
11111111.11111111.11111111.11111100 (/30).
13 Host (Kelas C)
255.255.255.240/28
11111111.11111111.11111111.11110000
13 User = 24 − 2 = 14 (Host/Subnet)
Jumlah NetID = 24 = 16 ; Block Subnet = 256−240 = 16
IP Awal = 128.16.0.0
NetID = 128.16.0.32
IP Valid = 128.16.0.33 – 128.16.0.46
Broadcast ID = 128.16.0.47
11 Host (Kelas C)
255.255.255.240/28
11111111.11111111.11111111.11110000
11 User = 24 − 2 = 14 (Host/Subnet)
Jumlah NetID = 24 = 16 ; Block Subnet = 256−240 = 16
IP Awal = 128.16.0.0
NetID = 128.16.0.48
IP Valid = 128.16.0.49 – 128.16.0.62
Broadcast ID = 128.16.0.63
10 Host (Kelas C)
255.255.255.240/28
11111111.11111111.11111111.11110000
10 User = 24 − 2 = 14 (Host/Subnet)
Jumlah NetID = 24 = 16 ; Block Subnet = 256−240 = 16
IP Awal = 128.16.0.0
NetID = 128.16.0.64
IP Valid = 128.16.0.65 – 128.16.0.78
Broadcast ID = 128.16.0.79
4 Host (Kelas C)
255.255.255.248/29
11111111.11111111.11111111.11111000
4 User = 23 − 2 = 6 (Host/Subnet)
Jumlah NetID = 23 = 8 ; Block Subnet = 256−248 = 8
IP Awal = 128.16.0.0
NetID = 128.16.0.80
IP Valid = 128.16.0.81 – 128.16.0.86
Broadcast ID = 128.16.0.87
3 Host (Kelas C)
255.255.255.248/29
11111111.11111111.11111111.11111000
3 User = 23 − 2 = 6 (Host/Subnet)
Jumlah NetID = 23 = 8 ; Block Subnet = 256−248 = 8
IP Awal = 128.16.0.0
NetID = 128.16.0.88
IP Valid = 128.16.0.89 – 128.16.0.94
Broadcast ID = 128.16.0.95
2 Host (Kelas C)
255.255.255.252/30
11111111.11111111.11111111.11111100
2 User = 22 − 2 = 2 (Host/Subnet)
Jumlah NetID = 22 = 4 ; Block Subnet = 256−252 = 4
IP Awal = 128.16.0.0
NetID = 128.16.0.96
IP Valid = 128.16.0.97 – 128.16.0.98
Broadcast ID = 128.16.0.99
V. LANGKAH PERCOBAAN
1. Berikan nomor IP yang paling efisien untuk design jaringan pada gambar 4 berikut
IP yang diberikan adalah 10.252.0.0 :
Host 50 (Kelas C)
255.255.255.192/26
11111111.11111111.11111111.11000000
50 User = 26 − 2 = 62 (Host/Subnet)
Jumlah NetID = 26 = 64 ; Block Subnet = 256−192 = 64
IP Awal = 10.252.0.0
NetID = 10.252.0.0
IP Valid = 10.252.0.1 – 10.252.0.62
Broadcast ID = 10.252.63
Host 25 (Kelas C)
255.255.255.224/27
11111111.11111111.11111111.11100000
25 User = 25 − 2 = 30 (Host/Subnet)
Jumlah NetID = 25 = 32 ; Block Subnet = 256−224 = 32
IP Awal = 10.252.0.0
NetID = 10.252.0.64
IP Valid = 10.252.0.65 – 10.252.0.94
Broadcast ID = 10.252.95
2 Host (Kelas C)
255.255.255.252/30
11111111.11111111.11111111.11111100
2 User = 22 − 2 = 2 (Host/Subnet)
Jumlah NetID = 22 = 4 ; Block Subnet = 256−252 = 4
IP Awal = 10.252.0.0
NetID = 10.252.0.96
IP Valid = 128.16.0.97 – 128.16.0.98
Broadcast ID = 10.252.0.99
2 Host (Kelas C)
255.255.255.252/30
11111111.11111111.11111111.11111100
2 User = 22 − 2 = 2 (Host/Subnet)
Jumlah NetID = 22 = 4 ; Block Subnet = 256−252 = 4
IP Awal = 10.252.0.0
NetID = 10.252.0.100
IP Valid = 128.16.0.101 – 128.16.0.102
Broadcast ID = 10.252.0.103
2 Host (Kelas C)
255.255.255.252/30
11111111.11111111.11111111.11111100
2 User = 22 − 2 = 2 (Host/Subnet)
Jumlah NetID = 22 = 4 ; Block Subnet = 256−252 = 4
IP Awal = 10.252.0.0
NetID = 10.252.0.104
IP Valid = 128.16.0.105 – 128.16.0.106
Broadcast ID = 10.252.0.107
VIII. KESIMPULAN
Kesimpulan yang bisa diambil dari praktikum kali ini adalah kita bisa mengerti
dan memahami tentang IP Subnetting dimana untuk melakukan subnetting haruslah
mengetahui Network Address terlebih dahulu kemudian bisa menentukan kelas, Subnet
Mask, IP Valid, dan Broadcast ID. Selanjutnya adalah kita bisa menghitung secara
efisien kebutuhan IP dalam suatu rancangan jaringan dimana dalam hal ini yang paling
pertama ditentukan adalah mengurutkan jumlah host yang terbanyak ke jumlah host
terkecil yang selanjutnya kita bisa menentukan Network Address-nya berdasarkan host-
host yang telah ditentukan. Selanjutnya adalah kita mampu menggambar diagram
jaringan beserta kebutuhan subnettingnya dan mengimplementasikan diagram jaringan
yang dirancang ke dalam praktikum dimana kita membuat rangkaian jaringan
berdasarkan diagram jaringan yang diberikan kemudian menentukan IP Address-nya
berdasarkan subnetting. Dalam hal ini kita menggunakan router dan menentukan IP
Addressnya pada kabel serial maupun gigabitethernet untuk masing-masing router.
Dengan demikian, kita telah mencapai tujuan dilaksanakannya praktikum kali ini baik
secara teori maupun praktik.