Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM KOMUNIKASI
MODUL I : MODULASI AMPLITUDO (AM)

DISUSUN OLEH :
Prima Yogaswara
18101026
Partner:
1. Raffika Hanum (18101027)
2. Rizky Hidayatullah (18101030)
3. Sapitri (18101031)
Tanggal Praktikum : 20 April 2021
Asisten Praktikum :
1. Yahya Ega Masyarik (19201005)
2. Yulina Nur Khamidah (19201009)
Dosen Praktikum : Fauza Khair, S.T., M.Eng

LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI


FAKULTAS TEKNIK TELEKOMUNIKASI DAN ELEKTRO
INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
JL. D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2021
Praktikum Sistem Komunikasi

MODUL I
MODULASI AMPLITUDO (AM)

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Memahami konsep dasar modulasi amplitude.

2. Mempelajari dan menjelaskan proses modulasi amplitudo dengan


menggunakan simulink Matlab.
3. Melihat sinyal keluaran dari modulasi amplitudo berdasarkan variasi
amplitudo
4. Menganalisa perubahan amplitudo sinyal informasi dan sinyal pembawa
terhadap hasil sinyal termodulasi.
5. Menentukan karakteristik sinyal termodulasi AM.

II. ALAT DAN BAHAN


1. 1 set PC (Personal Computer) atau Laptop
2. Software Matlab R2015b
a. Sine Wave 2 buah
b. Constant 1 buah
c. Sum 1 buah
d. Product 1 buah
e. Scope 3 buah

III. DASAR TEORI


Modulasi merupakan proses penumpangan sinyal informasi terhadap sinyal
carrier (pembawa) dimana parameter sinyal pembawa atau sinyal carrier
diubah ubah terhadap yang lain (yaitu sinyal pemodulasi yang berupa sinyal
informasi). Sinyal informasi dapat berbentuk sinyal audio, sinyal video, atau
sinyal yang lain. Dalam melakukan modulasi diperlukan sebuah perangkat
yang dinamakan modulator. Modulator yaitu proses “menumpangkan” data
pada frekuensi gelombang pembawa (Carrier Signal) ke sinyal
informasi/pesan agar bisa dikirim ke penerima melalui media tertentu (kabel
atau udara), biasanya berupa gelombang sinus. Modulasi dari gelombang sinus
akan mengubah sebuah gelombang pesan baseband menjadi gelombang
IT Telkom Purwokerto 2 18101026 – Prima Yogaswara
Praktikum Sistem Komunikasi

passband. Selain modulator terdapat sebuah perangkat lain yang digunakan


sebagai penerjemah/pembaca hasil dari modulasi yang dilakukan oleh
modulator yaitu demodulator [1].
Sinyal pembawa berupa gelombang sinus dengan persamaan matematisnya:
𝑒𝑐=𝐸𝑐sin𝜔𝑐𝑡
Sinyal pemodulasi, untuk memudahkan analisa, diasumsikan sebagai
gelombang sinusoidal juga, dengan persamaan matematisnya:
𝑒𝑚=𝐸𝑚sin𝜔𝑚𝑡
dimana,
Ec = amplitudo maksimum sinyal pembawa
ωc = 2π fc dengan fc adalah frekuensi sinyal pembawa
Em = amplitudo maksimum sinyal pemodulasi
ωm = 2π fm dengan fm adalah frekuensi sinyal pemodulasi.
Sinyal AM, yakni sinyal hasil proses modulasi amplituda, diturunkan menjadi:
ec = Ec (1 + N. sin mnt) sin mct
sehingga index modulasi (m) :
𝑚 = Em Ec
index modulasi merupakan ukuran seberapa dalam sinyal informasi
memodulasi sinyal pembawa. Apabila index modulasi terlalu besar (m>1)
maka hasil sinyal termodulasi AM akan cacat dan apabila index modulasi
terlalu rendah (m<1) maka daya sinyal termodulasi tidak maksimal. Untuk
menghindari keadaan over modulasi yaitu keadaan dimana gelombang
pembawa termodulasi lebih dari 100 %, maka kita harus dapat membatasi
besar-kecilnya modulasi yang terjadi. Hal ini dapat diatasi dengan cara
menentukan nilai index modulasi (m) [2].
Demodulator mempunyai fungsi kebalikan dari modulator (demodulasi),
yaitu proses mendapatkan kembali data atau proses membaca data dari sinyal
yang diterima dari pengirim. Dalam demodulasi, sinyal pesan dipisahkan dari
sinyal pembawa frekuensi tinggi. Kedua fungsi modulator dan demodulator
tersebut terdapat langsung pada sebuah perangkat yang disebut dengan modem
(modulator demodulator). Tujuan dari modulasi adalah untuk memindahkan
posisi spektrum dari sinyal data, dari pita spektrum yang rendah (base band)
ke pita spektrum yang jauh lebih tinggi (band pass). Hal ini dilakukan pada

IT Telkom Purwokerto 3 18101026 – Prima Yogaswara


Praktikum Sistem Komunikasi

transmisi data tanpa kabel (dengan antena), yang mana dengan membesarnya
frekuensi data yang dikirim, maka dimensi antenna yang digunakan akan
mengecil [3].
Pada modulasi amplitudo, sinyal pemodulasi atau sinyal informasi
mengubah - ubah amplitudo sinyal pembawa. Besarnya amplitudo sinyal
pembawa akan berbanding lurus dengan amplitudo sinyal pemodulasi.
Modulasi Amplitudo (AM) adalah penumpangan sinyal informasi terhadap
sinyal carrier (pembawa) dimana amplitudo sinyal carrier akan berubah-ubah
mengikuti perubahan amplitudo sinyal informasinya. Dibandingkan dengan
FM (Modulasi Frekuensi) AM mempunyai kelebihan diantaranya adalah jarak
transmisi AM lebih jauh dibandingkan FM. Namun AM lebih rentan terkena
noise 7 dibandingkan dengan FM. Oleh karena itu stasiun radio yang sering
kita dengar kebanyakan menggunakan FM karena suara yang dihasilkan
melalui transmisi menggunakan FM lebih jernih.

Gambar 3.1 Modulasi AM

Pada modulasi amplitudo besarnya amplitudo sinyal pembawa akan diubah-


ubah oleh sinyal pemodulasi sehingga besarnya sebanding dengan amplitudo
sinyal pemodulasi tersebut. Frekuensi sinyal pembawa biasanya jauh lebih
tinggi daripada frekuensi sinyal pemodulasi. Frekuensi sinyal pemodulasi
biasanya merupakan sinyal pada rentang frekuensi audio (AF, Audio
Frequency) yaitu antara 20 Hz sampai denan 20 kHz. Sedangkan frekuensi
sinyal pembawa biasanya berupa sinyal radio (RF, Radio Frequency) pada
rentang frekuensi tengah (MF, Mid-Frequency) yaitu antara 300 kHz sampai
dengan 3 Mhz [4].

IT Telkom Purwokerto 4 18101026 – Prima Yogaswara


Praktikum Sistem Komunikasi

IV. HASIL DATA

Tabel 4.1 Output Simulasi


Sinyal Keluaran
Simulasi Output sinyal Output sinyal Output AM
ke- pemodulasi pembawa

IT Telkom Purwokerto 5 18101026 – Prima Yogaswara


Praktikum Sistem Komunikasi

V. ANALISIS HASIL PERCOBAAN


A. Perhitungan

1. Percobaan ke – 1
Diket :
fc = 20 Hz
fm = 2 Hz
Ec = 10 Volt
Em = 10 Volt
a. Indeks Modulasi
𝐸𝑚 10
m= = =1
𝐸𝑐 10

b. Sinyal AM (Es)
ec = Ec (1 + m. sinωmt)sinωct)
ec = 10 (1 + 1. sin(2π.fmt)sin(2π.fct))
ec = 10 (1 + 1. sin(2π.2t)sin (2π.20.t))
ec = 10 (1 + 1. sin(4πt)sin(40πt))
2. Percobaan ke – 2
Diket :
fc = 20 Hz
fm = 2 Hz
Ec = 10 Volt
Em = 5 Volt
a. Indeks Modulasi
𝐸𝑚 5
m = = 0,5
𝐸𝑐 10

b. Sinyal AM (Es)
ec = Ec (1 + m. sinωmt) sinωct
ec = 10 (1 + 0,5.sin(2π.Fmt)sin(2π. Fct))
ec = 10 (1 + 0,5.sin(2π.2t)sin(2π.20t))
ec = 10 (1 + 0,5.sin(4πt)sin(40πt))

IT Telkom Purwokerto 6 18101026 – Prima Yogaswara


Praktikum Sistem Komunikasi

3. Percobaan ke – 3
Diket :
fc = 20 Hz fm = 2 Hz
Ec = 15 Volt Em = 10 Volt
a. Indeks Modulasi
𝐸𝑚 10
m= = 15 = 0,6
𝐸𝑐

b. Sinyal AM (Es)

ec = Ec (1 + m. sinωmt)sinωct)

ec = 15 (1 + 0,67. sin(2π.fmt)sin(2π.fct))

ec = 15 (1 + 0,67. sin(2π.2t)sin (2π.20.t))

ec = 15 (1 + 0,67. sin(4πt)sin(40πt))

4. Percobaan ke – 4
Diket :
fc = 20 Hz
fm = 2 Hz
Ec = 15 Volt
Em = 15 Volt
a. Indeks Modulasi
𝐸𝑚
m= 𝐸𝑐

15
= 15 = 1

b. Sinyal AM (Es)

ec = Ec (1 + m. sinωmt)sinωct)

ec = 15 (1 + 1. sin(2π.fmt)sin(2π.fct))

ec = 15 (1 + 1. sin(2π.2t)sin (2π.20.t))

ec = 15 (1 + 1. sin(4πt)sin(40πt))

IT Telkom Purwokerto 7 18101026 – Prima Yogaswara


Praktikum Sistem Komunikasi

5. Percobaan ke -5
Diket :
fc = 20 Hz
fm = 2 Hz
Ec = 10 Volt
Em = 20 Volt
a. Indeks Modulasi
𝐸𝑚
m= 𝐸𝑐
20
= 10 = 2

b. Sinyal AM (Ec)
ec = Ec (1 + m. sinωmt) sinωct
ec = 10 (1 + 2.sin(2π.Fmt)sin(2π. Fct))
ec = 10 (1 + 2.sin(2π.2t)sin(2π.20t))
ec = 10 (1 + 2.sin(4πt)sin(40πt)

B. Analisa
Teknik modulasi seperti modulasi amplitude berupa teknik yang
memproses sinyal frekuensi rendah (sinyal informasi) pada frekuensi tinggi
dengan mengubah amplitudo gelombang frekuensi tinggi (frekuensi
pembawa) tanpa mengubah frekuensi. Oleh karena itu, dalam modulasi
amplitudo ini, sinyal pembawa berubah sebanding dengan amplitudo sinyal
modulator, sedangkan frekuensi tetap tidak berubah selama proses
modulasi. Saat memodulasi, diperlukan perangkat yang disebut modulator.
Pada modulasi amplitudo mempunyai karakteristik yaitu amplitudo
berubah-ubah, sehingga penguat yang digunakan harus berupa penguat
linier, sehingga amplifikasi akhir amplitudo tetap akan berubah sesuai
dengan amplitudo aslinya. Inilah kekurangan AM karena penguat linier
yang digunakan biasanya lebih mahal dan kurang efisien.
Gelombang radio dengan frekuensi yang jauh lebih tinggi daripada
frekuensi sinyal informasi ini yang membawa sinyal informasi atau disebut
sinyal pembawa. Indeks modulasi di AM berupa rasio amplitudo sinyal
modulasi dengan amplitudo sinyal pembawa. Sinyal sinusoidal mencirikan

IT Telkom Purwokerto 8 18101026 – Prima Yogaswara


Praktikum Sistem Komunikasi

suatu sinyal pembawa, dan sinyal modulasi atau sinyal informasi dapat
berupa sinyal sinusoidal, tetapi ini lebih umum merupakan sinyal acak,
misalnya sinyal audio. Untuk simulasi ini, praktisi menggunakan frekuensi
sinyal modulator, dan sinyal pembawa konstan atau tidak berubah ketika
frekuensi sinyal modulator adalah 2 Hz dan frekuensi sinyal pembawa
adalah 20 Hz.
Pada percobaan pertama praktikan memasukkan nilai untuk sinyal
pemodulasi pada frekuensi 2 Hz dan untuk amplitudonya 10 Volt
sedangkan pada sinyal pembawa untuk frekuensi 20 Hz dan untuk
amplitudonya 10 Volt, kemudian uji coba dengan di running untuk melihat
output gelombang sinyal pembawa , output sinyal pemodulasi, dan output
AM. Sinyal pemodulasi merupakan sumber sinyal informasi, kemudian
untuk sinyal informasi akan masuk dengan di tambahkan constan. Constan
merupakan pengatur nilai dari informasi agar bilangan pemodulasinya tetap
konstan. Kemudian sinyal pemodulasi akan masuk ke blok modulator,
didalam blok modulator sendiri akan masuk sinyal informasi dan akan
tercampur dengan sinyal pembawa sehingga tercampur dan terjadi
modulasi.
Selanjutnya praktikan lanjut ke percobaan kedua dengan memasukkan
nilai sinyal pemodulasi dan sinyak pembawannya, untuk sinyal pemodulasi
sendiri untuk frekuensinya tetap 2 Hz yang di ubah hanya di amplitudonya
yaitu 5 Volt untuk sinyal pembawanya untuk frekuensinya juga tetap sama
20 Hz dan aplitudonya tetap 10 Volt, lanjut ke percobaan 3 dengan
memasukkan nilai sinyal pemodulasi untuk frekuensinya tetap 2 Hz dan
untuk amplitudonya di ubah 10 Volt dan untuk sinyal pembawa frekuensi-
nya tetap 20 Hz dan untuk amplitudonya di naikkan menjadi 15 Volt,
kemudian percobaan ke empat dan kelima juga sama hanya yang di ubah
di nilai amplitudonya dikarenakan amplitudo merupakan simpangan
terjauh dari gelombang.
Sinyal pembawa yang tidak termodulasi memiliki nilai amplitudo
maksimum yang tetap dan frekuensi yang lebih tinggi daripada sinyal
modulator, tetapi ketika sinyal modulator dimasukkan, nilai amplitudo
maksimum dari pembawa akan berubah sesuai dengan nilai sesaat dari

IT Telkom Purwokerto 9 18101026 – Prima Yogaswara


Praktikum Sistem Komunikasi

sinyal modulator.
Berdasarkan tabel hasil data 4.1, keluaran yang dihasilkan adalah mode
tampilan berbeda di setiap simulasi. Ini karena nilainya frekuensi dan
amplitudo sinyal modulator dan amplitudo sinyal pemodulasi yang
berbeda. Pada simulasi pertama, amplitudo sinyal adalah modulator dan
sinyal pembawa 10V. Setelah simulasi, hasilnya merupakan AM
Amplitudo maksimum yang bernilai 110V. Menurut hasil pada perhitungan
nilai indeks modulasi pada simulasi pertama bernilai 1. Hal ini disebabkan
oleh nilai amplitudo sinyal modulator dan amplitudo sinyal pembawanya
sama.
Menurut hasildata yang terkait dengan hubungan data, perbedaan antar
operator, amplitudo-amplitudo dan hasil-hasil berbeda. Ada
perbedaan besar dalam amplitudo rendah, dan akan ada perubahan
dari output nya.

IT Telkom Purwokerto 10 18101026 – Prima Yogaswara


Praktikum Sistem Komunikasi

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN

1. Hasil dari sinyal pemodulasi memiliki bentuk gelombang yang


sinusoida.
2. Semakin besar tegangan pada sinyal pemodulasi, maka akan semakin
besar juga indeks modulasinya.
3. Modulasi sinyal yang terjadi menandakan adanya penggabungan
frekuensi antara sinyal pembawa dan sinyal pemodulasi.
4. Setiap terjadi proses modulasi rentan terjadinya noise atau gangguan
dari luar di karenakan perbedaan frekuensi.

B. SARAN

1. Praktikan harus mematuhi arahan dari asisten praktikum.


2. Sebelum praktikan melakukan praktik, maka sebaiknya praktikan sudah
membaca modul praktikum atau referensi mengenai topik praktikum.
3. Praktikan harus dapat mengetahui komponen mana yang nantinya akan
di simulasikan.
4. Praktikan harus sudah menyediakan perangkat dan software Matlab
untuk kegiatan praktikum.

IT Telkom Purwokerto 11 18101026 – Prima Yogaswara


Praktikum Sistem Komunikasi

DAFTAR PUSTAKA
[1] N. Yasmine, "Perancangan Modul Pembelajaran Praktek AM Modulator dan
AM Demodulator Untuk Praktikum Di Laboratorium Teknik
Telekomunikasi," 2019. [Online]. Available: http://eprints.polsri.ac.id.
[Accessed 24 April 2021].
[2] Anonymous, "Modulasi Amplitudo (Amplitude Modulation, AM)," 16
Desember 2020. [Online]. Available: http://elektronikadasar.web.id/modulasi-
amplitudo-amplitude-modulation-am/. [Accessed 24 April 2021].

[3] I. K. N. A. Jaya, "Modulasi Frekuensi (FM) Dan Modulasi Amplitudo (AM),"


6 Desember 2020. [Online]. Available: https://osf.io. [Accessed 24 April
2021].
[4] A. Halomoan, "Perancangan Simulator Modulasi Dan Demodulasi AM Pada
Kanal Awgn Dan Rayleigh," vol. IV, no. 3, pp. 2735-2747, 2018.

IT Telkom Purwokerto 12 18101026 – Prima Yogaswara

Anda mungkin juga menyukai