SISTEM KOMUNIKASI
MODUL IV : MODULASI DIGITAL
DISUSUN OLEH :
Prima Yogaswara
18101026
Partner:
1. Raffika Hanum (18101027)
2. Rizky Hidayatullah (18101030)
3. Sapitri (18101031)
Tanggal Praktikum : 29 Juni 2021
Asisten Praktikum :
1. Yahya Ega Masyarik (19201005)
1. Yulina Nur Khamidah (19201009)
Dosen Praktikum : Fauza Khair, S.T., M.Eng
MODUL IV
MODULASI DIGITAL
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Memahami konsep modulasi digital : BPSK, QPSK, 16 QAM, dan 64
QAM.
2. Memahami pengaruh noise pada pengiriman data.
II. ALAT DAN BAHAN
1. 1 set PC atau Laptop
2. Software Matlab R2015b
a. Random integer generator 1 buah
b. BPSK modulator dan BPSK demodulator 1 buah
c. QPSK modulator dan QPSK demodulator 1 buah
d. 16 QAM modulator dan 16 QAM demodulator 1 buah
e. 64 QAM modulator dan 64 QAM demodulator 1 buah
f. AWGN channel 1 buah
g. Error rate calculation 1 buah
h. Display 1 buah
i. Constellation diagram 2 buah
III. DASAR TEORI
Modulasi merupakan proses penumpangan sinyal informasi terhadap sinyal
carrier (pembawa) dimana parameter sinyal pembawa atau sinyal carrier
diubah ubah terhadap yang lain (yaitu sinyal pemodulasi yang berupa sinyal
informasi). Sinyal informasi dapat berbentuk sinyal audio, sinyal video, atau
sinyal yang lain. Dalam melakukan modulasi diperlukan sebuah perangkat
yang dinamakan modulator. Modulator yaitu proses “menumpangkan” data
pada frekuensi gelombang pembawa (Carrier Signal) ke sinyal
informasi/pesan agar bisa dikirim ke penerima melalui media tertentu (kabel
atau udara), biasanya berupa gelombang sinus. Modulasi dari gelombang sinus
akan mengubah sebuah gelombang pesan baseband menjadi gelombang
passband. Selain modulator terdapat sebuah perangkat lain yang digunakan
sebagai penerjemah/pembaca hasil dari modulasi yang dilakukan oleh modul-
ke pita spektrum yang jauh lebih tinggi (band pass). Hal ini dilakukan pada
transmisi data tanpa kabel (dengan antena), yang mana dengan membesarnya
frekuensi data yang dikirim, maka dimensi antenna yang digunakan akan
mengecil [4].
QPSK 0.7 0.6 0.46 0.31 0.08 0.0009 0 140 120 139 127 89 1 0
16 QAM 0.93 0.85 0.83 0.72 0.53 0.24 0 186 171 165 144 107 122 0
64 QAM 0.98 0.97 0.96 0.92 0.86 0.66 0.05 197 195 192 185 172 133 100
2 3 5 5 2 6
-20
-10
-5
10
20
-20
-10
-5
10
20
-20
-10
-5
10
20
-20
-10
-5
10
20
V. ANALISIS
Praktikum kali ini mengenai percobaan pengiriman sinyal dengan
modulasi digital. Modulasi digital pada dasarnya berupa proses penumpangan
sinyal informasi kepada sinyal pembawanya (carrier signal). Yang mana
dalam modulasi digital mempunyai proses perubahan atau pemecahan sinyal
yang memiliki sifat dan alat karakteristik yang mempunyai kualitas atau
ketentuan dalam jenis gelombang pembawanya sehingga mendapatkan hasil
dengan bentuk gelombang pembawanya memiliki nilai bit 0 dan 1.
Berdasarkan perkembangan teknologi sekarang, terjadi
pengimplementasian modulasi digital yang menghasilkan karakteristik sinyal
dengan berbagai macam banyak bit nya. Amplitude Phase Keying (APK),
Quadrature Amplitude Modulation (QAM), dll ini menandakan hasil dari
perkembangan teknologi yang merambat ke modulasi digital juga. Yang
praktikan gunakan ada 4 modulasi digital, yaitu BPSK dan QPSK yang berasal
dari teknologi modulasi PSK, serta 16QAM dan 64QAM yang berasal dari
teknologi modulasi QAM. Dalam pelaksanaannya, praktikan menggunakan
software Matlab yang mana di simulasikan menggunakan model Simulink agar
dapat menggunakan komponen perangkat yang dibutuhkan seperti pada
aslinya.
Rangkaian yang sudah sesuai dengan modul percobaan yang mana terdiri
dari random integer generator sebagai sumber sinyal informasi dan selebihnya
akan mencoba berbagai macam jenis modulasi digital dengan mencoba
komponen BPSK modulator dan BPSK demodulator, QPSK modulator dan
QPSK demodulator, 16 QAM modulator dan 16 QAM demodulator, 64 QAM
modulator dan 64 QAM demodulator, AWGN channel, error rate calculation,
display, dan constellation diagram yang berbeda dengan lainnya mengenai
jumlahmnya yaitu 2 buah. Komponen yang disebut random integer generator
memiliki ciri khas dimana setiap modulator dan demodulator nya dirubah
sesuai dengan modulasi digital yang akan dicoba itu berbeda pada bagian bit
yang akan dikirimkan per frame nya, sehingga jika modulasi yang digunakan
BPSK maka hanya 2 bit per frame nya, 4 bit per frame untuk modulasi QPSK,
16 bit per frame untuk modulasi 16QAM, dan 64 bit per frame tentunya untuk
modulasi 64QAM. Berdasarkan 4 modulasi yang digunakan didapati bahwa
jika ingin mengirimkan sinyal dengan rate yang tinggi maka lebih baik dengan
IT Telkom Purwokerto 15 18101026 – Prima Yogaswara
Praktikum Sistem Komunikasi
modulasi berguna untuk rate yang tinggi juga seperti 64QAM. Untuk
menghasilkan sinyal output, adanya modulator sendiri mempunyai fungsi
untuk menumpangkan sinyal informasi ke sinyal pembawa sebagaimana
nantinya dikirimkan ke AWGN channel untuk menguji dengan menambahkan
noise atau energy yang berarti di AWGN channel ini terjadi penguatan atau
pelemahan sinyal. Sedangkan sinyal yang diterima demodulator akan dipecah,
diantaranya memisahkan sinyal informasi dari sinyal modulasi. Sinyal yang
telah di demodulasi dikirimkan ke komponen error rate calculation yang mana
harus dikalkulasikan nilainya agar dapat nilai yang akan ditampikan pada
komponen display. Hal ini menandakan bahwa display sendiri hanya
komponen yang pasti menampilkan nilai BER, number of error.
Modulasi BPSK memiliki format yang paling sederhana dari PSK. Dengan
identitasnya menggunakan dua yang tahap atau yang dipisahkan sebesar 180°
dan sering juga disebut 2-PSK. Yang mana modulasi ini di nilai lebih sempurna
dari semua bentuk modulasi PSK. Akan tetapi bentuk modulasi ini hanya
mampu memodulasi 1 bit per simbol, dengan demikian maka modulasi ini tidak
cocok untuk aplikasi data dengan rate yang tinggi dimana bandwidth nya
dibatasi. Dalam modualasi, hal utama yang harus diperhatikan dalam
percobaan meliputi, mengatur set-size sesuai dengan komponen modulasi yang
digunakan pada random integer generator, dan mengubah nilai Eb/No pada
AWGN channel. Pengaturan set-size berfungsi untuk menandakan teknik
modulasi apa yang sedang dilakukan. Jika praktikan meilhat pada BER dan
number of error nya semakin banyak noise yang diberikan oleh AWGN
channel maka BER dan number of errornya akan semakin besar. Didapati
bahwa ketika diberi noise -20 dB pada figure constellation sebelum dan setelah
melalui AWGN channel, pada sebelum melalui AWGN channel dapat dilihat
hanya memiliki 2 titik saja yang beraturan, namun setelah diberi noise titik
yang terdapat pada figure menjadi tak beraturan. Dibandingkan dengan figure
constellation yang diberi gain 20 dB, pada figure constellation sebelum melalui
AWGN channel dan pada figure constellation setelah melaui AWGN channel
titiknya sama sama beraturan walaupun pada figure constellation setelah
melaui AWGN channel titiknya tidak terlalu rapi, namun mungkin masih pada
batas ambang wajar atau masih mirip dengan sebelum dilewatkan di AWGN
channel, hal ini menandakan kualitas sinyal yang bagus atau buruk hasilnya
IT Telkom Purwokerto 16 18101026 – Prima Yogaswara
Praktikum Sistem Komunikasi
ditandai dengan mirip tidaknya dengan sebelum melewati AWGN channel dan
yang menandakan sinyal itu buruk atau bagus kualitasnya juga dengan semakin
besar nilai Eb nyam aka sinyalnya akan semakin bagus, begitu juga sebaliknya.
Sedangkan pada QPSK menggunakan empat titik pada diagram konstilasi,
terletak di sekitar suatu lingkaran. Dengan empat tahap, QPSK dapat
mendekode dua bit per simbol. Hal ini berarti dua kali dari BPSK. Analisa
menunjukkan bahwa ini mungkin digunakan untuk menggandakan data rate
jika dibandingkan dengan sistem BPSK. Maka, bit yang digunakan untuk
mengatur komponen phase pada sinyal carrier ketika digunakan untuk
mengatur komponen quadrature-phase dari sinyal carrier tersebut. BPSK
digunakan pada kedua carrier dan dapat dimodulasi dengan bebas.
Untuk modulasi QPSK, yang harus dilakukan yaitu mengatur set-size
menjadi 4 pada random integer generator, mengubah nilai Eb/No pada AWGN
channel dan mengganti komponen dengan QPSK modulator dan QPSK
demodulator. Jika pada BER dan number of error nya semakin banyak noise
yang diberikan oleh AWGN channel maka BER dan number of errornya akan
semakin besar. Dapat diketahui apabila diberi noise -20 dB pada figure
constellation sebelum dan setelah melalui AWGN channel, pada sebelum
melalui AWGN channel dapat dilihat hanya memiliki 4 titik saja yang
beraturan, namun setelah diberi noise titik yang terdapat pada figure menjadi
tak beraturan. Bandingkan dengan figure constellation yang diberi gain 20 dB,
pasti akan tetap bagus kualitas sinyal yang dihasilkan dengan nilai Eb lebih
besar atau bernilai positif, hal ini memang menandakan bahwa modulasi sangat
bagus jika semakin besar power input nya.
Sama halnya dengan modulasi BPSK dan QPSK, modulasi QAM sendiri
memiliki kesamaan untuk pengaturan nilai input nya, yang membedakan
dengan modulasi lainnya yaitu pengaturan average power yang mana setiap
titik memiliki daya yang besarnya sama rata. Untuk QAM, terdapat 2 tipe yang
mana klasifikasi 16 bit dengan 64 bit. Dari perbandingan kedua klasifikasi bit
tersebut yang unggul yaitu 64 QAM yang mana mengirimkan data dengan rate
yang tinggi sangat memadai. Ditandai dengan sampel per frame nya yang
mencapai 1000 dan disetiap frame ada 64 bit data yang siap dikirimkan. Pada
16QAM sebelum melalui AWGN channel dapat dilihat hanya memiliki 16 titik
saja yang beraturan, namun setelah diberi noise titik yang terdapat pada figure
IT Telkom Purwokerto 17 18101026 – Prima Yogaswara
Praktikum Sistem Komunikasi
DAFTAR PUSTAKA