Anda di halaman 1dari 9

e-ISSN 2809-1892

P-ISSN XXXX-XXXX

MEMBUMIKAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM


DUNIA PENDIDIKAN DI INDONESIA
Julia Bea Kurniawaty
Santyo Widayatmo
Universitas Indraprasta PGRI Jl Nangka no 58c Tanjung Barat, Jagakarsa
julia_bea@yahoo.com
santyow13@gmail.com

ABSTRAK : nilai-nilai Pancasila dirasakan sudah mulai sulit ditemukan dalam kehidupan
sehari hari, baik dalam masyarakat maupun pada siswa sekolah yang seharusnya menjadi
contoh bagi masyarakat sekitarnya. Untuk itulah diperlukan gerakan untuk membumikan nilai-
nilai Pancasila, khususnya dalam dunia pendidikan di Indonesia, salah satunya dengan cara
menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum, metode pengajaran sehingga nilai-nilai
Pancasila akan menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari siswa. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian desktiptif dengan menganalisa dan
mendeskripsikan peristiwa yang terjadi di masyakarat dan memberikan solusi berdasarkan
referensi yang ada. Hasil dari penelitian ini adalah perlunya membumikan kembali nilai-nilai
Pancasila dalam dunia pendidikan dengan cara mengadakan profil pelajar Pancasila,
memasukkan materi pendidikan moral Pancasila di setiap jenjang pendidikan dan
menghidupkan kembali program penataran P4 dengan wajah baru dan selera generasi
milenial.
Kata kunci : nilai-nilai Pancasila, dunia pendidikan, karakter siswa
ABSTRACT : Pancasila values are felt to be difficult to find in everyday life, both in society
and in school students who should be an example for the surrounding community. For this
reason, a movement is needed to ground the values of Pancasila, especially in the world of
education in Indonesia, one of which is by applying the values of Pancasila in the curriculum,
teaching methods so that the values of Pancasila will become part of the daily lives of students.
The method used in this research is descriptive research method by analyzing and describing
events that occur in society and providing solutions based on existing references. The results
of this study are the need to re-earth the values of Pancasila in the world of education by
conducting student profiles of Pancasila, incorporating Pancasila moral education materials at
every level of education and reviving the P4 upgrading program with a new face and the tastes
of the millennial generation.
Key Words: Pancasila values, educational world, students’ character

PENDAHULUAN
Indonesia saat ini telah berusia 76 Indonesia diuji oleh berbagai persoalan
tahun, suatu angka yang menunjukkan baik yang datang dari dalam maupun luar
bahwa Indonesia sudah banyak negeri, secara langsung maupun tidak
mengalami berbagai kejadian, baik yang langsung. Dari sekian banyaknya
memperkuat kejayaan bangsa Indonesia persoalan yang terjadi, diantaranya hal-hal
maupun yang berupaya untuk yang berkaitan dengan implementasi nilai-
menjatuhkan Indonesia dengan jalan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-
mengganti ideologi Pancasila dengan hari. Maraknya berbagai peristiwa yang
ideologi lainnya. Selama 76 tahun inilah terjadi di Indonesia beberapa kurun waktu

16
Volume 1 No. 1 Desember 2021
https://journal.unindra.ac.id/index.php/jagaddhita

terakhir ini, menggambarkan betapa dalam proses pencarian identitas diri dan
jauhnya nilai-nilai Pancasila yang ada tahap belajar mengenal banyak hal,
dalam masyarakat pada umumnya dan menjadi sasaran yang paling strategis
dalam dunia pendidikan pada khususnya. untuk memperkuat gerakan radikalisme
Berawal dari momen Pilkada DKI Jakarta, keagamaan ini. Terlebih lagi, posisi
seringkali kita disuguhkan berita-berita strategis mahasiswa dan siswa yang
hoax, perlakukan-perlakuan intoleransi, mempunyai jangkauan pergaulan luas dan
diskriminasi, istilah pribumi, non pribumi, relatif otonom, dianggap oleh gerakan
persekusi, mudahnya mengukur keimanan radikal sebagai sarana yang paling pas dan
seseorang dan masih banyak lagi mudah untuk memproliferasi paham-
fenomena yang sangat negatif yang dapat paham radikal yang mereka perjuangkan.
mengoyak rasa persatuan, nasionalisme Riset MAARIF Institute pada tahun 2011
bangsa yang selama ini telah terajut tentang Pemetaan Problem Radikalisme di
dengan indahnya, dirusak oleh tindakan- SMU Negeri di 4 daerah (Pandeglang,
tindakan yang dilakukan oleh kelompok- Cianjur, Yogyakarta, dan Solo) yang
kelompok yang tidak bertanggung jawab mengambil data dari 50 sekolah
yang mempunyai agenda sendiri untuk mengkonfirmasi fenomena di atas.
kepentingan pribadi, golongan yang Menurut riset ini, sekolah menjadi ruang
mengatasnamakan kepentingan rakyat yang terbuka bagi diseminasi paham apa
dan agama. Bahkan peristiwa yang sangat saja. Karena pihak sekolah terlalu terbuka,
memprihatinkan yang terjadi baru-baru ini maka kelompok radikalisme keagamaan
yaitu kasus pembunuhan seorang anak memanfaatkan ruang terbuka ini untuk
balita yang dilakukan oleh anak yang masuk secara aktif mengkampanyekan
usianya masih di bawah umur dan masih pahamnya dan memperluas jaringannya.
merupakan tetangga korban Kelompok-kelompok keagamaan yang
(Kompas.com, 2020). Hal inilah yang masuk mulai dari yang ekstrem hingga
menjadi perhatian bagi penulis, karena menghujat terhadap negara dan ajakan
berlatar belakang sebagai akademisi, untuk mendirikan negara Islam, hingga
membuat kesadaran dan tanggung jawab kelompok Islamis yang ingin
penulis sebagai pendidik untuk turut serta memperjuangkan penegakan syariat Islam
berkontribusi untuk kembali merawat, (Ahmad Fuad Fanani: 4, 2013).
merajut kembali rasa persatuan dan rasa Berangkat dari fenomena yang
nasionalisme yang mulai dikoyak oleh terjadi, dimana untuk kondisi saat ini, nilai-
mereka yang tidak ingin melihat Indonesia nilai Pancasila sudah semakin jauh dalam
maju. perilaku kehidupan masyarakat sehari-
Yang memprihatinkan, semenjak hari, untuk itulah penulis merasa perlu
beberapa tahun terakhir ini gerakan untuk membuat paparan terkait dengan
radikalisme sudah masuk ke dunia implementasi nilai-nilai Pancasila dalam
pendidikan dan kalangan kaum muda. kehidupan bermasyarakat. Dengan latar
Fenomena bom bunuh diri, bom di belakang penulis yang bergerak di dunia
Serpong, terendusnya jaringan NII (Negara pendidikan, maka penulis memilih judul
Islam Indonesia) beberapa waktu lalu “Membumikan Nilai-Nilai Pancasila Dalam
mengkonfirmasi bahwa gerakan radikal Dunia Pendidikan di Indonesia”. Penulis
banyak menyusupkan pahamnya dan berpendapat bahwa berbagai macam
memperluas jangkauan jaringannya permasalahan yang timbul di antaranya
melalui kampus dan sekolah. Para adalah :
mahasiswa dan siswa yang masih berada

17
Volume 1 No. 1 Desember 2021
https://journal.unindra.ac.id/index.php/jagaddhita

1. Apakah yang dapat membuat nilai-nilai jelaslah bahwa penanaman atau


Pancasila menjadi bagian dari internalisasi nilai-nilai Pancasila masih
kehidupan siswa-siswa di Indonesia ? dirasakan sangat kurang sehingga
2. Apakah nilai-nilai Pancasila sudah ada dukungan dan peran serta dalam dunia
dalam sistem pendidikan atau kurikulum pendidikan pada umumnya dan dalam
pendidikan di Indonesia ? kurikulum pendidikan pada khususnya.
3. Bagaimana pelaksanaan nilai-nilai Di era digitalisasi saat ini bangsa
Pancasila dalam kurikulum pendidikan Indonesia harus mereformasi di bidang
di Indonesia ? pendidikan, dengan menciptakan sistem
yang relevan. Seperti yang kita lihat saat ini
ada sedikit terjadi penurunan jiwa
METODE
pancasila di kalangan peserta didik kita
Metode penelitian yang digunakan
dan juga penurunan moralitas di kalangan
adalah metode penelitian deskriptif dengan
pelajar maupun masyarakat pada
pendekatan kuantitatif. Sugiyono (2012:
umumnya contohnya banyaknya
13) menjelaskan bahwa penelitian
perkelahian antar pelajar, banyaknya
deskriptif yaitu, penelitian yang dilakukan
kasus mencontek ketika ujian, minum-
untuk mengetahui nilai variabel mandiri,
minuman keras di kalangan pelajar,
baik satu variabel atau lebih (independen)
peredaran narkoba yang semakin marak
tanpa membuat perbandingan, atau
baik dikalangan pelajar maupun
menghubungkan dengan variabel yang
masyarakat, toleransi antar umat yang
lain. Menurut Sudjana dan Ibrahim
mulai memudar dan lain-lain. Maka dari
(2004:64) penelitian deskriptif adalah
itu peserta didik harus di tanamkan nilai-
“penelitian yang berusaha
nilai pancasila di samping juga peran
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,
agama juga sangat mendukung dalam
kejadian yang terjadi pada saat sekarang”.
mengisi jiwa peserta didik menjadi pribadi
Berdasarkan pengertian tersebut
mulya dan berjiwa pancasila. Pendidikan di
dapat disimpulkan bahwa penelitian
Indonesia harus dirumuskan dan
deskriptif dilakukan dengan cara mencari
dirancang sebaik mungkin sehingga
informasi berkaitan dengan gejala yang
peserta didik dapat mengembangkan
ada, dijelaskan dengan jelas tujuan yang
potensinya sesuai harapan dan sesuai
akan diraih, merencanakan bagaimana
dengan tujuan bangsa Indonesia tanpa
melakukan pendekatannya, dan
mengurangi suasana kebebasan,
mengumpulkan berbagai macam data
tanggung jawab sebagai warga negara
sebagai bahan untuk membuat laporan.
yang baik (Nur Hidayat, 2015).
HASIL PENELITIAN DAN Di era digital ini juga masih banyak
PEMBAHASAN sebagian warga negara Indonesia yang
Dalam pembahasan berikut, minim pengetahuan tentang Pancasila. Ini
penulis mencoba menguraikan akar artinya sebagian warga negara mungkin
permasalahan yang terjadi di masyarakat. belum banyak memperhatikan dan
Dari sejumlah kasus yang terjadi seperti memahami nilai-nilai yang terkandung
yang telah disebutkan dalam pendahuluan dalam pancasila. Ini ditemukannya warga
sebelumnya, dapat dilihat bahwa mereka negara yang tidak hafal sila pancasila
yang terlibat dalam permasalahan tersebut karena mungkin menganggap remeh
karakternya jauh dari nilai-nilai Pancasila, sekolah, dan perasaan ingin menang
meskipun sebagian besar dari mereka sendiri tidak mengedepankan
telah menempuh jalur pendidikan sampai kepentingan umum, terjadinya degradasi
jenjang tertentu. Di lihat dari aspek ini, moral di masyarakat.

16
Volume 1 No. 1 Desember 2021
https://journal.unindra.ac.id/index.php/jagaddhita

Melunturnya jiwa Pancasila dalam diri yang menyimpang dari etika yang
warga negara Indonesia ini tentu akan secara alamiah masih hidup di tengah
berakibat fatal dalam segi kehidupan masyarakat
bernegara dan juga akan mengancam g. Adanya keterbatasan kemampuan
keuutuhan dan keberlangsungan hidup budaya lokal, daerah dan nasional
bangsa, yang lebih mirisnya lagi Indonesia dalam merespon pengaruh negatif dari
dapat terpecah keutuhannya, jika tidak budaya luar.
ditanggulangi dengan baik tentu h. Meningkatnya prostitusi, media
mengakibatkan masal serius bagi bangsa pornografi, perjudian, serta pemakaian,
Indonesia dimasa mendatang (Imron peredaran dan penyelundupan obat-
Wahyono, 2015). obatan terlarang
Namun sebelum menjawab i. Pemahaman dan implementasi otonomi
permasalahan yang telah disebutkan, daerah yang tidak sesuai dengan
penulis melihat adanya sejumlah faktor semangat konstitusi
yang menyebabkan sejumlah kasus di atas
Dari sekian banyak faktor penyebab di
terjadi, seperti yang tercantum dalam buku
atas, maka dapat dipahami jika perwujudan
Materi Sosialisasi Empat Pilar yang
nilai-nilai Pancasila dalam kondisi saat ini
dikeluarkan oleh MPR RI (MPR RI, 2015)
sudah jauh dari yang diharapkan, untuk itu
,faktor penyebabnya antara lain adalah :
diperlukan koordinasi yang berbagai pihak
a. Masih lemahnya penghayatan dan
terkait untuk bekerjasama menjawab
pengamalan agama dan munculnya
permasalahan yang terjadi, karena hal ini
pemahaman terhadap ajaran agama
merupakan tanggung jawab bersama
yang keliru dan sempit, serta tidak
seluruh elemen bangsa. Untuk dapat
harmonisnya pola interaksi antar umat
menjawab permasalahan yang diangkat
beragama
dalam pendahuluan berikut langkah yang
b. Sistem sentralisasi pemerintahan di
harus ditempuh, untuk permasalahan yang
masa lampau yang mengakibatkan
pertama, pelajar di Indonesia sudah
terjadinya penumpukan kekuasaan di
semestinya menjadi pelajar yang selalu
tingkat Pusat dan pengabaian terhadap
menggambarkan nilai-nilai Pancasila
pembangunan dan kepentingan daerah
dalam perilakunya sehari-hari, untuk itulah
serta timbulnya fanatisme kedaerahan
diperlukan Profil Pelajar Pancasila sesuai
c. Tidak berkembangnya pemahaman dan
Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan
penghargaan atas kebhinnekaan dan
Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam
kemajemukan dalam kehidupan
dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
berbangsa
Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020
d. Terjadinya ketidakadilan ekonomi
tentang Rencana Strategis Kementerian
dalam lingkup luas dan dalam kurun
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-
waktu yang panjang melewati ambang
2024: Pelajar Pancasila adalah
batas kesabaran masyarakat secara
perwujudan pelajar Indonesia sebagai
sosial yang berasal dari kebijakan publik
pelajar sepanjang hayat yang memiliki
dan munculnya perilaku ekonomi yang
kompetensi global dan berperilaku sesuai
bertentangan dengan moral dan etika
dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam
e. Kurangnya keteladanan dalam sikap
ciri utama: beriman, bertakwa kepada
dan perilaku sebagian pemimpin dan
Tuhan YME, dan berakhlak mulia,
tokoh bangsa
berkebhinekaan global, bergotong royong,
f. Tidak berjalannya penegakan hukum
mandiri, bernalar kritis, dan kreatif, seperti
secara optimal dan lemahnya kontrol
ditunjukkan oleh gambar berikut:
sosial untuk mengendalikan perilaku

19
Volume 1 No. 1 Desember 2021
https://journal.unindra.ac.id/index.php/jagaddhita

bersama-sama dengan suka rela agar


kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan
lancar, mudah dan ringan. Elemen-
elemen dari bergotong royong adalah
kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.
4. Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar
Keenam ciri tersebut dijabarkan sebagai mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung
berikut: jawab atas proses dan hasil belajarnya.
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, Elemen kunci dari mandiri terdiri dari
dan berakhlak mulia. Pelajar Indonesia kesadaran akan diri dan situasi yang
yang beriman, bertakwa kepada Tuhan dihadapi serta regulasi diri.
YME, dan berakhlak mulia adalah 5. Bernalar kritis
pelajar yang berakhlak dalam Pelajar yang bernalar kritis mampu
hubungannya dengan Tuhan Yang secara objektif memproses informasi
Maha Esa. Ia memahami ajaran agama baik kualitatif maupun kuantitatif,
dan kepercayaannya serta menerapkan membangun keterkaitan antara
pemahaman tersebut dalam berbagai informasi, menganalisis
kehidupannya sehari-hari. Ada lima informasi, mengevaluasi dan
elemen kunci beriman, bertakwa menyimpulkannya. Elemen-elemen dari
kepada Tuhan YME, dan berakhlak bernalar kritis adalah memperoleh dan
mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak memproses informas i dan gagasan,
pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) menganalisis dan mengevaluasi
akhlak kepada alam; dan (e) akhlak penalaran, merefleksi pemikiran dan
bernegara. proses berpikir, dan mengambil
2. Berkebhinekaan global Keputusan.
Pelajar Indonesia mempertahankan 6. Kreatif
budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, Pelajar yang kreatif mampu
dan tetap berpikiran terbuka dalam memodifikasi dan menghasilkan
berinteraksi dengan budaya lain, sesuatu yang orisinal, bermakna,
sehingga menumbuhkan rasa saling bermanfaat, dan berdampak. Elemen
menghargai dan kemungkinan kunci dari kreatif terdiri dari
terbentuknya dengan budaya luhur menghasilkan gagasan yang orisinal
yang positif dan tidak bertentangan serta menghasilkan karya dan tindakan
dengan budaya luhur bangsa. Elemen yang orisinal.
dan kunci kebhinekaan global meliputi
mengenal dan menghargai budaya, Penjelasan ciri-ciri Pelajar
kemampuan komunikasi interkultural Pancasila menggambarkan apa yang
dalam berinteraksi dengan sesama, dan dibutuhkan agar generasi mendatang tetap
refleksi dan tanggung jawab terhadap menjalankan nilai-nilai Pancasila dalam
pengalaman kebinekaan. kesehariannya. Selain itu agar profil pelajar
3. Bergotong royong Pancasila menjadi profil seluruh siswa/
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan siswi di Indonesia, diperlukan juga peran
bergotong-royong, yaitu kemampuan dari sistem kurikulum pendidikan yang
untuk melakukan kegiatan secara mengandung materi tentang Pendidikan
Moral Pancasila, dengan tujuan dapat

20
Volume 1 No. 1 Desember 2021
https://journal.unindra.ac.id/index.php/jagaddhita

membentuk karakter anak bangsa sesuai


dengan nilai-nilai Pancasila (Pelajar
Pancasila) (Sastrapetedja: 2006). Seperti
yang pernah diterapkan pada saat Orde news yang beredar dengan cepas dan
Baru,di dalam Pendidikan Moral Pancasila secara luas di masyarakat (Pratiwi &
ditanamkan nilai-nilai Pancasila melalui Asyarotin, 2019). Hal ini harus menjadi
butir-butir Pancasila yang dibuat bentuk bertanggungjawab karena konten
sedemikian rupa sehingga peserta didik yang disajikan jelas akan dikonsumsi oleh
dapat mudah memahami apa yang khalayak umum. Oleh karenanya perlu
dimaksud dengan kehidupan yang ber pemikiran atas dampak dan konsekuensi
Pancasila (Depdikbud: 1980). Dalam jangka panjang atas konten yang dibuat.
mengajarkan materi Pendidikan Moral, Konten yang dibuat selama ini pada
dibutuhkan keteladanan sebagai panutan dasarnya dapat mengandung muatan
bagi peserta didik untuk mencontoh strategis untuk mengembalikan kembali
karakter pendidik yang mengampu mata marwah pancasila. Melalui aktivitas dan
pelajaran sebagai panutan terdekat dan perilaku yang mencerminkan sikap
nyata untuk dapat ditiru perilaku kehidupan pancasila itu sendiri. Konten dapat berupa
ber Pancasila dalam hal ini adalah Moral ajakan secara persusif dalam berbagai
Pancasila (Paradika Angganing, Inky bentuk dan simbol. Misalnya :
Yuliana: 2019). mengunggah aktivitas yang berkaitan
Selain itu juga, peran media sosial, dengan perilaku yang mencerminkan
media cetak dan elektronik, dilibatkan pancasila dalam keseharian kehidupan.
dalam rangka sosialisasi materi Pendidikan Mensosialisasikan nilai luhur pancasila ke
Moral Pancasila. Sebagaimana yang dalam platform aplikasi yang tengah trend
disampaikan oleh (Kosasih, 2016) bahwa dikalangan anak millennial. Sehingga
media sosial memiliki daya tarik yang penggunaannya dapat disesuaikan
memikat lantaran dapat menjadi wadah dengan kebutuhan anak muda. Misal
dalam berkreatifitas, menuangkan ide, dengan menyampaikan nilai pancasila
memberikan respon secara cepat dan dalam bentuk video dengan bahasa yang
singkat secara perorangan hingga dapat mudah dicerna, musik serta kreasi lainnya
dibaca oleh khalayak umum. Seorang yang justru mampu mentrasfer
individu bahkan kelompok dapat dengan pengetahuan akan nilai pancasila sehingga
mudah menampilkan beragam informasi lebih membumi. Penggunaan media sosial
serta aktivitas yang dilakukan setiap waktu di kalangan public figure juga berdampak
yang dapat dengan cepat diketahui oleh bagi para fansnya bahkan khalayak umum.
orang lain. Informasi dapat secara mudah Dimana aktivitas dan perilaku yang
dan cepat didistribusikan kepada orang dilakukan merupakan role model
lain. Bila hal tersebut bermuatan positif khususnya bagi generasi millennial.
maka tentulah dapat menjadi sumber Sebagaimana yang disampaikan oleh
rujukan serta inspirasi yang dapat Nasution (Tim Warta Wantimpres, 2016)
mempengaruhi perilaku seorang individu. menjelaskan bahwa implementasi
Namun, beragam informasi yang tidak Pancasila masih sebatas teori yang
bertanggungjawab pun dapat diserap serta diajarkan di sekolah, padahal anak zaman
dapat menjadi alat propaganda yang dapat sekarang sebenarnya membutuhkan
mempengaruhi pikiran serta perilaku panutan serta role model yang dapat
individu. Bahkan persoalan ini menjadi mengimplementasikan Pancasila sebagai
pemicu munculnya persoalan disinformasi nilai dalam kehidupan sehari-hari.
sebagai dampak dari pendistribusian fake Sehingga terasa lebih familiar untuk

21
Volume 1 No. 1 Desember 2021
https://journal.unindra.ac.id/index.php/jagaddhita

dicontoh dan diinternalisasi sebagai nilai sebagai media baru diakui memiliki
dalam kehidupan. dampak yang masif dalam kehidupan
Oleh sebab itu, perkembangan
teknologi dengan lahirnya media sosial
manusia. Perubahan sosial yang terjadi lamanya, antara 3 hari sampai 14 hari,
jelas tak dapat dihindari. Kehadiran media tergantung kebutuhan, dan selama
sosial tidak dipungkiri memiliki peran program ini berlangsung, peserta
penting dalam mensosialisasikan nilai penataran diberikan bahan –bahan yang
luhur pancasila sebagai identitas bangsa. mengandung nilai-nilai Pancasila dalam
Hal ini mengarah pada fungsi media sosial berbagai aspek.
selain sebagai sarana hiburan juga Tentunya untuk dapat diterima oleh
menjadi media edukator melalui penyajian kaum milenial saat ini, bentuk program
konten yang dibuat oleh para Penataran P4 ini baik materi yang akan
penggunanya. Bahkan sajian konten disampaikan maupun bentuk
tersebut diharapkan mampu mengandung penyelenggaraannya harus dimodifikasi
pesan yang sarat makna dalam upaya sesuai cita rasa yang sesuai dengan situasi
mengimplementasikan nilai luhur pancasila kekinian, sehingga bagi peserta penataran
ke dalam kehidupan nyata. Melalui pesan tidak akan merasa didoktrin, digurui,
yang disampaikan para pengguna pun dipaksa untuk menerima dan mewujudkan
diharapkan mampu menjadi role model nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
bagi orang lain dalam upaya mereka sehari-hari. Bahkan jika
mengimplementasikan nilai pancasila diperlukan, kehadiran publik figur dari
secara nyata. Sehingga secara masif generasi milenial dapat dirangkul untuk
mampu mempengaruhi pikiran dan menjadi tutor atau duta dari program
perilaku dari khalayak yang Penataran P4 ini untuk menarik minat
mengkonsumsinya. Serta dapat menjadi generasi milenial, tentunya setelah publik
upaya untuk mewujudkan nilai pancasila ke figur tersebut mendapatkan pelatihan
dalam kehidupan sehari-hari (Ika Pasca intensif untuk menjadi pemateri dalam
Himawati: 2019). prorgam Penataran P4 ini.
Selain memasukkan kembali materi Mengajak institusi pemerintah
Pendidikan Moral Pancasila dalam pusat seperti Lemhannas dan BPIP untuk
kurikulum pendidikan di semua jenjang bekerjasama dengan institusi pendidikan
pendidikan yang ada di Indonesia, untuk juga dapat menambah solusi untuk
dapat menjawab permasalahan yang membentuk karakter bangsa yang
berikutnya adalah dengan menggiatkan diinginkan sesuai nilai-nilai Pancasila.
kembali program Penataran P4, yang juga Contohnya dengan mengadakan kegiatan
sempat dilaksanakan saat Orde Baru, dialog kebangsaan, festival film pendek,
sebagai pelaksanaan nilai-nilai Pancasila kegiatan Training for Trainer, lomba
dalam dunia pendidikan di Indonesia. membuat buku komik, film animasi yang
Dalam penyelenggaraan program memuat nilai-nilai Pancasila untuk
Penataran P4 ini, tutor yang membawakan pendidikan anak usia dini (PAUD) dan jenis
materi harus seorang yang mempunyai kegiatan lainnya yang disesuaikan dengan
kompetensi untuk itu, juga program selera generasi milenial saat ini.
Penataran P4 ini wajib diikuti oleh seluruh
peserta didik di semua jenjang pendidikan
KESIMPULAN
di Indonesia sebagai syarat utama
kelulusan. Progam Penataran P4 ini, Adanya situasi kondisi saat ini yang
dilaksanakan selama beberapa waktu menuntut diadakannya suatu terobosan

22
Volume 1 No. 1 Desember 2021
https://journal.unindra.ac.id/index.php/jagaddhita

atau inovasi dalam pembentukan karakter jawab bersama, untuk berkolaborasi demi
bangsa yang sesuai dengan nilai-nilai terwujudnya implementasi nilai-nilai
Pancasila, menyadarkan seluruh elemen Pancasila di masyarakat yang dalam hal
bangsa dengan kesadaran dan tanggung
ini, dilihat dari aspek dunia pendidikan di dapat diwujudkan, semoga dapat
Indonesia. Adanya profil Pelajar Pancasila membantu mengurangi berbagai
yang digagas Kemdiknas, menjadi salah permasalahan yang sempat terjadi
satu solusi agar nilai-nilai Pancasila selalu sebelumnya dan dapat mulai dirasakan
menjadi pedoman perilaku dalam kehadiran nilai-nilai Pancasila dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari dalam kehidupan masyarakat.
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Begitu juga dengan dimasukkannya materi
PUSTAKA ACUAN
Pendidikan Moral Pancasila disetiap
jenjang pendidikan, diharapkan generasi Adriel, Justinus. (2018). Penerapan
penerus bangsa dapat memiliki karakter Pancasila di Kehidupan
bangsa yang sesuai dengan nilai-nilai Masyarakat. Kompasiana, 2
Pancasila karena materinya diberikan Desember 2018, diunduh 9 Maret
secara masiv, terstruktur dan sistematis. 2020 21.25
Hal tersebut juga disempurnakan Angganing, Paradika, Inky Yuliana. (2019).
Penanaman nilai-Nilai pancasila di
dengan dihidupkannya kembali Program
sekolah dasar oleh guru kelas.
Penataran P4 dengan wajah baru yang
Seminar Nasional PGSD
disesuaikan dengan selera generasi
UNIKAMA, Vol. 3, p. 585-589
milenial, sehingga proses internalisasi Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian:
nilai-nilai Pancasila tidak dirasakan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
sebagai suatu yang dipaksakan. Selain itu, Rineka Cipta
media sosial sebagai media baru di tengah Depdikbud. (1980). Pendidikan Moral
kemajuan saat ini berperan penting dalam Pancasila untuk SLTP kelas 1.
upaya menyebarluaskan serta Jakarta: Depdikbud.
mengembalikan marwah dari nilai luhur Fanani, Ahmad Fuad. (2013). Fenomena
yang ada pada pancasila kepada seluruh Radikalisme di Kalangan Kaum
lapisan masyarakat khususnya bagi Muda. Jurnal Maarif, Vol. 8(1)
generasi milenial saat ini. Disamping Henney. (2016). Penerapan Pancasila
sebagai sarana interaksi, media sosial dalam Kehidupan Masyarakat.
dapat berfungsi sebagai sarana edukasi. GuruPPKN.com, 29 November
Sebagai sarana komunikasi sekaligus 2016, diunduh 9 Maret 2020 21.35
Hidayat, Nur. (2015). Peran dan tantangan
edukasi, maka oleh para pengguna yang
pendidikan agama islam di era
notabennya berasal dari individu,
global. El-Tarbawi, 8(2) , 131–45
kelompok maupun institusi, sajian konten https://doi.org/10.20885/tarbawi.vol
yang sarat makna mengenai nilai luhur 8.iss2.art2
pancasila perlu senantiasa disampaikan Himawati, Ika Pasca. (2019). Peran media
secara menarik dan berkesinambungan sosial sebagai sarana sosialisasi
agar pesan tersebut dapat diterima oleh nilai luhur pancasila sebagai
berbagai kalangan. Sajian konten tersebut identitas bangsa. Hegemoni Media
tentu saja dapat diiringi dengan upaya dari Di Masa New Normal, p. 79-95
para pengguna untuk menjadi role model http://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/profil-
bagi orang lain dalam upaya pelajar-pancasila
mengimplementasikan nilai yang ada pada https://megapolitan.kompas.com/read/202
pancasila. Jika gagasan tersebut di atas 0/05/15/08193321/fakta-remaja-

23
Volume 1 No. 1 Desember 2021
https://journal.unindra.ac.id/index.php/jagaddhita

pembunuh-balita dalam-lemari-jadi- Khosiah, Nur. (2020). Implementasi nilai-


korban-pelecehan- nilai pancasila peserta didik di
seksual?page=all madrasah ibtidaiyah mambail falah
tongas– probolinggo.

Jurnal Al-Insyiroh: Jurnal Studi Keislaman Sastrapetedja, M .(2006). “Pancasila


Vol. 6 (1), p. 84-100 sebagai Orientasi Pembangunan
Kosasih, I. (2016). Peran Media Sosial Bangsa dan Pengembangan Etika
Facebook dan Twitter dalam Ilmu Pengetahuan” . Proseding
Membangun Komunikasi (Persepsi Simposium dan Sarasehan
dan Motifasi Masyarakat jejaring Pancasila sebagai Paradigma Ilmu
Sosial Dalam Pergaulan). Pengetahuan dan Pembangunan
Lembaran Masyarakat: Jurnal Bangsa, tanggal 14-15 Agustus
Pengembangan Masyarakat Islam, 2006 di Yogyakarta.
2(1), 29–42. Sudjana, Ibrahim. (2004). Penelitian dan
https://doi.org/10.1017/CBO97811 Penilaian Pendidikan, Cetakan ke
07415324.004 tiga. Bandung: Sinar Baru
Matius Alfons. (2019). Kasus Intoleransi di Algesindo
Indonesia, Mayoritas Pelarangan Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian
Ibadah, 17 November 2019. Kualitatif. Bandung: ALFABETA
diunduh 9 Maret 2020 21.43 Tim Warta Wantimpres. (2016). Penguatan
MPR RI. (2015). Materi Sosialisasi Empat Pancasila Di Kalangan Generasi
Pilar MPR RI. Jakarta : Sekertariat Muda. Artikel.
MPR RI http://wantimpres.go.id/?p=1071&l
Pratiwi, A., & Asyarotin, E. N. K. (2019). ang=id
Implementasi literasi budaya dan Wahyono, Imron. (2018). Implementasi
kewargaan sebagai solusi Nilai-Nilai Pancasila Dalam
disinformasi pada generasi Kegiatan Pembelajaran Di Sdn 1
millennial di Indonesia. Jurnal Sekarsuli the Implementation of
Kajian Informasi & Perpustakaan, Pancasila ’ S Values in Learning
7(1), 65–80. Activities in Sdn 1’.
https://doi.org/10.24198/jkip.v7i1.2
0066

24

Anda mungkin juga menyukai