Anda di halaman 1dari 16

Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 82-96

Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship Print


ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DI PERGURUAN TINGGI

Dwi Riyanti1, Danang Prasetyo2


1
MKI PPKn Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
2
MKDU PPKn STIPRAM Ambarrukmo Yogyakarta email : dwiriyanti.ysu@gmail.com

Naskah diterima: 12/03/2019 revisi: 09/09/2019 disetujui: 11/10/2019

Abstrak
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui proses internalisasi nilai-nilai Pancasila di perguruan tinggi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini
dilakukan di Universitas Ahmad Dahlan yang ditujukan pada mata kuliah Pancasila dengan menentukan
subjek penelitian menggunakan teknik puposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara dan dokumentasi serta menggunakan teknis analisis data menggunakan trianggulasi sumber.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan mata kuliah Pancasila lebih efektif menggunakan
pendekatan kontektual dengan mengembangkan potensi akademik, menyiapakan hidup berdampingan
di masyarakat, dan membangun budaya hidup sesuai nilai Pancasila. Adapun caranya melakukan
internalisasi dan revitalisasi Pancasila dengan cara: (1) memberikan pengetahuan tentang Pancasila
sebagai ideologi negara sehingga mahasiswa menolak ideologi selain Pancasila. (2) memberikan contoh
teladan seperti disiplin, sikap toleran, dan sikap religius. (3) kunjungan ke Kampung Pancasila di
Yogyakarta untuk belajar keberhasilan membudayakan hidup berdasarkan nilai Pancasila. (4) aksi nyata
aktualisasi nilai-nilai Pancasila dengan kegiatan bakti sosial.
Kata kunci: internalisasi, pancasila, perguruan tinggi

INTERNALIZATION OF PANCASILA VALUES IN HIGHER EDUCATION

Abstract
This study intends to find out the process of internalizing Pancasila values in tertiary institutions. This
research is a descriptive study using a qualitative approach. This research was conducted at Ahmad
Dahlan University aimed at the Pancasila course by determining research subjects using puposive
sampling techniques. Data collection techniques using interviews and documentation and using data
analysis techniques using triangulation of sources. The results of this study indicate that the
implementation of the Pancasila course is more effective using a contextual approach by developing
academic potential, preparing to live side by side in the community, and building a culture of living
according to Pancasila values. The way to internalize and revitalize Pancasila by: (1) providing knowledge
about Pancasila as a state ideology so that students reject ideologies other than Pancasila. (2) provide
exemplary examples such as discipline, tolerance, and religious attitude. (3) visit to the Pancasila Village

1 | Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship Print
ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740
in Yogyakarta to learn the success of civilizing life based on the values of Pancasila. (4) concrete actions
to actualize Pancasila values with social service activities.
Keywords: internalization, pancasila, higher education.

Copyright © 2019, Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan


Avaliable online at : http://e-journal.unipms.ac.id/index.php/citizenship

Print ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740

PENDAHULUAN tiba muncul dengan memerlukan penyesuaian,


Mahfud (2011:31) menyatakan bahwa tetapi Pancasila sudah menjadi satu kesatuan dari
apabila berdasarkan Pancasila mestinya jiwa masyarakat Indonesia. Secara de jure,
masyarakat Indonesia dapat menyadari kalau Pancasila menjadi ideologi dan dasar negara sejak
perbedaan bukan merupakan hal yang perlu sehari setelah kemerdekaan yakni tanggal 18
untuk diperdebatkan dan dirisaukan apalagi Agustus 1945 oleh PPKI. Sejak ditetapkannya
menilai perbedaan itu merupakan hal yang harus secara de jure, maka sudah menjadi konsensus
diberangus dan diseragamkan. Justru dengan bagi bangsa untuk dipahami, dihayati dan
perbedaan tersebut harus saling bersinergi satu diamalkan dalam kehidupan.
sama lain supaya menjadi sumber kekuatan bagi Saat ini banyak masyarakat yang justru
Bangsa Indonesia untuk menyatukan bersikap sinis, phobia, bahkan dengan mudahnya
keanekaragaman yang ada di dalamnya. melecehkan Pancasila baik secara verbal maupun
Pancasila merupakan ideologi, dasar subtansial. Sebagaimana dikemukakan Mahfud
negara, dan dasar falsafah bangsa negara. Selain MD yang merupakan anggota Dewan Pengarah
itu Pancasila merupakan sebuah warisan Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila
kejeniusan dari proses filsafati para founding (UKP-PIP) meyatakan bahwa setelah reformasi
father. Penjelasan Archipelago dalam buku kesadaran tentang Pancasila dan konstitusi sudah
Yudilatif (Negara Paripurna, 2012:2) menjelaskan mulai berkurang di masyarakat (Fabian Januarius,
bahwa Pancasila merupakan warisan dari 2017). Selain itu, terdapat contoh lain yakni kasus
nusantara yang sesuai dengan karakteristik alam pelecehan terhadap Pancasila. Kasus ini dilakukan
yang terdapat lautan luas yang berisi gugusan oleh seorang remaja berusia 14 tahun di
pulau-pulau. Adanya hal tersebut dapat diartikan Kabupaten Malang yang saat ini kasusnya sedang
bahwa Pancasila merupakan rekontruksi dari ditangani kepolisian setempat untuk membina
bermacam-macam suku, adat, budaya, ras, serta remaja tersebut. Remaja tersebut mengatakan
agama yang ada di Indonesia tanpa bahwa kenalan, pacaran, berhubungan seksual,
mengkerdilkan salah satunya. hamil, dan melahirkan merupakan Pancasila (Andi
Harti, 2018). Bahkan ada stigma dalam
Secara de facto dan de jure, Pancasila sudah memberikan Pendidikan Pancasila di sekolah atau
menjadi ideologi dan dasar negara. Secara de di lembaga pendidikan dianggap gagal dalam
facto Pancasila digali dari proses kehidupan memeperbaiki kondisi masyarakat. Penilaian ini
masyarakat Indonesia yang sudah ada sejak jaman didasarkan dengan semakin maraknya perilaku
sebelum nama Pancasila hadir, hal ini biasa menyimpang yang jauh dari pedoman moral
disebut sebagai causa materialis. Oleh karena itu, Pancasila.
Pancasila bukan merupakan ideologi yang tiba-

2 | Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship Print
ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740
Sultan HB X (2014: xxi) mengemukakan 9. Papua Barat 236, 84 Rendah
bahwa saat ini aktualisasi Pancasila jarang Sumber: Pengukuran IKIP (2018: 37)
dibicarakan oleh organisasi sosial dan politik,
karena tujuan utama mereka adalah untuk Selain hasil penelitian di atas, survei yang
mencapai keuasaan dan kekayaan. Hal ini dilakukan oleh Denny JA dalam waktu 13 tahun
merupakan problem yang hadapi setelah terakhir menunjukkan prosentase publik pro
reformasi adalah menurunnya semangat Pancasila terus menurun sebanyak sepuluh
kebangsaan dan mengendurnya pemahaman persen. Data yang didapat menunjukan
Pancasila meskipun telah berumur lebih dari 74 masyarakat yang pro Pancasila pada tahun 2005
tahun. Semestinya dengan umur yang semakin mencapai angka 85,2 persen. Pada tahun 2010
tua semakin matang dan dewasa, tetapi pada terjadi penurunan menjadi 81,7 persen. Pada
kenyataannya Pancasila semakin tergerus oleh 2015 penilaian masyarakat kembali menurun
perkembangan zaman dan arus globalisasi yang menjadi 79, 4 persen, dan pada tahun 2018
semakin masif. terjadi penurunan kembali menjadi 75,3 persen
(Sakina Rakhma, 2018).
Keberadaan ideologi Pancasila seolaholah
justru ‘dirongrong’ oleh bangsanya sendiri. Dengan demikian dapat diartikan bahwa
Sebagai contoh dengan membuat Pancasila bahwa persepsi dan pengetahuan masyarakat
hanyalah sebagai simbol ceremony upacara di hari Indonesia tentang Pancasila sedang memasuki
senin dan hari-hari besar kebangsaan lainnya masa surut. Hal demikian mengingatkan bahwa
tanpa dipahami apalagi diterapkan dalam diterimanya Pancasila sebagai dasar negara dan
kehidupan seharihari, khususnya oleh generasi ideologi sebenarnya bukan seperti istilah taken
muda. Selain itu semakin banyak ideologi dari luar for gruanted. Kenyataan ini disebabkan pada
yang masuk ke Indonesia yang semakin membuat masa tertentu ada di mana Pancasila melekat
Pancasila terpinggirkan, bahkan tidak menutup kuat pada benak masyarakat, akan tetapi ada juga
kemungkinan ideologi Pancasila akan hilang dari masa pemahaman Pancasila mulai mengalami
jiwa generasi muda. Terlebih lagi adanya hasil penurunan (As’ad Said, 2009:3).
penelitian IKIP (Indeks Ketahanan Nasional
Pemahaman mahasiswa terhadap Pancasila
Ideologi Pancasila) yang menunjukkan bahwa dari
mulai berkurang, bahkan ada yang tidak hafal isi
sembilan provinsi di Indonesia terdapat 2 provinsi
dari sila-sila Pancasila. Kenyataan ini membuat
dengan nilai rendah. Adapun hasil penelitian
aktualisasi nilai Pancasila dalam kehidupan akan
tersebut disajikan pada tabel di bawah ini:
sangat sulit terwujud. Padahal mahasiswa yang
notabene generasi penerus bangsa yang
Tabel 1. Hasil Pengukuran IKIP 9 Provinsi merupakan garda terdepan penerus cita-cita para
pendiri bangsa sangatlah diharapkan peran
NO. Provinsi Nilai Kategori
sertanya dalam membumikan nilai-nilai Pancasila
1. Maluku 268, 16 Sedang
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dilakukan
2. NTT 288, 41 Tinggi
supaya Pancasila tidak dianggap sebagai ideologi
3. Bali 267, 61 Sedang
kuno dan usang yang hanya sekedar digunakan
4. Sulawesi Selatan 281, 73 Sedang
sebagai pelengkap ceremony kenegaraan.
5. Kalimantan Barat 261, 74 Sedang
6. DIY 285, 47 Tinggi Fenomena menurunnya pemahaman
7. DKI 258, 03 Rendah Pancasila tersebut perlu ditelusuri dan ditindak
8. Sumatera Utara 261, 57 Sedang lanjuti. Selain itu, sudah saatnya melakukan
gerakan bersama untuk menumbuhsuburkan

3 | Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship Print
ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740
semangat kebangsaan dengan membumikan Waktu dan Tempat Penelitian
kembali Pancasila tanpa indoktrinasi. Salah satu Penelitian ini dilakukan di UAD yang
tujuannya supaya mengingat kembali pluralitas ditujukan pada mata kuliah Pancasila. Alasan
bangsa yang telah melebur tanpa penyeragaman dilakukan penelitian pada mata kuliah tersebut
dan menghilangkan identitas asli budaya dari adalah untuk mengungkap peranan dosen
masing-masing daerah. Pancasila dalam menginternalisasikan nilai-nilai
Berdasarkan paparan di atas, peneliti Pancasila pada mahasiswa. Tujuannya supaya
tertarik untuk meneliti tentang proses mahasiswa dapat memahami dan
menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila di mengimplementasikan Pancasila dalam
perguruan tinggi khususnya di Universitas kehidupan sehari-hari yang kemudian dapat
mengimplementasikan dalam kehidupan
Ahmad Dahlan Yogyakarta (yang selanjutnya berbangsa dan bernegara. Alasan dipilihnya
disebut UAD). Adapun alasan kuat peneliti dosen Pancasila dan mahasiswa UAD karena
memilih UAD sebagai tempat penelitian dan ingin menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila
Dosen Pancasila serta mahasiswa UAD sebagai tanpa indoktrinasi melalui mata kuliah Pancasila.
subjek penelitian karena merupakan perguruan Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari
tinggi milik persyarikatan agama Islam yang sampai Agustus 2019.
gencar menanamkan nilai-nilai Pancasila pada
civitas akademiknya. Peneliti ingin mengetahui Subjek Penelitian
bagaimana dosen mata kuliah Pancasila Peneliti di dalam menentukan subjek penelitian
menginternalisasi nilai-nilai Pancasila pada menngunakan teknik sampel bertujuan
mahasiswa UAD supaya Pancasila bisa dibumikan (purposive sampling) yang menurut Creswell
kembali tanpa adanya indoktrinasi. (2015:) dimana peneliti memilih subjek
penelitian yang secara spesifik dapat
memberikan gambaran tentang masalah
METODE Jenis Penelitian penelitian yang akan diteliti yaitu internalisasi
Jenis penelitian ini adalah penelitian nilai-nilai Pancasila. Pemilihan secara porpose
deskriptif dengan menggunakan pendekatan sampling mempertimbangkan subjek yang
kualitatif, karena sasarannya adalah mencari mengetahui permasalahan penelitian dengan
atau menggali tentang proses kriteria: pertama, mereka yang terlibat secara
menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila pada langsung dalam meninternalisasikan nilai-nilai
mahasiswa UAD. Penelitian kualitatif dimulai Pancasila kepada mahasiswa UAD serta yang
dengan menggunakan asumsi dan penggunaan menjadi sasaran dari pendidikan Pancasila
kerangka penafsiran secara teoretis yang tersebut. Berdasarkan kriteria tersebut, peneliti
membentuk atau kelompok pada suatu mengambil subjek berikut ini: Koordinator MKI
permasalahan sosial atau manusia (Creswell, (Mata Kuliah Institusional) Pancasila, Dosen
2015:59). Prosedur kualitatif mengandalkan mata kuliah Pancasila, serta mahasiswa UAD
pengolahan data yang berupa teks dan yang menempuh mata kuliah Pancasila.
dokumen, memiliki prosedur yang unik dalam Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
analisis datanya, serta bersumber dari strategi Data
penelitian yang berbeda-beda (Creswell,
Untuk mendapatkan gambaran dan informasi
2016:245).
yang jelas mengenai internalisasi Pancasila di
Perguruan tinggi khususnya di UAD, peneliti

4 | Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship Print
ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740
memilih dan menentukan subjek penelitian. Teknik Analisis Data
Dalam penetuan subjek penelitian ini Peneliti dalam memeriksa keabsahan data
menggunakan teknik sampel bertujuan (purposive menggunakan trianggulasi sumber. Trianggulasi
sampling) yang menurut (Creswell, 2015: 217) sumber menggunakan data informasi yang
adalah peneliti memilih subjek penelitian yang berbeda-beda dengan menngunakan bukti-bukti
secara spesifik dapat memberikan gambaran yang berasal dari sumber tersebut dan
tentang masalah penelitian yang akan diteliti. digunakan untuk membangun justifikasi tema-
Kriteria pemilihan secara perpose sampling adalah tema secara koheren (Creswell, 2016:269).
dengan mempertimbangkan subjek penelitian Peneliti membandingkan hasil wawancara
yang mengetahui permasalahan yaitu sebagai antara subjek penelitian yang satu dengan yang
berikut. lain. Teknik analisis data pada penelitian ini
1. Koordinator MKI (Mata Kuliah menggunakan teknik analisis data yang
Institusional) Pancasila untuk mengetahui dikemukakan oleh Miles dan Huberman
dasar terdapat mata kuliah yang tergabung (1994:10-12) adalah menggunakan reduksi data,
dalam MKI; penyajian data, dan menarik kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Revitalisasi
2. Dosen mata kuliah Pancasila untuk
mengetahui internalisasi Pancasila di UAD;
Pancasila
Pancasila dianggap sebagai ideologi yang sudah
3. Mahasiswa UAD yang menempuh mata kuliah
final dan terkesan tidak bisa lagi untuk diotak
Pancasila untuk mengetahui bagaimana proses
internalisasi Pancasila di UAD. atik secara kritis. Oleh karena itu, Pancasila
Teknik pengumpulan data yang seolah-olah terkesan tertutup oleh
digunakan pada penelitian ini adalah sebagai pengembangan pemikiran padahal masyarakat
berikut. Indonesia dan dunia selalu mengalami
perkembangan dan perubahan. Kesannya
Pertama, teknik wawancara yang digunakan Pancasila boleh dibanggakan tetapi tidak boleh
dalam penelitian ini adalah wawancara dilakukan kritikan (Dawam Raharjo, 2015). Pada
terstruktur. Peneliti menetapkan terlebih dahulu awalnya Pancasila hadir sebagai dasar negara
temuan masalah dan pertanyaan dasar yang akan untuk Indonesia, sehingga para founding father
diajukan kepada subjek yang akan diwawancarai. dalam memilih Pancasila pada saat itu
Hasil wawancara tersebut dijadikan data primer merupakan sebuah konsensus politik (political
yang didapat dari subjek penelitian yang telah consensus) yang dinamakan ideologi (Rizal
ditentukan. Wawancara dalam penelitian ini Mustansyir, 2017:42). Dari konsensus tersebut
dilakukan untuk mendapatkan data mengenai melahirkan sebuah kesepakatan bersama bahwa
sejauh mana internalisasi Pancasila yang Pancasila merupakan way of life.
dilakukan oleh dosen mata kuliah Pancasila di
UAD serta sejauh mana mahasiswa Konsensus tersebut juga mendasari masyarakat
mehamaminya. dari Sabang sampai Merauke untuk menjadi satu
bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Kedua, teknik dokumentasi pada penelitian ini Indoensia (NKRI). Untuk mendukung konsesnsus
digunakan untuk penunjang dan pelengkap dari tersebut dirumuskan lima nilai yang memang
data primer yaitu dari wawancara. Dokumentasi sudah didukung dan disetujui oleh semua pihak.
diambil untuk data-data serta catatan-catatan Konsensus tersebut merupakan nilai yang sangat
yang berkaitan dengan dasar dalam pelaksanaan dasar untuk dijadikan tujuan pembangunan
mata kuliah Pancasila di UAD. bangsa dan untuk acuan kebijakan negara. Oleh

5 | Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship Print
ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740
karena itu, Pancasila menjadi cita-cita Bangsa semangat juang yang tinggi tanpa memandang
Indonesia tentang masayarakat yang baik karena perbedaan (Susanto, 2016:45).
keberadaan nilai-nilai yang terkandung dalam
Oleh karena itu, diperlukan revitalisasi Pancasila
Pancasila akan diimplementasikan ke dalam
supaya tidak hilang atau hanya sekedar slogan
praktik-praktik kenegaraan termasuk kebijakan
saja di kalangan generasi muda. Jangan sampai
politik (Franz Magnis Suseno, 2011:118).
kelak Pancasila hanya sebuah sejarah atau
Wahyudi dalam Jihad Wada dongeng tanpa ada makna yang bisa digali dan
(2014:143) menyatakan bahwa Pancasila diimplementasikan ke dalam kehidupan
merupakan sebuah konsepsi politis yang berbangsa dan bernegara.
merupakan rumpun moral (nilai). Pancasila
Untuk melakukan revitalisasi diperlukan peran
sebagai dasar negara mampu menjadi cara
dan keterlibatan dari masyarakat melalui
pandang Bangsa Indoensia yang memiliki ciri
perbuatan nyata. Makna revitalisasi pada
khusus dalam hubungan politik. Pancasila
hakikatnya merupakan upaya membangkitkan
memang harus mampu dijadikan pedoman dalam
kembali vitalitas atau usaha mengembalikan
membedakan cara berpolitik lainnya. Hal tersebut
posisinya kembali menjadi penting. Selain itu
mempunyai manfaat dalam kehidupan politik
revitaliasi tujuannya untuk meninjau ulang akan
seperti menawarkan jalan keluar menghindari
kekuarangan apa yang sudah dilaksanakan dan
negara yang bersifat otoriter. Selain itu mampu
kemudian disesuaikan dengan kondisi zaman
mengembangkan konsep masyarakat yang
yang dinamis dalam upaya memberikan manfaat
pluralisme sebagai ciri khas dari kebudayaan
bagi kehidupan.
politik yang demokratis.
Keberadaan Pancasila yang pada
Sekarang ini pemahaman tentang nilai-nilai
hakikatnya merupakan dasar negara (filsafat
Pancasila mengalami degradasi. negara) sekaligus pandangan hidup (filsafat hidup)
Bukan hanya pemahamannya saja tetapi juga akan memberikan konsekuensi bangsa
pengetahuan tentang sila-sila Pancasila ada yang harus mampu memahami memahami makna
pokok dari nilai Pancasila dalam kehidupan
sama sekali tidak hafal. Hal tersebut dibuktikan
berbangsa dan bernegara yang harus
oleh hasil survei yang dilakukan oleh Unit Kerja
membudaya. Pancasila sendiri merupakan nilai-
Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) nilai yang sangat berharga dengan esensi unsur-
yang mengatakan bahwa dari 100 orang unsur kemanusiaan dan nilai-nilai kodrat yang
terdapat 24 orang yang tidak hafal setiap sila senantiasa melekat pada individu yang harus
dari Pancasila (JPNN, 2018). Pelaksanaan diererima oleh Bangsa Indonesia (Bambang
Pancasila pada masa reformasi cenderung Sumarjoko, 2013:113).
meredup serta tidak terdapat lagi istilah
Revitalisasi Pancasila harus dilaksanakan secara
pengguaan propaganda Pancasila di dalam
konsisten dan berkesinambungan supaya di dalam
praktik penyelenggaraan negara. Hal tersebut
melakukan revitalisasi tersebut tidak lantas
terjadi akibat dari globalisasi yang telah melanda
menghilangkan esensi dari makna nilai Pancasila
bangsa ini yang membuat masyarakatnya
itu sendiri. Pancasila yang merupakan dasar
mempunyai gaya hidup hedonis. Gaya ini
pembentukan dan mengelola Negara Kesatuan
membuat lupa asal usul dari mana berasal, di
Republik Indonesia (NKRI) harus dapat diwariskan
mana, dan untuk apa sebenarnya hidup. Hal
kepada generasi muda, salah satunya melalui
tersebut membuat seolah-olah membuat lupa
sebuah pendidikan yang dilaksanakan melalui
akan bangsa yang sudah dibangun dengan
pendidikan formal (Susanto, 2016:45).

6 | Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship Print
ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740
Lembaga pendidikan formal dan non-formal Candibinangun, Pakem, Sleman Yogyakarta
beserta lembaga pemetintahan harus 55582. Panti asuhan tersebut terdapat sekitar dua
mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila supaya puluh anak dengan jenjang pendidikan mulai dari
menjadi penerang dan penunjuk arah tercapainya Taman Kanak Kanak sampai dengan
tujuan negara. Terlebih lagi dengan adanya
Sekolah Menengah Pertama.
perubahan yang terjadi pada masayarakat akan
membuat kembali kepada jati diri sebagai bangsa Sebelum memberikan bantuan, mahasiswa
yang besar dan majemuk dengan ideologi yang melakukan survei ke panti asuhan tersebut untuk
manaungi semua suku, agama, ras, golongan, dan mengetahui keadaan dan kekurangan sehingga
kebudayaan yang beraneka ragam. Selain itu, mengetahui jenis barang yang dibutuhkan supaya
keberadaan Pancasila menjadi sebuah gambaran bantuan yang diberikan bermanfaat. Selanjutnya
karakter masyarakat Indonesia dengan mahasiswa akan melakukan penggalangan dana
kemantapan pemahaman (moral knowing), yang berasal dari mahasiswa dan dosen untuk
penghayatan (moral feeling), dan konsistensinya dibelanjakan perlengkapan mandi, cuci, sembako,
pelaksanaan (moral action) nilai-nilai luhur dan juga alat tulis. Pada saat penyerahan bantuan
Pancasila (Farida Sekti, 2016: 2). disertai dengan acara buka puasa bersama
dengan anak panti asuhan.
Revitalisasi diharapkan suatu spirit dan pondasi
bagi norma hukum yang ada serta sebagai Kegiatan lain sebagai
pandangan hidup bangsa. Hal tersebut dapat wujud aktualisasi Pancasila dengan dilakukannya
membentuk moral generasi muda yang kegiatan berbagi nasi kotak di tempat
berdasarkan falsafah Pancasila karena revitalisasi pembuangan akhir sampahn yang beralamat di
itu sendiri mempunyai makna bahwa Dusun Ngablak, Kelurahan Sitimulyo, Kecamatan
mengembalikan kedudukan dan fungsi peranan Piyungan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
55792. Setelah melakukan kegiatan bakti sosial,
(Abdullah Taufik, 2015:50).
mahasiswa diminta memaparkan hasil
Revitaliasi Pancasila dalam penelitian ini dengan kegiatannya di depan kelas untuk menyampaikan
menginternalisasikan Pancasila melalui mata cerita dan pengalaman yang diperoleh. Paparan
kuliah Pendidikan Pancasila di dalam kelas. Alasan pengalaman tersebut akan menggugah rasa
penerapan cara ini disebabkan karena hampir kepedulian terhadap sesama, empati, dan
perasaan bahagia apabila mampu membantu dan
semua negara menempatkan pendidikan sebagai
meringankan beban orang lain. Selain itu
perioritas utama dalam pembangunan nasional.
mahasiswa dapat memetik hikmah kehidupan
Sumber daya manusia yang berkualitas untuk lebih lebih bersyukur terhadap apa yang
merupakan produk dari suatu pendidikan, hal ini dimiliki saat ini setelah melihat langsung masih
mampu menjadi tolok ukur kemajuan dan banyak orang lain yang masih membutuhkan
keberhasilan suatu negara (Chairiyah, 2014:59). bantuan orang lain.
Revitalisasi Pancasila di UAD melalui proses kuliah Kegiatan lain yang menjadi tugas dalam mata
yang memberikan tugas kepada mahasiswa kuliah Pancasila dengan melakukan kunjungan ke
dengan aksi nyata pengamalan nilai-nilai Kampung
Pancasila. Wujud nyata tersebut dilakukan
Pancasila yang beralamat di Gowongan RT 06 RW
dengan adanya kegiatan bakti sosial oleh
26, Kecamatan Jetis, Kota
mahasiswa semester II yang menempuh mata
kuliah Pancasila. Adapun bakti sosial tersebut Yogyakarta. Ilmu yang didapatkan dari hasil
dilaksanakan di Panti Asuhan Anak Tauhidul kunjungan berupa sejarah Kampung Pancasila dan
Ummah yang berlokasi di Jalan Ketulan, Bulus I, aktualisasi Pancasila di kampung tersebut.
7 | Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi
Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship Print
ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740
Keberadaan Kampung Pancasila tidak identik Hal tersebut seolah-olah terjadi indoktrinasi
dengan simbolsimbol seperti monumen atau tugu politik dengan menggunakan Pancasila yang
Pancasila, slogan atau tulisan tentang Pancasila, dilakukan oleh penguasa. Indoktrinasi tersebut
tetapi kampung ini kental dengan aktualisasi berlanjut pada saat era Presiden Soeharto yang
Pancasila secara nyata dalam kehidupan sehari- identik dengan istilah Orde Baru berkuasa, meski
hari. Aktualisasinya melalui sikap toleransi antar dengan dalih ingin memurnikan kembali
pemeluk beragama yang beragam, gotong royong Pancasila melalui pendidikan formal dengan
yang terprogram, sikap toleransi terhadap menggunakan Pedoman Penghayatan dan
perbedaan pandangan politik. Hal lain yang Pengamalan Pancasila (P4) tetapi yang terjadi
spesial bahwa di kampung tersebut anakanak yang pada kenyataannya justru keberadaan
sudah dilatih sejak dini untuk mengenal Pancasila Pancasila dibuat menjadi sakral yang tidak dapat
melalui permainanpermainan edukatif Adapun ditafsirkan selain oleh penguasa pada saat itu.
permainannya seperti bermain tebak-tebakan
Pada era reformasi Pancasila seolaholah telah
mengenal pulau-pulau di Indonesia, bernyanyi
memudar eksistensinya dikalangan generasi
lagulagu daerah, mengenal suku dan budaya,
milenial. Hal tersebut dibuktikan ketika
mengenal pakaian adat yang ada di Indoensia,
dilakukan wawancara oleh peneliti kepada
dan menciptakan nyayian untuk Indoenesia yang
beberapa mahasiswa di bulan Februari 2018
diberi judul Gita Patria.
masih ada yang tidak paham mengenai Pancasila
dan bahkan ada yang tidak hafal isi dari sila-sila
Pancasila.

Adanya temuan tersebut membuktikan bahwa


Pancasila mengalami degradasi di dalam
Internalisasi Pancasila Melalui Mata
mengimplementasikan di kehidupan berbangsa
Kuliah Pancasila
dan bernegara.
Hadirnya Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Hari Lahir Pendidikan merupakan sarana terbaik untuk
Pancasila telah menetapkan tanggal 1 Juni 1945 memberikan pengetahuan pada peserta didik
sebagai Hari Lahir Pancasila tidak membuat serta tentang apa yang harus mereka ketahui.
merta Pancasila sudah terinternalisasi secara Pendidikan yang berhasil bukan hanya terpatok
konsisten ke dalam diri negara Indonesia. pada sebuah angka di dalam suatu penilaian,
Banyak generasi muda yang tidak paham tetapi juga output yang berupa sikap setelah
mengenai Pancasila. Penafsiran Pancasila pun mengikuti serangkaian proses pendidikan di
terkadang masih tergantung pada penguasa. dalam pendidikan formal.
Internalisasi Pancasila sudah diupayakan
semenjak tahun 1960 pada saat pemerintahan Upaya menginternalisasikan Pancasila sangat
Presiden Pertama Ir. Soekarno dalam kerangka didukung dengan diterbitkannya Undang-undang
Nation and Character Building. Upaya ini No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
dilakukan untuk mengIndonesiakan masyarakat Pengutannya terdapat pada pasal 35 ayat 3,
dengan pedoman visi dan misi politik pada masa dimana ditegaskan bahwa kewajiban muatan
itu, sehingga bahan-bahan pengetahuan dan kurikulum di perguruan tinggi yang harus memuat
pelajaran pada pendidikan formal yang diberikan empat mata kuliah wajib yang salah satunya
bukan hanya tentang Pancasila dan UUD 1945 tentang mata kuliah Pancasila. Selanjutnya,
tetapi juga berisi pandangan politik pada masa kebijakan penyelanggaraan mata kuliah Pancasila
itu (Bunyamin Maftuh, 2008: 135). ditegaskan kembali dalam Surat Edaran Menteri

8 | Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship Print
ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor. perbuatan kehidupan berbangsa dan bernegara
03/M/SE/VIII/2017 tanggal 24 Agustus 2017 (Rukiyati, 2016:15).
tentang penguatan Pendidikan Pancasila dan
Pemahaman mahasiswa UAD terhadap ideologi
mata kuliah wajib umum pada pendidikan tinggi.
Pancasila sudah relatif baik meskipun masih ada
Pada nomor 4 (empat) dijelaskan bahwa untuk
yang perlu diperkuat jelas di dalam memahami
mewujudkan generasi bangsa Indonesia yang
apa itu Pancasila. Mereka sudah hafal isi dari
berkarakter tangguh, cinta tanah air, bela negara
silasila Pancasila tetapi mereka kurang memahami
serta mampu meningkatkan jati diri bangsa, maka
makna sila-sila Pancasila. Keadaan ini
pendidikan Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU)
memerlukan peran dosen dalam
diperkuat sebagai salah satu komponen
menginternalisasikan, sehingga dapat membantu
pembentuk budaya bangsa. Sehubungan hal-hal
mahasiswa memahami Pancasila sampai pada
tersebut di atas, dengan ini menginstruksikan
tingkat pengetahuan seacra denotatif.
kepada perguruan tinggi untuk
mengintegrasikan dan menginternalisasikan Kaelan (2002:40-41) menyatakan bahwa dalam
muatan nilai Pancasila, moral kebangsaan serta mempelajari Pancasila diperoleh pengetahuan
budaya nasional dalam proses pembelajaran ilmiah yang terdiri dari empat tingkatan yaitu
setiap mata kuliah dan kegiatan kemahasiswaan sebagai berikut. Pertama, dengan menjawab
sebagai bagian dari bela negara. pertanyaan ilmiah yaitu “bagaimana”, sehingga
akan dieproleh pengetahuan ilmiah yang
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
mempunyai sifat deskriptif yang memberikan
pelaksanaan mata kuliah Pancasila diperkuat
penjelasan tanpa disertai adanya kepentingan
dengan Surat Keputusan Rektor Universitas
pribadi sehingga bersifat objektif seperti, sejarah,
Ahmad Dahlan Nomor 96 Tahun 2015 tetang
rumusan, sifat, isi, bentuk, serta sususan
Mata Kuliah
Pancasila.
Instutisional di Universitas Ahmad Dahlan.
Apabila menelusuri konsep ini, mahasiswa UAD
Pelaksanaan mata kuliah Pancasila wajib
sudah mengetahui tentang sejarah Pancasila.
dilakukan disemua program studi, namun tidak
Mereka dapat menjelaskan latar belakang
harus diberikan di semester gasal atau genap.
terbentuknya Pancasila serta mereka juga
Pelaksanaanya tergantung dari fakultas masing-
mengetahui dan hafal susunan isi dari sila-sila
masing menyesuaikan sumber daya yang ada.
Pancasila. setelah mengikuti perkuliahan menjadi
Pancasila sebagai pengetahuan ilmiah-filosofis lebih dalam lagi mengetahui tentang sejarah
dapat dipahami dengan menggunakan sisi lahirnya Pancasila.
verbalis, konotatif, dan denotatif. Pengetahuan
Kedua, dengan menjawab pertanyaan ilmiah
secara verbalis merupakan pemahaman Pancasila
“mengapa”, sehingga pengetahuan yang
dari aspek rangkaian kata-kata yang diucapkan
didapatkan merupakan pengetahuan yang
seperti hafalan sila-sila dari Pancasila.
bersifat normatif berisi petunjuk atau norma,
Pengetahuan secara konotatif merupakan upaya
sehingga pengetahuan yang didapatkan bersifat
untuk memahami Pancasila menggunakan
kausal. Maksudnya bahwa pengetahuan yang
metode ilmiah dengan menggunakan metode.
memberikan jawaban tentang sebab-akibat serta
Sedangkan pengetahuan secara denotatif adalah
asal mula terjadinya suatu pengetahuan
pemahaman Pancasila yang berkaitan dengan
terjadinya Pancasila.
fakta dan realita yang menunjukan adanya
perwujudtan nilai-nilai Pancasila di dalam Mahasiswa UAD yang menempuh mata kuliah ini
notabene merupakan mahasiswa baru (semester
9 | Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi
Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship Print
ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740
1 atau 2) dalam tahab ini pada awalnya belum Pada saat kuliah di dalam kelas, dosen
mengetahui tentang sebab dan asal mula menjelaskan mengenai Pancasila secara yuridis
terjadinya Pancasila. Setelah mengikuti kenegaraan dalam lingkup deskriptif, kausal
perkulilahan menjadi paham tentang sebab dan normatif, sedangkan dalam lingkup esensial
asal mula Pancasila. Mahasiswa bisa menjelaskan dibahas di dalam filsafat Pancasila. Harapannya
bahwa Pancasila itu diambil dari kehidupan asli setelah selesai menempuh mata kuliah Pancasila,
Bangsa Indoensia (causa materialis). mahasiswa bukan hanya mampu
mengimplementasikannya nilai-nilai yang
Ketiga, dengan menjawab pertanyaan ilmiah “ke
terkandung dalam Pancasila tetapi juga
mana”, sehingga pengetahuan yang diperoleh
memahami sampai ke dalam hakikat dari sila-sila
merupakan normatif tentang pengetahuan yang
yang ada.
berupa norma yang sebelumnya dilakukan
pengkajian lebih dahulu hal-hal yang selalu terjadi Mahasiswa UAD setelah menempuh mata kuliah
hingga menjadi norma. Hal tersebut juga Pancasila semakin memahami tentang fungsi dan
diterapkan di dalam Pancasila yang normanya kedudukan dasar negara dilihat dari yuridis dan
dihormati, dipahami, dan diamalkan. Norma- aspek ketatanegaraan, termasuk ke dalam
norma yang dapat dilaksanakan dari Pancasila implementasinya ke dalam aspek
adalah norma hukum, norma etis, norma religius, penyelenggaraan negara dan di dalam kehidupan
dan norma estetis. berbangsa dan bernegara. Hal tersebut dibuktikan
dengan kemampuan mahasiswa dalam
Pada saat proses perkuliahan dosen
memberikan contoh peraturan perundang-
menjelaskan secara rinci norma-norma yang ada
undangan sebagai intrumental pelaksanaan
di dalam Pancasila dan cara
menginternalisasikannya di dalam dan di luar Pancasila sebagai dasar negara.
kelas. Dalam menginternalisasikan di dalam kelas Dengan adanya pembelajaran di kelas pada mata
dosen memberikan penjelaskan kemudian di
kuliah Pancasila dapat dilihat bahwa mahasiswa
implemetasikan atau dengan memberikan contoh
semakin paham tentang Pancasila. Bukan hanya
kepada mahasiswa tentang hal-hal kecil seperti
membuang sampah di tempat sampah dan sekedar paham tetapi juga mahasiswa berusaha
berhenti menenrangkan ketika terdengar suara untuk mengimplementasikannya di kehidupan
adzan. Hal tersebut diharapkan dapat sehari-hari. Meskipun terdapat kendala di dalam
memberikan keteladan kepada mahasiwa bahwa pembelajaran Pancasila di dalam kelas, namun
kebersihan merupakan tanggung jawab individu mahasiswa bisa mengatasinya dengan
dan ketika ada adzan harus berhenti sejenak pembelajaran secara mandiri dan bertanya
dalam melakukan aktivitas. Dengan demikian, kepada dosen yang bersangkutan.
secara tidak langsung mahasiswa sudah
memahami tentang norma yang ada di dalam Sebagai upaya membangun karakter bangsa
Pancasila dan sudah melakukan implementasi memang diperlukan proses internalisasi nilai-nilai
tentang norma tersebut. yang terdapat di dalam Pancasila secara
konsekuen dan terus menerus, sehingga nilai-nilai
Keempat, dengan menjawab pertanyaan “apa”,
luhur yang ada di dalam Pancasila termanifestasi
maka akan diperoleh pengetahuan tentang
atau terejawantahkan ke dalam pribadi setiap
hakikat yang sudah dinyatakan yang harus
masyarakat Indonesia (Sutan Syahrir, 2016:110).
dibahas sedalamdalamnya mengenai isi dari sila-
sila, unsurunsur yang mungkin ada dengan Untuk melakukan internalisasi (Irawan, 2014: 6)
menggunakan pembahasan filsafat terdapat tiga proses yang dapat dikaitkan dengan
pembinaan, dalam hal ini mahasiswa, yaitu
Pancasila.

10 | Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship Print
ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740
sebagai berikut. Pertama, transformasi nilai yang pengetahuan, teknologi, ekonomi bukanlah
merupakan proses pendidikan dalam merupakan jamaninan hadirnya rasa bahagia di
menginformasikan nilai-nilai yang baik dan kurang hati manusia. Bahkan dapat membawa dampak
baik. Tahap ini hanya terjadi komunikasi secara hilangnya jati diri dan makna dari hidup itu
verbal antara pendidik dengan peserta didik. sendiri. Seharusnya pendidikan dikembangkan
Dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila di UAD dengan menyelaraskan antara kecerdasan
selalu memberikan penjelasan terkait dengan itelektual, emosional, dan spritual, sehingga dapat
nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila menghadirkan spritualitas dalam pendidikan yang
Pancasila. Secara rinci dosen memberikan contoh mampu memberikan suatu makna yang beesar
sederhana implementasi di setiap nilai-nilai dalam kehidupan bangsa (Agustian,
Pancasila yang terjadi di sekitar mahasiswa.
2008:15).
Kedua, transaksi nilai yang merupakan suatu
Dosen mata kuliah Pancasila dalam melakukan
tahap pendidikan nilai dengan cara melakukan
pembelajaran Pancasila dengan menggunakan
interaksi dengan peserta didik dengan pendidik.
pendekatan kontekstual dengan berbagai model
Dosen mata kuliah Pancasila di UAD di dalam
pembelajaran interaktif hingga praktik langsung di
menjelaskan nilai-nilai yang terkandung di dalam
lapangan untuk mengamalkan sila-sila yang ada di
sila-sila Pancasila dengan adanya sesi tanya
dalam Pancasila. Dengan adanya praktik langsung
jawab dengan mahasiswa. Selain itu mahasiswa
di lapangan seperti bakti sosial dan melakukan
juga diberikan kesempatan untuk memberikan
kunjungan ke Kampung Pancasila diharapkan
contoh implementasi Pancasila di dalam
mampu memahami makna tetapi juga mampu
kehidupan berbangsa dan bernegara.
mengimplementasikannya.
Ketiga, transinternalisasi merupakan tahap yang
Seperti yang pernah dilakukan oleh mahasiswa
jauh lebih mendalam daripada dua tahap
dan dosen pada tanggal 12 Mei 2019 berkunjung
sebelumnya. Tahap transinternalisasi bukan
ke Kampung Pancasila. Tempat tersebut berada di
hanya dilakukan secara verbal tetapi juga sikap
Gowongan, Jetis, Yogyakart. Keberadaan
mental dan kepribadian, sehingga komunikasi
kampung ini sangat diperlukan sebagai wujud
kepribadian dapat berperan secara aktif. Dosen
nyata internalisasi nilai Pancasila, sehingga
mata kuliah Pancasila selalu memberikan contoh
mahasiswa perlu mempelajari keberhasilannya di
hal-hal yang sederhana misalnya datang tepat
tengah peradaban kehidupan kota yang majemuk.
waktu dan membuang sampah di tempat sampah.
Kini kehadiran kampung ini menjadi pionir bagi
Hal tersebut akan membuat mahasiswa bukan
kampung lain di Kota Yogyakarta. Materi yang
mencontoh perilaku tersebut. Selain itu dosen
diberikan adalah sejarah terbentuknya Kampung
selalu menekankan sikap toleransi terhadap
Pancasila dan cara mengatasi perbedaan suku,
mahasiswa supaya mampu saling menghargai
agama dan pilihan politik yang ada di kampung
meskipun berasal dari daerah, suku yang berbeda.
tersebut. Keberadaan Kampung Pancasila
Dengan demikian dapat tercipta suasana yang
memang tidak terdapat simbol visual yang khas
kondusif di dalam perkuliahan serta sikap
yang mencirikan sebagai Kampung Pancasila,
toleransi antar sesama mahasiswa.
namun setelah berdialog dengan pengurus
Dapat dijelaskan di sini bahwa pendidikan adalah kampung beserta warganya ditemukan bahwa di
untuk membentuk manusia yang utuh dan kampung tersebut kemajemukan. Hal ini bukanlah
lengkap meliputi beberapa aspek akademis menjadi penghalang proses manajemen konflik
semata yang orientasinya adalah untuk dan menjaga semangat persatuan. Bahkan
penguasaan ilmu dan teknologi. Kemajuan ilmu memanasnya tensi politik yang terjadi seperti

11 | Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship Print
ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740
waktu pemilu legeslati dan pemilihan presiden pandang hidupnya berdasarkan nilai-nilai yang
tidak mengendurkan semangat hidup yang terkandung di dalam Pancasila.
bersatu.
Menginternalisasikan Pancasila merupkaan suatu
Selain praktik di masyarakat secara langsung juga proses penanaman Pancasila ke dalam diri
terdapat diskusi di dalam kelas dengan membagi seseorang untuk membentuk pola pikir di dalam
menjadi beberapa kelompok untuk membahas melihat makna dari nilai-nilai Pancasila (Erni
isu-isu yang sedang berkembang. Hasil diskusinya Marlina, 2016:852). Proses kuliah di dalam kelas
akan dipresentasikan yang kemudian dosen pada mata kuliah Pancasila diharapkan dapat
memberikan penjelasan dari proses tanya jawab. membentuk pola fikir mahasiswa UAD supaya
Dosen juga memberikan keteladan terhadap sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung di
mahasiswa bahwa pendidikan bukan hanya dalam Pancasila. Hal tersebut terbukti ketika
sebagai proses transfer of knowledge melalui peneliti melakukan wawancara kepada sejumlah
ceramah di depan mahasiswa. Keteladanan mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah ini
tersebut dilakukan dengan memulai perkuliahan mengatakan bahwa mereka lebih memahami lagi
dan mengakhiri perkuliahan tepat waktu, makna yang terkandung di dalam Pancasila dan
mengawali dan mengakhiri perkuliahan dengan berusaha untuk mengimplementasikannya ke
berdoa, dan membuang sampah pada tempatnya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan
bukan dalam kelas. wawancara terhadap sejumlah mahasiswa yang
sudah menempuh mata kuliah Pancasila
Proses internalisasi ditemukan kendala seperti
menyatakan tidak setuju mengganti idelologi
dalam hal pengejawantahan nilai-nilai dari sila-sila
Pancasila dengan ideologi yang lain seperti halnya
Pancasila. Penerapan dalam kehidupan
keberadaan organisasi masyarakat yang ingin
bermasyarakat yang terkadang tidak
memperjuangkan sistem khilafah. Selain itu
mendapatkan respon yang positif, serta
mahasiswa semakin memiliki rasa cinta tanah air
kekonsitenansi dalam membentuk habitus untuk
dan bangsa dengan wujud lebih aktif dalam
bersikap dan bereprilaku sesuai nilai-nilai
kegiatan kenegaraan seperti partisipasi dalam
Pancasila. Adapun kendala paling signifikan
pemilihan umum, penyampaian pendapat yang
adalah secara kognitif yang berupa pemahaman
aspiratif, dan kesadaran mentaati peraturan yang
terhadap Pancasila serta nilai-nilai luhur yang
berlaku. Keberhasilan lain dari proses internalisasi
terkandung di dalamnnya. Pancasila masih
yakni kecakapan mahasiswa dalam menyikapi
dipahami sebagai hafalan semata, demikian juga
berita di media sosial supaya tidak mudah
mata kuliah Pancasila yang masih dianggap
terprovokasi.
sebagai penggugur kewajiban semata.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa mata
Kendala-kendala tersebuat diatasi dengan
kuliah Pancasila berperan penting di dalam
berdiksusi dengan teman sesama pengampu mata
membentuk karakter mahasiswa sesuai dengan
kuliah, mengajak mahasiswa untuk berfikir kritis,
Pancasila. Peran dosen dalam melakukan
berusaha untuk menjadi role model dan
internalisasi Pancasila juga sangat penting di
melakukan pembiasaan implementasi sila-sila
dalam membentuk sikap mahasiswa supaya
Pancasila, serta berusaha merubah mindset
sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung di
bahwa mata kuliah Pancasila bukan untuk
dalam Pancasila.
penggugur kewajiban semata. Oleh karena itu,
diharapkan akan tercipta generasi muda yang
tidak lagi apatis terhadap Pancasila tetapi menjadi
generasi muda yang senantiasa memiliki arah

12 | Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship Print
ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740
Kontribusi Pancasila Terhadap Masalah pas dan sudah final untuk bangsa dan negara
Kebangsaan Indoensia yang dapat mengatasi masalah
Pancasila mempunyai kedudukan dan fungsi yang perbedaan dan masalah-masalah kebangsaan
bermacam-macam, seperti Pancasila sebagai lainnya. Muhammad Syaifudin dan Agus
dasar, ideologi, pandangan hidup, dasar filsafat, Satmoko (2014:671) menyatakan bahwa nilai
serta masih banyak kedudukan dan fungsi lainnya. dan jiwa yang ada pada Pancasila merupakan
Fungsi dan kedudukan Pancasila tersebut tidak pandangan hidup bangsa Indoenisa yang
berdiri sendiri-sendiri melainkan merupakan satu mempunyai sifat terbuka dan dinamis sesuai
kesatuan. Kesemua fungsi ini apabila menurut dengan perkembangan zaman. Keterbukaan
Kaelan (2002:46) akan kembali pada kedudukan Pancasila dapat dilihat di dalam kandungan nilai
dan fungsi di dalam sila-sila Pancasila yang merupakan
keterpaduan antara nilai-nilai yang ada di dalam
Pancasila yaitu sebagai dasar filsafat negara dan
Bangsa Indonesia yang beraneka ragam dan
sebagai pandangan hidup Bangsa Indonesia. Akan
nilai-nilai tersebut bersifat universal. Nilai-nilai
tetapi dalam berdasarkan perjalanan eksistensi
universal tersebut dapat di lihat pada sila
pancasila mengalami berbagai macam intepretasi
pertama sampai dengan sila kelima.
dan manipulasi politik yang dilakukan oleh
penguasa untuk semakin mengkokohkan Hasil wawancara terhadap beberapa narasumber
kekuasaannya yang berlindung di balik legitimasi baik dari kalangan dosen pengampu mata kuliah
ideologi (Ristina Yudhanti, 2016: 599). Selain dan mahasiswa menyatakan bahwa Pancasila
masalah tersebut, eksistensi Pancasila mempunyai kontribusi dalam menyelesaikan
mempunyai tantangan di era digital saat ini. masalah kebangsaan. Seperti mempunyai
Terdapat pengaruh dunia digital yang membuat pemahaman pentingnya musyarawah dalam
semakin mudahnya ideologi lain masuk ke menyelesaikan permasalahan bangsa, menerima
Indonesia yang dapat mempengaruhi pola pikir keberadaan orang lain yang berbeda suku
masyarakat Indonesia. Kalimana (Kompasiana, maupun agama, dan memiliki budaya hidup yang
2018) menyatakan bahwa terdapat lima akar toleran, peduli keberadaan sesama manusia yang
permasalah bangsa yaitu Pertama demokrasi membutuhkan bantuan dengan cara
yang sangat liberal; Kedua ketidakadilan dan penggalangan dana.
kesenjangan sosial yang semakin tajam; Ketiga
Pancasila dianggap sebagai kalimatun sawa yang
Pemberantasan korupsi yang tidak serius;
merupakan kalimat pemersatu bagi Bangsa
keempat kesalahan sistem pendidikan; Kelima
Indonesia. Pancasila merupakan alasan Bangsa
pertumbuhan penduduk yang tak terkendali. Hal
Indonesia untuk tetap bertahan dalam bingkai
tersebut dapat menyebabkan atau memicu
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai nilai
permasalahan secara nasional yaitu disintegrasi
fundamental bangsa Pancasila diharapkan
bangsa karena Indoensia negara yang sangat luas
menjadi core value dan fondasi persatuan bangsa
dengan tujuh belas ribu lebih pulau dengan
dalam menyelesaikan konflik horizintal dan
bermacam-macam suku, agama, bahasa, dan
vertikal yang terjadi. Pancasila merupakan
kebudayaan.
falsafah hidup Bangsa Indonesia yang
Pancasila diharapkan hadir untuk berdasarkan sila-sila Pancasila yang dimulai
menyelesaikan semua permasalahan tersebut dengan sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha
karena nilai-nilai yang terkandung di dalam Esa yang menjiwai sila-sila berikutnya.
Pancasila selalu relevan dengan perkembanan
zaman. Pancasila dianggap sebagai idiologi yang

13 | Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship Print
ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan mahaiswa tidak bosan bahkan akan membuat
Mata kuliah Pancasila sangat efektif mahasiswa tertarik untuk lebih mempelajari dan
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kemudian mempraktekannya.
kontekstual dengan cara mendekatkan Pancasila Dosen diharapkan untuk lebih mendalami
kepada mahasiswa dengan memberikan contoh Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara
mengimplementasikan Pancasila ke dalam Indonesia serta memberikan contoh dalam
kehidupan sehari-hari seperti melakukan menginternalisasi. Hal tersebut dapat dimulai dari
kunjungan ke Kampung Pancasila dan bakti sosial hal-hal yang sederhana yang ada di terjadi di
yang dilakukan oleh mahasiswa pada dua sekitar mahasiswa. Dengan mendekatkan
pertemuan terakhir mata kuliah Pancasila. Pancasila kepada mahasiswa sebagai generasi
Kegiatan bakti sosial ada yang dilakukan di rumah muda akan membuat generasi muda Indonesia
warga, di panti asuhan, dan di Tempat akan lebih mencintai dan menghargai
Pembuangan Akhir Sampah yang berlokasi di
Piyungan. Dana diambil dari uang pribadi Pancasila.
mahasiswa dan ada yang dari donatur. Oleh DAFTAR PUSTAKA
karena itu, mahasiswa dapat melakukan praktek
langsung di lapangan tentang pengamalan sila-sila Abdulla Taufik. 2015. Refleksi Atas Revitalisasi
dalam Pancasila. Nilai Pancasila Sebagai Ideologi dalam
Mengeleminasi Kejahatan Korupsi. Jurnal
Pancasila mempunyai tantangan di dalam Universum, 9, 49-55.
dunia digital yang dengan mudah masuk
membawa ideologi-ideologi dari luar. Hal tersebut Agustian, Ary G. 2008. Peran ESQ dalam
membuat negara menjadi waspada terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan. Pidato
ideologi-ideologi yang masuk yang bertentangan Dies Natalis ke-44 Univer sitas Negeri
dengan Pancasila apalagi negara ini merupakan Yogyakarta, 21 Mei 2008. Yogyakarta: UNY
negara yang majemuk yang dengan mudah dapat Press.
terprovokasi. Pancasila juga dapat menyelesaikan Andi Hartik. 2018. Gadis yang Lecehkan Pancasila
masalah kebangsaan di mana Pancasila sebagai Dibina Polres Malang,
pemersatu perbedaan yang ada di Indonesia.
Nilai-nilai universal dapat dilihat dari sila pertama UKP-PIP Beri Apresiasi.
sampai sila kelima. Oleh karena itu, Pancasila https://regional.kompas.com/read/201
dianggap sebagai alasan untuk bertahan dalam 8/01/26/18004191/gadis-yanglecehkan-
pancasila-dibina-polresmalang-ukp-pip-
bingkai Negara Kesatuan Republik Indonensia.
beriapresiasi?page=all.

As’Ad Said Ali. 2009. Negara Pancasila Jalan


Saran
Kemslahatan Berbangsa.
Perguruan tinggi (kampus) baik negeri Jakarta: Pusat Studi LP3S
maupun swasta lebih variatif dalam mengelola
Indonesia.
kelas mata kuliah Pancasila. Cara yang dapat
ditempuh dengan diadakan workshop dosen Bambang Sumardjoko. 2013. Revitalisasi Nilai-
pengampu mata kuliah Pancasila. Dengan diakan Nilai Pancasila Melalui Pembelajaran Pkn
worksop akan dapat membuat dosen pengampu Berbasis Kearifan Lokal Untuk Penguatan
lebih mempunyai variasi dalam melakukan Karakter dan Jati Diri Bangsa. Jurnal Varia
pembelajaran Pancasila di kelas, sehingga Pendidikan, 25, 110-123.

14 | Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship Print
ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740
Chairiyah. 2014. Revitalisasi Nilai-Nilai Pancasila Irawan, Bambang, Irawan Suntoro, Yunisca
Sebagai Pendidikan Karakter. Junal Nurmalisa. 2014. Analisis Internalisasi Nilai-
Pendidikan Ke-SD-an, 01, 54-62. Nilai Pancasila dalam Pembelajaran Pkn di
Kelas VIII. Jurnal Kultur Demokrasi, 02, 1-
Creswell, J.W. 2015. Penelitian kualitatif & desain
15.
riset: memilih di antara lima pendekatan.
(Terjemahan Ahmad Lintang Lazuardi). Jihad Wada. 2011. Pembelajaran Pancasila
London: Sage Publication, Ltd. (Buku asli Berbasis Afeksi Untuk Menghadapi
diterbitkan tahun 2013). Pasar Bebas ASEAN 2014. Yogyakarta:
Pusat Studi Pancasila UGM.
Creswell, J.W. 2016. Research design: pendekatan
metode kualitatif, kuantitatif, dan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24
campuran. (Terjemahan Achmad Fawaid & Tahun 2016 Tentang Hari Lahir Pancasila.
Rianayati Kusmini Pancasari). London: Sage
M. Dawam Raharjo. 2015. Pancasila Telah
Publication, Ltd. (Buku asli diterbitkan
Dilipakan?.
tahun 2014). https://nasional.kompas.com/read/20
Erni Marlina. 2016. Internalisasi Nilai-Nilai 15/06/01/15150081/Pancasila.Telah.
Pancasila Dan Rasa Cinta Tanah Air Dilupakan.?page=all. (Diakses pada
Tanggal 1 Juni 2019).
Pada Remaja Di Perbatasan
IndonesiaMalaysia (Pulau Sebatik, Moh. Mahfud MD. 2011. Pancasila sebagai
Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara). Tonggak Konveregensi Pluralitas
Bangsa. Jakarta:
Jurnal Psikoborneo, 4, 849-856.
Sekretarian Jendral dan
Fabian Januarius Kuwado. 2017. Mahfud MD: Kepaniteraan Mahkamah
Sejak Reformasi, Pancasila dan Konstitusi Konstitusi Republik
Digerogoti. https://nasional. Indonesia.
kompas.com/read/2017/06/07/125937
61/mahfud.md.sejak.reformasi.pancasi Muhammad Syaifudin dan Agus Satmoko. 2014.
la.dan.konstitusi.digerogoti. (Diakses pada Kontribusi Pendidikan Pancasila dan
tanggal 1 oktober 2019). Kewarganegaraan (PPKn) dalam
Pembentukan Perilaku Siswa SMA Negeri
Farida Sekti Pahlevi. 2016. Revitalisasi Pancasila 19 Surabaya. Jurnal Kajian Moral dan
Dalam Penegakan Hukum Yang Berkeadilan Kewarganegaraan, 02, 670-684.
di Indonesia. Jurnal Justicia Islamica, 15, 1-
Ristina Yudhanti. 2016. Pancasila dan Berbagai
15. Permasalahan Aktual. Makalah Seminar
Franz Magnis-Suseno. 2011. Nilai-nilai Pancasila Hukum, 2, 599-611.
Sebagai Orientasi Rizal Mustansyir, dkk. 2017. Buku Ajar Ilmu
Pembudayaan Kehidupan Kepancasilaan Konsepdan
Berkonstitusi. Jakarta: Sekretarian Aktualisasinya. Yogyakarta: Pusat Studi
Jendral dan Kepaniteraan Mahkamah Pancasila UGM.
Konstitusi Republik
Sakina Rakhma Diah Setiawan. 2018. Survei:
Indonesia. Dalam 13 Tahun, Persentase Publik Pro
Pancasila Terus Menurun.
https://lifestyle.kompas.com/read/201

15 | Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi


Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7 No 2 Oktober 2019, hal 82-96
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/Citizenship Print
ISSN: 2302-433X Online ISSN : 2579-5740
8/07/17/15580981/survei-dalam-13tahun-
persentase-publik-propancasila-terus-
menurun. (Diakses pada Tanggal 1 Juni
2019).

Sri Sultan Hamengkubuwana X. 2014.


Memperkokoh Format Pendidikan
Nasional Yang Berkepribadian dan
Berlandaskan Pancasila di Era Global.
Yogyakarta: Pusat Studi Pancasila UGM.
Surono, Dkk. 2018. Pengukuran Indeks Ketahanan
Ideologi Pancasila (IKIP).
Yogyakarta: Pusat Studi Pancasila UGM.
Susanto. 2016. Pancasila Sebagai Identitas dan
Nilai Luhur Bangsa: Analisis Tentang
Peran Pancasila Sebagai Modal
Sosial Berbangsa dan
Bernegara. Jurnal Ilmu
Pemerintahan, 2, 44-52.
Sutan Syahrir Zabda. 2016. Aktualisasi Nilai-nilai
Pancasila sebagai Dasar Falsafah Negara
dan Implementasinya Dalam Pembangunan
Karater Bangsa. Jurnal Pendidikan Ilmu
Sosial, 26, 106-114.

16 | Dwi Riyanti, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi

Anda mungkin juga menyukai