P-ISSN XXXX-XXXX
ABSTRAK: Covid-19 oleh WHO dinyatakan sebagai Pandemi dan menyebabkan perubahan
dalam tatanan kehidupan manusia. Penyebaran Covid-19 telah memberikan berbagai efek
negatif terhadap kesehatan mental. Salah satu faktor protektif penurunan kesehatan mental
adalah resiliensi. Tinjauan literatur ini bertujuan untuk mengetahui model teoritik dari faktor-faktor
yang mempengaruhi resiliensi. Hasil studi ini menunjukkan bahwa resiliensi dapat dipengaruhi
oleh religiusitas, dukungan sosial dan spiritualitas. Religiusitas, dukungan sosial dan spiritualitas
dapat menjadi pendukung peningkatan resiliensi, di mana resiliensi dapat menjadi faktor protektif
penurunan kesehatan mental di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dan analisis deskriptif. Hasil temuan yang diperoleh, 83,3% responden menyatakan
bahwa Kesehatan mental yang berkaitan dengan resiliensi berpengaruh terhadap religiusitas
sesorang dan sisanya menyatakan “mungkin”. Temuan lainnya, 95,2% responden menyatakan
bahwa bukan hanya religiusitas tetapi dampak sosial di masa pandemi akibat kurangnya
pengetahuan spiritual dan kesehatan mental dan 4,8% menyatakan “tidak”. Lalu, sebanyak
73,8% responden menyatakan adanya pandemi berakibat pada kegiatan religius yang dibatasi
dengan sistem daring (online) dilakukan jarak jauh menjadi salah satu faktor terjadinya gangguan
pada Kesehatan mental dan 26,2% menyatakan “tidak”. Kemudian, 95,2% responden
menyatakan menerima dengan syukur semua situasi supaya Kesehatan mental terjaga di masa
pandemi. Maka dari itu, hubungan religiusitas dan Resiliensi bagi Kesehatan mental di masa
pandemi ini sangatlah penting, supaya perubahan ini menguatkan spiritual dan hubungan sosial
antar sesama terus terjaga.
ABSTRACT : COVID-19 has been declared by the WHO as a pandemic and has caused changes
in the order of human life. The spread of Covid-19 has had various negative effects on mental
health. One of the protective factors for mental health decline is resilience. This literature review
aims to determine the theoretical model of the factors that influence resilience. The results of this
study indicate that resilience can be influenced by religiosity, social support and spirituality.
Religiosity, social support and spirituality can support increasing resilience, where resilience can
be a protective factor for mental health decline during the Covid-19 pandemic. This study uses
quantitative methods and descriptive analysis. The findings obtained, 83.3% of respondents
stated that mental health related to resilience has an effect on one's religiosity and the rest stated
"maybe". Another finding, 95.2% of respondents stated that it was not only religiosity but social
impact during the pandemic due to lack of spiritual knowledge and public health and 4.8% said
"no". Then, as many as 73.8% of respondents stated that the pandemic resulted in religious
activities that were limited to the online system carried out remotely as a factor in the occurrence
of mental health disorders and 26.2% said "no". Then, 95.2% of respondents said they gratefully
accept all situations so that mental health is maintained during the pandemic. Therefore, the
relationship between religiosity and resilience for mental health during this pandemic is very
important, so that this change can strengthen spiritual and social relationships between people
25
Volume 1 No. 1 Desember 2021
https://journal.unindra.ac.id/index.php/jagaddhita
26
Volume 1 No. 1 Desember 2021
https://journal.unindra.ac.id/index.php/jagaddhita
27
Volume 1 No. 1 Desember 2021
https://journal.unindra.ac.id/index.php/jagaddhita
besarnya peran resiliensi dalam mengenai resiliensi pada akhir abad ke ke-
membangun ketahanan individu di masa 20 membawa perkembangan penelitian
pandemi. psikologi positif yang mempelajari kapasitas
manusia untuk beradaptasi dan mampu
METODA
melakukan coping positif saat mengalami
Artikel ini membahas pengembangan model kesulitan (Linley & Joseph, 2004; Masten &
konseptual tentang hubungan religiusitas, Reed, 2002). Resiliensi dipengaruhi oleh
dukungan sosial, dan spiritualitas terhadap berbagai faktor diantaranya yaitu dukungan
resiliensi bagi Kesehatan mental masyrakat sosial (Earnshaw et al., 2015; Tyler et al.,
dimasa pandemic covid 19. Artikel ini 2020; Yoshikawa et al., 2016), efektifitas
disusun berdasarkan data sekunder yang strategi coping yang digunakan (Brooks et
dikumpulkan dari artikel jurnal, buku, dan al., 2020), religiusitas (Fradelos et al., 2018),
sumber internet. Model konseptual yang dan spiritualitas (Bukhori et al., 2017).
dikembangkan menggambarkan hubungan Kerangka konseptual dalam penelitian ini
religiusitas, dukungan sosial, dan dapat dilihat pada Gambar 1.
spiritualitas terhadap resiliensi.
KONSEPTUAL STUDY:
Tahapan-tahapan dalam literatur review * Resiliensi
EMPIRICAL STUDY
RESULT :
* Religiusitas
sebagai berikut. Pertama, planning berisi * Religiusitas
* Social Support * Social Support
28
Volume 1 No. 1 Desember 2021
https://journal.unindra.ac.id/index.php/jagaddhita
29
Volume 1 No. 1 Desember 2021
https://journal.unindra.ac.id/index.php/jagaddhita
budaya yang diekpresikan dalam ritual setelah kematian membuat individu dapat
keagamaan (Dy-Liacco et al., 2009). mengatasi efek negatif dari kesulitan yang
Religiusitas sebagai prediktor resiliensi dialami (Bradshaw et al., 2010).
Covid-19 telah menyebabkan adanya
Resiliensi adalah kapasitas individu untuk
perubahan di berbagai sektor kehidupan, hal
bangkit kembali dari suatu trauma atau
ini menyebabkan banyak permasalahan
kesulitan (Rutten et al., 2013), religiusitas
seperti penurunan kesehatan mental
dapat menjadi salah satu sumber daya yang
(Rajkumar, 2020), pembatasan mobilitas
membuat individu dapat menghadapi
manusia (Kraemer et al., 2020), serta
kesulitan atau fenomena traumatis yang
hilangnya sumber perekonomian (McKibbin
dialaminya (Mosqueiro et al., 2015). Hasil
& Fernando, 2020). Untuk menghadapi
penelitian juga menunjukkan bahwa
berbagai perubahan dan kondisi kehidupan
religiusitas berkaitan dengan resiliensi
yang tidak menentu tersebut dibutuhkan
(Mosqueiro et al., 2015), dan religiusitas
kepatuhan dan ketahanan individu yang
berkorelasi positif dengan resiliensi
baik. Religiusitas membuat individu lebih
(Fradelos et al., 2018). Dengan demikian,
mudah untuk mematuhi suatu aturan (Freire
religiusitas memiliki peran penting dalam
de Medeiros et al., 2017). Hal ini dapat
menguraikan resiliensi individu. Secara
membuat individu memiliki kemampuan
khusus peningkatan religiusitas dapat
pengendalian diri yang baik dan tetap dapat
menambah resiliensi individu P1:
menjalani berbagai aturan baru yang timbul
Religiusitas berpengaruh positif terhadap
akibat Covid19 dengan baik. Religiusitas
resiliensi Dukungan sosial sebagai prediktor
juga membuat individu memiliki keyakinan
resiliensi Perkembangan coronavirus
pada Tuhan. Hal ini dapat menjaga agar
membuat individu harus menerima dan
individu tetap memiliki emosi positif
mematuhi berbagai perubahan dalam
meskipun sedang dalam kesulitan (Rutten et
kehidupan (World Health Organization,
al., 2013), serta melakukan pengalihan
2020). Individu yang memiliki berbagai
dengan coping positif (Southwick & Charney,
aspek resiliensi akan lebih mudah untuk
2012). Pergaulan dengan komunitas
beradaptasi dengan berbagai situasi
berbasis agama juga menganjurkan untuk
disruptif, sebaliknya individu yang hanya
memaafkan, coping strategi yang sehat,
memiliki sedikit aspek resiliensi akan
serta menjadi sumber dukungan dan
kesulitan untuk beradaptasi dengan situasi
harapan yang akan menimbulkan emosi
disruptif (Bowles & Arnup, 2016). Salah satu
positif dan optimisme (Brewer-Smyth &
faktor yang dapat berperan untuk
Koenig, 2014; Kent et al., 2011). Ritual
meningkatkan resiliensi adalah dukungan
keagamaan yang dilakukan individu dapat
sosial (Yu et al., 2014). Dukungan sosial
mengurangi kecemasan, meningkatkan
membuat individu merasa nyaman (Fong et
harapan dan membuat individu merasa
al., 2017), serta mampu mengendalikan
bermakna (Reis & Menezes, 2017). Selain
emosi (Liu et al., 2015) sehingga dapat
itu doa yang dilakukan baik yang berisi
menyelesaikan masalah dengan baik.
permintaan pertolongan ataupun
Individu akan melibatkan individu lain dalam
pengungkapan rasa terima kasih pada
kehidupan emosinal mereka (Zaki &
Tuhan dapat menjadi suatu pengalaman
Williams, 2013). Artinya kondisi individu akan
yang menggembirakan. Hal ini dapat
dipengaruhi oleh hubungan interpersonalnya
mendatangkan optimisme bagi individu yang
dengan individu lain. Hubungan emosional
sedang mengalami kesulitan (Zenevicz et al.,
yang sehat membuat individu lebih mudah
2013). Kemudian, pemahaman keagamaan,
untuk mengendalikan emosi (Fong et al.,
terutama mengenai adanya kehidupan
30
Volume 1 No. 1 Desember 2021
https://journal.unindra.ac.id/index.php/jagaddhita
2017), memiliki kesehatan mental yang lebih berkaitan dengan perubahan syaraf di otak
baik (Lakey & Orehek, 2011), tidak mudah yang dapat membuat individu merasa lebih
kelelahan dan memiliki pencapaian damai, aman dan bahagia (TovarMurray,
pekerjaan yang lebih baik (Ju et al., 2015). 2011). Keyakinan pada universalitas
Kehadiran individu lain membuat individu kehidupan membuat individu menganggap
lebih mampu menghadapi masa-masa sulit bahwa kesulitan yang dihadapi merupakan
dalam hidupnya (Zaki & Williams, 2013) salah satu bagian dari rencana atau
termasuk pada masa transisi ke kehidupan ketentuan yang lebih besar (Reis &
normal baru. Hal ini karena dukungan dapat Menezes, 2017). Keyakinan tersebut dapat
memberi efek positif bagi individu (Gable & membuat individu mampu menganalisis
Reis, 2010) dan menjadi modal individu masalah dari sudut pandang yang lebih
untuk mengatasi stress dan depresi (Lazarus universal serta dapat memandang suatu
& Folkman, 1984; Park et al., 2010). permasalahan dengan lebih optimis.
Resiliensi menjadi salah satu modal bagi Spiritualitas membuat individu dapat
individu agar dapat menjalani kehidupan di merasakan emosi positif dan semangat
daerah pandemi dengan baik (Jiao et al., hidup (Fachrunnisa et al., 2019). Spiritualitas
2020). Religiusitas yang diimplementasikan juga berhubungan dengan resiliensi (Jones
dalam bentuk perilaku terbukti berhubungan et al., 2016), serta dapat mempromosikan
dengan resiliensi (Mizuno et al., 2018). resiliensi (Cherry et al., 2018). Hasil
Religisuitas juga dapat menjadi faktor penelitian Ozawa et al. (2017) menunjukkan
proteksi kecemasan, depresi dan resiliensi bahwa spiritualitas dapat memperkuat
(Fradelos et al., 2020; Jocson & Ceballo, resiliensi.
2020). Dengan demikian, dukungan sosial
Spiritualitas membuat individu dapat menilai
memiliki peran penting dalam menguraikan
dan menemukan makna dan tujuan dari
resiliensi individu. Secara khusus
berbagai kejadian yang dialami dengan
peningkatan dukungan sosial dapat
pemahaman tersebut individu dapat lebih
menambah resiliensi individu. P2: Dukungan
optimis meskipun sedang mengalami
sosial berpengaruh positif terhadap resiliensi
kesulitan (Hesketh et al., 2014). Spiritualitas
Spiritualitas sebagai prediktor resiliensi
membuat individu dapat melakukan coping
Kecemasan adalah salah satu emosi yang
yang sehat dan dapat berkontribusi untuk
dirasakan akibat adanya Covid-19, hal ini
mengingkatkan resiliensi individu saat
berpengaruh pada penurunan kesehatan
mengalami kesulitan (Das et al., 2018;
mental (Greenberg et al., 2020). Salah satu
Yodchai et al., 2017). Dengan demikian,
aspek psikologis yang dapat mengurangi
spiritualitas memiliki peran penting dalam
efek negatif tersebut adalah resiliensi
menguraikan resiliensi individu. Secara
(Saputra, 2020), resiliensi dapat menjadi
khusus peningkatan spiritualitas dapat
faktor protektif efek negatif dari kecemasan
menambah resiliensi individu. P3:
yang dirasakan akibat penyebaran Covid-19
Spiritualitas berpengaruh positif terhadap
(Koenig, 2020). Resiliensi yang tinggi dapat
resiliensi Model konseptual Berdasarkan
diupayakan melalui penguatan faktor-faktor
tinjauan literatur pada bagian sebelumnya
yang memengaruhi resiliensi, salah satunya
dapat dibentuk suatu model teoritik
yaitu spiritualitas (Syukrowardi et al., 2017).
hubungan religiusitas, dukungan sosial dan
Spiritualitas berkaitan dengan tingkat spiritualitas terhadap resiliensi. Model
depresi yang lebih rendah (Watkins et al., tersebut digambarkan pada Gambar 2.
2016). Hal ini karena keterhubungan dengan
Tuhan atau suatu dzat yang lebih tinggi
31
Volume 1 No. 1 Desember 2021
https://journal.unindra.ac.id/index.php/jagaddhita
RESILIENSI
positif pada resiliensi; dan (3) spiritualitas
berpengaruh positif pada resiliensi.
Kemudian model yang tersusun dari studi ini
adalah model hubungan religiusitas,
dukungan sosial dan spiritualitas terhadap
resiliensi.
RELIGIUSITAS SPIRITUALITAS
SARAN
DUKUNGAN
Penelitian sebelumnya tentang resiliensi
SOSIAL
lebih banyak memfokuskan terhadap
fenomena resiliensi pada subjek yang
Gambar 2: Model Teoritis hubungan Religiusitas dan
mengalami masalah spesifik sehingga masih
Resiliensi terhadap spiritual dan dukungan sosial diperlukan pengkajian untuk resiliensi pada
terhadap Kesehatan mental masyarakat. subjek yang mengalami masalah secara
umum, seperti pandemi Covid19 yang terjadi
Penelitian ini memiliki kelemahan, di
hampir di seluruh negara. Selain itu,
antaranya sumber data yang menggunakan
diperlukan juga mempertimbangkan
tinjauan literatur sehingga belum
berbagai faktor lain yang juga berpengaruh
menggambarkan resiliensi di masa pandemi
pada resiliensi serta memperhatikan aspek
secara komprehensif. Namun, model
keunikan atau kekhasan dari setiap individu
konseptual yang dihasilkan dari penelitian ini
atau kelompok sosial tertentu. Secara
dapat dijadikan acuan bagi penelitian
teoritis, mengingat pentingnya resiliensi di
berikutnya sehingga penelitian lebih lanjut
masa pandemi Covid-19 maka diperlukan
mengenai resiliensi di masa pandemi dapat
evaluasi terhadap kemampuan resiliensi
dilakukan dengan menguji secara empiris
pada individu sehingga bisa ditentukan
model konseptual resiliensi di masa pandemi
berbagai intervensi yang mungkin dilakukan
yang dihasilkan dari penelitian ini.
untuk meningkatkan resiliensi masyarakat di
SIMPULAN masa pandemi.
32
Volume 1 No. 1 Desember 2021
https://journal.unindra.ac.id/index.php/jagaddhita
33
Volume 1 No. 1 Desember 2021
https://journal.unindra.ac.id/index.php/jagaddhita
(pp. 899–906). https://doi.org/ Gatt, J. M., Alexander, R., Emond, A., Foster,
10.1007/978-3-030-22354-0 K., Hadfield, K., Mason-Jones, A., ..., &
Feldman, R. S. (2012). Pengantar psikologi: Wu, Q. (2020). Trauma, resilience, and
Understanding psychology (10th ed.). mental health in migrant and non-
Salemba Humanika. Firda, A. A., & migrant youth: An international cross-
Haksama, S. (2020). Building health sectional study across six countries.
system resilience during Covid-19 Frontiers in Psychiatry, 10, 1-15.
crisis. Jurnal Administrasi Kesehatan https://doi.org/
Indonesia, 8(1), 1–3. https://doi.org/ 10.3389/fpsyt.2019.00997
10.20473/jaki.v8i2.2020.1-3 Glock, C. Y., & Stark, R. (1965). Religion and
Fong, A. J., Scarapicchia, T. M., society in tension. Rand McNally
McDonough, M. H., Wrosch, C., & Greenberg, N., Docherty, M.,
Sabiston, C. M. (2017). Changes in Gnanapragasam, S., & Wessely, S.
social support predict emotional well (2020). Managing mental health
being in breast cancer survivors. challenges faced by healthcare
Psycho oncology, 26(5), 664– 671. workers during covid-19 pandemic.
https://doi.org/10.1002/pon.4064 Bmj, 368, 1–4. https://doi.org/10.1136/
Fradelos, E. C., Alikari, V., Vus, V., bmj.m1211
Papathanasiou, I. V, Tsaras, K., Hesketh, I., Ivy, J., & Smith, J. (2014).
Tzavella, F., & Lekka, D. (2020). Keeping the peelian spirit: Resilience
Assessment of the relation between and spirituality in policing. The Police
religiosity, anxiety, depression and Journal, 87(3), 154–166.
psychologi. Health Psychology https://doi.org/
Research, 8(1). https://doi.org/ 10.1350%2Fpojo.2014.87.3.672
10.4081%2Fhpr.2020.8234 Holdcroft, B. B. (2006). What is religiosity.
Fradelos, E. C., Latsou, D., Mitsi, D., Tsaras, Catholic Education: A Journal of
K., Lekka, D., Lavdaniti, M., ..., & Inquiry and Practice, 10(1), 89–103.
Papathanasiou, I. V. (2018). https://
Assessment of the relation between doi.org/10.1350%2Fpojo.2014.87.3.67
religiosity, mental health, and 2
psychological resilience in breast Horesh, D., & Brown, A. D. (2020). Traumatic
cancer patients. Contemporary stress in the age of COVID-19: A call to
Oncology, 22(3), 172–177. https:// close critical gaps and adapt to new
doi.org/10.5114%2Fwo.2018.78947 realities. Psychological Trauma:
Freire de Medeiros, C. M. M., Arantes, E. P., Theory, Research, Practice, and
Tajra, R. D. D. P., Santiago, H. R., Policy, 12(4), 331–335.
Carvalho, A. F., & Libório, A. B. (2017). https://doi.org/10.1037/ tra0000592
Resilience, religiosity and treatment Hou, X. L., Wang, H. Z., Guo, C., Gaskin, J.,
adherence in hemodialysis patients: A Rost, D. H., & Wang, J. L. (2017).
prospective study. Psychology, Health Psychological resilience can help
& Medicine, 22(5), 570–577. https:// d combat the effect of stress on
o i . o r g / 1 0 . 1 0 8 0 / problematic social networking site
13548506.2016.1191658 usage. Personality and Individual
Gable, S. L., & Reis, H. T. (2010). Good Differences, 109, 61–66.
news! Capitalizing on positive events in https://doi.org/
an interpersonal context. In Advances 10.1016/j.paid.2016.12.048
in experimental social psychology (Vol. Jackson, R., & Watkin, C. (2004). The
42, pp. 195–257). Academic Press. resilience inventory: Seven essential
https:// d o i . o r g / 1 0 . 1 0 1 6 / S 0 0 skills for overcoming life’s obstacles
6 5 - 2601(10)42004-3 and determining happiness. Selection
& Development Review, 20(6), 13–17.
34
Volume 1 No. 1 Desember 2021
https://journal.unindra.ac.id/index.php/jagaddhita
35
Volume 1 No. 1 Desember 2021
https://journal.unindra.ac.id/index.php/jagaddhita
36
Volume 1 No. 1 Desember 2021
https://journal.unindra.ac.id/index.php/jagaddhita
37
Volume 1 No. 1 Desember 2021
https://journal.unindra.ac.id/index.php/jagaddhita
doi.org/10.1126/science.1222942 Wang, C., Pan, R., Wan, X., Tan, Y., Xu, L.,
Sroufe, L. A., Egeland, B., & Kreutzer, Ho, C. S., & Ho, R. C. (2020).
T. (1990). The fate of early experience Immediate psychological responses
following developmental change: and associated factors during the initial
Longitudinal approaches to individual stage of the 2019 coronavirus disease
adaptation in childhood. Child (COVID-19) epidemic among the
Development, 61(5), 1363–1373. general population in China.
https://doi.org/10.1111/ j.1467- International Journal of Environmental
8624.1990.tb02867.x Research and Public Health, 17(5), 1–
Syukrowardi, D. A., Wichaikull, S., & von 25. https://doi.org/
Bormann, S. (2017). Spirituality as an 10.3390/ijerph17051729
internal protective factor of resilience in Watkins, T. L., Simpson, C., Cofield, S. S.,
children after exposing flood. Davies, S., Kohler, C., & Usdan, S.
International Journal of Research in (2016). The relationship of religiosity,
Medical Sciences, 5(4), 1474–1479. spirituality, substance abuse, and
https://doi.org/10.18203/ 2320- depression among black men who
6012.ijrms20171249 have sex with men (MSM). Journal of
Tovar-Murray, D. (2011). The multiple Religion and Health, 55(1), 255–268.
determinants of religious behaviors https://doi.org/ 10.1007/s10943-015-
and spiritual beliefs on well-being. 0101-y
Journal of Spirituality in Mental Health, World Health Organization. (2020).
13(3), 182– 192. Laboratory testing for coronavirus
https://doi.org/10.1080/ disease 2019 (COVID-19) in
19349637.2011.593405 suspected human cases: Interim
Tyler, C. M., Henry, R. S., Perrin, P. B., guidance, 2 March 2020 (No.
Watson, J., Villaseñor, T., Lageman, S. WHO/COVID-19/laboratory/2020.4).
K., ..., & SotoEscageda, J. A. (2020). Wu, A. W., Connors, C., & Everly Jr, G. S.
Structural equation modeling of (2020). COVID-19: Peer support and
parkinson’s caregiver social support, crisis communication strategies to
resilience, and mental health: A promote institutional resilience.
strength-based perspective. Hindawi https://doi.org/ 10.7326/M20-1236 Xu,
Neurology Research International, C., Gong, X., Fu, W., Xu, Y., Xu, H.,
2020, 1–8. Chen, W., & Li, M. (2020). The role of
https://doi.org/10.1155/2020/7906547 career adaptability and resilience in
Uyun, Q., & Rumiani, R. (2012). Sabar dan mental health problems in Chinese
shalat sebagai model untuk adolescents (Vol. 112). Children and
meningkatkan resiliensi di daerah Youth Services Review.
bencana, Yogyakarta. JIP (Jurnal https://doi.org/10.1016/
Intervensi Psikologi), 4(2), 253–276. j.childyouth.2020.104893
https://doi.org/10.20885/ Yayuk Hidayah, Nufikha Ulfah, S. (2019).
intervensipsikologi.vol4.iss2.art7 JPK : Jurnal Pancasila dan
Wahono, R. S. (2015). A systematic literature Kewarganegaraan. Jurnal Pancasila
review of software defect prediction. Dan Kewarganegaraan, 4(2), 22–33.
Journal of Software Engineering, 1(1), https://doi.org/10.24269/jpk.v4.n2.20 1
1– 16. Walpita, Y. N., & Arambepola, Yodchai, K., Dunning, T., Savage, S., &
C. (2020). High resilience leads to Hutchinson, A. M. (2017). The role of
better work performance in nurses: religion and spirituality in coping with
Evidence from South Asia. Journal of kidney disease and haemodialysis in
Nursing Management, 28(2), 342–350. Thailand. Scandinavian Journal of
https:// doi.org/10.1111/jonm.12930 Caring Sciences, 31(2), 359–367.
https://doi.org/ 10.1111/scs.12355
38
Volume 1 No. 1 Desember 2021
https://journal.unindra.ac.id/index.php/jagaddhita
39