Sekolah Dasar
Nina Dwiastuty
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Indraprasta PGRI
dwiastuty12@gmail.com
Ira Miranti
ade_miranti@yahoo.com
Abstrak
Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Pembelajaran di Tingkat Sekolah Dasar merupakan
tujuan dalam penelitian ini sedangkan metode yang digunakan adalah pendekatan undang-
undang, historis, dan konseptual. Jenis dan sumber bahan hukum yang digunakan yaitu,
primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan literature research.
Pelaksanaan kegiatan penguatan nilai- nilai Pancasila mengalami beberapa kendala yang
dapat mempengaruhi hasil dari kegiatan apabila tidak diatasi dengan serius. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penguatan nilai-nilai Pancasila di sekolah dasar menemui kendala
yaitu adanya beberapa anak yang sulit dinasihati dan beberapa kebiasaan anak diluar
sekolah yang kurang baik terbawa ke sekolah. Sekolah mengatasi kendala tersebut dengan
terus melakukan pembiasaan, bimbingan, dan pembinaan kepada anak. Untuk
menguatkan nilai-nilai Pancasila, partisipasi sebagai warga sekolah dasar sangat berguna
bagi keberhasilan program atau kegiatan yang dilaksanakan untuk mewujudkan kuatnya
nilai Pancasila dalam kehidupan siswa. Upaya penguatan nilai-nilai Pancasila melalui
partisipasi warga sekolah sangat berkaitan dengan perubahan sosial di lingkungan sekolah
karena proses di dalamnya berkaitan dengan munculnya permasalahan sosial yang
mengakibatkan melemahnya nilai-nilai Pancasila. Sekolah harus berupaya menguatkan
nilai-nilai Pancasila dengan mengubah siswanya agar menjadi lebih baik dari sebelumnya
berdasarkan Pancasila.
PENDAHULUAN
Pancasila sebagai ideologi negara merupakan falsafah hidup bagi seluruh warga
negara Indonesia karena nilai-nilai makna yang terkandung dalam pancasila sangat
berguna dan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Penerapan nilai-nilai
Pancasila sangat penting dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
Karena, Penerapan nilai-nilai Pancasila tidak berhenti pada siswa mampu
menguasai materi namun yang terpenting adalah bagaimana cara menanamkan
nilai-nilai pancasila dalam diri siswa sehingga anak didik memiliki karakter dan pola
tingkah laku yang baik. Pada Kurikulum 2013 Mata pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan mata pelajaran penyempurnaan dari
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang semula dikenal dalam
Kurikulum 2006. Penyempurnaan tersebut dilakukan atas dasar pertimbangan: (1)
Pancasila sebagai Dasar Negara dan pandangan hidup bangsa diperankan dan
dimaknai sebagai entitas inti yang menjadi sumber rujukan dan kriteria keberhasilan
pencapaian tingkat kompetensi dan pengorganisasian dari keseluruhan ruang
lingkup mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (2) substansi
dan jiwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, nilai dan
semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik
Indonesia ditempatkan sebagai bagian integral dari Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, yang menjadi wahana psikologis-pedagogis pembangunan
warganegara Indonesia yang berkarakter Pancasila. Perubahan tersebut didasarkan
pada sejumlah masukan penyempurnaan pembelajaran PKn menjadi PPKn yang
mengemuka dalam lima tahun terakhir, antara lain : (1) secara substansial, PKn
terkesan lebih dominan bermuatan ketatanegaraan sehingga muatan nilai dan moral
Pancasila kurang mendapat aksentuasi yang proporsional; (2) secara metodologis,
ada kecenderungan pembelajaran yang mengutamakan pengembangan ranah sikap
(afektif), ranah pengetahuan (kognitif), dan pengembangan ranah keterampilan
(psikomotorik) belum dikembangkan secara optimal dan utuh (koheren) (Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). PPKn sebagai mata pelajaran memiliki misi
mengembangkan keadaban Pancasila, diharapkan mampu membudayakan dan
memberdayakan peserta didik agar menjadi warganegara yang cerdas dan baik
serta menjadi pemimpin bangsa dan negara Indonesia di masa depan yang amanah,
jujur, cerdas, dan bertanggung jawab.
Selain dengan penanaman nilai-nilai pancasila dalam proses pembelajaran, sebagai
salah satu wujud penanaman nilai-nilai pancasila yang diberikan kepada siswa
melalui proses pembelajaran adalah dengan memberikan pemahaman dan
keteladanan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan sekolah maupun
luar sekolah. Proses pembelajaran dianggap sebagai hal yang sangat mendesak
bagi anak didik dalam fungsinya untuk membimbing generasi muda untuk secara
sukarela mengikatkan diri pada nilai-nilai dan norma moral yang berkarakter.
Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari hari dapat memberikan
dampak yang baik untuk masyarakat agar masyarakat mematuhi dan menganut nilai
nilai dalam pancasila karena nilai yang terkandung dalam pancasila mempunyai
banyak makna untuk kehidupan sehari hari dalam beragama, memberikan pendapat
dan lain-lain (Dewantara & Nurgiansah, 2021). Materi Pancasila dalam Kompetensi
Dasar Pendidikan Dasar dan Menengah Dalam Permendikbud Nomor 24 Tahun
2016 tentang Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum
2013 Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah, Kompetensi yang
diharapkan setelah mempelajari PPKn untuk ruang lingkup Pancasila adalah:
1. Menghayati dan bersikap penuh tanggung jawab sesuai nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari; Menganalisis dan menerapkan keputusan
bersama berdasarkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mensyukuri dan mendukung perwujudan Pancasila sebagai dasar Negara;
Menganalisis dan mendemonstrasikan langkah-langkah untuk mewujudkan
Pancasila sebagai Dasar Negara.
3. Menghayati dan menghargai nilai-nilai yang melekat dalam pelanggaran hak
dan pengingkaran kewajiban warga negara sesuai dengan Pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara; Menganalisis dan menyaji nilai-nilai
Pancasila terkait dengan kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Penerapan nilai-nilai dan norma di sekolah yang kami jadikan objek penelitian
dirasakan sudah cukup baik. Penerapan nilia-nilai pancasila dapat dirasakan saat
upacara bendera, aturan sekolah yang cukup tegas, dan dimulai adanya kegiatan
ektrakurikuler seperti pramuka, dan melalui mata pelajaran yang ada disekolah,
terutama dalam kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan Penerapan nilai-nilai
Pancasila dalam proses pembelajaran maka peneliti memilih Penerapan Nilai-Nilai
Pancasila dalam Pembelajaran di Tingkat Sekolah Dasar sebagai rumusan dalam
penelitian ini.
METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian normatif bersifat preskriptif dengan
menggunakan pendekatan undang-undang, historis, dan konseptual. Jenis dan
sumber bahan hukum yang digunakan yaitu, primer dan sekunder. Teknik
pengumpulan data menggunakan literature research (Dewantara & Nurgiansah,
2021).
Durrani, N., & Halai, A. (2018). Dynamics of gender justice, conflict and social
cohesion: Analysing educational reforms in Pakistan. International Journal of
Educational Development, 61(January), 27–39.
Goh, D. P., & van der Veer, P. (2016).Introduction: The sacred and the urban in
Asia. International Sociology, 31(4), 367–374
Pachur, T., & Spaar, M. (2015). Domain- specific preferences for intuition and
deliberation in decision making. Journal of Applied Research in Memory and
Cognition, 4(3), 303–311.
7 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II, Pasal
3. Dalam Tim Redaksi Aulia, Himpunan Perundang-undangan Republik Indonesia
(Bandung: Nuansa Aulia, 2006), 102.