Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PANCASILA

DAMPAK PENERAPAN NILAI PANCASILA PADA REMAJA

Dosen Pengampu:
Dr. Muhtar Haboddin , S.IP., MA.

Oleh:

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2023
A. Latar Belakang
Pancasila merupakan ideologi, dasar negara, dan falsafah negara yang
harus dipertahankan dan terus dihidupkan demi keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) (Chairiyah, 2014). Dr. Radjiman Wedyodiningrat,
salah seorang tokoh pergerakan nasional dan perumus pertama Pancasila,
memberikan pemahaman Pancasila dari sudut pandang historis. Baginya,
Pancasila adalah hasil sintesis nilai-nilai budaya Indonesia dan konsep-konsep
perjuangan nasional yang terbentuk selama ribuan tahun. Ia menggambarkan
Pancasila sebagai suatu ideologi yang mencerminkan kepribadian dan identitas
bangsa Indonesia, yang mencakup keberagaman dan keadilan.
Penulis memilih makalah dengan judul “Dampak Penerapan Nilai
Pancasila pada Remaja” dikarenakan menurut penulis penting sekali bagi remaja
untuk menerapkan nilai pancasila dan bisa merasakan dampak baiknya bagi
dirinya sendiri dan bagi lingkungan di sekitarnya. Menurut Mukhlis (2007:1),
“Pemuda atau remaja adalah suatu generasi yang di pundaknya dibebani
bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat
dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang
harus mengisi dan melangsungkan estafet pembangunan secara berkelanjutan”.
Menurut penulis, dampak dari penerapan nilai-nilai pancasila pada
kehidupan sehari-hari sangat berdampak baik bagi masyarakat terutama remaja
sebagai generasi emas Indonesia selanjutnya. Penanaman nilai Pancasila pada
generasi muda akan semakin membuat mereka lebih memiliki kualitas diri yang
lebih baik lagi, sikap toleransi, kohesif, dan memiliki literasi keagamaan yang
lebih berkembang. Penerapan pancasila oleh remaja juga memberikan dampak
baik bagi remaja itu sendiri. Melalui mekanisme yang akan dijelaskan oleh
penulis di makalah ini, pembaca akan memahami pentingnya penerapan
pancasila di kehidupan sehari-hari dan bagaimana memanfaatkannya di
kehidupan yang berkelanjutan.

B. Mekanisme
Guna melestarikan keampuhan dan kesaktian Pancasila itu perlu
diusahakan secara nyata dan terus-menerus penghayatan dan pengamalan
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga negara Indonesia,
setiap penyelenggara negara serta setiap lembaga kenegaraan dan
kemasyarakatan, baik di pusat maupun daerah. Mekanisme yang akan dijelaskan
penulis adalah poin-poin pendekatan dan juga dampaknya dari perkembangan
nilai pancasila pada remaja. Hal ini meliputi:
● Lingkungan Sekolah Remaja
Dalam proses pembelajaran tematik, guru diharapkan tidak hanya
menyampaikan ilmu pengetahuan sesuai dengan mata pelajaran, namun
memasukkan unsur nilai Pancasila/budi pekerti/karakter di dalamnya.
Guru harus mampu memberikan informasi tentang manfaat, dampak, dan
bagaimana memanfaatkan pengetahuan dengan bijak. Ilmu pengetahuan
yang dibarengi dengan nilai-nilai Pancasila/budi pekerti/karakter,
seharusnya juga dapat menumbuhkan kepedulian pada lingkungan.
Dalam rangka menanamkan karakter pancasila pada bidang
Kokurikuler, siswa dapat diminta melakukan kegiatan studi lapangan.
Dari kegiatan tersebut, siswa dapat mempraktikkan teori-teori yang
didapatkan dalam kelas. Selain itu, siswa dapat menghayati bagaimana
kerja keras dalam menghasilkan suatu produk, peduli terhadap kerja
keras, menghargai sesama, dan juga dapat mensyukuri berkah sehingga
membentuk karakter siswa.
Kegiatan ekstrakurikuler seperti olahraga, seni budaya dan
keterampilan lainnya menumbuhkan karakter, kreativitas, dan
kemandirian bagi siswa. Siswa tentunya dapat mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler sesuai dengan bakat dan minat masing-masing, sehingga
terasa lebih menyenangkan.
Kegiatan bidang non-kurikuler seperti kerja bakti, melakukan
ibadah bersama misalnya shalat berjamaah, bersalaman, serta
pembiasaan-pembiasaan baik dapat diterapkan untuk menumbuhkan nilai
Pancasila/budi pekerti/karakter yang baik bagi siswa. Selain itu, strategi
lain seperti menggelar kegiatan upacara bendera hari Senin, apel, dan
menyanyikan lagu Indonesia Raya, lagu-lagu nasional, dan berdoa
bersama yang dilanjutkan dengan membaca kitab suci dan/atau
buku-buku non-pelajaran selama 15 menit sebelum memulai
pembelajaran juga bisa dilakukan di lingkungan sekolah.
Penerapan nilai-nilai Pancasila di sekolah berkaitan dengan
dampak yang ditimbulkan terhadap karakter dan sikap siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas, penerapan nilai-nilai Pancasila
membantu dalam mengembangkan karakter siswa yang baik. Beberapa
nilai seperti keadilan, gotong royong, dan persatuan dapat menjadi dasar
bagi siswa untuk mengembangkan sifat-sifat positif dan percaya diri.
Sekolah dapat membantu meningkatkan kesadaran sosial siswa akan
kebutuhan masyarakat sekitar dengan menerapkan nilai-nilai ini. Salah
satu karakteristik utama Pancasila adalah toleransi dan kebajikan.
Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, sehingga siswa lebih
mungkin untuk belajar semangat, rasa tanggung jawab, dan kerja sama
dengan penerapan nilai-nilai Pancasila.

● Lingkungan Keluarga Remaja


Hal yang dilakukan orang tua untuk membentuk dan menerapkan
nilai-nilai pancasila dan membentuk kepribadian anak melalui penguatan
keimanan, kedisiplinan, profesionalitas, kejujuran dan lain-lain. Strategi
yang digunakan adalah model otoriter, liberal dan demokratis. Untuk
mencapai tujuan penerapan nilai-nilai pancasila sedemikian rupa
sehingga membentuk kepribadian anak sehingga nilai-nilai pancasila
tidak dilanggar, sedini mungkin dan kerjasama yang baik antar institusi
keluarga, lembaga pendidikan formal (sekolah) dan masyarakat.
Mengingat besarnya peran orang tua dalam menanamkan nilai-nilai
moral (pancasila) pada anak, maka pengetahuan tentang nilai-nilai
pancasila menjadi penting tidak hanya bagi anak tetapi juga bagi orang
tua. Kurangnya pengetahuan pancasila juga mempengaruhi kualitas
kepribadian anak. (Fanggidae, Erlin et al. 2021:207).
Pendidikan Karakter memegang peranan yang sangat penting
dalam menumbuhkan budi pekerti dan karakter yang baik. Nilai-nilai
Pancasila membentuk hati anak-anak untuk mengambil tanggung jawab
yang mendalam dalam pelaksanaan tugasnya sebagai warga negara dan
dalam pembentukan watak dan karakter warga negara. Mengetahui
tentang hak dan kewajiban serta bagaimana menerapkannya dalam
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. kehidupan masyarakat,
bangsa dan negara. Tujuan pendidikan karakter adalah Warga negara
memahami dan mendemonstrasikan nilai-nilai dan moral pancasila
dengan karakter yang sesuai, lalu sikap positif, komitmen dan
pemahaman yang lengkap terhadap Undang-Undang Dasar (1945)
Republik Indonesia; untuk menciptakan warga negarabangsa yang
berpikir kritis dan rasional serta mencintai tanah airnya.
Penerapan nilai-nilai pancasila dalam keluarga turut memperkuat
nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai
seperti kejujuran, keadilan, tanggung jawab dan menghargai
keberagaman memberikan landasan yang kuat untuk membentuk
karakter yang baik dalam anggota keluarga.Implementasi nilai-nilai
Pancasila dalam keluarga tidak hanya mempengaruhi fungsi internal
keluarga, tetapi juga berdampak positif bagi masyarakat secara
keseluruhan. Keluarga yang mengadopsi nilai-nilai Pancasila cenderung
sadar sosial, toleran, dan terlibat dalam membangun masyarakat
berdasarkan nilai-nilai kebangsaan.Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam
keluarga memberikan dampak yang signifikan terhadap pembentukan
kepribadian, hubungan interpersonal yang harmonis, dan masyarakat
yang positif. Dengan menjadikan pancasila sebagai pedoman hidup
berkeluarga, maka dapat tercipta keluarga yang memiliki kejujuran dan
kasih sayang satu sama lain serta mampu memberikan kontribusi positif
bagi kebaikan bersama.

C. Hambatan
Berdasarkan hasil analisis studi pustaka diperoleh dari dokumen jurnal,
diperoleh informasi bahwa faktor penghambat dalam pelaksanaan profil pelajar
Pancasila disebabkan oleh kurangnya suatu pemahaman yang disampaikan oleh
pendidik, terbatasnya waktu kegiatan belajar mengajar, substansi pelajaran yang
minim, terbatasnya teknologi yang dilakukan oleh pendidik, minat pelajar yang
sangat kurang terhadap mata pelajaran, peserta didik masih pasif dalam proses
pembelajaran, keterbatasan guru dalam mendesain RPP yang baik, strategi
pembelajaran yang kurang variasi dari pendidik, orang tua kurang
memperhatikan pola pembelajaran anak dan kurangnya guru dan adanya
spekulasi terhadap pemberian materi pembelajaran.

D. Solusi
Pemecahan masalah dalam mengatasi masalah peserta didik menurut
Slameto (2010:135) antara lain adalah sebagai berikut:
1. Pengajar atau guru hendaknya juga turut memperhatikan kondisi dan
perkembangan kesehatan fisik dan mental siswa.
2. Membantu pengembangan sifat-sifat positif pada diri siswa seperti rasa
percaya diri dan saling menghormati.
3. Memperbaiki kondisi dan terus menerus memberikan motivasi pada
siswa.
4. Menciptakan kesempatan belajar yang lebih baik bagi siswa.
5. Memberikan rangsangan belajar sebanyak mungkin.

E. Kesimpulan
Ideologi Pancasila dapat diartikan sebagai seperangkat ide atau cita-cita
yang menentukan keyakinan dan cara berpikir untuk mewujudkan suatu tujuan
dengan berlandaskan pada lima sila dalam Pancasila. Singkatnya, oleh karena
ideologi bangsa Indonesia yang disepakati adalah Pancasila, maka setiap
tindakan kita sebagai warga negara dan bagian dari masyarakat Indonesia harus
selaras dengan nilai Pancasila.
Tujuan dari pendidikan karakter yang paling utama adalah untuk
membangun bangsa yang tangguh, dimana masyarakatnya berakhlak mulia,
bermoral, bertoleransi, dan bergotong royong. Untuk mencapai tujuan tersebut
maka dalam diri seseorang harus ditanamkan nilai�nilai pembentuk karakter
yang bersumber dari agama, Pancasila, dan budaya. Seperti yang kita ketahui
bahwa proses globalisasi secara terus-menerus akan berdampak pada perubahan
karakter masyarakat Indonesia. Kurangnya pendidikan karakter akan
menimbulkan krisis moral yang berakibatkan pada perilaku negatif di
lingkungan masyarakat, misalnya pergaulan bebas, penyalahgunaan obat-obat
terlarang, pencurian, kekerasan terhadap anak, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

S. Salsabila, 2023, "Pengertian Pancasila Menurut Tokoh Sejarah dan Ahli",


[online], https://umsu.ac.id/berita/pengertian-pancasila-menurut-tokoh-sejarah-dan-ahli/
diakses pada 29 Oktober.
Dr. Mohammad Noor Syam, 2000, “Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia,
Wawasan Sosio-Kultural, Filosofis, dan Konstitusional”, [offline], diakses pada 29
Oktober.
Pengelola Web Direktorat SMP, 2021, Menerapkan Pendidikan Karakter
Pancasila dalam Lingkungan Sekolah, [online].
https://ditsmp.kemdikbud.go.id/menerapkan-pendidikan-karakter-pancasila-dalam-lingk
ungan-sekolah/, diakses pada 29 Oktober.
Elsya Syamrotul Hidayat, 2023, "Advances in Social Humanities Research",
[online], https://adshr.org/index.php/vo/article/view/61, diakses pada 29 November.

Anda mungkin juga menyukai