Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Kewarganegaraan

Vol. 5 No.1 Juni 2021


P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM MENINGKATKAN SUMBER


DAYA MANUSIA INDONESIA

Amanda Ramadhan Firdaus & Dinie Anggraeni Dewi


Universitas Pendidikan Indonesia
amanda12@upi.edu

Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia
Indonesia melalui aspek pendidikan dengan mengimplementasikan nilai-nilai pancasila. Metode
penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat analisis deskriptif, dengan
metode kepustakaan/library research yang bersumber dari jurnal dan artikel. Hasil dari penelitian ini
didapat bahwa pendidikan merupakan aspek yang sangat berpengaruh terhadap sumber daya
manusia. Oleh karena itu, kualitas pendidikan di Indonesia harus ditingkatkan. Sistem Pendidikan
dalam metode belajar mengajar harus didasarkan dengan nilai-nilai Pancasila agar teratur dan tearah
prosesnya sehingga mewujudkan tujuan Pendidikan yang sebenarnya dan membentuk moral anak
bangsa yang memiliki karakter berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Kata kunci: Nilai-Nilai Pancasila, Sumber Daya Manusia, Pendidikan.

Abstract
This research was conducted to determine the efforts to improve Indonesia's human resources through
educational aspects by implementing Pancasila values. This research method is carried out using a
qualitative approach that is descriptive analysis, with the method of library research which is sourced
from journals and articles. The results of this study indicate that education is an aspect that is very
influential on human resources. Therefore, the quality of education in Indonesia must be improved. The
education system in the teaching and learning method must be based on the values of Pancasila so that
the process is regular and unorganized so as to realize the true goals of education and form the moral
of the nation's children who have character based on the values of Pancasila.
Keywords: Pancasila Values, Human Resources, Education.

PENDAHULUAN telah ada dengan sendirinya melainkan


Pancasila merupakan kumpulan lima perlunya peran pendidikan untuk
nilai unidimensional yang dijadikan acuan membentuk karakter yang berlandaskan
tingkah laku bangsa Indonesia (Kariyadi, kebaikan. Pancasila mendasari dan
2017). Kelima nilai yang terkandung dalam menjiwai semua proses penyelenggaraan
Pancasila adalah ketuhanan pada sila negara dalam berbagai bidang serta
pertama, kemanusiaan pada sila kedua, menjadi rujukan bagi seluruh rakyat
patriotisme pada sila ketiga, demokrasi Indonesia dalam bersikap dan bertindak
pada sila keempat, dan keadilan sosial pada dalam kehidupannya sehari-hari. Pancasila
sila kelima. Sebagai ideologi nasional, nilai- sebagai penunjuk arah dari setiap sikap dan
nilai dasar Pancasila menjadi cita-cita tindakan yang dilakukan oleh setiap warga
masyarakat Indonesia yang sekaligus negara Indonesia dalam kehidupan
merupakan karakter bangsa yang hendak bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
dibangun dari nilai-nilai yang terkandung Terdapat tiga tataran nilai dalam
dalam Pancasila (Nurgiansah, 2020). ideologi Pancasila yaitu pertama nilai dasar
Karakter, identitas atau jati diri merupakan prinsip, yang bersifat amat
sebuah bangsa itu tercipta dari hasil abstrak, bersifat amat umum, tidak terikat
pembudayaan melalui pendidikan, oleh waktu dan tempat, dengan kandungan
karenanya karakter bukanlah sesuatu yang kebenaran yang bagaikan aksioma. Dari

Amanda Ramadhan F & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 184


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

segi kandungan nilainya, maka nilai dasar harus dilatih dan dikembangkan
berkenaan dengan eksistensi sesuatu, yang kemampuannya. Sumber Daya Manusia
mencakup cita-cita, tujuan, tatanan dasar (SDM) merupakan faktor kunci dalam
dan ciri khasnya. Kedua, nilai instrumental persaingan global untuk menciptakan SDM
yaitu suatu nilai yang bersifat kontekstual. yang memiliki ketrampilan serta berdaya
Nilai instrumental merupakan penjabaran saing yang tinggi dalam persaingan global
dari nilai dasar tersebut. Nilai instrumental (Putri, 2020). Ruang sumber daya manusia
merupakan kebijaksanaan, strategi, meliputi jumlah komposisi, karakteristik
organisasi, sistem, rencana, program, (kualitas) dan persebaran penduduk.
bahkan juga proyek-proyek yang Dimensi ini memiliki kaitan satu dengan
menindaklanjuti nilai dasar tersebut. yang lainnya yang memiliki kaitan antara
Lembaga negara yang berwenang kuantitas dan kualitas berupa komposisi,
menyusun nilai instrumental ini adalah dan persebaran yang sangat penting. Untuk
MPR, Presiden, dan DPR. Ketiga, Nilai menciptakan sumber daya manusia di
praksis, yaitu nilai yang terkandung dalam indonesia yang memiliki kualitas
kenyataan sehari-hari, berupa cara pendidikan mempunyai modal utama
bagaimana rakyat melaksanakan dalam pembangunan masyarakat
(mengaktualisasikan) nilai Pancasila. indonesia.
Kekayaan dan keanekaragaman yang
METODE PENELITIAN dimiliki oleh warga negara indonesia
Penelitian ini dilakukan dengan memiliki daya guna yang telah dikelola dan
pendekatan kualitatif. Dalam menganalisis diatur oleh sumber daya manusia yang
data dilakukan menggunakan analisis terdidik dan ahli dalam bidangnya melalui
deskriptif dengan metode pengajaran. Oleh karenanya, perlu
kepustakaan/library research yaitu dibangun sistem pendidikan yang
pengumpulan data penelitian mengenai diletakkan di atas fondasi kebhinekaan.
teori-teori yang berkaitan dengan masalah Dengan fondasi kebhinekaan dan pancasila,
yang dibahas di dalam penelitian ini, proses belajar-mengajar akan berisi
sumber data yang diperoleh sebagai karakter kejujuran, kebersamaan, toleransi
referensi untuk menunjang penelitian ini kesopanandan peduli kepada orang lain.
bersumber dari beberapa artikel dan jurnal Sikap jujur, menghargai sesama, dan
yang relevan dan selaras dengan penelitian kepedulian yang dibangun melalui dunia
terkait Pengimplementasian nilai-nilai pendidikan akan menjadi karakter dalam
Pancasila. Sedangkan, instrumen penelitian kehidupan sehari-hari masyarakat
ini adalah peneliti itu sendiri karena Indonesia.
peneliti sendiri yang menentukan dan Pendidikan karakter menurut
menetapkan topik pembahasan pada Thomas Lickona adalah pendidikan untuk
penelitian, mencari dan menganalisis teori membentuk kepribadian seseorang melalui
yang berkaitan dengan penelitian sampai pendidikan budi pekerti, yang hasilnya
didapatkan sebuah kesimpulannya. terlihat dalam tindakan nyata seserorang
yaitu tingkah laku yang baik, jujur,
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN bertanggung jawab, menghormati hak
Hasil Penelitian orang lain, kerja keras, dan sebagainya.
Sumber Daya Manusia (SDM) Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan
merupakan sumber suatu keorganisasian karakter adalah segala sesuatu yang
baik dalam perusahaan besar yang dilakukan guru, yang mampu
memiliki fungsi besar sebagai alat sehingga memperngaruhi karakter peserta didik.

Amanda Ramadhan F & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 185


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

Guru membantu membentuk watak menjaga karakter kepribadian bangsa


peserta didik. Hal ini mencakup Indonesia yang kokoh dan memperkuat
keteladanan bagaimana perilaku guru, cara persatuan dan kesatuan tanah air
guru bebicara atau menyampaikan materi, Indonesia (Adha, 2020).
bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai
hal terkait lainnya. Jadi, Pendidikan Pembahasan
karakter adalah sebuah system yang 1. Pancasila sebagai Norma Etik dan
menanamkan nilai-nilai karakter pada Norma Hukum
peserta didik, yang mengandung Pancasila sebagai dasar negara dan
komponen pengetahuan, kesadaran ideologi nasional dari negara Indonesia
individu, tekad, srta adanya kemauan dan memiliki konsekuensi logis untuk
tindakan untuk melaksanakan nlai-nilai, menerima dan menjadikan nilai-nilai
baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri Pancasila sebagai acuan pokok bagi
sendiri, sesama manusia, lingkungan, pengaturan penyelenggaraan bernegara.
maupun bangsa, sehingga akan terwujud Hal ini diupayakan dengan menjabarkan
insane kamil (Suwartini, 2017). nilai Pancasila tersebut ke dalam Undang-
Menyikapi era globalisasi yang Undang Dasar 1945 dan peraturan
bersinergi di dalam arus perubahan perundang-undangan yang berlaku.
informasi dan teknologi yang begitu cepat Undang-Undang Dasar 1945 dan peraturan
dibutuhkan nilai-nilai pemersatu bangsa perundang- undangan ini selanjutnya
yaitu nilai-nilai Pancasila. Pancasila sebagai menjadi pedoman penyelenggaraan
alat pemersatu bangsa sebenarnya sudah bernegara (Dewantara & Nurgiansah,
ada di dalam hati sanubari setiap orang 2021).
Indonesia, bahkan jauh sebelum Sebagai nilai dasar bernegara, nilai
kemerdekaan. Hal ini dapat ditunjukkan Pancasila diwujudkan menjadi norma
dengan adanya keharmonisan kehidupan hidup bernegara, kemudian Pancasila
yang dibangun dalam kebersamaan, saling harus dijabarkan ke dalam norma sebagai
menyayangi, memiliki rasa persaudaraan praksis dalam kehidupan bernegara.
yang tinggi, dan konsep gotong royong Norma yang tepat sebagai penjabaran atas
yang tidak pernah dilupakan dan nilai dasar Pancasila tersebut adalah
ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia. norma etik dan norma hukum (Nugroho,
Pancasila menjadi pedoman kehidupan 2010).
bersama dalam kehidupan bangsa Pancasila dijabarkan sebagai norma
Indonesia. Pancasila memperkokoh etik karena pada dasarnya nilai-nilai dasar
kehidupan bangsa dan mempererat Pancasila adalah nilai-nilai moral, dengan
persaudaraan antara sesama dalam demikian Pancasila menjadi semacam etika
tatanan kehidupan sosial warga negara. perilaku para penyelenggara negara dan
Nilai-nilai Pancasila harus tetap masyarakat Indonesia agar sejalan dengan
dibangun dan dibumikan di dalam aktivitas nilai normative Pancasila itu sendiri.
masyarakat Indonesia sehari-hari Kehidupan dan perkembangan dunia
(Nurgiansah, 2021). Hal ini dilakukan global saat ini terutama bagi Indonesia
untuk mengantisipasi pihak-pihak yang perlu pelaksanaan secara nyata norma etik
telah melupakan Pancasila bahkan ada untuk kehidupan bernegara sangat penting
beberapa bagian orang yang belum begitu untuk diterapkan secara berkesinambu-
paham mengenai nilai-nilai Pancasila ngan agar terwujud kehidupan bersama
sebagai ideologi bangsa. Membiasakan dan yang lebih tenteram dan damai. Tap MPR
membumikan Pancasila dalam rangka No. VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan

Amanda Ramadhan F & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 186


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

Berbangsa, Bernegara, dan bermasyarakat menjadi kenyataan. Akan tetapi, faktanya


dinyatakan bahwa etika kehidupan membuktikan bahwa generasi muda di
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat Indonesia saat ini cenderung
merupakan penjabaran nilai-nilai Pancasila mengkhawatirkan perilakunya bagi
sebagai pedoman dalam berpikir, bersikap kelanjutan masa depan bangsa ini
dan bertingkah laku yang merupakan (HusinAffan, 2016). Hal ini dapat dilihat dari
cerminan dari nilai-nilai keagamaan dan banyaknya kasus yang terjadi pada generasi
kebudayaan yang sudah mengakar dalam muda antara lain kasus narkoba, kejahatan,
kehidupan masyarakat (Dewantara et al., pergaulan bebas dan lain sebagainya.
2021). Masa depan Bangsa Indonesia
Etika kehidupan berbangsa, sangatlah ditentukan oleh para generasi
bernegara, dan bermasyarakat ini muda terdahulu ini. Kaum muda indonesia
bertujuan untuk: (1) memberikan landasan adalah masa depan Bangsa ini. Karena itu,
etik moral bagi seluruh komponen bangsa setiap pemuda Indonesia, baik yang masih
dalam menjalankan kehidupan kebangsaan berstatus pelajar, mahasiswa ataupun yang
dalam berbagai aspek; (2) menentukan sudah menyelesaikan pendidikannya
pokok-pokok etika kehidupan berbangsa, merupakan faktor-faktor penting bagi
bernegara, dan bermasyarakat; (3) menjadi bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-
kerangka acuan dalam mengevaluasi cita bangsa dan juga mempertahankan
pelaksanaan nilai-nilai etika dan moral kedaulatan bangsa. Dalam upaya
dalam kehidupan berbangsa, bernegara, mewujudkan cita-cita dan
dan bermasyarakat. mempertahankan kedaulatan bangsa ini
Nilai-nilai Pancasila tidak hanya tentu akan menghadapi banyak
sebatas panduan dan pelaksanaan secara permasalahan, hambatan, rintangan dan
etik dan moral saja, melainkan kandungan bahkan ancaman yang harus dihadapi.
Pancasila harus dapat hidup dalam Untuk menyelesaikan masalah-masalah itu
kepribadian warga negara Indonesia penting bagi rakyat Indonesia, terutama
sepanjang masa. Oleh karena itulah, kaum pemuda dan mahasiswa untuk
disamping etik dan moral, maka Pancasila membiasakan diri dalam meningkatkan
harus menjadi sumber utama dalam dan memperbaiki produktifitas sebagai
praksis PKn, tanpa pernah melepaskan bangsa Indonesia (Lestari, 2019).
Pancasila dalam konteks pembelajaran Semua lapisan masyarakat, tidak
agar terwujud peserta didik dengan hanya generasi muda harus memahami
karakter yang kuat dan sangat mencintai Pancasila (Rahman, 2018). Langkah
bangsanya. pertama untuk kembali menguatkan
karakter generasi penerus bangsa dengan
2. Peran Generasi Muda dalam memberikan pondasi pendidikan, terutama
Mengimplementasikan Nilai-nilai penguatan ideologi bangsa. Hal itu dapat
Pancasila dilakukan dengan memberi pemahaman
Bangsa Indonesia telah tumbuh dan lagi tentang 4 Pilar Kebangsaan yaitu
berkembang menjadi bangsa yang besar hal Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhinneka
ini dapat terlihat dari prestasi-prestasi di Tunggal Ika (Shofa, 2019). Sebagai generasi
tingkat Internasional yang ditorehkan penerus bangsa yang akan menjadi akar
diberbagai bidang. Generasi muda adalah bangsa Indonesia di masa mendatang
generasi harapan bangsa. Pernyataan ini harus dapat mewujudkan cita-cita dan
akan sangat membanggakan bagi tujuan nasional dengan memiliki modal
masyarakat Indonesia apabila dapat dasar yang membuat ia mampu disebut

Amanda Ramadhan F & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 187


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

sebagai agent of change (agen perubahan) dan kemajuan bangsa perlu didukung oleh
dan agent of social control (agen pengawas kemampuan mengembangkan potensi diri
sosial). dan konsep yang terarah. Konsep
Peranan pemuda dalam kemandirian itu sendiri bisa diartikan
pembangunan bangsa, terutama dalam sebagai upaya pemenuhan dan pengerjaan
pembangunan perekonomian, sangat segala sesuatu untuk diri sendiri dengan
dibutuhkan. Pada hakikatnya, kekuatan dan kemampuan sendiri. Sebisa
pembangunan yang dilakukan adalah mungkin tidak bergantung pada orang lain
pembangunan insan-insannya, agar bisa sesuai dengan semangat yang dicita-
menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) citakan oleh Bung Karno: berdiri di atas
berkualitas, karena Sumber Daya Alam kaki sendiri (berdikari). Generasi muda
(SDA) yang melimpah saja tidak cukup jika hendaknya menyadari bahwa mereka
tidak didukung oleh SDM berkompeten adalah andalan dan harapan bangsa dalam
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi menciptakan perubahan bangsa dari
(Handitya, 2019). keterbelakangan (Asmaroini, 2016). Maka
“Apa yang harus kita lakukan sebagai peran pemuda dalam kondisi ini ialah
pemuda untuk mewujudkan kemandirian terlibat langsung dalam memperbaiki
bangsa dalam meningkatkan sumber daya keadaan bangsa atau terus belajar menjadi
manusia?” Pertama, meningkatkan generasi mandiri sehingga bisa
produktivitas dan kualitas dalam proses membangkitkan bangsa ini dari
industri. Tanpa peningkatan tersebut kita keterpurukan.
tidak akan mampu bersaing, karena
kenyataanya masyarakat kita lebih percaya 3. Pancasila dalam Pendidikan
pada produk luar. Sebuah kalimat Salah satu aspek terpenting dalam
“kemandirian” akan terealisasi, jika sebagai membangun suatu negara yaitu
penggerak pembangunan pemudanya pendidikan. Untuk membangun pendidikan
mampu menciptakan konsep kreatifitas di Indonesia perlu diterapkan nilai-nilai
dan daya saing guna memenuhi kebutuhan pancasila didalamnya, sehingga
bangsanya sendiri, baik dalam kebutuhan pembangunan dibidang pendidikan dapat
sandang, pangan maupun papan. membentuk manusia yang berkualitas dan
Kedua adalah membiasakan untuk dijiwai oleh nilai-nilai pancasila. Berikut ini
menjadi pencipta sesuatu yang selalu adalah beberapa peran dari masing-masing
muncul dengan gebrakan-gebrakan sila dari pancasila dalam ruang lingkup
kreatifitasnya, sehingga kita sebagai pendidikan:
pemuda tidak hanya menjadi penikmat Ketuhanan yang maha Esa, sila
konsumsi. Untuk menghadapi globalisasi pertama dalam pancasila memiliki peran
dan perubahan yang semakin pesat dalam dunia pendidikan yaitu menjelaskan
dibutuhkan peranan pemuda dalam bahwa Tuhan yang memberikan karunia
perencanaan menjadi kelompok inovatif, dan rahmat kepada manusia yang
kreatif, kompetitif, mandiri serta disalurkan menjadi ilmu pengetahuan.
mempunyai ketangguhan untuk tetap Pengetahuan yang telah didapatkan
bertahan pada persaingan dengan dunia diharapkan dapat menjadi sebuah petunjuk
luar. Sebenarnya perlu dibangun oleh dalam memberi pendidikan kepada
bangsa Indonesia adalah kualitas SDM, seorang anak agar memiliki kepribadian
dimana kekuatan terbesar SDM terletak yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
pada generasi muda (Anggraini, 2020). Esa.
Ketiga, mewujudkan kemandirian Kemanusian yang adil dan beradab,

Amanda Ramadhan F & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 188


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

pada sila kedua ini memiliki peran yaitu kecerdasan, namun mengabaikan
sebagai acuan guru bagaimana cara yang pendidikan karakter (Widiyaningrum,
benar dalam mendidik anak dengan 2019). Aristoteles mendefinisikan karakter
mengutamakan rasa kemanusiaan. Dari yang baik sebagai kehidupan dengan
segi pendidikan sila ini berperan dalam melakukan tindakan-tindakan yang benar
memperoleh pengetahuan yang berasal sehubungan dengan diri seseorang dan
dari diri sendiri. orang lain. Pengetahuan tentang kaidah
Persatuan Indonesia, Sila persatuan moral yang didapatkan dalam pendidikan
indonesia memiliki makna bahwa kita moral atau etika di sekolah-sekolah saat ini
sebagai pelajar maupun sebagai pengajar semakin ditinggalkan. Sebagian orang
diharapkan untuk bersatu. Meskipun di mulai tidak memperhatikan lagi bahwa
lingkungan masyarakat kita berbeda pendidikan tersebut berdampak pada
kebudayaan, agama yang dianut, ras yang perilaku seseorang.
dimiliki, suku bangsa dan perbedaan Dalam menghadapi masalah yang
lainnya. Namun, diantara semua perbedaan begitu rumit dan komplek seperti di atas
itu masih ada persamaan diantara dibutuhkan pendidikan karakter yang
masyarakat yaitu kita adalah warga negara dibangun melalui pendidikan, yang
Indonesia yang berpegang pada pancasila melibatkan berbagai elemen bangsa
sebagai pedoman dalam kehidupan. Peran terlebih sebagai pemangku kepentingan
sila ini dalam pendidikan adalah dalam segi seperti pendidikan pancasila misalnya.
pembelajaran di lingkungan sekolah yang Pendidikan pancasila diharapkan mampu
harus selalu berpedoman dengan menghadirkan karakter generasi muda
kurikulum yang sama yang ditetapkan oleh yang tidak hanya cerdas namun juga
negara. berkarakter. Pendidikan pancasila
Kerakyatan yang dipimpin oleh sangatlah penting bagi para generasi muda
hikmat kebijaksanaan dalam Indonesia agar dapat terbentuk karakter
permusyawaratan perwakilan, pada sila yang unggul dan berakhlak mulia. Sehingga
keempat ini kita diajarkan untuk mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan
melakukan demokrasi, teutama dalam dan santun dalam bermasyarakat
melakukan musyawarah agar dapat berbangsa dan bernegara. Karena karakter
menerima pendapat orang lain dan merupakan nilai- nilai perilaku manusia
menjadi kesepakatan umum. Dalam bidang yang berhubungan dengan Tuhan Yang
pendidikan sendiri sila ini dapat menjadi Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
pedoman untuk mengambil keputusan. lingkungan, dan kebangsaan, yang
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
Indonesia, pada sila kelima mengajarkan perhatian, dan perbuatan berdasarkan
bahwa seorang pemimpin harus berlaku norma–norma agama, hukum, tatakrama,
adil untuk seluruh anggotanya . Di dalam budaya dan adat istiadat (Damanhuri,
bidang pendidikan sila kelima ini berperan 2016). Sehingga tidak akan ada lagi tindak
dalam pengajaran contohnya guru tidak kriminal seperti kasus korupsi dan lainnya.
boleh membeda-bedakan murid yang satu Pendidikan pancasila merupakan
dengan yang lainnya. Seorang guru satu aspek penting untuk membangun
haruslah bersikap adil kepada seluruh karakter generasi bangsa. Hampir semua
muridnya. bangsa menempatkan pembangunan
Pendidikan di Indonesia saat ini pendidikan sebagai prioritas utama dalam
cenderung lebih mengedepankan Program Pembangunan Nasional. Sumber
penguasaan aspek keilmuan dan daya manusia yang bermutu yang

Amanda Ramadhan F & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 189


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

merupakan Produk Pendidikan dan kesatuan, perdamaian, gotong royong di


merupakan kunci keberhasilan suatu dalam masyarakat dengan mengutamakan
Negara. Oleh sebab itu pendidikan sangat kehidupan bersama daripada hanya
diharuskan sekali karena memberikan melihat perbedaan yang ada. Membangun
peranan yang sangat penting baik itu untuk sikap mentalitas yang kuat berlandaskan
diri sendiri, orang lain ataupun Negara. Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
Pendidikan karakter berfungsi bernegara dalam era perubahan yang
mengembangkan potensi dasar agar supercepat seperti sekarang ini sangat
berhati baik, berpikir baik, dan berprilaku menentukan kemajuan dan keberhasilan
baik; memperkuat dan membangun bangsa Indonesia.
perilaku bangsa yang multikultur; Untuk menaikkan kualitas
meningkatkan peradaban bangsa yang pendidikan indonesia seperti: banyaknya
kompetitif dalam pergaulan dunia. lembaga pendidikan, fasilitas yang
Keberhasilan penanaman nilai-nilai memadai dan merata di indonesia, dan
Budaya dan Karakter Bangsa akan agar dapat meningkatkan sumber daya
berdampak terhadap penciptaan daya manusia yang lebih unggul dan
saing dan karakter luhur kehidupan berlandaskan pancasila didalamnya. Sistem
berbangsa dan bernegara pada masa Pendidikan dalam metode belajar
depan. Mempunyai generasi bangsa mengajar harus didasarkan dengan nilai-
tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, nilai Pancasila agar teratur dan tearah
bermoral, bertoleransi, bergotong royong, prosesnya sehingga mewujudkan tujuan
berjiwa patriotik, berkembang dinamis, Pendidikan yang sebenarnya. Rendahnya
berorientasi ilmu pengetahuan dan kualitas Pendidikan Indonesia yaitu
teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman efektivitas yang masih rendah, efesiensi
dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa pengajaran Indonesia, dan standarisasi
berdasarkan Pancasila. Pendidikan Indonesia yang sering disalah
artikan. Jika Pendidikan di Indonesia
KESIMPULAN berkualitas maka sangat bermanfaat bagi
Membumikan dan mengamalkan sumber daya manusia.
nilai-nilai Pancasila harus selalu Suatu cara yang sangat tepat untuk
diupayakan dan dilaksanakan untuk memberikan pondasi moral anak bangsa
membangkitkan semangat Pancasila pada adalah dengan pendidikan karakter yang
setiap diri warga negara agar lebih berdasar Pancasila. Pada intinya
memahami, mengerti, dan mampu pendidikan karakter Pancasila ini
mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam bertujuan membentuk bangsa yang
kehidupan sehari-hari. tangguh, kompetitif, berakhlah mulia,
Kebanggaan memiliki Pancasila bermoral, bertoleransi, bergotong royong,
merupakan nilai utama yang harus berjiwa patriotik, berkembang dinamis,
ditanamkan kepada warga negara. Nilai- berorientasi ilmu pengetahuan dan
nilai yang terkandung dalam Pancasila teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman
bersifat universal sehingga cakupannya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
sangatlah luas yang meliputi persatuan, berdasarkan Pancasila.

DAFTAR PUSTAKA
Adha, M. M., & Susanto, E. (2020). Kekuatan Nilai-nilai Pancasila dalam Membangun
Kepribadian Masyarakat Indonesia. Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan,
15(01), 121-138.

Amanda Ramadhan F & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 190


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 5 No.1 Juni 2021
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

Anggraini, D., Fathari, F., Anggara, J. W., & Al Amin, M. D. A. (2020). Pengamalan nilai- nilai
Pancasila bagi generasi milenial. Jurnal Inovasi Ilmu Sosial dan Politik (JISoP), 2(1), 11-
18.
Asmaroini, A. P. (2016). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Bagi Siswa Di Era Globalisasi.
Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, 4(2), 440-450.
Damanhuri, D., Bahrudin, F. A., Legiani, W. H., & Rahman, I. N. (2016). Implementasi Nilai- Nilai
Pancasila Sebagai Upaya Pembangunan Karakter Bangsa. Untirta Civic Education
Journal, 1(2).
Dewantara, J. A., & Nurgiansah, T. H. (2021). Building Tolerance Attitudes Of PPKN Students
Through Multicultural Education Courses. Jurnal Etika Demokrasi, 6(1), 103–115.
Dewantara, J. A., Nurgiansah, T. H., & Rachman, F. (2021). Mengatasi Pelanggaran Hak Asasi
Manusia dengan Model Sekolah Ramah HAM (SR-HAM). Edukatif: Jurnal Ilmu
Pendidikan, 3(2), 261–269.
Handitya, B. (2019). Menyemai Nilai Pancasila Pada Generasi Muda Cendekia. ADIL Indonesia
Journal, 1(2).
HusinAffan, M., & Maksum, H. (2016). Membangun Kembali Sikap Nasionalisme Bangsa
Indonesia Dalam Menangkal Budaya Asing Di Era Globalisasi M. Jurnal Pesona Dasar, 3(4),
65–72.
Kariyadi, D. (2017). Membangun Kepemimpinan Berbasis Nilai-Nilai Pancasila Dalam
Perspektif Masyarakat Multikultural. Citizenship Jurnal Pancasila Dan
Kewarganegaraan, 5(2), 86-96.
Lestari, E. Y. (2019). Menumbuhkan kesadaran nasionalisme generasi muda di era globalisasi
melalui penerapan nilai-nilai Pancasila. ADIL Indonesia Journal, 1(1).
Nugroho, I. (2010). NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI FALSAFAH PANDANGAN HIDUP
BANGSA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DAN
PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HIDUP. Jurnal Konstitusi, 3(2), 107-128.
Nurgiansah, T. H. (2020). Fenomena Prostitusi Online Di Kota Yogyakarta Dalam Persfektif
Nilai Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab. Jurnal Kewarganegaraan, 17(1), 27–34.
https://doi.org/10.24114/jk.v17i1.14208
Nurgiansah, T. H. (2021). Pendidikan Pancasila. In Solok: CV Mitra Cendekia Media.
Putri, A. L., Charista, F. D. F., Lestari, S., & Trisiana, A. (2020). Implementasi Pancasila Dalam
Pembangunan Dibidang Pendidikan. TERAMPIL: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Dasar, 7(1), 13-22.
Rahman, A. (2018). Nilai Pancasila Kondisi Dan Implementasinya Dalam Masyarakat Global.
Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 3(1), 34-48.
Shofa, A. M. I. A., Kodir, A., Alfaqi, M. Z., & Subekti, A. (2019). Wanua Nusantara: Praktik
Pembumian Nilai-Nilai Pancasila di Kalangan Generasi Muda. Jurnal Praksis dan
Dedikasi Sosial (JPDS), 1-5.
Suwartini, S. (2018). Pendidikan karakter dan pembangunan sumber daya manusia
keberlanjutan. Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 4(1).
Widiyaningrum, W. Y. (2019). Menumbuhkan Nilai Kesadaran Pancasila di Kalangan Generasi
Muda: Kajian Teoritis. JISIPOL| Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 3(3), 69- 78.

Amanda Ramadhan F & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan Indonesia 191

Anda mungkin juga menyukai