Anda di halaman 1dari 11

ATTHULAB:

Islamic Religion Teaching & Learning Journal


Volume ... Nomor ... Tahun ...
http://journal.uinsgd.ac.id./index.php/atthulab/

Sumber dan Jenis-Jenis Nilai Karakter yang Ditanamkan pada


Peserta Didik

Aghnia Nurfadillah1), Ahmad Gufrhan2) dan Elis Syarifah3)


1)
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Jl. Cimincrang, Cimenerang, Kec.
Gede Bage, Kota Bandung, Indonesia, 40292
Email: aghniafadillah6@gmail.com
2)
Email: gufrhanahmad@gmail.com
3)
Email: elissyarifah.30@gmail.com

Abstract: The purpose of this study is to describe the sources and types of character values
instilled in students. This research is in the form of library-based research (library research)
with a qualitative approach. This library research was carried out by examining various literary
literature, both in the form of books, reports on previous research results, and websites that
focused on disclosing the concept of sources and types of character values instilled in learners.
After all research data has been collected, then analyzed, interpreted and packaged into a
comprehensive explanation. The results of the study explain that character education is a
system of instilling character values in school members which includes components of
knowledge, awareness or will, and actions to carry out these values, both towards God
Almighty (YME), oneself, others, environment, and nationality so that they become human
beings with high moral qualities. The sources of character values are religion, Pancasila,
culture, media, education.
Keywords:
Education, Values, Character

Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk menguraikan tentang sumber dan jenis-jenis nilai
karakter yang ditanamkan pada peserta didik. Penelitian ini berupa riset berbasis
Pustaka (library research) dengan pendekatan kualitatif, penelitian kepustakaan ini
dilakukan dengan mengkaji berbagai literatur kepustakaan, baik berupa buku, laporan
hasil penelitian terdahulu, maupun website yang difokuskan pada pengungkapan
konsep sumber dan jenis-jenis nilai karakter yang ditanamkan pada peserta didik.
Setelah semua data penelitian terkumpul, kemudia dilakukan analisis,
diinterpretasikan kemudian dikemas menjadi penjelasann yang komprehensif. Hasil
penelitian menjelaskan bahwa Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman
nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik
terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun
kebangsaan sehingga menjadi manusia yang berkualitas akhlaknya. Sumber-sumber
nilai karakter yaitu agama, Pancasila, budaya, media, pendidikan.

Kata Kunci:
Pendidikan, Nilai, Karakter

1
Judul artikel

PENDAHULUAN
Peristiwa yang muncul dalam kehidupan berbangsa semakin maraknya
kriminalitas, tingginya kasus korupsi, dan penegakan hukum yang sepertinya
masih jauh dari harapan nilai keadilan. Kejadian tersebut memberi kesan
seakan-akan bangsa kita sedang mengalami krisis etika dan krisis kepercayaan
diri yang berkepanjangan. Peristiwa demi peristiwa di atas menunjukkan
segelintir sebuah kegagalan dalam bidang pendidikan.
Ada beberapa alasan dasar untuk kepentingannya pembangunan karakter
bangsa, baik filosofis maupun ideologis, normatif, historis dan sosiokultural.
filosofis, Membangun karakter bangsa merupakan kebutuhan dasar dalam
proses kebangsaan, karena hanya bangsa yang memiliki karakter dan identitas
yang kuat yang akan bisa membangun peradaban emas bagi Indonesia.
Secara ideologis, pembangunan karakter adalah bisnis mewujudkan
ideologi pancasila dalam kehidupan berbangsa dan negara bagian. Biasanya
pembangunan karakter bangsa merupakan indikasi nyata dari langkah-langkah
yang diambil untuk mencapai tujuan negara, yaitu melindungi segenap bangsa
Indonesia dan segenap tumpah darahnya Indonesia; promosi kebaikan
bersama; mendidik hidup Bangsa; berpartisipasi atas dasar pelaksanaan
tatanan dunia Kemandirian, perdamaian berkelanjutan dan keadilan sosial.
Historis Membangun karakter bangsa merupakan proses inti yang dinamis
Nasionalisme yang muncul terus-menerus sepanjang waktu sejarah, dan pada
masa kolonial dan kemerdekaan. Ramah sosial budaya, pembangunan karakter
bangsa adalah salah satunya kebutuhan bangsa yang multikultural.(Jurusan et
al., 2010)
Pada penelitian terdahulu Menurut Dra Mardiah Baginda dalam
artikelnya yang berjudul Nilai-nilai pendidikan berbasis karakter pada
pendidikan dasar dan menengah yang berisi menanamkan nilai-nilai religious,
jujur, disiplin, toleransi, mandiri, demokratis, kera keras, kreatif, rasa ingin
tahu, menghagai prestasi dan membuat strategi dalam menanamkan nilai-nilai
pendidikan karakter bagi siswa dengan cara Memasukkan pendidikan karakter
ke dalam semua mata pelajaran di sekolah, Membuat slogan-slogan atau yel-yel
yang dapat menumbuhkan kebiasaan semua masyarakat sekolah untuk
bertingkah laku yang baik.(Baginda, 2018)
Pada penelitian lain Menurut Nuraini Asrianti 2012 dalam artikelnya yang
berjudul mengembangkan karakter peserta didik berbasis kearifan local melalui
pembelajaran di sekolah yang berisi guru harus mampu merancang program
pembelajaran dengan memperhatikan ranah afektif sebagai salah satu
karakteristik manusia dalam hasil belajar, walau memerlukan waktu yang
lama. Terintegrasinya pendidikan karakter dalam muatan keunggulan lokal
pada proses pembelajaran, akan sesuai dengan lingkungan yang ada dan
dialami peserta didik dalam rangka mengaitkan pembelajaran dengan kejadian
nyata sehingga dapat menciptakan proses pembelajaran yang bermakna.
(Asriati, 2012)
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu penelitian
sekarang lebih fokus membahas sumber dan jenis-jenis nilai karakter yang
ditanamkan pada peserta didik.

2 Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal ... (...) ...
Penulis Kesatu, Penulis Kedua dan Penulis Ketiga

METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan
(library research). Penelitian kepustakaan bertujuan untuk mengumpulkan data
atau informasi yang terdapat di perpustakaan guna dijadikan sebagai dasar
kegiatan penelitian (Raihan, 2017). Penelitian kepustakaan ini dilakukan
dengan mengkaji berbagai literatur kepustakaan, baik berupa buku, laporan
hasil penelitian terdahulu, maupun website yang difokuskan pada
pengungkapan konsep masyarakat, kebudayaan, dan sekolah.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Pendidikan karakter bagi peserta didik akhir-akhir ini mendapat
perhatian khusus dari Kementerian Pendidikan Nasional dan jajarannya, serta
ahli-ahli kependidikan, dan sampai pada kesimpulan bahwa pendidikan
karakter peserta didik perlu ditingkatkan. Dengan kata lain, bangsa kita
menginginkan terbentuknya generasi penerus bangsa yang berkarakter dan
berkualitas akhlaknya sekaligus cerdas intelektualnya. Banyak contoh anak
didik yang cerdas, tetapi kualitas akhlaknya kurang baik, maka mereka tidak
dapat diharapkan untuk menjadi generasi penerus yang dapat membangun
bangsa kita.
Penelitian di Harvard University Amerika menunjukkan kesuksesan
seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan
teknis (hard skill), tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain
(soft skill). Hal ini mengisyaratkan bahwa karakter yang baik sangat penting
dimiliki peserta didik karena otak yang hebat tanpa disertai kepribadian yang
baik sulit diterima di masyarakat nasional maupun internasional.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter
kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau
kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilainilai tersebut, baik terhadap
Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun
kebangsaan sehingga menjadi manusia yang berkualitas akhlaknya.(Salirawati,
2012)

Sumber-Sumber Nilai Karakter


Ada beberapa sumber-sumber pendidikan karakter yang ditetapkan oleh
kementrian pendidikan nasional (kemendiknas, 2010:7-9): diantaranya:
1. Agama
Sudah kita ketahui bersama bahwa Agama merupakan sumber
pembentukan karakter yang utama. Karena didalamnya berisi tuntunan
bagaimana cara kita bersikap, berucap, dan berperilaku yang sesuai dengan
norma dan etika. Oleh karenanya agama sudah sedemikian rupa mengatur
kehidupan sehari-hari umatnya, baik kehidupan pribadi, kehidupan
bermasyarakat, serta kehidupan berbangsa dan bernegara. Di dalam agama
Islam, karakter atau nilai yang sangat dijunjung tinggi adalah karakter yang
luar biasa dan tercermin dalam akhlak Nabi kita, Nabi Muhammad SAW,

Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal ... (...) ... 3
Judul artikel

meliputi sikap sidiq, Amanah, Tabligh, dan Fatonah. Selain dari 4 karakter
tersebut, Islam sangat menjungjung nilai kesabaran dan ketangguhan yang
seharusnya senantiasa kita implementasikan dalam kehiduapan sehari-hari.
Tentunya atas dasar pertimbangan tersebut, maka agama harus dijadikan
dasar pembentukan nilai-nilai karakter. (Burhanuddin, 2015)
2. Pancasila
Pancasila mengatur prinsip-prinsip kebangsaan dan kenegaraan yang dianut
oleh NKRI. Di dalam Pembukaan UUD 1945, dijabarkan tentang isi dari
kelima sila Pancasila. Kelima sila tersebut mengandung nilai-nilai yang
mengatur kehidupan politik, ekonomi, hukum, budaya, seni, dan
kemasyarakatan. Nilai karakter yang bersumber dari pancasila ini
diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang
berbudi luhur, dan mampu lebih baik di kehidupan mendatang.
Merealisasikan nilai-nilai Pancasila dalam bidang kehidupan berbangsa
dan bernegara merupakan kewajiban moral bagi setiap warga negara,
tidak terkecuali mahasiswa. berkenaan dengan nilai Pancasila yang perlu
ditanamkan pada diri mahasiswa agar menjadi warga Negara yang baik dan
cerdas adalah berlandaskan kepada lima sila Pancasila, yaitu nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Selanjutnya, Erna Octavia (Sekpro PPKn) mengatakan bahwa karakter
individu yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila sebagai berikut: (1) karakter
yang bersumber dari olah hati, antara lain beriman dan bertakwa, jujur,
amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggung jawab, berempati, berani
mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik;
(2) karakter yang bersumber dari olah pikir antara lain cerdas, kritis, kreatif,
inovatif, ingin tahu, produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif.
Adapun secara rincinya adalah: (1) hubungannya dengan Tuhan, yaitu
religius. Pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu
berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan/atau ajaran agamanya; (2)
hubungannya dengan diri sendiri, yaitu jujur, bertanggung jawab, bergaya
hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wirausaha, berpikir
logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, ingin tahu, cinta ilmu; (3)
hubungannya dengan sesama, yaitu sadar akan hak dan kewajiban diri dan
orang lain, patuh pada aturan sosial, menghargai karya dan prestasi orang
lain, santun, demokratis; (4) hubungan dengan lingkungan, yaitu peduli
akan sosial dan lingkungan ditunjukkan dengan sikap dan tindakan selalu
berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan; dan (5) nilai kebangsaan, yaitu nasionalis
dan menghargai keberagaman.(Octavia & Rube’i, 2017)
3. Budaya
Sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup
bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui
masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam pemberian
makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota

4 Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal ... (...) ...
Penulis Kesatu, Penulis Kedua dan Penulis Ketiga

masyarakat itu. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan


masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan
budaya dan karakter bangsa. Budaya ini cenderung pada implentasinya,
harus di praktikkan sehingga titk beratnya bukan pada teori.
4. Media
Media merupakan salah satu sumber memperoleh jenis nilai karakter
bagi peserta didik. Media yang menjadi perhatian public, baik itu media
masa, baik media cetak maupun elektronik, harus melalui seleksi yang ketat
bagaimana efek positif ataupun negative yang disampaikan. Sebagai contoh
televise atau film. Film merupakan media penyampaian pesan melalui
gambar dan gerak menggunakan pemanfaatan teknologi yang didalamnya
tidak hanya mengandung nilai hiburan tetapi mengandung nilai pendidikan
yang ingin disampaikan. Pesan–pesan tersebut menggambarkan kondisi dan
situasi di kehidupan nyata. Sehingga film yang tayang ini harus memuat
nilai-nilai yang sesuai dengan norma dan tidak mempertontonkan sikap atau
perilaku negative yang takutnya akan menjadi contoh yang ditiru
penontonnya. (Putri et al., 2021)
Tontonan yang tayang diberbagai media elektronik ini biasanya mudah
diakses oleh peserta didik seperti contoh melalui smartphone. Di zaman
sekarang peserta didik dengan mudah melihat tayangan dari berbagai
platform baik itu Whatsapp, Youtube, Tiktok, instagram ataupun platform
lainnya. Sehingga orang tua haruslah memberikan konten yang mendidik
dan membangun karakter anaknya. Sebagai contoh Film Nussa dan Rara dan
film Upin Ipin.(Putri et al., 2021) Film kartun ini sangat digemari oleh anak-
anak Karena film ini tidak hanya menyuguhkan alur cerita yang menarik,
namun juga gambar dan efek suara yang dapat menciptakan suasana
menyenangkan bagi anak-anak. Nussa ini digambarkan sebagai tokoh
penyandang disabilitas, tapi meskipun begitu dia tetap semangat menjalani
kehidupannya.
Nilai-nilai positif atau nilai-nilai moral yang terkandung dalam film
Nussa diantaranya:
a. Adab bertanya kepada orang yang lebih tahu karena dalam hidup ini
manusia harus selalu belajar untuk menambah pengetahuan yang ada
dalam dirinya yaitu dengan bertanya kepada orang yang lebih tahu.
Dalam film Nussa dan Rara nilai adab bertanya kepada orang yang lebih
tahu Nampak pada kegiatan ketika Nussa bertanya kepada Umma nya
terkait 3 S. (Nussa : Umma…….3 S maksudnya gimana sih??) Dari
percakapan tersebut menunjukan bahwa pada diri Nussa terdapat rasa
ingin tahu sehingga dia menanyakan hal tersebut kepada umanya. Hal
tersebut sesuai dengan ajaran Islam yang menganjurkan untuk bertanya
kepada orang yang lebih tahu. Sebagaimana dalam Firman Allah SWT
dalam Q.S. An- Nahl 16;43. Tidak diragukan bahwa bertanya juga
mempunyai adab di dalam Islam. Para ulama telah menjelaskan tentang
adab bertanya ini. Mereka mengajarkan bahwa pertanyaan harus
disampaikan dengan tenang, penuh kelembutan, jelas, singkat dan

Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal ... (...) ... 5
Judul artikel

padat, juga tidak menanyakan pertanyaan yang sudah diketahui


jawabannya
b. Adab memanggil dengan sebutan nama yang baik. Dalam film ini adab
kesopanan tergambar dengan memanggil nama yang baik kepada orang
lain dan merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar
dan hal ini sudah dianggap menjadi nilai-nilai kesopanan dalam
menghormati orang lain. Tak heran bila Rasulullah SAW selalu
mengajurkan untuk memanggil teman dengan nama yang paling
disenangi. Tetapi banyak juga kita temukan saat ini orang memanggil
kepada orang yang lebih tua dengan sebutan nama saja tanpa embel-
embel seperti mas, mbak, kakak, dan sebaginya. Sehingga menimbulkan
kesan kurang sopan terhadap orang yang lebih tua.tidak jarang juga kita
temukan memanggil orang lain dengan nama julukanya, bukan
memanggil dengan nama aslinya. Mulai dari memanggil berdasarkan
kekuranganya secara fisik maupun panggilan tidak baik lainnya yang
dianggap sudah wajar. Apabila julukan itu baik dan menyengakan maka
itu diperbolehkan tetapi seringkali panggilan tersebut adalah panggilan
yang kurang baik dan tidak menyengkan bagi orang yang dipanggil.
(Abdusshomad & Suparman, 2008)
Film ini memiliki pesan moral yang sangat bagus sehingga film ini bisa
digunakan sebagai media penanaman nilai-nilai karakter dalam kehidupan
sehari-hari,misalnya nilai-nilai sungguh-sungguh, nilai tata krama, dan
nilai-nilai keteladanan dalam lingkungan kita. Tujuannya agar budaya
menghormati, menghargai dan nilai sopan santun terhadap sesama tetap
membudaya sebagai wujud karakter khas luhur bangsa kita.(Purnama,
2020) (Pebriandini, 2021)
5. Pedidikan
Pendidikan merupakan sebuah penguatan nilai budaya, sosial
antarmasyarakat, dan perkembangan ilmu pengetahuan dalam
mengukuhkan peradaban bangsa Indonesia. Selain itu, pendidikan juga
sebagai sumber karakter yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Sumber tersebut diperoleh dengan melaksanakan pendidikan formal baik di
Sekolah Dasar, menengah, maupun sekolah tinggi. Sekolah ini sebagai
sarana bagi peserta didik untuk bisa membentuk karakter dan menjalankan
fungsi perannya sebagai generasi mendatang yang bertanggung jawab
terhadap bangsa dan agamanya
Untuk kepentingan pendidikan karakter sekolah diharuskan untuk
mengembangkan sejumlah nilai yang penting untuk di miliki oleh setiap
peserta didiknya. Dalam perspiktif Lickona, nilai yang di anggap penting
untuk dikembangkan menjadi karakter ada dua, yaitu respect (hormat) dan
responsibility (tanggung jawab). Lickona menganggap kedua nilai tersebut
penting untuk membangun pribadi yang sehat dan masyarakat yang
manusiawi serta demokratis dalam dunia yang lebih adil dan damai
(Lickona, 1991). Perihal pendidikan ini sebetulnya tidak hanya dalam
lingkup sekolah, tetapi juga dalam lingkup sosial masyarakat. Lingkungan
dapat memberikan 2 hal bagi peserta didik, bisa memberi pengaruh yang

6 Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal ... (...) ...
Penulis Kesatu, Penulis Kedua dan Penulis Ketiga

mendidik atau bahkan tidak mendidik. Masyarakat yang “sehat” tentunya


turut membantu guru dalam mendidik anak-anak dan generasi muda.

Dari kelima sumber itu maka pelaksanaan pendidikan karakter dapat


diselenggarakan oleh masyarakat, melalui lembaga agama dan pranata sosial-
kebudayaan, serta diselenggarakan oleh pemerintah melalui jalur pendidikan
formal.Baik yang diselenggarakan oleh masyarakat maupun pemerintah.
keduanya merupakan satu kesatuan yang saling terkait. Sumber-sumber
pendidikan karakter itu menunjukkan bahwa setiap elemen berperan sesuai
fungsi sosial masing-masing. Yang dibentuk dalam tiap elemen itu adalah
manusia atau warga bangsa, sehingga ia dibentuk melalui nilai-nilai partikular
baik dalam agama maupun kebudayaan, perlu ada nilai bersama (common
value/common platform) sebagai acuan utama pengembangan pendidikan
karakter.

Jenis-Jenis Nilai Karakter yang Ditanamkan pada Peserta Didik


Ada 18 jenis nilai karakter yang perlu ditanamkan pada peserta didik,
diantaranya:
a. Nilai Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup
rukun dengan pe,eluk agama lain. Nilai religius dalam kurikulum 2013
diarahkan pada aspek sikap spiritual yang dipahami sebagai cara pandang
tentang hakikat diri termasuk menghargai dan menghayati ajaran agama
yang di anut. Sikap spiritual mencangkup suka berdoa, senang menjalankan
ibadah sholat, senang mengucapkan salam, selalu bersyukur. Berdasarkan
hasil penelitian, bahwa pembinaan nilai religius pada umumnya sudah
dilaksanakan sejak dulu, akan tetapi pembinaan nilai karakter dilakukan
melalui pembiasaan dalam kegiatan-kegiatan sekolah, baik yang akademik
maupun non akademik.
b. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tidakkan, dan pekerjaan.
Kejujuran lebih mengedepankan aspek perilaku dalam bentuk tindakan
ketimbang banyak berbicara. Pengembangan nilai kejujuran selalu di
tekankan kepada peserta didik melalui perbuatan atau tindakan sehari-hari.
Allah SWT. Berfirman dalam (Q.S Tathfif: 1), yang artinya: “Celakalah
orang-orang yang curang dalam timbangan/takaran”.
c. Toleran
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya
d. Disiplin
Disiplin merupakan sebuah sikap atau perilaku yang dimiliki oleh seorang
individu yang menunjukkan adanya kepatuhan, ketaatan, dan ketertibatan
terhadap aturan dan norma kehidupan yang berlaku.Nilai disiplin dalam
pendidikan karakter merupakan nilai yang dikembangkan melalui tindakan

Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal ... (...) ... 7
Judul artikel

dengan patuh terhadap tata tertib atau peraturan yang diterapkan.(Melati et


al., 2021)
Indikator karakter disiplin menurut Patmawati adalah (1) datang
tepat waktu, (2) patuh pada tata tertip atau aturan bersama/sekolah, (3)
mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan,
dan (4) mengikuti kaiadah berbahsa yang baik dan benar. Indikator
menurut Prastika (2018) adalah (1) datang ke sekolah dan pulang dari
sekolah tepat waktu, (2) patuh pada tata tertip atau aturan sekolah, (3)
mengerjakan setiap tugas yang diberikan,(4) mengumpulkan tugas tepat
waktu, mengikuti kaidah berbahasa yang baik dan benar, (5) memakai
seragam sesuai ketentuan yang berlaku, dan (6) membawa perlengkapan
belajar sesuai dengan mata pelajaran. (Patmawati, 2018)
e. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas. Sikap mandiri dapat ditumbuh-kembangkan sejak
kecil, seperti membiasakan diri melakukan segala sesuatu dengan
kemampuan dan usaha sendiri. Peserta didik harus selalu dibiasakan
dengan memakai sepatu sendiri dan mengambil segalah sesuatu yang
menjadi miliknya dengan tangan sendiri, tidak sedikit meminta bantuan
orang tua untuk di ambilkan.
f. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinyadan orang lain. Demokratis berhubungan dengan ide atau
pandangan bahwa semua orang harus diperlakukan sama. pengembangan
nilai demokratis selalu dimulai dari aktivitas peserta didik melalui
pembiasaan yang mencerminkan nilai demokratis yang selalu berpikir
positif, menunjukan sikap hormat sesama, selalu mendengarkan setiap
pandangan walaupun berbeda, selalu menghindari perlakuan yang bernada
pelecehan dan merendahkan termasuk kepada peserta didik.
g. Nilai Rasa Ingin Tahu
Nilai rasa ingin tahun adalah Sikap dan tindakan yang sealu berupaya
untuk mengetahui lebih dalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,
dilihat, dan didengar.Pengembangan nilai rasa ingin tahu dalam
pendidikan karakter dimulai dengan selalu melibatkan aktivitas belajar dan
lingkungan pada peserta didik. Dalam aktivitas yang merupakan langkah
pembiasaan, peserta didik selalu senang mengeksplorasi, belajar, dan
menemukan hal-hal baru yang belum di temukan sebelumnya.
h. Nilai Semagat Kebangsaan
Merupakan cara berfikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri
sendiri.Pengembangan nilai semangat kebangsaan pada dasarnya
merupakan bagian dari pendidikan karkter yang harus mampu di
kembangkan setiap peserta didik sebagai generasi bangsa. Salah satu
kegiatan yang selalu dilakukan dalam menumbuhkan nilai semangat
kebangsaan yaitu upacara bendera setiap hari senin, perayaan hari-hari

8 Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal ... (...) ...
Penulis Kesatu, Penulis Kedua dan Penulis Ketiga

besar nasional, hari kemerdekaan RI, hari pendidikan nasional, dan hari
Kartini.
i. Kerja keras
Perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya.
j. Kreatif
Berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru
dari sesuatu yang telah dimiliki.
k. Cinta tanah air
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukan kesetian,kepedulian,
dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial,
budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
l. Menghargai prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui keberhasilan orang lain.
Pembiasaan menghargai prestasi tidak semata hanya kepada anak yang
mendapat juara pada saat lomba, tetapi saat proses pembelajaran
berlangsung, guru selalu memberikan pujian kepada anak yang berhasil
dalam proses pembelajaran
m. Bersahabat/ Komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senagn berbicara, bergaul, dan bekerja
sama dengan orang lain.
n. Cinta damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa
senang dan aman atas kehadiran dirinya.
o. Gemar membaca
Kebiasan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya. Tradisi membaca yang sudah masuk
dalam program sekolah dan juga Dinas Pendidikan Kota yakni program
literasi selama 15 menit sebelum mulai kegiatan pembelajaran dalam kelas
p. Peduli lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam disekitarnya, dan mengembangkan upayaupaya untuk
memperbaiki kerusakan alam sudah terjadi.
q. Peduli social
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
r. Tanggung jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibanya,
yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan, (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
(YALIDA, 2019) Indikator tanggung jawab menurut Triyani dkk adalah, (1)
mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah dengan baik, (2) bertanggung
jawab terhadap setiap perbuatan, (3) melakukan piket sesuai dengan jadwal

Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal ... (...) ... 9
Judul artikel

yang telah ditetapkan, dan (4) mengerjakan tugas kelompok secara bersama-
sama.(Triyani et al., 2020)

SIMPULAN
Pendidikan karakter bagi peserta didik akhir-akhir ini mendapat perhatian
khusus dari Kementerian Pendidikan Nasional dan jajarannya, serta ahli-ahli
kependidikan, dan sampai pada kesimpulan bahwa pendidikan karakter
peserta didik perlu ditingkatkan. Banyak contoh anak didik yang cerdas, tetapi
kualitas akhlaknya kurang baik, maka mereka tidak dapat diharapkan untuk
menjadi generasi penerus yang dapat membangun bangsa kita. Pendidikan
karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga
sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang
Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan
sehingga menjadi manusia yang berkualitas akhlaknya. Sumber-sumber
karakter yaitu agama, Pancasila, budaya, media, Pendidikan. Dari kelima
sumber itu maka pelaksanaan pendidikan karakter dapat diselenggarakan oleh
masyarakat, melalui lembaga agama dan pranata sosial-kebudayaan, serta
diselenggarakan oleh pemerintah melalui jalur pendidikan formal.Baik yang
diselenggarakan oleh masyarakat maupun pemerintah. Keduanya merupakan
satu kesatuan yang saling terkait. Sumber-sumber pendidikan karakter itu
menunjukkan bahwa setiap elemen berperan sesuai fungsi sosial masing-
masing.

REFERENSI
Abdusshomad, M., & Suparman. (2008). Etika bergaul di tengah gelombang
perubahan: kajian kitab kuning. Khalista.
Asriati, N. (2012). Mengembangkan karakter peserta didik berbasis kearifan
lokal melalui pembelajaran di sekolah. Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan
Humaniora, 3(2).
Baginda, M. (2018). Nilai-Nilai Pendidikan Berbasis Karakter pada Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jurnal Ilmiah Iqra’, 10(2), 1–12.
https://doi.org/10.30984/jii.v10i2.593
Burhanuddin, A. (2015). Sumber-Sumber Pendidikan Karakter.
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2015/01/17/sumber-sumber-
pendidikan-karakter-3/
Jurusan, D., Stain, D., Qaimuddin, S., Abstrak, K., Induk, D., & Karakter, P.
(2010). PENDIDIKAN KARAKTER Nurdin. 69–89.
Lickona, T. (1991). Moral development in the elementary school classroom.
Handbook of Moral Behavior and Development, 3, 143–161.
Melati, R. S., Ardianti, S. D., & Fardani, M. A. (2021). Analisis Karakter Disiplin
dan Tanggung Jawab Siswa Sekolah Dasar pada Masa Pembelajaran
Daring. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(5), 3062–3071.
https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/1229
Octavia, E., & Rube’i, M. A. (2017). Penguatan pendidikan karakter berbasis
pancasila untuk membentuk mahasiswa prodi PPKN menjadi warga

10 Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal ... (...) ...
Penulis Kesatu, Penulis Kedua dan Penulis Ketiga

negara yang baik dan cerdas [The strengthening of character education


based on Pancasila to form a student of PPKn major to be a good and
intelligent citiz. Social Horizon: Journal of Social Education/ Sosial Horison:
Jurnal Pendidikan Sosial, 4(1), 111–124.
https://journal.ikippgriptk.ac.id/index.php/sosial/article/download/
427/409
Patmawati, S. (2018). Penerapan Pendidikan Karakter Disiplin Dan Tanggung
Jawab Siswa di SD Negeri No. 13/1 Muara Bulian. Jurnal Penerapan
Pendidikan Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab Siswa Di Sd Negeri No. 13/1
Muara Bulian.
Pebriandini, N. (2021). Analisis nilai-nilai karakter anak dalam film kartun
animasi Nussa dan Rarra. Jurnal Edukasi, 1(1), 51–59.
Purnama, M. N. A. (2020). Nilai-nilai pendidikan moral (santun dan hormat
pada orang lain) dalam film animasi nussa dan rara (dalam episode kak
nussa). SCAFFOLDING: Jurnal Pendidikan Islam Dan Multikulturalisme, 2(1),
38–48.
Putri, R., Murtono, M., & Ulya, H. (2021). Nilai-nilai pendidikan karakter film
animasi Upin dan Ipin. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 7(3), 1253–1263.
Salirawati, D. (2012). Percaya Diri, Keingintahuan, Dan Berjiwa Wirausaha: Tiga
Karakter Penting Bagi Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Karakter, 3(2), 213–
224. https://doi.org/10.21831/jpk.v0i2.1305
Triyani, E., Busyairi, A., & Ansori, I. (2020). Penanaman Sikap Tanggung Jawab
Melalui Pembiasaan Apel Penguatan Pendidikan Karakter Siswa Kelas Iii.
Jurnal Kreatif: Jurnal Kependidikan Dasar, 10(2), 150–154.
YALIDA, A. (2019). Pendiidikan Karakter Yang Berbasis Pada Nilai-Nilai
Pancasiladi Kelas Iv Sdn No.88 Kota Tengah Kota Gorontalo. Jurnal
Pendidikan Islam Al-Ilmi, 2(1), 23–32. https://doi.org/10.32529/al-
ilmi.v2i1.262

Atthulab: Islamic Religion Teaching & Learning Journal ... (...) ... 11

Anda mungkin juga menyukai