Anda di halaman 1dari 8

Edumaspul: Jurnal Pendidikan – Vol 3 No. 2 (2019) 50-57 DOI: https://doi.org/10.33487/edumaspul.v3i2.

142

p-ISSN 2548-8201 | e-ISSN 2580-0469


https://ummaspul.e-journal.id/maspuljr/

Pendidikan Karakter Menurut Kemendikbud


(Telaah Pemikiran atas Kemendikbud)
1Achmad Dahlan Muchtar, 2Aisyah Suryani
1-2STKIP Muhammadiyah Enrekang, Indonesia

Corresponding email: achmaddahlanmuchtar@gmail.com

Receive: 21-09-2019 Accepted: 30-09-2019 Published: 05-10-2019

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendidikan karakter yang dimaksud oleh Kemendikbud.
Pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai
secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah library research, yakni penelitian yang dilakukan melalui mengumpulkan data atau karya
tulis ilmiah yang bertujuan dengan obyek penelitian atau pengumpulan data yang bersifat kepustakaan, atau
telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya tertumpu pada penelaahan
kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Kementerian Pendidikan Nasional
(sekarang: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) mencanangkan empat nilai karakter utama yang menjadi
ujung tombak penerapan karakter di kalangan peserta didik di sekolah, yakni jujur (dari olah hati), cerdas (dari
olah pikir), tangguh (dari olah raga), dan peduli (dari olah rasa dan karsa). Dengan demikian, ada banyak nilai
karakter yang dapat dikembangkan dan diintegrasikan dalam pembelajaran di sekolah. Menanamkan semua
butir nilai tersebut merupakan tugas yang sangat berat. Oleh karena itu, perlu dipilih nilai-nilai tertentu yang
diprioritaskan penanamannya pada peserta didik. Direktorat Pembinaan SMP Kemdikbud RI mengembangkan
nilai-nilai utama yang disarikan dari butir-butir standar kompetensi lulusan (Permendiknas No. 23 tahun 2006)
dan dari nilai-nilai utama yang dikembangkan oleh Pusat Kurikulum Depdiknas RI (Pusat Kurikulum
Kemdiknas, 2009). Dari kedua sumber tersebut nilai-nilai utama yang harus dicapai dalam pembelajaran di
sekolah (institusi pendidikan) di antaranya adalah: Religius, jujur, cerdas, berpikir logis, demokratis, tangguh,
peduli, dan lain sebagainya.

Kata Kunci: Pendidikan, Karakter, Nilai Karakter

Abstract: The aim of this study is to determine the character education referred to by the Ministry of Education
and Culture. Character education should bring students into cognitive recognition of values, appreciation of
values affective, and finally to the practice of tangible values. The type of research used in this study is library
research. Library research carried out through collecting data or scientific papers aimed at research objects or
collecting data that were library research, or studies carried out to solve a problem that is basically concentrated
on a critical and in-depth review of relevant library materials. The Ministry of National Education (now: Ministry
of Education and Culture) has launched four main character values that spearhead the application of character
among students in schools, namely honest (from the heart), smart (from mind thinking), tough (from sports), and
care (from the taste and intention). Thus, there are many character values that can be developed and integrated
into school learning. Implanting all of these values is a very heavy task. Therefore, it is necessary to choose
certain values that are prioritized for planting in students. The Ministry of Education and Culture Development
Directorate of the Republic of Indonesia Ministry of Education develops core values derived from the items of
graduate competency standards (Permendiknas No. 23 of 2006) and from the main values developed by the
Indonesian Ministry of National Education Curriculum Center (Ministry of National Education Curriculum

Copyright@2019 -Edumaspul: Jurnal Pendidikan, (ISSN 2548-8201 (print); (ISSN 2580-0469 (online)
Published by STKIP Muhammadiyah Enrekang
Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 3 (2), 2019 - 51
Achmad Dahlan Muchtar & Aisyah Suryani

Center, 2009). From the two sources, the main values that must be achieved in learning in schools (educational
institutions) include religious, honest, intelligent, logical thinking, democratic, tough, caring, and so forth.

Keywords: Education, Character, Character Value

PENDAHULUAN masyarakat, mengembangkan kehidupan


masyarakat yang lebih sejahtera, serta
Eksistensi suatu bangsa sangat mengembangkan kehidupan bangsa yang
ditentukan oleh karakter yang dimiliki. bermartabat.
Hanya bangsa yang memiliki karakter kuat Pendidikan karakter seharusnya
yang mampu menjadikan dirinya sebagai membawa peserta didik ke pengenalan
bangsa yang bermartabat dan disegani nilai secara kognitif, penghayatan nilai
oleh bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu, secara afektif, dan akhirnya ke
menjadi bangsa yang berkarakter adalah pengamalan nilai secara nyata. Inilah
keinginan kita semua. Keinginan menjadi rancangan pendidikan karakter (moral)
bangsa yang berkarakter sesunggungnya yang oleh Thomas Lickona disebut moral
sudah lama tertanam pada bangsa knowing, moral feeling, dan moral action
Indonesia. Para pendiri negara (Lickona, 1991) Karena itulah, semua
menuangkan keinginan itu dalam mapel yang dipelajari oleh peserta didik di
Pembukaan UUD 1945 alinea ke-2 dengan sekolah harus bermuatan pendidikan
pernyataan yang tegas, “mengantarkan karakter yang bisa membawanya menjadi
rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang manusia yang berkarakter seperti yang
kemerdekaan negara Indonesia yang ditegaskan oleh Lickona tersebut. Masalah
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan yang diutarakan dalam penelitian ini
makmur”. Para pendiri negara menyadari adalah; (1) Bagaimana konsep pendidikan
bahwa hanya dengan menjadi bangsa yang karakter menurut Kemendikbud? (2)
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan Bagaimana implementasi pendidikan
makmurlah bangsa Indonesia menjadi karakter menurut Kemendikbud?
bermartabat dan dihormati bangsa-bangsa
lain. METODE

Pendidikan juga merupakan usaha Adapun jenis penelitian yang digunakan


masyarakat dan bangsa dalam dalam penelitian ini adalah penelitian
mempersiapkan generasi mudanya bagi kepustakaan atau library research, yakni
keberlangsungan kehidupan masyarakat penelitian yang dilakukan melalui
dan bangsa yang lebih baik di masa depan mengumpulkan data atau karya tulis
Elihami & Syahid (2018). ilmiah yang bertujuan dengan obyek
Keberlangsungan itu ditandai oleh penelitian atau pengumpulan data yang
pewarisan budaya dan karakter yang telah bersifat kepustakaan, atau telaah yang
dimiliki masyarakat dan bangsa. Dalam dilaksanakan untuk memecahkan suatu
proses pendidikan budaya dan karakter masalah yang pada dasarnya tertumpu
bangsa, secara aktif peserta didik pada penelaahan kritis dan mendalam
mengembangkan potensi dirinya (Syarif & terhadap bahan-bahan pustaka yang
Rahmat, 2018), melakukan proses relevan.
internalisasi, dan penghayatan nilai-nilai Sumber data penelitian ini adalah hasil-
Elihami& Firawati (2017) menjadi hasil penelitian atau tulisan karya peneliti
kepribadian mereka dalam bergaul di ataupun bahan pustaka yang ditulis dan

Copyright@2019 -Edumaspul: Jurnal Pendidikan


Published by STKIP Muhammadiyah Enrekang
Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 3 (2), 2019 - 52
Achmad Dahlan Muchtar & Aisyah Suryani

dipublikasikan oleh seorang penulis yang Teori pendidikan karakter sebenarnya


tidak secara langsung melakukan merupakan teori pendidikan yang sudah
pengamatan atau berpartisipasi dalam sejak lama mengakar dalam sejarah umat
kenyataan yang ia deskripsikan, manusia. Bahkan sebelum adanya lembaga
melainkan memberikan komentar atau pendidikan formal yang bernama sekolah,
kritik terhadap pendidikan karakter yang orang tua dengan berbagai cara telah
dirumuskan oleh Kmendikbud. berusaha mendidik anak-anak mereka
Karena Penlitian ini merupakan menjadi anak yang baik, menurut norma-
penelitian Library Research, maka teknik norma yang berlaku dalam budaya mereka
pengumpulan data yang digunakan dalam masing-masing (Tim Pakar Yayasan Jati
penelitian ini adalah pengumpulan data Diri Bangsa, 2011). Pada dasarnya istilah
literer yaitu dengan mengumpulkan ‘pendidikan karakter’ ini berasal dari dua
bahan-bahan pustaka yang buah kata yang terpisah, yaitu
berkesinambungan (koheren) dengan “pendidikan” dan “karakter”. Untuk
objek pembahasan yang diteliti. Data yang memahaminya, perlu diterjemahkan satu
ada dalam kepustakaan tersebut persatu agar tidak terjadi ambigu dalam
dikumpulkan dan diolah dengan cara: (1) memaknai istilah tersebut. Sebab
Editing, yaitu pemeriksaan kembali dari pendidikan sendiri bisa dimaknai sebagai
data-data yang diperoleh terutama dari suatu proses pembentukan karakter,
segi kelengkapan, kejelasan makna dan sedangkan karakter adalah hasil yang
koherensi makna antara yang satu dengan hendak dicapai melalui proses pendidikan.
yang lain. (2) Organizing yakni menyusun Abudin Nata, menjelaskan, bahwa dalam
data-data yang diperoleh dengan kerangka bahasa Arab, kata pendidikan terambil
yang sudah ditentukan. (3) Penemuan dari beberapa kata, yaitu tarbiyah, ta’dib,
hasil penelitian, yakni melakukan analisis ta’lim, tadris, tadzkiyah, dan tadzkirah.
lanjutan terhadap hasil penyusunan data Kata-kata tersebut menghimpun makna
dengan menggunakan kaidah-kaidah, teori kegiatan membina, memelihara,
dan metode yang telah ditentukan mengajarkan, menyucikan jiwa, dan
sehingga diperoleh kesimpulan (inferensi) mengingatkan seseorang terhadap hal-hal
tertentu yang merupakan hasil jawaban yang baik (Abudin Nata, 2003).
dari rumusan masalah. Sedangkan karakter adalah watak,
Penelitian ini menggunkan metode tabiat, akhlak, atau juga kepribadian
analisis isi (content analysis). Analisis isi seseorang yang terbentuk dari hasil
adalah suatu teknik penelitian untuk internalisasi berbagai kebajikan yang
membuat kesimpulan-kesimpulan diyakini dan mendasari cara pandang,
(inferensi) yang dapat ditiru (replicabel) berpikir, sikap, dan cara bertindak orang
dan dengan data yang valid, dengan tersebut. Kebajikan tersebut terdiri atas
memperhatikan konteksnya. Metode ini sejumlah nilai, moral, dan norma seperti
dimaksudkan untuk menganalisis seluruh jujur, berani bertindak, dapat dipercaya,
pembahasan mengenai pendidikan hormat kepada orang lain (Kementrian
karakter menurut Kemendikbud secara Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan
mendalam. Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010).
Jadi, pendidikan karakter adalah suatu
HASIL DAN PEMBAHASAN sistem pendidikan dengan penanaman
nilai-nilai sesuai dengan budaya bangsa
Konsep Pendidikan Karakter dengan komponen aspek pengetahuan
Kemendikbud (cognitive), sikap perasaan (affection

Copyright@2019 -Edumaspul: Jurnal Pendidikan


Published by STKIP Muhammadiyah Enrekang
Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 3 (2), 2019 - 53
Achmad Dahlan Muchtar & Aisyah Suryani

felling), dan tindakan, baik terhadap saling menghargai, gotong royong,


Tuhan Yang Maha Esa (YME) baik untuk kebersamaan, ramah, hormat, toleran,
diri sendiri, masyarakan dan bangsanya. nasionalis, peduli, kosmopolit (mendunia),
Pemerintah Indonesia telah mengutamakan kepentingan umum, cinta
merumusan kebijakan dalam rangka tanah air (patriotis), bangga menggunakan
pembangunan karakter bangsa. Dalam bahasa dan produk Indonesia, dinamis,
Kebijakan Nasional Pembangunan kerja keras, dan beretos kerja.
Karakter Bangsa Tahun 2010-2025 Berdasarkan nilai-nilai karakter
ditegaskan bahwa karakter merupakan tersebut, Kementerian Pendidikan
hasil keterpaduan empat bagian, yakni Nasional (sekarang: Kementerian
olah hati, olah pikir, olah raga, serta olah Pendidikan dan Kebudayaan)
rasa dan karsa. Olah hati terkait dengan mencanangkan empat nilai karakter utama
perasaan sikap dan keyakinan/keimanan, yang menjadi ujung tombak penerapan
olah pikir berkenaan dengan proses nalar karakter di kalangan peserta didik di
guna mencari dan menggunakan sekolah, yakni jujur (dari olah hati), cerdas
pengetahuan secara kritis, kreatif, dan (dari olah pikir), tangguh (dari olah raga),
inovatif, olah raga terkait dengan proses dan peduli (dari olah rasa dan karsa).
persepsi, kesiapan, peniruan, manipulasi, Dengan demikian, ada banyak nilai
dan penciptaan aktivitas baru disertai karakter yang dapat dikembangkan dan
sportivitas, serta olah rasa dan karsa diintegrasikan dalam pembelajaran di
berhubungan dengan kemauan dan sekolah. Menanamkan semua butir nilai
kreativitas yang tecermin dalam tersebut merupakan tugas yang sangat
kepedulian, pencitraan, dan penciptaan berat. Oleh karena itu, perlu dipilih nilai-
kebaruan (Pemerintah Republik nilai tertentu yang diprioritaskan
Indonesia. Kebijakan Nasional penanamannya pada peserta didik.
Pembangunan Karakter Bangsa Tahun Direktorat Pembinaan SMP Kemdikbud RI
2010-2025, 2010). mengembangkan nilai-nilai utama yang
Nilai-nilai karakter yang dijiwai oleh disarikan dari butir-butir standar
sila-sila Pancasila pada masing-masing kompetensi lulusan (Permendiknas No. 23
bagian tersebut, dapat dikemukakan tahun 2006) dan dari nilai-nilai utama
sebagai berikut: (1) Karakter yang yang dikembangkan oleh Pusat Kurikulum
bersumber dari olah hati antara lain Depdiknas RI (Pusat Kurikulum
beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, Kemdiknas, 2009). Dari kedua sumber
tertib, taat aturan, bertanggung jawab, tersebut nilai-nilai utama yang harus
berempati, berani mengambil resiko, dicapai dalam pembelajaran di sekolah
pantang menyerah, rela berkorban, dan (institusi pendidikan) di antaranya adalah
berjiwa patriotic. (2) Karakter yang (1) Religius, (2) Kejujuran, (3) Kecerdasan,
bersumber dari olah pikir antara lain (4) Ketangguhan, (5) Kedemokratisan, (6)
cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, Kepedulian, (7) Kemandirian, (8) Berpikir
produktif, berorientasi Ipteks, dan logis, kritis, kreatif, dan inovatif, (9)
reflektif. (3) Karakter yang bersumber dari Keberanian mengambil risiko, (10)
olah raga/kinestetika antara lain bersih, Berorientasi pada tindakan, (11) Berjiwa
dan sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya kepemimpinan, (12) Kerja keras, (13)
tahan, bersahabat, kooperatif, Tanggung jawab, (14) Gaya hidup sehat,
determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih. (15) Kedisiplinan, (16) Percaya diri, (17)
(4) Karakter yang bersumber dari olah Keingintahuan, (18) Cinta ilmu, (19)
rasa dan karsa antara lain kemanusiaan, Kesadaran akan hak dan kewajiban diri

Copyright@2019 -Edumaspul: Jurnal Pendidikan


Published by STKIP Muhammadiyah Enrekang
Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 3 (2), 2019 - 54
Achmad Dahlan Muchtar & Aisyah Suryani

dan orang lain, (20) Kepatuhan terhadap Utama Kementerian Pendidikan Nasional
aturan-aturan sosial, (21) Menghargai yang didukung secara sinergis oleh Dinas
karya dan prestasi orang lain, (22) Pendidikan Nasional Provinsi dan Dinas
Kesantunan, (23) Nasionalisme, (24) Pendidikan Kabupaten/ Kota.
Menghargai keberagaman, (Dit PSMP
Kemdiknas. Pendidikan Karakter 1. Sosialisasi
Terintegrasi dalam Pembelajaran di Tujuan sosialisasi adalah untuk
Sekolah Menengah Pertama, 2010). membangun kesadaran yang solid
Keduapuluh empat nilai dasar karakter tentang pentingnya pendidikan
tersebut, guru (pendidik) dapat memilih karakter pada seluruh ketenagaan
nilai-nilai karakter tertentu untuk pendidikan di jajaran Dinas
diterapkan pada peserta didik disesuaikan Pendidikan di tiap-tiap
dengan muatan materi dari setiap mata kabupaten/kota. Sosialisasi juga
pelajaran (mapel) yang ada. Guru juga bertujuan untuk melakukan gerakan
dapat mengintegrasikan karakter dalam kolektif dan pencanangan pendidikan
setiap proses pembelajaran yang karakter untuk semua, dengan
dirancang (skenario pembelajaran) melibatkan seluruh potensi
dengan memilih metode yang cocok untuk kependidikan yang ada di tiap-tiap
dikembangkannya karakter peserta didik. provinsi. Sosialisasi dioptimalkan
melalui kegiatan sarasehan, kegiatan
Strategi Implementasi Pendidikan olahraga, kegiatan seni, pesta rakyat,
Karakter penyebaran leaflet, booklet (buku
kecil), iklan layanan masyarakat,
Strategi implementasi pendidikan poster, film, serta berbagai media-
karakter mencakup: (1) sosialisasi, (2) media sosialisasi yang lainnya.
pengembangan regulasi, (3)
pengembangan kapasitas, (4) 2. Pengembangan Regulasi
implementasi dan kerja sama, serta (5) Regulasi diperlukan untuk
monitoring dan evaluasi. Strategi tersebut memberikan payung hukum yang kuat
dilaksanakan dengan prinsip bagi implementasi pendidikan
komprehensif dan memfokuskan pada karakter lingkup kerja Dinas
tugas pokok, fungsi dan sasaran-masing- Pendidikan di tiap-tiap
masing Unit Utama Kementerian kabupaten/kota. Regulasi juga berarti
Pendidikan Nasional dan Kebudayaan. merupakan bentuk penetapan status
Unit Utama Kementerian Pendidikan pendidikan karakter, serta
Nasional meliputi: (1) Sekretariat Jenderal pengaturan-pengaturan fungsi dan
Kemendikbud, (2) Direktorat Jenderal peran peserta didik, pendidik, dan
Pendidikan Dasar, (3) Direktorat Jenderal tenaga kependidikan dalam
Pendidikan Menengah, (4) Direktorat pelaksanaan pendidikan karakter di
Jenderal Pendidikan Tinggi, (5) Direktorat lingkup Dinas Pendidikan di tiap-tiap
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, kabupaten/kota. Bentuk regulasi yang
Nonformal, dan Informal, (6) Badan diperlukan berupa kebijakan-
Penelitian dan Pengembangan. kebijakan, panduan, serta pedoman
Untuk menghasilkan pelaksanaan yang teknis, petunjuk pelaksanaan, maupun
maksimal sebagai gerakan nasional, maka petunjuk teknis yang mensinkronkan
strategi implementasi pendidikan karakter antara kebijakan nasional dengan
dilaksanakan secara terpadu oleh Unit peraturan-peraturan daerah.

Copyright@2019 -Edumaspul: Jurnal Pendidikan


Published by STKIP Muhammadiyah Enrekang
Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 3 (2), 2019 - 55
Achmad Dahlan Muchtar & Aisyah Suryani

untuk mengetahui keefektivan


3. Pengembangan Kapasitas pelaksanaan program pendidikan
Pengembangan kapasitas bertujuan karakter secara periodik setiap tahun
untuk meningkatkan peran dan fungsi dan lima tahunan. Monitoring dan
organisasi, sistem dan perorangan evaluasi secara khusus bertujuan
dalam pelaksanaan penelitian dan untuk mengidentifikasi: (1) adanya
pengembangan pendidikan karakter berbagai penyimpangan dalam proses
di lingkup Dinas Pendidikan di tiap- pendidikan karakter, selanjutnya hal
tiap kabupaten/kota. Pengembangan tersebut dijadikan umpan balik untuk
kapasitas tersebut ditempuh dengan perbaikan dalam perencanaan,
pelatihan, workshop, penyusunan pelaksanaan, dan system evaluasi, (2)
modul self learning/self instructional tingkat pencapaian kinerja sesuai
(contoh-contoh pelaksanaan dengan indikator kinerja kunci yang
penelitian dan pengembangan ditetapka oleh setiap unit kerja
pendidikan karakter), dan (Direktorat Ketenagaan Direktorat
pengembangan inspirasi melalui best Jenderal Pendidikan Tinggi
practices (Muliyadi, dkk, 2017). Kementrian Nasional. Kerangka Acuan
Pendidikan Karakter Tahun Anggaran,
4. Implementasi dan Kerjasama 2010, p.41).
Tujuan strategi ini adalah untuk
mensinergikan berbagai hal yang Sedangkan Tolak ukur untuk dasar
terkait dengan pelaksanaan penilaian keberhasilan pendidikan
pendidikan karakter antara pusat, karakter adalah sebagai berikut: (1)
provinsi, kabupaten/kota. Meningkatnya kesadaran (secara
Implementasi dan kerjasama juga kualitatif) akan pentingnya pendidikan
diperlukan untuk memelihara karakter di lingkungan peserta didik,
kesinambungan implementasi hasil pendidik dan tenaga pendidikan. (2)
pendidikan karakter yang pernah Meningkatnya kejujuran peserta didik,
dilakukan. Implementasi dan pendidik, dan tanaga kependidikan. (3)
kerjasama juga bermanfaat untuk Meningkatnya rasa tanggung jawab
meminimalkan adanya tumpang peserta didik, pendidik, dan tanaga
tindih serta untuk meningkatkan kependidikan. (4) Meningkatnya
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kecerdasan peserta didik, pendidik, dan
pendidikan karakter di tiap-tiap tanaga kependidikan. (5) Meningkatnya
kabupaten/kota. kreativitas peserta didik, pendidik, dan
tanaga kependidikan. (6) Meningkatnya
5. Monitoring dan Evaluasi kepedulian peserta didik, pendidik, dan
Strategi ini dilakukan untuk tanaga kependidikan. (7) Meningkatnya
mengontrol, mengendalikan kegotongroyang peserta didik, pendidik,
pelaksanaan pendidikan karakter di dan tanaga kependidikan. (8)
lingkup Dinas Pendidikan di tiap-tiap Meningkatnya kebersihan, kesehatan, dan
kabupaten/kota. Kontrol dan kbugaran peserta didik, pendidik, dan
pengendalian dimaksudkan untuk tanaga kependidikan. (9) Jumlah satuan
meningkatkan kualitas proses dan pendidikan formal dan non formal
hasil pendidikan karakter di tiap-tiap (kelompok belajar pusat kegiatan belajar
kabupaten/kota. Monitoring dan masyarat/PKBM, kursus, majelis taklim)
evaluasi secara umum diarahkan yang telah mengimplementasikan

Copyright@2019 -Edumaspul: Jurnal Pendidikan


Published by STKIP Muhammadiyah Enrekang
Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 3 (2), 2019 - 56
Achmad Dahlan Muchtar & Aisyah Suryani

program pendidikan karakter menurut tengah masyarakat, berbangsa, bernegara


kabupaten/kota dan provinsi. (11) Jumlah dan beragama. Sedangkan karakter adalah
mata pelajaran/kuliah yang telah watak, tabiat, akhlak, atau juga
mengintegrasikan pendidikan karakter di kepribadian seseorang yang terbentuk
satuan pendidikan. (12) Jumlah satuan dari hasil internalisasi berbagai kebajikan
pendidikan yang menerapkan sistem yang diyakini dan mendasari cara
penilaian yang memasukkan komponen pandang, berpikir, sikap, dan cara
karakter. (13) Jumlah perpustakaan, bertindak orang tersebut. Kebajikan
taman bacaan atau sejenisnya yang tersebut terdiri atas sejumlah nilai, moral,
mengaplikasikan pendidikan karakter. dan norma seperti jujur, berani bertindak,
(14) Jumlah peserta didik yang telah dapat dipercaya, hormat kepada orang
memperoleh pembelajaran berkaitan lain. Jadi, pendidikan karakter adalah
dengan pendidikan karakter (seperti suatu sistem pendidikan dengan
pendidikan akhlak mulia di satuan penanaman nilai-nilai sesuai dengan
pendidikan formal atau wawasan budaya bangsa dengan komponen aspek
kebangsaan dan cinta tanah air di satuan pengetahuan (cognitive), sikap perasaan
pendidikan nonformal). (15) (affection felling), dan tindakan, baik
Meningkatnya perilaku santun yang terhadap Tuhan Yang Mahaesa (YME) baik
mencerminkan etika hidup di dalam untuk diri sendiri, masyarakan dan
kehidupan masyarakat sehari-hari. (16) bangsanya. Pemerintah Indonesia telah
Menurunnya tingkat kenakalan remaja merumusan kebijakan dalam rangka
dan pemuda (seperti tawuran pembangunan karakter bangsa. Dalam
pelajar/mahasiswa, pergaulan bebas, Kebijakan Nasional Pembangunan
pelecehan seksual, pemalakan, dan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025
penyalahgunaan narkoba) secara ditegaskan bahwa karakter merupakan
kualitatif. (17) Meningkatnya ketertiban, hasil keterpaduan empat bagian, yakni
dan kedisiplinan peserta didik, pendidik, olah hati, olah pikir, olah raga, serta olah
dan tenaga kependidikan (Direktorat rasa dan karsa. Olah hati terkait dengan
Ketenagaan Direktorat Jenderal perasaan sikap dan keyakinan/keimanan,
Pendidikan Tinggi Kementrian Nasional. olah pikir berkenaan dengan proses nalar
Kerangka Acuan Pendidikan Karakter guna mencari dan menggunakan
Tahun Anggaran, 2010). pengetahuan secara kritis, kreatif, dan
inovatif, olah raga terkait dengan proses
persepsi, kesiapan, peniruan, manipulasi,
KESIMPULAN
dan penciptaan aktivitas baru disertai
Pada dasarnya istilah ‘pendidikan sportivitas, serta olah rasa dan karsa
karakter’ ini berasal dari dua buah kata berhubungan dengan kemauan dan
yang terpisah, yaitu “pendidikan” dan kreativitas yang tecermin dalam
“karakter”. Pendidikan itu adalah suatu kepedulian, pencitraan, dan penciptaan
proses yang dilakukan secara sengaja kebaruan. Dari empat bagian tersebut
dalam rangka menumbuhkan potensi- kemudian di dalam sekolah diturunkan
potensi peserta didik, sebagai bekal menjadi 24 nilai dasar pendidikan
hidupnya. Proses tersebut bisa berupa karakter.
transfer ilmu pengetahuan, menumbuh- Strategi implementasi pendidikan
kembangkan keterampilan, dan karakter mencakup: (1) sosialisasi, (2)
pemberian teladan, sikap, agar peserta pengembangan regulasi, (3)
didik nantinya siap untuk hidup di tengah- pengembangan kapasitas, (4)

Copyright@2019 -Edumaspul: Jurnal Pendidikan


Published by STKIP Muhammadiyah Enrekang
Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 3 (2), 2019 - 57
Achmad Dahlan Muchtar & Aisyah Suryani

implementasi dan kerjasama, serta (5) Toronto, London, Sydney, Aucland:


monitoring dan evaluasi. Strategi tersebut Bantam books.
dilaksanakan dengan prinsip [8] Marimba, Ahmad D. (1989). Pengantar
komprehensif dan memfokus pada tugas, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-
pokok, fungsi dan sasaran masing-masing Ma’arif.
Unit Utama Kementerian Pendidikan [9] Muliyadi, M., Yasdar, M., & Sulaiman, F.
Nasional. (2017). Penerapan Teknik Manajemen
Diri Dapat Mengurangi Kebiasaan
Daftar Pustaka Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Stkip
Muhammadiyah Enrekang. Edumaspul:
[1] Elihami, E., & Syahid, A. (2018). Jurnal Pendidikan, 1(2), 92-103.
Penerapan Pembelajaran Pendidikan https://doi.org/10.33487/edumaspul.v1i
Agama Islam dalam Membentuk Karakter 2.43
Pribadi yang Islami. Edumaspul: Jurnal [10] Nata, Abudin. (2003). Filsafat Pendidikan
Pendidikan, 2(1), 79-96. Islam 1, Jakarta: Rajawali Press.
https://doi.org/10.33487/edumaspul.v2i [11] Syarif, I., & Rahmat, R. (2018). Penerapan
1.17 Model Brain-Based Learning Terhadap
[2] Elihami, E., & Firawati, F. (2017). Peningkatan Karakter Peserta Didik Kelas
Transformasi Sosial dalam Nilai-Nilai II Sekolah Dasar. Edumaspul: Jurnal
Pendidikan Islam di Kabupaten Sidenreng Pendidikan, 2(2), 87-90.
Rappang. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, https://doi.org/10.33487/edumaspul.v2i
1(2), 51-60. 2.13
https://doi.org/10.33487/edumaspul.v1i [12] Tim Pakar Yayasan Jati Diri Bangsa.
2.25 (2011). Pendidikan Karakter di Sekolah:
[3] Direktorat Ketenagaan Direktorat Dari Gagasan ke Tindakan, (Jakarta: PT
Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Elex Media Komputindo.
Nasional. (2010). Kerangka Acuan [13] UU RI No. 20 Tahun (2003). Tentang
Pendidikan Karakter Tahun Anggaran. Sistem Pendidikan Nasional. (Jogjakarta:
[4] Dit PSMP Kemdiknas. (2010). Pendidikan Laksana, 2012).
Karakter Terintegrasi dalam
Pembelajaran di Sekolah Menengah
Pertama. Jakarta: Direktorat PSMP
Kemdiknas.
[5] Illeris, Knud. (2011). Cotemporary
Theories of Learning: Teori-teori
Pembelajaran Komtemporer, Bandung:
Penerbit Nusa Media.
[6] Kementrian Pendidikan Nasional Badan
Penelitian dan Pengembangan Pusat
Kurikulum. Bahan Pelatihan Penguatan
Metodologi Pembelajaran Berdasarkan
Nilai-Nilai Budaya Untuk Membentuk
Daya Saing Dan Karakter Bangsa.
Pengembangan Pendidikan dan Karakter
Bangsa. Jakarta: Kemendiknas, 2010
[7] Lickona, Thomas. (1991). Educating for
Character: How Our School Can Teach
Respect and Responsibility. New York,

Copyright@2019 -Edumaspul: Jurnal Pendidikan


Published by STKIP Muhammadiyah Enrekang

Anda mungkin juga menyukai