cakupan yang sangat luas, antara lain beberapa hal. Misalnya, kebutuhan-kebutuhan
mencakup kegiatan ritual, harapan, hubungan dasar fisik dan emosi seorang anak.
sosial budaya, aspek demografi, kegiatan Budaya sekolah dan pendidikan
kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, proses karakter sudah dilakukan oleh peneliti
pengambilan keputusan, kebijakan, maupun sebelumnya, baik pada Sekolah Dasar,
interaksi sosial antarkomponen. Interaksi Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP),
sosial budaya internal kelompok dan maupun Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
antarkelompok terikat oleh berbagai aturan, (SLTA). Pada umumnya, perilaku maupun
norma, moral, serta etika bersama yang karakter siswa di tingkat lanjutan juga tidak
berlaku di suatu satuan pendidikan sekolah lepas dari hasil dari karakter mereka di
dasar. Jujur, bertanggung jawab, cerdas, Sekolah Dasar (SD). Oleh karena itu,
kreatif, sehat dan bersih, peduli, dan gotong pembinaan karakter di Sekolah Dasar (SD)
royong merupakan nilai-nilai yang sangat penting dilakukan. Hal itulah yang
dikembangkan dalam budaya satuan mendasari penelitian ini.
pendidikan formal tersebut. Oleh karena itu, Zuchdi dkk. (2011) telah melakukan
langkah pertama dalam mengaplikasikan penditian pendidikan karakter dengan judul
pendidikan karakter dalam satuan pendidikan Model Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam
SD adalah menciptakan susunan atau iklim Pembelajaran dan Pengembangan Budaya
kekeluargaan yang berkarakter yang akan Sekolah. Dalam penelitian tersebut
membantu transformasi pendidik, peserta disimpulkan bahwa pendidikan karakter
didik, dan tenaga kependidikan serta warga dengan pendekatan komprehensif yang
dalam satuan pendidikan SD yang berkarakter. terintegrasi dalam pembelajaran bidang studi,
Hal ini termasuk perwujudan visi, misi, dan disertai dengan pengembangan budaya sekolah
tujuan yang tepat untuk satuan pendidikan dapat meningkatkan karakter murid dengan
dasar. dijembatani oleh pembentukan KPK (Komite
Visi dan misi satuan pendidikan dasar, Pendidikan Karakter) atau divisi pendidikan
kepemimpinan satuan pendidikan dasar, karakter dalam komite sekolah yang sudah
kebijakan dan manajemen serta partisipasi ada. Sementara itu, pengembangan budaya
orang tua dan peserta didik, serta langkah sekolah dapat dilakukan dengan cara: menjaga
dalam model pembelajaran nilai-nilai karakter suasana sekolah, meningkatkan perilaku
akan saling berkontribusi terhadap budaya murid, dan mendorong kepada sekolah untuk
satuan pendidikan dasar tersebut. Mewujudkan menjaga dan meningkatkan kepemimpinan.
pribadi anak yang berkarakter merupakan Oleh karena itu, pengembangan budaya
ujian yang berat bagi dunia pendidikan karena sekolah sangat penting agar program
harus dapat mengubah situasi yang buruk pendidikan karakter dapat efektif. Model
menjadi baik. Ketika anak tidak dekat dengan pendidikan karakter dengan pendekatan
orangtua, mereka tidak memiliki pengenalan komprehensif terintegrasi dalam pembelajaran
tentang nilai-nilai keluarga. Begitu pula jika di bidang studi dan pengembangan kultur ini
sekolah guru tidak memahami karakter anak, terbukti efektif untuk meningkatkan hasil studi
akan berdampak lebih rentan terhadap tekanan dan aktualisasi nilainilai target yang
dari lingkungan tempat anak berada. dikembangkan.
Sekolah dan keluarga merupakan
rekanan yang sangat penting karena jika METODE PENELITIAN
sekolah dapat memperbaiki perilaku siswa
ketika di sekolah dan dapat membuktikan Jenis penelitian ini adalah kualitatif,
bahwa sekolah dapat melakukan itu. yang dilaksanakan di lapangan (field
Kemungkinan dampak tersebut akan bertahan research). Menurut Danin (2007, p.6),
lama. Sebaliknya, perilaku baik siswa akan penelitian kualitatif adalah pendekatan
berkurang jika nilainilai di sekolah tidak sistematis dan subjektif yang digunakan untuk
didukung di rumah. Bila di dalam keluarga ada menjelaskan pengalaman hidup dan
masalah, hal tersebut akan mempengaruhi memberikan makna atasnya.
perkembangan anak di sekolah dalam
Reduksi data, penyajian data, dan verifikasi penelitian ini, diharapkan dapat menghasilkan
sebagai rangkaian kegiatan analisis yang temuan baru tentang pola penerapan budaya
saling susul-menyusul. sekolah dalam pendidikan karakter di sekolah
Reduksi data merupakan proses dasar.
pemilihan, pemusatan perhatian, dan
transformasi data kasar dari catatan-catatan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
lapangan. Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal pokok, memusatkan perhatian Sejak tahun ajaran 2010/2011, SD N
pada yang hal penting, dan mencari tema dan Kasihan Bantul ditunjuk oleh Kemdiknas
pola. Melalui proses reduksi ini, data dapat melalui Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten
disederhanakan, ditransformasikan melalui Bantul sebagai sekolah rintisan pendididikan
seleksi, ringkasan ataupun uraian singkat, karakter tingkat sekolah dasar yang pertama
merangkum, dan seterusnya. kali diselenggarakan Kabupaten Bantul.
Setelah data direduksi, alur Dalam hal ini, Sekolah Dasar Negeri Kasihan
selanjutnya adalah penyajian data (data Bantul tidak pernah mengajukan sebagai
display) (Miles dan Huberman, 2007, p.17). sekolah rintisan. Pihak Dinas Pendidikan
Mendisplay data merupakan kegiatan Dasar Kabupaten Bantul yang menunjuk
mengumpulkan informasi serta menyusunnya Sekolah Dasar Negeri Kasihan Bantul sebagai
sehingga dapat memberikan gambaran pola sekolah rintisan pendidikan karakter.
hubungan antardata. Hal ini memungkinkan Penunjukkan tersebut dilatarbelakangi
peneliti untuk penarikan kesimpulan dan oleh beberapa alasan seperti berikut. Keunikan
pengambilan tindakan. Dalam penelitian Sekolah Dasar Negeri Kasihan Bantul.
kualitatif, penyajian data dapat disajikan dalam Artinya, keberadaan sekolah sudah ada sejak
bentuk uraian singkat, gambar, hubungan zaman Belanda, yaitu tahun 1907. Sekolah
antarkategori, dan sebagainya. Dalam hal ini, tersebut memiliki sejarah yang panjang.
Miles dan Huberman mengemukakan, “The Sampai sekarang bangunan-bangunan
most frequent from of display data for peninggalan zaman Belanda masih berdiri
qualitative research data in the past has been kokoh dan digunakan untuk ruang kegiatan
narrative tex”. belajar mengajar. Ditambah lagi tanah yang
Setelah reduksi data, langkah ditempati adalah milik Kraton Yogyakarta
berikutnya dalam analisis kualitatif adalah (Sultan Ground) sehingga lengkaplah sejarah
penarikan kesimpulan dan verifikasi (Miles keberadaan Sekolah Dasar Negeri Kasihan
dan Huberman, (2000, p.18). Kesimpulan tersebut.
dalam penelitian kualitatif masih bersifat Dalam bidang seni/karawitan, SD N
sementara, dan akan sangat tergantung kepada Kasihan Bantul mempunyai prestasi dan
data yang ditemukan. Apabila tidak ditemukan predikat yang menonjol sebagai wadah
data-data yang mendukung kesimpulan pelestarian budaya adiluhung. SD N Kasihan
sementara tersebut, maka akan berubah. Bantul mengembangkan seni pedalangan,
Tetapi, apabila kemudian ditemukan data-data gamelan Jawa/karawitan, dan permainan
atau buktibukti yang valid dan konsisten saat tradisional. Hal ini dilakukan sebagai bentuk
peneliti kembali ke lapangan, maka tanggung jawab moral SD N Kasihan Bantul
kesimpulan yang dikemukakan menjadi terhadap pelestarian kebudayaan Jawa.
kredibel. Oleh karena itu, kesimpulan dalam Pelestarian budaya adiluhung yang
penelitian kualitatif mungkin bisa menjawab dilakukan oleh SD N Kasihan Bantul dianggap
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, mampu menguatkan penerapan nilainilai
tetapi mungkin juga tidak. Validitas pendidikan karakter. Budaya adiluhung yang
kesimpulan yang dibuat peneliti bergantung dikembangkan di SD N Kasihan Bantul
pada data yang ditemukan di lapangan. Hal meliputi seni pedalangan, gending-gending
tersebut sesuai dengan ciri penelitian kualitatif Jawa dengan musik gamelan, juga seni tari,
bahwa rumusan masalah itu masih bersifat baik tari klasik maupun tari kreasi baru. Seni
sementara, dan akan berkembang setelah tari mengandung unsur wirama, wirasa, dan
sampai di lapangan. Kesimpulan dalam wiraga.
tandatanda perilaku yang dinyatakan pada perlu didukung agar berjalan dengan baik.
indikator, Mulai berkembang, yaitu perilaku Semua menyadari bahwa program ini adalah
siswa sudah menunjukkan adanya nilai program bersama dan milik bersama. Untuk
karakter dan mengalami kemajuan, dan menyukseskan program ini pihak sekolah tidak
Membudaya, yaitu perilaku yang secara terus hanya melibatkan guru, karyawan/ pesuruh,
menerus menerapkan nilai-nilai karakter atau dewan sekolah dan siswa, tetapi juga
secara konsisten. melibatkan masyarakat umum, seperti Ketua
Penerapan nilai-nilai karakter ini RT, RW, dukuh, bahkan kepala desa/ lurah
sudah dilakukan sejak tahun pelajaran untuk bersama-sama mendorong suksesnya
2012/2013 di SD N Kasihan Bantul baik program pendidikan karakter bangsa melalui
dalam pembelajaran di kelas maupun di luar budaya sekolah agar para siswa kelak menjadi
kelas. Dalam program rintisan ini pendekatan insane yang bertakwa, berbudi luhur,
yang dipilih dalam kegiatan pembelajaran berkarakter, dan berbudaya Indonesia.
dilakukan dengan metode PAKEM
(Pembelajaran Aktif Kreatif Menyenangkan). Pembahasan
Program ini mendukung daya saing dan Pemahaman tentang budaya sekolah
karakter bangsa yang dilakukan oleh Dinas sangat mempengaruhi perkembangan karakter
Pendidikan dan Pusat Kurikulum dengan siswa. Suasana sekolah adalah kualitas
tujuan untuk mencapai rencana Pembangunan lingkungan fisik, psikologis dan lingkungan
Jangka Menengah Nasional (RPJM) tahun basis kultural sekolah, baik yang tampak pada
2010-2014. lingkungan sekolah secara umum maupun
Penerapan nilai karakter di SD N lingkungan dalam kelas. Untuk membekali
Kasihan Bantul dilakukan secara bertahap para siswa agar mampu melakukan filtrasi
disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan terhadap nilai-nilai budaya baru yang kurang
sekolah. Hasil musyawarah dewan guru sesuai dengan masyarakat di lingkungannya
dengan kepala sekolah menetapkan nilai maka SD N Kasihan Bantul membekali siswa
karakter tahap satu adalah: Nilai religius, nilai dengan nilai-nilai budaya tradisional dan
disiplin, nilai jujur, dan nilai peduli lingkungan Islami (bagi yang beragama Islam) seperti:
(kebersihan). Sedangkan tahap dua adalah: Tempat Pendidikan Alquran (TPA), shalat
nilai bertanggung jawab, nilai kreatif, nilai berjamaah, dan budaya yang berakar di
demokratis, nilai cinta tanah air, Untuk tahap masyarakat melalui berbagai macam kegiatan
tiga baru direncanakan dan belum ekstrakurikuler, baik di bidang seni tradisional,
dilaksanakan. keagamaan, maupun bidang olahraga. Dengan
Dengan penerapan nilai pendidikan upaya tersebut anak akan mampu
karakter secara bertahap kelihatannya terkesan menanamkan budaya sendiri dengan sadar,
terpisah-pisah, namun kenyataannya sudah peduli dan mempertahankannya selaras dengan
mencakup semua nilai karakter. Sedangkan di pendidikan karakter. Sikap ini kalau tidak
SD N Kasihan Bantul kegiatan ekstrakurikuler ditanamkan sejak dini dikhawatirkan akan
bertujuan untuk menggali pengetahuan afektif tergusur oleh budaya asing yang tidak sesuai
dan psikomotorik. Siswa melalui kegiatan dengan budaya sendiri. Ada nilai-nilai filosofi
minat dan bakat adalah merupakan dasar kehidupan yang mampu membentuk watak
utama bagi siswa untuk mengikuti kegiatan atau karakter siswa. Semua ini tentu sesuai
ini. dengan visi maupun misi dari SD Kasihan
Bakat dan minat yang didampingi Bantul yang telah ditetapkan oleh warga
dengan pembinaan yang profesional sekolah.
benarbenar akan mendukung terwujudnya nilai Dengan perkembangan teknologi SD
karakter yang diharapkan. Komunikasi N Kasihan Bantul berupaya mengantisipasinya
antarwarga sekolah menjadi sangat kondusif dengan berbagai cara agar para siswa tidak
setelah pendidikan karakter diimplementasikan terpengaruh negatif terhadap dampaknya.
di SD N Kasihan Bantul. Semua pihak Upaya tersebut adalah dengan
menyadari betapa pentingnya pendidikan dikembangkannya model pendidikan yang
karakter melalui budaya sekolah sehingga memberikan wawasan atau pengetahuan
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
Volume 3, Nomor 1,Juni 2015
66 – Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
tentang dampak positif dan negatif dari IPTEK Berbagai strategi atau cara untuk
terhadap pengembangan peserta didik di mengintegrasikan unsur nilai pendidikan
tingkat sekolah. SD N Kasihan Bantul karakter bagi guru dalam kegiatan sehari-hari
membekali siswa agar memiliki keterampilan di sekolah secara komprehensif. Pembelajaran
dasar menggunakan komputer dan internet. tidak dapat hanya dibebankan untuk materi
Dari sinilah para siswa mampu mengikuti pelajaran tertentu saja dalam praktik
perkembangan jaman yang modern. pendidikan karakter pada satuan pendidikan
Di lingkungan SD N Kasihan Bantul dasar. Karena setiap mata pelajaran yang
pemahaman tentang budaya sekolah dan diajarkan di sekolah dilakukan pengintegrasian
pendidikan karakter telah diupayakan dengan mata pelajaran lainnya. Selama ini SD
seoptimal mungkin, melalui diklat, sosialisasi, N Kasihan sudah berupaya untuk
rapat, pertemuan-pertemuan formal maupun mengoptimalkan pelaksanaan pengintegrasian
nonformal tetapi perlu ditingkatkan lagi khusus nilainilai karakter dengan berbagai
dengan harapan mampu menciptakan iklim cara, namun demikian untuk mewujudkan
atau budaya yang kondusif. program yang sudah dibuat agar berhasil, guru
Pendidikan yang berbasis kearifan senantiasa harus meningkatkan diri utamanya
lokal adalah merupakan terminologi yang dalam hal pengintegrasian pendidikan karakter
diciptakan untuk mewujudkan kebijakan dan bekerja sama dengan semua pihak.
desentralisasi pendidikan yang menggunakan Di lingkungan SD N Kasihan Bantul
kekayaan sosial budaya lokal sebagai modal dalam kehidupan sehari-hari perlu diterapkan
pengembangan kegiatan pendidikan. totalitas pendidikan dengan mengandalkan
Antara pendidikan dan budaya keteladanan, penciptaan lingkungan, dan
merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. pembiasaan melalui berbagai tugas dan
Vygotsky (Kuntoro, 2012, p.7) berpandangan kegiatan. Sekolah Dasar Negeri Kasihan
bahwa semua kegiatan manusia termasuk Bantul telah memberlakukan budaya budi
pendidikan mengambil tempat dalam konteks pekerti dalam pergaulan sehari-hari dan
suatu budaya tertentu yang melibatkan banyak pergaulan siswa dan warga sekolah lainnya
tingkat interaksi, saling memberi, menerima sebagai wujud penerapan pendidikan karakter
keyakinan, nilai, pengetahuan, keterampilan, melalui budaya sekolah. Dalam hal ini sekolah
hubungan terstruktur, dan sistem simbol setiap sudah menerapkan nilai-nilai karakter (jujur,
budaya memiliki alat berupa bahasa dan religius, disiplin, peduli lingkungan) periode
teknologi yang digunakan sebagai alat 2010/ 2011 dan nilai-nilai karakter (cinta tanah
berinteraksi dengan lingkungan hidupnya dan air, kreatif, demokratis, dan tanggung jawab)
dengan itu manusia belajar. Perubahan pada periode 2011/2012. Diharapkan untuk periode
diri individu (kognitif, keterampilan, moral) 2012/2013 SD N Kasihan Bantul sudah dapat
tidak dapat dipisahkan dari pengaruh melaksanakan atau mengimplementasikan 4
keyakinan, nilai, pengetahuan, atau nilai karakter tambahan dengan baik (toleransi,
keterampilan yang telah dimiliki oleh budaya rasa ingin tahu, menghargai prestasi, dan
masyarakatnya. gemar membaca).
Peningkatan pemahaman tentang Keberhasilan program pendidikan
budaya dan pendidikan karakter dapat karakter melalui budaya sekolah yang
disosialisasikan melalui diklat, sarasehan, kondusif di SD N Kasihan Bantul perlu
olahraga, seni, buku, layanan masyarakat, dimonitor dan dievaluasi. Sudah dilaksanakan
poster, film, atau berbagai media sosialissi monitoring dan evaluasi program oleh (a)
lainnya. Tujuan sosialissi ini adalah untuk kementerian pendidikan nasional melalui
membangun kesadaran yang solid tentang Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, (b)
pentingnya budaya dan pendidikan karakter Dinas Pendidikan Propinsi, dan (c) Dinas
pada seluruh tenaga kependidikan di Pendidikan Kabupaten, (d). Sekolah.
lingkungan SD N Kasihan Bantul dan Untuk evaluasi tingkat sekolah
dampaknya para guru benar-benar memahami dilakukan oleh tim penilaian tingkat sekolah
secara benar tentang pendidikan karakter yang merupakan rangkuman hasil penilaian
maupun budaya sekolah yang ada. tingkat kelas. Dengan demikian, dapat
diketahui (a) ketercapaian target tingkat saat pembacaan Pancasila, yaitu pada saat
sekolah, (b) target apa saja yang belum pembina upacara membaca teks Pancasila dari
tercapai dan target yang telah dicarai, (c) sila satu sampai sila kelima cukup hanya
faktor-faktor yang menyebabkan target-target menyebutkan nomornya saja dan para siswa
sekolah tersebut belum tercapai, (d) kendala- mengucapkannya sendiri secara bersama-
kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan sama. Dengan demikian peserta didik dan para
kegiatan dan upaya-upaya yang telah guru mampu menghafal sila Pancasila dengan
dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala benar.
tersebut untuk tingkat sekolah, dan (e) unsur Suasana kekeluargaan di SD N
rencana dan pelaksanaan program yang perlu Kasihan Bantul sangat kental. Kebersamaan
diperbaiki sehingga diperoleh hasil yang lebih antarwarga sekolah tampak dalam kehidupan
optimal di tingkat sekolah pada waktu sehari-hari. Guyub rukun, dan rasa solidaritas
berikutnya. dapat diwujudkan dalam mencapai tujuan
Keberhasilan program pengembangan bersama guna meningkatkan sekolah yang
budaya sekolah dalam pendidikan karakter di berkualitas kepala sekolah, guru, siswa, orang
SD N Kasihan Bantul adalah sebagai berikut. tua, karyawan mampu menciptakan suasana
Penataan lingkungan fisik sekolah sekolah yang kondusif.
melalui kerja sama yang baik antarwarga Kesungguhan dalam bersikap dan
sekolah dengan orang tua/wali murid dan berperilaku merupakan modal utama dalam
kerjasama dengan RT setempat dan juga para rangka meningkatkan kualitas diri dengan
pedagang di lingkungan bekerja keras, disiplin, bersemangat,
sekolah untuk mewujudkan profesional, dan menjaga mutu di setiap
lingkungan sekolah yang bersih, tapi dan tahapan proses. Hasil yang dicapai SD N
indah. Kasihan Bantul tidak mengecewakan. Sudah
Pengembangan lingkungan psikologis- banyak prestasi yang diraih SD N Kasihan
sosial-kultural di sekolah dengan adanya Bantul.
pendidikan karakter tampak sekali dampaknya SDN Kasihan Bantul merupakan
yaitu perilaku sopan santun terhadap sesama sekolah yang mempunyai reputasi
dapat dilihat dan dirasakan dalam kehidupan baik/bermutu. Untuk itu, siswa dan guru harus
sehari-hari di lingkungan SD N Kasihan membuat kesepakatan untuk menegakkan
Bantul. Sikap dan perilaku saling asih, asah, aturan bersama agar pelaksanaan kegiatan
asuh antarwarga sekolah ini membuktikan belajar mengajar berjalan sesuai dengan
adanya kualitas penghayatan dan implementasi aturan. Budaya malu harus diterapkan, yaitu:
adanya pendidikan karakter. (a) malu karena datang terlambat/pulang cepat,
Terwujudnya kebersihan, kerapian dan (b) malu karena melihat rekan sibuk
keindahan antarkelas serta lingkungan sekolah melakukan aktivitas, (c) malu untuk berbuat
dan tidak lagi ada corat-coret ditembok adalah salah, (d) malu karena bekerja tidak
karena peserta didik disiplin dalam piket dan berprestasi, (e) malu karena tugas tidak selesai
berperilaku sesuai dengan tata tertib sekolah. tepat waktu, dan (f) malu karena tidak menjaga
Semua ini terwujud juga karena dukungan dari kebersihan kantor/ sekolah.
semua warga sekolah.
Terjaganya kerukunan hidup
antarwarga sekolah mampu meningkatkan SIMPULAN DAN SARAN
lingkungan sekolah yang damai, tenang dan
Simpulan
kondusif. Upacara yang menjadi kegiatan rutin
di sekolah juga mampu menumbuhkan cinta Pemahaman budaya sekolah
tanah air, disiplin serta mampu menghargai dan pendidikan karakter menurut pandangan
jasa para pahlawan, karena dalam upacara guru dan kepala sekolah di SD N Kasihan
disebutkan sila-sila dalam Pancasila, Bantul adalah sebagai berikut: Guru telah
pembacaan pembukaan UUD 1945, memahami budaya sekolah dan pendidikan
menghormat bendera merah putih, dan doa. karakter melalui diklat maupun
Ada yang menarik dalam pelaksanaan upacara pengimbasan/sosialisasi dari teman sejawat
dan Kepala Sekolah
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
Volume 3, Nomor 1,Juni 2015
68 – Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi