Anda di halaman 1dari 4

Peran Guru Dalam Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan

Karakter Di Sma Mutiara

Sania anjani
IPS, Sma Mutiara
saniaanjanianggareni@gmail.com

ABSTRAK
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan wadah mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa,berahlak mulia,sehat,berilmu,kreatif,mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan nasional merupakan rumusan
mengenai kualitas manusia indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.
Oleh karena itu,rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan
pendidikan karakter. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu
sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional.

Sejalan dengan fungsi dan tujuan nasional tersebut,pendidikan adalah institusi yang
menjadi media internalisasi nilai-nilai budaya kedalam sikap dan perilaku siswa. Oleh karena itu,
semua kegiatan pembelajaran diarahkan pada pembentukan karakter,nilai-nilai budaya dan
pengembangan potensi setiap peserta didik agar mereka tumbuh menjadi orang yang
cerdas,kreatif,inovatif,dan berakhlak mulia.
Dalam dunia pendidikan persoalan mengenai pendidikan karakter pada aban ke 21 juga
masih menjadi isu utama. Berita di berbagai media didominasi oleh aspek negatif,semacam
banyaknya perilaku tidak terpuji,budi pekerti,etika,dan moral mulai terabaikan oleh seorang
pelajar. Seperti sikap kurang hormat kepada orang dewasa,kasus menyontek yang sudah menjadi
kebiasaan,bullying yang dilakukan individu atau sekelompok orang yang mengucilkan seseorang
yang memiliki kekurangan fisik atau mental,serta obat obatan terlarang yang dikonsumsi oleh
siswa,korupsi di kalangan biokrasi pendidikan,semakin banyaknya guru yang tidak bisa menjadi
teladan hingga mewabahnya demoralisasi pelajar.
Memang terdapat berbagai prestasi dan kemajuan yang layak di apresiasi. Akan
tetapi,secara keseluruhan dunia pendidikan indonesia belum bisa memberikan bukti yang
meyakinkan dalam peningkatkan kualitas masyarakat indonesia. Kondisi seperti inilah yang
penting untuk dilakukan adalah memikirkan persoalan ini secara serius, mencari
ssolusinya,menyusun strategis,dan mengembangkan sistem pendidikan yang lebih baik agar
mampu bersaing dalam kompetensi global.
Dalam pendidikan karakter bangsa di sekolah,penanaman nilai-nilai karakter diberikan
secara integrasi didalam proses pembelajaran pada mata pelajaran. Yang dimaksud dengan
penanaman nilai karakter secara terintegrasi didalam proses pembelajaran adalah dengan
pengenalan nilai-nilai,dan perinternalisasian nilai-nilai keadalam tingkah laku peserta didik
sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun diluar kelas.
Menurut Crow and crow,seperti yang dikutip oleh Fuad ikhsan dalam bukunya yang
berjudul “Dasar-dasar kependidikan”,ia mengemukakan bahwa pendidikan adalah proses yang
berisikan berbagai macam kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya dan
membantu meneruskan adat budaya dan seta kelembagaan sosial dari generasi kegenerasi.
Pendidikan tidak hanya di jalankan oleh pihak sekolah sebagai lembaga penyedia jasa pendidikan,
namun lebih jauh disebutkan oleh wahyudin bahwa pendidikan diberikan oleh tiga lingkungan
utama atau yang dikenal dengan istilah “Tri pusat pendidikan”. Awalnya sistem tripusat yang
pertama kali ditawarkan oleh Ki Hajar Dewantara adalah keinginan agar sistem gedung sekolah
disatukan dengan pondok asrama agar anak anak didik hidup dan berkembang dalam tiga
lingkungan pendidikan yang satu sama lain saling berkaitan memberikan pengaruh terhadap
perkembangan anak didik. Ketiga lingkungan tersebut adalah 1). Keluarga (lingkungan rumah)
2). Perguruan (lingkungan pendidikan) 3). Masyarakat.
Coon mendefinisikan karakter sebagai suatu penilaian subjektif terhadap kepribadian
seseorang yang berkaitan dengan atribut kepribadian yang dapat atau tidak dapat diterima oleh
masyarakat. Karakter berarti tabiat atau kepribadian. Karakter merupakan keseluruhan disposisi
kodrati dan disposisi yang telah dikuasai secara stabil yang mendefinisikan seseorang individu
dalam keseluruhan tata prilaku psikis nya yang menjadikanya tipikal dalam cara berpikir dan
bertindak. Dalam tulisan bertajuk urgensi pendidikan karakter, Suyanto menjelaskan bahwa
“karakter adalah cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup
dan bekerja sama,baik dalam lingkup keluarga,masyarakat,bangsa dan negara”.
Menurut Dzamarah dan Zain (2015:280) Guru adalahseseorang yang berpengalaman dalam
bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya,dia dapat menjadikan anak didik menjadi
orang yang cerdas. Menurut habel (2015:15) Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan
atau status. Apabila seseorang menjalankan hak dan kewajibanya sesuai dengan
kedudukannya,maka ia telah menjalankan suatu peran. Seperti hal nya guru dan peserta didik,
guru memiliki peranan yang sangat penting di dalam dunia pendidikian khususnya pada saat
kegiatan belajar mengajar,karena pada dasarnya peserta didik memerlukan peran seorang guru
untuk membantunya dalam proses perkembangan diri dan pengoptimalan bakat dan kemampuan
yang dimilikinya. Tanpa adanya bimbingan dan arahan dari guru mustrahil jika seorang peserta
didik dapat mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai