Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan sosial dan budaya yang begitu pesat pada masyarakat
menuntut pendidikan harus bekerja ekstra dalam mengimbanginya. Masuknya
budaya luar yang sangat cepat melalui teknologi yang canggih tidak menutup
kemungkinan akan menggeser budaya lokal jika di biarkan begitu saja. Realita
permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini salah satunya
diakubatkan oleh pergeseran budaya, seperti: disorientasi dan belum
dihayatinya nilai- nilai pancasila; bergesernya nilai etika dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara; memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya
bangsa; ancaman disintregasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa.
Dewasa ini, pemerintah tengah gencar mencanangkan pendidikan karakter,
terutama di institusi-institusi pendidikan. Dapat dikatakan bahwa pemerintah
memandang pendidikan karakter sangat penting untuk diterapkan sejak dini.
Keprihatinan kritis masyarakat mengenai moral bangsa yang tampak telah
bergeser dari nilai-nilai Pancasila dan UUD‟45 adalah salah satu hal yang
dianggap perlu dicari solusi yang berjangka panjang dan berkelanjutan.
Pendidikan karakter pada hakikatnya adalah gerakan nasional yang
disengaja dan proaktif untuk menanamkan siswanya pada etika utama yang
sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Sistem pendidikan di
sekolah merupakan salah satu pilar penting untuk menjembatani pendidikan
karakter generasi penerus bangsa. Pendidikan di sekolah baiknya tidak hanya
mengajari materi pembelajaran, tetapi juga menanamkan nilai-nilai positif yang
membentuk karakter siswa yang baik dan berkelanjutan. Penerapan
pendidikan karakter tersebut dapat diintegrasikan melalui kegiatan
pembelajaran, maupun peraturan sekolah. SMA Global Mandiri sebagai salah
satu institusi pendidikan juga menerapkan pendidikan karakter untuk
membentuk siswa-siswanya menjadi pribadi yang sesuai dengan nilai-nilai
luhur bangsa Indonesia. Disiplin dan gemar membaca adalah dua diantara
pendidikan karakter yang diterapkan di SMA Global Mandiri Cibubur.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalahnya
adalah :
1. Bagaimana pengaruh pendidikan karakter disiplin untuk meningkatkan
mutu pendidikan di SMA Global Mandiri Cibubur?
2. Bagaimana pengaruh pendidikan karakter gemar membaca untuk
meningkatkan mutu pendidikan di SMA Global Mandiri Cibubur?

C. Tujuan Penyusunan Makalah


Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengaruh pendidikan karakter disiplin untuk meningkatkan
mutu pendidikan di SMA Global Mandiri Cibubur.
2. Mengetahui pengaruh pendidikan karakter disiplin untuk meningkatkan
mutu pendidikan di SMA Global Mandiri Cibubur

2
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pendidikan Karakter
1) Pengertian Pendidikan Karakter
Pengertian pendidikan dalam kamus besar Bahasa Indonesia ialah
proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan.
Pendidikan adalah proses yang terus-menerus dialami manusia
sepanjang hayat. Pendidikan dapat berlangsung di segala tempat
dimana saja, maupun di setiap waktu kapan saja. Ki Hajar Dewantara
menyatakan bahwa pendidikan merupakan upaya menumbuhkan budi
pekerti (karakter), pikiran (intelect) dan tubuh anak. Ketiganya tidak boleh
dipisahkan, agar anak dapat tumbuh dengan sempurna. Melihat definisi
di atas, dapat diartikan bahwa pendidikan tidak dapat terlepas dari
penanaman karakter. Karakter menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dari pendidikan.
Karakter berasal dari bahasa latin “kharakter” “kharsein”, ”kharax”
dalam bahasa inggris: ”character” dan dalam bahasa indonesia
“karakter‟‟ dalam bahasa yunani character dan charassein yang artinya
membuat tajam, membuat dalam.
Karakter dapat dimaknai sebagai cara berfikir dan berperilaku yang
khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter
baik adalah individu yang dapat membuat keputusan dan siap
mempertangung jawabkan setiap akibat dari keputusannya.
Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran,
sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma
agama, hukum, tata krama, budaya, adat istiadat, dan etika. Karakter

3
adalah perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
bersikap maupun dalam bertindak. Herman kertajaya mengemukakan
bahwa karakter adalah ciri khas yang dimiliki seseorang dan ciri khas
tersebut adalah asli mengakar pada kepribadian seseorang tersebut,dan
merupakan mesin pendorong bagaimana sesorang bertindak,bersikap,
berujar,dan merespon sesuatu.
Pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja
untuk mengembangkan karakter yang baik (good character)
berlandaskan kebajikan-kebajikan inti (core virtues) yang secara objektif
baik bagi individu maupun masyarakat. Menurut Ratna Mawangi
pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak
agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikanya
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan
kontribusi yang positif kepada lingkunganya.
Dalam konteks P3M mendefinisikan pendidikan karakter dalam
setting sekolah sebagai pembelajaran yang mengarah pada penguatan
dan pengembangan perilaku/tingkah laku anak secara utuh didasarkan
pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah . Definisi ini
mengandung makna:
1) Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang terintregasi
dengan pembelajaran yang terjadi pada semua mata
pelajaran.
2) Pendidikan karakter diarahkanpada penguatan dan
pengembangan prilaku anak secara utuh . Asumsinya anak
merupakan organisme manusia yang memiliki potensi untuk
dikuatkan dan dikembangkan.
3) Penguatan dan pengembangan prilaku/tingkah laku didasari
oleh nilai yang dirujuk sekolah (lembaga).
4) Dengan demikian, hakikat pendidikan karakter dalam konteks
pendidikan di indonesia adalah pendidikan nilai yakni
pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya
bangsa indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian
generasi muda.

4
2) Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter
Ada banyak pendapat mengenai tujuan dan fungsi pendidikan
karakter. Namun, pada dasarnya tujuan ini mengacu pada hal yang
sama. Terkait dengan upaya mewujudkan pendidikan karakter,
sesungguhnya hal yang dimaksud itu sudah tertuang dalam fungsi dan
tujuan pendidikan nasional, yaitu pendidikan nasional yang berfungsi
mengembangkan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Di dalam kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa, secara
fungsional kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa memiliki
tiga fungsi utama sebagai berikut :
1) Fungsi pembentukan dan pengembangan potensi.
Pembangunan karakter bangsa berfungsi membentuk dan
mengembangkan potensi manusia dan warga negara indonesia agar
berpikiran baik, dan berprilakubaik sesuai dengan falsafah hidup
pancasila.
2) Fungsi perbaikan dan penguatan
Pembangunan karakter bangsa berfungsi memperbaiki dan
memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan , masyarakat dan
pemerintah ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam
pengembangan potensi warga negara dan pembangunan bangsa
menuju bangsa yang maju, mandiri dan sejahtera.
3) Fungsi penyaring
Pembangunan karakter bangsa berfungsi memilah budaya sendiri dan
menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
budaya dan karater bangsa yang bermartabat
Sementara menurut Susilo Bambang Yudhoyono, ada lima hal dasar
yang menjadi tujuan Gerakan Nasional Pendidikan Karakter. Gerakan
tersebut diharapkan menciptakan manusia indonesia yang unggul dalam

5
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kelima hal dasar tersebut
adalah :
1) Manusia Indonesia harus bermoral , berakhlak dan berprilaku yang
baik, Oleh karena itu , masyarakat dihimbau menjadi masyarakat
religius yang anti kekerasan.
2) Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang cerdas dan rasional,
berpengetahuan dan memiliki daya nalar yang tinggi.
3) Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang inovatif dan mengejar
kemajuan serta bekerja keras mengubah keadaan.
4) Harus bisa memperkuat semangat, seberat apapun masalah yang
dihadapi jawabnya selalu ada.
5) Manusia Indonesia harus menjadi patriot sejati yang mencintai bangsa
dan negara serta tanah airnya.
Pendidikan karakter pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan
mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan
karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan
seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan
pendidikan.
Melalui pendidikan karakter diharapkan siswa dapat memaknai,
menganalisa dan menginterpretasi nilai-nilai moral positif bangsa
Indonesia dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Karakter Disiplin
Disiplin pada hakikatnya merupakan salah satu kontrol diri untuk
mematuhi peraturan yang ada, baik di sekolah, ataupun masyarakat.
Penerapan karakter disiplin di sekolah dapat diintegrasikan dalam
kegiatan pembelajaran maupun peraturan, seperti hukuman atas
keterlambatan siswa, juga kebiasaan untuk mengumpulkan tugas tepat
waktu.
Kemendiknas (2010: 9) mendeskripsikan disiplin sebagai tindakan
yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
dan peraturan. Husdarta (2010: 110) menuliskan bahwa disiplin berarti
kontrol penguasaan diri terhadap impuls yang tidak diinginkan atau

6
proses mengarahkan impuls pada suatu cita-cita atau tujuan tertentu
untuk mencapai dampak yang lebih besar.
Menurut Kemendiknas (2010: 26) indikator dari nilai disiplin ialah
sebagai berikut:
a) Membiasakan hadir tepat waktu.
b) Membiasakan mematuhi aturan.
c) Menggunakan pakaian sesuai dengan ketentuan.
Hal tersebut diungkapkan juga olehJamal Ma‟mur (2013: 94) bahwa
dimensi dari disiplin ialah:
a) Disiplin waktu.
b) Disiplin menegakkan aturan.
c) Disiplin sikap.
d) Disiplin menjalankan ibadah.
Indikator lain yang diungkapkan oleh Syafrudin (Muhammad Khafid
dan Suroso, 2007: 191) membagi disiplin belajar menjadi empat macam,
yaitu:
1) ketaatan terhadap waktu belajar,
2) ketaatan terhadap tugas-tugas pelajaran,
3) ketaatan terhadap penggunaan fasilitas belajar, dan
4) ketaatan menggunakan waktu datang dan pulang.
Berdasarkan ketiga pendapat yang telah disebutkan, maka dapat
kita ketahui bahwa indikator dari nilai disiplin pada dasarnya ialah disiplin
waktu, disiplin menegakkan peraturan, dan disiplin perilaku.

4) Karakter Gemar Membaca


Gemar membaca dapat dideskripsikan sebagai kebiasaan
menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberi
kebaikan bagi diri sendiri sebagai pembaca.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata (Hodgson 1960: 43-44). Membaca
adalah kegiatan fisik dan mental yang dapat berkembang menjadi suatu
kebiasaan. Oleh karena itu, sebagaimana kebiasaan-kebiasaan lainnya,
membentuk kebiasaan membaca juga memerlukan waktu yang relatif

7
lama. Pendidikan karakter untuk membuat siswa gemar membaca harus
dilakukan dengan terus menerus dan berkesinambungan agar siswa
terbiasa untuk membaca, dan menganggap membaca adalah suatu
kebutuhan.
Dikarenakan kebiasaan membaca memerlukan pembiasaan, maka
pembelajaran membaca sebagai pendidikan karakter harus
memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut.
a. Pembelajaran bahasa harus dilakukan secara berkelanjutan dalam
rangka membina kemampuan membaca siswa sekaligus membina
karakter siswa, baik karakter secara umum maupun karakter
membaca.
b. Pembelajaran membaca hendaknya dilakukan dengan
menggunakan model pembelajaran atau strategi membaca yang
bersifat menyenangkan, namun tetap berlandaskan pada paham-
paham konstrutivis, komunikatif, dan kontekstual.
c. Pembelajaran membaca sebaiknya dikemas berbasis penilaian
otentik sehingga tergambar jelas aktifitas membaca siswa selama
pembelajaran sekaligus tergambar pula kemunculan karakter pada
diri siswa.

B. Peningkatan Mutu Pendidikan


Pengertian mutu secara umum adalah gambaran atau karateristik
menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya
dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan. Dalam dunia pendidikan,
standar ini menurut Depdiknas (2001: 2) dapat dirumuskan melalui hasil
belajar mata pelajaran skolastik yang dapat diukur secara kuantitatif, dan
pengamatan secara kualitatif, khususnya bidang-bidang pengetahuan
sosial.
Pendidikan yang bermutu bukan sesuatu yang terjadi dengan
sendirinya, tapi merupakan hasil dari suatu proses pendidikan berjalan
dengan baik, efektif dan efisien. Mutu pendidikan tidak hanya ditentukan
oleh sekolah sebagai lembaga pengajaran, tetap disesuaikan dengan apa
yang menjadi pandangan dan harapan masyarakat yang cenderung selalu

8
berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Menurut Sagala (2010)
bahwa sekolah yang berhasil ditentukan oelh faktor-faktor antara lain:
(1) kegiatan belajar-mengajar,
(2) kompetensi guru dan tenaga kependidikan dittingkatkan,
(3) fasilitas dan perlengkapan pembelajaran disiapkan,
(4) kegiatan ekstrakulikulernya.
Indikator keberhasilan dalam meningkatkan mutu pendidikan akan
berdampak dari berbagai aspek, yaitu:
a. efektifitas proses pembelajaran bukan sekedar transfer pengetahuan
(transfer Knowledge) atau peningat, melainkan lebih menekankan pada
internalisasi mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor
dan kemandirian,
b. kepemimpinan kepala sekolah akan mendorong terwujudnya visi, misi,
tujuan sasran melalui program yang dilaksanakan secara berencana,
bertahap, kreatifitas, inovasi, efektif, mempunyai kemampuan
manajerial,
c. pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif,
d. sekolah memiliki budaya mutu,
e. sekolah memiliki team work yang kompak, cerdas dan dinamis.
Karena output pendidikan merupakan hasil kolektif bukan hasil individu
guna memperoleh mutu yang kompetitif,
f. sekolah memiliki kemandirian, yaitu kemampuan untuk bekerja secara
maksimal dengan tidak tergantung petunjuk dari atasan dan memiliki
sumber daya manusia yang potensial,
g. patitsipasi warga sekolah dan masyarakat. Keterkaitan dan keterlibatan
pada sekolah harus tinggi dilandasi oleh rasa tanggunjawab melalui
loyalitas dan dedikasi sebagai steakholders,
h. sekolah memiliki transparansi,
i. sekolah memiliki kemauan perubahan (management
change). Perubahan adalah peningkatan bermakna positif untuk lebih
baik dalam peningkatan mutu pendidikan,
j. sekolah melakukan evaluasi perbaikan yang berkelanjut dan
merupakan proses penyempurnaan dalam meningkatkan mutu

9
keseluruhan, mencakup organisasi, tanggung jawab, prosedur dan
sumber daya manusia,
k. sekolah memiliki akuntabilitas sebagai tanggun jawab terhadap
keberhasilan program sekolah yang telah dilaksanakan,
l. output sekolah penekanannya kepada lulusan yang mandiri dan
memenuhi syarat pekerjaan (qualified) (sagala, 2010:172).
Dalam pandangan Zamroni ( 2007:2 ) dikatakan bahwa peningkatan
mutu sekolah adalah suatu proses yang sistematis yang terus menerus
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan faktor-faktor yang
berkaitan dengan itu, dengan tujuan agar menjadi target sekolah dapat
dicapai dengan lebih efektif dan efisien.
Fattah (2009) mengemukakan upaya peningkatan mutu dan
perluasan pendidikan membutuhkan sekurang-kurangnya tiga faktor utama
yaitu,
1) kecukupan sumber-sumber pendidikan dalam arti kualitas tenaga
kependidikan, biaya dan sarana belajar,
2) mutu proses belajar mengajar yang mendorong siswa belajar efektif, dan
3) mutu keluaran dalam bentuk pengetahuan, sikap, keterampilan dan nilai-
nilai.
Dari ketiga faktor diatas, dapat diketahui bahwa faktor utama
peningkatan mutu keluaran dari produk pendidikan tidak hanya dari mutu
pengetahuan saja, tetapi juga sikap. Oleh karena itu, penerapan pendidikan
karakter untuk menanamkan karakter baik pada siswa sangat diperlukan
untuk meningkatkan mutu pendidikan.

C. Penerapan Pendidikan Karakter di SMA Global Mandiri Cibubur


SMA Global Mandiri adalah salah satu institusi pendidikan yang
berada di kawasan Cibubur-Cileungsi. Sebagai salah satu institusi
pendidikan yang ingin menghasilkan lulusan yang berkarakter dan berdaya
saing global, SMA Global Mandiri menerapkan beberapa pendidikan
karakter untuk membiasakan siswa-siswinya berkarakter baik. Diantara
pendidikan karakter yang diterapkan oleh SMA Global Mandiri, yaitu disiplin
dan gemar membaca.

10
1) Penerapan Pendidikan Karakter Disiplin di SMA Global Mandiri.
Sebagaimana institusi pendidikan lain, SMA Global Mandiri juga
mengintegrasikan pendidikan karakter disiplin, baik dalam peraturan
sekolah maupun dalam proses pembelajaran. Pengintegrasian
pendidikan karakter disiplin dalam peraturan diantaranya adalah
pemberian hukuman pada siswa yang datang terlambat masuk sekolah,
juga pemberian sanksi pada siswa yang tidak memakai atribut sekolah
dengan lengkap. Sementara pengintegrasian karakter disiplin dalam
kegiatan belajar mengajar diantaranya pengurangan poin pada siswa
yang mengumpulkan tugas terlambat, dan sebagainya.
Selain itu, SMA Global Mandiri juga mengadakan kegiatan „Waste
Bank‟. Kegiatan Waste Bank merupakan kegiatan penjualan sampah
yang bisa didaurulang, misal kardus, botol bekas, juga kertas yang
tidak terpakai, yang nantinya hasilnya akan menjadi tabungan bagi
siswa maupun staff sekolah yang mengumpulkan sampah tersebut.
Kegiatan penjualan dan pembelian sampah dilakukan oleh siswa
pengurus dengan dibimbing oleh guru. Siswa pengurus melatih
kedisiplinan dan tanggungjawabnya dengan melaksanakan tugas
meskipun harus memotong jam istirahatnya. Oleh karena itu, program
inipun merupakan salah satu dari pengintegrasian pendidikan karakter
disiplin.
Pendidikan karakter disiplin memberi pengaruh cukup besar pada
siswa, terutama di tingkat keterlambatan siswa. Perlahan, tingkat
keterlambatan siswa berkurang sedikit demi sedikit meskipun tetap
masih ada beberapa yang terlambat datang ke sekolah.

2) Penerapan Pendidikan Karakter Gemar Membaca di SMA Global


Mandiri.
Pengintergrasian pendidikan karakter gemar membaca di SMA
Global Mandiri Cibubur tidak hanya dilakukan dalam pelajaran Bahasa
saja. Setiap hari Kamis dan Jum‟at, siswa rutin melakukan silent
reading Kitab Suci sesuai agama masing-masing. Kegiatan ini
dilakukan selain untuk memupuk kegemaran membaca pada siswa,
juga untuk mengingat Tuhan YME.

11
Selain kegiatan tersebut, pengintegrasian pendidikan karakter gemar
membaca juga ada pada kegiatan yang disebut Book Week dan Bulan
Bahasa. Pada kegiatan tersebut, setiap hari siswa wajib membawa
buku yang mereka suka dan akan diadakan waktu tertentu untuk silent
reading di awal dan akhir pembelajaran. Dengan membaca buku
kesukaan siswa, diharapkan siswa mendapatkan refresh akan penat
belajar seharian. Pada Bulan Bahasa juga diadakan lomba membaca
cerita dongeng untuk anak-anak TK dan SD, menulis cerpen dan puisi,
juga membaca puisi.
Penerapan pendidikan karakter gemar membaca pada siswa
memberi pengaruh cukup besar pada siswa, terutama kegiatan silent
reading Kitab Suci yang selalu dilaksanakan setiap Kamis dan Jumat.
Setiap Kamis dan Jumat setiap pelajaran dimulai, beberapa anak sudah
tampak membaca Kitab Sucinya bahkan sebelum disuruh oleh guru,
yang berarti adalah kebiasaan baik tersebut sudah mulai terbentuk.
Penerapan pendidikan karakter gemar membaca ini juga berguna untuk
menemukan bakat-bakat terpendam siswa dalam kegiatan berbahasa.

12
BAB 3
PENUTUP

A. Simpulan
1. Pendidikan karakter disiplin di SMA Global Mandiri Cibubur dilakukan
dengan pengintegrasian pada peraturan dan kegiatan belajar mengajar.
Pendidikan karakter disiplin ini cukup berpengaruh terhadap perubahan
perilaku siswa. Hal ini tampak dari berkurangnya siswa yang terlambat
datang ke sekolah dari hari ke hari, meskipun masih ada beberapa siswa
yang masih sering kali terlambat.
2. Pendidikan karakter gemar membaca di SMA Global Mandiri dilakukan
dengan pengintegrasian dalam pelajaran Bahasa, aktivitas silent reading
Kitab Suci setiap Kamis – Jum‟at, juga event Book Week dan Bulan
Bahasa. Pendidikan karakter gemar membaca ini cukup berpengaruh
dalam membentuk kebiasaan membaca siswa, terutama membaca Kitab
Suci pada hari Kamis dan Jum‟at. Selain itu, penerapan pendidikan
karakter ini juga berguna untuk menemukan bakat-bakat terpendam siswa
dalam kegiatan berbahasa.

B. Saran
Pendidikan karakter adalah salah satu alternatif untuk terus menanamkan
nilai luhur bangsa Indonesia pada generasi muda. Oleh karena itu, institusi-
institusi pendidikan harus lebih kreatif lagi dalam menerapkan pendidikan
karakter pada siswa agar generasi penerus bangsa dapat memiliki karakter
dan kepribadian yang baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Wiyani, Novan Andy. 2013. Konsep, Praktik dan Strategi Membumikan


Pendidikan Karakter di SD. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Saptono. 2011. Dimensi Pendidikan Karakter. Jakarta : Erlangga Group

http://pendidikandanteknolog.blogspot.co.id/2016/11/pendidikan-karakter-disiplin-
pengertian.html (diakses 9 Mei 2018. 23:19)

Budi Artati.2007. Gemar Membaca dan Menulis. Klaten: PT. Macanan Jaya
Cemerlang.

Zamroni. 2007 . Meningkatkan Mutu Sekolah . Jakarta : PSAP Muhamadiyah

http://www.pasarmakalah.com/2015/10/landasan-teori-tentang-mutu-
pendidikan.html (diakses 10 Mei 2018. 14:28)

Depdiknas. 2004. Kurikulum dan Hasil Belajar. Jakarta: Dikmenum.

Fattah, N. 2009. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Kementrian pendidikan nasional. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan


Karakter. Jakarta: Badan penelitian dan Pengembangan pusat kurikulum dan
perbukuan.

Kusuma, Dharma. 2011. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

14
BIODATA

Nama : Nur‟aini Septyaningrum

Tempat Tanggal Lahir : Kendal, 28 September 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Perumahan BTN Blok A No 11, Langenharjo, Kendal


51314

Domisili : Jl. Raya Kranggan Bekasi

Email : septyaningrumnuraini@gmail.com

Pendidikan

1997-2003 SD N 01 Pegulon Kendal

2003-2006 SMP N 02 Kendal

2006-2009 SMA N 01 Kendal

2009-2013 S1 Pendidikan Fisika UNNES

Prestasi

1. Juara 3 (OSN) SMA Astronomi Kabupaten Kendal in 2007

2. Peserta Scientific Paper “Ajang Kreasi Pangan II 2008” Universitas


Semarang

Pelatihan

2008 Pelatihan Komputer (typing 10 fingers, computer assembling, HTML,


Pascal, Ms. Access, and Autocad)

2012 Young Researcher Training

2013 Flash Application Training

2016 Pelatihan Kurikulum 13 Revisi

Pengalaman Kerja

1. Guru Fisika di PT Sinotif International (November 2013 – Juli 2015)

2. Guru Fisika di SMA Global Mandiri Cibubur (Juli 2015- sekarang)

15

Anda mungkin juga menyukai