Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu
yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk
memenuhi sumberdaya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang
sangat penting.
Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa
pendidikan di setiap jenjang, termasuk di sekolah harus diselenggarakan
secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut.
Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik
sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi
dengan masyarakat. Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika
Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak
ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill)
saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill).
Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20
persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-
orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung
kemampuan soft skill daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa

1
2

mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan.


Melihat masyarakat Indonesia sendiri juga lemah sekali dalam penguasaan
soft skill. Untuk itu penulis menulis makalah ini, agar pembaca tahu betapa
pentingnya pendidikan karakter bagi semua orang, khususnya bangsa
Indonesia sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan dan pendidikan karakter?
2. Bagaimanakah kualitas pendidikan di Indonesia pada saat ini?
3. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan di
Indonesia?
4. Pentingkah pendidikan karakter ditanamakan demi meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pendidikan dan pendidikan karakter
2. Mengetahui kualitas pendidikan di Indonesia
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan di
Indonesia
4. Mengetahui pengaruh dari pendidikan karakter terhadap kualitas
pendidikan di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pendidikan Dan Pendidikan Karakter


1. Pengertian Pendidikan
Pada dasarnya pengertian pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20
tahun 2003 ) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari
kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini
mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa
definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional
Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan
yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya,
pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-
anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya
di masa yang akan datang.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian,

3
4

kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,


masyarakat, bangsa, dan Negara.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), Pendidikan diartikan
sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan
dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan
spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang berakibat
individu mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan
yang telah diperolehnya.
Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan
yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk
mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.
2. Pengertian Pendidikan Karakter
Penguatan pendidikan moral (moral education) atau pendidikan
karakter (character education) dalam konteks sekarang sangat relevan
untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda di negara kita. Krisis
tersebut antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya
angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman,
pencurian remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat-obatan,
pornografi, dan perusakan milik orang lain sudah menjadi masalah sosial
yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas, oleh karena itu
betapa pentingnya pendidikan karakter.
Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral
knonwing), sikap moral (moral felling), dan perilaku moral (moral
behavior). Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakanbahwa
karakter yang baikdidukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan
untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan. Bagan dibawah
ini merupakan bagan kterkaitan ketiga kerangka pikir ini.
5

Pengertian Pendidikan Karakter Menurut Ahli

a. Pendidikan Karakter Menurut Lickona


Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai
segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter
siswa. Tetapi untuk mengetahui pengertian yang tepat, dapat
dikemukakan di sini definisi pendidikan karakter yang disampaikan
oleh Thomas Lickona. Lickona menyatakan bahwa pengertian
pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk
membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan,
dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.
b. Pendidikan Karakter Menurut Suyanto
Suyanto (2009) mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan
berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan
bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa,
maupun negara.
c. Pendidikan Karakter Menurut Kertajaya
Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau
individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian
benda atau individu tersebut, serta merupakan “mesin” yang
mendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berucap, dan
merespon sesuatu (Kertajaya, 2010).
d. Pendidikan Karakter Menurut Kamus Psikologi
Menurut kamus psikologi, karakter adalah kepribadian ditinjau
dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, dan
biasanya berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap (Dali Gulo,
1982: p.29).
3. Nilai-nilai dalam pendidikan karakter
Ada 18 butir nilai-nilai pendidikan karakter yaitu , Religius, Jujur,
Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin
Tahu, Semangat Kebangsaan,Cinta tanah air,Menghargai
6

prestasi,Bersahabat/komunikatif,Cinta Damai,Gemar membaca, Peduli


lingkungan, Peduli social, Tanggung jawab.

Nilai-nilai pendidikan karakter

a. Religius
b. Jujur
c. Toleransi
d. Disiplin
e. Kerja keras
f. Kreatif
g. Mandiri
h. Demokrasi
i. Rasa ingin tahu
j. Semangat kebangsaan
k. Cinta tanah air
l. Menghargai prestasi
m. Bersahabat/komuniktif
n. Cinta damai
o. Gemar membaca
p. Peduli lingkungan
q. Peduli sosial
r. Tanggung jawab
4. Nilai Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter telah menjadi perhatian berbagai negara dalam
rangka mempersiapkan generasi yang berkualitas, bukan hanya untuk
kepentingan individu warga negara, tetapi juga untuk warga masyarakat
secara keseluruhan. Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai the
deliberate us of all dimensions of school life to foster optimal character
development (usaha kita secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan
sekolah/madrasah untuk membantu pembentukan karakter secara optimal.
7

Pendidikan karakter memerlukan metode khusus yang tepat agar


tujuan pendidikan dapat tercapai. Di antara metode pembelajaran yang
sesuai adalah metode keteladanan, metode pembiasaan, dan metode
pujian dan hukuman.

B. Kondisi Kualitas Pendidikan Di Indonesia


Sebagai salah satu wahana pembentuk karakter bangsa, sekolah adalah
lokasi penting dimana para "Nation Builders" Indonesia diharapkan dapat
berjuang membawa negara bersaing di kancah global. Seiring dengan
derasnya tantangan global, tantangan dunia pendidikan pun menjadi semakin
besar, hal ini yang mendorong para siswa mendapatkan prestasi terbaik.
Namun, dunia pendidikan di Indonesia masih memiliki beberapa
kendala yang berkaitan dengan mutu pendidikan diantaranya adalah
keterbatasan akses pada pendidikan, jumlah guru yang belum merata, serta
kualitas guru itu sendiri dinilai masih kurang. Terbatasnya akses pendidikan
di Indonesia, terlebih lagi di daerah berujung kepada meningkatnya arus
urbanisasi untuk mendapatkan akses ilmu yang lebih baik di perkotaan.
Menurut pegiat pendidikan Indonesia, Anies Baswedan keterbatasan
akses pendidikan di daerah menjadi pangkal derasnya arus urbanisasi. "Yang
menjadi persoalan, di Jabodetabek jumlahnya sudah proporsional, tapi jangan
kita hanya bicara urban. Justru di luar urban itu kita punya masalah dan itu
yang menyebabkan migrasi ke Jakarta," ujar Anies. Secara tidak langsung,
masyarakat Indonesia didorong untuk melakukan urbanisasi karena
keterbatasan fasilitas di daerah. Ia menilai akses pendidikan harus dibuka
seluas-luasnya untuk seluruh masyarakat dengan penyediaan fasilitas yang
mendukung program tersebut. "Kalau sekolah hanya di ibukota kecamatan,
maka yang jauh kan jadi nggak bisa sekolah," tandasnya.
Selain itu, jumlah guru yang sesuai dengan kualifikasi saat ini dinilai
masih belum merata di daerah. Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Dasar
(Dikdas) Kemendikbud Hamid Muhammad saat ini banyak sekolah dasar
8

(SD) di Indonesia kekurangan tenaga guru. Jumlahnya diperkirakan mencapai


112 ribu guru.
Untuk mengatasinya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) akan bekerja sama dengan pemerintah daerah, baik tingkat
provinsi maupun kabupaten/kota, dalam hal distribusi guru di daerah-daerah
supaya lebih merata. "Jika manajemen guru bisa ditangani lebih optimal,
tidak parsial, maka bisa dipindahkan ke kabupaten atau daerah yang
berdekatan," ungkap Hamid.
Kemudian, untuk meningkatkan kualitas para guru, Kemendikbud
akan meningkatkan kualifikasi guru melalui beasiswa S-1 bagi guru SD dan
SMP. Hamid menjelaskan, jumlah guru SD di sekolah negeri dan swasta
sekitar 1.850 ribu guru. Dari jumlah tersebut, hanya 60 persen guru yang
sudah memenuhi kualifikasi dengan gelar S-1, sedangkan 40 persen lainnya
belum memenuhi kualifikasi. Tiap tahunnya, Kemendikbud juga menyiapkan
beasiswa untuk 100 ribu calon guru guna menempuh pendidikan S-1 melalui
bantuan beasiswa S-1 untuk guru SD dan SMP. Di dunia internasional,
kualitas pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120 negara di
seluruh dunia berdasarkan laporan tahunan UNESCO Education For All
Global Monitoring Report 2012. Sedangkan berdasarkan Indeks
Perkembangan Pendidikan (Education Development Index, EDI), Indonesia
berada pada peringkat ke-69 dari 127 negara pada 2011.
Di sisi lain, kasus putus sekolah anak – anak usia sekolah di Indonesia
juga masih tinggi "Berdasarkan data Kemendikbud 2010, di Indonesia
terdapat lebih dari 1,8 juta anak setiap tahun tidak dapat melanjutkan
pendidikan, Hal ini disebabkan oleh tiga faktor, yaitu faktor ekonomi; anak –
anak terpaksa bekerja untuk mendukung ekonomi keluarga; dan pernikahan di
usia dini,” menurut Sekretaris Direktorat Jendral Perguruan Tinggi Dr. Ir.
Patdono Suwignjo, M. Eng, Sc di Jakarta. Dalam laporan terbaru Program
Pembangunan PBB tahun 2013, Indonesia menempati posisi 121 dari 185
negara dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan angka 0,629.
Dengan angka itu Indonesia tertinggal dari dua negara tetangga ASEAN yaitu
9

Malaysia (peringkat 64) dan Singapura (18), sedangkan IPM di kawasan Asia
Pasifik adalah 0,683.
"Kita harus menyelesaikan permasalahan pendidikan ini, karena
kepemilikan atas pengetahuan adalah kunci seseorang mencapai
kesejahteraan," menurut figur pendidikan Indonesia, Anies Baswedan.
Dalam perkembangan pendidikan Indonesia, pemerintah telah melaksanakan
berbagai kebijakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan guna
menghadapi persaingan bebas dunia yang akan segera berlaku dengan
terwujudnya komunitas ASEAN pada tahun 2015 mendatang.
Untuk meringankan beban serta memperkokoh dasar pendidikan pada
siswa Indonesia, Kemdikbud memastikan akan sepenuhnya memberlakukan
Kurikulum 2013 mulai tahun 2014, bahkan sudah menyiapkan anggaran
untuk mendukung operasional kurikulum tersebut. "Sudah siap dan tahun
depan hampir semua (sekolah) bisa melaksanakan Kurikulum 2013," ujar
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Musliar Kasim.
Kurikulum 2013 merupakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang berfokus pada penguasaan pengetahuan yang kontekstual sesuai
daerah dan lingkungan masing-masing. Kurikulum tersebut menitikberatkan
penilaian siswa pada tiga hal: sikap (jujur, santun, disiplin), keterampilan
(melalui tugas praktek/ proyek sekolah), dan pengetahuan keilmuan. Pada
tingkat dasar seperti SD, kurikulum ini lebih fokus pada pembentukan sikap
dan keterampilan hidup, sedangkan keilmuannya lebih 'ringan' daripada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Pada tingkat lanjutan seperti SMP dan SMA, porsi penguasaan
keilmuan lebih ditingkatkan karena pribadi murid dianggap sudah terbentuk
pada tingkat dasar. Menurut Musliar, kurikulum baru akan diterapkan pada
siswa SD kelas 1, 2, 4 dan 5; siswa SMP kelas 8 dan 9; serta siswa SMA
kelas 10 dan 11. Pemerintah tidak akan mencetak buku bahan ajar. Seperti
pelaksanaan pada tahun sebelumnya, Kemendikbud akan mengunggah buku
bahan ajar ke dalam situs internet.
10

Kemendikbud akan menetapkan harga eceran tertinggi atas buku yang


ditargetkan akan beredar bebas tersebut. Kurikulum 2013 sendiri sebenarnya
sudah dilaksanakan sejak pertengahan tahun 2013 di sejumlah sekolah yang
telah diseleksi, meski sempat dikritik karena pelaksanaannya terkesan
dipaksakan.
Sebagai lembaga bantuan internasional yang bekerja di sektor
pembangunan sosial-ekonomi, USAID Indonesia memberikan penekanan
besar pada pengembangan kualitas pendidikan melalui sejumlah program
yang berjalan sekarang salah satunya adalah melalui program beasiswa S2
USAID-PRESTASI. Pada tahun ini, USAID -PRESTASI memberikan
beasiswa S2 kepada 31 profesional Indonesia. Program ini dibuka untuk
umum dan diharapkan dapat mendukung pengembangan sumber daya
manusia yang kompeten di bidangnya masing – masing yang pada akhirnya
akan memberikan kontribusi positif di lingkungan kerja mereka masing –
masing setelah merekakembali ke Tanah Air.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pendidikan


1. Mahalnya biaya pendidikan
Untuk yang satu ini tanpa saya jabarkan tentu semuanya telah paham
akan hal ini.
2. Sarana dan prasarana
Di beberapa tempat masih banyak gedung sekolah yang kurang layak
pakai dikarenakan berbagai bencana maupun usia bangunan yang
cukup tua sehingga menurunkan semangat dalam belajar. Bahkan
penanganan pemerintah untuk menindak lanjuti hal ini pun dirasa
kurang tanggap.
3. Kesejahteraan pendidik
Banyak dari para guru yang mengeluhkan bahwa penghargaan
terhadap pahlawan tanpa tanda jasa ini begitu kurang, bahkan sebagian
dari tenaga pendidik tersebut memiliki sambilan untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka.
11

4. Kualitas Pendidik
Hal ini merupakan imbas dari kurangnya perhatian pemerintah
terhadap peran tenaga pendidik. Bahkan beberapa tenaga pendidik ada
yang melakukan kekerasan, pelecehan seksual dan tindakan-tindakan
kriminal lainnya.
5. Kurang Minat belajar
Indikator : Mahasiswa yang jadi panutan bagi tingkat dibawahnya
ternyata masih begitu banyak yang tidak mengetahui seberapa besar
tanggung jawab yang harus dipangkunya, dalam pendidikannya tanpa
disadari telah banyak menghabiskan uang pajak rakyat. Coba kita
bayangkan berapa besar uang untuk pembangunan kampus, perbaikan
serta dana pengembangan mahasiswa yang dikucurkan pemerintah.
Nah hal tersebut tentu harus dijawab dengan prestasi minimal lulus
tepat waktu agar para anak bangsa yang lain dapat menikmati fasilitas
tersebut, tapi nyatanya dapat dipastikan bahwa di setiap PT baik negeri
maupun swasta banyak sekali mahasiswa yang lulusnya tertunda
bahkan banyak juga yang terpaksa didrop out oleh pihak Universitas.
6. Pendidikan kurang merata
Beberapa kawasan di Indonesia masih banyak daerah yang
pendidikannya tertinggal. Hal ini harus segera diatasi agar potensi
SDM yang kompeten dapat merata di seluruh penjuru Indonesia,
dengan demikian mempercepat pembangunan sektor-sektor penting di
kawasan tersebut.Dan yang paling essential adalah
7. Merosotnya nilai karakter pada sumber daya manusia Indonesia
Saat ini Indonesia sedang dihadapkan pada permasalahan melemahnya
karakter nasional. Hal ini ditunjukkan dengan berbagai persoalan
bangsa yang gejalanya mulai nampak perlahan-lahan semenjak
beberapa dekade terakhir. Jika tidak segera diatasi persoalan ini dapat
mengancam eksistensi dan keamanan bangsa Indonesia. Beberapa
permasalahan akut yang sedang dihadapi bangsa Indonesia antara lain,
lemahnya kepemimpinan nasional, lemahnya semangat juang (fighting
12

spirit) generasi muda, tingginya tingkat korupsi dan krisis identitas.


Dampak yang ditimbulkan dari permasalahan ini bermacam-macam,
misalnya ancaman disintegrasi, lemahnya daya saing Indonesia di
tingkat internasional, terpuruknya image Indonesia di mata dunia.

Berbagai persoalan bangsa itu membawa pertanyaan:


bagaimanakah pendidikan di Indonesia diselenggrakan sehingga
menghasilkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang secara umum
belum siap bersaing di era liberalisasi? Peran pendidikan di Indonesia
hanya parsial dengan penekanan pada pengembangan aspek kognitif
sehingga hasil pendidikan tidak memiliki korelasi dengan sikap maupun
perilaku peserta didik. Pendidikan dianggap tidak memberikan
kontribusi signifikan pada pembentukan karakter bangsa sesuai dengan
core values.

D. Pentingnya Pendidikan Karakter Terhadap Pendidikan Indonesia


Pendidikan karakter menjadi kunci terpenting kebangkitan Bangsa
Indonesia dari keterpurukan untuk menyongsong datangnya peradaban
baru.Di Indonesia, akhir-akhir ini menjadi isu yang sangat hangat sejak
Pendidikan Karakter dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) pada saat Peringatan Hari Pendidikan Nasional, pada tanggal 2 mei
2010 lalu.Tekad Pemerintah tersebut bertujuan untuk mengembangkan
karakter dan budaya bangsa sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem
pendidikan Nasional yang harus didukung secara serius.
Karakter bangsa dapat dibentuk dari program-program pendidikan
atau dalam proses pembelajaran yang ada di dalam kelas.Akan tetapi, apabila
pendidikan memang bermaksud serius untuk membentuk suatu karakter
generasi bangsa, ada banyak hal yang harus dilakukan, dan dibutuhkan
penyadaran terhadap para pendidik dan juga terhadap pelaksana kebijakan
pendidikan.Jika kita pahami arti dari Pendidikan secara luas, pendidikan
sebagai proses penyadaran, pencerdasan dan pembangunan mental atau
13

karakter, tentu bukan hanya identik dengan sekolah.Akan tetapi, berkaitan


dengan proses kebudayaan yang secara umum sedang berjalan, dan juga
memliki kemampuan untuk mengarahkan kesadaran,membentuk cara
pandang, dan juga membangun karakter generasi muda.Artinya, karakter
yang menyangkut cara pandang dan kebiasaan siswa, remaja, dan juga kaum
muda secara umum sedikit sekali yang dibentuk dalam ruang kelas atau
sekolah, akan tetapi lebih banyak dibentuk oleh proses sosial yang juga tak
dapat dilepaskan dari proses ideoogi dan tatanan material-ekonomi yang
sedang berjalan.
Mendidik budaya dan karakter bangsa adalah mengembangkan nilai-
nilai Pancasila pada diri peserta didik melalui Pendidikan hati, otak, dan
fisik.Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam
mengembangkan potensi peserta didik.Pendidikan adalah suatu usaha
masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi muda bagi
keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa
depan.
Keberlangsungan tersebut dapat ditandai oleh pewarisan budaya dan
karakter yang telah dimiliki masyarakat dan bangsa.Oleh karena itu,
pendidikan merupakan proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi
generasi muda dan juga proses pengembangan budaya karakter bangsa untuk
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa di masa mendatang.
Dalam proses pendidikan budaya dan karakter bangsa, secara aktif
peserta didik mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses interalisasi,
dan penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian dalam bergaul di
masyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera,
serta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat.
Berdasarkan pengertian budaya, karakter bangsa,dan pendidikan yang
telah dikemukakan diatas maka pendidikan budaya dan karakter bangsa
dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga memiliki nilai dan karakter
sebagai karakter diri, yang menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
14

dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga Negara yang religius,


nasionalis, produktif dan kreatif.Atas dasar pemikiran itu, pengembangan
pendidikan budaya dan karakter sangat strategis bagi keberlangsungan dan
keunggulan bangsa di masa mendatang.
Perkembangan tersebut harus dilakukan melalui perencanaan yang
baik, pendekatan yang sesuai, dengan metode belajar serta pembelajaran yang
efektif.Sesuai dengan sifat suatu nilai, pendidikan budaya dan karakter bangsa
adalah usaha bersama sekolah oleh karenanya harus dilakukan secara bersama
oleh semua guru dan pemimpin sekolah, melalui semua mata pelajaran, dan
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya sekolah.
Fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa adalah
perkembangan potensi peserta didik agar menjadi berperilaku baik, dan bagi
peseta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan
budaya dan karakter bangsa, untuk memperkuat pendidikan nasional untuk
bertanggung jawab dalam perkembangan potensi peserta didik yang
bermartabat, dan juga untuk menyaring budaya bangsa sendiri dengan bangsa
lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang
bermartabat.

Strategi-Strategi dalam Pendidikan Karakter

Strategi Pendidikan Karakter yang akan dibahas adalah Strategi


Pendidikan Karakter melalui Multiple Talent Aproach (Multiple
Intelligent).Strategi Pendidikan Karakter ini memiliki tujuan yaitu untuk
mengembangkan seluruh potensi anak didik yang manifestasi pengembangan
potensi akan membangun Self Concept yang menunjang kesehatan mental.

Konsep ini menyediakan kesempatan bagi anak didik untuk


mengembangkan bakat emasnya sesuai dengan kebutuhan dan minat yang
dimilikinya.Ada banyak cara untuk menjadi cerdas, dan cara ini biasanya
ditandai dengan prestasi akademik yang diperoleh disekolahnya dan anak
didik tersebut mengikuti tes intelengensia.Cara tersebut misalnya melalui
15

kata-kata, angka, musik, gambar, kegiatan fisik atau kemamuan motorik atau
lewat cara sosial-emosional.

Menurut Gardner (1999), manusia itu sedikitnya memiliki 9


kecerdasan.Kecerdasan manusia, saat ini tak hanya dapat diukur dari
kepandaiannya menguasai matematika atau menggunakan bahasa.Ada banyak
kecerdasan lain yang dapat diidentifikasi di dalam diri manusia.Sedangkan
menurut Howard Gardner (1999) yang menjelaskan 9 kecerdasan ganda,
apabila dipahami dengan baik, akan membuat semua orang tua memandang
potensi anak lebih positif.Terlebih lagi, para orang tua (guru) dapat
menyiapkan sebuah lingkungan yang menyenangkan dan memperdayakan di
sekolah.Konsep Multiple Intelligence mengajarkan kepada anak bahwa
mereka bisa belajar apapun yang mereka ingin ketahui.Bagi Orangtua atau
guru , yang dibutuhkan adalah kreativitas dan kepekaan untuk mengasah anak
tersebut.Baik guru atau Orang tua juga harus berpikir terbuka, keluar dari
paradigma tradisional.

Kecerdasan bukanlah sesuatu yang bersifat tetap.Keceradasan


bagaikan sekumpulan keterampilan yang dapat ditumbuhkan dan
dikembangkan.Kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan masalah,
kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk dipecahkan, kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang berharga dalam suatu kebudayaan
masyarakat.Melalui pengenalan Multiple Intellegence, kita dapat mempelajari
kekuatan atau kelemahan anak dan dapat memberikan mereka peluang untuk
belajar melalui kelebihan mereka, tujuannya adalah agar anak memiliki
kesempatan untuk mengeksplorasi dunia

Tujuan Pendidikan Karakter Bangsa

Perkembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Pengertian


Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU
16

Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus


digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia.Pasal 3 UU
Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan Nasional Berfungsi mengembangkan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peseta didik agar menjadi manusia yag beriman,dan bertakwa kepaa Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.tujuan
Pendidikan Nasional merupakan rumusan mengenai kualitas manusia
Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan Pendidikan.Oleh
karena itu, rumusan tujuan Pendidikan Nasional menjadi dasar dalam
pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.Untuk mendapatkan
wawasan mengenai arti pendidikan budaya dan karakter bangsa perlu
dikemukakkan pengertian istilah budaya, karakter bangsa, dan
pendidikan.Tujuan Pendidikan Pendidikan Karakter Bangsa diantaranya
adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan


Warga Negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
2. Mengembangkan Kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji
dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya dan
karakter bangsa
3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik
sebagai generasi penerus bangsa
4. Mengembangkan kemampuan pesrta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan dan
5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan
belajar yang aman,jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta
dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.
17

Nilai-nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa merupakan


Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter
bangsa dan diidentifikasi dari sumber-sumber Agama, karena
masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama, maka kehidupan
individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan
kepercayaan.Secara politis, kehidupan kenegaraan didasari pada nilai
yang berasal dari agama.Dan sumber yang kedua adalah Pancasila,
Pancasila : Negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas
prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut
dengan Pancasila.Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan
dijabarkan lebih lanjut lagi dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD
1945.Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi
nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi,
kemasyarakatan, budaya dan seni.
Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan untuk
mempersiapkan peserta didik menjadi Warga Negara yang lebih baik,
yaitu Warga Negara yang memiliki kemampuan, kemauan,dan
menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sebagai Warga
Negara.Budaya sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang
hidup bermasyarakat yang tidak disadari oleh nilai-nilai budaya yang
diakui masyarakat tersebut.Nilai-nilai budaya tersebut dijadikan dasar
dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam
komunikasi antaranggota masyarakat tersebut.Posisi budaya yang
demikian penting dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas penulis dapat menyimpulkan beberapa kategori
yaitu:
 Bangsa Indonesia telah berusaha untuk meningkatkan kesesuaian dan
mutu pendidikan karakter melalui sekolah-sekolah, terutama Sekolah
Menengah Pertama (SMP), karena anak usia SMP sangat cocok untuk
diberi pembelajaran tentang pendidikan karakter.
 Guru adalah orang tua para siswa. Karenanya, Rosulullah melarang
para orangtua (guru) mendoakan keburukan bagi anak-didiknya.
Mendoakan keburukan kepada anak merupakan hal yang berbahaya.
Dapat mengakibatkan kehancuran anak dan masa depannya.
 Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada
pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik
secara utuh, terpadu, dan seimbang.
 Bila pendidikan karakter telah mencapai keberhasilan, tidak diragukan
lagi kalau masa depan bangsa Indonesia ini akan mengalami
perubahan menuju kejayaan. Dan bila pendidikan karakter ini
mengalami kegagalan sudah pasti dampaknya akan sangat besar bagi
bangsa ini, negara kita akan semakin ketinggalan.

B. Saran
Pemerintah harus selalu memantau atau mengawasi dunia pendidikan,
karena dari dari dunia pendidikan Negara bisa maju dan karena dunia
pendidikan juga Negara bisa hancur, bila pendidikan sudah disalah gunakan.

18
19

Selain mengajar, seorang guru atau orang tua juga harus mendo’akan
anak atau muridnya supaya menjadi lebih baik, bukan mendo’akan keburukan
bagi anak didiknya.
Guru harus memberikan rasa aman dan keselamatan kepada setiap
peserta didik di dalam menjalani masa-masa belajarnya, karena jika tidak
semua pembelajaran yang di jalani anak didik akan sia-sia. Semoga karya
tulis dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Prayitno. 1975. Pelayanan Bimbingan Di Sekolah. Jakarta : Ghalia Indonesia.


A.R, Tatang Hidayat. 2009. Inspiring Word. Jakarta : Pustaka Al-Kautsar.
Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Amin, M. Maswardi. 2011. Pendidikan Karakter Anak Bangsa. Jakarta : Badouse
Media.
http://www.pendidikankarakter.com/kurikulum-pendidikan-karakter/
http://www.pendidikankarakter.com/peran-pola-asuh-dalam-membentuk-karakter-
anak/
http://www.pendidikankarakter.com/membangun-karakter-sejak-pendidikan-anak-
usia-dini/

20

Anda mungkin juga menyukai