ISTIQAMA
1847040002
M.71
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan adalah sebuah proses untuk mengubah jati diri seorang peserta
didik untuk lebih maju. Nilai-nilai pendidikan sendiri adalah suatu makna dan
ukuran yang tepat dan akurat yang mempengaruhi adanya pendidikan itu sendiri,
diantara nilai-nilai dalam Pendidikan Karakter Bangsa yang terdiri dari beberapa
sumberdaya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Hal
ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
3
peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan
ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja,
tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian
ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill
dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa
berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard
skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik sangat
penting untuk ditingkatkan. Melihat masyarakat Indonesia sendiri juga lemah sekali
dalam penguasaan soft skill. Untuk itu penulis menulis makalah ini, agar pembaca
tahu betapa pentingnya pendidikan karakter bagi semua orang, khususnya bangsa
Indonesia sendiri.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan
berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha
prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.
“Pendidikan karakter yang utuh dan menyeluruh tidak sekedar membentuk anak-
anak muda menjadi pribadi yang cerdas dan baik, melainkan juga membentuk
mereka menjadi pelaku baik bagi perubahan dalam hidupnya sendiri, yang pada
kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis dan demokratis dengan tetap
bagaimana toleransi dan keterbukaan para Pendiri Republik ini dalam menerima
pendapat, dan berbagai kritik saat itu. Melalui pertukaran pikiran itu kita juga bisa
mencermati, betapa kuat keinginan para Pemimpin Bangsa itu untuk bersatu di
Karena itu pendidikan karakter harus digali dari landasan idil Pancasila, dan
berbahasa satu yaitu Indonesia. Ketika merdeka dipilihnya bentuk negara kesatuan.
Kedua peristiwa sejarah ini menunjukan suatu kebutuhan yang secara sosio-politis
budaya tersebut lebih diperkuat lagi melalui arti simbol “Bhineka Tunggal Ika”
itu segera muncul, jika seseorang membuka diri untuk menjalani kehidupan
bersama dengan melihat realitas plural yang terjadi. Oleh karena itu pendidikan
harus diletakan pada posisi yang tepat, apalagi ketika menghadapi konflik yang
berbasis pada ras, suku dan keagamaan. Pendidikan karakter bukanlah sekedar
tindakan dan bukan simbol atau slogan, tetapi keberpihak yang cerdas untuk
damai adalah refreksi dari tekad kita sekali merdeka, tetap merdeka. (Joni, T. Raka.
1996)
apabila dilihat dari standar nasional pendidikan yang menjadi acuan pengembangan
tujuan pendidikan sebenarnya dapat dicapai dengan baik. Pembinaan karakter juga
termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh
di sekolah selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-
nilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan
sehari-hari.
7
pendidikan karakter untuk setiap jalur, jenjang, dan jenis satuan pendidikan. Grand
dan penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan. Konfigurasi karakter dalam
dalam: Olah Hati (Spiritual and emotional development), Olah Pikir (intellectual
dan Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development). Pengembangan
dan implementasi pendidikan karakter perlu dilakukan dengan mengacu pada grand
design tersebut.
formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.
informal sesungguhnya memiliki peran dan kontribusi yang sangat besar dalam
sekitar 7 jam per hari, atau kurang dari 30%. Selebihnya (70%), peserta didik berada
dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya. Jika dilihat dari aspek kuantitas waktu,
peserta didik.
pembentukan karakter peserta didik. Kesibukan dan aktivitas kerja orang tua yang
relatif tinggi, kurangnya pemahaman orang tua dalam mendidik anak di lingkungan
belajar peserta didik. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut
pendidikan formal di sekolah. Dalam hal ini, waktu belajar peserta didik di sekolah
perlu dioptimalkan agar peningkatan mutu hasil belajar dapat dicapai, terutama
pada tingkat SMP, karena di masa SMP peserta didik belum terlalu melawan kepada
guru. Semua warga sekolah, meliputi para peserta didik, guru, karyawan
yang selama ini telah berhasil melaksanakan pendidikan karakter dengan baik
sekolah-sekolah lainnya.
karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang. Melalui
perilaku sehari-hari.
didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan
selama ini ada di SMP perlu segera dikaji, dan dicari altenatif-alternatif solusinya,
diimplementasikan di sekolah.
memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, berkarakter mulia, kompetensi akademik yang utuh dan terpadu, sekaligus
memiliki kepribadian yang baik sesuai norma-norma dan budaya Indonesia. Pada
tataran yang lebih luas, pendidikan karakter nantinya diharapkan menjadi budaya
sekolah.
perkembangan remaja.
luas.
yang dimilikinya.
kehidupan sehari-hari.
q. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di
sederhana.
menengah.
yang umum. Pemaksaan kebijakan terjadi hampir pada setiap level institusi.
kehendak satu kelompok terhadap kelompok lain dianggap biasa. Hukum begitu
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dewasa ini yang berada di era
global, bangsa Indonesia harus memiliki visi prospektif dan pandangan hidup yang
kuat agar tidak didekte, dan diombang-ambingkan oleh kekuatan asing. Berbagai
bentuk pelanggaran masih terus terjadi seperti tindakan kekerasan dan pelanggaran
12
HAM, perilaku amoral dan runtuhnya budi pekerti luhur, semau gue dan tidak
nerabas, rentannya kemandirian dan jati diri bangsa, terus menghiasai kehidupan
bangsa kita.
diperlukan atas dasar argumen; adanya kebutuhan nyata dan mendesak; proses
tranmisi nilai sebagai proses peradaban; peranan sekolah sebagai pendidik moral
yang vital pada saat melemahnya pendidikan nilai dalam masyarakat; tetap adanya
kode etik dalam masyarakat yang sarat konflik nilai; kebutuhan demokrasi akan
pendidikan moral; kenyataan yang sesungguhnya bahwa tidak ada pendidikan yang
bebas nilai; persoalan moral sebagai salah satu persoalan dalam kehidupan, dan
adanya landasan yang kuat dan dukungan luas terhadap pendidikan moral di
kuat, beragam disatu pihak dan dunia persekolahan, pendidikan tinggi yang lebih
nilai/moral saat ini, merupakan alasan yang kuat bagi Indonesia untuk
Lebih jauh dari itu adalah Indonesia dengan masyarakatnya yang ber-Bhinneka
tunggal ika dan dengan falsafah negaranya Pancasila yang sarat dengan nilai dan
berkelanjutan.
karakter di era globalisasi ini hanya sekedar wacana dan tidak perlu di aplikasikan
mendengarkan materi tentang karakter baik, kejujuran, dan patriotisme, tetapi gagal
menemukan sosok teladan dalam kehidupan nyata. Mereka hanya meyakini paham
baru yang disebabkan adanya globalisasi di segala bidang yang justru bertolak
jenjang, mulai dari SD (bahkan TK) hingga perguruan tinggi. Berbagai macam cara
dapat dilakukan. Sekolah (termasuk perguruan tinggi) harus bisa melakukan upaya-
di lembaga tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mengintegrasikan
pengajaran nilai, maka tidak perlu ada penambahan bahan kajian. Dengan
alokasi waktu yang tersedia pada tiap-tiap mata pelajaran, tetapi cukup melakukan
Selain itu, juga dicarikan tokoh-tokoh teladan dalam proses pembelajaran. Misalnya
tentang pendidikan karakter guru juga mencarikan tokoh-tokoh yang bisa dijadikan
Dari contoh-contoh yang telah disebutkan di atas, ada hal penting yang
pemberian contoh oleh guru. Pepatah mengatakan bahwa guru adalah seseorang
yang digugu dan ditiru. Berdasarkan pepatah tersebut, guru haruslah senantiasa
siswanya untuk berperilaku baik, tetapi ia juga harus memberikan contoh kepada
siswanya berupa perilaku yang baik pula. Dengan demikian, ada kerjasama antara
sangat banyak dan besar bagi kehidupan bangsa dan negara karena perannya yang
sangat fital dalam pembentukan karakter warga negara berdasarkan nilai-nilai etika
dan budaya bangsa. Berikut ini berbagai manfaat dari pendidikan karakter yaitu:
Holistik.
a. Nilai Keutamaan
tindakan-tindakan utama yang membawa kebaikan bagi diri sendir dan orang
lain.
b. Nilai Keindahan
Nilai keindahan ditafsirkan hanya pada keindahan fisik saja berupa hasil
nilai keindahan adalah dalam tataran yang lebih tinggi menyentuh dimensi
interioritas manusia itu sendiri yang menjadi panentu kualitas diri sebagai
manusia.
c. Nilai Kerja
Nilai cinta tanah air adalah nilai patriotisme atau semangat juang yang
rela berjuang tampa pamrih untuk menndapatkan kebaikan yang lebih tinggi
e. Nilai Demokrasi
f. Nilai Kesatuan
pluralitas yang dimiliki dalam masyarakat. Karena suatu negara tidak akan
bertahan tampa adanya nilai kesatuan yang dimiliki oleh setiap individu warga
negaranya.
g. Nilai Moral
Nilai moral adalah nilai yang merupakan sebuah panggilan untuk merawat
jiwa individu itu sendiri. Yang dapat menentukan bahwa seseorang itu baik atau
buruk. Nilai moral menjadi sangat vital karena karena bersifat superfisial
h. Nilai Kemanusiaan
termasuk kultur agama dan keyakinan yang berbeda. Dan tidak bersikap
dipahami dan dapat dipahami siswa dan setiap individu yang bekerja dalam
lingkungan pendidikan itu sendiri. Ada beberapa prinsip yang bisa digunakan
a. Karakter ditentukan oleh apa yang kamu lakukan, bukan apa yang kamu
b. Setiap keputusan yang kamu ambil menentukan akan menjadi orang macam
apa dirimu.
c. Karakter yang baik mengandaikan bahwa hal yang baik itu dilakukan
dengan cara-cara yang baik, bahkan seandainya pun kamu harus membayar
d. Jangan pernah mengambil perilaku buruk yang dilakukan oleh orang lain
sebagai patokan bagi dirimu. Kamu dapat memilih patokan yang lebih dari
mereka.
e. Apa yang kamu lakukan itu memiliki makna dan transformasi. Seorang
f. Bayaran bagi mereka yang memiliki karakter baik adalah bahwa kamu
menjadi peribadi yang lebih baik. Dan ini akan membuat dunia menjadi
pencapaian indikator oleh peserta didik yang antara lain meliputi sebagai berikut:
perkembangan remaja.
luas.
yang dimilikinya.
kehidupan sehari-hari.
q. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di
menengah.
dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah harus
pendidikan karakter. Metode ini bisa menjadi unsur-unsur yang sangat penting
a. Mengajarkan
Memberikan sesuatu hal yang baru agar orang mendapat sesuatu hal
b. Keteladanan
Mencontohkan sesuatu kepada orang lain sehingga orang lain tersebut dapat
meniru prilaku tersebut sehingga mengakibatkan terjadi perubahan pada orang yang
dimanapun.
c. Menentukan Prioritas
d. Praksis Prioritas
merealisasikannya.
21
e. Refleksi
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
menunjukkan jati dirinya sebagai manusia yang sadar diri sebagai makhluk,
manusia, warga negara, dan pria atau wanita. Pendidikan karakter sangat diperlukan
atas dasar argumen; adanya kebutuhan nyata dan mendesak; proses tranmisi nilai
sebagai proses peradaban; peranan sekolah sebagai pendidik moral yang vital pada
saat melemahnya pendidikan nilai dalam masyarakat; tetap adanya kode etik dalam
masyarakat yang sarat konflik nilai; kebutuhan demokrasi akan pendidikan moral;
kenyataan yang sesungguhnya bahwa tidak ada pendidikan yang bebas nilai;
persoalan moral sebagai salah satu persoalan dalam kehidupan, dan adanya
landasan yan g kuat dan dukungan luas terhadap pendidikan moral di sekolah.
pendidikan karakter. Selain itu, guru juga mencarikan tokoh-tokoh untuk dijadikan
teladan di era globalisasi. Manfaat pendidikan karakter banyak dan sangat besar
dalam pembentukan karakter warga negara yang sesuai dengan nilai-nilai etika dan
budaya bangsa.
23
2. Saran
karena dari dunia pendidikan Negara bisa maju dan karena dunia pendidikan juga
Negara bisa hancur, bila pendidikan sudah disalah gunakan. Dalam upaya untuk
mendukung dan mensukseskan pendidikan karakter perlu juga adanya teladan yang
selain adanya teladan yang baik, juga memberikan perhatian dan memberikan
globalisasi. Seorang guru atau orang tua juga harus mendoakan anak atau muridnya
supaya menjadi lebih baik, bukan mendoakan keburukan bagi anak didiknya.
Guru harus memberikan rasa aman dan keselamatan kepada setiap peserta
pembelajaran yang di jalani anak didik akan sia-sia. Semoga karya tulis dapat
DAFTAR PUSTAKA
(http//:http://avehazen.blogspot.com/2011/06/peran-pendidikan-berbasis-
Kurikulum.
Joni, T. Raka. 1996. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Dirjen Dikti Bagian Proyek
PPGSD.
Pengalaman Inspiratif.Jakarta.
Rachman, Maman. 2000. Reposisi, Revaluasi, dan Redefinisi Pendidikan Nilai Bagi