Anda di halaman 1dari 17

1

TUGAS BAHASA INDONESIA


PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI INDONESIA
Disusun guna memenuhi tugas bahasa Indonesia tentang materi karya
ilmiah dan untuk menambah pengetahuan serta wawasan bagi pembaca pada
umumnya.

Nama dosen : Agustin Darmawati, S. S, M. Hum


Oleh:
Nama : Taufiq Tsany Mahmud
NIM : K7617087
Prodi/ kelas : Pendidikan Ekonomi/ C
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017/2018
2

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………….…… 1
LATAR BELAKANG …………………………………………………3-4
RUMUSAN MASALAH …………………………………………………4
TUJUAN PENULISAN …………………………………………..............5
PEMBAHASAN ……………………………………………………....5-16
KESIMPULAN ……………………………………………………....15-16
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...17
3

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan sektor yang menentukan kualitas suatu

bangsa. Kegagalan dalam pendidikan berimplikasi pada gagalnya suatu

bangsa, keberhasilan pendidikan juga secara otomatis membawa

keberhasilan sebuah bangsa. Pendidikan di Indonesia bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan yang sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia saat ini

adalah pendidikan yang dapat mengintegrasikan pendidikan karakter

dengan pendidikan yang dapat mengoptimalkan perkembangan seluruh

dimensi anak (kognitif, fisik, sosial-emosi, kreativitas, dan spiritual).

Pendidikan dengan model seperti ini berorientasi pada pembentukan anak

sebagai manusia yang utuh. Kualitas anak didik menjadi unggul tidak

hanya dalam aspek kognitif, namun juga dalam karakternya.

Dalam kaitannya dengan pendidiakn karakter, Indonesia sangat

memerlukan SDM yang besar dan bermutu untuk dapat mendukung

terlaksananya program pembangunan dengan baik. Sehingga diperlukan

pendidikan yang berkualitas, yang dapat mendukung tercapainya cita-cita

bangsa dalam memiliki sumber daya yang bermutu.

Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik

sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan


4

berinteraksi dengan masyarakat. Berdasarkan penelitian di Harvard

University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000), ternyata

kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan

kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan

mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan,

kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya

80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa

berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill

daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan

karakter peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan. Melihat

masyarakat Indonesia sendiri juga lemah sekali dalam penguasaan soft

skill. Berdasarkan uraian diatas, penulis menulis makalah yang berjudul

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI INDONESIA, agar

pembaca tahu betapa pentingnya pendidikan karakter bagi semua orang,

khususnya bangsa Indonesia sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter?

2. Apa fungsi dan tujuan pendidikan karakter di Indonesia?

3. Apa saja komponen pendukung dalam pendidikan karakter?

4. Bagaimana upaya pelaksanaan pendidikan karakter di

Indonesia?
5

B. TUJUAN PENULISAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa

Indonesia yang diberikan oleh ibu Agustin, tentang karya ilmiah dengan

tema pendidikan.

C. PEMBAHASAN

1. Pengertian pendidikan karakter

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang dapat

menentukan keberhasilan suatu bangsa. Keberhasilan pendidikan secara

otomatis membawa keberhasilan sebuah bangsa, begitupun sebaliknya.

Pendidikan sendiri merupakan pembelajaran, pengetahuan, keterampilan,

dan kebiasaaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke

generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.

Menurut UU Sisdiknas, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara.

Karakter adalah jawaban mutlak untuk menciptakan kehidupan

yang lebih baik didalam masyarakat. Karakter merupakan nilai-nilai

perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri

sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud


6

dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan

norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Istilah

karakter berbeda dengan kepribadian. Kepribadian merupakan kombinasi

dari sifat-sifat dalam diri seseorang yang mengarahkannya untuk berpikir,

berperasaan, dan bertigkah laku tertentu yang khas dalam berhubungan

dengan lingkungannya.

Karakter adalah “cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri

setiap individu untuk hidup bekerjasama, baik dalam lingkup kehidupan

keluarga, masyarakat, bangsa dan negara”. (Suparlan, 2010).

Karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008)

merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang

membedakan seseorang dari yang lain. Dengan demikian, karakter adalah

nilai-nilai yang unik, baik yang terpateri dalam diri dan terwujudkan

dalam perilaku. Karakter juga sering dihubungkan dengan pendidikan,

yang dapat dilakukan oleh masyarakat atau individu.

Jadi, pendidikan karakter adalah sebuah sistem pendidikan yang

menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik, yang mengandung

komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, tekad, serta adanya

kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,

lingkungan, maupun bangsa, sehingga akan terwujud manusia yang

seutuhnya.
7

Pendidikan karakter yang utuh dan menyeluruh


tidak sekedar membentuk anak-anak muda menjadi
pribadi yang cerdas dan baik, melainkan juga membentuk
mereka menjadi pelaku baik bagi perubahan dalam
hidupnya sendiri, yang pada gilirannya akan
menyumbangkan perubahan dalam tatanan sosial
kemasyarakatan menjadi lebih adil, baik, dan manusiawi.
(Doni Koesoema A.Ed).

2. Fungsi dan tujuan pendidikan karakter

Tujuan pendidikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, pendidikan bertujuan

untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu

penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada

pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara

utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan.

Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara

mandiri meningkatkan atau menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan

menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak

mulia, sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Pendidikan karakter

pada intinya bertujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif,

berakhlak mulia, bermoral, toleran, gotong royong, berjiwa patriotik,

berkembang secara dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi


8

yang semuanya dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa berdasarkan Pancasila. Pendidikan karakter di Indonesia memiliki

tujuan sebagai berikut:

a. Membentuk manusia Indonesia yang bermoral

Persoalan moral merupakan masalah serius yang menimpa

bangsa Indonesia. Masyarakat dihadapkan pada kenyataan

merebaknya penurunan moral atau degradasi moral yang menimpa

kaum pelajar, remaja, dan masyarakat pada umumnya, dan bahkan

para pejabat pemerintahan sekaligus.

Penyebab dari penurunan moral bangsa Indonesia saat ini,

adalah kurangnya rasa menghargai, tanggung jawab yang kurang,

dan rasa tidak peduli antar anggota masyarakat. Pendidikan

karakter diharapkan mampu membekali peserta didik agar dapat

memiliki rasa tanggung jawab, menghargai orang lain, dan

menumbuhkan kepedulian dalam masyarakat.

b. Membentuk manusia Indonesia yang cerdas dan rasional

Selain untuk membentuk manusia yang bermoral,

pendidikan karakter juga bertujuan untuk membentuk manusia

yang cerdas dan rasional. Upaya yang perlu dilakukan agar

masyarakat mampu memanfaatkan kecerdasan dan rasionalitasnya

dalam bertindak adalah dengan menanamkan kepribadian tersebut

kepada generasi masa depan sejak dini, yaitu dengan menerapkan

pendidikan karakter.
9

c. Membentuk manusia Indonesia yang inovataif dan kerja keras

Dengan adanya pendidikan karakter, peserta didik diajarkan

untuk menjadi lebih disiplin, kreatif, dan inovatif. Sehingga, dapat

menjadi generasi penerus yang dapat membawa bangsa ini menjadi

lebih baik lagi dan dapat bersaing dengan negara-negara lain dalam

berbagi bidang.

d. Membentuk manusia Indonesia yang optimis atau percaya diri

Sejak sekarang, peserta didik tidak hanya diarahkan untuk

sekedar mengejar nilai saja, namun juga membekalinya dengan

wawasan mengenai cara berperilaku di tengah-tengah lingkungan,

keluarga dan masyarakat. Upaya tersebut bertujuan untuk

menumbuhkan sikap optimis dan percaya diri peserta didik sejak

dini.

Penyelenggaraan pendidikan karakter merupakan salah satu

langkah yang tepat untuk membentuk kepribadian peserta didik

menjadi pribadi yang memiliki sifat optimis dan rasa percaya diri.

e. Membentuk manusia Indonesia yang berjiwa patriotisme

Salah satu prinsip yang dimiliki konsep pendidikan karakter

adalah terbinanya sikap cinta tanah air. Hal yang paling inti dari

sikap ini adalah kerelaan untuk berjuang, berkorban serta kesiapan

diri dalam memberikan bantuan kepada orang atau pihak lain yang

membutuhkan. Saat ini, sikap tolong-menolong dan semangat


10

juang untuk saling memberikan bantuan sudah semakin luntur dari

kehidupan masyarakat. Sikap kepedulian yang semula merupakan

hal yang paling kita banggakan sepertinya sudah mulai tergantikan

dengan tumbuhnya sikap individualis dan egois.

Dengan pendidikan karakter yang diberlakukan sejak dini,

diharapkan mampu untuk membentuk generasi-generasi yang

memiliki rasa partiotisme yang tinggi, yang diwujudkan dalam

sikap tolong-menolong terhadap pihak-pihak yang memerlukan

bantuan. Serta dengan pendidikan karakter, diharapkan mampu

untuk menghilangkan sikap individualis atau sikap mementingkan

diri sendiri.

Beberapa fungsi penting dari pendidikan karakter adalah untuk

mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik,

berperilaku baik, memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang

multikultur, serta meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam

pergaulan dunia. Pendidikan karakter dapat dilakukan melalui berbagai

media yang mencakup keluarga, lembaga pendidikan, masyarakat,

pemerintah, dunia usaha dan media massa.

3. Komponen pendukung dalam pendidikan karakter

Dalam pendidikan, banyak melibatkan pihak-pihak agar dapat

berjalan dengan lancar. Kita tidak bisa menyerahkan tugas pengajaran,

terutama dalam rangka mengembangkan karakter peserta didik hanya

semata-mata kepada guru. Sebab, setiap peserta didik memiliki latar


11

belakang yang berbeda-beda, yang ikut menentukan kepribadian dan

karakternya. Oleh karena itu, guru, orang tua maupun masyarakat

diharapkan dapat memiliki keterlibatan, baik secara langsung maupun

tidak langsung.

Selain itu ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam

rangka menjalankan pendidikan karakter, diantaranya sebagai berikut:

a. Partisipasi Masyarakat

Masyarakat diharapkan mampu mendukung pendidikan

karakter, guna mewujudkan generasi yang berkualitas. Peran

masyarakat diantaranya yaitu dengan menanamkan nilai-nilai

sosial kepada peserta didik, mengenalkan dan menanamkan nilai

dan norma dalam masyarakat sejak dini, dan lain-lain.

b. Kebijakan Pendidikan

Meskipun pendidikan karakter lebih mengedepankan aspek

moral dan tingkah laku, namun bukan berarti sama sekali tidak

menetapkan kebijakan-kebijakan.

Sekolah tetap menetapkan landasan filosofi yang tepat

dalam membuat pendidikan karakter, serta menentukkan dan

menetapkan tujuan, visi dan misi, maupun beberapa kebijakan

lainnya, hal ini bisa dilakukan dengan mengadopsi kebijakan

pendidikan formal atau kebijakan baru.

c. Kurikulum Terpadu
12

Dengan kurikulum yang baik, maka akan menyebabkan

pembelajaran di sekolah juga berjalan dengan baik. Kurikulum

yang baik sekarang ini adalah kurikulum yang mengajarkan peserta

didik agar aktif, dalam hal pembelajaran. Selain itu, mengarah pada

pendidikan yang menekankan pada pengembangan karakter setiap

peserta didik.

d. Pengalaman Pembelajaran

Pendidikan karakter sebenarnya lebih menitik beratkan

pada pengalaman dari pada sekedar pemahaman materi dari guru.

Oleh karena itu, melibatkan peserta didik dalam berbagai aktivitas

positif dapat membantunya mengenal dan mempelajari kenyataan

yang dihadapi.

Pelayanan yang baik oleh seorang guru berupa kerja sama,

pendampingan dan pengarahan optimal, merupakan komponen

yang perlu diberlakukan secara nyata. Sebab, hal itu akan

memberikan kesan positif bagi peserta didik dan memengaruhi cara

berpikirnya sekaligus karakternya.

e. Orang Tua

Untuk mendukung keberhasilan dalam pelaksanaan

pendidikan karakter di sekolah, pihak sekolah hendaknya meminta

orangtua peserta didik untuk ikut terlibat memberikan pengajaran

karakter ketika peserta didik berada di rumah. Bahkan, sekolah

perlu memberikan gambaran umum tentang prinsip-prinsip yang


13

diterapkan disekolah dan dirumah, seperti aspek kejujuran,

kerjasama, disiplin dan lain sebagainya.

Tanpa melibatkan peran orangtua di rumah, berarti sekolah

akan tetap kesulitan menerapkan pendidikan karakter terhadap

peserta didik. Sebab, interaksi peserta didik justru lebih banyak di

habiskan dirumah bersama keluarganya.

4. Upaya pelaksananan pendidikan karakter di Indonesia

Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan

mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan.

Untuk memenuhi sumber daya manusia tersebut, pendidikan memiliki

peran yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan

bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakahlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab. Terdapat 9 pilar dalam pendidikan

karakter, yaitu responsibility (tanggung jawab), respect (rasa

menghormati), fairness (keadilan), courage (keberanian), honesty

(kejujuran), citizenship (kewarganegaraan), self-discipline (disiplin diri),

caring (peduli), dan perseverance (ketekunan).


14

Terdapat empat jenis pendidikan karakter yang selama ini telah

dikenal dan dilaksanakan, yaitu:

a. Pendidikan karakter berbasis nilai religius, yang merupakan

kebenaran wahyu Tuhan (konservasi moral)

b. Pendidikan karakter berbasis nilai budaya, antara lain yang

berupa budi pekerti, pancasila, apresiasi sastra, serta

keteladanan tokoh-tokoh sejarah dan para pemimpin bangsa

(konservasi budaya)

c. Pendidikan karakter berbasis lingkungan (konservasi

lingkungan)

d. Pendidikan karakter berbasis potensi diri, yaitu sikap pribadi,

hasil proses kesadaran pemberdayaan potensi diri, yaitu sikap

pribadi, hasil meningkatkan kualitas pendidikan (konservasi

manusia)

Pendidikan karakter merupakan sesuatu yang sangat penting untuk

diterapkan di Indonesia, mengingat jiwa dan kepribadian warga negara

kita ini sudah mulai luntur dengan adanya pengaruh globalisasi. Dengan

adanya pendidikan karakter, manfaat yang dapat diperoleh antara lain

membuat individu atau peserta didik menjadi lebih menghargai sesama,

menciptakan generasi penerus bangsa yang berintegritas, mental dan moral

peserta didik menjadi lebih terlatih, menjadi lebih bijak dalam setiap

pengambilan keputusan, mampu bekerja sama dengan orang lain, serta

meningkatkan problem solving atau pemecahan masalah setiap individu.


15

E. KESIMPULAN

Dari penjelasan yang telah dipaparkan di atas, dapat diperoleh

suatu kesimpulan, bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah sistem

pendidikan yang menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik,

yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran individu, tekad,

serta adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,

lingkungan, maupun bangsa, sehingga akan terwujud manusia yang

seutuhnya.

Pendidikan karakter di Indonesia memiliki tujuan yaitu untuk

membentuk manusia Indonesia yang bermoral, membentuk manusia

Indonesia yang cerdas dan rasional, membentuk manusia Indonesia yang

inovataif dan kerja keras, membentuk manusia Indonesia yang optimis dan

percaya diri, dan membentuk manusia Indonesia yang berjiwa patriotisme.

Sedangkan fungsi dari pendidikan karakter sendiri adalah untuk

mengembangkan potensi dasar seorang anak atau peserta didik agar

berhati baik, berperilaku baik, serta berpikiran yang baik. Dengan fungsi

besarnya untuk memperkuat serta membangun perilaku anak bangsa yang

multikultural. Serta meningkatkan peradaban manusia dan bangsa yang

baik di dalam pergaulan dunia.


16

Komponen pendukung dalam pendidikan karakter diantaranya,

masyarakat, kebijakan pendidikan, kurikulum, pengalaman belajar, orang

tua dan adanya evaluasi yang dapat dilakukan oleh lembaga pendidikan

formal, dalam hal ini adalah sekolah.

Terdapat empat jenis pendidikan karakter yang telah dikenal dan

dilaksnakan di Indonesia, yaitu Pendidikan karakter berbasis nilai religius,

yang merupakan kebenaran wahyu Tuhan (konservasi moral), pendidikan

karakter berbasis nilai budaya, antara lain yang berupa budi pekerti,

pancasila, apresiasi sastra, serta keteladanan tokoh-tokoh sejarah dan para

pemimpin bangsa (konservasi budaya), pendidikan karakter berbasis

lingkungan (konservasi lingkungan), dan pendidikan karakter berbasis

potensi diri, yaitu sikap pribadi, hasil proses kesadaran pemberdayaan

potensi diri, yaitu sikap pribadi, hasil meningkatkan kualitas pendidikan

(konservasi manusia).
17

DAFTAR PUSTAKA
 Kidam, Jubaida. “Penerapan dan Komponen Pendukung Dalam

Pendidikan Karakter”. 27 November 2017.

https://edhakidam.blogspot.co.id/2014/10/penerapan-dan-komponen-

pendukung-dalam.html

 Koesoema, Doni. 2007, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak Di

Zaman Global. Jakarta, Grasindo.

 Soesetijo. 2010, Pendidikan Karakter. Jurnal Penelitian Pendidikan.

Vol.2.Nomor 2: hlm 458-468.

 Triana. 2013, “Jenis-jenis Pendidikan Krakter”. 27 November 2017.

http://triananurhidayati.blogspot.co.id/2013/05/jenis-jenis-pendidikan-

karakter.html

 Yaumi, Muhammad. 2014, Pendidikan Karakter Landasan, Pilar &

Implementasi. Jakarta, Prenadamedia Group.

Anda mungkin juga menyukai