Abstract. This study aims to understand: (1) strategies for implementing character
education in schools; and (2) the implementation of student character education.
This research is a qualitative descriptive study. Data collection is done with
observation, interview, and documentation techniques. Checking the validity of the
data is done by triangulation techniques, namely by checking the information on
the results of interviews with rules and observations. The results of the study show
that the strategies for implementing student training can be done through:
integrating values and ethics on subjects, internalizing positive values instilled by
all school members, habituating and training, giving examples and examples,
related to character in school, and culture. The implementation of student
character education is carried out through integration between character building
with learning, school management, and extracurricular activities.
penelitian ini adalah penelitian deskriptif individu merupakan fungsi dari seluruh
kualitatif untuk mengungkap strategi dan potensi individu ma-nusia (kognitif,
implementasi pendidikan karakter yang afektif, konatif, dan psiko-motorik) dalam
sudah dilakukan oleh peserta didik.Subjek konteks interaksi sosial kultural (dalam
penelitian ini adalah kepala sekolah, keluarga, sekolah, dan ma-syarakat) dan
siswa, dan guru.Teknik pengumpulan data berlangsung sepanjang ha-yat.
yang di-gunakan dalam penelitian ini Grand design menjadi rujukan kon-
adalah wa-wancara, observasi, dan septual dan operasional pengembangan,
dokumentasi.Wawancara digunakan untuk pelaksanaan, dan penilaianpada setiap ja-
menjaring data atau informasi yang lur dan jenjang pendidikan. Konfigurasi
berkaitan dengan ber-bagai kebijakan karakterdalam konteks totalitas proses psi-
yang dilakukan sekolah dalam kologis dan sosial-kultural tersebut dike-
pelaksanaan pendidikan karakter lompokan dalam: (1) olah hati (spiritual
disiplin.Observasi dilakukan untuk andemotional development); (2) olah pikir
melihat implementasi pendidikan karakter (in-tellectual development); (3) olah raga
disiplin melalui pembelajaran di dan ki-nestetik (physical and kinestetic
kelas.Teknik dokumentasi digunakan development); dan (4) olah rasa dan karsa
untuk memperoleh data tentang tata tertib (affective andcreativity development).
sekolah dan renca-na pembelajaran yang Keempat proses psikososial tersebut
dibuat oleh guru. Untuk memperoleh data secara terpadu saling ber-kait dan saling
yang dapat dipertanggungjawabkan secara melengkapi, yang bermuara pada
ilmiah, dalam penelitian ini dilakukan pembentukan karakter yang menjadi
pemeriksaan keabsahan data.Dalam perwujudan dari nilai-nilai luhur. Pengem-
penelitian ini tek-nik pemeriksaan bangan dan implementasi pendidikan ka-
keabsahan data yang di-gunakan adalah rakter perlu ini dilakukan dengan mengacu
teknik triangulasi, yaitu teknik pada grand design tersebut.
penyilangan informasi yang diperoleh dari Potensi Siswa/Peserta Didik
sumber sehingga pada akhirnya hanya Siswa 124 siswa, dengan perincian
data yang absah saja yang digunakan seperti terlihat pada Tabel 1 dan 2.
untuk mencapai hasil penelitian (Ari- Tabel 1. Jumlah Siswa
kunto, 2006:18). Teknik triangulasi No Kelas Jumlah Siswa
dilakukan dengan caratriangulasi metode, 1. VI 39 siswa
2. VII 43 siswa
yaitu dengan mengecek ulang informasi
3. VIII 42 siswa
hasil wawancara dengan dokumentasi dan
observasi.
Tabel 2. Perbandingan Siswa Laki-laki Dan
HASIL PENELITIAN Perempuan
Strategi Pelaksanaan Pendidikan N Kelas P L Jumlah
Karakter o
Pendidikan karakter dapat diimple- 1. VI 21 18 39 siswa
2. VII 23 20 43 siswa
metasikan melalui beberapa strategi
3. VIII 22 20 42 siswa
danpendekatan yang meliputi: (1)
Jumlah 66 58 124
pengintegra-sian nilai dan etika pada mata
PEMBAHASAN
pelajaran; (2) internalisasi nilai positif
Fasilitas Belajar Mengajar dan Media
yang di tanamkan oleh semua warga
Fasilitas kegiatan belajar mengajar
sekolah (kepala sekolah, guru, dan orang
yang dimiliki oleh peserta didik dapat
tua); (3) pembiasaan dan latihan; (4)
dikatakan lengkap meliputi: pa-pan tulis,
pemberian contoh dan teladan; (5)
meja, kursi, kapur, tape, player, video,
penciptaan suasana berkarakter di seko-
kaset, komputer, perpustakaan, spidol, dan
lah; dan (6) pembudayaan. Sebagai upaya
proyektor. Fasilitas ini digunakan untuk
untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu
membantu kelancaran kegiatan belajar
pendidikan karakter, Kementerian Pendi-
mengajar maupun kegiatan sekolah
dikan Nasional mengembangkan Grand
lainnya.Menurut Fitri (2012), strategi
De-sign pendidikan karakter untuk setiap
pembe-lajaran pendidikan karakter dapat
ja-lur, jenjang, dan jenis satuan
dilihat dalam empat bentuk intregrasi.
pendidikan. Berdasarkan grand design
Berikut integrasi pembelajaran pendidikan
yang di kem-bangkan Kemendiknas
karakter peserta didik.
(2010), secara psi-kologis dan sosial
kultural pembentukan karakter dalam diri
Menyenangkan) untuk dapat men-capai aktif menciptakan situasi dan kondisi ideal
pembelajaran karakter yang berkua-litas, agar tercapai tujuan idealnya.
perlu dirancang strategi yang inova-tif. Lebih detail, pembentukan karakter
Pembelajaran unggul adalah proses be- positif dapat dilakukan melalui empat pen-
lajar mengajar yang di kembangkan dalam dekatan berikut.
rangka membelajarkan semuas siswa ber- Pertama, pendekatan ins-truktif-
dasarkan tingkat keunggulannya untuk struktural, yaitu strategi pemben-tukan
menjadikannnya beriman dan bertakwa karakter di sekolah sudah menjadi
ke-pada Tuhan Yang Maha Esa dan komitmen dan kebijakan pemimpin seko-
mengua-sai ilmu pengetahuan dan lah sehingga lahir berbagai peraturan atau
teknologi secara mandiri. Namun dalam kebijakan yang mendukung terhadap ber-
kebersamaan, mam-pu menghasilkan bagai kegiatan berkarakter di sekolah be-
karya terbaik untuk meng-hadapi serta berbagai sarana dan prasarana pen-
persaingan pasar bebas. dukungnya termasuk dari sisi pembiasaan.
Dewasa ini, pembelajaran yang ter- Kedua, pendekatan formal-
pusat pada siswa (student center) lebih di- kurikuler, yaitu strategi pembentukan
kenal dengan istilah PAIKEM (Praktis, karakter di sekolah dilakukan dalam
Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyanang- pengintegrasian dan peng-optimalan
kan) yang dapat dijelaskan sebagai Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di
berikut: Pertama, pembelajaran aktif semua mata pelajaran dan karakter yang
merupakan se-buah pendekatan dikembangkan.
pendekatan pembelajar-an yang lebih Ketiga, pendekatan mekanik-
banyak melibatkan aktivitas peserta didik fragmented, yaitu strategi pembentukan
dalam mengakses berbagai informasi dan karakter di sekolah di dasari oleh
pengetahuaan untuk diba-has dan dikaji pemahaman bahwa kehidupan terdiri atas
dalam pembelajaran di kelas sehingga berbagai aspek dan pendidikan dipandang
mereka mendapatkan berbagai sebagai penanaman dan pengembangan
pengalaman yang dapat meningkatkan pe- se-perangkat nilai kehidupan yang
mahaman dan kompetensinya. Kedua, masing-masing bergerak dan berjalan
pem-belajaran kreatif mengharuskan guru menurut fung-sinya.
dapat memotivasi dan memunculkan Keempat, pendekatan organik-
kreativitas peserta didik selama sistematis, yaitu pendidikan karakter
pembelajaran berlang-sung dengan merupakan kesatuan atau sebagai sistem
menggunakan metode atau strategi yang sekolah yang berusaha mengembangkan
bervariasi, misalnya kerja kelompok, pandang-an atau semangat hidup berbasis
bermain peran, dan memecahkanwahan; nilai dan etika, yang dimanifestasikan
(2) hubungan profesional; dan (3) dalam sikap hidup, perilaku, dan
hubungan sederajat atau sukarela yang keterampilan hidup yang berkarakter bagi
didasarkan pada nilai-nilai positif, seperti seluruh warga sekolah. Berikut ini
persaudaraan, kedermawanan, kejujuran, merupakan kegiatan penanaman
saling menghormati, dan sebagainya. pendidikan karakter yang di observasi
Pengembangan pendidikan dalam oleh penulis.
mewujudkan budaya berkarakter di seko- Pengamatan Kultur Siswa
lah yang bersifat di sekolah yang bersifat 1. Kedisiplinan
horizontal tersebut dapat dilakukan me- Kedisiplinan di lingkungan
lalui pendekatan pembiasaan, keteladanan, sekolah di mana anak sedang melakukan
dan pendekatan persuatif atau mengajak kegiatan belajarnya. Di lingkungan
kepada warga sekolah dengan cara halus, sekolah kedisiplinan ini diwujudkan
dengan memberikan alasan dan prospek dalam pelaksanaan tata tertib
baik yang bisa meyakinkan mereka. Sikap sekolah.Masih terlihat beberapa anak yang
kegiatannya berupa proaksi, yakni mem- masih belum sesuai dengan tata tertib
buat aksi atau inisiatif sendiri, jenis dan misalnya dalam hal berpakaian seragam.
arah ditentukan sendiri, dan membaca Beberapa anak juga masih terlambat
munculnya aksi-aksi agar dapat ikut mem- mengikuti apel pagi.
beri warna dan arah pada perkembangan 2. Kerapian
nilai-nilai religiusitas di sekolah.Dapat Siswa laki-laki dalam berpakaian
pula berupa antisipasi, yakni tindakan sudah rapi seperti baju sudah dimasukkan,
menutup aurat terbukti dengan memakai
celana panjang, sudah memakai ikat kan semua siswanya. Guru sudah mem-
pinggang, serta rambut juga tidak ada berikan contoh seperti rajin, tepat waktu,
yang panjang, sedangkan putri karena bertanggung jawab dan lain sebagai-nya.
bajunya panjang maka bajunya memang Selain itu, guru yang bersangkutan selalu
dikeluarkan, memakai jilbab bagi yang hadir dengan penuh keceriaan,
beragama islam memberikan bimbingan, bantuan, saran,
3. Sopan Santun kritik yang membangun dengan niat yang
Siswa sopan terhadap guru ikhlas.Apa yang dilakukan guru di luar
maupun tamu yang datang ke sekolah. kelas setidak-tidaknya dapat memberikan
Pada setiap paginya terdapat guru yang image yang positif jikalau mampu
piket men-jaga gerbang sekolah untuk diperankan dengan baik
menyambut siswa yang datang pada pagi 2. Kedisplinan
hari untuk bersalaman, Siswa Kedisiplinan guru dalam
mengucapkan salam dan mencium tangan mengajar, sikap disiplin pribadi guru juga
ketika bertemu dengan guru terlihat adanya semangat dan rasa
4. Kerjasama tanggung jawab untuk melaksanakan
Kerjasama siswa terlihat terutama tugas, tidak adanya kecintaan terhadap
pada waktu proses pembelajaran seperti pekerjaan sebagai pendidik.
pe-laksanaan tugas kelompok, baik tugas 3. Kerapian
di kelas maupun tugas di rumah. Guru memperhatikan kerapian
5. Tanggung Jawab berpa-kaian dan penampilan selain
Tanggung jawab siswa sebagai mampu menimbulkan kepercayaan diri
pelajar adalah belajar dengan baik, juga da-pat menciptakan daya tarik bagi
mengerja-kan tugas sekolah yang sudah siswa. Guru sudah berpakaian serasi dan
diberikan kepadanya dan tidak tidak mencolok agar siswanya tertarik
meninggalkan tu-gasnya sebelum berhasil meng-ikuti pelajaran yang diberikan.
menyelesaikan-nya, disiplin dalam 4. Sopan Santun
menjalani tata tertib sekolah. Guru berbicara dengan nada yang
6. Ketaatan beribadah baik, menghargai siswanya, bersikap sabar
Adanya sholat dhuhur berjamaah terhadap siswa.
selu-ruh warga sekolah, sholat dhuha dan 5. Kerjasama
mengaji bersama. Sudah terlihat adanya kerjasama
7. Kepedulian antara guru dengan siswa terutama pada
Kepedulian siswa-siswi akan saat proses pembelajaran, serta kerjasama
kebersihan masih kurang. Hal ini terbukti an-targuru yang terlihat pada terbukanya
dengan masih terlihatnya sampah di terhadap saran dan kritik antar guru, serta
lingkungan sekolah khususnya di dalam saling tukar menukar informasi yang
kelas positif untuk kemajuan di bidang
8. Kemandirian pembelajaran.
Siswa berusaha menyelesaikan 6. Tanggung Jawab
setiap tugas dengan waktu secepat dan Tanggung jawab guru sudah
seefisien mungkin, kemandirian belajar menguasai cara pengajaran yang efektif
dilakukan dalam kegiatan berdiskusi. Pe- dimana guru harus bisa menjadi model
ran aktif siswa dalam berbagai kegiatan bagi murid, bisa memberi nasihat,
tersebut, mengindikasikan bahwa siswa mengua-sai teknik bimbingan serta
tersebut memiliki kemandirian belajar layanan dan bisa membuat serta
yang tinggi. melaksanakan eva-luasi yang lain.
9. Kerajinan
Siswa- siswi rajin dalam
melaksanakan tugas dari guru ini terbukti 7. Ketaatan beribadah
setiap siswa diberikan tugas mata Ketaatan beribadah terutama
pelajaran tidak ada siswa yang telat disekolah terlihat ketika adanya sholat
mengumpulkan tugas. berjamaah yang dilakukan pada waktu
Kultur Guru sholat dhu-hur.
1. Keteladanan 8. Kemandirian
Guru dapat menunjukkan sikap Guru yang mandiri mampu
yang sopan, ucapan yang menyejukkan mengembangkan kreativitas dalam
dan mempunyai pribadi yang menyenang- mempersiap-kan desain pembelajarannya,