Anda di halaman 1dari 9

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988
Vol. 3, No. 2, Maret 2019

STRATEGI DAN IMPLEMENTASI PELAKSANAAN PENDIDIKAN


KARAKTER PESERTA DIDIK

Mepri Yanti Pandiangan


Dikbind PPs Universitas Negeri Medan
yantimepri84@gmail.com

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) strategi pelaksanaan


pendidikan karakter disekolah; dan (2) implementasi pelaksanaan pendidikan
karakter peserta didik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif.Pengumpulan data dilakukan denan teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi.Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi,
yaitu dengan pengecekan terhadap informasi hasil wawancara dengan dokumentasi
dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pelaksanaan
pendidikan karakter peserta didik dapat dilakukan melalui: pengintegrasian nilai
dan etika pada mata pelajaran, internalisasi nilai positif yang di tanamkan oleh
semua warga sekolah, pembiasaan dan latihan, pemberian contoh dan teladan,
penciptaan suasana berkarakter di sekolah, serta pembudayaan. Implementasi
pendidikan karakter peserta didik dilakukan melalui keterpaduan antara
pembentukan karakter dengan pembelajaran, manajemen sekolah, dan kegiatan
ekstrakurikuler.

Kata Kunci: Strategi, Implementasi, Pendidikan Karakter

Abstract. This study aims to understand: (1) strategies for implementing character
education in schools; and (2) the implementation of student character education.
This research is a qualitative descriptive study. Data collection is done with
observation, interview, and documentation techniques. Checking the validity of the
data is done by triangulation techniques, namely by checking the information on
the results of interviews with rules and observations. The results of the study show
that the strategies for implementing student training can be done through:
integrating values and ethics on subjects, internalizing positive values instilled by
all school members, habituating and training, giving examples and examples,
related to character in school, and culture. The implementation of student
character education is carried out through integration between character building
with learning, school management, and extracurricular activities.

Keywords: Strategy, Implementation, Character Education

PENDAHULUAN dipertanggungjawabkan. (Rahardjo


Dalam UU RI No 20 Tahun 2003 2010:16)
disebutkan bahwa pendidikan nasional Karakter menurut Pusat Bahasa
berfungsi untuk mengembangkan serta Depdiknas adalah, bawaan, hati, jiwa,
mem-bentuk watak peradaban bangsa kepribadian, budi pekerti, perilaku,
yang ber-martabat untuk mewujudkan personalitas, sifat tabiat, temperamen dan
cita-cita bang-sa, yaitu mencerdaskan watak, sementara itu, yang disebut dengan
kehidupan berbang-sa serta berupaya berkarakter ialah berkepribadian,
untuk mengembangkan potensi serta berperilaku, bersifat, bertabiat dan
kemampuan peserta didik dan menjadikan berwatak sedangkan pendidikan dalam arti
mereka menjadi manusia yang beriman, sederhana sering diartikan sebagai usaha
berakhlak mulia, berilmu cakap, kreatif, manusia untuk membina, kepribadiannya
mandiri dan menjadi warga sesuai dengan nilai-nilai di dalam
Negara.Pendidikan karakter adalah suatu masyarakat dan kebudayaan. Karakter
proses pendidikan yang holistic yang merupakan nilai-nilai perilaku manusia
menghubungkan dimensi moral dengan yang berhubungan dengan Tuhan Yang
ranah sosial dalam kehidupan peserta Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
didik sebagai fondasi bagi terbentuknya lingkungan, dan kebangsaan yang
generasi yang berkualitas yang mampu terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
hidup mandiri silabus.org dan memiliki perkataan, dan perbuatan berdasarkan
prinsip suatu kebenaran yang dapat norma-norma agama, hukum, tata krama,
budaya, dan adat istiadat. Dalam

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 157


Mepri Yanti Pandiangan
Strategi dan Implementasi Pelaksanaan Pendidikan Karakter Peserta Didik

perkembangannya , istilah pendidikan atau pendidikan karakter tidaklah hanya


paedagogie, berarti bimbingan atau diserahkan kepada guru agama saja,
pertolongan dengan sengaja oleh orang karena dalam pelaksanaan pendidikan
dewasa agar ia menjadi dewasa. harus dipikul oleh semua pihak, temasuk
Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai kepala sekolah, para guru, staf tata usaha,
usaha yang dijalankan seseorang atau tukang sapu, penjaga kantin, dan bahkan
kelompok lain agar menjadi dewasa orang tua di rumah. Untuk mewujudkan
untuk mencapai tingkat hidup atau siswa yang berkarakter, diperlukan upaya
penghidupam lebih tinggi dalam arti yang tepat melalui pendidikan. Karena
mental. Pendidikan karakter menurut pendidikan mempunyai peranan penting
Thomas Lickona (1991) adalah dan sentral dalam menanamkan,
pendidikan untuk membentuk kepribadian mentransformasikan dan menumbuh
seseorang melalui pendidikan budi kembangkan karakter positif siswa, serta
pekerti, yang hasilnya terlihat dalam mengubah watak siswa yang tidak baik
tindakan nyata seserorang yaitu tingkah menjadi baik (Gunawan, 2012 :iv-v).
laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, Dunia pendidikan diharapkan sebagai
menghormati hak orang lain, kerja keras, motor penggerak untuk memfasilitasi
dan sebagainya. Jadi, Pendidikan karakter pembangunan karakter sehingga anggota
adalah sebuah system yang menanamkan masyarakat mempunyai kesadaran
nilai-nilai karakter pada peserta didik, kehidupan berbangsa dan bernegara yang
yang mengandung komponen harmonis dan demokratis dengan tetap
pengetahuan, kesadaran individu, tekad, memperhatikan norma-norma di
srta adanya kemauan dan tindakan untuk masyarakat yang telah menjadi
melaksanakan nlai-nilai, baik terhadap kesepakatan bersama. Pembangunan
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, karakter dan pendidikan karakter menjadi
sesama manusia, linkungan, maupun suatu keharusan karena pendidikan tidak
bangsa, sehingga akan terwujud insane hanya menjadikan peserta didik menjadi
kamil.Pendidikan karakter itu sebenarnya cerdas, akan tetapi juga mempunyai budi
bukan merupakan suatu hal yang baru pekerti dan sopan santun sehingga
bagi masyarakat Indonseia. Bahkan awal keberadannya sebagai anggota masyarakat
kemerdekaan, masa orde baru, masa orde menjadi bermakna baik bagi dirinya
lama, dan kini orde reformasi telah maupun orang lain.”Intinya pendidikan
banyak langkah- langkah yang sudah karakter harus dilakukan pada semua
dilakukan dalam rangka pendidikan tingkat pendidikan hingga Perguruan
karakter dengan nama dan bentuk yang Tinggi karena harus mampu berperan
berbeda-beda. Dalam UU tentang sebagai mesin informasi yang membawa
pendidikan nasional yang pertama kali, bangsa ini menjadi bangsa yang cerdas,
ialah UU 1964 yang berlaku tahun 1947 santun, sejahtera dan bermartabat serta
hingga UU Sisdiknas Nomor 20 tahun mampu bersaing dengan bangsa
2003 yang terakhir pendidikan karakter manapun” (Amri, 2011 : 50). Sehingga
telah ada, namun belum menjadi fokus tidak ada yang menyangkal bahwa
utama pendidikan. Pendidikan akhlak karakter merupakan aspek yang penting
(karakter) masih digabung dalam mata untuk kesuksesan manusia masa yang
pelajaran agama dan diserahkan akan datang. Karakter yang kuat akan
sepenuhnya kepada guru agama. membentuk mental yang kuat serta akan
Pelaksanaan pendidikan karakter kepada membentuk karakter yang kuat pula,
guru agama saja sudah menjadi jaminan pantang menyerah, berani mengarungi
pendidikan karakter tidak akan berhasil. proses panjang, serta menerjang arus
Maka wajar saat ini pendidikan karakter badai yang bergelombang dan berbahaya.
belum menunjukkan hasil yang optimal Oleh karena itu, pendidikan karakter
(Gunawan, 2012 :iii). menjadi keniscayaan bagi bangsa ini
Semua perilaku negatif masyarakat untuk membangun mental pemenang bagi
Indonesia baik yang terjadi kalangan generasi bangsa di masa yang akan datang
pelajar ataupun mahasiswa maupun (Asmani, 2011 :19-20). Dalam
kalangan yang lainnya, jelas ini pembentukan karakter seorang siswa,
menunjukkan kerapuhan karakter yang belum bisa langsung baik karena, itu
cukup parah yang salah satunya lembaga tergantung dimana dia bersekolah,
pendidikan. Dalam pelaksanaan lingkungan keluarga, lingkungan teman,

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 158


Mepri Yanti Pandiangan
Strategi dan Implementasi Pelaksanaan Pendidikan Karakter Peserta Didik

dan masyarakat. Jadi pembentukan penting. Pendidikan karakter harus


karakter ini sangat berpengaruh dengan diimplementasikan kemudian diintegrasi-
pergaulan yang anak iitu miliki.Dengan kan dalam kehidupan sekolah, baik dalam
demikian, untuk menanggulangi masalah konteks pembelajaran di dalam kelas mau-
tersebut maka adanya perhatian khusus pun di luar kelas. Oleh karena itu, peneli-
kepada siswa agar lebih baik dari pihak tian ini dimaksudkan untuk mengidenti-
guru dan orang tua siswa. Mengenai cara fikasi strategi dan implementasi
berbicara, cara berpakaian, kedisiplinan, pelaksanaannya. Dalam menanamkan
cara bergaul dengan teman dan pendidikan karakter di Peserta didik sudah
lainsebagainya. maksimal akan tetapi realita yang terjadi
Peserta didik merupakan salah satu peserta didiknya belum begitu
sekolah yang ada di Medan yang didik menerapkan dari nilai-nilai karakter yang
menjadi anak-anak sukses didalam jurusan diharapkan. Baik dalam menerapkan
masing masing dengan apa yang telah akhlak peserta didik dari segi
dipilihnya. Dengan demikian harapan para menghormati guru, tingkah laku kepada
guru, siswa tersebut berguna bagi guru yangkurang sopan. Dengan dasar
lingkungan keluarga masyarakat maupun itulah penulis memilih Peserta didik
lingkungan ruang kerja.Sedikit gambaran sebagai objek.Ini menunjukkan Peserta
tentang Peserta didik bahwa penulis didik juga mempunyai peduli terhadap
mengadakan penelitian di Sekolah pertumbuhan akhlak, membina
Menengah Atas dikarenakan menurut keprofesionalan seorang siswa yang
pengamatan penulis waktu PPL tersebut, berprestasi dan juga terdapat juga pada
bahwasanyadidalam lingkungan Peserta pendidikan karakter, akan tetapi pada
didik guru dan murid selalu membiasakan realitanyanya masih ada beberapa
adanya rasa kasih saying antara siswa kelakuan siswa yang tidak sesuai dengan
dengan siswa, siswa dengan guru. Penulis peraturan disekolah. Berdasarkan uraian
juga melihat bahwa etika berbicara dan di atas, penulis tertarik untuk
tata sopan santun dengan guru juga kurang membahasnya dalam bentuk Tesis yang
dalam pembentukan karakter siswa. berjudul ”Strategi Dan Implementasi
Dengan hal tersebut maka terlihatlah rasa Pelaksanaan Pendidikan Karakter Peserta
kekeluargaan salah satunya yaitu dengan Didik”.
saling berjabatan tangan ketika bertemu METODE PENELITIAN
dalam lingkungan sekolah tersebut dan Untuk melakukan penelitian ini
rasa kekeluargaan itu justru mengurangi diperlukan metode penelitian yang
sopan santun siswa dalam batasan etika tersusun secara sistematis, dengan tujuan
berbicara mereka. Adapun keadaan agar data yang diperoleh benar
tersebut terjadi karena mereka tinggal keabsahanya sehingga penelitian ini layak
dilingkungan tempat tinggal yang tidak untuk diuji kebenarannya dan dapat
mendukung karakter yang mereka miliki dipertanggung jawabkan. Ada tiga
disekolah sehingga nilai yang ditanam implikasi pertama bahwa adanya karakter
disekolah menjadi berkurang dalam tanggung jawab dalam pembelajaran
pendidikan berkarakter. matematika kelas cerdas yang
Pemahaman yang mendalam dari membangun keaktifan belajar siswa.
praktisi pendidikan terhadap konsep pen- Kedua, adanya karakter disiplin dalam
didikan karakter menjadi taruhan bagi pembelajaran matematika kelas cerdas
keberhasilan pendidikan karakter di setiap istimewa dapat membangun ketaatan
satuan pendidikan.Meskipun pendidikan siswa saat proses pembelajaran. Ketiga,
karakter sudah diintegrasikan di sekolah- adanya karekter jujur dalam pembelajaran
sekolah di Wilayah Kota Medan, na-mun bahasa Indonesia di kelas cerdas istimewa
hasil nyatanya belum terlihat dengan jelas. dapat membangun kepercayaan guru
Proses pendidikna karakter tidak da-pat terhadap peserta didik saat pembelajaran
langsung dilihat hasilnya dalam proses berlangsung.
waktu yang singkat, tetapi memerlukan Berdasarkan tinjauan umum
proses yang kontinyu dan konsisten. penelitian-penelitian yang telah disebutkan
Pendidikan karakter berkaitan dengan di atas, tampaknya peneliti belum
waktu yang panjang sehingga tidak dapat menemukan sebuah riset hubungan
dilakukan dengan satu kegiatan saja.Itulah pendidikan karakter dalam berbicara pada
sebabnya pendidikan karakter sangat pendidikan bahasa Indonesia.Jenis

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 159


Mepri Yanti Pandiangan
Strategi dan Implementasi Pelaksanaan Pendidikan Karakter Peserta Didik

penelitian ini adalah penelitian deskriptif individu merupakan fungsi dari seluruh
kualitatif untuk mengungkap strategi dan potensi individu ma-nusia (kognitif,
implementasi pendidikan karakter yang afektif, konatif, dan psiko-motorik) dalam
sudah dilakukan oleh peserta didik.Subjek konteks interaksi sosial kultural (dalam
penelitian ini adalah kepala sekolah, keluarga, sekolah, dan ma-syarakat) dan
siswa, dan guru.Teknik pengumpulan data berlangsung sepanjang ha-yat.
yang di-gunakan dalam penelitian ini Grand design menjadi rujukan kon-
adalah wa-wancara, observasi, dan septual dan operasional pengembangan,
dokumentasi.Wawancara digunakan untuk pelaksanaan, dan penilaianpada setiap ja-
menjaring data atau informasi yang lur dan jenjang pendidikan. Konfigurasi
berkaitan dengan ber-bagai kebijakan karakterdalam konteks totalitas proses psi-
yang dilakukan sekolah dalam kologis dan sosial-kultural tersebut dike-
pelaksanaan pendidikan karakter lompokan dalam: (1) olah hati (spiritual
disiplin.Observasi dilakukan untuk andemotional development); (2) olah pikir
melihat implementasi pendidikan karakter (in-tellectual development); (3) olah raga
disiplin melalui pembelajaran di dan ki-nestetik (physical and kinestetic
kelas.Teknik dokumentasi digunakan development); dan (4) olah rasa dan karsa
untuk memperoleh data tentang tata tertib (affective andcreativity development).
sekolah dan renca-na pembelajaran yang Keempat proses psikososial tersebut
dibuat oleh guru. Untuk memperoleh data secara terpadu saling ber-kait dan saling
yang dapat dipertanggungjawabkan secara melengkapi, yang bermuara pada
ilmiah, dalam penelitian ini dilakukan pembentukan karakter yang menjadi
pemeriksaan keabsahan data.Dalam perwujudan dari nilai-nilai luhur. Pengem-
penelitian ini tek-nik pemeriksaan bangan dan implementasi pendidikan ka-
keabsahan data yang di-gunakan adalah rakter perlu ini dilakukan dengan mengacu
teknik triangulasi, yaitu teknik pada grand design tersebut.
penyilangan informasi yang diperoleh dari Potensi Siswa/Peserta Didik
sumber sehingga pada akhirnya hanya Siswa 124 siswa, dengan perincian
data yang absah saja yang digunakan seperti terlihat pada Tabel 1 dan 2.
untuk mencapai hasil penelitian (Ari- Tabel 1. Jumlah Siswa
kunto, 2006:18). Teknik triangulasi No Kelas Jumlah Siswa
dilakukan dengan caratriangulasi metode, 1. VI 39 siswa
2. VII 43 siswa
yaitu dengan mengecek ulang informasi
3. VIII 42 siswa
hasil wawancara dengan dokumentasi dan
observasi.
Tabel 2. Perbandingan Siswa Laki-laki Dan
HASIL PENELITIAN Perempuan
Strategi Pelaksanaan Pendidikan N Kelas P L Jumlah
Karakter o
Pendidikan karakter dapat diimple- 1. VI 21 18 39 siswa
2. VII 23 20 43 siswa
metasikan melalui beberapa strategi
3. VIII 22 20 42 siswa
danpendekatan yang meliputi: (1)
Jumlah 66 58 124
pengintegra-sian nilai dan etika pada mata
PEMBAHASAN
pelajaran; (2) internalisasi nilai positif
Fasilitas Belajar Mengajar dan Media
yang di tanamkan oleh semua warga
Fasilitas kegiatan belajar mengajar
sekolah (kepala sekolah, guru, dan orang
yang dimiliki oleh peserta didik dapat
tua); (3) pembiasaan dan latihan; (4)
dikatakan lengkap meliputi: pa-pan tulis,
pemberian contoh dan teladan; (5)
meja, kursi, kapur, tape, player, video,
penciptaan suasana berkarakter di seko-
kaset, komputer, perpustakaan, spidol, dan
lah; dan (6) pembudayaan. Sebagai upaya
proyektor. Fasilitas ini digunakan untuk
untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu
membantu kelancaran kegiatan belajar
pendidikan karakter, Kementerian Pendi-
mengajar maupun kegiatan sekolah
dikan Nasional mengembangkan Grand
lainnya.Menurut Fitri (2012), strategi
De-sign pendidikan karakter untuk setiap
pembe-lajaran pendidikan karakter dapat
ja-lur, jenjang, dan jenis satuan
dilihat dalam empat bentuk intregrasi.
pendidikan. Berdasarkan grand design
Berikut integrasi pembelajaran pendidikan
yang di kem-bangkan Kemendiknas
karakter peserta didik.
(2010), secara psi-kologis dan sosial
kultural pembentukan karakter dalam diri

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 160


Mepri Yanti Pandiangan
Strategi dan Implementasi Pelaksanaan Pendidikan Karakter Peserta Didik

Pertama, integrasi dalam mata Keempat, intergrasi melalui


pelajaran. Pelaksanaan pendidikan kegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan
karakter dilakukan secara terintegrasi ke ekstrakuriluer antara lain: (1) pramuka:
dalam penyusunan silabus dan indikator siswa dilatih dan dibina untuk
yang merujuk pada standar kompetensi mengembangkan diri dan meningkatkan
dan kompetensi dasar yang terdapat dalam hampir semua karakter, mi-salnya: melatih
KTSP. Berikut merupakan salah satu disiplin, jujur, menghargai waktu,
contoh inte-grasi ke dalam mata pelajaran tenggang rasa; (2) palang merah re-maja
Pendidikan Agama: (1) bersalaman untuk menumbuhkan rasa kepedu-lian
dengan mencium tangan guru untuk kepada sesama juga melatih percakap-an
memunculkan rasa hormat dan tawadhu sosial dan jiwa social; (3) olahraga untuk
kepada guru; (2) penanaman sikap disiplin mengajarkan nilai sportifitas dalam ber-
dan syukur melalui shalat berjamaah pada main menang ataupun kalah bukan
waktunya; dan (3) penanaman nilai ikhlas menjadi tujuan utama melainkan nilai
dan pengorbanan melalui penyantunan kerja ke-ras dan semangat juang yang
terhadap anak yatim dan fakir miskin. tinggi; (4) karya wisata: pembelajaran di
Kedua, integrasi melalui luar kelas yang langsung melihat realitas
pembelajaran tematis.Pembelajaran sebagai bahan pengayaan peserta didik
tematis adalah pendekatan dalam dalam belajar melalui kunjungan ke
pembelajaran yang se-cara sengaja tempat tertentu; dan (5) outbond, yakni
mengaitkan atau memadukan beberapa aktivitas di luar kelasdengan menekankan
kompetensi dasar dan indikator dari aktivitas fisik yang penuh tantangan dan
beberapa mata pelajaran untuk di-kemas petualangan.
dalam satu kesatuan. Pembelajaran tematis Menurut Mulyasa (2006),
dapat dikembangkan melalui: (1) beberapa hal yang dapat dilakukan oleh
pemetaan kompetensi untuk memperoleh para guru dalam iklim belajar yang
gambaran kompreherensif dan utuh semua kondusif antara lain sebagai berikut.
standar kompetensi, kompetensi dasar dan Pertama, mempelajari pengalaman peserta
indikator dari berbagai mata pelajaran didik di sekolah me-lalui catatan
yang di padukan dalam tema yang dipilih; komulatif.Kedua, mempelajari nama-
(2) identifikasi dan analisis untuk setiap nama peserta didik secara langsung,
standar kompetensi, kompetensi dasar dan misalnya melalui daftar hadir di kelas.Ke-
indikator yang cocok untuk setiap tema; tiga, mempertimbangkan lingkungan pem-
(3) menetapkan jaringan tema, belajaran dan lingkungan peserta
menghubungkan KD dan indikator dengan didik.Keempat, memberikan tugas yang
tema sehingga akan tampak kaitan antar jelas, da-pat dipahami.sederhana, dan
tema, kompetensi dasar, dan indicator; (4) tidak bertele-tele. Kelima, menyiaapkan
penyusunan silabus: silabus tematik sudah kegiatan sehari-hari agar apa yang
di masukkan pendidikan karakter yang dilakukan pembelajaran sesuai dengan
akan di ajarkan pada siswa; (5) yang direncanakan dan tidak terjadi
penyusunan RPP pendidikan karakter. banyak penyimpangan. Keenam, bergairah
Ketiga, integrasi melalui dan bersemangat dalam melakukan
pembiasaan. Pengkondisian dan pembelajaran agar dijadikan teladan oleh
pembiasaan untuk mengembangkan peserta didik.Ketujuh, berbuat sesuatu
karakter dapat dilakukan dengan cara: (1) yang berbeda dan bervariasi, jangan
mengucapkan salam saat mengawali mononton sehingga merangsang disiplin
belajar mengajar; (2) berdoa se-belum dan gairah belajar peserta didik.
memulai pekerjaan untuk menanam-kan Kedelapan, menyesuaikan
nilai syuku; (3) pembiasaan pemberian argumentasi dengan kemampuan peserta
kesempatan kepada orang lain untuk didik untuk bisa sesuai dengan pe-
berbicara sampai selesai sebelum mahaman guru atau mengukur peserta
memberikan komentar; (4) pembiasaan didik dari kemampuan gurunya. Untuk
angkat tangan bila hendak bertanya, bisa mencapai pribadi yang bermoral,
menjawab, bependa-pat dan hanya salah satu cara yang dapat di lakukan
berbicara setelah dipersilah-kan; (5) adalah memberikan pembelajaran secara
pembiasaan bersalaman saat bertemu efektif, efisien, dan menarik atau dalam
guru; dan (6) melaksanakan sholat bahasa sekarang disebut dengan PAIKEM
berjamaah di sekolah. (Praktis, Aktif, Inovatif, Kreatif, dan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 161


Mepri Yanti Pandiangan
Strategi dan Implementasi Pelaksanaan Pendidikan Karakter Peserta Didik

Menyenangkan) untuk dapat men-capai aktif menciptakan situasi dan kondisi ideal
pembelajaran karakter yang berkua-litas, agar tercapai tujuan idealnya.
perlu dirancang strategi yang inova-tif. Lebih detail, pembentukan karakter
Pembelajaran unggul adalah proses be- positif dapat dilakukan melalui empat pen-
lajar mengajar yang di kembangkan dalam dekatan berikut.
rangka membelajarkan semuas siswa ber- Pertama, pendekatan ins-truktif-
dasarkan tingkat keunggulannya untuk struktural, yaitu strategi pemben-tukan
menjadikannnya beriman dan bertakwa karakter di sekolah sudah menjadi
ke-pada Tuhan Yang Maha Esa dan komitmen dan kebijakan pemimpin seko-
mengua-sai ilmu pengetahuan dan lah sehingga lahir berbagai peraturan atau
teknologi secara mandiri. Namun dalam kebijakan yang mendukung terhadap ber-
kebersamaan, mam-pu menghasilkan bagai kegiatan berkarakter di sekolah be-
karya terbaik untuk meng-hadapi serta berbagai sarana dan prasarana pen-
persaingan pasar bebas. dukungnya termasuk dari sisi pembiasaan.
Dewasa ini, pembelajaran yang ter- Kedua, pendekatan formal-
pusat pada siswa (student center) lebih di- kurikuler, yaitu strategi pembentukan
kenal dengan istilah PAIKEM (Praktis, karakter di sekolah dilakukan dalam
Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyanang- pengintegrasian dan peng-optimalan
kan) yang dapat dijelaskan sebagai Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di
berikut: Pertama, pembelajaran aktif semua mata pelajaran dan karakter yang
merupakan se-buah pendekatan dikembangkan.
pendekatan pembelajar-an yang lebih Ketiga, pendekatan mekanik-
banyak melibatkan aktivitas peserta didik fragmented, yaitu strategi pembentukan
dalam mengakses berbagai informasi dan karakter di sekolah di dasari oleh
pengetahuaan untuk diba-has dan dikaji pemahaman bahwa kehidupan terdiri atas
dalam pembelajaran di kelas sehingga berbagai aspek dan pendidikan dipandang
mereka mendapatkan berbagai sebagai penanaman dan pengembangan
pengalaman yang dapat meningkatkan pe- se-perangkat nilai kehidupan yang
mahaman dan kompetensinya. Kedua, masing-masing bergerak dan berjalan
pem-belajaran kreatif mengharuskan guru menurut fung-sinya.
dapat memotivasi dan memunculkan Keempat, pendekatan organik-
kreativitas peserta didik selama sistematis, yaitu pendidikan karakter
pembelajaran berlang-sung dengan merupakan kesatuan atau sebagai sistem
menggunakan metode atau strategi yang sekolah yang berusaha mengembangkan
bervariasi, misalnya kerja kelompok, pandang-an atau semangat hidup berbasis
bermain peran, dan memecahkanwahan; nilai dan etika, yang dimanifestasikan
(2) hubungan profesional; dan (3) dalam sikap hidup, perilaku, dan
hubungan sederajat atau sukarela yang keterampilan hidup yang berkarakter bagi
didasarkan pada nilai-nilai positif, seperti seluruh warga sekolah. Berikut ini
persaudaraan, kedermawanan, kejujuran, merupakan kegiatan penanaman
saling menghormati, dan sebagainya. pendidikan karakter yang di observasi
Pengembangan pendidikan dalam oleh penulis.
mewujudkan budaya berkarakter di seko- Pengamatan Kultur Siswa
lah yang bersifat di sekolah yang bersifat 1. Kedisiplinan
horizontal tersebut dapat dilakukan me- Kedisiplinan di lingkungan
lalui pendekatan pembiasaan, keteladanan, sekolah di mana anak sedang melakukan
dan pendekatan persuatif atau mengajak kegiatan belajarnya. Di lingkungan
kepada warga sekolah dengan cara halus, sekolah kedisiplinan ini diwujudkan
dengan memberikan alasan dan prospek dalam pelaksanaan tata tertib
baik yang bisa meyakinkan mereka. Sikap sekolah.Masih terlihat beberapa anak yang
kegiatannya berupa proaksi, yakni mem- masih belum sesuai dengan tata tertib
buat aksi atau inisiatif sendiri, jenis dan misalnya dalam hal berpakaian seragam.
arah ditentukan sendiri, dan membaca Beberapa anak juga masih terlambat
munculnya aksi-aksi agar dapat ikut mem- mengikuti apel pagi.
beri warna dan arah pada perkembangan 2. Kerapian
nilai-nilai religiusitas di sekolah.Dapat Siswa laki-laki dalam berpakaian
pula berupa antisipasi, yakni tindakan sudah rapi seperti baju sudah dimasukkan,
menutup aurat terbukti dengan memakai

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 162


Mepri Yanti Pandiangan
Strategi dan Implementasi Pelaksanaan Pendidikan Karakter Peserta Didik

celana panjang, sudah memakai ikat kan semua siswanya. Guru sudah mem-
pinggang, serta rambut juga tidak ada berikan contoh seperti rajin, tepat waktu,
yang panjang, sedangkan putri karena bertanggung jawab dan lain sebagai-nya.
bajunya panjang maka bajunya memang Selain itu, guru yang bersangkutan selalu
dikeluarkan, memakai jilbab bagi yang hadir dengan penuh keceriaan,
beragama islam memberikan bimbingan, bantuan, saran,
3. Sopan Santun kritik yang membangun dengan niat yang
Siswa sopan terhadap guru ikhlas.Apa yang dilakukan guru di luar
maupun tamu yang datang ke sekolah. kelas setidak-tidaknya dapat memberikan
Pada setiap paginya terdapat guru yang image yang positif jikalau mampu
piket men-jaga gerbang sekolah untuk diperankan dengan baik
menyambut siswa yang datang pada pagi 2. Kedisplinan
hari untuk bersalaman, Siswa Kedisiplinan guru dalam
mengucapkan salam dan mencium tangan mengajar, sikap disiplin pribadi guru juga
ketika bertemu dengan guru terlihat adanya semangat dan rasa
4. Kerjasama tanggung jawab untuk melaksanakan
Kerjasama siswa terlihat terutama tugas, tidak adanya kecintaan terhadap
pada waktu proses pembelajaran seperti pekerjaan sebagai pendidik.
pe-laksanaan tugas kelompok, baik tugas 3. Kerapian
di kelas maupun tugas di rumah. Guru memperhatikan kerapian
5. Tanggung Jawab berpa-kaian dan penampilan selain
Tanggung jawab siswa sebagai mampu menimbulkan kepercayaan diri
pelajar adalah belajar dengan baik, juga da-pat menciptakan daya tarik bagi
mengerja-kan tugas sekolah yang sudah siswa. Guru sudah berpakaian serasi dan
diberikan kepadanya dan tidak tidak mencolok agar siswanya tertarik
meninggalkan tu-gasnya sebelum berhasil meng-ikuti pelajaran yang diberikan.
menyelesaikan-nya, disiplin dalam 4. Sopan Santun
menjalani tata tertib sekolah. Guru berbicara dengan nada yang
6. Ketaatan beribadah baik, menghargai siswanya, bersikap sabar
Adanya sholat dhuhur berjamaah terhadap siswa.
selu-ruh warga sekolah, sholat dhuha dan 5. Kerjasama
mengaji bersama. Sudah terlihat adanya kerjasama
7. Kepedulian antara guru dengan siswa terutama pada
Kepedulian siswa-siswi akan saat proses pembelajaran, serta kerjasama
kebersihan masih kurang. Hal ini terbukti an-targuru yang terlihat pada terbukanya
dengan masih terlihatnya sampah di terhadap saran dan kritik antar guru, serta
lingkungan sekolah khususnya di dalam saling tukar menukar informasi yang
kelas positif untuk kemajuan di bidang
8. Kemandirian pembelajaran.
Siswa berusaha menyelesaikan 6. Tanggung Jawab
setiap tugas dengan waktu secepat dan Tanggung jawab guru sudah
seefisien mungkin, kemandirian belajar menguasai cara pengajaran yang efektif
dilakukan dalam kegiatan berdiskusi. Pe- dimana guru harus bisa menjadi model
ran aktif siswa dalam berbagai kegiatan bagi murid, bisa memberi nasihat,
tersebut, mengindikasikan bahwa siswa mengua-sai teknik bimbingan serta
tersebut memiliki kemandirian belajar layanan dan bisa membuat serta
yang tinggi. melaksanakan eva-luasi yang lain.
9. Kerajinan
Siswa- siswi rajin dalam
melaksanakan tugas dari guru ini terbukti 7. Ketaatan beribadah
setiap siswa diberikan tugas mata Ketaatan beribadah terutama
pelajaran tidak ada siswa yang telat disekolah terlihat ketika adanya sholat
mengumpulkan tugas. berjamaah yang dilakukan pada waktu
Kultur Guru sholat dhu-hur.
1. Keteladanan 8. Kemandirian
Guru dapat menunjukkan sikap Guru yang mandiri mampu
yang sopan, ucapan yang menyejukkan mengembangkan kreativitas dalam
dan mempunyai pribadi yang menyenang- mempersiap-kan desain pembelajarannya,

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 163


Mepri Yanti Pandiangan
Strategi dan Implementasi Pelaksanaan Pendidikan Karakter Peserta Didik

salah satu-nya guru membuat media SIMPULAN


powerpoint dalam pembelajaran. Hal itu Berdasarkan uraian dan
merupakan cara guru mengaktifkan siswa pembahasan di atas, dapat dikemukakan
agar me-rasa terlibat dalam proses belajar beberapa sim-pulan sebagai berikut.
dan cara guru memberikan informasi Pertama, strategi pembelajaran pendidikan
kepada siswa. karakter di sekolah dapat diintegrasikan
9. Kepedulian dalam 4 bentuk, yaitu antara lain: (1)
Guru mengembangkan hubungan- pengintegrasian nilai dan etika pada mata
hu-bungan dengan para muridnya, pelajaran; (2) interna-lisasi nilai positif
mendengarkan para muridnya, yang di tanamkan oleh semua warga
menciptakan sebuah suasana yang hangat, sekolah; (3) pembiasaan dan latihan,
menge-tahui murid secara individual, pemberian contoh dan teladan; dan (4)
memperlihatkan empati, dan memenuhi penciptaan suasana berkarakter di seko-
kebutuhan-kebutuhan akademik dan lah serta pembudayaan. Kedua,
emosio-nal para muridnya implementasi pendidikan karakter peserta
Pendidikan karakter dilaksanakan didik dapat dilakukan melalui: (1) keterpa-
dalam tiga kelompok kegiatan.Pertama, duan antara pembentukan karakter dengan
pembentukan karakter yang terpadu pembelajaran; dan (2) manajemen sekolah
dengan pembelajaran pada mata pelajaran. dan ekstrakurikuler.
Berbagai hal yang terkait dengan karakter SARAN
(nilai-nilai, norma, iman dan ketaqwaan, Berdasarkan dua simpulan di atas,
dan lain-lain) dirancang dan dapat diberikan saran-saran sebagai beri-
diimplementasikan dalam pembelajaran kut.Pertama, guru sebagai sosok yang di-
mata pelajaran-mata pelajaran yang ter- gugu dan ditiru mempunyai peran
kait, seperti Agama, PKn, IPS, IPA, pentingdalam implementasi pendidikan
Penjas Orkes, dan lain-lain. Hal ini karakter di sekolah maupun di luar
dimulai dengan pengenalan nilai secara sekolah. Sudah sepantasnya guru harus
kognitif, penghayatan nilai secara afektif, memiliki karakter yang baik, memiliki
akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata kompetensi kepribadi-an yang baik,
oleh pe-serta didik dalam kehidupan dimana kompetensi kepriba-dian tersebut
sehari-hari.Kedua, pembentukan Karakter menggambarkan sifat pribadi dari seorang
yang ter-padu dengan manajemen sekolah. guru. Kedua, banyak hal yang dapat
Berbagai hal yang terkait dengan karakter dilakukan untuk merealisasikan pen-
(nilai-ni-lai, norma, iman dan ketaqwaan, didikan karakter di sekolah. Konsep
dan lain-lain) dirancang dan karak-ter tidak cukup dijadikan sebagai
diimplementasikan da-lam aktivitas suatu poin dalam silabus dan rencana
manajemen sekolah, seperti pengelolaan: pelaksana-an pembelajaran di sekolah,
siswa, regulasi/peraturan se-kolah, sumber namun harus lebih dari itu, dijalankan dan
daya manusia, sarana dan prasarana, dipraktikkan. Dimulai dengan belajar taat
keuangan, perpustakaan, pem-belajaran, dengan per-aturan sekolah. Sekolah harus
penilaian, dan informasi, serta menjadikan pendidikan karakter sebagai
pengelolaan lainnya. Ketiga, pembentukan sebuah tata-nan nilai yang berkembang
karakter yang terpadu dengan ekstra kuri- dengan baik di sekolah yang diwujudkan
kuler. Beberapa kegiatan ekstra kurikuler dalam contoh dan seruan nyata yang
yang memuat pembentukan karakter an- diaplikasikan oleh tenaga pendidik dan
tara lain: (1) olahraga (sepak bola, bola kependidikan di se-kolah dalam
voli, bulu tangkis, tenis meja, dan lain- keseharian kegiatan di seko-lah
lain); (2) keagamaan (baca tulis Al DAFTAR PUSTAKA
Qur’an, kajian hadis, ibadah, dan lain- Adel, Sayyed Mohham Reza. Davoudi dan
lain); (3) seni buda-ya (menari, menyanyi, Ramezanzadeh. 2016. “A
melukis, teater); (4) KIR; (5) Qualitative Study of Politeness
Strategies Used by Iranian EFL
Kepramukaan; (6) Latihan Dasar
learners in a Class Blog”.
Kepemimpinan Peserta didik (LDKS); (7) Journalof Language Teaching
Palang Merah Remaja (PMR); (8) Research, Iran Hakim Sabzevari
Pasukan Pengibar Bendera Pusaka University. Vol. 04.No. 47-62.
(PASKIBRAKA); (9) pameran,
lokakarya; dan (10) kesehatan, dan lain- Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
lainnya. Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 164


Mepri Yanti Pandiangan
Strategi dan Implementasi Pelaksanaan Pendidikan Karakter Peserta Didik

Badan Penelitian dan Pengembangan


Puskur Kemendiknas. 2010.
Bahan Pelatihan Pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa. Jakarta: Kemen-diknas.

E. Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat


Satuan Pendidikan, Panduan
Praktis. Bandung: Remaja Rosda.

Karya. Fitri, Agus Zaenul. 2012.


Reinventing Human Character:
Pendidikan Karakter Berbasis
Nilai dan Etika di Sekolah.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Karakter Religius dan Nasionalisme di


MAN Temanggung. Jurnal
Paramitha. Vol 5. No 2.
Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri
Semarang.

Wahyu, Purhantara. 2010. Metode


Kualitatif Untuk Bisnis.
Yogyakarta: Graha.

Wagiran. 2013. Implementasi Kurikulum


2013 dalam Pembelajaran dan
Penilaian. Semarang:
Bahtera Wijaya Perkasa.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 165

Anda mungkin juga menyukai