Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM PENGUATAN PENDIDIKAN

KARAKTER (IMPLEMENTASI KEPADA PESERTA DIDIK)

Ana Gustiana1, Indriyana Ardiyani2


Siska Puspitasari3, Siti Fauziyah4, Ubaidillah5

Universitas Esa Unggul

ABSTRACT

Character education essentially functions to form a nation that is resilient, competitive,


noble, moral, tolerant, cooperative, patriotic, dynamic development, oriented to science and
technology, all of which are imbued with faith and devotion to God Almighty based on
Pancasila. Education serves to introduce, understand and make character values inherent
in the lives of students or organizations involved in it. By modeling character values, it will
be easier to become role models in behavior and actions. So that character education is an
effort to encourage students to grow and develop with competence to think and stick to moral
principles in their lives, and dare to do things that are really faced with various challenges.
In this case character education is not limited to the transfer of knowledge about good
values, but more than that it reaches how to make these values embedded and integrated in
the totality of thought-action.

Keyword: Character education, Strengthening, Pancasila

ABSTRAK

Pendidikan karakter pada hakikatnya berfungsi untuk membentuk bangsa yang tangguh,
berdaya saing, berakhlak mulia, bermoral, toleran, kooperatif, patriotik, pembangunan
dinamis, berorientasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi yang kesemuanya dijiwai
dengan keimanan dan pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.
Pendidikan berfungsi untuk mengenalkan, memahami dan menjadikan nilai-nilai karakter
melekat dalam kehidupan siswa atau organisasi yang terlibat di dalamnya. Dengan
memodelkan nilai-nilai karakter, maka akan lebih mudah menjadi panutan dalam
berperilaku dan bertindak. Sehingga pendidikan karakter sebagai upaya mendorong peserta
didik untuk tumbuh dan berkembang dengan kompetensi berfikir dan berpegang teguh pada
prinsip moral dalam kehidupannya, serta berani melakukan hal-hal yang benar-benar
dihadapkan pada berbagai tantangan. Dalam hal ini pendidikan karakter tidak terbatas pada
transfer pengetahuan tentang nilai-nilai yang baik, tetapi lebih dari itu menjangkau
bagaimana menjadikan nilai-nilai tersebut tertanam dan terintegrasi dalam totalitas
pemikiran-tindakan.

Kata kunci: Pendidikan Karakter, Penguatan, Pancasila

1
PENDAHULUAN moral baik dan buruk, (6) penggunaan
bahasa yang memburuk, (7) meningkatnya
Perkembangan ilmu pengetahuan
perilaku merusak diri seperti penggunaan
serta teknologi dan informasi saat ini
narkoba, alkohol dan seks bebas, (8)
menimbulkan banyaknya tantangan bagi
rendahnya rasa tanggung jawab sebagai
seluruh manusia di dunia termasuk
individu dan sebagai warga negara, (9)
Indonesia. Beberapa waktu terakhir ini,
menurunnya etos kerja, dan (10) adanya
dunia pendidikan banyak ditemukan
rasa saling curiga dan kurangnya
berbagai masalah, diantaranya adalah
kepedulian diantara sesama.
kondisi moral/akhlak. Hal ini ditandai
adanya seks bebas dikalangan remaja, Alternatif untuk mengatasi
peredaran narkoba, tawuran pelajar, permasalahan diatas atau paling tidak
peredaran foto, video dewasa dan mengurangi masalah budaya dan karakter
sebagainya. Selain itu masih banyak bangsa adalah melalui pendidikan karakter.
permasalah-permasalahan lain misalnya, Menurut kemendiknas, pendidikan
peserta didik tidak sopan kepada guru, dianggap sebagai alternatif yang bersifat
peserta didik berani menganiaya guru, preventif dalam kamus bahasa Indonesia
kekerasan atau bullying, mencotek serta makna dari preventif adalah mencegah. Hal
pertengaran antara siswa dengan yang ini karena pendidikan membangun generasi
lainnya. Permasalahan ini menandakan bangsa menjadi lebih baik. Sehingga pada
bahwa karakter generasi muda yang rusak penelitian ini akan mendeskripsikan
serta belum adanya penanganan secara kebijakan dari penguatan pendidikan
tuntas terhadap permasalahan tersebut. karakter, serta menjelaskan pendidikan
Sehingga banyaknya fakta krisis moralitas karakter dalam membentuk karakter peserta
akan mengakibatkan bangsa menuju didik yang berorientasi pada nilai-nilai
kehancuran. Pancasila.

Thomas Lickona menyatakan


METODE
permasalahan karakter yang menimbulkan
dampak buruk terhadap bangsa, yaitu: (1) Metode yang digunakan dalam
meningkatnya kekerasan dikalangan penelitian adalah metode deskriptif dengan
remaja, (2) membudayakan ketidakjujuran, melakukan pengumpulan data melalui studi
(3) sikap fanatik terhadap kelompok atau kepustakaan (library research) sebagai
group, (4) rendahnya rasa hormat kepada bahan literatur yang bersumber dari buku-
orang tua dan guru, (5) semakin kaburnya buku, makalah atau artikel, jurnal, maupun-

2
web (internet) dengan mengandalkan teori- (berkarakter) mulia. Maka dapat
teori, dan konsep yang ada untuk disimpulkan bahwa, pendidikan merupakan
mendeskripsikan apa yang saat ini berlaku suatu proses kegiatan pembelajaran yang
dengan mengkaji hubungan antara dilakukan secara sistematis dan sistematik
implementasi nilai-nilai Pancasila dalam serta terus menerus yang dilakukan secara
penguatan pendidikan karakter kepada sadar oleh pendidik terhadap peserta didik
peserta didik. yang ditujukan bagi pengembangan dan
pembentukan diri secara utuh.
PEMBAHASAN
Sedangkan karakter menurut Ki
Pendidikan Karakter Hajar Dewantoro (2014) dalam Buku
Panduan Kurikulum Perguruan Tinggi
Pendidikan adalah suatu usaha
menyatakan bahwa karakter adalah nilai-
terencana memanusiakan manusia dalam
nilai yang khas-baik (tahu nilai kebaikan,
proses sosialisasi untuk meningkatkan budi
mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik,
pekerti dan melatih kemampuan intelektual
dan berdampak baik terhadap lingkungan)
peserta didik agar mencapai kedewasaan.
yang terpateri dalam diri dan
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Abu
terejawantahkan dalam perilaku. Hal
Ahmadi dalam bukunya (2003:70)
tersebut sejalan dengan Kemendiknas
pendidikan adalah suatu kegiatan yang
(2010) menyatakan bahwa karakter adalah
secara sadar dan disengaja, serta penuh
nilai-nilai yang unik baik yang terpatri
tanggung jawab yang dilakukan oleh orang
dalam diri dan terejawantahkan dalam
dewasa kepada anak sehingga timbul
perilaku.
interaksi dari keduanya agar anak tersebut
mencapai kedewasaan yang dicita-citakan Selanjutnya dalam Kamus
dan berlangsung terus-menerus. Poerwadarminta (Kemendiknas, 2010: 44)
karakter diartikan sebagai tabiat, watak,
Dalam Undang-Undang No. 20
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
pekerti yang membedakan seseorang
Nasional menjelaskan pendidikan adalah
daripada yang lain (Nurdin, 2010). Dapat
upaya sadar dan terencana dalam proses
disimpulkan bahwa karakter adalah kualitas
pembimbingan dan pembelajaran bagi
atau kekuatan mental, moral, akhlak
individu agar tumbuh berkembang menjadi
seseorang yang dibentuk sehingga
manusia yang mandiri, bertanggung jawab,
menghasilkan kepribadian atau watak yang
kreatif, berilmu, sehat dan berakhlak-
menjadi ciri khas orang tersebut, serta-

3
sebagai suatu kesadaran batin yang menjadi (2011: 5-6) pendidikan karakter adalah
tipikal seseorang dalam berpikir dan pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,
bertindak. pendidikan moral, pendidikan watak yang
bertujuan mengembangkan kemampuan
Dengan demikian, pendidikan
seluruh warga sekolah untuk memberikan
karakter merupakan proses kegiatan yang
keputusan baik-buruk, keteladanan,
dilakukan dengan segala upaya secara sadar
memelihara apa yang baik dan
dan terencana untuk mengarahkan anak
mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan
didik dalam rangka memanusiakan
sehari-hari dengan sepenuh hati
manusia, serta memperbaiki karakter dan
(Kemendiknas, 2011).
melatih intelektual peserta didik, agar
tercipta generasi berilmu dan berkarakter Dari berbagai pengertian diatas
yang dapat memberikan kebermanfaatan dapat disimpulkan bahwa pendidikan
bagi lingkungan sekitar. Hal tersebut karakter merupakan sebuah upaya yang
sependapat dengan Ratna Megawangi disengaja secara sistematis untuk
(Kesuma, 2013: 5) pendidikan karakter mengembangkan kebijakan yang
adalah sebuah usaha untuk mendidik anak- berdampak positif baik bagi individu
anak agar dapat mengambil keputusan yang maupun lingkungan sosial, dan prosesnya
bijak dan mempraktikkannya dalam tidak instan, melainkan melalui usaha yang
kehidupan sehari-hari, sehingga mereka terus-menerus (pembiasaan).
dapat memberikan kontribusi yang positif
kepada lingkungannya. Tujuan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter juga dimaknai Pendidikan karakter bertujuan


sebagai pendidikan yang mengembangkan untuk membentuk bangsa yang tangguh,
nilai-nilai karakter pada diri peserta didik berakhlak mulia, bermoral,
sehingga mereka memiliki nilai dan bertoleransi, bekerja sama atau bergotong
karakter sebagai karakter dirinya, royong. Selain itu, pendidikan karakter juga
menerapkan nilai-nilai tersebut dalam membentuk bangsa mempunyai jiwa
kehidupan dirinya, sebagai anggota patriotik atau suka menolong sesama,
masyarakat dan warga negara yang religius, berkembang dengan dinamis, berorientasi
nasionalis, produktif, dan kreatif. (Jurnal pada ilmu pengetahuan dan teknologi,
Pendidikan dan Kebudayaan, 2010: 282). beriman dan bertakwa pada Tuhan yang
Dalam pengertian diatas secara singkat Maha Esa berdasarkan Pancasila.
diperkuat dengan pendapat Kemendiknas-

4
Pendidikan karakter juga bertujuan 4) Mengembangkan kemampuan peserta
meningkatkan mutu penyelenggaraan dan didik untuk menjadi manusia yang
hasil pendidikan yang mengarah pada mandiri, kreatif, dan berwawasan
pencapaian pembentukan karakter dan kebangsaan.
akhlak mulia peserta didik secara utuh,
5) Mengembangkan lingkungan
terpadu, dan seimbang. Melalui pendidikan
kehidupan sekolah sebagai
karakter diharapkan peserta didik mampu
lingkungan belajar yang aman, jujur,
secara mandiri meningkatkan dan
penuh kreativitas dan persahabatan.
menggunakan pengetahuannya, mengkaji
dan menginternalisasi, serta Pusat Kurikulum Badan Penelitian

mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan dan Pengembangan Kementerian Nasional

akhlak mulia sehingga terwujud dalam menyatakan bahwa pendidikan karakter

perilaku sehari-hari (Mansur, 2011: 81). pada intinya mempunyai tujuan


membentuk bangsa yang tangguh,
Badan Penelitian dan
berakhlak mulia, bertoleran, kompetitif,
Pengembangan, Pusat Kuriulum
bergotong royong, berjiwa patriotik,
Kementerian Pendidikan Nasional (2010:
bermoral, berkembang dinamis,
7) menjelaskan tujuan pendidikan karakter
berorientasi ilmu pengetahuan dan
antara lain:
teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman
1) Mengembangkan potensi dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
kalbu/nurani/afektif peserta didik berdasarkan Pancasila (Kemeterian
sebagai manusia dan warga negara Pendidikan dan Kebudayaan Republik
yang memiliki nilai-nilai budaya dan Indonesia, 2017).
karakter bangsa.
Dapat disimpulkan bahwa
2) Mengembangkan kebiasaan dan pendidikan karakter bertujuan agar peserta
perilaku peserta didik yang terpuji didik sebagai penerus bangsa mempunyai
dan sejalan dengan nilai-nilai akhlak dan moral yang baik, untuk
universal dan tradisi budaya bangsa menciptakan kehidupan berbangsa yang
yang religius. adil, aman dan makmur, serta beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3) Menanamkan jiwa kepemimpinan
dan tanggung jawab peserta didik
sebagai penerus bangsa.

5
Fungsi Pendidikan Karakter 3) Fungsi penyaring, dalam memilih
budaya sendiri dari pada budaya lain,
Menurut Amin (2015: 35) fungsi
agar bisa dikenal dan dilestarikan
pendidikan karakter adalah menumbuh
yang sesuai dengan nilai-nilai budaya
kembangkan kemampuan dasar peserta
dan karakter bangsa yang
didik agar berpikir cerdas, berperilaku yang
bermartabat.
berakhlak, bermoral, dan berbuat sesuatu
yang baik, dan bermanfaat bagi diri sendiri, Ketiga fungsi utama pendidikan
keluarga, dan masyarakat. Selain itu juga karakter menurut Pusat Kurikulum
untuk membangun kehidupan bangsa yang Kemendiknas (2010) dapat dilaksanakan
multikultur, membangun peradaban bangsa melalui:
yang cerdas, berbudaya yang luhur,
1) Pengenalan Pancasila sebagai cara
berkontribusi terhadap pengembangan
berpikir dan falsafah negara.
hidup umat manusia, membangun sikap
2) Penguatan kualitas dan standar yang
warga negara yang cinta damai, kreatif,
dilindungi Undang-Undang Dasar
mandiri, maupun hidup berdampingan
1945.
dengan bangsa lain.
3) Penguatan komitmen kebangsaan
Pusat Kurikulum Kemendiknas Negara Kesatuan Republik Indonesia
(2010) menyatakan secara khusus (NKRI).
pendidikan karakter memiliki tiga fungsi 4) Meningkatkan kualitas
utama sebagai berikut: keanekaragaman sesuai dengan
gagasan Bhinneka Tunggal Ika.
1) Fungsi pembentukan dan
5) Meningkatkan keunggulan dan
pengembangan potensi, agar
keseriusan negara untuk pengelolaan
masyarakat selalu berpikiran dan
budaya, berbangsa dan bernegara
berperilaku baik sesuai dengan
Indonesia dalam pengaturan di
falsafah hidup Pancasila.
seluruh dunia.
2) Fungsi perbaikan dan penguatan,
Dapat disimpulkan bahwa fungsi
dalam pengembangan potensi warga
pendidikan karakter adalah menumbuhkan
negara dan pembangunan bangsa
potensi dasar untuk berbudi pekerti,
menuju bangsa yang maju, mandiri
berpikir baik, dan bertindak baik, kemudian
dan sejahtera dengan ikut
memperkuat dan membangun perilaku
berpartisipasi dan bertanggung jawab.
bangsa yang multikultur dan meningkatkan

6
peradaban bangsa yang kompetitif dalam utama dengan memperhatikan
pergaulan dunia. keberagaman budaya Indonesia.

3) Mengembalikan pendidikan karakter


Pancasila dalam Penguatan Pendidikan
sebagai ruh dan fondasi pendidikan
Karakter (Peserta Didik)
melalui harmonisasi olah hati (etik

Penguatan Pendidikan Karakter dan spiritual), olah rasa (estetik), olah

(PPK) merupakan gerakan pendidikan di pikir (literasi dan numerasi), dan olah

bawah tanggung jawab sekolah untuk raga (kinestetik).

memperkuat karakter peserta didik melalui 4) Merevitalisasi dan memperkuat


harmonisasi olah hati (etik), olah rasa potensi dan kompetensi pendidik,
(estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga tenaga kependidikan, perseta didik,
(kinestetik) dengan dukungan pelibatan masyarakat, dan lingkungn keluarga
publik dan kerja sama antara sekolah, dalam mengimplementasikan
keluarga, dan masyarakat yang merupakan Penguatan Pendidikan Karakter.
bagian dari Gerakan Nasional Revolusi
5) Membangun jejaring pelibatan
Mental (GNRM) (Kemeterian Pendidikan
masyarakat (publik) sebagai sumber-
dan Kebudayaan Republik Indonesia,
sumber belajar di dalam dan di luar
2017).
sekolah.
(Peraturan Presiden Republik
6) Melestarikan kebudayaan dan jati diri
Indonesia Nomer 87 Tahun 2017)
bangsa Indonesia dalam mendukung
Penguatan Pendidikan Karakter memiliki
Gerakan Nasional Revolusi Mental
tujuan yaitu:
(GNRM).
1) Membangun dan membekali Peserta
(Peraturan Presiden Republik
Didik sebagai generasi emas
Indonesia Nomer 87 Tahun 2017)
Indonesia Tahun 2045 dengan jiwa
menyatakan Penguatan Pendidikan
Pancasila dan pendidikan karakter
Karakter dilaksanakan dengan menerapkan
yang baik guna menghadapi dinamika
nilai-nilai Pancasila. Terdapat lima nilai
perubahan di masa depan.
karakter utama yang bersumber dari
2) Mengembangkan platform Pancasila, yang menjadi prioritas
pendidikan nasional yang meletakkan pengembangan gerakan Penguatan
pendidikan karakter sebagai jiwa- Pendidikan Karakter, yaitu: religius,
nasionalisme, integritas, kemandirian, dan

7
kegotongroyongan. Masing-masing nilai kesetiaan, kepedulian, dan
tidak berdiri sendiri, melainkan saling penghargaan yang tinggi terhadap
berinteraksi satu sama lain, berkembang bahasa, lingkungan fisik, sosial,
secara dinamis dan membentuk keutuhan budaya, ekonomi, dan politik bangsa,
pribadi (Kemendikbud, 2017). Kemudian 5 menempatkan kepentingan bangsa
nilai utama penguatan pendidikan karakter dan negara di atas kepentingan diri
diuraikan sebagai berikut: dan kelompoknya. Sikap nasionalis
ditunjukkan melalui sikap apresiasi
1) Nilai Karakter Religius
budaya bangsa sendiri, menjaga
Mencerminkan keberimanan terhadap kekayaan budaya bangsa, rela
Tuhan yang Maha Esa yang berkorban, unggul, dan berprestasi,
diwujudkan dalam perilaku cinta tanah air, menjaga lingkungan,
melaksanakan ajaran agama dan taat hukum, disiplin, menghormati
kepercayaan yang dianut, menghargai keragaman budaya, suku, dan agama.
perbedaan agama, menjunjung tinggi
3) Nilai Karakter Integritas
sikap toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama dan kepercayaan lain, Merupakan nilai yang mendasari
hidup rukun dan damai dengan perilaku yang didasarkan pada upaya
pemeluk agama lain. Implementasi menjadikan dirinya sebagai orang
nilai karakter religius ini ditunjukkan yang selalu dapat dipercaya dalam
dalam sikap cinta damai, toleransi, perkataan, tindakan, dan pekerjaan,
menghargai perbedaan agama dan memiliki komitmen dan kesetiaan
kepercayaan, teguh pendirian, pada nilai-nilai kemanusiaan dan
percaya diri, kerja sama antar moral. Karakter integritas meliputi
pemeluk agama dan kepercayaan, anti sikap tanggung jawab sebagai warga
perundungan dan kekerasan, negara, aktif terlibat dalam kehidupan
persahabatan, ketulusan, tidak sosial, melalui konsistensi tindakan
memaksakan kehendak, mencintai dan perkataan yang berdasarkan
lingkungan, melindungi yang kecil kebenaran. Seseorang yang
dan tersisih. berintegritas juga menghargai
martabat individu (terutama
2) Nilai Karakter Nasionalisme
penyandang disabilitas), serta mampu
Merupakan cara berpikir, bersikap, menunjukkan keteladanan.
dan berbuat yang menunjukkan-

8
4) Nilai Karakter Mandiri dimulai, individu sama lain, yang
berkembang secara dinamis dan
Merupakan sikap dan perilaku tidak
membentuk keutuhan dan sekolah perlu
bergantung pada orang lain dan
mengembangkan nilai-nilai utama lainnya
mempergunakan segala tenaga,
baik secara kontekstual maupun universal.
pikiran, waktu untuk merealisasikan
Nilai religius sebagai cerminan dari iman
harapan, mimpi dan cita-cita. Siswa
dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang mandiri memiliki etos kerja
diwujudkan secara utuh dalam bentuk
yang baik, tangguh, berdaya juang,
ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan
profesional, kreatif, keberanian, dan
masing-masing dan dalam bentuk
menjadi pembelajar sepanjang hayat.
kehidupan antar manusia sebagai
5) Nilai Karakter Gotong Royong kelompok, masyarakat, maupun bangsa.

Mencerminkan tindakan menghargai Dalam kehidupan sebagai masyarakat dan

semangat kerja sama dan bahu bangsa nilai-nilai religius dimaksud

membahu menyelesaikan persoalan melandasi dan melebur di dalam nilai-nilai

bersama, menjalin komunikasi dan utama nasionalisme, kemandirian, gotong

persahabatan, memberi royong, dan integritas. Demikian pula jika

bantuan/pertolongan pada orang- nilai utama nasionalis dipakai sebagai titik

orang yang membutuhkan. awal penanaman nilai-nilai karakter, nilai

Diharapkan siswa dapat ini harus dikembangkan berdasarkan

menunjukkan sikap menghargai keimanan dan ketakwaan yang tumbuh

sesama, dapat bekerja sama, inklusif, bersama nilai-nilai lainnya (Kemendikbud,

mampu berkomitmen atas keputusan 2016: 10).

bersama, musyawarah mufakat,


tolong menolong, memiliki empati SIMPULAN
dan rasa solidaritas, anti diskriminasi, Karakter merupakan tabiat atau
anti kekerasan, dan sikap kebiasaan yang dimiliki oleh setiap
kerelawanan. manusia atau makhluk hidup, maka setiap
Kelima nilai utama karakter generasi penerus bangsa harus ditanamkan
bukanlah nilai yang berdiri dan pengetahuan yang baik dan benar untuk
berkembang sendiri-sendiri melainkan nilai perkembangan karakter yang ada dalam diri
yang berinteraksi satu pribadi. Dari nilai mereka. Melalui sistem pendidikan
utama manapun pendidikan karakter- karakter pada setiap sekolah maka akan-

9
membentuk karakter peserta didik sebagai warga sekolah. 5–6.
penerus bangsa mempunyai akhlak dan
Nur, S. M., Rasminto, & Khausar. (2019).
moral yang baik, menciptakan kehidupan Pendidikan Karakter Dalam Perspektif
Kebudayaan ( Studi Pada Keluarga
berbangsa yang adil, aman dan makmur,
Suku Batak Toba ). Bina Gogik:
serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan Jurnal Il, 6(2), 61–74.
Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.
Susanti, R. (2013). Penerapan Pendidikan
Pendidik harus menerapkan Karakter Di Kalangan Mahasiswa. Al-
penguatan pendidikan karakter dengan Ta Lim Journal, 20(3), 480–487.
https://doi.org/10.15548/jt.v20i3.46
berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Sehingga
dengan penguatan pendidikan karakter Kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia. (2017). Peta
akan membawa perubahan pada generasi Jalan Penguatan Pendidikan
penerus bangsa agar menjadi generasi yang Karakter. 1–16.
berkembang dengan kompetensi berfikir Kemendikbud. (2017). Gerakan Penguatan
dan berpegang teguh pada prinsip moral Pendidikan Karakter (PPK)
[Infographics of the Strengthening
dalam kehidupannya, serta berani Character Education Movement].
melakukan hal-hal yang benar-benar Indonesian Ministry of Education and
Culture, 1–10.
dihadapkan pada berbagai tantangan.

DAFTAR PUSTAKA

Mutmainnah, L. D. (2018). BUDAYA


SEKOLAH di SEKOLAH DASAR
NEGERI SUMBERSARI 2 KOTA
MALANG.

Jurusan, D., Stain, D., Qaimuddin, S.,


Abstrak, K., Induk, D., & Karakter, P.
(2010). PENDIDIKAN KARAKTER
Nurdin. 69–89.

Ii, B. A. B., & Karakter, P. (2013).


Implementasi pendidikan karakter,
anida istiqomah al munawaroh, fai
ump 2017. 8–34.

Kemendiknas. (2011). Pendidikan karakter


adalah pendidikan nilai, pendidikan
budi pekerti, pendidikan moral,
pendidikan watak yang bertujuan
mengembangkan kemampuan seluruh

10

Anda mungkin juga menyukai