Anda di halaman 1dari 7

Kesenjangan Ras dan Etnis

Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan sosial atau
ketimpangan sosial dalam masyarakat yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat
mencolok antar masyarakat.

Kesenjangan sosial ditandai dengan adanya peluang dan manfaat yang tidak sama untuk
posisi sosial yang berbeda dalam suatu status atau kelompok masyarakat. Kesenjangan sosial
dapat dilihat dari tidak samanya proporsi barang atau jasa, imbalan, kekayaan, kesempatan
dan hukuman yang didapatkan antar masyarakat.

Kesenjangan Sosial Ekonomi adalah sebuah gejala yang muncul dalam masyarakat karenaa
adanya perbedaan kemampuan finansial dan lain sebagainya antara masyarakat yang hidup di
suatu wilayah tertentu.

Kesenjangan ekonomi adalah terjadinya ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara


kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi dan kelompok masyarakat berpenghasilan
rendah.

Faktor Penyebab Kesenjangan Sosial Ekonomi

a. Perbedaan Sumber Daya Alam


Sumber daya alam berhubungan erat dengan tingkat perekonomian suatu daerah. Jika dapat
memanfaatkan sumber daya alam dengan baik, laju perekonomian suatu daerah akan
meningkat dansebaliknya, tingkat perekonomian suatu daerah rendah jika masyarakat tidak
dapat memanfaatkan sumber daya alam secara maksimal.

b. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah dapat menyebabkan kesenjangan sosial. Contohnya kebijakan tentang
program transmigrasi. Saat warga pendatang lebih cepat maju dibandingkan dengan warga
asli, maka ketimpangan sosial dapat terjadi. Ketimpangan tersebut terjadi karena ada
ketidaksetaraan antara dua kelompok yang seharusnya dapat berkembang bersama.

c. Pengaruh Globalisasi
Masyarakat yang dapat menyikapi globalisasi dengan tepat akan mampu memanfaatkan
globalisasi untuk mencapai kemajuan. Sementara, masyarakat yang tidak dapat
memanfaatkan globalisasi dengan tepat tidak akan mampu mengambil kesempatan yang
ditawarkan globalisasi bahkan mengalami ketertinggalan.

d. Faktor Demografis
Kondisi Demografis menunjukan tingkat pertumbuhan dan struktur kependudukan, tingkat
pendidikan, tingkat kesehatan, perbedaan kondisi ketenaga kerjaan, serta segala hal yang
berkaitan dengan penduduk. Perbedaan kondisi demografis suatu daerah dapat menyebabkan
terjadinya ketimpangan sosial karena perbedaan produktivitas kerja masyarakat setiap daerah.

e. Letak dan Kondisi Geografis


Letak dan kondisi geografis Indonesia mempengaruhi tingkat pembangunan suatu
masyarakat. Masyarakat yang tinggal di dataran rendah umumnya lebih mudah membangun
berbagai infrastruktur, sementara masyarakat yang tinggal dataran tinggi membutuhkan
waktu dan proses panjang dalam pembangunan karena terkendala kondisi alam yang
menanjak dan tidak merata.

f. Menurunnya pendapatan per kapita.


g. Ketidak merataan pembangunan antar daerah.
h. Rendahnya mobilitas sosial.
i. Pencemaran Lingkungan Alam.

Dampak Kesenjangan Sosial

Dampak Positif
1. Menghilangkan kondisi pemicu stress
2. Merileksasikan baik jiwa dan raga
3. Mempercepat proses aktivitas manusia
4. Menyebabkan pembagian kerja yang lebih merata

Dampak Negatif
1. Menumbuhkan sifat malas
2. Ketidakpuasaan terhadap sesuatu
3. Mudah putus asa yang menghambat mobilitas kerja
4. Timbulnya Kecemburuan sosial
5. Banyak terjadi tindak kriminalitas
Contoh Kesenjangan Sosial

Kesenjangan ras dan etnis ini pernah terjadi di makasaar tepatnya pada tahun 1997 dimana
cina kembali diganyang, dimana makassar kembali lumpuh dan menelan banyak
korban. wilayah ini seringkali terjadi konflik antar etnis yang disebabkan oleh hal-hal sepele,
seperti kata pepatah setitik tuba masuk, sebelanga susu menjadi rusak, hanya satu orang dari
etnis Tionghoa yang meakukan pelanggaran tindakan criminal, namun seluruh etnis Tionghoa
merasakan akibatnya. Dimana kesenjangan ras ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan
perekonomian di makassar yang menjadikan etnis tionghoa sebagai pemilik modal lebih
diberikan kekuasaan dibandingkan pribumi, sehingga masyarakat pribumi pun bergejolak dan
berusaha mengambil haknya kembali dengan membesarkan kasus pembunuhan warga
pribumi yang dilakukan oleh etnis tionghoa. Disini dapat dilihat bahwa konflik tersebut
bukan karena pembunuhan tersebut, akan tetapi konflik ini terjadi akibat kesenjangan sosial
yang terjadi saat itu.

https://www.kompasiana.com/amir/cina-makassar-suatu-tinjauan-
sejarah_55001c65813311461bfa70e8

Cara Mengatasi Kesenjangan Sosial

Adapun solusi kesenjangan sosial ekonomi yang dapat dilakukan pemerintah antara lain:

 Memberikan kesempatan yang sama pada masyarakat untuk mendapatkan pendidikan


yang layak baik itu si kaya ataupun si miskin
 Menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak mungkin
 Melakukan pemerataan pembangunan di semua daerah
A. Pengertian Konflik Etnis
Pengertian etnis atau suku adalah suatu kesatuan sosial yang dapat dibedakan
dari kesatuan yang lain berdasarkan akar dan identitas kebudayaan, terutama bahasa.
Dengan kata lain etnis adalah kelompok manusia yang terikat oleh kesadaran dan
identitas tadi sering kali dikuatkan oleh kesatuan bahasa (Koentjaraningrat, 2007).
Dari pendapat diatas dapat dilihat bahwa etnis ditentukan oleh adanya kesadaran
kelompok, pengakuan akan kesatuan kebudayaan dan juga persamaan asal-usul.Etnis
mungkin mencakup dari warna kulit sampai asal ususl acuan kepercayaan, status
kelompok minoritas, kelas stratafikasi, keanggotaan politik bahkan program belajar.

B. Penyebab Konflik antar Etnis


Indonesia mencatat puluhan bahkan ratusan perselisihan antar kelompok etnik
sejak berdirinya.Meskipun demikian hanya beberapa yang berskala luas dan besar.
Selain konflik antara etnik-etnik yang digolongkan asli Indonesia dengan etnis Cina
yang laten terjadi, konflik antar etnik yang terbesar diantaranya melibatkan etnik
Madura dengan Etnik Dayak di Kalimantan yang terkenal dengan tragedi Sambas dan
tragedi Sampit. Konflik-konflik dalam skala lebih kecil terjadi hampir setiap tahun di
berbagai tempat di penjuru tanah air. Tentunya sebagaimana konflik lain, mencari
akar penyebab konflik antar etnik merupakan kunci dalam upaya meredam konflik
dan mencegah terulangnya kembali konflik serupa. Berbagai perspektif telah
memberikan pandangannya, baik itu perspektif politik, ekonomi, sosiologi,
antropologi, psikologi, hukum, dan lainnya.Berbagai sebab konflik telah pula
diidentifikasi.Salah satu sebab yang sering ditemukan dalam konflik antar etnik
adalah prasangka antar etnik. Dalam bagian ini akan diketengahkan bagaimana
peranan prasangka dalam konflik antar etnik.
Konflik bisa disebabkan oleh suatu sebab tunggal.Akan tetapi jauh lebih
sering konflik terjadi karena berbagai sebab sekaligus. Kadangkala antara sebab yang
satu dengan yang lain tumpang tindih sehingga sulit menentukan mana sebenarnya
penyebab konflik yang utama. Faturochman (2003) menyebutkan setidaknya ada
enam hal yang biasa melatarbelakangi terjadinya konflik,
1. Kepentingan yang sama diantara beberapa pihak,
2. Perebutan sumber daya
3. Sumber daya yang terbatas,
4. Kategori atau identitas yang berbeda
5. Prasangka atau diskriminasi
6. Ketidakjelasan aturan (ketidakadilan).
Sementara itu, Sukamdi (2002) menyebutkan bahwa konflik antar etnik di
Indonesia terdiri dari tiga sebab utama:
1. konflik muncul karena ada benturan budaya,
2. karena masalah ekonomi-politik
3. karena kesenjangan ekonomi sehingga timbul kesenjangan sosial.
Menurutnya konflik terbuka dengan kelompok etnis lain hanyalah merupakan
bentuk perlawanan terhadap struktur ekonomi-politik yang menghimpit mereka
sehingga dapat terjadi konflik diantara yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan
identitas sosial, dalam hal ini etnik dan budaya khasnya, seringkali menimbulkan
etnosentrisme yang kaku, dimana seseorang tidak mampu keluar dari perspektif yang
dimiliki atau hanya bisa memahami sesuatu berdasarkan perspektif yang dimiliki dan
tidak mampu memahami perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya.
Sikap etnosentrisme yang kaku ini sangat berperan dalam menciptakan konflik karena
ketidakmampuan orang-orang untuk memahami perbedaan. Sebagai tambahan,
pengidentifikasian kuat seseorang terhadap kelompok cenderung akan menyebabkan
seseorang lebih berprasangka, yang akan menjadi konflik.

C. Dampak Positif dari Konflik antar Etnis


1. Perubahan seluruh personel di dalam posisi dominasi
2. Digabungnya kepentingan-kepentingan kelas subordinat dalam kebijaksanaan
pihak yang berkuasa
3. Kekuatan solidaritas internal dan integrasi ingroup bertambah tinggi

D. Dampak Negarif dari Konflik antar Etnis


1. Keretakkan antara hubungn indovidu dan kelompok
2. Kerusakan harta dan benda
3. Hilangnya nyawa manusia
4. Berubahnya kepribadian individu
5. Munculnya dominasi kelompok pemenang
Contoh Konflik Etnis Di Indonesia
Salah satu contoh konflik etnis yang terjadi di Indonesia adalah Konflik
sampit.Konflik Sampit tahun 2001 bukanlah insiden yang terisolasi, karena telah terjadi
beberapa insiden sebelumnya antara warga Dayak dan Madura. Konflik besar terakhir terjadi
antara Desember 1996 dan Januari 1997 yang mengakibatkan 600 korban tewas. Penduduk
Madura pertama tiba di Kalimantan tahun 1930 di bawah program transmigrasi yang
dicanangkan oleh pemerintah kolonial Belanda dan dilanjutkan oleh pemerintah
Indonesia.Tahun 2000, transmigran membentuk 21% populasi Kalimantan Tengah.[3] Suku
Dayak merasa tidak puas dengan persaingan yang terus datang dari warga Madura yang
semakin agresif.Hukum-hukum baru telah memungkinkan warga Madura memperoleh
kontrol terhadap banyak industri komersial di provinsi ini seperti perkayuan, penambangan
dan perkebunan.
Ada sejumlah cerita yang menjelaskan insiden kerusuhan tahun 2001.Satu versi
mengklaim bahwa ini disebabkan oleh serangan pembakaran sebuah rumah Dayak.Rumor
mengatakan bahwa kebakaran ini disebabkan oleh warga Madura dan kemudian sekelompok
anggota suku Dayak mulai membakar rumah-rumah di permukiman Madura.
Skala pembantaian membuat militer dan polisi sulit mengontrol situasi di Kalimantan
Tengah.Pasukan bantuan dikirim untuk membantu pasukan yang sudah ditempatkan di
provinsi ini. Pada 18 Februari, suku Dayak berhasil menguasai Sampit. Polisi menahan
seorang pejabat lokal yang diduga sebagai salah satu otak pelaku di belakang serangan
ini.Orang yang ditahan tersebut diduga membayar enam orang untuk memprovokasi
kerusuhan di Sampit.Polisi juga menahan sejumlah perusuh setelah pembantaian pertama.
Kemudian, ribuan warga Dayak mengepung kantor polisi di Palangkaraya sambil meminta
pelepasan para tahanan. Polisi memenuhi permintaan ini dan pada 28 Februari, militer
berhasil membubarkan massa Dayak dari jalanan, namun kerusuhan sporadis terus berlanjut
sepanjang tahun.
https://id.wikipedia.org/wiki/Konflik_Sampit

E. Solusi dari Konflik Etnis


Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk penyelesaian konflik tersebut, yaitu :
1. Abitrasi, yaitu suatu perselisihan yang langsung dihentikan oleh pihak ketiga dalam
hal ini pemerintah dan aparat penegak hukum yang memberikan keputusan dan
diterima serta ditaati oleh kedua belah pihak dengan memberikan sanksi yang tegas
apabila. Kejadian seperti ini terlihat setiap hari dan berulangkali di mana saja dalam
masyarakat, bersifat spontan dan informal.
2. Mediasi, yaitu penghentian pertikaian oleh pihak ketiga tetapi tidak diberikan
keputusan yang mengikat.
3. Konsiliasi, yaitu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-pihak yang
berselisih sehingga tercapai persetujuan bersama..
4. Stalemate, yaitu keadaan ketika kedua belah pihak yang bertentangan
memiliki kekuatan yang seimbang, lalu berhenti pada suatu titik tidak saling
menyerang. Keadaan ini terjadi karena kedua belah pihak tidak mungkin lagi
untuk maju atau mundur .
5. Adjudication (ajudikasi), yaitu penyelesaian perkara atau sengketa
di pengadilan dengan mengutamakan sisi keadilan dan tidak memihak kepada
siapapun.

Anda mungkin juga menyukai