Anda di halaman 1dari 19

E-ISSN: 2614-4417

Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume II, Nomor 1, Mei 2018

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DI SEKOLAH


DASAR KHADIJAH SURABAYA

Dari Ansulat Esmael1), Nafiah2)


1), 2) PGSD FKIP Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
1)esmael.dari@yahoo.com,
2)nefi23@unusa.ac.id

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis implementasi pendidikan
karakter religius di Sekolah Dasar Khadijah Surabaya dan untuk menganalisis
faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam penerapan pendidikan
karakter religius di Sekolah Dasar Khadijah Surabaya. Jenis penelitian yang
digunakan adalah pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan sample sejak awal.
Sampel pada penelitian ini adalah kepala sekolah, waka kurikulum, waka
kesiswaan, guru dan siswa. Dalam perjalanan mengumpulkan data, penulis
menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknis analisis
data yang digunakan adalah pengumpulan data (data collection), reduksi data
(data reduction), penyajian data (display), verifikasi dan kesimpulan (conclusions
drowing/verifiying). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji keabsahan
data dengan menggunakan uji kredibilitas data, dependabilitas, uji
corfirmabilitas dan Prolonged Engagement. Hasil penelitian yang berjudul
implementasi pendidikan karakter religius di Sekolah Dasar Khadijah Surabaya
melalui metode pembisaan yang terdiri dari kegiatan religius yaitu
mengucapkan salam dengan berjabat tangan (mencium tangan guru), berdoa
sentral sebelum dan sesudah pembelajaran, sholat dhuha bersama, tartil Al-
Qur’an kemudian melaksanakan sholat duhur berjama’ah dll.
Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Kegiatan Religius.

Abstract
The purposes of this study are to analyse the implementation of religious character
education in Khadijah Elementary School Surabaya and to find out the inhibiting and
supporting factors in the application of religious character education in Khadijah
Elementary School Surabaya. This type of research is a qualitative approach that is
descriptive. This study uses purposive sampling technique to determine the sample from
the beginning. The sample in this study is the principal, the curriculum, student affairs,
teachers and students. In the sequence of collecting data, the author uses methods of
observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques being used were
data collection, data presentation (display), verification and conclusions (drowing /
verifying conclusions). In this study, the researcher used the data validity test by means
of data credibility test, dependability, confirmability test and Prolonged Engagement.
The result of this study entitled the Implementation Of Religious Character Education
in Khadijah Elementary School Surabaya is being implemented through the method of
habituation of religious activities like greeting by shaking hands (kissing the teacher's
hand), suplicating together before and after the process of learning, praying together, the
memorization and reading of the Holy Qur-an then doing a congregational prayer which
is the duhur prayer.
Keywords: Character Education, Religious Activities.

16
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume II, Nomor 1, Mei 2018

PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang jahat dan buruk, tindakan kejahatan,
sangat kaya namun masih terletak pada hilangnya karakter.
memerlukan Sumber Daya Manusia Karakter menurut Pusat Bahasa
(SDM) yang sopan santun dan Depdiknas dalam (Amri, dkk, 2011:
berakhlak baik yang mendukung 03) adalah bawaan, hati, jiwa,
pembangunan nasional. Untuk kepribadian, budi pekerti, perilaku,
memenuhi Sumber Daya Manusia personalitas, sifat, tabiat,
(SDM) tersebut, Lembaga temperamen, dan watak. Karakter
Pendidikan berperan sangat penting dimaknai sebagai cara berpikir dan
sesuai dengan Undang-undang berperilaku yang khas tiap individu
Republik Indonessia No. 20 Tahun untuk hidup dan bekerja sama, baik
2003 tentang Sistem Pendidikan dalam lingkup keluarga,
Nasional dimana Pasal 3 masyarakat, bangsa dan negara
menyebutkan “Pendidikan nasional (Muchlas dan Hariyanto, 2012: 41).
mengembangkan kemampuan dan Muchlas dan Hariyanto
membentuk karakter serta mendefinisikan karakter sebagai
peradaban bangsa yang bermartabat nilai dasar yang membangun pribadi
dalam rangka mencerdaskan seseorang, terbentuk baik karena
kehidupan bangsa. pengaruh hereditas maupun
Pendidikan nasional bertujuan pengaruh lingkungan, yang
mengembangkan potensi peserta membedakannya dengan orang lain,
didik agar menjadi manusia beriman serta diwujudkan dalam sikap dan
dan bertakwa kepada Tuhan Yang perilakunya dalam kehidupan
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, sehari-hari. Menurut Scerenko
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan dalam (Muchlas dan Hariyanto,
menjadi warga negara yang 2012: 42) karakter adalah atribut atau
demokratis serta bertanggung ciri-ciri yang membentuk dan
jawab. Untuk bisa mencapai tujuan membedakan ciri pribadi, ciri etis
tersebut, sektor pendidikan wajib dan kompleksitas mental dari
memperhatikan pembentukan seseorang, suatu kelompok atau
karakter peserta didik di zaman bangsa.
Millennials (Gen Y) ini. Karena di Pembinaan karakter (character
Negara Indonesia, permasalahan building) merupakan salah satu
mengenai karakter atau moral anak agenda Nasional Indonesia. Problem
bangsa telah menjadi sorotan publik yang dihadapi bangsa Indonesia
(public spotlight) dimana bukan hanya persoalan banyaknya
menyebabkan penyakit sosial atau warga negara yang belum
kasus-kasus mengenai kekerasan, mengenyam pendidikan yang layak,
pencurian, penyalahgunaan obat- tetapi juga persoalan pendidikan
obat terlarang seperti narkoba dan yang belum mampu membentuk
obat-obat terlarang, pornografi, karakter dan integritas masyarakat.
kebiasaan menyontek dan pergaulan Menurut (Yusuf, 2013: 05) hal diatas
bebas yang dilakukan oleh pelajar. terbukti ketika berbagai
Akar dari semua tindakan yang penyelewengan seperti korupsi,

17
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume II, Nomor 1, Mei 2018

ketidakadilan, dan berbagai pengembangan pribadi anak didik


tindakan amoral lainnya yang oleh pendidik.
dilakukan oleh kaum terpelajar, Pendidikan merupakan tempat
bahkan pelakunya tidak jarang untuk mencetak generasi penerus
alumni terbaik dari perguruan tinggi bangsa sehingga tidak lepas dari
terkemuka. tujuan negara yaitu untuk
Membangun negara adalah melahirkan generasi yang
membentuk warga yang berkarakter berkualitas. Tentunya tidak hanya
baik mulai dari rumah, sekolah atau melahirkan generasi yang cerdas
lingkungan sekitar. Oleh karena itu secara intelektual akan tetapi cerdas
Pendidikan berperan sebagai motor secara emosional sehingga
penggerak untuk memfasilitasi mempunyai karakter yang baik dan
perkembangan karakter sehingga dapat memanfaatkan ilmunya
akhirnya seluruh anggota dengan benar. Dengan demikian
masyarakat mempunyai kesadaran dari beberapa penjelasan di atas,
kehidupan bangsa dan bernegara maka dapat ditarik garis besar
yang harmonis dan demokratis. bahwa karakter sama pengertiannya
Fungsi membangun negara adalah dengan akhlak yang merupakan sifat
untuk membangun karakter bangsa. dasar manusia yang akan
Menurut (Sulhan, 2011: 05) “Fungsi mempengaruhi kepribadian dirinya.
pembangunan karakter bangsa Dengan adanya karakter atau akhlak
adalah untuk mengembangkan maka seseorang dapat
potensi dasar agar berhati baik, memperkirakan reaksi-reaksi
berpikiran baik, dan berprilaku dirinya terhadap berbagai fenomena
baik”. Pembangunan karakter yang muncul dalam diri ataupun
adalah untuk mengembangkan hubungannya dengan orang lain,
karakter bangsa agar mampu dalam berbagai keadaan serta
mewujudkan nilai-nilai luhur bagaimana mengendalikannya. Dari
Pancasila. Supaya bisa konsep karakter di atas, kemudian
melaksanakan pembangunan muncul istilah pendidikan karakter
karakter bangsa, kita harus atau (Character Education).
mengetahui pendidikan. Pendidikan karakter di sekolah
Marimba (dalam Kurniawan, dasar merupakan pondasi awal bagi
2017: 26) merumuskan pendidikan pembentukan suatu generasi bangsa
sebagai bimbingan atau didikan yang berkualitas. “Pendidikan
secara sadar oleh pendidik terhadap Karakter adalah suatu sistem
perkembangan anak didik, baik penanaman nilai-nilai karakter
jasmani maupun rohani, menuju kepada warga sekolah yang meliputi
terbentuknya kepribadian yang komponen pengetahuan, kesadaran
utama. Pengertian ini sangat atau kemauan dan tindakan untuk
sederhana meskipun secara melaksanakan nilai-nilai tersebut”,
substansi telah mencerminkan beberapa nilai adalah religius,
pemahaman tentang proses disiplin, dan tanggung jawab (Amri
pendidikan. Menurut pengertian ini, dkk, 2011: 05). Disisi lain,
pendidikan hanya terbatas pada “Pendidikan karakter adalah suatu

18
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume II, Nomor 1, Mei 2018

sistem penanaman nilai-nilai tentang sikap religius ke depan siap


karakter kepada warga sekolah yang untuk menghadapinya. Nilai religius
meliputi komponen pengetahuan, merupakan sikap dan perilaku yang
kesadaran atau kemauan, dan dekat dengan hal-hal spiritual.
tindakan untuk melaksanakan nilai- Seseorang disebut religius ketika ia
nilai tersebut, baik terhadap Tuhan merasa perlu dan berusaha
Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, mendekatkan dirinya dengan tuhan
lingkungan, maupun kebangsaan (sebagai penciptanya) dan patuh
sehingga menjadi manusia insan melaksanakan ajaran agama yang
kamil” (Amri, Jauhari dan Elisah, dianutnya (Abdillah, 2017: 35).
2011: 52). Pendidikan karakter religius
Secara sederhana, Pendidikan merupakan suatu strategi
Karakter dapat didefinisikan sebagai pembentukan perilaku anak, dimana
segala usaha yang dapat dilakukan pendidikan karakter religius adalah
untuk mempengaruhi karakter landasan awal untuk menciptakan
siswa. Pada saat ini masih banyak generasi yang mempunyai moral
siswa-siswa yang kurang dibimbing ataupun akhlak mulia. Pendidikan
oleh orang tua karena juga karakter religius pertama
keterlibatan orang tua kepada guru dilaksanakan di lingkungan rumah
masih belum baik. Dari sini, guru dan lingkungan sekolah, dimana
membutuhkan untuk mengajarkan orang tua dan pihak sekolah
nilai-nilai pendidikan karakter atau mempunyai peran penting dalam
sikap-sikap yang baik agar siswa- pembentukan karakter religius anak.
siswa menjadi anggotanya agents of Karakter religius merupakan sikap
change dan agents of peace. dan prilaku yang patuh dalam
Pendidikan karakter merupakan melaksanakan ajaran agama yang
upaya yang dilakukan oleh pihak dianutnya, toleran terhadap
sekolah untuk membentuk, pelaksanaan ibadah agama lain, dan
mengarahkan dan membimbing hidup rukun dengan pemeluk
perilaku peserta didik yang sesuai agama lain Yaumi (dalam Herawan,
dengan nilai-nilai yang bersumber 2017: 227).
pada norma-norma tertentu Aqib Sekolah yang merupakan
(dalam Zahroa, Sumardib, Marjono, lingkungan kedua setelah keluarga,
2017: 02). Penanaman nilai-nilai sangat memegang pengaruh penting
tersebut seperti nilai religius pada dalam rangka membentuk karakter
akhirnya akan menentukan religius pada siswa. Karena sekolah
pembentukan kepribadian dan merupakan tempat belajar-
moral anak didik yang juga mengajar, mendidik, dan
dipengaruhi oleh lingkungan sekitar menanamkan kebiasaan-kebiasaan
mereka, baik lingkungan formal, pada siswa-siswinya. Sekolah
informal, maupun nonformal. memiliki tanggung jawab moral
Pendidikan karakter diperlukan untuk mendidik peserta didik
untuk menjelaskan mengenai nilai menjadi pintar dan memiliki
religius supaya peserta didik dalam karakter. Tugas sekolah tidak hanya
mengantisipasi permasalahan mengajar, tetapi juga mendidik

19
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume II, Nomor 1, Mei 2018

sehingga peserta didik memiliki Wonokromo, Kota Surabaya, Jawa


kemampuan kognitif dan memiliki Timur 42117, Indonesia.
karakter yang baik. Pendidikan Subjek penelitian ini adalah
karakter bertujuan untuk seluruh sumber data yang menjadi
meningkatkan mutu perhatian peneliti dalam suatu ruang
penyelenggaraan dan hasil lingkup dan waktu yang sudah
pendidikan di sekolah yang ditentukan. Subjek penelitian pada
mengarah pada pencapaian penelitihan kualitatif ini
pembentukan karakter dan akhlak menggunakan purposive sampling
mulia peserta didik secara utuh, dan snowball sampling.
terpadu dan seimbang Teknik pengumpulan data yang
Fathurrohman (dalam Zahroa, digunakan oleh peneliti untuk
Sumardib, Marjono, 2017: 2). mendapatkan data yang diperlukan
Melalui pendidikan karakter dari narasumber atau sumber data
religius diharapkan peserta didik yang lain adalah metode observasi,
mampu secara mandiri wawancara dan dokumentasi.
meningkatkan dan menggunakan Menurut (Bungin, 2018: 143),
pengetahuannya, mengkaji dan observasi adalah kegiatan
menginternalisasi serta keseharian manusia dengan
mempersonalisasi nilai-nilai menggunakan pancaindra mata
karakter religius dan akhlak mulia sebagai alat bantu utamanya selain
sehingga terwujud dalam prilaku pancaindra lainnya. Sebab itu,
sehari-hari. Keberadaan dan observasi adalah kemampuan
kedudukan sekolah dasar (SD) seseorang untuk menggunakan
dalam sistem pendidikan di pengamatannya melalui hasil kerja
Indonesia sangat senteral sebagai pancaindra mata dengan dibantu
pondasi dasar dari semua jenjang oleh pancaindra lainnya. Dengan
pendidikan. Peningkatan mutu di demikian, observasi merupakan
pendidikan dasar dengan sendirinya kegiatan penelitian untuk
akan meningkatkan kualitas yang mengetahui kondisi atau keadaan
dihasilkan untuk jenjang pendidikan melalui kegiatan pengamatan.
selanjutnya. Teknik observasi didalam
penelitian ini adalah mengharuskan
METODE peneliti untuk terjun langsung ke
Metode penelitian kualitatif subjek penelitian guna mengamati
yang digunakan dalam penelitian ini dan mencatat secara sistematik
kualitatif yang bersifat deskriptif. unsur-unsur yang tampak dalam
Deskriptif yang dimaksud adalah suatu objek penelitian. Maksud
penelitian deskriptif (descriptive observasi disini adalah semua hal-
research). hal yang terkait dengan
Penelitian ini mengambil lokasi problematika dalam penerapan
di Sekolah Dasar Khadijah Surabaya pendidikan karakter religius.
yang terletak di Yayasan Taman Observasi yang dilakukan peneliti
Pendidikan dan Sosial Khadijah dilakukan dengan cara mengamati
tepatnya di jalan jend. A. Yani 2-4, secara langsung di lapangan.

20
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume II, Nomor 1, Mei 2018

Penelitian ini menggunakan Collection), Reduksi data (Data


teknik wawancara untuk Reduction), Penyajian data (Data
mendapatkan data dari informan Display) dan Verifikasi dan
atau dari sumber data. Menurut Kesimpulan (Conclusions
(Hariwijaya, 2007: 89), metode drowing/verifiying). Pengumpulan
wawancara adalah metode data (Data Collection) Penulis
penelitian di mana peneliti mencatat semua data secara objektif
melakukan kegiatan wawancara dan apa adanya sesuai dengan hasil
tatap muka secara mendalam dan observasi dan wawancara di
terus menerus untuk menggali lapangan mulai tanggal 21
informasi dari informan. Wawancara November. Pengumpulan data
dapat diartikan sebagai percakapan diperoleh melalui observasi dan
yang dilakukan antara satu atau dua wawancara berkaitan dengan
orang atau lebih dengan maksud implementasi pendidikan karakter
untuk mendapatkan informasi yang religius di Sekolah Dasar Khadijah
dibutuhkan. Alasan mengapa Surabaya.
wawancara diperlukan dalam Reduksi data diawali dengan
penelitian kualitatif, ya itu: dengan menerangkan, memilih hal-hal yang
wawancara peneliti dapat menggali pokok, menfokuskan pada hal-hal
apa saja yang tidak diketahui dan yang penting terhadap isi dari suatu
dialami seseorang / subyek yang data yang berasal dari lapangan,
diteliti, tetapi juga apa yang sehingga data yang telah direduksi
tersembunyi jauh di dalam diri dapat memberikan gambaran yang
subyek penelitian (explicit knowledge lebih tajam tentang hasil
atau knowledge). pengamatan. Dalam reduksi ini ada
Tahap pengumpulan data proses living in dan living out,
selanjutnya yang penulis lakukan maksudnya data yang terpilih
adalah dokumentasi, baik yang adalah living in dan data yang
tertulis maupun yang bersifat terbuang (tidak terpakai) adalah
digital. Pengumpulan data living out.
menggunakan dokumentasi ini Penyajian data ini dilaksanakan
bertujuan untuk menambahkan setelah reduksi penulis lakukan.
data-data tambahan sebagai penguat Hasil reduksi data yang sebelumnya
data. Dokumentasi yang penulis telah dikelompokkan ke dalam dua
sertakan berupa foto digital kondisi kategori atau poin, kemudian
aktivitas peserta didik, dan pada saat disajikan dan diolah serta dianalisis
wawancara, baik dengan subjek dengan teori. Data yang diperoleh
penelitian maupun dengan informan terkait dengan kegiatan religius
pendukung. Pengambilan yang telah dianalisis nilai
dokumentasi dilaksanakan selama karakternya dan evaluasi yang
pelaksanaan penelitian, saat dilaksanakan oleh guru disajikan
observasi lanjutan dan wawancara. dengan analisis terlebih dahulu
Teknik analis data yang dengan teori yang sudah ada. Begitu
digunakan dalam penelitian ini juga dengan data yang diperoleh
adalah Pengumpulan data (Data dari peserta didik dan guru

21
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume II, Nomor 1, Mei 2018

dianalisis dengan teori dan konsep- Checks dan Member Checks.


konsep yang ada kemudian Dari ketujuh teknik di atas,
disajikan. dalam penelitian ini peneliti memilih
Penarikan kesimpulan atau teknik yang sekiranya dapat
verifikasi adalah suatu kegiatan dilakukan oleh peneliti dengan
yang berupa pengambilan intisari pertimbangan faktor waktu dan
dari penyajian data yang telah dana. Dengan demikian, peneliti
dianalisis. Penulis menarik menetapkan suatu teknik pencapian
kesimpulan dari penyajian data yang keabsahan data sebagai berikut: a)
kemudian dianalisis dengan Prolonged Engagement atau
menggunakan konsep sehingga perpanjangan pengamatan berarti
simpulan yang dihasilkan benar- peneliti kembali ke lapangan,
benar valid dan sesuai dengan fokus melakukan pengamatan, wawancara
penelitian. lagi dengan sumber data yang
Dalam penelitian ini, peneliti pernah ditemui maupun yang baru.
menggunakan uji keabsahan data Dalam perpanjangan pengamatan
dengan menggunakan uji untuk menguji kredibilitas data
kredibilitas data, dependabilitas, uji penelitian ini, sebaiknya difokuskan
corfirmabilitas dan uji pada pengujian terhadap data yang
transferabilitas. Uji kredibilitas data telah diperoleh, apakah data yang
atau kepercayaan terhadap data diperoleh itu setelah dicek kembali
hasil penelitian kualitatif antara lain ke lapangan benar atau tidak,
dilakukan dengan perpanjangan berubah atau tidak. Bila setelah dicek
pengamatan, peningkatan kembali ke lapangan data sudah
ketekunan dalam penelitian, benar berarti kredibel, maka waktu
triangulasi, diskusi dengan teman perpanjangan pengamatan dapat
sejawat, analisis kasus negative dan diakhiri. b) Persistent Observation
membercheck. Dengan kriteria ini artinya observasi yang dilakukan
data dan informasi yang secara terus menerus merupakan
dikumpulkan harus mengandung suatu teknik yang di gunakan untuk
nilai kebenaran, yang berarti bahwa memahami suatu gejalah yang
hasil penelitian kualitatif harus mendalam. Dengan demikian
dapat dipercaya oleh para pembaca peneliti menetapkan aspek-aspek
yang kritis dan dapat diterima oleh yang penting dan relevan dengan
orang-orang informan yang teknik penelitianya. c) Triangulation
memberikan informasi yang menurut (Ghony dan Almanshur,
dikumpulkan selama informasi 2017: 322) adalah teknik
berlangsung. Agar hasil penelitian pemeriksaan keabsahan data yang
memperoleh kredibilitas yang tinggi memanfaatkan sesuatu yang lain.
maka Moleong (dalam Lincoln dan Disisi lainnya, trianggulasi ialah
Guba, 2018: 42) merekomendasikan teknik pengumpulan data dan
tujuh teknik yang diperlukan sumber data yang menggabungkan
peneliti, yaitu Prolonged Engagement, berbagai teknik pengumpulan data
Persistent Observation, Triangulation, dan sumber data yang telah ada.
Pear Debriefing, Referential Adequacy Peneliti dapat mengumpulkan data

22
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume II, Nomor 1, Mei 2018

sekaligus menguji kredibilitas data. Caranya dilakukan oleh auditor


Menguji kredibilitas data dalam yang independen, atau pembimbing
teknik triangulasi dilakukan dengan untuk mengaudit keseluruhan
mengecek data kepada sumber aktivitas peneliti dalam melakukan
dengan teknik yang berbeda. d) penelitian.
Member Checks merupakan teknik Uji keabsahan data yang ketiga
penting untuk meningkatkan yang digunakan peneiti adalah
kredibilitas hasil penelitian kualitatif konfirmabilitas (confirmability),
dengan cara melibatkan subjek kriteria ini digunakan untuk menilai
penelitian untuk interview data / kualitas hasil penelitian itu sendiri.
informasi, interpretasi dan laporan Konfirmabilitas berkaitan dengan
yang disampaikan peneliti. pertanyaan apakah data informasi
Kredibilitas atau tidaknya data serta interpretasi dalam laporan
dapat dilihat dengan cara data yang penelitian didukung oleh materi
telah dikumpulkan oleh peneliti yang tersedia digunakan dalam
selanjutnya dianalisis, audit hasil. Untuk memastikan dan
dikategorikan, disimpulkan dan di mempertahankan keabsahan standar
uji kembali tingkat keakratan konfirmabilitas ini, peneliti
informasinya Yusuf (dalam Lincoln mengkonsultasikan setiap langkah
dan Guba, 2018: 42). Membercheck kegiatan kepada pembimbing, sejak
dilakukan secara formal dan pengembangan desain, refocusing,
informal serta berkelanjutan. Bila penentuan konteks dan naras umber,
subjek peneitian tersebut telah setuju instrumentasi, pengumpulan data
dengan yang telah dilaporkan dan data analysis, serta penyajian
peneliti maka kesimpulan hasil laporan hasil penelitian.
penelitian credible. Uji keabsahan data terakhir yang
Dalam penelitian kualitatif ini digunakan peneliti adalah pengujian
peneliti selanjutnya menggunakan transferabilitas yang merupakan
uji dependabilitas, uji dependabilitas validitas eksternal dalam penelitian
dilakukan dengan melakukan audit kualititatif. Validitas eksternal
terhadap keseluruhan proses menunjukkan derajad ketepatan
penelitian (Sugiyono, 2014: 277). atau dapat diterapkannya hasil
Sering terjadi peneliti tidak penelitian ke populasi di mana
melakukan proses penelitian ke sampel tersebut diambil (Sugiyono,
lapangan, tetapi bisa memberikan 2014: 276). Nilai transfer ini
data. Peneliti seperti ini perlu diuji berkenaan dengan pertanyaan,
dependabilitynya. Kalau proses hingga mana hasil penelitian dapat
penelitian tidak dilakukan tetapi diterapkan atau digunakan dalam
datanya ada, maka penelitian situasi lain. Bagi peneliti naturalistic,
tersebut tidak reliabel atau nilai transfer bergantung pada
dependabel. Untuk itu pengujian pemakai, hingga manakala hasil
dependability dilakukan dengan penelitian tersebut dapat digunakan
cara melakukan audit terhadap dalam konteks dan situasi sosial lain.
keseluruhan proses penelitian.

23
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume II, Nomor 1, Mei 2018

HASIL PENELITIAN Dasar Khadijah Surabaya supaya


Implementasi Pendidikan Karakter siswa dapat memiliki kedalaman
Religius di Sekolah Dasar Khadijah spiritual dan meningkatkan
Surabaya pengetahuan agama yang luas
Pelaksanaan pendidikan sehingga dapat menghasilkan
karakter religius dilakukan setiap generasi mudah yang mengamalkan
hari di sekolah, di mana kegiatan akhlaqul qarimah dan karakter yang
anak selama di sekolah akan Islam.
dipantau oleh guru-guru mulai dia Penanaman karakter religius di
sampai masuk di sekolah sampai Sekolah Dasar Khadijah Surabaya
pulang sekolah, semua kegiatan ini dilakukan dengan penerapan
sudah tercantum dalam jadwal kegiatan pembiasaan yaitu berdoa
pelajaran keseharian siswa-siswi sebelum pembelajaran dan berdoa
Sekolah Dasar Khadijah Surabaya. setelah selsai pembelajaran yang
Berdasarkan hasil studi dokumen dilakukan bersama-sama dengan
tentang kebijakan pendidikan central sound system dari kantor.
karakter religius di Sekolah Dasar Habis berdoa, setiap hari anak-anak
Khadijah Surabaya ditemukan melaksanakan sholat dhuha.
dokumen misi dan tujuan Sekolah Pelaksanaan sholat dhuha untuk
Dasar Khadijah Surabaya, yang kelas I dan kelas II dilakukan di kelas
mengarahkan pada pendidikan masing-masing dengan tujuan
karakter religius. Berikut ini adalah supaya anak dapat terlati menjadi
misi dan tujuan Sekolah Dasar imam sehinggga menjadi seorang
Khadijah Surabaya yang lider mulai usia dini. Ketika anak
menunjukan karakter religius: (imam) ini memulai sholat bersama
a. Mengantarkan siswa memiliki teman-teman kelasnya bacaan dalam
kedalaman spiritual, keluhuran setiap gerakan atau tahapan sholat
dan keunggulan akhlak, dibaca keras supaya anak-anak dini
keluasaan ilmu agama dan ilmu terutama kelas I jika
umum meningkatkan, membiasakannya membaca dengan
mengembangkan dan keras akhirnya hafal walau pun
menerapkan proses pembelajaran tidak menghafalkan secara lihat
yang inovatif. buku gara-gara setiap hari
b. Menjunjung tinggi, didengarkan secara berulang-ulang
mengamalkan, dan memberikan akhirnya lama-lama hafal sendiri.
keteladanan dalam kehidupan Berikut ini adalah jadwal
atas dasar nilai-nilai Islam dan kegiatan pembiasaan sholat dhuha
budaya luhur bangsa Indonesia. di Sekolah Dasar Khadijah Surabaya
c. Membentuk generasi mudah yang untuk menanamkan karakter
islami. religius:
d. Membentuk generasi mudah yang
berakhlaqul qarimah.
(D.RKJM.23.11.18)
Berdasarkan rumusan misi dan
tujuan di atas, dapat disimpulkan
bahwa misi dan tujuan Sekolah

24
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume II, Nomor 1, Mei 2018

Tabel 1 Jadwal Sholat Dhuha ada di Sekolah Dasar Khadijah


(Dokumen RKJM:18-19) Surabaya dimaksud dengan
pembiasaan karakter religius yang
kemudian menjadi teladan bagi
semua warga sekolah dan
lingkungan sekitar. Berikut ini
jadwal kegiatan pembiasaan pada
hari jumat:

Tabel. 4.2 Pembiasaan Pada Hari


Jumat (Dokumen RKJM:18-19)

Berdasarkan dokumen di atas


dapat disimpulkan bahwa kegiatan
sholat dhuha dilakukan setiap hari.
Untuk kelas I sampai kelas II
dilakukan di kelas masing-masing
sebanyak lima kali dalam seminggu,
di aula sebanyak satu kali. Untuk
kelas III sampai kelas VI dilakukan
di aula empat kali dalam seminggu,
sedangkan di kelas dua kali dalam
seminggu.
Kebijakan model pelaksanaan Pelaksanaan pendidikan
pendidikan karakter di Sekolah karakter religius di Sekolah Dasar
Dasar Khadijah Surabaya melalui Khadijah Surabaya melalui metode
kegiatan pembiasaan yang bernafas pembiasaan yang menanamkan
dengan ke NUan dan ke NUannya pendidikan Islam kepada seluruh
bernafas Ahlus Sunnah Waljama’ah. warga sekolah, hal ini analisa
Contoh kegiatan pembiasaan adalah berdasarkan dari Visi Sekolah Dasar
sholat dhuha berjama’ah, sholat Khadijah itu sendiri yang mana
duhur berjama’ah setiap hari visinya adalah “Pendidikan Islam
sebelum pulang. Kemudian setiap yang Membentuk SDM Unggul dan
hari jumat siswa-siswa putra sholat Kompetetif”. Tujuan pelaksanaan
jumat di Aula dan siswa-siswa putri pendidikan karakter di Sekolah
mulai dari kelas 3, 4, 5 dan 6 Dasar Khadijah Surabaya adalah
melaksanakan ibadah untuk hari “membentuk generasi yang islami”.
jumat pertamanya melakukan Berdasarkan dari pemaparan di
Yasinan dan Tahlilan. Untuk jumat atas maka implementasi pendidikan
kedua siswi-siswi Dhibaan dan karakter religius di Sekolah Dasar
untuk jumat ketiga melakukan Khadijah Surabaya melalui metode
Istighosah kemudian jumat ke empat pembiasaan yang membiasakan dan
Dhiba lagi. Jadi pembiasaan yang membudayakan sikap islami seperti

25
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume II, Nomor 1, Mei 2018

akhlaqul qarimah. Implementasi tartil Al-Qur’an, sholat duhur


pendidikan karakter religius di berjama’ah, dhiba, istighosah dan
Sekolah Dasar Khadijah Surabaya lain sebagainya.
melalui metode pembisaan yang Kegiatan-kegiatan pembiasaan
terdiri dari kegiatan religius yaitu yang diterapkan di Sekolah Dasar
mengucapkan salam dengan Khadijah Surabaya bertujuan untuk
berjabat tangan (mencium tangan membentuk generasi muda yang
guru), berdoa sentral sebelum dan berkualitas, berakhlaqul qarima dan
sesudah pembelajaran, sholat dhuha bersikap Islami sesuai dengan visi,
berjama’ah, berdoa sentral sebelum misi dan tujuan Sekolah Dasar
dan setelah proses pembelajaran, Khadijah Surabaya.

PEMBAHASAN diterapkan setiap harinya adalah


Implementasi Pendidikan Karakter melalui pembiasaan-pembiasan
Religius di Sekolah Dasar Khadijah kegiatan religius. Implementasi
Surabaya pendidikan karakter religius di
Pelaksanaan pendidikan Sekolah Dasar Khadijah Surabaya
karakter religius di Sekolah Dasar sudah terprogram atau telah
(SD) Khadijah Surabaya dilakukan teragendakan di dalam kalender
melalui pembiasaan. Nilai karakter pendidikan sekolah secara metode
religius yang dikembangkan di SD pembiasaan atau kegiatan rutin.
Khadijah Surabaya mencerminkan Kegiatan rutin merupakan kegiatan
keberimanan terhadap dengan yang dilakukan siswa-siswa secara
Tuhan Yang Maha Esa yang terus-menerus dan konsisten setiap
diwujudkan dalam perilaku saat. Misalnya berbaris masuk kelas,
melaksankan ajaran agama islam berdoa sebelum dan sesudah belajar,
melalui kegiatan: a) bersalam- mengucapkan salam bila bertemu
salaman kepada bapak ibu guru orang lain, dan sebagainya (Said,
setiap bertemu, b) mencium tangan 2011: 42).
guru atau salim, c.) berdoa sentral, d) Berikut adalah pembiasaan-
sholat dhuha bersama, e) tartil al- pembiasaan karakter religius yang
qur’an, f) sholat duhur berjama’ah, diterapkan di Sekolah Dasar
g) sholat jumat berjama’ah, h) tahlil, Khadijah Surabaya:
dhiba dan i) istighosah. a. Mengucapkan Salam Dengan
Penguatan pendidikan karakter Berjabat Tangan (Mencium
religius dilakukan melalui Tangan Guru)
penguatan pendidikan karakter Setiap pagi ketika siswa-siswa
religius berbasis kelas dengan datang pukul 6:00 sampai 6:30 di
memasukan isi kurikulum Sekolah Dasar Khadijah
keagamaan dalam mata pelajaran Surabaya mereka
dan penguatan pendidikan karakter mendengarkan Asmaul Husna
religius berbasis budaya sekolah. yang diputar di Masjid sehingga
Kebijakan sekolah dalam semua siswa-siswi sekolah
pelaksanaan pendidikan karakter mendengarkannya dan lama-
religius di Sekolah Dasar Khadijah lamanya dapat dihafal nama-
Surabaya yang sering kali terlihat nama Allah oleh siswa-siswa.

26
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume II, Nomor 1, Mei 2018

Habis datang di sekolah, siswa- Pembiasaan ini bagian dari


siswa berbaris dan mencium penanaman moral dan nilai
tangan guru atau salim kepada religius pada anak yang
guru-guru yang berdiri di depan bertujuan untuk belajar lebih
kantor Sekolah Dasar Khadijah tenang dan nyaman
Surabaya. Kegiatan religius sehingga pikiran siswa lebih
tersebut dibiasakan kepada berfokus kepada materi
anak-anak sebagai simbol rasa pelajaran yang akan pelajari.
hormat dan ungkapkan terima Tujuan yang kedua adalah
kasih kepada guru-guru yang supaya apa yang di pelajari oleh
berjasa mendidik siswa. Mulai siswa akan lebih bermanfaat,
kelas satu, siswa-siswa bisa pahami dengan baik dan
dibiasakan untuk jabat tangan akan dapat diterapkan dalam
terhadap guru-guru dan kepala kehidupan sehari-hari. Tujuan
sekolah untuk menanamkan terakhir yaitu anak-anak
nilai religius terhadap karakter dibiasakan berdoa supaya di
siswa sehingga ketika mereka rumah, di sekolah atau
berangkat sekolah akan salim dimanapun mereka berada,
dan mencium tangan kepada tetap berdoa di setiap pelakuan
dua orang tuannya. Siswa-siswa mereka.
sekolah dibudayakan jabat c. Sholat Dhuha Berjama’ah
tangan supaya mereka dapat Habis berdoa di kelas, siswa-
melakukannya dimanapun ia siswa di instruksikan untuk
berada, di luar lingkungan wudhu dan segera ke Aula
sekolah maupun di rumah. untuk mengikuti kegiatan sholat
b. Berdoa Sebelum dan Setelah dhuha pada jam 6:40 sampai
Pembelajaran Secara Sentral jam 07:10. Sholat Dhuha ini
Penerapan pendidikan dilaksanakan di aula mulai dari
karakter religius dapat kelas tiga, empat, lima dan enam
dilakukan dengan berbagai kemudian pada kelas satu dan
metode dan strategi. Salah dua sholat dhuha di kelas
satunya adalah melalui kegiatan masing-masing yang akan
sehari-hari di sekolah seperti dibimbing oleh wali kelas
berdoa. Tepat pukul 6:30 masing-masing. Sholat dhuha di
(setengah tujuh) bell berbunyi Sekolah Dasar Khadijah
tanda kepada seluruh anak SD dilakukan pada setiap hari mulai
wajib memasuki kelas masing- dari hari senin sampai hari
masing dan duduk rapi di sabtu.
bangkunya. Pelaksanaan kegiatan sholat
Siswa-siswa dibiasakan dhuha di Sekolah Dasar
berdoa bersama-sama terlebih Khadijah Surabaya dilakukan
dahulu sambil meniru atau dengan empat kali rakaah. Pada
mengikuti doa yang terdengar di saat sholat, semua guru-guru
kelas dengan bimbingan wali sekolah ikut sholat
kelas kemudian melanjutkan mendampingi anak-anak tujuan
membaca surat-surat pendek. yang pertama supaya anak-anak

27
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume II, Nomor 1, Mei 2018

lebih disiplin dan rajin dalam karakter religius di Sekolah


melakukan ibadah. Yang kedua Dasar Khadijah Surabaya
adalah guru sebagai sang model menggunakan berbagai macam
atau teladan yang ditiru sama cara atau metode, diantaranya
anak-anak dan yang ketiga pembelajaran agama, dan
adalah supaya guru-guru bisa pembiasaan yang dilakukan di
membantu mengkondisikan sekolah. Kegiatan tartil ini
ratusan siswa yang ada di dalam dilaksanakan mulai dari kelas
aula. Ketika selsai sholat siswa- satu sampai kelas enam pukul
siswa membaca surat-surat tujuh lebih sepuluh menit (07:10)
pendek yang dipimpim oleh sampai delapan lebih sepuluh
ustadz dan ustadza atau guru menit (08:10) dengan jumlah
pendidikan agama islam. Dan total enam puluh menit atau satu
untuk hari kamisnya itu berdoa jam.
atau tahlilan bagi seluruh siswa- Kegiatan tartil atau mengkaji
siswa di Aula. Dengan Al-qur’an, membaca atau
mengikuti sholat dhuha di tilawatil Qur-an dilakukan pada
Sekolah Dasar Khadijah hari senin sampai hari sabtu.
Surabaya ini para siswa akan Siswa-siswa Sekolah Dasar
terbiasa melakukan sholat Khadijah Surabaya diajarkan
dhuha sendiri baik di rumah cara membaca yang benar dan
maupun di sekolah. Karena tepat dengan tajwid yang benar
siswa sudah mendapatkan juga fashohah atau kefasehan.
pengetahuan tentang tatacara Selain itu, lanjutnya, siswa juga
melakukan sholat dhuha sejak diajarkan dalam membaca Al-
awal dan siswa juga sudah qur’an sesuai dengan makhorijul
terbiasa melakukannya setiap hurufnya (tempat keluarnya
hari di sekolah. Kalau siswa huruf didalam kerongkongan),
sudah terbiasa melaksanakan sehingga harapannya mereka
sholat sunnah salah satunya bisa membaca Al-qur’an dengan
yaitu sholat dhuha maka dalam benar.
melaksanakan sholat wajibpun Kegiatan ini dibiasakan
akan terasa lebih ringan. Dengan kepada siswa-siswa mulai usia
terbiasa melakukan shalat anak yang rendah supaya
dhuha di sekolah maka siswa keislamiannya semakin
juga akan merasa ringan untuk meningkat dan kalau usia dini
melakukan sholat sunnah yang sangatlah mudah untuk
lain. Shalat dhuha di sekolah ini dibimbing dan belajar membaca
bisa dijadikan inspirasi bagi Al-qu’ran karena lidahnya
siswa yang bisa memberikan masih lentur, kalau sudah
atau membangkitkan semangat dewasa apalagi sudah lanjut usia
untuk melakukan suatu sangatlah sulit untuk belajar
perbuatan (shalat sunnah yang membaca Al-qur’an apalagi
lain). dengan belajar tajwid karena
d. Tartil Al-Qur’an lidahnya sudah agak kaku.
Pelaksanaan pendidikan Salah satu pembiasaan yang

28
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume II, Nomor 1, Mei 2018

diadakan sekolah seperti dari kelas satu sampai kelas


pengajaran baca Al-Qur’an enam. Ketika siswa-siswa kelas
dengan metode Tilawati dan satu dan kelas dua
melakukan mengaji dan melaksanakan sholat duhur,
mengkaji Al-Qur’an. Metode siswa-siswa mengeraskan suara
Tilawati dimana kegiatan ini pada semua bacaan dalam rukun
dilakukan setiap hari sampai sholat walaupun hukumannya
hari sabtu. Pelaksanaannya juga dibaca dalam hati.
terbilang cukup lama dan diberi Dalam sholat dhuha ataupun
kelas sesuai jilid masing-masing sholat duhur di kelas, mulai dari
anak. Kegiatan mengaji Al- kelas satu sampai kelas enam
Qur’an metode Tilawati ini anak-anak di sekolah jadi Imam
dilakukan guna untuk atau mimpin sholat dan
menerapkan pendidikan Muazzin atau azan dan iqomat.
karakter religius, dimana anak Hal penting yang dibiasakan
akan dibiasakan untuk selalu pada siswa-siswa Sekolah Dasar
berhubungan dengan Khadijah Surabaya sehingga
agamanya. membentuk anggota islam yang
e. Sholat Duhur Berjama’ah berakhlaqul qarimah, bertaqwa,
Pembentukan nilai karakter islami atau religius.
religius merupakan nilai f. Sholat Jumat Berjama’ah, Tahlil,
karakter pertama yang harus Dhiba dan Istighosah
diterapkan kepada siswa dalam Semua pembiasaan-
membangun moral bangsa. Hal pembiasaan ini bertujuan untuk
ini yang mulai ditumbuhkan di melatih anak-anak agar
kalangan siswa Sekolah Dasar mempunyai keistiqomahan,
Khadijah Surabaya melalui akhlaqul qarimah supaya dapat
kegiatan pembiasaan sholat terbiasa untuk membiasakan
duhur berjama’ah. beribadah setiap hari dalam
Hibis pembelajaran pagi, keadaan apapun, untuk siap
seluruh siswa diistirahatkan menjalankan ketentuan syari’at
selama 30 menit untuk agama Islam ketika mereka
menunaikan sholat duhur dan mampu menata diri sesuai
makan siang. tingkat kedewasaan mereka
Siswa-siswa Sekolah Dasar nanti.
Khadijah Surabaya diwajibkan Siswa-siswa laki-laki untuk
membawa kopya, sajadah dan minggu pertama sampai minggu
alat-alat sholat yang lainnya agar keempat pada mulai dari kelas
siswa siap dalam melaksanakan tiga sampai kelas enam
pembiasaan ibadah. Kegiatan mengikuti sholat jumat
pembiasaan yang ada di sekolah berjama’ah di masjid atau di
salah satunya adalah sholat lapangan. Untuk siswi-siswi
duhur berjama’ah di kelas siswa perempuan mulai dari kelas tiga
masing-masing. Sholat duhur ini sampai kelas enam beribadah di
dilaksanakan pukul sebelas lebih Mushollah melakukan tartil atau
empat puluh lima (11:45) mulai membaca Al-Qur’an bersama-

29
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume II, Nomor 1, Mei 2018

sama. Minggu kedua pada hari Berdasarkan semua


jumat siswi-siswi mulai dari pemaparan diatas dapat
kelas tiga sampai kelas enam disimpulkan bahwa
beribadah di Mushollah implementasi pendidikan
melakukan Yasinan bersama- karakter religius di Sekolah
sama dan untuk minggu ketiga Dasar Khadijah Surabaya
mulai dari kelas tiga sampai melalui metode pembisaan yang
kelas enam siswi-siswi meliputi kegiatan-kegiatan
beribadah di Mushollah religius seperti berjabat dan
melakukan Istighozah bersama- mencium tangan dan salim,
sama. Siswi-siswi mulai dari berdoa sentral sebelum dan
kelas tiga sampai kelas enam sesudah pembelajaran, sholat
beribadah di Mushollah dhuha bersama, tartil Al-Qur’an
melakukan Dhiba bersama-sama kemudian melaksanakan sholat
yang dipimpin sama guru-guru duhur berjama’ah dll.
perempuan pada minggu atau Kegiatan pembiasaan ini
hari jumat yang terakhir. bertujuan untuk membentuk
Implementasi pendidikan generasi muda yang berkualitas,
karakter religius di Sekolah berakhlaqul qarima, islami atau
Dasar Khadijah Surabaya berkarakter religius sesuai
bertujuan untuk menanamkan dengan visi, misi dan tujuan
aqueedah Ahlus Sunnah Wal Sekolah Dasar Khadijah
Jama’ah kepada seluruh siswa- Surabaya.
siswi. Kegiatan pembentukan Pembentukan karakter
karakter berkepribadian siswa- religius sangat penting dalam
siswa yang selanjutnya yaitu mewujudkan bangsa yang
senyum, sapa dan salam. berkarakter. Supaya dapat
Senyum, sapa dan salam menanamkan karakter religius
adalah kegiatan yang pada siswa, pendidikan sangat
senantiasa dilakukan di berperan karena pendidikan
sekolah ini, pada kegiatan ini adalah sumber dan dasar
anak-anak harus selalu pembinaan karakter (Yusuf,
mengucapkan salam ketika 2013: 05). Jadi pendidikan adalah
masuk ruangan kelas, ketika sumber pembangunan
bersalaman dan lainnya. komunitas yang berkarakter
Pendidikan karakter Islam religius guna untuk membentuk
selanjutnya yaitu siswa-siswi karakter religius pada diri setiap
makan dan minum sambil anak di sekolah supaya siswa
duduk. Makan minum sambil dapat melaksanakan sehari-
duduk ini bertujuan untuk harinya nilai-nilai religius yang
mengajarkan kesopanan anak dibiasakan dari sekolah
dan dapat beradab yang baik sehingga menjadi Sumber Daya
sehingga karakter religiusnya Manusia yang bertaqwa, islami,
meningkat dan nantinya siswa- ber akhlaqul qarimah dan sopan
siswa dapat beribadah kepada santun.
Allah SWT dengan baik. Pendidikan karakter di

30
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume II, Nomor 1, Mei 2018

sekolah dasar merupakan norma tertentu. Penanaman


pondasi awal bagi pembentukan nilai-nilai tersebut seperti nilai
suatu generasi bangsa yang religius pada akhirnya akan
berkualitas. “Pendidikan menentukan pembentukan
karakter adalah suatu sistem kepribadian dan moral anak
penanaman nilai-nilai karakter didik yang juga dipengaruhi
kepada warga sekolah yang oleh lingkungan sekitar mereka,
meliputi komponen baik lingkungan formal,
pengetahuan, kesadaran atau informal, maupun nonformal.
kemauan, dan tindakan untuk Pendidikan karakter religius
melaksanakan nilai-nilai merupakan suatu strategi
tersebut, baik terhadap Tuhan pembentukan perilaku anak,
Yang Maha Esa, diri sendiri, dimana pendidikan karakter
sesama, lingkungan, maupun religius adalah landasan awal
kebangsaan sehingga menjadi untuk menciptakan generasi
manusia insan kamil” (Amri, yang mempunyai moral ataupun
Jauhari dan Elisah, 2011: 52). akhlak mulia. Pendidikan
Dalam pendidikan karakter karakter religius pertama
di sekolah, semua komponen dilaksanakan di lingkungan
atau stakeholders harus terlibat rumah dan lingkungan sekolah,
termasuk komponen-komponen dimana orang tua dan pihak
pendidikan yaitu kurikulum, sekolah mempunyai peran
proses pembelajan, penilaian, penting dalam pembentukan
penerapan aktivitas, etos kerja karakter religius anak.
seluruh warga sekolah, Sekolah yang merupakan
pemberdayaan sarana prasarana lingkungan kedua setelah
dan lingkungan sekolah. Secara keluarga, sangat memegang
sederhana, PendidikanKarakter pengaruh penting dalam rangka
dapat didefinisikan sebagai membentuk karakter religius
segala usaha yang dapat pada siswa. Karena sekolah
dilakukan sekolah untuk merupakan tempat belajar-
mempengaruhi karakter siswa mengajar, mendidik, dan
dengan metode yang berbagai menanamkan kebiasaan-
macam. Salah satu metode yaitu kebiasaan pada siswa-siswinya.
metode pembiasaan yang mana Sekolah memiliki tanggung
membiasakan kegiatan-kegiatan jawab moral untuk mendidik
religius setiap hari seperti sholat, peserta didik menjadi pintar dan
doa dan membaca Al-Qur’an. memiliki karakter. Tugas
Penanaman nilai-nilai sekolah tidak hanya mengajar,
religius di Sekolah Dasar tetapi juga mendidik sehingga
Khadijah Surabaya peserta didik memiliki
diimplementasikan untuk kemampuan kognitif dan
membentuk, mengarahkan dan memiliki karakter yang baik.
membimbing perilaku peserta Pendidikan karakter
didik sesuai dengan nilai-nilai bertujuan untuk meningkatkan
yang bersumber pada norma- mutu penyelenggaraan dan hasil

31
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume II, Nomor 1, Mei 2018

pendidikan di sekolah yang religius bisa dimplementasikan


mengarah pada pencapaian melalui kegiatan beribadah dan
pembentukan karakter dan kegiatan melaksanakan ajaran
akhlak mulia peserta didik agama yang dianut oleh siswa.
secara utuh, terpadu dan Sekolah Dasar Khadijah
seimbang sesuai standar Surabaya yang berlandaskan
kompetensi lulusan agama Islam
Fathurrohman (dalam Zahroa, mengimlementasikan nilai
Sumardib, Marjono, 2017: 2). karakter religius yang
Melalui pendidikan karakter mencerminkan keberimanan
diharapkan siswa-siswa mampu terhadap Allah SWT yang
secara mandiri meningkatkan diwujudkan dalam perilaku
dan menggunakan melaksanakan ibadah dan ajaran
pengetahuannya, mengkaji dan agama Islam. Penguatan
menginternalisasi serta pendidikan karakter religius
mempersonalisasi nilai-nilai dilaksanakan melalui struktur
karakter dan akhlaq mulia kurikulum, ekstra kurikuler dan
sehingga terwujud dalam kegiatan pembiasaan melalui
perilaku sehari-hari. Melalui budaya sekolah secara rutin dan
program kegiatan ini pengkondisian dan keteladanan
diharapkan setiap lulusan (Kemendikbud, 2018: 08).
memiliki keimanan dan Penguatan pendidikan karakter
ketaqwaan kepada Tuhan Yang religius di Sekolah Dasar
Maha Esa, beraklaqul qarimah, Khadijah Surabaya dilakukan
berkarakter religius, kompetensi melalui kegiatan-kegiatan
akademik yang utuh dan religius secara rutinitas.
terpadu, sekaligus memiliki
kepribadian yang islami sesuai PENUTUP
dengan norma-norma dan Simpulan
budaya Negara Indonesia. Pelaksanaan pendidikan
Pendidikan karakter karakter religius di Sekolah Dasar
menurut Kementerian (SD) Khadijah Surabaya dilakukan
Pendidikan Dan Kebudayaan melalui pembiasaan. Nilai karakter
Republik Indonesia meliputi religius yang dikembangkan di SD
lima nilai utama salah satunya Khadijah Surabaya mencerminkan
adalah nilai religius yang keberimanan terhadap dengan
mencerminkan keberimanan Tuhan Yang Maha Esa yang
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. diwujudkan dalam perilaku
Indikator karakter religius melaksankan ajaran agama islam
adalah beribadah seperti melalui kegiatan: a) bersalam-
ketaatan melaksanakan ibadah salaman kepada bapak ibu guru
dan ajaran agama seperti setiap bertemu, b) mencium tangan
menerapkan ajaran agama guru atau salim, c.) berdoa sentral, d)
dalam kehidupan sehari-hari sholat dhuha bersama, e) tartil al-
(Kemendikbud, 2018: 03). qur’an, f) sholat duhur berjama’ah,
Dengan demikian karakter g) sholat jumat berjama’ah, h) tahlil,

32
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume II, Nomor 1, Mei 2018

dhiba dan i) istighosah. Penguatan Bagi guru, diharapkan dapat


pendidikan karakter religius memaksimalkan kegiatan religius
dilakukan melalui penguatan melalui kegiatan pembiasaan. Salah
pendidikan karakter religius satunya bisa dengan menambah
berbasis kelas dengan memasukan materi dan memberi ceramah atau
isi kurikulum keagamaan dalam nasihat yang mendidik bagi siswa-
mata pelajran dan penguatan siswi sebagai penambah wawasan.
pendidikan karakter religius b) Bagi Siswa, penanaman
berbasis budaya sekolah. karakter religius pada siswa-siswa
diharapkan adanya perubahan
SARAN karakter atau sikap anak bangsa
Suatu program yang baik tidak Indonesia melalui penerapan
akan terlaksana tanpa adanya kegiatan pembiasaan sehingga
kesadaran yang tinggi. Maka dari menghasilkan generesi penerus
situ marilah kita berubah untuk bangsa yang islami dan bertaqwa
meningkatkan kesadaran kita pada Tuhan Yang Maha Esa.
masing-masing terutama pada hal Adanya program pembiasaan
yang bersifat religius untuk diharapkan peserta didik dapat
mendekatkan diri kepada Allah memiliki akhlaq yang akhlaqul
SWT. Dengan tidak menyinggung qarima dan memiliki karakter yang
rasa hormat dan bukan bermaksud religius, dan selalu
menggurui, berdasarkan hasil melaksanakannya meski tidak di
penelitian ini, maka dengan segala lingkungan sekolah.
kerendahan hati penulis c) Bagi Sekolah, diharapkan
memberikan saran berkaitan dengan bahwa semua warga sekolah dapat
pimplementasi pendidikan karakter menjadi komunitas moral yang
religius di Sekolah Dasar Khadijah bertanggung jawab, disiplin dan
Surabaya sebagai berikut: religius. Sekolah juga diharapkan
a) Bagi Guru, guru diharapkan untuk lebih menambah fasilitas
dapat memperhatikan secara untuk tempat pelaksanaan ibadah
optimal pelaksanaan pendidikan yang dibutuhkan guru / ustadzah
karakter religius sehingga dan siswa-siswa sehingga kegiatan-
kemampuan mengajarnya lebih kegiatan sekolah tidak terganggu
dimaksimalkan untuk menghindari dengan lingkungan yang ada di
faktor-faktor negatif yang bisa sekitar sekolah kemudian siswa-
mempengaruhi karakter siswa. siswa, guru-guru dan ustazdz dapat
Sebagai pelaksana dalam melaksanakan ibadah dengan
pembentukan karakter religius pada khusyu dan tenang.
peserta didik telah menjalankan d) Bagi Peneliti Lain, diharapkan
tugasnya dengan baik, tetapi dalam peneliti selanjutnya dapat
upaya meningkatkan pembentukan menambah khazanah keilmuan
karakter religius pada peserta didik tentang makna kesadaran
perlu dilakukan pengawasan yang pentingnya menanamkan
lebih dibandingkan sebelumnya pendidikan karakter religius pada
sehingga peserta didik dapat siswa-siswa.
terkontrol dengan baik.

33
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume II, Nomor 1, Mei 2018

DAFTAR PUSTAKA Perguruan Tinggi dan Masyarakat.


Amri dkk. (2011). Implementasi Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Pendidikan Karakter dalam Machin, A. (2014). Implementasi
Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pendekatan Saintifik, Penanaman
Pustaka. Karakter Dan Konservasi Pada
Arikunto, S. (2010). Prosedur Pembelajaran Materi Pertumbuhan.
Penelitian Suatu Pendekatan Bandung: NNES.
Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Muchlas dan Hariyanto. (2012).
Asra Irawan Purwoto. (2014). Metode Konsep dan Model Pendidikan
Penelitian Survei. Bogor: IN Karakter. Bandung: Remaja
Media. Rosdakarya.
Aulia, L. R. (2016). Implementasi Nilai Mukhafidah. (2018). Gambaran
Religius Dalam Pendidikan Internalisasi Karakter Disiplin
Karakter Bagi Peserta Didik Di Melalui Scouting Methode Pada
Sekolah Dasar Juara Yogyakarta. Kelompok Penggalang Di SD
Yogyakarta: Kebijakan Taquma Surabaya. Surabaya:
Pendidikan. Universitas NU Surabaya.
Bungin, B. (2018). Metodologi Sanjana, W. (2013). Penelitian
Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Pendidikan Jenis, Metode dan
Ekonomi, dan Kebijakan Publik Prosedur. Jakarta: Prenada Media
Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Group.
Cimanggis: Prenada Media Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Group. Kuantitatif, Kuaalitatif dan R&D.
Ghony dan Almanshur. (2017). Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Metodologi Penelitian Kualitatif. Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif
Jogjakarta: Ar-Ruzzmedia. dan R&D). Bandung: Anggota
Hariwijaya. (2007). Metodologi dan Ingkatan Penerbit Indonesia.
Penulisan Skripsi Tesis dan Sulhan, N. (2011: 05). Pengembangan
Disertasi Untuk Ilmu Sosial dan Karakter dan Budaya Bangsa.
Humaniora. Yogyakarta: Surabaya: Jawa Post.
Academy Ilmu. Yusuf. (2013: 05). Membentuk
KEMENDIKBUD, R. (2018). Karakter Melalui Pendidikan
Kementerian Pendidikan Dan Berbasis Nili. Al-Ulum, 1-24.
Kebudayaan Republik Indonesia. Zahroa, Sumardib, Marjono. (2017:
Infograpis. 02). The Implementation Of The
Kurniawan. (2017). Pendidikan Character Education In History
Karakter Konsepsi dan Teaching. Historica, 11.
Implementasinya Secara Terpadu di
Lingkungan keluarga, Sekolah,

34

Anda mungkin juga menyukai