ABSTRAK
81
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 6, Nomor 2 : Agustus 2018
didik agar menjadi manusia yang beriman karena kualitas karakter bangsa
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha menentukan kemajuan suatu bangsa.
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, Karakter yang berkualitas perlu dibentuk
cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga dan dibina sejak usia dini. Usia dini
Negara yang demokratis serta merupakan masa kritis bagi pembentukan
bertanggung jawab. karakter seseorang. Menurut Freud
Berdasarkan fungsi dan tujuan kegagalan penanaman kepribadian yang
Pendidikan Nasional, jelas bahwa baik di usia dini ini akan membentuk
pendidikan disetiap jenjang harus pribadi yang bemasalah dimana
diselenggarakan secara sistematis guna dewasanya kelak. Kesuksesan orang tua
mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut membimbing anaknya dalam mengatasi
berkaitan dengan pembentukan karakter konflik kepribadian di usia dini sangat
peserta didik sehingga mampu bersaing, menentukan kesuksesan anak dalam
bertika, bermoral, sopan santun dan kehidupan sosial dimasa dewasanya
berinteraksi dengan masyarakat. Menurut (Erikson).3
salah satu penelitian dari Amerika (Ali Sekolah menyelenggarakan proses
Ibrahim Akbar) mengungkapkan bahwa belajar mengajar untuk membimbing,
kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 % mendidik, melatih dan mengembangkan
oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft kemempuan peserta didik untuk mencapai
skill. Bahkan orang-orang tersukses di tujuan antara lain ialah, menjadi manusia
dunia biasa berhasil dikarenakan lebih yang berbudi luhur. Dalam perkembangan
banyak didukung kemampuan soft skill pendidikan Indonesia, pendidikan karakter
dari pada hard skill. hilang dari kurikulum sekolah dan
Indonesia saat ini sedang digantikan oleh pelajaran lainya seperti
menghadapi dua tantangan besar, yaitu civics, PMP dan kemudian sekarang
dengan sentralisasi dan PPKn, sedangkan yang tetap ada dari dulu
desentralisasi/otonomi daerah yang saat ialah Pendidikan Agama, isinya antara
ini sudah dimulai dan era globalisasi total lain Pendidikan karakter.4
yang akan terjadi pada tahun 2020. Kedua Menurut T. Ramli pendidikan
tantagan tersebut merupakan ujian berat karakter memiliki esensi dan makna yang
yang harus dilalui dan dipersiapkan oleh sama dengan pendidikan moral dan
seluruh bangsa Indonesia. Kunci sukses pendidikan akhlak, tujuanya adalah
dalam menghadapi tantangan berat itu membentuk pribadi anak, supaya menjadi
terletak pada kualitas sumberdaya manusia yang baik, warga masyarakat,
manusia (SDM) yang handal dan dan warga negara yang baik. Adapun
berbudaya. Oleh karena itu, peningkatan kriteria manusia yang baik, warga
sumber daya manusia sejak dini masyarakat yang baik dan warga negara
merupakan hal penting yang harus yang baik bagi suatu masyarakat atau
dipikirkan secara sungguh-sungguh2. bangsa, secara umum adalah nilai-nilai
Karakter bangsa merupakan aspek
penting dari kualitas sumberdaya manusia 3
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter
(Jakarta : Bumi Aksara, 2011). h. 35.
4
Pupuh Fathurrohman, Aa Suryana dan
2
Zainal Aqib dan Sujak, Panduan dan Fenny, Pengembangan Pendidikan Karakter
Aplikasi Pendidikan Karakter (Bandung: Yrama (Bandung : PT Refika Aditama, 2014). h. 8.
Widya, 2012), h. 2.
82
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 6, Nomor 2 : Agustus 2018
sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi sesuai dengan fungsi pendidikan nasional
oleh karakter masyarakat dan bangsanya. yang tertuang dalam UU No 20 Tahun
Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan 2003. Mengingat pendidikan karakter
karakter dalam konteks pendidikan di sangat berperan penting dalam
Indonesia adalah pendidikan nilai, yakni membentuk bangsa yang tangguh,
pendidikan nilai-nilai luhur yang kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,
bersumber dari karakter bangsa Indonesia bertoleran, bergotong royong, berjiwa
sendiri, dalam rangka membina patriotik, berkembang dinamis,
kepribadian generasi muda.5 Jadi berorientasi ilmu pengetahuan dan
pendidikan karakter peserta didik teknologi yang semuanya yang dijiwai
merupakan suatu kualitas atau sifat baik oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang
menurut norma agama, pancasila, budaya, Maha Esa berdasarkan pancasila.
dan tujuan pendidikan nasional yang terus Di MTs Negeri 2 Kabupaten
menerus dan kekal yang dapat dijadikan Gorontalo penerapan pendidikan karakter
identitas individu sebagai hasil dari selalu disampaikan pada saat upacara, apel
pengalaman belajar peserta didik. dan setiap guru mengajar, bahkan
Dewasa ini pendidikan sangatlah pendidikan karakter juga dilakukan
penting disemua jenjang sekolah melalui pembiasaan dan pembinaan,
khususnya pendidikan karakter. relevansi antara materi dan pendidikan
Pendidikan karakter sangatlah berkaitan karakter termasuk dalam meningkatkan
erat dengan sikap dan perilaku siswa sikap belajar siswa pada pembelajaran
sehari-hari yang merupakan bagian dari Qur’an Hadits.
tanggung jawab sekolah. Pada dasarnya Berdasarkan observasi awal pada
sekolah merupakan suatu lembaga yang pembelajaran Qur’an Hadits di MTs
memberikan pengajaran kepada murid- Negeri 2 Kabupaten Gorontalo, ditemukan
muridnya. Lembaga pendidikan ini rendahnya sikap belajar siswa pada Mata
memberikan pengajaran secara formal Pelajaran Qur’an Hadits. Sikap dapat
berbeda halnya dengan keluarga dan dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau
masyarakat yang memberikan pendidikan tindakan yang diinginkan. Sikap belajar
secara informal.6 Itu sebabnya sistem yang positif berkaitan erat dengan minat
pendidikan harus menanamkan nilai dan motivasi. Oleh karena itu, peserta
karakter disetiap pemberian materi didik yang sikap belajarnya positif akan
pelajaran. Nilai karakter harus ditanamkan belajar lebih aktif dan dengan demikian
pada diri siswa tidak hanya di lingkungan akan memperoleh hasil yang lebih baik
sekolah tetapi juga di keluarga dan dibandingkan peserta didik yang sikap
masyarakat. belajarnya negatif.7 Oleh karena itu sikap
MTs Negeri 2 Kabupaten peserta didik terhadap mata pelajaran
Gorontalo salah satu madrasah tsanawiyah Qur’an Hadits, harus lebih positif setelah
yang berada di Kabupaten Gorontalo,juga mengikuti pelajaran. perubahan ini
menerapkan pendidikan karakter yang merupakan salah satu indikator
keberhasilan guru dalam melaksnakan
5
pembelajaran. Untuk itu guru harus
Ibid., h. 15.
6 7
Oemar Hamalik, Proses Belajar Djaali. Psikologi Pendidikan. (Jakarta:
Mengajar (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2010),h. 5. Bumi Aksara, 2013), h. 17
83
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 6, Nomor 2 : Agustus 2018
84
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 6, Nomor 2 : Agustus 2018
aklhlak atau budi pekerti yang itu, struktur akhlaq (karakter islami) harus
membedakan seseorang. Orang bersendikan pada nilai-nilai pengetahuan
berkarakter berarti orang yang memiliki ilahiah, bermuara dari nilai-nilai
watak, kepribadian, budi pekerti atau kemanusiaan dan berlandaskan pada ilmu
akhlak.10 Kepribadian merupakan cirri pengetahuan. Pembentukan karakter perlu
atau karakteristik atau sifat khas dari diri diawali dengan pengetahuan (teori).
seseorang yang bersumber dari proses Pengetahuan atau teori bias bersumber
alamiah sebagai hasil yang diterima dari dari pengetahuan agama, sosial, budaya.
lingkungan, misalnya keluarga pada masa Berdasarkan pengertian di atas
kecil, dan juga bawaan sejak lahir. dapat dipahami bahwa karakter identik
dengan akhlaq, sehingga karakter
Karakter menurut pusat Bahasa
merupakan niali-nilai perilaku manusia
Depdiknas adalah bawaan, hati, jiwa,
yang universal yang meliputi seluruh
kepribadian, karakter dan akhlaq mulia,
aktivitas manusia, baik dalam rangka
perilaku, personalitas, sifat, tabiat,
berhubungan dengan Tuhannya, dengan
tempramen, watak. Adapun berkarakter
dirinya, dengan sesame manusia, maupun
adalah berkepribadian, berperilaku,
dengan lingkungannya, yang terwujud
bersifat, bertabiat dan berwatak. Individu
dalam pikiran, sikap, perasaaan,
yang berkarakter baik atau unggul
perkataan, perbuatan, berdasarkan norma-
seseorang yang berusaha melakukan hal-
norma agama, hukum, tata krama, budaya
hal yang terbaik terhadap Tuhan Yang
dan adat istiadat.
Maha Esa, dirinya, sesama, Lingkungan,
Didalam al-Quran akan ditemukan
bangsa dan Negara serta dunia
banyak sekali pokok-pokok pembicaraan
internasional pada umumnya dengan
tentang akhlak atau karakter ini. Seperti
mengoptimalkan potensi (pengetahuan)
perintah untuk berbuat baik (ihsan), dan
dirinya dan disertai dengan kesadaran,
kebajikan (al-birr), menepati janji (al-
emosi dan memotivasinya (perasaannya).
wafa), sabar, jujur, takut kepada Allah
Menurut Kamus Besar Bahasa
SWT, bersedekah di jalan Allah, berbuat
Indonesia yang dimaksud karakter adalah
adil, pemaaf dalam banyak ayat didalam
sifat-sifat kejiwaan; akhlak atau budi
al-Quran. Kesemuanya itu merupakan
pekerti yang membedakan seseorang dari
prinsip-prinsip dan nilai karakter mulia
yang lain; tabiat; watak. Budi merupakan
yang harus dimiliki oleh setiap pribadi
alat batin yang merupakan panduan akal
muslim. Implementasi nilai karakter
dan perasaan untuk menimbang baik
dalam Islam, tersimpul dalam karakter
buruk; tabiat, akhlak, watak, perbuatan
pribadi Rasulullah SAW. Dalam pribadi
baik; daya upaya dan akal. Perilaku
Rasul, tersemai nilai-nilai akhlak yang
diartikan sebagai tanggapan dan reaksi
mulia dan agung. Dalam surah surat al-
individu yang berwujud dalam gerakan
Ahzab ayat 21 dijelaskan:
(sikap) tidak hanya badan tetapi juga
ucapan.
Istilah karakter dalam terminologi
islam lebih dikenal dengan akhlaq. Untuk
10
Pupuh Fathurrohman, Aa Suryana dan
Fenny, Pengembangan Pendidikan Karakter
(Bandung : PT Refika Aditama, 2014). h. 17-18.
85
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 6, Nomor 2 : Agustus 2018
86
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 6, Nomor 2 : Agustus 2018
87
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 6, Nomor 2 : Agustus 2018
88
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 6, Nomor 2 : Agustus 2018
89
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 6, Nomor 2 : Agustus 2018
90
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 6, Nomor 2 : Agustus 2018
91
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 6, Nomor 2 : Agustus 2018
92
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 6, Nomor 2 : Agustus 2018
fenomena sebagaimana adanya, maupun Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
pengkajian hubungan-hubungan antara berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
berbagai variabel dalam fenomena yang menjadi warga negara yang demokratis
diteliti.27 serta bertanggung jawab.28
Teknik pengumpulan data yaitu Guru di MTs Negeri 2 Kabupaten
observasi, wawancara dan dokumentasi. Gorontalo mempunyai pandangan yang
Teknik analisis data yang digunakan samatentang nilai/karakter. Nilai/karakter
dalam penelitian ini adalah teknik analisis dalam persepsinya adalah disamakan
data model interaktif (interactive model of dengan etika atau akhlak. Pendidikan
analysis) sebagaimana yang nilai/karakter adalah pendidikan akhlak
dikembangkan oleh Miles dan Huberman yang harus diterapkan dan dapat
yang meliputi prosedur reduksi data, diimplementasikan dalam kehidupan
display data atau penyajian data dan sehari-hari oleh siswa dan semua
verifikasi atau menarik kesimpulan. stakeholder madrasah baik, guru, kepala,
HASIL tenaga kependidikan dan masyarakat.
Pandangan yang sama tentang nilai dan
Penerapan nilai-nilai karakter
etika oleh semua guru MTs Negeri 2
merupakan pendidikan yang
Kabupaten Gorontalo tersebut
mengembangkan nilai-nilai karakter
berkonsekuensi pada cara
bangsa pada diri peserta didik sehingga
mengimplementasikan nilai tersebut ke
mereka memiliki nilai karakter sebagai
dalam pembelajaran yang dilakukannya.
karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai
Wakil kepala madrasah
tersebut dalam kehidupan dirinya sebagai
mengemukakan bahwa pendidikan
anggota masyarakat, dan warga Negara
nilai/karakter lebih diartikan sebagai
yang religius, nasionalis, produktif dan
sebagai upaya-upaya yang dirancang dan
kreatif.
dilaksanaakan secara sistematis untuk
Penerapan nilai-nilai karakter
menanamkan perilaku peserta didik yang
pada pelajaran Qur’an Hadits merupakan
berkaitan dengan Tuhan yang maha esa,
salah satu bentuk pihak madrasah dan
diri sendiri, lingkungan, sesama manusia,
guru Qur’an Hadits dalam
kebangsaan yang terwujud dalam pikiran,
mengembangkan nilai-nilai karakter pada
sikap, perasaaan, dan perbuatan
diri siswa. Seperti yang dikemukakan oleh
berdasarkan norma-norma agama, hukum
kepala madrasah MTs Negeri 2 Kabupaten
tata karma budaya serta adat istiadat.29
Gorontalo bahwa sesuai dengan fungsi
Sama halnya yang dikemukakan
pendidikan nasional mengembangkan
Guru Qur’an Hadits mengemukakan
kemampuan dan membentuk watak serta
sebagai pendidikan karakter sebagai
peradaban bangsa yang bermartabat dalam
sebuah usaha sadar dan terencana untuk
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
mewujudkan kualitas peserta didik
bertujuan untuk berkembangnya potensi
mempunyai tingkat kemanusian yang baik
peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan 28
Karsum Suleman, Kepala Madrasah,
Wawancara: Kamis, 14 Juli 2016
27 29
Ine Amirman Yousda dan Zainal Arifin, Sri Astuti Kumadji, Wakil Kepada
Penelitian dan Statisitik Pendidikan, (Jakarta: Bumi Madrasah Bidang Kurikulum, Wawancara: Kamis,
Aksara, 1993), h. 21. 14 Juli 2016
93
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 6, Nomor 2 : Agustus 2018
94
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 6, Nomor 2 : Agustus 2018
95
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 6, Nomor 2 : Agustus 2018
bersangkutan, tanpa perlu untuk media dan alat pembelajaran yang ada di
37
membedakannya. kelas seperti gambar atau tulisan yang ada
Cara guru merancang media dan di ruang kelas, buku pegangan guru, buku
alat pembelajaran Qur’an Hadits menurut pegangan siswa, buku lain yang terkait
pendapat Qur’an Hadits bahwa dengan materi yang ada di perpustakaan
memasukkan nilai-nilai karakter dalam serta sarana di lingkungan madrasah. 39
setiap proses kegiatan belajar-mengajar. Cara guru menyampaikan
Selain menggunakan buku pegangan nilai/karakter kepada siswanya pada
siswa atau guru, proses belajar-mengajar pembelajaran Qur’an Hadits tidak
di kelas maupun di luar kelas juga merubah desain pembelajaran itu sendiri,
dianggap sebagai media memasukkan baik pada sisi kompetensi dasar, indikator,
nilai-nilai karakter yang ada. Dalam tujuan, materi, media dan alat
pembelajaran lebih banyak menggunakan pembelajaran serta pada alokasi waktu
buku pegangan guru sebagai media yang digunakan dalam pembelajarannya.
pembelajarannya serta sarana yang ada di Pembelajaran Qur’an Hadits lebih
dalam kelas dan di lingkungan madrasah diarahkan kepada penguasaan materi yang
juga sebagai media untuk mendukung disampaikan dan implementasi materi
pelaksanaan pembelajaran termasuk juga yang disampaikan tersebut ke dalam
dalam mengintegrasikan pendidikan nilai. kehidupan siswa baik di madrasah, rumah
Pemanfaatan papan tulis, tulisan kata-kata ataupun di masyarakat. Beberapa
bijak yang dipampang di ruang kelas, nilai/karakter pokok yang diambil dan
sarana tempat ibadah dan olah raga juga dimasukkan pada RPP seperti religius,
dimanfaatkan untuk media dan alat jujur, mandiri, demokratis, komunikatif,
pembelajaran untuk mengintegrasikan tanggungjawab diintegrasikan pada materi
pendidikan nilai. 38 Qur’an Hadits yang disampaikan. 40
Guru Qur’an Hadits Materi Qur’an Hadits yang sarat
menambahkan dalam merancang media dengan nilai-nilai di atas hanya
dan alat pembelajaran selain membutuhkan penekanan tertentu untuk
menggunakan buku pegangan guru dan mengimplementasikan nilai/karakter pada
siswa, juga lebih banyak mengembangkan kehidupan sehari-hari. Bentuk penekanan
media dan alat pembelajaran dari pengintegrasian nilai yang sering
pemanfaatan teknologi informasi (TI) dilakukan oleh guru pada penyampaian
yang ada. Banyak gambar atau bahkan materi Qur’an Hadits adalah mengulang
vedio yang diunduh dari internet materi tertentu. Setelah guru memberikan
dirancang untuk media. Pemanfaatan tugas kepada siswa, maka selalu
sarana ibadah berupa mushola madrasah mengingatkan kepada para siswa tentang
juga menjadi salah satu alat penting untuk bentuk dan sikap kejujuran, kemandirian,
penanaman nilai keagamaan siswa. tanggungjawab dan komunikatif yang
Dengan demikian perancangan media dan dipratekkan oleh Rasulullah. Metode
alat pembelajaran lebih memanfaatkan
39
Hani T. Wolingo, Guru Qur’an Hadis,
37
Hani T. Wolingo, Guru Qur’an Hadis, Wawancara: Jumat, 15 Juli 2016
Wawancara: Jumat, 15 Juli 2016 40
38 Hani T. Wolingo, Guru Qur’an Hadis,
Hani T. Wolingo, Guru Qur’an Hadis,
Wawancara: Jumat, 15 Juli 2016
Wawancara: Jumat, 15 Juli 2016
96
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 6, Nomor 2 : Agustus 2018
97
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 6, Nomor 2 : Agustus 2018
dan membuat pernyataan untuk tidak berubah dengan kerja keras terhadap tugas
terlambat lagi.42 yang diberikan oleh guru.
Hasil observasi dan wawancara Sedangkan nilai karakter yang
memberikan informasi bahwa guru terakhir yang diteliti adalah tanggung
menerapkan kedisiplinan kepada siswa, jawab. Pengamatan yang peneliti lakukan
baik dalam bentuk kehadiran yang tepat adalah pada saat siswa melaksanakan
waktu dan kepatuhan siswa terhadap tugas piket secara teratur dan peran serta
aturan yang berlaku di SMP Negeri 1 aktif dalam sekolah. Hasil observasi
Bolangitan Barat. adalah pelaksanaan tugas piket siswa
Nilai karakter kelima yang melaksanakan sesuai jadwal yang
peneliti amati adalah kerja keras, yang dikeluarkan oleh sekolah. Semua siswa
peneliti amati secara langsung adalah di mendapat giliran. Sedangkan untuk peran
mana siswa mempunyai etos kerja dalam aktif siswa dalam kegiatan siswa
belajar. Hasil pengamatan yang peneliti terlaksana sesuai dengan rencana yang
lakukan selama 2 minggu adalah minggu disusun oleh tim kerja, dengan
pertama ada sebahagian siswa yang hanya mengaktifkan semua anggota pelaksana
duduk menunggu jawaban dari tugas yang kegiatan dengan memberi satu persatu
diberikan oleh guru, sedangkan ada pula tugas dengan tanggung jawab masing-
siswa yang semangat mencari jawaban masing tim.
dari tugas yang diberikan oleh guru. Guru Sesuai hasil wawancara dengan
terkadang menegur siswa yang kurang guru, peneliti memperoleh informasi
berusaha mencari jawaban dari tugas mata bahwa siswa punya tanggung jawab setiap
pelajaran Qur’an Hadits. Pengamatan pada pelaksanaan piket, dan tanggungjawab
tahap berikutnya yang peneliti lakukan tersebut telah terlaksana dengan baik.
melihat ada perubahan terhadap semangat Sedangkan untuk peran serta siswa pada
dalam mengerjakan tugas yang diberikan sebuah kegiatan sangat memperhatikan
oleh guru. Teguran-teguran yang kinerja dan tanggungjawab sesuai tugas
dilakukan oleh guru dalam kelas membuat masing-masing tim atau panitia. Dari hasil
mereka mulai merubah kemalasan yang observasi dan wawancara dapat peneliti
biasa mereka lakukan. simpulkan bahwa siswa bertaggungjawab
Hasil wawancara dengan guru terhadap tugas yang diberikan oleh
Qur’an Hadist menyatakan bahwa siswa sekolah.
dalam kelas memiliki semangat dalam Seorang informan selaku guru
belajar walaupun terkadang dalam kelas menuturkan bahwa, penerpan nilai
ada beberapa siswa yng kurang aktif, karakter secara nasional sudah menjadi
tetapi dengan memberikan teguran kebijakan dari kementrian dalam
terhadap kemalasan siswa tersebut dapat mengantisipasi generasi bangsa yang
merubah sesuai teguran yang diberikan semakin hari tidak lagi memliliki moral,
oleh guru. Dari hasil observasi dan contohnya banyak orang yang punya
wawancara, peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan dalam hal intelektual, hebat,
siswa mempunyai keinginan untuk pintar, cerdas akan tetapi tidak diimbangi
dengan nilai-nilai moral atau nilai-nilai
42
Karsum Suleman, Kepala Madrasah,
Wawancara: Kamis, 14 Juli 2016
98
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 6, Nomor 2 : Agustus 2018
karakter.43 Sehingga satu hal yang harus oleh sekolah pada siswa agar ketika turun
dilakukan bahwa nilai katakter bangsa kemasyarakat mereka sudah terbiasa.
harus di integrasikan dengan mata Hasil penelitian menunjukkan
pelajaran Qur’an Hadits. Kemudian bahwa penerapan nilai-nilai karakter pada
kalaupun nilai-nilai katakter bangsa tanpa setiap mata pelajaran sudah menjadi satu
diintegrasikan pada mata pelajaran Qur’an hal yang harus dilakukan untuk
Hadits Karena pelajaran Qur’an Hadits membentuk siswa yang bukan hanya
mempunyai nilai-nilai karakter yang perlu memliliki kecerdasan moral tetapi juga
diintegrasi ketika proses belajar megajar membentuk watak dari siswa sehingga
guna untuk memperbaiki sikap siswa berpengaruh terhadap sikap belajar siswa
dengan memakai berbagai metode dan serta karakter yang terbentuk.
pendekatan. Pelaksanaan penanaman nilai-nilai
Penanaman internalisasi nilai-nilai karakter dalam pembelajaran Qur’an
karakter harus dilakukan mulai dari Hadits selain kegiatan didalam kelas, juga
sekarang ditanamkan ke generasi-generasi dilakukan memalui pembiasaan dan
Bangsa Sehingga generasi emas yang kegiatan yang dilakukan di luar kelas.
dicita-citakan oleh bangsa Indonesia pada Adapun bentuk penerapan nilai-
tahun 2020, generasi emas itu bisa nilai karakter bangsa melalui pembiasaan
terwujud.44 diantaranya, sesuai apa yang diungkapkan
Integrasi nilai-nilai karakter oleh salah seorang siswa MTs Negeri 2
didalam kelas pada mata pelajaran Qur’an Kabupaten Gorontalo “bahwa ketika
Hadits yakni kecintaan terhadap bangsa, proses pembelajaran dikelas guru selalu
budaya, agama, lingkungan nilai ini harus menyuruh siswa untuk berdo’a pada saat
ditumbuhkan dalam diri siswa yang diawal pelajaran dan diakhir pelajaran dan
internalisasi lewat kegiatan-kegiatan ketika waktu sholat dzuhur tiba guru
disekolah, dalam kegiatan belajar selalu memberikan kesempatan kepada
mengajar misalnya siswa diharapkan siswa untuk melaksanakan sholat dzuhur.
menghargai sesama, menghargai teman. Peneliti juga melakukan
Ketika mereka turun kemasyarakat mereka wawancara dengan salah satu siswi
bisa menghargai orang lain, meghargai peneliti mendapat informasi bahwa selain
orang tua dan menyayangi orang yang yang diungkapkan sofia, bahwa guru
lebih mudah. selalu mengajarkan siswa untuk mematuhi
Proses penerapan disekolah tata tertib sekolah, dengan memberikan
dilakukan pada masyarakat sekolah yang sangsi kepada siswa yang tidak mematuhi
coba dibiasaakan misalnya ketika bertemu aturan sekolah. Guru selalu memberikan
dengan guru biasakan mengucap salam, pembinaan, motivasi, selalu mengajarkan
kemudian ketika bertemu dengan teman kami untuk selalu datang tepat waktu
saling menghargai, inilah yang dibiasakan kesekolah, menghargai sesama teman
yang berbeda agama. Guru selalu
memberikan contoh yang baik kepada
43
Cica R. Mustapa, Guru MTs Negeri 2 siswa-siswi yaitu guru selalu datang tepat
Kabupaten Goorntalo, Wawancara: Kamis, 14 Juli waktu dan selalu mengucapkan salam
2016 dengan ketika masuk didalam kelas.
44
Sri Astuti Kumadji, Wakil Kepada Siswa menambahkan bahwa guru
Madrasah Bidang Kurikulum, Wawancara: Kamis,
14 Juli 2016
selalu mengajarkan kami bersikap disiplin
99
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 6, Nomor 2 : Agustus 2018
100
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 6, Nomor 2 : Agustus 2018
101