PROPOSAL TESIS
Disusun Oleh:
SITI MUJAWAROH
NPM. 211220041
BAB I
PENDAHULUAN
2
yang harus dilakukan dalam sistem pendidikan kita yaitu untuk meningkatkan
pembangunan karakter bangsa. Selain itu, salah satu tujuan pendidikan adalah
itu sulit karena membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, mulai dari
dalam pengembangan karakter. Meski banyak lulusan SMA yang pintar dan
pandai menjawab soal ujian, mereka juga lemah mental, penakut, dan
pembunuhan.
3
pribadi yang berkarakter. seperti anak kecil yang bisa memilih jalannya
karena dikelilingi oleh gadis dan siswa lain. Seorang siswi menangkap korban
dan memukulinya hingga jatuh. Namun, orang lain meminta agar korban
mereka.
karakter yang cacat dapat dihasilkan dari kajian teoritis. Menurut Ratna
adalah upaya mendidik anak agar mampu mengambil keputusan yang bijak
terakhir. Salah satu tokoh yang sering disebut adalah Thomas Lisckona yang
2
Muchlas Samani, dan Hariyanto, “Konsep dan Model Pendidikan Karakter,” Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2011, 43.
5
Tidaklah cukup hanya mempelajari moral atau tata krama; Selain itu,
karakter moral seseorang. Di sisi lain, moral adalah prinsip yang diterima
tidak hanya pada orang yang tinggal di sana tetapi juga pada lingkungan
pendidikan yang mulai putus. Tidak akan berhasil selama tidak ada
yang penuh cinta atau sekolah cinta. Pendidikan karakter, di sisi lain,
lain mengajarkan budi pekerti luhur, etika estetika, dan nilai-nilai moral.
3
5Maswardi M. Amin, “Pendidikan Karakter Anak Bangsa Edisi 2,” Yogyakarta: Calpus,
2002. Hal 3
6
secara keseluruhan.4
Dalam hal ini, salah satu alasan mengapa pendidikan karakter sangat
penting dan mendesak bagi bangsa kita adalah karena bangsa kita sudah lama
karakter yang buruk juga disebabkan oleh beberapa hal lainnya. Yang
atau akademik siswa daripada aspek afektif dan psikomotor. Kedua, kondisi
4
Ryan Sugiarto, “Kebiasaan Kecil yang Menghancurkan Bangsa,” Yogyakarta: Pinus Book
Publisher, 2009. Hl. 11-13
5
D. Yahya Khan, “Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa,” Yogyakarta :
Multipresindo, 2013. Hal 2
7
yang positif dengan Tuhan, sesama, dan makhluk ciptaan Tuhan dapat
empat metode pendidikan karakter yang dikenal dan digunakan dalam proses
pendidikan:
bangsa adalah.
pendidikan karakter.
Nama lain dari jenis pendidikan ini adalah pendidikan karakter berbasis
menurut pemikiran Islam. Prinsip moral dan aspek iman, ibadah, dan
Islam. Dia adalah contoh dari Shiddiq Amanah Tabligh dan Fathonah.6
Karena terjadi kerusakan akhlak dan akidah pada saat itu, Allah SWT
mengutus Muhammad SAW kepada kaum kafir Quraisy sebagai nabi terakhir
yang sangat baik dan berfungsi sebagai contoh bagi semua manusia. Keadilan
6
Muhaimin Dkk, “Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah,” 2008. Hal 28
7
Lanny Octavia dkk, “Pendidikan Karakter berbasis Tradisi Pesantren,” 2011. Hal 42
9
ekonomi, kepemimpinan, krisis sosial dan budaya, krisis akhlak atau moral,
adalah contoh karakter. Seseorang yang berakhlak mulia adalah orang yang
diteladani.
dan keluarga inti hanyalah beberapa hal atau orang yang dapat membentuk
Sikap pribadi kurang lebih merupakan misteri bagi orang lain karena
Sudah menjadi tanggung jawab pihak sekolah maupun orang tua untuk
menanamkan nilai-nilai agama pada anak. Menurut ajaran Islam, agar seorang
anak yang belum lahir suatu hari menjadi orang yang religius, maka anak
agama mencakup lebih dari sekedar pengetahuan; Yang tak kalah pentingnya
dapat dijadikan sebagai tempat ujian. Negara agama diciptakan oleh yang
yang dimiliki setiap orang sehingga mereka dapat tumbuh dalam keluarga,
Islam.
8
Dkk, “Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di
Sekolah.” 2002, hal 53
11
Oleh karena itu, membangun karakter masyarakat harus dimulai dari unit
dengan karakter bawaan mereka. Dalam hal ini, menempatkan nilai-nilai yang
Oleh karena itu, orang yang tidak jujur, serakah, atau tidak jujur dianggap
kurang bermoral. Di sisi lain, perilaku moral adalah apa yang orang
Selain terus menerus membaca Al-Quran, Allah SWT juga menginginkan kita
terus berpikir dan bernalar. Akhlak Islam mampu membaca, memahami, dan
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang di atas, penulis sangat tertarik
OKI .
B. Identifikasi Masalah
C. Fokus Masalah
Tugumulyo OKI”.
D. Rumusan Masalah
3. Faktor apa saja yang menjadi keteladanan guru PAI dalam pembentukan
E. Tujuan Penelitian
3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi keteladanan guru PAI
OKI.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Pendidikan Karakter
pendidikan adalah interaksi antara siswa dan guru untuk mencapai tujuan
dan hamba Allah SWT yang saleh juga merupakan tujuan dari pendidikan
itu sendiri.11
10
Nana Syaodih, “, Filsafat Ilmu Pendidikan Suatu Pengantar,” Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010, Hal. 45-46.
11
M Arifin, “Filsafat Pendidikan Islam,” Jakarta: Bumi Aksara, 1996, Hal. 11.
15
oleh para perencana proses pembelajaran. Pengertian lain dari upaya sadar
adalah tahapan dalam suatu proses yang akan diselesaikan untuk mencapai
antropologis yang sudah ada sejak sejarah manusia itu sendiri. Dia berpikir
bahwa pendidikan adalah bagian dari proses dimana orang tumbuh dan
menjadi bagian dari masyarakat itu. Hal ini bisa terjadi ketika seseorang
memahaminya atau jika itu adalah peristiwa yang belum pernah dia lihat
12
Said Hamid Hasan, “Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa,” Jakarta:
Kemdiknas Balitbang, 2010, hal. 4.
16
pengetahuan tetapi juga, lebih luas lagi, berfungsi untuk menanamkan dan
menyebarluaskan nilai-nilai.
Menurut filsafat, pendidikan adalah bentuk kata benda dari kata kerja
pendidikan, berasal dari kata kerja Latin educare, yang berarti mengajar.
etimologis membedakan antara educare dan educere sebagai dua arti dari
manusia untuk enggan hidup susah dengan lari atau lepas dari kesulitan
Pada titik ini dalam proses keluar, setidaknya satu orang perlu menjadi
mengambil langkah yang salah dan melakukan hal yang benar. Dalam hal
dari proses pendidikan. Untuk keluar dari situasi sulit dan memilukan ini,
ini dipandang sebagai langkah menuju kehidupan yang lebih baik melalui
pendidikan berkelanjutan.13
13
Kusuma, “Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global.”, hal 53
18
karena itu, dapat ditegaskan bahwa tujuan utama pendidikan bukan hanya
memberdayakan mereka.
pikiran dan tindakannya. Karakter juga dapat dipahami sebagai apa yang
14
Khan, “Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri.”
19
hasil dari aktivitas yang panjang dan sangat mendalam yang akan
Pola, cara pandang, atau sikap yang mantap adalah pelaksanaan suatu
cara berpikir dan bertindak atas apa yang telah dipikirkan dan diputuskan.
kemampuan dan tekad individu diuji untuk mengetahui aspek mana yang
dibawa sejak lahir atau hasil bentukan yang diperoleh dari lingkungan,
seperti keluarga, dan bersifat unik bagi orang tersebut. Menurut Suyanto,
15
Kusuma, “Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global.”. Hal 10
20
atau tindakan telah begitu mendarah daging dalam diri manusia sehingga
bertindak jujur dan senang membantu orang lain, maka dengan sendirinya
mereka memiliki akhlak yang mulia. Kepribadian orang baru dan dua
yang dipelajari dari orang tua kita, dan pengaruh lingkungan kita yang
kita.
16
Kusuma.
21
positif daripada netral. Akibatnya, orang yang lurus secara moral memiliki
karakter. Oleh karena itu, daripada berfokus pada dimensi moral yang
tujuannya. Jika karakternya baik, maka tujuan baik yang dicapai juga akan
Karena bayi dapat mewarisi sifat dan sikap, keturunan, dan keluhuran
kecerdasan.
Orang baik dihargai lebih tinggi daripada orang pintar dalam skenario ini.
Kepribadian yang kuat dan orang pintar akan dihargai dan dihormati lebih
nilai unik yang tertanam dalam perilaku dan muncul di dalamnya. Karakter
hasil dari pikiran, hati, perasaan, dan niat mereka. Oleh karena itu,
17
Syaodih, “, Filsafat Ilmu Pendidikan Suatu Pengantar.”. Hal 20
23
dari berbagai sumber. dari isi nilai. Dalam bahasa sehari-hari, karakter
dibandingkan dengan ciptaan Allah SWT lainnya. Ini terjadi sebagai akibat
pembiasaan nilai-nilai baik yang diamalkan oleh orang tua dan orang
18
Syaodih.
19
Khan, “Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri,” 9.
24
hari.
c. Sekolah dalam situasi ini sering menerima dukungan di bawah standar dan
lain.
e. Dunia usaha menjadi wadah bagi para pelaku sektor riil untuk saling
f. Ruang lingkup media massa merupakan fungsi dan sistem yang berpengaruh
nilai-nilai kebaikan, dan jati diri bangsa dikembangkan. Berita dan program
tidak terlatih dalam berbuat baik, dia tidak akan selalu dapat bertindak
karakter positif yang sudah ada pada diri seseorang melibatkan berbagai
antara sekolah, orang tua, dan lingkungan sosial. sehingga perilaku manusia
krama, budaya, dan adat istiadat diwujudkan dalam akal budi, baik sebagai
dalam lingkungan yang kaya akan karakter, sehingga setiap anak dapat
dalam hal ini. karena merupakan tanggung jawab setiap orang untuk
karena ini merupakan tantangan yang sangat besar. Setiap orang yang terlibat
bidang pendidikan, aspek objektif merupakan hal yang mendasar dan sangat
Indonesia seutuhnya yang imajinatif, mau bekerja keras, percaya diri, dan
bangsa. Pendidikan karakter juga memiliki tujuan yang sejalan dengan tujuan
pendidikan nasional.
untuk mencapai tujuan tersebut. Jika pendidikan moral atau karakter hanya
diajarkan kepada guru dan siswa di sekolah, maka akan sangat sulit untuk
mencapai apa yang diinginkan oleh setiap orang. Proses pendidikan karakter
antara siswa dan guru di dalam kelas dan di sekolah, maka akan sangat sulit
untuk mencapai karakter yang diharapkan. Hal inilah yang tepat dilakukan jika
23
Dkk, 55.
28
B. Kerangka Berpikir
Manusia tidak dapat hidup terpisah dari manusia lainnya karena mereka
lain, seperti rasa hormat, kasih sayang, dan kepedulian terhadap berbagai
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa
bantuan orang lain. Di sisi lain, ada kalanya hati manusia menjadi terlalu
percaya diri dan lupa siapa dirinya dan untuk apa ia hidup. Dalam interaksi
sosial, orang perlu peduli satu sama lain. Selain itu, Nabi mengajak umatnya
Salah satu dari sekian banyak nilai baik yang harus diajarkan kepada
anak adalah peduli terhadap sesama. Lingkungan anak akan tumbuh dan hidup
Menurut Perspektif Syaikh Umar Bin Achmad Baradja dalam Kitab Al-
24
“Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa,” 20.
29
Moral terhadap Lingkungan. Ternyata ada realisasi yang baik dari anak
25
Ahmad Jaelani, “Pendidikan Karakter Anak Menurut Perspektif Syaikh Umar Bin
Achmad Baradja dalam Kitab Al-Akhlak Lil Baniin Jilid I (Studi di Pondok Pesantren Nurul
Muttaqin)”, Jurnal Pendidikan Universitas Garut, Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan, Vol.
05, No. 01, 2011, hlm. 56.
30
tersebut.26
26
Yuver Kusnoto, “Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan”,
dalam Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial, Vol. 4, No. 2, 2017, hlm. 247
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
lisan atau tulisan yang sepenuhnya diarahkan pada konteks dan orang secara
keseluruhan. 27
Penelitian lapangan ini dilakukan di RA Nurunnisa
Tugumulyo.
B. Metode Pendekatan
menyusun data dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan sumber lainnya
alam.
C. Sumber Data
tentang topik tersebut. Berikut adalah sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini:
memperoleh data dari sumber data primer dengan berbagai cara, seperti
a. Ketua Yayasan
b. Ketua Lembaga
c. Para Guru
d. Siswa
e. Orangtua.
dan laporan yang disusun dari catatan yang diterbitkan dan tidak
1. Observasi
31
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,. hlm. 225.
32
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D., hlm. 137.
33
Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2013), hlm,70.
34
2. Wawancara (Interview)
34
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009), hlm. 85.
35
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek., hlm. 198.
36
Sukarjo Nasution, “Metode Research (Penelitian Ilmiah),” 2009.
35
3. Dokumentasi
berupa kata-kata, gambar, atau karya kolosal yang dibuat oleh seorang
kelebihan yang dapat peneliti uraikan. Data yang valid adalah informasi yang
tidak berbeda antara apa yang peneliti klaim terjadi pada subjek penelitian
digunakan, termasuk:
1. Perpanjangan Pengamatan
37
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods),
(Bandung: Penerbit Alfabeta, 2020), cet 1, hlm 481.
36
banyak keterlibatan dalam penelitian, dan peneliti akan lebih siap untuk
semakin banyak.
2. Meningkatkan Ketekunan
Dengan lebih gigih, peneliti lebih mampu menentukan apakah data yang
ditemukan itu valid atau tidak, serta memberikan penjelasan rinci dan
3. Tringulasi
38
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods),
(Bandung: Penerbit Alfabeta, 2020), cet 1, hlm 524.
37
memahami data dan menyampaikan hasilnya kepada orang lain. Analisis data
data penelitian. Dalam hal ini, data diteliti oleh peneliti setelah dikumpulkan
dalam bentuk uraian dari sumber primer dan sekunder. Analisis deskriptif
1. Pengumpulan data
teknik data terkait dengan pengumpulan data lapangan, yang juga terkait
dengan jenis dan sumber data. Informasi yang peneliti kumpulkan yang
2. Reduksi Data
4. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
41
Ann Osborne O’Hagan & Rory V. O’Connor, “Towards an Understanding of Game
Software Development Processes: A Case Study”, Dublin City University, Ireland: Springer-
Verlag Berlin Heidelberg, 2011, dalam https://www.researchgate.net/figure/Grounded-Theory-
Data-Analysis-Steps_fig1_282943329